PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 12 TAHUN

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik.
Perkembangan peserta didik tersebut meliputi : perkembangan fisik, perkembangan
sosioemosional,dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan
perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan
intelektual atau perkembangan mental. Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik
di atas, sangat diperlukanuntuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan
dilaksanakan. Rancanganpembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi
belajar siswasehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang
diinginkan.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa
(Santrock, 2003). Masa remaja juga merupakan suatu masa perkembangan yang penuh
dengan berbagai tantangan baik itu dari segi fisik maupun segi psikis. Dari kesimpulan
diatas dapat kita lihat bahwa masa remaja sangat rentan akan berbagai masalah, baik dalam
perkembangan fisik, perkembangan psikis, perkembangan bahasa dan perkembangan
sosialnya. Permasalahan yang terjadi pada remaja sebagian besar dipengaruhi oleh adanya
perubahan dari dalam diri dan sosialnya.
Perkembangan sosial remaja sangat penting bagi kehidupan remaja selanjutnya.
Perkembangan sosial mempengaruhi remaja dalam hubungan sosialnya dengan teman

sebaya dan orang tua dan yang paling essensial dari perkembangan sosial remaja adalah
pencarian identitas atau jati diri. Apabila perkembangan sosial tidak mengalami kesuksesan
maka remaja tidak akan dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan sosialnya dengan
baik, sehingga pada masa dewasa akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya.
B.

RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah ini kami menyusun beberapa rumusan masalah atau batasan
masalah diantaranya sebagai berikut :
1

1) Aspek-aspek apa saja yang terdapat dalam perkembangan remaja?
2) Apa ciri khas remaja awal ?
3) Apa saja tugas dan perkembangan remaja?
4) Bagaimana pendidikan anak usia remaja awaL

C.

TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini tentunya kami mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut :

1) Mengetahui dan memahami aspek-aspek perkembangan pada remaja?
2) Mengetahui ciri khas remaja awal?
3) Memahami tugas dan perkembangan remaja?
4) Mengetahui pendidikan anak usia remaja awal?

2

BAB II
PEMBAHASAN
A.

PENGERTIAN PERKEMBANGAN REMAJA
Perkembangan (Development) adalah pola perubahan yang dimulai sejak masa
pembuahan dan terus berlangsung selama masa hidup. Sebagian masa perkembangan
melibatkan proses pertumbuhan, pola perkembangan bersifat kompleks karena pola
perkembangan melibatkan sebuah proses. Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai
masa peralihanan pada masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai
tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar
pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap

perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara
signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.
Masa Remaja (Adolescence) sebagai periode transisi perkembangan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa,yang melibatkan perubahan-perubahan biologis,kognitif
dan sosio-emosional. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa
dewasa. Sebetulnya , masa depan dari seluruh budaya tergantung pada seberapa efektifnya
pengasuhan itu (Larson dkk,2002).
Menurut monopka (pikunas, 1976) merasa remaja ini meliputi :
a) remaja awal : 12-15 tahun;
b) remaja madya: 15-18tahun,
c) remaja akhir : 19-22tahun.
Sementara salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap
tergantung (dependence) terhadap orang tua kea rah kemandirian (independence), minatminat seksual, perenungan diri,dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang
kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau
berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi.
Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda.Untuk
3

memahami lebih lanjut tentang remaja, pada uraian berikut dapat dipaparkan mengenai

karakteristik aspek-aspek perkembangannya.
1. Aspek fisik
Sejak manusia lahir sebenarnya sudah hormon tumbuh yang mempengaruhi
pertumbuhan (Monk dkk, 1982 : 222). Pertumbuhan organ –organ itu tidaklah sama.
Pertumbuhan tinggi atau panjang tubuh pria dan wanita hingga umur 9 tahun dapat
dikatakan berjalan sama. Sesudah itu mulai permulaan percepatan pertumbuhan pada
wanita, sedangkan percepatan pada anak pria lebih kemudian. menurut Nicolsen dan
hanley , yang ditulis Dadang Sulaiman (1995 : 27) , pertumbuhan maksimum yang
dicapai anak wanita terjadi pada usia rata- rata 11,5 dan 13,8 tahun, pada anak pria
artinya pada anak pria artinya pada usia kronologis terjadi penambahan ukuran tinggi
badan yang paling besar.
Secara fisik, masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual. Remaja
pria mengalami pertumbuhan pada organ testis, penis pembuluh mani, dan kelenjar
prostat. Matangnya organ-organ ini memungkinkan remaja pria mengalami mimpi
basah. Sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan
ovarium. Ovarium menghasilkan ova (telur) dan mengeluarkan hormon-hormon yang
diperlukan untuk kehamilan, dan perkembangan seks sekunder. Matangnya organorgan seksual memungkinkan wanita remaja untuk mengalami menstruasi. Fase remaja
ini merupakan masa terjadinya banjir hormon, yaitu zat-zat kimia yang sangat kuat,
yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar endoktrin dan dibawa keseluruh tubuh
olehaliran darah. Konsentrasi hormon-hormon tertentu meningkat secara dramatis

selama masa remaja, seperti hormon testosteron dan estradiol.
2. Aspek Intelektual (kognitif)
Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir operasional formal.
Tahap ini ditandai dengan kemampuan berfikir abstrak (seperti memecahkan persamaan
aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal dirinya, orang lain dan
masyarakat) dan logis (seperti menyusun rencana untuk memecahkan masalah).Pada
masa ini terjadi reorganisasi lingkaran syaraf yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif
tingkat tinggi yaitu kemampuan merumuskan perencanaan dan pengambilan keputusan.

4

3. Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumnbuhan organ-organ
seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-persaan baru yang belum dialami
sebelumnya, seperti: rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim denagn
lawan jenis. Dalam budaya Amerika, periode ini dipandang sebagai masa Strom &
Stress, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun
tentang cinta, dan perasaan terealisasi dan kehidupan sosial budaya orang dewasa.
(Pinukas,1976).
4. Aspek Sosial

Pada masa ini perkembangan sosial cognition, yaitu keampuan memahami orang
lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman
sebaya. Masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap confomity (konformitas),
yaitu kecenderungan

untuk meniru, mengikuti, opini, pendapat, nilai, kebiasaan,

kegemaran (hobby) atau keinginan orang lain. Perkembangan konfomitas ini dapat
berdampak positif atau negatif bagi remaja sendiri, tergantung kepada siapa atau
kelompok mana dia melakukan konformitasnya.Terkait dengan hali ini, Luskin
Pikunas(1976;257-259) mengemukskan pendapat McCandlesdan Evans yang berpendapat
bahwa masa remaja akhir ditandai oleh keinginannya untuk tumbuh dan berkembang
secara matang agar diterima oleh teman sebaya, orang dewasa dan budaya.
5. Aspek Kepribadian
Masa remaja merupakan saat berkembangnya self-identity (kesadaran akan identitas
atau jati dirinya). Remaja dihadapkan kepada berbagai pertanyaan: ”who am i, siapa
saya?” (keberadaan diriya), akan menjadi apa saya? Apa peran saya dan mengapa saya
harus beragama?.
Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya dalam kehidupan sosial,
dan memahami makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti

dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaiknya apabila gagal, maka dia akan
mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion) sehingga cenderung memiliki
kepribadian yang tidak sehat.

5

6. Kesadaran Beragama
Pikunas(1976) mengemukakan pendapat William Kay, yaitu bahwa tugas utama
perkembangan remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing
perilakunya. Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode moral
yang dapat diterima secara unversal. Pendapat ini menunjukkan tentang pentingnya remaja
memilki landasarn hidup yang kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama yang bersumber
dari agama. Terkait dengan kehidupan beragama remaja, ternyata mengalami proses yang
cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan. Proses kesadaran
beragama remaja itu dipaparkan pada uraian berikut:
a. Masa Remaja Awal (usia 13-16 tahun )
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, yaitu dengan mulai
tumbuhnya ciri-ciri keremajaan yang terkait dengan matangnya organ-organ seks,
yaitu: ciri primer (menstruasi pada anak wanita dan mimpi pertama pada remaja
pria) dan ciri sekunder (tumbuh kumis, jakun, dan bulu-buli disekitar kemaluan pada

remaja pria dan membesarnya buah dada/payudara, membesarnya pinggul dan
tumbuhnya bulu-bulu disekitar kemaluan pada remaja wanita). Kegoncangan dalam
keagamaan ini mungkin muncul karena disebabkan oleh faktor internal maupun
eksternal.
1) Faktor Internal,
Matangnya organ-organ seks yang mendorong remaja untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, namun disisi lain dia tahu perbuatan itu dilarang oleh
agama. Berkembangnya sikap independen, keinginan untuk hidup bebas, tidak
mau terikat dengan norma-norma keluarga, sekolah atau agama.
2) Faktor Ekternal
Perkembangan kehidupan soaial budaya dan masyarakat yang tidak jarang
bertentangan dengan nilai-nilai agama. Perilaku orang dewasa, orang tua
sendiri, para pejabat dan warga masyarakat yang gaya hidupnya kurang
mempedulikan agama, bersifat munafik, tidak jujur dan perilaku amoral
lainnya.

6

b. Masa Remaja Akhir (usia 17-21 tahun )
Secara psikologis, pada masa ini emosi remaja sudah mulai stabil dan pemikirannya

mulai matang. Dalam kehidupan beragama, remaja sudah melibatkan diri kedalam
kegiatan keagamaan. Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran
dengan manusia sebagai penganutnya.
Masa remaja awal disebut juga dengan periode PUERAL (prapubertas atau pubertas
awal). Pada periode ini berbagai macam potensi dan kemampuan anak masih bersifat
“tersimpan”, belum mekar atau belum terpakai. Masa Pueral atau pra pubertas ini ditandai
dengan berkembangnya tenaga fisik yang melimpah-limpah. Kondisi ini menyebabkan
tingkah laku anak nampaknya kasar, canggung, brandal, kurang sopan, liar dan lain
sebagainya.
Pada masa ini pula pertumbuhan jasmani berkembang sangat pesat. Anak jadi cepat
besar, bobot badannya cepat naik dengan pesat dan tubuhnya bertambah panjang dengan
cepat pula. Makanya, banyak sekali, terutama anak laki-laki dan aktifitasnya mekin
meningkat. Bersamaan dengan pertumbuhan jasmani yang cepat inilah, berlangsung pula
proses perkembangan intelektuanya yang intensif, sehingga minat anak untuk mengetahui
dunia luar sangat besar. Perkembangan intelektual ini, akan membangun berbagai macam
fungsi psikis dan rasa ingin tahu rokhaniyah (Psychological Curiousity), sehingga tumbuh
motivasi yang kuat untuk mencari ilmu pengetahuan dan pengalaman baru. Minat anak
puer sering mengarah kepada hal-hal yang kongkrit dan menguasai teori-teori yang abstrak.
B.


Ciri-Cira Khas Remaja Awal (PUER)
Remaja awal (Puer) selain mengalami perkembangan jasmani dan psikisnya,
mempunyai ciri-ciri kahs sebagai berikut :
1. Anak puer menganggap dirinya “ Anak besar ” dan tidak mau disebut “ kanak-kanak dan
kecil ”, walaupun ia belum bisa meninggalkan sifat dan krakter kekanak-kanakannya.
Sikapnya realistis dan sadar “nuchter”. Ia belum memperdalam isi kejiwaan sendiri, tetapi
lebih aktif menengok ke dunia luar.
2. Rasa diri yang makin menguat adalah ciri khas yang paling menonjol pada usia ini. Tidak
ada periode kehidupan manusia yang secara psikis begitu positip dan kuat dari pada
7

periode ini. Energi yang keluar melimpah dan memanifestasikan diri dalam bentuk
keberanian, keriangan, kericuhan, perkelahian dan mengolok-olok atau saling mengganggu
antar sesamanya. Juga mempunyai sifat ketus, cerewet bahkan keinginan yang menggebugebu untuk menarik perhatian orang lain (dipuji orang lain).
3. Anak Puer juga mempunyai khas suka bermulut besar, ”ngibul”, menyombongkan diri,
beraksi dan sesumbar, pamer atas kekuatan dirinya. Kalau gadis, ia ingin menonjolkan
kecantikan dirinya, cerewet, eksklusif, ketus dan lain-lain yang pada akhirnya sering
muncul rasa EGO-nya.
C.


ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA
a) Perkembangan Fisik Pada Remaja

Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik.
Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh
anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja
menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada
kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau
poninya,

jadi

terlalu

resah

dengan

bentuk

tubuhnya,

dan

sebagainya.

Pada

masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada
masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak
sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat
menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik
yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan
upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada
penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana
dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan
badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh
yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena
pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi
remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri
sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan,
8

sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat
positif terhadap penilaian diri.
Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :
Perempuan
1) Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
2) Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
3) Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
4) Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
5) Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
6) Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Laki-laki
1) Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
2) Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
3) Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
4) Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
5) Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
6) Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
7) Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.
Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha
sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan
masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak
ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan
sebagainya.
b) Perkembangan sosial pada remaja
Menurut (Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd.:122) Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi; melebur diri
menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.

9

Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang
dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi
sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap
lingkungannya, remaja telah mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma
pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya didalam keluarganya.
Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bukan saja bergaul dengan berbagai
kelompok umur, Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan
kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa dan kelompok orang tua.
Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup
sulit, karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesame remaja, juga terselip
pemikiran pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditantai dengan menonjolnya fungsi intelektual
emosional. Seorang remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial yang bersifat tertutup
sehubungan dengan masalah yang dialami oleh remaja. Keadaan atau peristiwa ini oleh
Erik Erickson (dalam lefton, 1982:281) dinyatakan bahwa anak telah mengalami krisi
identitas. Proses pembentukan identitas diri dan konsep diri seseorang adalah sesuatu yang
kompleks. Banyak remaja yang amat percaya pada kelompok mereka dalam menemukan
jati dirinya. Dalam hal ini Erik Erickson berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang
didorong oleh pengaruh sosiaokultural. Tidak seperti pandangan freud, kehidupan sosial
remaja (pergaulan dengan sesame remaja terutama dengan lawan jenis) didorong oleh
berorientasi pada kepentingan seksual. Semua perilaku bsosial didorong oleh kepentingan
sosial.Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok baik kelompok kecil
maupun besar. Dalam menetapkan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai
penimbangan, seperti moral, sosial ekonomi, minat dan kesamaan bakat, dan kemampuan.
Baik didalam kelompok kecil maupun kelompok besar, masalah yang umum dihadapi oleh
ramaja dan yang paling rumit adalah faktorpenyesuaian diri. Didalam kelompok besar akan
terjadi persaingan yang berat, masing-masing individu bersaing tampil menonjol,
memperlihatkan akunya. Oleh karena itu, sering terjadi perpecahan dalam kelompok
tersebut yang disebabkan oleh menonjolnya kepentingan pribadi setiap orang. Teteapi
sebaliknya dalam kelompok ini terbentuk suatu persatuan yang kokoh, yang diikati oleh
norma kelompok yang telah disepakati.
10

Nilai positif dalam kehidupan kelompok adalah tiap anggota kelompok belajar
berorganisasi, memilih pemimpin, dan mematuhi kelompok. Penyesuaian dalam kelompok
kecil, kelompok yang terdiri dari pasangan remaja berbeda jenis sekalipun, tetap menjadi
permasalahan yang cukup berat. Di dalam proses penyesuaian diri, kemampuan intelektual
dan emosiaonal mempunyai pengaruh yang kuat. Saling pengertian akan kekuarngan
masing-masing dan upaya menahan sikap menonjolakn diri atau tindakan dominasi
terhadap pasangannya, diperlukan tindakan intelektual yang tepat dan kemapuan
menyeimbangkan pengendalian emosional. Dalam hubungan sosial yang lebih khusus,
yang mengarah kepemilihan pasangan hidup, pertimbangan faktor agama dan suku ini
bukan saja menjadi kepentingan masing-masing individu yang bersangkutan, tetapi dapat
menyangkut kepentingan keluarga dan kelompok yang besar (sesame agama atau sesame
suku).
Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang
dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi
sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap
lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma
pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya.
Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok
umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok
remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan
dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena
di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran
adanya kebutuhan masa depan untuk memilik teman hidup.
4. Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan.
Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena
di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja juga terselip
pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
5. Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.
Remaja

sering

mengalami

sikap

hubungan

sosial

yang

tertuutup

sehubungan dengan masalah yang dialaminya. Menurut “Erick Erison” Bahwa masa
remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa penemuan
11

jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan menurut Freud, Kehidupan
sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual.
6. Pergaulan remaja banyak diwujudk/an dalam bentuk kelompok – kelompok, baik
kelompok besar maupun kelompok kecil.
7. Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh bebrapa faktor diantaranya :
keluarga,kematangan anak,status sosial ekonomi keluarga,tingkat pendidikan,dan
kemampuan mental terutama emosi dan intelegensi.
D.

TUGAS DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Tugas-tugas perkembangan masa remaja merupakan suatu peralihan dari masaa
kanak- kanak menuju dewasa. Adapun ciri-ciri dari masa remaja antara lain pertumbuhan
fisik yang cepat, emosi yang tidak stabil, perkembangan seksual sangat menonjol, cara
berpikir kausalitas ( hukum sebab akibat) dan terikat pada kelompoknya (Kriswandaru,
2003).
Adapun tugas perkembangan yang harus dilalui para remaja, antara lain mampu
menerima keadaan fisiknya, mencapai kemandirian secara emosi, memperluas hubungan
dengan tingkah laku sosial yang lebih dewasa, mengetahui serta menerima kelebihan
maupun kekurangan yang dimiliki, membentuk nilai moral sebagai dasar untuk berperilaku
(Soetjiningsih, 2004)
Tugas perkembangan menurut Havighurs dalam Gunarsa (1991) antara lain:
1) Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan
kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
2) Memperoleh peranan sosial
3) Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan evektif
4) Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
5) Mencapai kepastian dan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6) Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7) Mempersiapkan diri dalam pembentuk keluarga
8) Membentuk sisitem nilai,moralitas dan falsafah hidup

12

Pada umunya masa remaja dapat dibedakan 2 periode,yaitu:
1) Periode masa puber usia 12-18 tahun
a) Masa Pra pubertas : peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya:
(1) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
(2) Anak mulai bersikap kritis
b) Masa pubertas usia 14-16 tahun : masa remaja awal
Cirinya :
(1) Mulai cemas dan bingung dengan perubahan fisiknya
(2) Mulai memperhatikan penampilan
(3) Sikapnya tidak menentu / plin-plan
(4) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c) Masa akhir pubertas 17-18 tahun :peralihan darimasa pubertas ke masa adolesen
Ciinya :
(1) Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi keadaan psikologinya belum
tercapai sepenuhnya
(2) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dibandingkan
laki-laki
2) Periode Remaja Adolesen usia 19-21tahun
Cirinya :
a) Perhatiannya tertutup pada hal-hal realitis
b) Mulai menyadari akan realitas
c) Sikapnya mulai jelas tentang hidup
d) Mulai nampak bakat dan minat
E.

PENDIDIKAN ANAK USIA REMAJA AWAL
Proses belajar akan nerhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhan bagi
seorang individu. Cita cita tentang jenis pekerjaan dimasa yang akan datang merupakan
faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhan bagi remaja untuk belajar. Oleh
karena itu, remaja secara sadar telah mengetahui pula bahwa untuk mencapai jenis
pekerjaan yang diidamkanitu memerlukan saran pengetahuan dan keterampilan tertentu
13

yang harus dimiliki. Hal ini lah yang membimbing remaja menentukan pilihan jenis
pendidikan yang diikuti.
Remaja usia 13-14 tahun atau pada usia awal dimana jenjang pendidikan berada
pada Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) mereka mulai mengenal sistem baru dalam
sekolah. Hal ini menunjukkan perlunya kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi
beragam. Begitu pula anak mulai mengenal beragam berbagai mata pelajaran yang harus
dipelajari dengan berbagai karakteristiknya. Di SLTP belum ada masalah pemilihan
jurusan tetapi untuk SLTA yaitu saat anak berusia sekitar 15-18 tahun. Oleh karena itu,
remaja seperti “ditantang” untuk mampu mengatasi problem keanekaragaman tersebut dan
mampu menempatkan dirinya denagan tepat dan harmonis.
1) Lingkungna Pendidikan di Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak
dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau pembentukan
kepribadian dari pada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Ada keluarga yang
mendidik anaknya mendasarkan pada kaidah-kaidah agama dan menekankan proses
pendidikan agama dengan tujuan untuk menjadikan anak-anaknya menjadi sholeh dan
sholehah. Ada pulakeluarga yang dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikannya
berorientasi kepada kehidupan sosial ekonomi kemasyarakatan dengan tujuan untuk menjadikan
anak-anaknya bermanfaat bagi nusa dan bangsa.. Secara garis besar corak dan pola pada penyelenggaraan
pendidikankeluarga dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu; pendidikan otoriter,
pendidikandemokratis, dan pendidikan liberal. Berkaitan dengan itu, pendidikan yang
bercorak otoriter memberikan kesan di mana anak-anak senantiasa harus mengikuti apa
yang telahdigariskan oleh orang tuanya, sedang pada pendidikan yang bercorak liberal,
anak-anak lebih cenderung diberikan kebebasan oleh orang tuanya untuk menentukan tujuan dan citacitanya. Dari beberapa pola pendidikan itu, diketahui bahwa kebanyakan keluarga
diIndonesia

mengikuti

corak

pendidikan

yang

demokratis.

Selanjutnya,

makna

pendidikanyang demokratis itu oleh Ki Hadjar Dewantara dinyatakan bahwa penyelenggaraan
pendidikan itu hendaknya ingngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut
wurihandayani, yang artinya : di depan memberi contoh, di tengah membimbing, dan di belakang
memberi semangat.

14

2) Lingkungan Pendidikan di Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan alami kedua yang dikenal anak-anak. Anak remaja telah
banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai norma dan keragamannya.
Kondisi masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus diperhatikan dan diikuti
oleh anggota masyarakat, dan dengan demikian para remaja perlu memahami hal itu.
Sehubungan dengan itu, maka tidak jarang para remaja memiliki perbedaan pandangan dengan para orang
tua, sehingga norma dan perilaku remaja dianggap tidak sesuai dengan norma masyarakat yang
sedang berlaku. Hal ini tentu sajaakan berdampak pada pembentukan pribadi remaja. Perbedaan ini
dapat mendorong pararemaja untuk membentuk kelompok-kelompok sebaya yang memiliki kesamaan
pandangan. Di balik itu di dalam masyarakat terdapat tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh
kuat terhadap pola hidup masyarakatnya. Namun hal itu terkadang tidak mampu
mempengaruhi kehidupan remaja, akibatnya para remaja kadang-kadang melakukan
tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan masyarakat, atau para remaja dengan
sengaja menghindar dari aturan dan ketentuan masyarakat.
Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyarakat banyak membentuk ataumendirikan
kelompok-kelompok atau paguyuban-paguyuban atau kursus-kursus yang secara sengaja disediakan untuk
anak remaja dalam upaya mempersiapkan hidupnya dikemudian hari. Kursus-kursus yang dimaksud pada
umumnya berorientasi kepada dunia kerja. Namun, banyak kelompok kegiatan atau kursuskursus yang dibangun masyarakat tersebut kurang menarik perhatian remaja; oleh para remaja apa
yang disediakan itu dinilainya tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Kondisi semacam itu banyak
merangsang pemikiran remaja yang responnya belum tentu positif. Banyak kelompok
remaja yang membayangkan masa depannya suram dan mereka membentuk kelompok
yang diberi nama “Madesu”.
3) Lingkungan Pendidikan di Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan untuk
membinaanak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan kemampuan dan
keterampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Bagi para remaja pendidikan jalur sekolah
yang diikutinya adalah jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dimata remaja
sekolah dipandang sebagai lembaga yang cukup berpengaruh terhadapterbentuknya konsep
yang berkenaan dengan nasib mereka di masa mendatang. Mereka menyadari jika prestasi atau hasil
yang dicapaidi sekolah itu baik, maka hal itu akan membuka kemungkinan hidupnya di kemudian
15

hari menjadi cerah, tetapi sebaliknya apabila prestasi yang dicapainya kurang baik, maka hal itu
dapat berakibat pada gelapnya masa depan mereka. Kegagalan sekolah bagi remaja dipandang
sebagai awal dari kegagalan hidupnya. Dengan demikian, sekolah dipandang banyak mempengaruhi
kehidupannya. Oleh karena itu, remaja telah memikirkan benar-benar dalam memilih dan
mendapatkan sekolah yang diperkirakan mampu memberikan peluang baik baginya dikemudian hari.
Pandangan ini didasari oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, sosial, dan harga diri
(status dalammasyarakat). Akan tetapi, dalam menentukan pilihan sekolah masih banyak
terjadi campur tangan orang tua yang terlalu besar. Hal itu sering membawa akibat
kegagalan dalam pendidikan sekolah karena anak terpaksa mengikuti pelajaran yang tidak sesuai dengan
pilihan dan minatnya.

16

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihanan pada masa anak dan masa
dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap
perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis
yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja.Pada saat perkembangan
remaja meliputi aspek fisik, sosial, bahasa, emosi dan karir. Remaja juga masih
butuh bimbingan dari orang tua, guru, teman dan masyarakat agara mampu
menjalankan tugas-tugas perkembangannya dengan baik.

B.

SARAN
Masa remaja merupakan masa dimana individu mencari identitas atau jati
dirinya, dalam fase ini remaja mengalami kesulitan dalam menjalani perkembangan
sosialnya, agar remaja tidak terjerumus kedalam lingkungan sosial yang
menyimpang, oleh sebab itu peran guru dan orang tua menjadi sangat penting dalam
membantu remaja mengatasi hambatan- hambatannya dalam kehidupan sosialnya,
aspek fisik, bahasa, emosi dan karir.

17

DAFTAR PUSTAKA

King, A. Laura . 2007 . Psikologi Umum. Jakarta : Salemba Humanika.
Santrock, W. John . 2007. Remaja. Jakarta : Erlangga.
http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-bahasa-masa-remaja.html
http://kristiono.wordpress.com/2008/04/23/perkembangan-psikologi-remaja/
http://remajasampit.blogspot.com/2012/02/karakteristik-perkembangan-remaja-ppd.html
http://edwinmunip.blogspot.com/2013/10/aspek-aspek-perkembangan-remaja.html
Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipt.
Andi Mappiare. 1982. Psikologi Remaja.Surabaya:Usaha Nasional.
Dadang Sulaiman. 1995. Psikologi Remaja Dimensi – Dimensi Perkembangan. Bandung :
Mandar Maju.
Elida Prayitna. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud.
Gunarsa, D. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. BK Gunung
Mulia.
Hurlock, E. 1980. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan Edisi ke lima. Jakarta : Erlangga.
Yulia Singgih D.Gunarso dan Singgih D. Gunarso. 1981. Psikologi Remaja. BPK Gunung
Mulia.

18