matematika (4) MATEMATIKA (2) MATEMATIKA (2) MATEMATIKA (2) MATEMATIKA (2)

Makalah
Klasifikasi Industri

Disusun oleh

:

1.Anugerah Vierinaldo
2.Astrid Maudina Banurea
3.Falah Athalah Masyur
4.Nilla Oktaviranti
5.Rifa Salsabila

( 03 )
( 06 )
(
( 21 )
( 30 )

Kelompok 7 kelas 10 jurusan
ips1

Sma N 13 JAKARTA UTARA
2015-2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan pada tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat,karunia dan
waktunya sehingga atas seizin-Nya dapat terciptalah makalah ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar bisa menjadi apresiasi agar para
pembaca berminat serta bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun bermasyarakat.
Dan akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat menambah wawasan
dunia tentang ilmu ini. Segala kritik dan saran yang membangun untuk menyelesaikan
makalah ini Kami terima dengan senang hati dan lapang dada.

Oktober 2015
Penulis

i

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Industri ........................................................................................... 2
B. Klasifikasi Industri .......................................................................................... 3
C. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Industri ....................................... 8

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri
merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung
maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih
bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua
kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena
merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda
untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan
perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan
makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.
B.
1.
2.
3.
C.

1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apa saja faktor yang mempengaruhi industri?
Bagaimana klasifikasi industri di Indonesia?
Apa dampak positif dan negatif dari pembangunan industri?
Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi industri.
Untuk mengetahui klasifikasi industri di Indonesia.
Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari pembangunan industri.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan

keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri.
Hasil industri tidak hanya beaipa barang tetapi juga dalam bentuk jasa. Kegiatan industri di
Indonesia dlatur dalam Undang-Undang No.5 Tahun 1984. Undang-Undang tersebut
mengatur bahwa cabang-cabang industri penting strategis bagi negara yang merupakan
kebutuhan hajat hidup orng banyak dikuasai oleh negara dan mencegah adanya monopoli.
Industri tidak dapat berdiri sendiri, tetapi membutuhkan sarana penunjang. Berikut
ini penunjang industri:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Tenaga kerja yang terampil
Suasana yang mendukung bagi berkembangnya industri
Jaringan transportasi dan komunikasi yang mantap
Terjaminnya persediaan bahan mentah atau bahan baku
Tenaga energi atau bahan bakar
Manajemen atau perangkat pengelolaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi industri ada 5, yaitu:

a.

bahan mentah, tidak ada barang yang dapat dibuat jika tidak ada bahan mentahnya, misalnya

untuk industri pensil dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis khusus tentunya.
b. sumber tenaga (power resource), ini menyangkut tenaga air (hydro power) atau pelistrikan
c.

untuk menggerakkan mesin pabrik.
suplai tenaga kerja, hal ini menyangkut dua segi yakni kuantitatif (jumlah tenaga kerja) dan

d.

kualitatif (keterampilan yang dilmiliki tenaga kerja).
Suplai air, industri sudah jelas sangat memerlukan air baik dari segi kuantitas maupun

kualitas.
e. pemasaran, dalam dunia industri pemasaran adalah sangat penting. Karena dalam indutri

f.

memeproduksi barang untuk di jual.
fasilitas transportasi, transpotasi dalam industri sangat penting baik untuk mendatangkan
bahan baku maupun menyebarkan produk.
2

B. Klasifikasi Industri
Banyak aspek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menggolongkan,
mengelompokkan dan/atau mengklasifikasikan industri. Adapun penggolongan industri di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Terdapatnya Bahan Baku Industri
a. Industri Ekstraktif

Industri ekstraktif merupakan industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam seperti pertanian, perikanan, kehutanan, dan pertambangan. Lokasi industri ektraktif ini
biasanya berada di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya, industri besi harus ditempatkan
di wilayah terdapatnya bijih besi.
Industri ekstraktif dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu:
a)


Industri manufaktur merupakan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang lain
yang dapat digunakan sehari-hari atau menjadi bahan barang lain yang akan digunakan oleh

industri lain lagi.
b) Industri reproduktif merupakan industri yang mengambil bahan baku dari hasil alam, tetapi
selalu mengganti kembali setelah mengambilnya. Contohnya adalah industri pertanian,
perkebunan, dan kehutanan.
b. Industri Nonekstarktif
Industri nonekstraktif merupakan industri yang mengambil bahan baku dari tempat
lain atau yang disediakan oleh industri lain. Misalnya, industri sepatu di Bandung bahan
bakunya diambil dari Surabaya atau tempat lain.
c.

Industri Fasilitatif
Industri fasilitatif atau disebut juga industri jasa merupakan aktivitas eknomi yang
menjual jasa untuk keperluan orang lain. Yang termasuk dalam kelompok industri fasilitatif
ini adalah industri perdagangan, industri perbankan, industri transportasi, dan komunikasi.

2. Klasifikasi Industri Berdasarkan Hasil Produksi

a. Industri Berat
Industri berat merupakan industri yang menghasilkan mesin-mesin dan alat-alat produksi.
Misalnya, industri mesin percetakan dan industri alat transportasi.
3
b. Industri Ringan
Industri ringan merupakan industri yang menghasilkan barang jadi yang bisa langsung
dipakai masyarakat. Misalnya, industri bahan makanan dan minuman, industri tekstil, industri
obat-obatan, serta industri barang-barang kerajinan.
3. Klasifikasi Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut:

a.

Industri rumah tangga yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat
orang. Ciri-ciri industri rumah tangga adalah memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga
kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala

rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.
b. Industri kecil yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang. Ciriciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari

c.

lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
Industri sedang yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 orang sampai 99
orang. Ciri-ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja
memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial

d.

tertentu.
Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 1000 orang. Ciri-ciri
industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk
pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, serta pimpinan

perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan.
4. Klasifikasi Industri Berdasarkan Pengelolaan
a. Industri rakyat adalah industri yang diusahakan oleh rakyat. Sebagian industri ini termasuk
b.

industri kecil dan ringan. Misalnya industri tahu, industri tempe dan kerajinan kulit.

Industri negara adalah industri yang diusahakan oleh negara dan biasanya industri ini

bentuk usahanya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Misalnya Pertamina.
5. Klasifikasi Industri Berdasarkan Modal
a. Industri PMDN merupakan industri yang seluruh asal modalnya dari penanaman modal
dalam negeri, oleh para pengusaha swasta nasional atau pemerintah.
b. Industri PMA merupakan industri yang asal modalnya dari penanaman asing.
c.

4
Industri patungan merupakan industri yang asal modalnya dari kerja sama antara swasta
nasional dan industri asing dengan presentase jumlah modal yang ditentukan sesuai dengan

peraturan penanaman modal di Indonesia.
6. Klasifikasi Industri Berdasarkan Produktivitas Perorangan
a. Industri primer merupakan industri yang menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan
lebih lanjut. Misalnya anyaman dari bambu, perkakas rumah tangga dari tanah dan kerajinan
b.

kulit.
Industri sekunder merupakan industri yang menghasilkan barang-barang yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sehingga bentuk bahannya tidak terlihat. Misalnya

c.

industri pipa dari besi, industri barang-barang elektronika, industri sepatu.
Industri terseier merupakan industri yang beregerak di bidang usaha pariwisata, jalur

perdagangan, lalu lintas.
7. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tahapan Produksi

a. Industri hulu merupakan industri yang tahapan produksinya mengolah bahan mentah atau
bahan baku menjadi barang setengah jadi, misalnya industri kayu olahan.
b. Industri hilir merupakan industri yang tahapan produksinya mengolah bahan setengah jadi
menjadi barang jadi, misalnya industri lembaran besi dan baja menjadi industri pipa, seng,
dan kawat.
8. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah
sebagai berikut:
a. Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar,
keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk
kelompok IKD adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

5
b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesinmesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah
sebagai berikut:
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan
mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan
3)
4)
5)
6)
7)

motor grader.
Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.
Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
Industri kereta api, misalnya: lokomotif dan gerbong.
Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan

bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan
industri tembaga.

10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower,
c.

dan kontruksi.
Aneka Industri (AI)
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam
barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai
berikut:

1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan
radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan
kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer
6
d. Industri Kecil (IK)
Berbagai macam definisi industri kecil tersebut antara lain :
1. Menurut Depepenrindag (Depertemen Perindustrian dan Perdagangan) tahun 1999,
industri kecil merupakan kegiatan usaha industri yang memiliki investasi sampai Rp.
200.000.000,- tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha.
2. Menurut Biro pusat Statistik (1998), mendefinisikan industri kecil dengan batasan jumlah
karyawan atau tenaga kerja dalam mengklasifikasi skala industri yang dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut :


Perusahaan atau industri rumah tangga jika memperkerjakan kurang dari 3 orang.
Perusahaan atau industri pengolahan termasuk jasa industri pengolahan yang
mempunyai pekerja 1 samapai 19 orang termasuk pengusaha, baik perusahaan atau
usaha yang berbadan hukum atau tidak.



Perusahaan atau industri kecil jika memperkerjakan antara 5 sampai 19 orang.



Perusahaan atau industri sedang memperkerjakan antara 20 sampai 99 orang.



Perusahaan atau industri besar jika memperkerjakan antara 100 atau lebih.

3. Menurut Bank Indonesia, industri kecil yakni industri yang asset (tidak termasuk tanah
dan bangunan), bernilai kurang dari Rp. 600.000.000,-.
4. Menurut Biro Pusat Statistik (2003), mendefinisikan industri kecil adalah usaha rumah
tangga yang melakukan kegiatan mengolah barang dasar menjadi barang belum jadi atau
setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah
pekerja paling sedikit 5 orang dan yang paling banyak 19 orang termasuk pengusaha.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomer 9 Tahun 1995 :
a. (Pasal 1): ayat 1, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi beberapa kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahun serta kepemilikan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
7
b. (Pasal 5): (1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,(2) memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp.1.000.000.000,-, (3) milik warga Indonesia, (4) berdiri sendiribukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha
besar, (5) berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Kategori Industri Kecil
Kategori industri kecil menurut Departemen Perindustrian seperti dalam Wulandari (2006)
adalah sebagai berikut:
1. Industri Kecil Modern
Industri kecil modern meliputi industri kecil yang menggunakan teknologi proses madya
(intermediate process technologies), mempunyai skala produksi yang terbatas, tergantung
pada dukungan industri besar dan menengah dan dengan sistem pemasaran domestik dan
ekspor, menggunakan mesin khusus dan alat-alat perlengkapan modal lainnya.

Dengan kata lain, industri kecil yang modern telah mempunyai akses untuk menjangkau
sistem pemasaran yang relatif telah berkembang baik di pasar domestik ataupun pasar
ekspor.
2. Industri Kecil Tradisional
Industri kecil tradisional pada umumnya mempunyai ciri-ciri antara lain, proses teknologi
yang digunakan secara sederhana, mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal
lainnya relatif sederhana, lokasi di daerah pedesaan, akses untuk menjangkau pasar yang
berbeda di luar lingkungan yang berdekatan terbatas.
3. Industri Kerajinan Kecil.
Industri kecil ini sangat beragam, mulai dari industri kecil yang menggunakan proses
teknologi yang sederhana sampai industri kecil yang menggunakan teknologi proses
madya atau malahan sudah menggunakan proses teknologi yang tinggi.
8
e.

Industri pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan
wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan
budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan
museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan,
perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat
perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

C. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Industri
Dampak positif atau keuntungan yang dapat diambil dengan adanya pembangunan
industri antara lain :
1. Menambah penghasilan penduduk, yang akan meningkatkan kemakmuran.
2. Menghasilkan aneka barang yang diperlukan masyarakat banyak.
3. Memperbesar kegunaan bahan mentah. Jadi, semakin banyak baahn mentah yang
4.
5.
6.
7.

diolah dalam perindustrian sendiri maka semakin besar pula manfaat yang diperoleh.
Memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
Mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk luar negeri.
Industri perkebunan dapat memberi hasil tambahan bagi para petani.
Merangsang masyrakat untuk meningkatkan pengetahuan industri.

8.

Memperluas kegiatan ekonomi manusia, sehingga tidak semata-mata bergantung pada
lingkungan.

Dampak negatif pembangunan industri antara lain :
a.
b.
c.
d.

Lahan pertanian menjadi semakin berkurang jumlahnya.
Tanah permukaan (top soil) yang merupakan bagian yang subur menjadi hilang.
Cara hidup masyarakat berubah.
Lingkungan tercemar.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi industri ada 5, yaitu: bahan mentah, sumber tenaga
(power resource), suplai tenaga kerja, suplai air, pemasaran, dan fasilitas transportasi.
Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya,
pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga
kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut,
perkembangan

dan

pertumbuhan

ekonomi

suatu

negara

juga

turut

menentukan

keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya

10
DAFTAR PUSTAKA

Wardiyatmoko, K.2006. Geografi SMA.Jakarta : Erlangga
Gunawan, Totok dkk. 2005. fakta dan Konsep Geografi. Jakarta : Ganeca Exact 4.
Acces Internet www.klasification industry.com.

11