Makalah Pasar Persaingan Monopolistis Indonesia

Makalah "Pasar Persaingan Monopolistis"

Mata Kuliah : Teori Pengantar Mikro Ekonomi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya, yang berjudul “Pasar
Persaingan Monopolistis”.
Makalah ini dibuat dengan observasi dan beberapa bantuan berbagai pihak untuk
menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan selama mengerjakan. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini .
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak luput dari segala kekurangan dan
kesempurnaan. Namun penulis telah mengusahakan yang terbaik bagi penulisan makalah ini.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 10 Juni 20

Fenni Octafiyani
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada
di kalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsur
pasar yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi berada di pasar,mulai dari unsur produksi,
distribusi maupun unsur konsumsi.
Usaha seseorang untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya selalu dilakukan sejak zaman
dahulu kala. Sebelum adanya jual beli seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertukar
barang dengan orang lain yang memiliki barang yang ia butuhkan (barter). Namun, barter
bukanlah hal yang efisien bagi seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena
terkadang barang yang ditukar tidak seimbang nilainya dengan barang yang didapat.
Seiring berkembangnya zaman akhirnya didapat satuan pengukur nilai suatu barang yaitu
Uang. Setelah orang-orang mengenal uang maka sistem barter tidak lagi berlaku, tetapi yang
berlaku adalah sistem jual-beli.
Menurut organisasinya pasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Pasar Persaingan
Sempurna, dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna dibagi
lagi menjadi tiga bagian yaitu Pasar Monopoli, Pasar Monopolistik, dan Pasar Oligopoli.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang Pasar Monopolistis. Melihat dari
jenis barang yang termasuk di dalamnya, pasar tipe ini merupakan salah satu pasar yang begitu
dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pasar persaingan monopolistis?
2. Apa saja ciri-ciri pasar persaingan monopolistis?
3. Apa saja keseimbangan dalam pasar persaingan monopolistis?
4. Apa saja corak dalam pasar persaingan monopolistis?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistis?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apa pengertian pasar monopolistis, serta
untuk mengetahui ciri-ciri apa saja yang ada di dalam pasar persaingan monopolistis.

Selain itu tujuan penelitian ini juga untuk melengkapi tugas sebagai tugas Softskill program
Strata Satu (S1) Jurusan Management dan Akuntansi.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.

Penulis

Karena dengan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si penulis mengenai
pasar persaingan monopolistis.

2. Masyarakat
Masyarakat juga dapat mengetahui apa itu pasar persaingan monopolistis dan ciri-ciri apa saja
yang ada di dalam pasar persaingan monopolistis, serta kelebihan dan kekurangan pasar
persaingan monopolistis.
3. Rekan-rekan Mahasiswa/i.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk yang ingin mengetahui lebih dalam
mengenai pasar persaingan monopolistis. hasil penulisan ini juga dapat dimanfaatkan dan
dijadikan salah satu bahan masukan ataupun bahan pertimbangan dalam kegiatan penulisan
selanjutnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai makalah ini, maka penulisan tugas
makalah ini dikelompokan dalam 3 bab, yang dimana tiap-tiap bab membahas mengenai materi
sebagai berikut :
o BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian serta sistematikan penulisan.
o BAB II PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi mengenai pengertian pasar persaingan monopolisti serta ciri-ciri pasar
persaingan monopolistis dsb.
o BAB III SIMPULAN DAN SARAN
Penutup ini berisi mengenai Simpulan dan Saran serta Daftar pustaka.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasar Persaingan Monopolistis.
Pasar Persaingan Monopolistis (Monopolistic Compettion) adalah salah satu dari pasar
persaingan tidak sempurna,
Pasar Persaingan Monopolistis adalah pasar yang dikembangkan karena ketidakpuasan
terhadap daya analisis model Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Compettion) dan Pasar
Monopoli ( Monopoly).
Dilihat dari struktur pasar persaingan monopolistis hampir sama dengan pasar persaingan
sempurna. Pasar monopolistis didefinisikan sebagai pasar dengan banyak produsen yang
menghasilkan komoditas yang berbeda karakteristik (differentiated product) dan bisa disebut
juga sebagai pasar yang banyak penjual, yang menawarkan satu jenis barang dengan diferensi
produk yang berbeda-beda baik dari segi kualitas, bentuk dan ukuran.
2.2 Ciri-Ciri Pasar Persaingan Monopolistis.


1. Terdapat Banyak Penjual.
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian ia
tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di pasar sudah terdapat
beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolistis sudah mungkin wujud. Yang
penting, tidak satupun dari perusahaan-perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari
perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahaan dalam pasar monopolistis mempunyai ukuran yang
relatif besar seperti pasar persaingan sempurna, keadaan ini menyebabkan produksi suatu
perusahaan relative sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan
pasar.
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak.
Bersifat Berbeda Corak yang membedakan antara pasar persaingan monopolistis dan
pasar persaingan sempurna. Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya dan
secara fisik mudah dibedakan antara produksi suatu perusahaan dengan produksi suatu

perusahaan lainnya. Terdapat pula perbedaan-perbedaan dalam pengemasannya. Sebagai akibat
dari perbedaan-perbedaan ini barang yang diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam
persaingan monopolistis bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna tetapi merupakan
barang pengganti yang dekat.
3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga.

Perusahaan dalam persaingan monopolistis dapat mempengaruhi harga, namun
pengarunya relative kecil kalau dibandingkan dengan peruahaan pasar oligopoly dan monopoli.
Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang
dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli
bersifat memilih, lebih menyukai barang dari suatu perusahaan tertentu.
4. Kemasukan ke Dalam Industri Relatif Mudah.
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan monopolistis
tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti di
dalam oligopoly dan monopoli. Beberapa faktor menebabkan hal ini:
1. karena modal yang diperlukan relative besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna.
2. Karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah
tersedia dipasar dan mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan.
5.

Persaingan

Mempromosi

Penjualan


Sangat

Aktif.

Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga relative
tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat
barang yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak, menimbulkan daya tarik
yang berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa pembeli dengan
memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus,
memberikan sayart penjualan yang menarik dan sebagainya.
2.3 Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis.
Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah lebih
elastis dari yang dihadapi monopoli, tetapi elastisaitasnya tidak sampai mencapai elastis

sempurna. Maka pada hakikatnya kurva permintaan ke atas barang produksi perusahaan dalam
persaingan monopolistis adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan
bukan turun dengan curam). Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti:
Apabila perusahaan menaikan harga maka jumlah barang yang di jualnya menjadi sangat

berkurang dan sebaliknya apabila perusahaan menurunkan harga maka jumlah barang yang
dijualnya menjadi sangat bertambah.
Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistis tidak elastis sempurna, kurva hasil
penjualan marjinal (MR) tidak berimpit dengan kurva permintaan. Dalam persaingan
monopolistis kurva MR adalah sama seperti terapat dalam monopoli, yaitu kurva tersebut
terletak dibawah kurva permintaan.
 Keseimbangan Jangka Pendek.
Karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit dan sebagai akibatnya kurva
MR tidak berimpit dengan kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan
dalam

pasar

persaingan

monopolistis

adalah

sama


dengan

di

dalam

monopoli.

Dalam gambar ini ditunjukan (i) adalah keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan.
Keuntungan yang maksimum akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat
dimana keadaan MC = MR tercapai. Makan keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah
produksi adalah Q dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. segi empat PABC
menunjukan jumlah keuntungan maksimum yang dinikmati perusahaan monopolistis itu.
Dalam gambar (ii) yang di tunjukan adalah keadaan dimana perusahaan mengalami kerugian.
Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan MC = MR tercapai. Ini berarti perusahaan
harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q. pada tingkat produksi ini harga mencapai P.
besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC. Walaupun mengalami kerugian
perusahaan akan terus beroperasi selama hasil penjualannya melebihi jumlah baiay berubah (atau
harga melebihi AVC).

 Keseimbangan Jangka Panjang.
Dalam persaingan monopolistis tidak terdapat hambatan kepada perusahaan-perusahaan baru.
Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah
perusahaan pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang
semakin sedikit pada berbagai tingkat harga.

Dalam gambar ini kemasukan perusahaan baru dan perpindahan kurva DD dan MR ke kiri
akan terus berlangsung sehingga perusahaan hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan
demikian. Seperti halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempruna, dalam
persaingan monopolistis setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal didalam jangka
panjang.
2.4 Corak Dalam Pasar Persaingan Monopolistis.
Terdapat beberapa corak yang ada terjadi dan ada pada pasar persaingan monopolistis. Berikut
uraian hal-hal yang terkait dalam corak pasar persaingan monopolistis.


Efesiensi dan Diferensiasi Produksi.
Dalam pasar persaingan monopolistis walaupun terdapat banyak produk yang dihasilkan sama
namun produsen membedakan karakteristiknya, baik dalam hal mutu, design, mode maupun
kemasan. Perbedaan-perbedaan ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk

menentukan produk yang akan dipilih dan digunakan.
Setiap perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis akan berusaha memproduksi produk
yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan jelas dibedakan dengan hasil perusahaan lain.
Terdapatnya berbagai variasi produk merupakan keistimewaan dari pasar persaingan
monopolistis. Variasi produk menimbulkan keuntungan bagi produsen dan konsumen.
Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk mampu menciptakan suatu penghambat
pada perusahaan lain untuk menarik para pelanggannya. Bagi konsumen keuntungannya karena
mereka memeiliki banyak pilihan untuk membeli suatu produk dengan karakteristik yang
berbeda-beda.



Perkembangan Teknologi dan Inovasi.
Bentuk pasar monopolistis memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan
perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh
keuntungan normal. Ketika terlihat keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek
maka akan memicu perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Ketika
banyak peodusen yang bergelut dalm bidang yang sama maka keuntungan yang melebihi normal
pun tidak didapati lagi, yang berarti dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari
pengembangan teknologi dan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.



Persaingan Bukan Harga.
Persaingan Bukan-Harga yaitu menarik lebih banyak pelanggan bukan dengan cara menurunkan
harga tetapi dengan cara promosi yang lain. Sangan penting peranannya dalam pasar persaingan
monopolistis. Bentuk utama persaingan bukan-harga adalah pengiklanan, pembedaan
penampilan barang dan “after sales service” atau jasa sesudah.



Distribusi pendapatan.
Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan monopolistis mengakibatkan
distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya, ketika suatu produsen mampu menghasilkan
keuntungan melebihi normal pada jangka waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa
produsen lain untuk memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat
memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang mendapatkan keuntungan
lebih melainkan keuntungannya sama, karena keuntungannya sudah terbagi-bagi dengan
banyaknya produk. Berdasarkan kecenderungan ini, para ekonom berpendapat bahwa pasar
persaingan monopolistis menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopolistis.
o Pasar Monopolistis memiliki kelebihan sebagai berikut :
1.

Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih
produk yang terbaik baginya.

2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi
dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan
dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
4.

Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari
tersedia dalam pasar monopolistik.

o Pasar Monopolistis juga memiliki kekurangan sebagai berikut :

1.

Pasar monopolistis memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas
maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup
akan cepat keluar dari pasar.

2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain
pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3.

Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya
produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen.

2.6 Pandangan Yang Menyokong Pengiklanan.
1.

Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam
menentukan jenis-jenis barang yang akan dibelinya. Dengan iklan perusahaan-perusahaan dapat
menjelaskan kepada konsumen tentang barang baru yang diproduksikan atau barang lama yang
telah ditingkatkan mutunya.

2.

Iklan akan menggalakan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang. Dalam mempromosikan
barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat-sifat istimewa dari barang yang
di produksi, iklan memberi dorongan kepada perusahaan untuk mengembangkan hasil
produksinya sehingga mempunyai keistimewaan-keistimewaan tertentu.

3. Iklan membantu membiayai perushaan komunikasi masa seperti radio, televise, surat kabar dan
majalah. Dengan membuat iklan dalam perusahaan-perusahaan ini sebagian biaya mereka akan
dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat mengurangi subsidi pemerintah untuk membiayai
kegiatan penyiaran radio dan televisi, menurunkan harga surat kabar dan majalah, yaitu harganya
lebih rendah dari yang akan ditetapkan apabila tidak terdapat iklan.
4.

Iklan menaikan kesempatan kerja. Telah ditunukan sebelum ini bahwa iklan akan menaikan
jumlah produksi. Untuk menambah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan dengan demikian
pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah banyak.

2.7 Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan.
1. Promosi secara iklan adalah suatu penghambatan perusahaan akan menaikan biaya produksi per
unit tanpa menimbulkan perubahan apapun terhadap suatu barang.

2.

Iklan tidak selalu memberi informasi yang benar. Tidak semua iklan dibuat dengan jujur dan
menerangkan sifat-sifat sebenarnya dari barang yang diiklankan.

3. Iklan bukanlahsuatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekerjaan dalam perekonomian.
Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan dengan lebih efektif. Misalnya,
usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiscal
dan moneter.
4.

Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam
industry. Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami pertambahan yang
sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan permintaan dan efisiensi kegiatannya
menurun. Menghadapi kenyataan seperti itu perusahaan-perusahaan baru menjadi lebih enggan
untuk masuk kedalam industry tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis akan mendapatkan keuntungan di atas
normal pada periode jangka pendek. Keuntungan di atas normal tersebut menyebabkan
pertambahan jumlah perusahaan di pasar. Sehingga mengakibatkan perusahaan tersebut hanya
akan memperoleh keuntungan normal bahkan merugi pada periode jangka panjang.
Pengaturan pasar persaingan monopolistis tidak perlu dilakukan meskipun perusahaan yang
beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik tidak efisien. Hal ini berdasarkan tiga argument,
antara lain :
1)

Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss)
relatif kecil.

2) Permintaan ysng sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relatif kecil.
3)

Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroprasi dalam pasar persaingan
monopolistik diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena beragam produk, peningkatan
kualitas, dan meningkatnya kebebasan konsumen dalam memilih output.

3.2 Saran.
Sebaiknya produsen meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen akan tetap setia pada
produk tersebut. Sehingga meskipun produsen menaikan harga barang tersebut, produsen tidak
lantas kehilangan banyak pelanggan. Karena konsumen sudah percaya dengan mutu produk
tersebut.
Selain itu pasar persaingan monopolistis juga menuntut produsen agar lebih inovatif lagi
dalam berproduksi. Baik inovatif dalam menciptakan suatu produk maupun inovatif dalam
efisiensi penggunaan faktor produksi.

DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. “Pengantar Ilmu Ekonomi ( Mikro Ekonomi
dan Makro Ekonomi )”. Edisi Ke-3. Jakarta: FE-UI
Sukirno, Sadono. 2005. “Mikro Ekonomi Teori Pengantar”. Edisi Ke-3. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Analisis Orientasi Pembelajaran Dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Pada IKM Sepatu Di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung

9 87 167