PKM Kewirausahaan Mini Bag Sholeh Sh

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“MINI BAG SHOLEH” RINTISAN USAHA KREATIF KERAJINAN TAS
PAKET ISLAMI DARI LIMBAH PERCA BATIK SEBAGAI
ALTERNATIF EDUKASI WAYANG
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh :
Shilvina Widi Irsanti
Kartika Bunga Nadya
Dewi Uswatun Khasanah
Rasinta Fajarina
Arif Wahyu Saputro

NIM. 13804241022 / Angkatan 2013
NIM. 14504244010 / Angkatan 2014
NIM. 12513244008 / Angkatan 2012
NIM. 12803241045 / Angkatan 2012
NIM. 12504244010 / Angkatan 2012


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014
i

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………

i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………..………

ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………..

iii


DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..

iv

DAFTAR TABEL………………………………………………………..

v

RINGKASAN ………………………………………………………….....

vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……...……………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 2
C. Tujuan …………………………...…………………...…………………

2

D. Luaran ……………………………………………………………....


2

E. Manfaat …………………………………………………………...

2

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
A. Analisis Produk ……...……………….…………………………………

3

B. Analisis Pasar …………………………………………………….

4

C. Analisis Usaha …………………………………...……………………

4


BAB III METODE PELAKSANAAN ………………………………...

7

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Jadwal Kegiatan ……………………………………………………. 10
B. Anggaran Biaya……………………………………………………..

10

LAMPIRAN ………………………………………………………………

11

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Produksi Mini Bag Sholeh ………………………………. 3
Gambar 2. Rancangan produk Mini Bag Sholeh …………………………. 7
Gambar 3. Alur pelaksanaan PKM Kewirausahaan ……………………… 9


iv

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Anggaran Biaya …………………………………………….………... 10
Tabel 2. Jadwal Kegiatan ……………………………………………………… 10

v

RINGKASAN
Yogyakarta dikenal sebagai jantung budaya batik di Pulau Jawa, karena
produksi batiknya yang sangat banyak serta beragam seperti di pusat kerajinan
batik Kulon Progo. Kulon Progo memiliki 77 unit usaha/UKM Batik yang
menyerap 252 orang tenaga kerja. Selama 1 tahun dapat menghasilkan 42.480
potong, nilai produksinya Rp 3.984.633.000,- dengan bahan baku dan bahan
penolong Rp 2.005.374.000 (republika.com). Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi
untuk memanfaatkan limbah tersebut yaitu dengan menciptakan industri kreatif
bernama Mini Bag Sholeh.
Berdasarkan paparan di atas, penulis menggagas sebuah rintisan usaha
bernama “Mini Bag Sholeh”. Mini Bag Sholeh merupakan kerajinan tas

berbahan dasar kain perca batik dengan berbagai motif wayang yang bertujuan
untuk memanfaatkan potensi limbah kain perca batik di daerah Kulon Progo dan
mengenalkan serta menambah wawasan generasi muda Indonesia terhadap
kebudayaan wayang. Alur produksi terdiri dari persiapan bahan-bahan, pembuatan
design dan pola, pemotongan pola. pemasangan brand dan merk, serta penjahitan
dan perakitan. Mini Bag Sholeh berisi Al-Quran, mukena/sarung, sajadah, dan
tasbih. Dalam analisis pasar digunakan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, and Threat) untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman usaha. Pemasaran akan dilakukan secara join shop, on the spot, dan
online shop.
Wirausaha Mini Bag Sholeh melakukan kerjasama dengan sumber limbah
kain perca batik di daerah Kulon Progo yaitu industri kerajinan batik Sinar Abadi
Batik, Batik Estin, Dan Yoga Batik. Produksi setiap bulan akan dilakukan pada
minggu ke-1, ke-2, dan ke-3 sementara pada minggu ke-4 dilakukan evaluasi dan
analisis pengembangan wirausaha. Biaya rata-rata sekali produksi sebesar
Rp2.084.000,00 dan total hasil penjualan rata-rata mencapai Rp2.700.000,00.
Untuk mengetahui nilai jual suatu produk, digunakan suatu metode yaitu
penjumlahan seluruh biaya produksi dan ditambah dengan laba yang diinginkan
yaitu 25 % dari biaya produksi. Perhitungan Break Even Point (BEP)/titik impas
terjadi setelah wirausaha menjual produk Mini Bag Sholeh sebanyak 146 unit. Hal

ini berarti perusahaan akan mendapat laba pada bulan ke-2, karena pada bulan kedua akan terjadi penjualan sebanyak 180 unit.

vi

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batik merupakan kain khas Indonesia khususnya Jawa yang merupakan
warisan budaya bangsa. Yogyakarta dikenal sebagai jantung budaya batik di
Pulau Jawa, karena produksi batiknya yang sangat banyak serta beragam.
Berbagai jenis batik dapat ditemukan dengan mudah di sepanjang jalan
Malioboro, Pasar Beringharjo, dan berbagai galeri batik di seluruh kota
Yogyakarta. Pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) pada 2 Oktober 2009 terhadap batik sebagai warisan
budaya dunia ternyata berpengaruh signifikan terhadap permintaan dan
penjualan batik di Indonesia. Pada Desember 2009, tercatat sebanyak 272
pengrajin batik dengan beragam produk di Kota Yogyakarta. Di Yogyakarta
sendiri terdapat berbagai kampung batik, seperti kampung Ngasem,

Prawirotaman, dan Kulon Progo. Kulon Progo merupakan salah satu sentra batik
di Yogyakarta. Kulon Progo memiliki 77 unit usaha/UKM Batik yang menyerap
252 orang tenaga kerja. Selama 1 tahun dapat menghasilkan 42.480 potong, nilai
produksinya Rp 3.984.633.000,- dengan bahan baku dan bahan penolong Rp
2.005.374.000. Dengan banyaknya produksi kerajinan batik di Kulon Progo
maka tak bisa dipungkiri jumlah limbah kain batik yang dihasilkan sangat
banyak serta belum dimanfaatkan dengan optoimal (republika.com).
Seiring dengan perkembangan zaman, inkulturasi budaya barat terhadap
kebudayaan Indonesia semakin cepat. Hal ini berdampak pada rendahnya minat
dan wawasan masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan sendiri seperti batik
dan wayang. Pada wawancaranya dengan Republika.co.id, Ketua Sekretariat
Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) Suparmin Sunjaya di Jakarta,
Jumat (28/6), mengatakan "Minat masyarakat khususnya generasi muda
terhadap seni pertunjukan wayang semakin rendah,". Wawasan generasi muda
dan anak anak Indonesia terhadap wayang sebagai warisan budaya leluhur
semakin rendah. Sampai saat ini belum ada upaya dari masyarakat dan
pemerintah untuk mengenalkan kebudayaan wayang. Selain itu, perkembangan
zaman dan teknologi mempengaruhi budaya dan kebiasaan anak Indonesia.
Anak-anak lebih tertarik bermain games online, dan menonton televisi daripada
bermain bersama teman dan mengikuti kegiatan-kegiatan religi dan sosial.

Kegiatan religi dan sosial yang sudah membudaya sejak lama adalah mengaji.
Minat anak terhadap mengaji berkurang akibat perkembangan zaman. Mediamedia pendukung yang digunakan dalam mengaji kurang menarik minat anakanak.
Berdasarkan paparan di atas, penulis menggagas sebuah rintisan usaha
bernama “Mini Bag Sholeh”. “Mini Bag Sholeh” rintisan usaha kreatif kerajinan

2

tas paket islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang. Mini
Bag Sholeh merupakan kerajinan tas berbahan dasar kain perca batik dengan
berbagai motif wayang yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi limbah kain
perca batik di daerah Kulon Progo dan mengenalkan serta menambah wawasan
generasi muda Indonesia terhadap kebudayaan wayang.
.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengoptimalkan potensi limbah perca batik sebagai
kerajinan tas paket Islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi
wayang?
2. Bagaimana menciptakan wirausaha kerajinan tas paket Islami dari limbah

perca batik sebagai alternatif edukasi wayang?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari program kegiatan ini yaitu :
1. Untuk mengoptimalkan potensi limbah perca batik sebagai kerajinan tas
paket Islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang?
2. Untuk menciptakan wirausaha kerajinan tas paket Islami dari limbah perca
batik sebagai alternatif edukasi wayang?
D. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program kegiatan ini yaitu menciptakan aneka
kerajinan tas paket Islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi
wayang bernama “Mini Bag Sholeh” dan sistem wirausahanya serta artikel hasil
pelaksanaan program.
E. Manfaat
Program kewirausahaan aneka kerajinan kerajinan tas paket islami dari
limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang mampu memberikan
kontribusi kepada pelaksana program dan masyarakat luas, diantaranya yaitu:
1. Memberikan pengalaman berwirausaha bagi pelaksana program,
2. Memanfaatkan limbah perca batik yang belum termanfaatkan dengan
optimal,
3. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.


3

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
A. Analisis Produk
Produk Mini Bag Sholeh merupakan salah satu kerajinan tas paket Islami
yang memanfaatkan limbah perca batik sebagai bahan bakunya yang mengusung
tema kearifan lokal berupa batik dan wayang. Mini Bag Sholeh terdiri dari AlQuran, mukena/sarung, sajadah, tasbih. Dengan menggunakan limbah perca
batik yang terbuat dari pewarna alami maka produk kerajinan tas paket Islami
ini mendukung konsep go green yang sedang di angkat oleh berbagai kalangan
di dunia. Bahan baku utama yang mudah didapat dan dapat diperoleh, maka
harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau dan sasaran konsumen berasal dari
seluruh lapisan masyarakat. Sehingga Mini Bag Sholeh sebagai kerajinan tas
paket Islami yang pertama kali ada di Indonesia dapat dinikmati oleh semua
kalangan masyarakat khususnya masyarakat Islam.
Secara umum, langkah-langkah dalam pembuatan produk Mini Bag
Sholeh dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 1. Alur Produksi Mini Bag Sholeh
Berdasarkan bagan di atas, alur produksi “Mini Bag Sholeh” dimulai
dengan mempersiapkan bahan yang diperoleh dari daerah Kulon Progo,
Yogyakarta. Kemudian limbah perca batik yang telah diperoleh harus melalui
proses dipilih terlebih dahulu untuk menghasilkan motif yang sesuai dan
menarik. Kemudian dilakukan perangkain kain perca batik sesuai dengan
kebutuhan pada pola dasar tas yang dibuat. Pembuatan desain dan pola dilakukan
sesuai dengan model tas yang akan dibuat, kemudian dilakukan pemotongan
pola. Untuk aksesoris pada tas ditambahkan pola gambar wayangdi bagian
depan. Setelah itu, dilakukan pemasangan merek, pada tahap akhir dilakukan
pengemasan.

4

B. Analisis Pasar
Analisis pasar dari produk kerajinan “Mini Bag Sholeh” ini dilakukan
dengan menggunakan analisis SWOT. Adapun analisis SWOT wirausaha ini
adalah sebagai berikut :
a. Strength (kekuatan)
Beberapa kekuatan dari wirausaha “Mini Bag Sholeh” diantaranya yaitu
1. Bahan baku berupa limbah kain perca batik yang mudah didapat, sehingga
harga produk “Mini Bag Sholeh” yang ditawarkan cukup terjangkau
dengan menyesuaikan segmen pasar serta model dan jenis produk.
2. “Mini Bag Sholeh” merupakan produk ramah lingkungan yang
mendukung go green yang sedang diminati para konsumen karena
memiliki bahan dasar limbah perca batik yang terbuat dari pewarna alami.
3. Motif kerajinan tas paket Islami “Mini Bag Sholeh mengusung tema
kearifan lokal berupa batik dan wayang dengan motif yang unik dan
menarik.
b. Weakness
Kelemahan dari wirausaha ini adalah ketika ketersedian bahan baku di
darerah Kulon Progo mengalami kendala karena kendala lingkungan, maka
tim pelaksana dapat memasok bahan baku limbah kain perca batik dari
daerah lain misalnya Bantul atau Surakarta.
c. Opportunity (peluang)
Yogyakarta sebagai kota wisata batik merupakan tempat strategis,
sangat cocok dan berpeluang besar untuk memperkenalkan produk “Mini
Bag Sholeh” sebagai langkah awal pengembangan usaha. Target konsumen
untuk penjualan “Mini Bag Sholeh” ini menjangkau seluruh lapisan
masyarakat serta mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam sehingga
dapat menjadi pasar tas paket Islami Mini Bag Sholeh yang sangat luas.
d. Threat (Ancaman)
Ancaman dalam wirausaha “Mini Bag Sholeh” ini yaitu terkait dengan
respon pasar. “Mini Bag Sholeh” merupakan produk yang tergolong masih
baru di pasaran. Walaupun demikian, tim pelaksana tetap terus berinovasi
menghasilkan desain unik dan berkualitas sehingga mampu menarik
konsumen dan bisa duduk bersaing dengan produk kerajinan lain.
C. Analisis Usaha
1. Estimasi Profit
Pada bulan pertama, wirausaha Mini Bag Sholeh akan melakukan tiga
kali produksi di mana setiap produksi akan dihasilkan paket Mini Bag Sholeh
sebanyak 25 buah. Kemudian pada bulan selanjutnya akan dilakukan enam
kali produksi sesuai dengan permintaan pasar. Produksi setiap bulan
dilakukan pada minggu ke-1, ke-2, dan ke-3, sedangkan pada minggu ke-4
akan dilakukan evaluasi kerja dari segi perencanaan produk, analisis pasar,

5

permintaan pasar, pengawasan pemasaran, dan pengembangan produk secara
sustainable. Hasil evaluasi setiap akhir bulan akan dilakukan untuk
pengembangan wirausaha Mini Bag Sholeh pada bulan selanjutnya. Biaya
rata-rata sekali produksi sebesar Rp 2.084.000,00 dan total hasil penjualan
rata-rata mencapai Rp 2.700.000,00. Detail analisis usaha dari wirausaha Mini
Bag Sholeh diuraikan sebagai berikut :
a. Estimasi Total Biaya Produksi
1) Pengeluaran Bulan Pertama
Pengeluaran = Peralatan + Bahan Habis Pakai + Transportasi
= Rp 3.691.000,00 + Rp 6.140.000,00 + Rp 1.200.000,00
= Rp 11.031.000,00
2) Pengeluaran Rata-Rata Bulan Selanjutnya
Pengeluaran = Bahan Habis Pakai + Transportasi
= Rp 6.140.000,00 + Rp 1.200.000,00
= Rp 7.340.000,00
b. Estimasi Omset Penjualan Produk
1) Omset Penjualan Bulan Pertama
Total Penjualan = Intensitas Produksi x Penjualan
= 3 x Rp 2.750.000,00
= Rp 8.250.000,00
2) Omset Penjualan Rata-Rata Bulan Selanjutnya
Total Penjualan = Intensitas Produksi x Penjualan
= 6 x Rp 2.750.000,00
= Rp 16.500.000,00
c. Estimasi Profit Wirausaha Mini Bag Sholeh
1) Keuntungan Bulan Pertama
Total Keuntungan
= Total Penjualan - Total Pengeluaran
= Rp 8.250.000,00 - Rp 11.031.000,00
= - Rp 2.781.000,00
2) Keuntungan Rata-Rata Bulan Selanjutnya
Total Keuntungan
= Total Penjualan - Total Pengeluaran
= Rp 16.500.000,00 - Rp 7.340.000,00
= Rp 9.160.000,00
2. Penetapan Biaya Produksi
Untuk mengetahui nilai jual suatu produk, digunakan suatu metode
yaitu penjumlahan seluruh biaya produksi dan ditambah dengan laba yang
diinginkan yaitu 25 % dari biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya
yang dikeluarkan dalam masa satu kali produksi. Biaya produksi meliputi
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya produksi meliputi biaya sewa tempat
dan biaya penyusutan peralatan usaha. Biaya produksi meliputi biaya bahan
baku.

6

a. Biaya Tetap
Penyusutan alat:
Daya pakai alat diasumsikan selama 2 tahun (2 x 12) = 24 bulan
Biaya penyusutan selama 1 tahun = jumlah total biaya tetap (biaya alat)
: 12 bulan
= Rp 3.691.000,00 : 2
= Rp 1.845.500,00
Biaya Tetap:
Biaya tetap = biaya penyusutan peralatan + biaya perjalanan
Biaya tetap per hari = Rp 1.845.500 + Rp 1.200.000,00
= Rp 3.045.500,00
b. Biaya Variabel
Biaya variabel = total biaya bahan baku (bahan habis pakai)
Biaya variabel satu tahun = Rp 6.140.000,00
Biaya variabel per unit = Rp 6.140.000,00 / 75 = Rp 81.866,67
3. Penetapan Harga Jual
Perhitungan harga jual dilakukan dengan menggunakan cost-plus pricing
method. Perhitungan menggunakan metode ini dilakukan dengan
menghitung jumlah seluruh biaya variabel per unit ditambah dengan laba
yang diinginkan yaitu 25 % dari jumlah total biaya variabel per unit. Jika,
diasumsikan satu bulan menjual produk sebanyak 90 unit, maka:
Harga jual
= (% Laba x total biaya variabel) + total biaya variabel
= (25% x Rp 6.140.000,00) + Rp 6.140.000,00
= Rp 7.675.000,00
Harga jual per unit = harga jual : total penjualan tiap bulan
= Rp 7.675.000,00 / 75
= Rp 102.333,33 dibulatkan menjadi Rp 10.000,00
4. Peritungan Break Even Point (BEP)
Perhitungan Break Even Point (BEP)/titik impas dilakukan untuk
mengetahui pada volume berapa penjualan yang dilakukan menghasilkan
pendapatan total yang sama dengan biaya total sehingga tidak mengalami
laba maupun rugi.
BEP (Unit) = Biaya tetap/(harga jual per unit - biaya variabel per unit)
=
= 146 unit
Jadi, Perusahaan akan mendapat pengembalian modal setelah menjual 146
unit. Hal ini berarti perusahaan akan mendapat laba pada bulan ke-2, karena
pada bulan ke-dua akan terjadi penjualan sebanyak 180 unit.

7

BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Realisasi dari program PKM-Kewirausahaan ini berupa wirausaha
produk “Mini Bag Sholeh” yang akan dilaksanakan di Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) selama tiga bulan sesuai jadwal pelaksanaan program.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam wirausaha “Mini Bag Sholeh” ini
diantaranya yaitu:
f. Pendedel
a. Mesin jahit
g. Paku pins
b. Jarum
h. Rader
c. Gunting
i. Peralatan Gambar
d. Cutter
e. Penggaris
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam wirausaha “Mini Bag Sholeh” ini
diantaranya yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Limbah kain perca batik
Iqra
Mukena/Sarung
Al-Matsuroh
Kain
Resleting

C. Rancangan Produk
PEKET IBADAH
Anak Laki-Laki

g. Kertas pola
h. Busa
i.
Benang
j.
Pensil jahit
k. Karet jahit
l.
Biban warna

PEKET IBADAH
Anak Perempuan

Gambar 2. Rancangan produk Mini Bag Sholeh

9

D. Pelaksanaan Program
Alur pelaksanaan PKM-Kewirausahaan yang berjudul “Mini Bag
Sholeh” Rintisan Usaha Kreatif Kerajinan Tas Paket Islami Dari Limbah Perca
Batik Sebagai Alternatif Edukasi Wayang Bernuansa Kearifan Lokal
Yogyakarta yang Bernilai Seni dan Berdaya Jual Tinggi digambarkan pada
diagram di bawah ini:

Gambar 3. Alur Pelaksanaan PKM-Kewirausahaan
a. Persiapan Uji Coba
Tahap persiapan uji coba produksi dilakukan sesuai analisis produk yang
telah ditentukan dengan jumlah produk yang terbatas.
b. Uji Coba Penjualan
Tahap uji coba penjualan produk “Mini Bag Sholeh” dilakukan baik
melalui online market maupun penjualan secara langsung kepada konsumen.
c. Desain Produk Akhir
Desain produk akan dikembangkan secara inovatif berdasarkan
perkembangan selera pasar.
d. Produksi
Setelah ditentukan desain produk akhir, dilanjutkan dengan proses
produksi “Mini Bag Sholeh” secara masal dengan memperhatikan pangsa
pasar.
e. Pemasaran
Produk “Mini Bag Sholeh” akan dipasarkan melalui tiga cara, yaitu:
1. On the spot (pemasaran dilakukan secara langsung dengan para konsumen,
melalui pameran-pameran dan brosur)
2. Online Market (pemasaran secara online dengan memanfaatkan fasilitasfasilitas dunia maya seperti blog, jejaring sosial, dan website)
3. Join Shop (langkah pemasaran ini dilakukan kerjasama dengan distro,
fashion outlet, dan toko-toko pusat pemasaran produk kerajinan)
f. Pengembangan
Tahap produksi dan pemasaran produk akan dilakukan evaluasi secara
berkala guna pengembangan wirausaha “Mini Bag Sholeh”. Pengembangan
wirausaha terkait dengan penyempurnaan desain produk, penciptaan desain
baru maupun produk baru, serta jangkauan pemasaran yang akan diperluas
secara terus-menerus guna keberlanjutan usaha.

10

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Program
No.
Jenis Pengeluaran

Biaya

1

Peralatan Penunjang (30%)

Rp

3,691,000

2

Bahan Habis Pakai (50%)

Rp

6,140,000

3

Perjalanan (10%)

Rp

1,200,000

4

Lain-lain (10%)

Rp

1,220,000

Rp

12,251,000

Jumlah

B. Jadwal Kegiatan
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Program
Bulan
No

Kegiatan
1

1.

Produksi Awal

2.

Penjualan Awal

3.
4.

Desain Produk
Akhir
Produksi

5.

Pemasaran

6.

Pengembangan

7.

Laporan Akhir

Ke-1
2 1

2

Ke-2
3 4 3 4

1

Ke-3
2 3

4

1

Ke-4
2 3 4

11

12

13

14

15

16

17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang PKM-K
Material
Justifikasi
Pemakaian
Mesin Jahit

3 tahun

Jarum set
Gunting biasa
Gunting benang
Gunting kecil
ujung lengkung
Jarum mesin
jahit
Jarum pentul
warna
Jarum pentul
Jepang warna
putih
Cutter
Penggaris Set
Pendedel
Paku pins silver
Rader
Peralatan
Gambar

1 tahun

Kuantitas

Jumlah (Rp)

1 buah
10 set
3 buah
3 buah

Harga
Satuan
(Rp)
2.550.000
10.000
17.000
9.000

3 buah

50.000

150.000

25 set

3.000

75.000

20 set

3.000

60.000

10 set

7.000

70.000

3 buah
10 set
3 buah
10 set
10 buah

6.000
25.000
7.000
10.000
10.000

12.000
250.000
21.000
100.000
100.000

1 set

125.000

125.000

SUB TOTAL (Rp)

3.691.000

2.550.000
100.000
51.000
27.000

2. Bahan Habis Pakai
Material
Al-Qur’an
Mukena/Sarung
Kain perca batik
Resleting
Kertas pola
Benang jahit

Justifikasi
Pemakaian
Konten tas
Konten tas
Bahan Utama
Petutup Tas
Membuat pola tas
Bahan Menjahit

Harga
Satuan (Rp)
75 buah
35.000
75 buah
35.000
30.000
15 kg
9.000
30 buah
1.500
30 buah
2.500
50 buah
SUB TOTAL (Rp)

Kuantitas

Jumlah
(Rp)
2.625.000
2.625.000
450.000
270.000
45.000
125.000
6.140.000

18

3. Perjalanan
Material
Survei alat dan
bahan
Transportasi
pembelian alat
Transportasi
pembelian bahan
baku
Transportasi
berkomunikasi
dengan mitra
Transportasi
pemasaran dan
penjualan

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Harga
Satuan (Rp)

2 x perjalanan

5 orang

10.000

100.000

2 x perjalanan

5 orang

10.000

100.000

5 x perjalanan

5 orang

10.000

250.000

5 x perjalanan

5 orang

10.000

250.000

10 x perjalanan

5 orang

10.000

500.000

SUB TOTAL (Rp)

Jumlah
(Rp)

1.200.000

4. Lain-lain
Material
Proposal dan
Laporan Akhir
Publikasi
Dokumentasi
Modem
Komunikasi
X-Banner
Pendaftaran Hak
Paten

Justifikasi
Pemakaian
Print, fotokopi,
jilid
Pamflet, brosur
Sewa kamera
Akses Internet
Pulsa
50x180cm

Kuantitas
5 eks.
1 rim
1 buah
5 unit
5 orang
1 buah

Harga
Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
60.000
12,000
500.000
1.000
100.000
100,000
250.000
50.000
50.000
10.000
60.000
60.000

200.000
SUB TOTAL (Rp)
Total (Keseluruhan)

200.000
1.220.000

19

Lampiran 3. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
1. Struktur Organisasi
Manager Keuangan
Kartika Bunga Nadya
Manager Operasional
Arif Wahyu Saputro
General Manager

Shilvina Widi Irsanti

Manager Logistik
Dewi Uswatun Khasanah
Manager Marketing
Rasinta Fajarina

Ket :
: Jalur Koordinasi
: Jalur Intruksi
2. Pembagian Tugas

No

Nama

1

Shilvina
Widi Irsanti

2
3

Kartika
Bunga
Nadya
Dewi
Uswatun K.

Progam Studi

Bidang Ilmu

Alokasi
Waktu
(jam/Minggu)

Pendidikan
Ekonomi

Ekonomi

14

Pendidikan
Akuntansi

Akuntansi

14

Pendidikan
Tata Busana

Teknik

14

4

Rasinta
Fajarina

Pendidikan
Akuntansi

Ekonomi

14

5

Arif Wahyu
Saputro

Pendidikan
Teknik
Otomotif

Teknik

14

Tugas
Memimpin dan
mengkoordinir
staff
Mengatur dan
membuat laporan
keuangan
Menginventaris
asset perusahaan
Mengatur dan
melakukan
strategi
pemasaran
Mengatur
kegiatan lapangan

20