PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN O

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN
“Observasi Budidaya Tanaman Pisang Di Pekarangan”

DISUSUN OLEH :
OKTAVIA KUSUMAWARDANI (20120210045)

AGROTEKNOLOGI-PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa
Timur dinamakan Gedang. Pisang adalah buah yang sangat bergizi dan merupakan sumber
vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang di jadikan sebagai buah meja, sale pisang, pure
pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat cuka
melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dapat digunakan sebagai
pembukus berbagai macam makanan tradisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah
menjadi serat untuk pakaian, kertas dan sebagainya. Batang dan daun pisang yang di potong

kecil-kecil dapat dijadikan sebagai makanan ternak ruminansia (seperti domba dan kambing)
saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Peluang pisang besar untuk pasar
domestik ataupun ekspor. Potensi pasar domestic berkembang dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk. Indonesia merupakan salah satu Negara pengekspor buah pisang, walaupun
volumenya relatif kecil. Negara tujuan ekspor adalah Amerika, Asia dan Timur Tengah.
Produksi pisang Indonesia cenderung meningkat dan konsumsinya juga meningkat. Laju
pertumbuhan konsumsi yang sedikit lebih rendah ini diduga akubat makin banyaknya pisang
ekspor dan makin banyaknya ragam jenis buah lain baik lokal maupun impor. Pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita yang cukup tinggi akan mendorong
permintaan pisang. Hal ini menunjukkan bahwa pasar dalam negeri memiliki prospek yang
cerah dalam pengembangan pisang.
Harga pisang ditingkat produsen terus meningkat, sementara harga ekspor cenderung
fluktuatif mengikuti situasi perdagangan dunia. Perkembangan produksi dan ekspor pisang
dunia ternyata sedikit lebih rendah jika dibandingkan impor dan konsumsinya. Negara
produsen utama pisang di dunia adalah Ekuador, Costa Rica, Panama, Filipina dan Indonesia.
Negara importer pisang terbesar di dunia adalah Amerika, Jepang dan Uni Eropa.
Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pangsa impor Negara-negara importer terus
meningkat, hal ini merupakan peluang bagi Indonesia.
Produksi pisang di Indonesia sebagia besar masih ada di pulau Jawa, diluar itu ada
Sulawasi Selatan dan Lampung. Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan yang sangat

besar untuk pengembangan agribisnis pisang yaitu sekitar 2,8 juta ha yang tergolong
mempunyai potensi yang cukup tinggi dan 0,8 juta ha tergolong sedang. Dengan demikian
Indonesia mempunyai potensi lahan yang sesuai dengan pengembangan pisang seluas 3,6 juta
ha. Lahan-lahan tersebut tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Salah satu penghasil pisang
terbesar adalah Jawa Tengah, namun belum tergarap secara optimal.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Syarat Tumbuh
Tanaman pisang dapat tumbuh didaerah tropis yang beriklim tropis basah, lembab dan
panas, baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian tidak lebih dari 1.600 m
di atas permukaan laut. Namun, demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah sub tropis.
Suhu optimum untuk pertumbuhan pisang adalah 27 0C, dan suhu maksimumnya adalah 380C,
dengan keasaman tanah (pH) 4,5-7,5. Curah hujan yang optimum untuk pertumbuhan tanaman
pisang berkisar antara 2000-2500 mm/tahun atau paling baik 100 mm/bulan. Apabila suatu
daerah mempunyai bulan kering berturut-turut melebihi 3 bulan, maka tanaman pisang
memerlukan tambahan pengairan agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
B. Budidaya Tanaman
1. Pembibitan
Untuk menyediakan bibit pisang, dapat memanfaatkan rumpun pisang yang sehat.
Bibit bisa diperoleh dari tunas, anakan, bonggol dan bibit yang diperbanyak secara

tradisional maupun kultur jaringan. Teknologi perbanyakan menggunakan kultur jaringan
memerlukan biaya investasi awal yang besar, sehingga pembibitan secara sederhana
dipandang masih layak untuk diterapkan dalam perbanyakan.
2. Pengolahan Media Tanam
a) Pembukaan Lahan
Membuka lahan perkebunan pisang, harus dilakukan pembasmian gulma,
rumput liar atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat, pembuatan
sengkedan dan pembuatan saluran air. Jarak tanam yang diperlukan untuk penanaman
adalah sekitar 50 cm x 50 cm x 50 cm. Tanah dilapisan atas dipisah dengan tanah
lapisan bawah. Penutupan lubang tanam dilakukan dengan memasukkan tanah lapisan
bawah dahulu. Media tanam yang digunakan sebaiknya tanah berhumus.
b) Pembentukan Sengkedan
Bagian tanah miring perlu dibuat sengkedan. Lebar sengkedan tergantung
derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batubatuan. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum dibatas sengkedan yang berfungsi
sebagai penahan erosi, pemberi unsur hara N dan juga penahan angin.
c) Pembuatan Saluran Pembuangan Air
Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan yang kecil dan tanahtanah datar. Di atas landasan dan sisi saluran di tanam rumput untuk menghindari erosi
dari landasan saluran itu sendiri.
3. Waktu Tanam


Menanam pisang sebaiknya dilakukan di awal musim hujan, agar terhindar dari
kekeringan pada awal pertumbuhan dan buah sudah siap di panen pada saat masuk musim
kemarau. Untuk mendapatkan produksi dan kualitas buah yang baik, penanaman pisang
dilakukan 2 tahap (setahun 2 kali) dengan selisih penanaman 6 bulan. Penanaman pertama
menggunakan jarak tanam yang lebar (misalnya 4 m x 4 m), kemudian penanaman tahap
kedua dilakukan diantara jarak tanam tanaman pisang sebelumnya. Hal ini dapat mengatur
waktu panen dan pembongkaran tanaman pada tahun ke-5, 9, 13 dan 17 yang
memungkinkan masih adanya panen karena penanaman yang tidak bersamaan.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan sore hari agar bibit mendapat udara yang sejuk dan tidak
langsung mendapat cahaya matahari. Lubang tanam yang telah ditimbun, digali seluas
gumpalan tanah yang menutup media bibit pisang. Buka polybag bagian bawah, setelah itu
bagian samping secara hati-hati. Letakkan bibit pisang tegak lurus, tutup lubang tanam
dengan tanah galian dan tekan sedikit di samping tanah bekas polybag, selanjutnya siram
bibit secukupnya.
5. Pemupukan
Sebelum penanaman, lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 10 kg/lubang,
dan dibiarkan selama 1-2 minggu. Pupuk kimia yang diberikan meliputi 350 kg Urea, 150
kg SP36, 150 kg KCl per ha per tahun, atau 0,233 kg Urea, 0,10 kg SP36, dan 0,10 kg KCl
per tanaman. Untuk tanaman yang baru ditanam, pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali,

yaitu

1
4

bagian saat tanam dan sisanya dibagi 2, yaitu pada umur 3 bulan dan 6 bulan.

Pupuk diletakkan pada alur dangkal berjarak 60-70 cm dari tanaman, dan ditutup tanah.
Sedangkan untuk menanam berumur 1 tahun atau lebih, pupuk diberikan 2 kali, yaitu pada
awal musim hujan dan menjelang akhir musim hujan.
6. Penyiraman
Penyiraman yang cukup, terutama pada awal tanam dam pada musim kemarau.
Penyiraman minimum dilakukan setiap 5 hari sekali. Selain berfungsi untuk melarutkan
unsur hara sehingga lebih musah diserap akar, penyiraman ini juga berfungsi menjaga
kelembaban tanah. Kelembaban tanah dilokasi peneneman pisang di jaga tidak kurang dari
60% dan kelembaban tanah ideal adalah 80-90%.
7. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk mencegah penularan penyakit, mencegah daun tua
menutupi anakan, dan melindungi buah dari goresan daun. Saat pembungaan, setidaknya
ada 6-8 daun sehat agar perkembangan buah maksimal. Setelah pemangkasan bunga jantan,


sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi. Daun bekas pemangkasan dari tanaman
sakit dikumpulkan dan dibakar. Kemudian alat pemangkas disterilkan dengan desinfektan,
misalnya menggunakan Bayclen atau alcohol.
8. Penyiangan
Penyiangan secara mekanis dilakukan saat tanaman berumur 1 sampai 5 bulan.
Setelah berumur 5 bulan, pengendalian dapat dikurangi karena kanopi tanaman dapat
menekan pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2-3 bulan. Pada
daerah yang pernah terserang penyakit layu, penyiangan di anjurkan menggunakan
herbisida dan tidak dianjurkan menggunakan cangkul atau kored, untuk mencegah
penularan penyakit karena kontak dengan alat.
9. Penjarangan Anakan
Penjarangan anakan dilakukan untuk mengurangi jumlah anakan, menjaga jarak
tanam, dan menjaga agar produksi tidak menurun. Satu rumpun harus terdiri dari 3-4
batang. Setelah 5 tahun, rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman baru.
10. Perawatan Tandan
Perawatan tandan dilakukan dengan membersihkan daun disekitar tandan, terutama
daun yang sudah kering. Membuang buah pisang yang tidak sempurna, biasanya pada 1-2
sisir terakhir, dan diikuti dengan pemotongan bunga jantan agar buah diatasnya dapat
tumbuh dengan baik. Buah perlu dibungkus dengan kantong plastik ukuran 1 m x 45 cm

untuk melindungi buah dari serangga ataupun gesekan daun.
11. Panen dan Pascapanen
Pada umur 1 tahun rata-rata tanaman pisang sudah berbuah. Ciri khas panen adalah
mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari
dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hamper bulat. Penentuan umur panen
didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah
penjualan sehingga tidak terlalu matang saat di tangan konsumen. Buah pisang masih tahan
disimpan 10 hari setelah diterima konsumen. Adapun cara memanen pisang dengan cara
memotong pisang beserta tandannya. Tandan pisang yang sudah dipotong diletakkan
terbalik agar getah menetes kebawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi seperti ini, buah
pisang akan terhindar dari luka akibat gesekan dengan tanah.

III. HASIL OBSERVASI DAN PERMASALAHAN
A. Hasil Observasi
Berdasarkan observasi tanaman pisang yang kami lakukan dipekarangan milik
Pak Wiji didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Jenis pisang yang ditanam adalah pisang Kepok
2. Jumlah pohon pisang Kepok yang ada dipekarangan Pak Wiji sebanyak 8 batang.
3. Pengolahan lahan dilakukan dengan cangkul karena tanaman yang ditanam sedikit
dan lahan yang digunakan tidak luas. Setelah dicangkul dan diratakan, tanah

diberi pupuk kandang untuk menambah bahan organik dalam tanah.
4. Bahan tanam yang digunakan berasal dari tunas yang didapat dari tanaman pisang
milik tetangga yang belum diketahui keadaan benihnya.
5. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang dengan lebar dan kedalaman yang
telah diperkirakan lalu ditanam. Penanaman dilakukan dengan tehnik yang
sederhana, hanya berdasarkan pengalaman.
6. Pemeliharaan yang dilakukan kurang intensif. Pemeliharaan yang dilakukan hanya
penyiraman. Pak Wiji kurang memperhatikan penambahan unsure hara,
penyiangan dan pemeliharaan tanaman pisang terhadap hama dan penyakit.
7. Hasil panen yang diperoleh sedikit dan kurang maksimal bahkan cenderung
menurun tiap musim panen. Pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai
tandan pisang. Cara pemanenan tersebut berdasarkan pengalaman.
8. Pasca panen yang dilakukan hanya menyimpan buah pisang ditempat yang sejuk
dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Kadar air dan kesegaran buah
pisang yang sudah dipanen tidak diperhatikan. Pisang yang dipanen dijual kepasar
atau ke tetangga sekitar rumah sehingga tidak memerlukan pengemasan.
B. Permasalahan
1. Rendahnya hasil produksi tanaman pisang Pak Wiji
2. Pertumbuhan tanaman pisang Pak Wiji tidak merata


IV. ANALISIS MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan didapati masalah hasil produksi yang
kurang maksimal dan tinggi tanaman yang tidak seragam. Rendahnya hasil produksi tanaman
pisang Pak Wiji dapat disebabkan beberapa faktor, yaitu :
1. Bahan tanam yang digunakan belum tentu bahan tanam yang unggul dan bermutu
sehingga produktifitasnya rendah.
2. Serangan hama Caterpilar (thosea sinensis) sehingga daun menggulung dan robek.
Akibatnya produksi tanaman yang terserang akan menurun.
3. Pemeliharaan yang dilakukan kurang intensif terhadap hama dan penyakit yang
menyerang tanaman pisang miliknya.
V. FORMULASI PEMECAHAN MASALAH
1. Bahan tanam yang didapat Pak Wiji berasal dari tunas tanaman pisang milik tetangga
yang belum diketahui kualitasnya. Cara mengatasinya :
a. Menambahkan pupuk sesuai dosis untuk meningkatkan produktifitas tanaman.
Pupuk ditambahkan untuk menambah unsurhara yang dibutuhkan tanaman.
Pemupukan diyakini dapat meningkatkan produktifitas tanaman.
b. Pembongkat tanaman pisang yang kurang produktif dan mengganti dengan tunas
pisang yang lebih baik kualitasnya. Tetapi cara ini kurang efektif karena akan
membutuhkan waktu yang lama untuk pertumbuhan tanaman pisang.
2. Cara mengendalikan serangan hama caterpillar (thosea sinensis) :

a. Menggunakan predator, seperti kumbang pemangsa Plaesieus javanus dan
Dactylasternum hydrophylo, yaitu dengan melepas predator tersebut ke kebun
pisang.
b. Untuk mengurangi serangan hama, dilakukan dengan menggunakan insektisida
Azordin dan Folidol M50 dengan dosis 2 cc/l dan frekuensi penggunaan seminggu
sekali. Penggunaan insektisida dilakukan jika hama melewati ambang batas.
3. Pemeliharaan yang dilakukan kurang intensif, kurang memperhatikan dalam hal
penyiangan, pembumbunan, penyiraman dan pembuangan daun kering.
a. Penyiangan dan pembumbunan
Penyiangan dilakukan 3 bulan sekali. Beberapa jenis gulma yang perlu diberantas
yaitu alang-alang (Imperata cylindrica) dan senduduk atau harendong (Melastoma
malabathricum). Untuk tanaman dipekarangan, dapat dilakukan penyiangan secara
manual bersamaan dengan penggemburan tanah, pembumbunan tanaman dan
pencabutan anakan yang kurang produktif.
b. Penyiraman
Penyiraman minimum dilakukan 5 hari sekali. Fungsinya untuk melarutkan unsur
hara sehingga mudah diserap akar selain itu untuk menjaga kelembaban tanah.
Kelembaban dijaga tidak kurang dari 60%, yang ideal yaitu 80-90%.

c. Pembuangan daun kering

Daun-daun kering yang menempel pada tanaman perlu dibersihkan karena dapat
menghambat pertumbuhan anakan. Daun-daun kering ini dapat digunakan sebagai
seresah untuk menjaga kelembaban tanah dan menghambat pertumbuhan gulma.
VI. PENUTUP
Dipekarangan Pak Wiji, tanaman pisang yang dibudidayakan tidak mampu
memberikan hasil produktifitas yang maksimal dan pertumbuhannya tidak merata. Untuk
mengatasi hal tersebut, Pak Wiji harus lebih memperhatikan bahan tanam yang digunakan
dan pemeliharaan yang intensif pada tanaman pisang. Pemeliharaan yang dilakukan berupa
penyiangan dan pembumbunan, penyiraman, pembuangan daun kering, pemberian pupuk
serta pengendalian terhadap serangan hama dan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Belajar Budidaya Pisang Kepok.
http://khasiatbuahpisang.blogspot.com/2013/02/mari-belajar-budidaya-pisangkepok.html. diakses pada 2 November 2013
Anonim. 2013. Cara Budidaya Pohon Pisang.
http://peuyeumcipatat.blogspot.com/2013/05/cara-budidaya-pohonpisang_3461.html#.UnJbnVP0G00. Diakses pada 3 November 2013
Anonim. 2013. Pisang. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Diakses pada 2 November 2013

Fahreza. 2013. Budidaya Pisang. http://daveefahreza.blogspot.com/2013/01/budidayapisang.html. diakses pada 2 November 2013
Hartoyo, Dwi. 2013. Tanaman Pisang dan Teknik Budidaya Pisang.
http://www.htysite.com/budidaya%20pisang.html. Diakses pada 2 November 2013
Hilman, Iman dan Nurita Toruan-Mathius.2001. Budidaya dan Prospek pengembangan
ABAKA. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sudarma, Harta. 2005. Pembibitan Tanaman Buah. Klaten: Penerbit Bola Bintang Publishing.
Sunyoto, Ade. 2011. Budidaya Pisang Cavendish : Usaha Sampingan yang Menggiurkan.
Yogyakarta: Berlian Media.

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

PENGARUH KOMPOSISI KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN TIGA HIBRID TANAMAN ANGGREK Dendrobium sp.

10 148 1

KAJIAN APLIKASI PUPUK KASCING PADA TIGA JENIS TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN PERBANDINGAN MEDIA YANG BERBEDA

3 58 19

PENGARUH TINGKAT SALINITAS TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ASAM JAWA (Tamarindus indica, Linn.)

2 32 14

PERBANDINGAN BUDIDAYA "AIR LIUR" SARANG BURUNG WALET ANTARA TEKNIK MODERN DAN TEKNIK KONVENSIONAL (Studi Pada Sarang Burung Burung Walet di Daerah Sidayu Kabupaten Gresik)

6 108 9

INSTRUMEN UKUR KADAR KEBUTUHAN PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN METODE FUZZY LOGIC

13 68 149

INTEGRASI APLIKASI METARHIZIUM ANISOPLIAE DAN NEMATODA PATOGEN SERANGGA SEBAGAI AGEN PENGENDALI HAYATI HAMA URET LEPIDIOTA STIGMA YANG MENYERANG TANAMAN TEBU

5 78 10

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI TADAH HUJAN (Oryza sativa L.) PADA LAHAN KELMPOK TANI KARYA SUBUR DI DESA PESAWARAN INDAH KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

3 52 58

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANONITROFOS DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK KIMIA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA MUSIM TANAM KETIGA

2 27 50