Pengaruh Kualitas Laba terhadap Obligasi

Pengaruh Kualitas Laba terhadap
Obligasi yang dimiliki Perusahaan
Maouren Angel
Fakultas Ekonomi
Universitas Atma Jaya Makassar 2017

ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menganalis pengaruh dari kualitas laba perusahaan
terhadap obligasi yang dimiliki perusahaan yang ada di bursa efek Indonesia
selama enam tahun peride pengamatan yakni tahun 2010 hingga tahun 2015.
Penelitian ini akan menggunakan regresi linear berganda yang mensyaratkan
melakukan uji normalitas, uji asumsi klasik (uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi), uji regresi berganda, uji hipotesis, dan uji
koefisien determinasi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh dari kualitas
laba terhadap obligasi yang dimiliki perusahaan.
Penelitian ini disusun sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan mengenai
latar belakang masalah, pertanyaan, penelitian dan organisasi penulisan. Kedua,
kualitas laba dan obligasi. Ketiga metode penelitian ini terdiri atas pemilihan
sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variable serta
metoda analisis. Hasil penelitian yang berisi statistik deskriptif serta hasil dan

interpretasi pengujian hipotesis.Terakhir, penutup yang berisi simpulan,
keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya.
Dari hasil analisis menyatakan bahwa, Laba berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Obligasi.

BAB 1
Pendahuluan
I.

Latar Belakang

Semakin berkembangnya pasar obligasi di Indonesia mengakibatkan
semakin pentingnya ketersediaan informasi bagi investor/kreditor untuk
mengukur risiko investasi obligasi. Adanya risiko emiten obligasi/debitor tidak
mampu membayar pinjaman pokok beserta bunganya (risiko default)
menyebabkan keberadaan lembaga pemeringkat obligasi seperti Moody’s dan
Standard & Poor’s (di Amerika Serikat), atau PT Moody’s Indonesia (di Indonesia)
semakin dibutuhkan untuk membantu investor dalam melakukan estimasi atas
risiko tidak terbayarnya pokok pinjaman dan bunga obligasi.
Seiring dengan era globalisasi dalam pasar keuangan dan meningkatnya

penggunaan peringkat kredit dalam regulasi dan perjanjian keuangan, Frost
(2007) menyatakan bahwa hal tersebut menyebabkan semakin bertambah
pentingnya peringkat kredit yang diberikan untuk setiap penerbitan obligasi
oleh suatu perusahaan.
Manajemen laba dianggap sebagai salah satu faktor yang menentukan
kualitas laporan keuangan perusahan. Terdapat beberapa penelitian yang telah
dilakukan untuk mengidentifikasi adanya praktik manajemen laba yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Salah satu cara untuk
mengidentifikasi adanya praktik manajemen laba tersebut adalah dengan
menggunakan perbedaan antara laba sebelum pajak (book income) dan
penghasilan kena pajak (taxable income).
Kata kunci: Laba, book income, taxable income, Obligasi
II.

Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan Latar Belakang yang dibahas
sebelumnya, maka penelitian ini khusus membahas tentang apakah laba
berpengaruh terhadap obligasi di dalam perusahaan bursa efek Indonesia?

III.


Tujuan Penelitian
Melalui rumusan masalah di atas, dapat kita ketahui tujuan penelitian ini
untuk menguji hubungan antara laba dan obligasi perusahaan bursa efek di
Indonesia.

IV.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya:

1.

Bagi akademik

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refensi, dan sumber
pengetahuan bagi kalangan akademik
2.


Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak perusahaan
sehingga dapat lebih baik lagi dalam pengambilan keputusan pelaporan
keuangan.

BAB II
Teori dan Pengembangan Hipotesis
1.1.

Laba

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang pertama Laba
dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang
investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang
berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya
kesempatan)
1.2.

Kualitas Laba


Kualitas laba yang baik akan meningkatkan expected future earnings,
hal ini akan menurunkan default risk, sehingga laba dengan kualitas yang baik akan
lebih informatif di pasar obligasi karena dapat digunakan untuk menentukan risiko
kegagalan kredit dan membedakan kualitas kredit yang baik dan yang tidak.
SFAC No.1 (FASB 2000) menyatakan bahwa salah satu tujuan investor dan
kreditur menggunakan informasi laba adalah untuk menilai risiko investasi atau
pinjaman pada perusahaan. Laba dapat digunakan sebagai indikator yang lebih baik
dibandingkan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Khurana dan
Raman (2003) menemukan bahwa fundamental berhubungan negatif dengan
yields, semakin tinggi nilai fundamental maka makin rendah yields obligasi.

1.3.

Manajemen Laba

Menurut Schipper (1989) dalam Belkaoui (2004) manajemen laba adalahsuatu
intervensi yang disengaja pada proses pelaporan eksternal dengan maksud
untuk mendapatkan beberapa keuntungan pribadi, yang dapat dilakukan melalui
pemilihanmetode-metode akuntansi dalam GAAP (General Accepted Accounting

Principles)ataupun dengan cara menerapkan metode-metode yang telah ditentukan
dengan cara yang telah ditentukan dengan cara tertentu.
1.4.

Obligasi

Bursa Efek Indonesia (BEI) mendefinisikan obligasi merupakan surat utang jangka
menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang
menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan
melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut.
Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang
merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang
obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon
bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang
menyatakan bahwa investor tersebut/pemegang obligasi telah meminjamkan
sejumlah uang kepada perusahaan.
Jenis-jenis Obligasi
Jenis obligasi, menurut Bursa Efek Indonesia, dapat dilihat dari enam sisi yang

berbeda, yaitu penerbit, sistem pembayaran bunga, hak penukaran/opsi,
jaminan/kolateralnya, nilai nominal, serta perhitungan imbal hasilnya.

Bab III
Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian
mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliabel, dan obyektif (Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed methods), (Bandung :
Alfabeta, 2013), hal. 3). Agar penelitian ini dapat mengarah pada hasil yang
diinginkan haruslah menggunakan pendekatan dan jenis penelitian yang tepat.
Adapun pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik( Ibid., hal. 11). Pendekatan
kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian, dan
variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi dari

masing-masing variabel. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan

pengujian yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti
penentuan teknik analisa dan uji statistik yang akan digunakan. Pendekatan
kuantitatif ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran
angka statistik, bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya. Tujuan akhir
dalam penelitian ini adalah menguji teori, membangun fakta, menunjukkan
hubungan dan pengaruh serta perbandingan antar variabel, memberikan deskripsi
statistik, menafsir, dan meramalkan hasilnya. (Syofian Siregar, Statistik Parametrik
Untuk Penelitian Kuantitatif. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2014), hal. 30)
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif. Jenis
penelitian asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Ibid., hal. 61). Dengan jenis
penelitian asosiatif ini, maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi
untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala dalam penelitian
(Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif..., hal. 15).
Hubungan variabel dalam penelitian ini adalah hubungan fungsional. Hubungan
fungsional adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel

independent (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependent (variabel yang
dipengaruhi) (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi...,
hal. 61). Adapun variabel independent dalam penelitian ini adalah obligasi ,
Sedangkan variabel dependent dalam penelitian ini adalah laba.

A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan(Ibid., hal. 63). Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel dimana terbagi atas satu variabel independent dan
satu variabel dependent yang meliputi :
1. Variabel independent adalah variabel ini sering disebut dengan variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
obligasi
2.

Variabel dependent adalah sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Menurut bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Ibid., hal. 64). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah laba.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menetukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersedia bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif (Ibid., hal. 135). Dalam penelitian ini menggunakan skala rasio. Skala
rasio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai
jarak yang sama.( Bambang Suwarno, Rumus dan Data Dalam Analisi Statistika.
(Bandung : Alfabeta, 2007), hal. 15) Kalau sebuah data memiliki titik nol absolut,
maka data tersebut disebut sebagai data rasio. Dengan kata lain rasio memiliki
semua ciri dari data interval dan ditambah pula mempunyai titik nol absolut sebagai
titik permulaan.( M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta : Kencana, 2008), hal. 120)
B. Data dan Sumber Data
Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang
diperoleh di lokasi penelitian. Hal yang lebih ditonjolkan data adalah aspek materi.
Data dikonsepkan sebagai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan

keterangan tentang suatu fakta. Fakta tersebut ditemui oleh peneliti dilokasi
penelitian (106 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya..., hal. 119) . Data yang baik adalah
data yang mempunyai syaratsyarat sebagai berikut : Data harus akurat, data harus
relevan, data harus up to date (Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk
Penelitian Kuantitatif..., hal. 15) .
Dilihat dari sumber datanya pengumpulan data dapat menggunakan sumber
sekunde (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi..., hal.
187) . Sumber primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Dengan demikian, data primer
diperoleh dari sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan. Sumber sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data
yang kita butuhkan.

Data sekunder diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder. Misalnya
dipeoleh dari data laporan keuangan perbankan atau perusahaan.
2. Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar. Misalnya diperoleh
dari badan atau lembaga yang aktivitasnya mengumpulkan data atau keterangan
yang relevan dalam berbagai masalah (M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian

Kuantitatif, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya..., hal.
122) .
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang
didasarkan pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai 2015.

C. Analisis Data
 Analisis Regresi Linear
Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode regresi yang dapat
dipakai sebagai alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh
sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Uji
Regresi linear sederhana ataupun regresi linier berganda pada intinya memiliki
beberapa tujuan, yaitu:
1. Menghitung nilai estimasi rata-rata dan nilai variabel terikat berdasarkan
pada nilai variabel bebas.
2. Menguji hipotesis karakteristik dependensi
3. Meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai
variabel bebas diluar jangkaun sample.
Pada analisis regresi sederhana dengan menggunakan SPSS ada beberapa asumsi
dan persyaratan yang perlu diperiksa dan diuji, beberapa diantaranya adalah :
1. Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (Error).
Nilai disturbance termsebesar 0 atau dengan simbol sebagai berikut: E (U / X)
= 0,
2. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka antara variabel bebas (explanatory)
tidak ada hubungan linier yang nyata,
3. Model regresi dikatakan layak jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar <
0.05, Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak.
Kelayakan ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard
Deviation,
4. Koefisien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji T.
Koefesien regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis),
5. Model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai koefisien
determinasi (KD = R Square x 100%) semakin besar nilai tersebut maka
model semakin baik. Jika nilai mendekati 1 maka model regresi semakin baik,

6. Residual harus berdistribusi normal,
7. Databerskala interval atau rasio,
8. Kedua variabel bersifat dependen, artinya satu variabel merupakan variabel
bebas (variabel predictor) sedang variabel lainnya variabel terikat (variabel
response) Berikut ini contoh perhitungan regresi linier sederhana
menggunakan software SPSS 20.

BAB IV
Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka berikut merupakan
penjelasan dari hasil yang telah dilakukan :

a) Tabel pertama menunjukkan variabel apa saja yang diproses, mana
yang menjadi variabel bebas dan variabel terikat.
b) Tabel kedua menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai
koefisien korelasi. Nilai yang didapatkan adalah 0,492. Nilai ini
dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian
ada di kategori kuat. Melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square
atau koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus
model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan
variabel terikat. Nilai KD yang diperoleh adalah 23% yang dapat
ditafsirkan bahwa variabel pendapatan operasional memiliki
pengaruh kontribusi sebesar 23% terhadap variabel laba dan 77%
lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel
pendapatan operasional.
c) Tabel ketiga digunakan untuk menentukan taraf signifikansi atau
linieritas dari regresi. Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji F
atau uji nilai Signifikansi (Sig.). Cara yang paling mudah dengan uji

Sig., dengan ketentuan, jika Nilai Sig. < 0,05, maka model regresi
adalah linier, dan berlaku sebaliknya. Berdasarkan tabel ketiga,
diperoleh nilai Sig. = 0,00 yang berarti < kriteria signifikan (0,05),
dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data
penelitian adalah signifikan artinya, model regresi linier memenuhi
kriteria linieritas.
d) Tabel keempat menginformasikan model persamaan regresi yang
diperoleh dengan koefisien konstanta dan koefisien variabel yang
ada di kolom Unstandardized Coefcients B. Berdasarkan tabel ini
diperoleh model persamaan regresi : Y =-30812760,9+2,369 X1.

BAB 5
PENUTUP



Kesimpulan
Sesuai hasil pegujian hipotesis yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa, pengaruh kualitas laba berpengaruh
positif dan signifikan terhadap obligasi perusahaan bursa efek
Indonesia.



Saran
Sebagai suatu perusahaan harus lebih memperhatikan
kualitas laba yang dihasilkannya, sehingga dapat menghasilkan
laporan keuangan yang lebih informatif bagi para investor yang
ingin melakukan investasi obligasi.

DAFTAR PUSTAKA

laba, d. (n.d.). Retrieved from https://www.scribd.com/doc/38683872/DefinisiManajemen-Laba
obligasi, d. (n.d.). Retrieved from http://henrich27.blogspot.co.id/2013/11/definisiobligasi-jenis-jenis-obligasi.html
obligasi, p. l. (n.d.). 1_artikel_jba10-2agustus2008.
PPJK_03.

Kode
IDX

Nama Perusahaan

ITTG
JECC
JECC
JIHD
JKON
JKSW
JPFA
JPRS
JRPT
JSMR
JSPT
JTPE
KAEF
INTP
KARW
KBLI
KBLM
KBLV
KBRI
KDSI
KIAS

PT Leo Investments Tbk
PT Jembo Cable Company Tbk
Jembo Cable Company

Jakarta International Hotels &
Development
Jaya Konstruksi Manggala Pratama
Jakarta Kyoei Steel Works Ltd
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
Jaya Pari Steel Tbk
Jaya Real Property Tbk
Jasa Marga Tbk
Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
Jasuindo Tiga Perkasa
Kimia Farma (Persero)
Indocement Tunggal Prakarsa
Karwell Indonesia
KMWire and Cable
Kabelindo Murni
First Media
Kertas Basuki Rahmat Indonesia
Kedawung Setia Industrial
Keramika Inonesia Asosiasi