HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN MINAT AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN UNTUK MELANJUTKAN KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR TAHUN 2015

  

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN MINAT AKSEPTOR

KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN UNTUK MELANJUTKAN KONTRASEPSI

DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO

JAKARTA TIMUR TAHUN 2015

Bernyka Setiyowati

1

, Atikah Pustikasari 2 1 Program Studi S1 Keperawatan Universitas MH Thamrin 2 Program Studi DIII Keperawatan Universitas MH Thamrin Alamat Korespondensi: Jl.Raya Pondok Gede No.23-25 Kramat Jati Jakarta Timur 13550 Telp. 80877715 ext 101

  

ABSTRAK

  Kontrasepsi suntik 3 bulanan merupakan kontrasepsi yang paling popular dan banyak peminatnya karena aman, sederhana, efektif, dan privasi. Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh para akseptor. Dan pada beberapa wanita terus mengalami pertambahan berat badan selama mereka memakai metode tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pertambahan berat badan dengan minat akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan untuk melanjutkan kontrasepsi.Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi cross sectional dan menggunakan 74 responden sebagai sampel yang diambil dengan menggunakan teknik purpose sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kemudian koding dan dimasukkan ke dalam SPSS dengan uji Chi Square. Dari 74 responden 64,9% responden mengalami kenaikan berat badan akibat penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan. 55,4% respondne memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi suntik 3 bulan, 59,5% responden persepsi tidak masalah pada kenaikan berat badan, 63,5% responden sikap melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan, dan 55,4% responden minat melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan. Dari uji

  

Chi Square dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan pengetahuan (P-

value 0,03 OR 4,950), ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan persepsi (P-value 0,03

  OR 5,085), ada hubungan pertambahan berat badan dengan sikap (P-value 0,02 OR 5,382), da nada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan minat (P-value 0,03 OR 4,950). Berdasarkan penelitian diharapkan petugas kesehatan memberikan informasi yang jelas tentang kontrasepsi suntik 3 bulan berserta keuntungan dan kekurangannya.

  Kata Kunci : Kontrasepsi suntik 3 bulanan, Minat, Pertambahan Berat Badan.

  PENDAHULUAN

  Sejarah program keluarga berencana yang kita kenal sekarang merupakan buah perjuangan yang cukup lama dari para tokoh-tokoh pelopor dibidangnya baik di luar negeri maupun didalam negeri yang berawal dari sekelompok orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu.Sejalan dengan ditinggalnya cara-cara mengatur kehamilan secara tradisional dan mulai digunakannya alat-alat kontrasepsi yang memenuhi syarat medis, maka dimulailah usaha-usaha keluarga berencana dengan tujuan dan sasaran yang lebih luas (Sulistyawati, 2011).

  Program KB di Indonesia dimulai sekitar tahun 1957.Pada tahun tersebut didirikan perkumpulan keluarga Berencana (PKB).Pada saat itu program KB masuk ke Indonesia melalui jalur urusan kesehatan (bukan urusan kependudukan.Program KB dianggap belum penting.Kegiatan penyuluhan dan pelayanan masih terbatas dilakukan karena masih ada pelarangan tentang penyebaran metode dan alat kontrasepsi (Sulistyawati, 2011).

  Setelah memasuki orde baru, program KB mulai menjadi perhatian pemerintah.Saat itu PKBI sebagai organisasi yang mengelola dan konsen terhadap program KB mulai diakui sebagai badan hukum oleh departemen kehakiman.Pemerintahan orde baru yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi, mulai menyadari bahwa program KB sangat berkaitan dengan pembangunan ekonomi (Sulistyawati, 2011).

  Pada tahun 1970 resmilah program KB menjadi program pemerintah dengan ditandai pencanangan Hari Keluarga Nasional pada tanggal 29 juni 1970. Pada tanggal tersebut pemerintah mulai memperkuat dan memperluas program KB (Anggraini, 2011).

  Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan keluarga dalam memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, pembinaan ketahan keluarga, meningkatkan keperdulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, serta untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (Depkes RI,2009).

  Saat ini hampir 60% pasangan usia reproduktif di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi sebagai pilihan untuk mencegah kehamilan. Dan kontrasepsi hormon merupakan kelompok kontrasepsi yang pemakaiannya berada pada urutan ketiga di seluruh dunia (Glasier, A. 2006).

  Peserta KB baru secara nasional sampai dengan bulan Januari 2014 sebanyak 7.603.194 peserta. Apabila dilihat presentasinya adalah sebagai berikut : 706.102 peserta IUD 921.540 peserta MOW 124.982 peserta MOP 29.825 peserta kondom 351.476 peserta Implant 1.508.657 peserta suntikan 2.531.146 dan 2.135.568 peserta Pil (BKKBN, 2014).

  Dari berbagai macam alat kontrasepsi yang memiliki prosentase alat kontrasepsi paling tinggi adalah kontrasepsi suntik karena sifatnya praktis, cepat dalam mendapatkan pelayanan.Kontrasepsi suntik merupakan jenis kontrasepsi hormonal.Kontrasepsi suntik terdiri dari kontrasepsi suntik

  Pengumpulan Data

   Processing

  d.

  Pada tahap ini dilakukan klasifikasi data yang ada menurut jenisnya. Kemudian pemberian kode dengan angka pada data yang telah diklasifikasikan tersebut.

   Coding

  Setelah dilakukan editing data, dilakukan scoring terhadap setiap jawaban agar proses pengolahan data lebih mudah c.

   Scoring

  b.

  Memeriksa data yang telah kumpulkan pada lembar observasi, kemudian peneliti mengecek terhadap kelengkapan data yang telah diisi tersebut.

   Editing

  a.

  Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner.

  2. Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang menolak menjadi responden.

  1 bulanan (kombiniasi) dan kontrasepsi suntik 3 bulanan (depo provera). Depo provera merupakan salah satu kontrasepsi yang paling popular dan banyak peminatnya karena aman, sederhana, efektif, tidak banyak menimbulkan gangguan dan privasi (tidak satupun orang kecuali pengguna tahu mengenai suntikan ini) meskipun terjadi perubahan perdarahan dan efek samping lain. (Speroff, L. 2005).

  1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.

  Jumlah responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 74 responden diambil dengan menggunakan purposive sampling.

  Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.

  Penelitan ini adalah penelitian deskriptif korelasi bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel tanpa menganalisa variabel (Nazier, 1983 dalam Nursalam 2003).Menggunakan metode kuantitatif non eksperimen dengan pendekatan cross sectional pengukuran variabel dependen maupun independen dilaksanakan satu kali pada suatu saat (Arikunto, 2006).

  METODE

  Dengan latar belakang itulah peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara pertambahan berat badan dengan minat akseptor suntik 3 bulanan untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulanan di wilayah Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur.

  Dari 20 orang akseptor yang ditanya, 17 diantaranya mengeluh bahwa mengalami perubahan berat badan, yaitu peningkatan berat badan mencapai 3 kg sampai lebih dari 5 kg. Dan alasan mereka yang tetap menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan dikarenakan lebih praktis dan aman meskipun menimbulkan efek seperti kenaikan berat badan.

  Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Lysa Nuradiana dari 160 responden mengalami kenaikan berat badan >75% dari pertambahan berat badan maksimal <5 kg sebanyak 40 orang, 50-75% sebanyak 37 orang, 25- 49% sebanyak 51 orang, dan <25% sebanyak 32 orang setelah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanan. Dari 160 responden 88 orang sangat minat untuk melanjutkan suntik kontrasepsi 3 bulanan karena praktis,37 orang minat untuk melanjutkan suntik 3 bulanan dan 21 orang menghentikan untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulanan karena kenaikan berat badan yang berlebih. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Maret 2015, peneliti mewawancarai 5 akseptor pengguna kontrasepsi suntik 3 bulanan yang mengalami pertambahan berat badan dari 5 akseptor tersebut 2 diantaranya menghentikan pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulanan dan memilih kontrasepsi lain dengan alasan mengalami pertambahan berat badan dan data sekunder yang diperoleh di Puskesmas Pasar Rebo Jakarta Timur jumlah peserta kontrasepsi suntik pada bulan Januari-Februari 2015 adalah 106 orang dan 73 orang diantaranya memakai kontrasepsi suntik 3 bulanan.

  Dalam suatu penelitian internasional besar, alasan medis yang paling lazim untuk penghentian Depo Provera pada dua tahun pertama penggunaan adalah karena adanya peningkatan berat badan yaitu sebesar 2,1 % dari seluruh alasan penghentian (Glassier, A. 2006). Sementara itu angka ketidaklangsungan kontrasepsi suntik di Indonesia tercatat 29,1%, dan 15% dari jumlah tersebut dikarenakan adanya pertambahan berat badan (Tulader, J.2006). Hasil penelitian Setyami, N (2006) sebanyak 36 orang (96,44%) akseptor kontrasepsi suntik 3 bulanan mengalami beberapa jenis efek samping dan 29 orang (80,56%) diantaranya mangalami pertambahan berat badan.

  Terjadinya kenaikan berat badan kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron dalam kontrasepsi suntik mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik (Depkes RI. 2009).

  Sebagian besar pengguna Depo Provera akan mengalami peningkatan berat badan sebesar 5% dalam 6 bulan pertama (Barclay,2009). Penelitian Berenson dan Rahman pada tahun 2009 menyimpulkan bahwa selama 36 bulan, pengguna Depo Provera mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5.1 kg, lemak tubuh 4.1 kg, dan persentase lemak tubuh 3.4 %.

  Proses memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau database computer dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program For Social Science) persi 20.0 dalam komputer. Setelah melakukan pengkodean, peneliti memasukan data ke dalam statistik

  e.

  Badan p- value

  5

  1

  5

  3

  3 45, 5 80, 5 0,03 4,950

  (1,763- 13,900 )

  Dari tabel 2 di ketahuai bahwa 4/5 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengalami kenaikan berat badan. Hasil dari uji statistik menggunakan Chi

  Square menunjukan ( p-Value 0,03, OR 4,950 ) yang

  berarti ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan tingkat pengetahuan dan responden yang pengetahuan baik memiliki 5 kali resiko untuk kenaikan berat badan.

  Tabel 3 Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Persepsi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Persepsi Pertambahan Berat

  OR (95% CI) Tidak

  8

  Naik Naik N % N % Masalah

  Tidak Masalah

  17

  9 56,7 20,5

  13

  35 43,3 79,5 0,03 5,085

  (1,818- 14,255)

  Dari tabel 3 diperoleh hasil bahwa hampir 4/5 responden persepsi tidak masalah terhadap kenaikan berat badan. Hasil dari uji statistik menggunakan Chi

  Square menunjukan (p-Value 0,03, OR 5,085) yang

  berarti ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan persepsi dan responden yang persepsi tidak masalah memiliki resiko 5 kali untuk kenaikan berat badan.

  5 54, 5 19,

  1

   Cleaning

  33

  Cleaning data dilakukan oleh peneliti dengan melihat kembali, apakah ada data yang missing atau ada data yang belum dimasukan kedalam program SPSS saat pengolahan data.

  Analisa Data

  Setelah dilakukan tabulasi data, kemudian data diolah dengan menggunakan perangkat computer SPSS versi 20,0, dengan metode uji statistik yaitu : 1.

  Analisa Univariat Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisa tiap variabel dari hasil penelitian.

  Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakter dari variabel independen dan dependen. Untuk jenis data yang disajikan menggunakan distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk proporsipresentase.

  2. Analisa Bivariat analisis bivariat dalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel. Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisa dengan menggunakan uji statistic chi-square dengan derajat kepercayaan 95% dengan α (0,05).

  HASIL 1. Analisa Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Dependen Dan Variabel Independen di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Variabel N % Varibel Dependen : Pertambahan Berat Badan Naik Tidak Naik Variabel Independen : Pengetahuan : Baik Tidak Baik Persepsi : Masalah Tidak Masalah Sikap : Sikap Melanjutkan Sikap Tidak Melanjutkan Minat Minat Melanjutkan Minat Tidak Melanjutkan

  48

  26

  41

  30

  Baik

  44

  47

  27

  41

  33 64,9 35,1 55,4 44,6 40,4 59,5 63,5 36,5 55,4 44,6

  Berdasarkan table1 diatas memperoleh hasil bahwa lebih dari 3/5 responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengalami pertambahan berat badan, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik, hampir 3/5 responden mengatakatan persepsi tidak masalah pada kenaikan berat badan, lebih dari 3/5 responden bersikap melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan dan sebagian besar responden minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan.

  2. Analisa Bivariat Tabel 2 Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Tingkat Pengetahuan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Pengetahua n

  Pertambahan Berat Badan p- value

  OR (95% CI) Tidak

  Naik Naik N % N % Kurang

  Sedangkan tabel 4 diperoleh bahwa hampir 4/5 responden sikap melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan. Hasil dari uji statistik menggunakan Chi Square menunjukan (p-Value 0,02, OR 5,382) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan sikap dan responden yang sikap melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki resiko 5 kali untuk kenaikan berat badan.

  Tabel 4 Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Sikap di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Sikap Pertambahan Berat

  15 80, 5 45, 5 0,03 4,950

  Persepsi responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagian besar persepsi tidak masalah dengan kenaikan berat badan dengan presentase 59,5%. Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objek dengan bantuan indra dengan penambahan arti- arti yang berasal dari pengalaman dimasa lalunya. Sebagian besar responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo telah mencoba berbagai kontrasepsi dan beralih pada kontrasepsi suntik 3 bulan karena keuntungan yang didapat berbeda dengan kontrasepsi-kontrasepsi lainnya.

  3. Gambaran Persepsi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

  Hal tersebut sama dengan teori yang diungkap oleh Dewi (2010) bahwa pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.

  Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muntakimah (2010) bahwa pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik 3 bulan diwilayah desa lembupurwo kebumen dikategorika baik dengan presentase 55,55%. Dari hasil penelitian keduanya didapat hasil yang sama bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik.

  Tingkat pengetahuan responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagian responden memiliki pengetahuan baik tentang pertambahan berat badan yang dialami oleh kontrasepsi suntik 3 bulan sebesar 55,4%. Fakto-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain adalah pendidikan.

  2. Gambaran Tingkat Pengetahuan di Wilayah Kecamatan Puskesmas Pasar Rebo

  Perubahan BB kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga Depo Medroksin Progesteron Asetat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama.(Hanafi, 2013).

  Hasil penelitian yang dilakukan Agustina (2008) menunjukkan adanya pengaruh yang penggunaan kontasepsi DMPA terhadap perubahan berat badan.Dari 54% responden yang diamati 31 mengalami perubahan berat badan dan 19 tidak mengalamai berat badan.Hasil penelitian tersebut semakin memperkuat dugaan adanya keterkaitan penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap perubahan berat badan.Hasil peenelitian yang dilakukan oleh penulis lebih tinggi dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina.

  Dari hasil penelitian pada tanggal 10 Agustus 2015, pada umumnya akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo dari seluruh responden sebagian besar mengalami pertambahan berat badan dengan presentase 64,9%.

  PEMBAHASAN 1. Gambaran Pertambahan Berat Badan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

  bermakna antara pertambahan berat badan d0engan minat dan responden yang minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki resiko 5 kali untuk kenaikan berat badan.

  Value 0,03, OR 4,950) yang berarti ada hubungan yang

  Dari tabel 5.5 didapat hasil bahwa 4/5 responden minat melanjutkan kontrasepsi suntik 3 buan. Hasil dari uji statistik menggunakan Chi Square menunjukan (p-

  (1,763- 13,900)

  33

  Badan p- value

  11 43,3 79,5 0,02 5,382

  OR (95% CI) Tidak

  Naik Naik N % N % Melanjutkan

  Tidak Melanjutkan

  10

  16 21,3 59,3

  37

  (1,906- 15,195) Tabel 5 Hubungan Pertambahan Berat Badan Dengan Tingkat Minat di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

  5

  Minat Pertambahan Berat Badan p- value

  OR (95% CI) Tidak

  Naik Naik N % N % Melanjutkan

  Tidak Melanjutkan

  8

  18 19, 5 54,

  Hal diatas sama dengan teori Chaplin 2006 bahwa persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, kesadaran dari proses-proses organis, (titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang, kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu.

  4. Gambaran Sikap di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

  Untuk akseptor atau responden yang telah berusia lebih dari 35 tahun dan sudah tidak nyaman dengan kenaikan berat badan sebaiknya petugas kesehatan menyarankan untuk menggunakan kontrasepsi non hormonal agar akseptor atau responden tidak mengalami gangguan metabolisme tubuh yang mengakibatkan berat badan terus meningkat. Petugas kesehatan berkerja sama untuk menjaring akseptor atau responden yang berusia 35 tahun dan memberikan penyuluhan.

  Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

  Chaplin, J.P, 2001. Kamus Lengkap Psikologi. Kartini Kartono Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

  Berencana Bulan Januari 2014 . Jakarta; BKKBN

  Anggraini Yetti dan Martini. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana . Yogyakarta: Rohima Press. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta. BKKBN, 2014. Profil Hasil Pendataan Keluarga

  Pemakaian Kontrasepsi DMPA Dengan Pertambahan Berat Badan. Jurnal Keperawatan, 2-12. Diambil pada tanggal 20 mei 2015 pada jam 19:30.

  Agustina, Rohani (2008). Pengaruh Hubungan

  Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber data dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya, sertafaktor lainnya seperti hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulanan dengan kenaikan berat badan, variabel yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, tempat yang berbeda dan menggunakan analitik yang berbeda agar lebih berkembang dan dapat memberi tindak lanjut terhadap hasil penelitiaan.

  Institusi pendidikan keperawatan sebaiknya dapat berkerja sama dengan puskesmas untuk memberikan tugas kepada mahasiswa keperawatan untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang alat kontrasepsi berserta kelebihan dan kekurangannya kepada para ibu- ibu akseptor di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

  Petugas kesehatan di wilayah puskesmas kesehatan sebaiknya memberikan penyuluhan kepada akseptor atau calon akseptor tentang alat kontrasepsi serta menjelaskan kelebihan dan kekurangannya sehingga akseptor atau calon akseptor tahu macam-macam alat kontrasepsi serta kelebihan dan kekurangannya. Petugas puskesmas juga bisa berkerjasama dengan kader-kader atau mahasiswa untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang alat-alat kontrasepsi serta kelebihan dan kekurangannya.

  2. Saran

  Sikap responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagian besar menunjukan sikap melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan presentase 63,5%. Sikap melanjutkan kontrasepsi responden di pengaruhi oleh pengetahuan yang baik responden dan pengalaman pribadi responden. Hal tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007) yang menyebutkan bahwa sikap tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan saja tetapi juga dipengaruhi oleh pengalaman pribadi sehingga membentuk kepercayaan yang besar untuk melakukan penyuntikan kembali.

  Value 0,03dan OR 4,950.

  Sedangkan frekuensi minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan di wilayah puskesmas kecamatan psar rebo adalah sebesar 55,45 responden memiliki minat melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan.Dan ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan dengan minat akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan hasil uji statistik p-

  Hasil variabel lain yaitu tingkat pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntik 3 bulan didapat hasil bahwa tingkat pengetahuan responden rata-rata baik dengan presentase 55,4%, persepsi responden tentang pertambahan berat mendapat hasil 59,5% untuk presentase persepsi tidak masalah pada pertambahan berat badan dan sikap melanjutkan mendapat hasil 63,5%.

  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi frekuensi pertambahan berat badan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo adalah sebesar 64,9% responden mengalami kenaikan berat badan.

  KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

  Minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan tersebut juga dikarenakan keinginan berkontrasepsi suntik 3 bulan tersebut berasal dari diri sendiri dimana merek mengetahui tentang kontrasepsi suntik 3 bulan tersebut melalui media cetak dan petugas kesehatan, jadi mereka memiliki kesadaran dan inisiatif untuk melanjutkan kontrasepsinya. Karena dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan dengan pikiran dan perasaan (Purwanto, 1998).

  Minat responden di wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagaian besar memiliki minat untuk melanjutkan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan presentase 55,4%. Minat untuk melanjutkan tersebut di pengaruhi oleh keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan yang efektif dan praktis.Selain itu juga tujuan berkontrasepsi untuk menunda kehamilan.

  5. Gambaran Minat di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

  Sedangkan menurut Alport (1954)dalam Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa sikap adalah kesiapan fisik dan mental seseorang yang terorganisir tentang suatu keahlian dan kesedian mengusahakan untuk melakukan sesuatu.

DAFTAR PUSTAKA

  Glasier A,& Gebbie A. (2006). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi . Jakarta: EGC. Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan

  Notoatmodjo,S. 2005. Metodologi penelitian

  Jakarta: EGC Sulistyawati, Ari (2011). Pelayanan Keluarga

  Speroff L., Darney P. 2005. Pedomen Klinis Kontrasepsi.

  3 Bulan Untuk Melanjutkan Kontrasepsi Suntik 3 Bulanan di Gampeng Rejo”

  Badan Dengan Minat Akseptor Kontrasepsi Suntik

  Jakarta : Rineka Cipta Nurardiana, L. 2008. “Hubungan Pertambahan Berat

  kesehatan .Jakarta : PT Rineka Cipta ____________, 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan.

  dan Pendidikan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar

  Kontrasepsi

  Diambil pada tanggal 18 agustus 2015 pada jam 20:30. Ngalin Purwanto. (1998). Instrumen Penelitian Sosial

  Tentang Kontrasepsi DMPA di Lembupurwo Kebumen. Jurnal Keperawatan.

  . Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Muntakinah (2010).Hubungan Pengetahuan Responden

  Kontrasepsi

  _____________, (2013).Keluarga Berencana dan

  , PUSTAKA SINAR HARAPAN, Jakarta

  Berencana . Jakarta: Salemba Medika