Indonesia Sebagai Negara Hukum INDONESIA
Indonesia Sebagai Negara Hukum
INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM
Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law.
Para ahli hukum di daratan Eropa Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara
tradisi Anglo–Saxon menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan
Rule of law biasa diterjemahkan dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007 dalam
Triharso 2013). Gagasan negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan
oleh para pendiri negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawankawan) sejak hampir satu abad yang lalu. Cita – cita negara hukum yang demokratis telah
lama bersemi dan berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa
Indonesia. Apabila ada pendapat yang mengatakan cita negara hukum yang demokratis
pertama kali dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah tidak memiliki dasar historis dan bias
menyesatkan.
Para pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan Negara hukum. Ketika para
pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei –1 Juni 1945 dan tanggal 10-17 Juli
1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan oleh para anggota BPUPKI.
Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan istilah rechsstaat (Negara Hukum) oleh Mr.
Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2 dalam Triharso 2013). Dalam
sidang–sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan konsep alternatif tentang
ketatanegaraan seperti: negara sosialis, negara serikat dikemukakan oleh para pendiri negara.
Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama untuk merdeka,
jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para pendiri negara,
menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum menerima konsep Negara hukum
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dasar yuridis bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD
Negara RI 1945 (amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” Konsep
negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak
azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Bukti lain yang menjadi dasar yuridis
bagi keberadaan negara hokum Indonesia dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33
dan Pasal 34 UUD Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum
dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan
dan dinamika perkembangan jaman. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di
abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hokum atau
Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut.
a. HAM terjamin oleh undang-undang
b. Supremasi hukum
c. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum
d. Kesamaan kedudukan di depan hukum
e. Peradilan administrasi dalam perselisihan
f. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi
g. Pemilihan umum yang bebas
h. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum nasional
Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya mampu
menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makna hukum seperti ini
menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung masyarakat. Adaptif, artinya
mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman, sehingga tidak pernah usang.
Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan, perspektif masa depan. Makna hukum seperti
ini menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan
kebekuan-kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi
setiap anggota masyarakat.
Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi manusia dan
menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu negara hukum
menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan kehidupan demokratis. Dasar
filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak azasi manusia adalah bahwa hak azasi
manusia adalah hak dasar kodrati setiap orang yang keberadaannya sejak berada dalam
kandungan, dan ada sebagai pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan
hak azasi manusia di Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.
REFERENSI
Triharso, Ajar. Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan. 2013. Surabaya: Universitas
Airlangga
http://najiyah-rizqi-maulidiyah-fiipp12.we2unair2ac2id/artikwl_dwtail-78871-PPKNIndonwiia%10Sweagai%10Nwgara%10Hukum2html
Pengertian NEGARA HUKUM
Poitwd ey yogifajarpwerianp3 on April p1, 10pp
Pengertian negara hukum secara sederhana adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk
menjalankan ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha, dalam Dwi Winarno, 2006).
Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum, bukan
kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasar pada konstitusi yang berpaham
konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai negara hukum. Supremasi hukum
harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh
karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan
masyarakat”.
Negara-negara komunis atau negara otoriter memiliki konstitusi tetapi menolak gagasan
tentang konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai negara hukum dalam arti
sesungguhnya. Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan bahwa negara
hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami sebagai suatu konsep hukum. Dikatakan
sebagai konsep yang unik karena tidak ada konsep lain. Dalam negara hukum nantinya akan
terdapat satu kesatuan sistem hukum yang berpuncak pada konstitusi atau undang-undang
dasar.
Negara tidak campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan warga negara.
Namun seiring perkembangan zaman, negara hukum formil berkembang menjadi negara
hukum materiil yang berarti negara yang pemerintahannya memiliki keleluasaan untuk turut
campur tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun
kesejahteraan rakyat.
2. CIRI-CIRI NEGARA HUKUM
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of Law. Friedrich
Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-ciri Rechtsstaat
sebagai berikut.
1) Hak asasi manusia
2) Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang biasa
dikenal sebagai Trias Politika
3) Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
4) Peradilan administrasi dalam perselisihan
Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri Rule of Law
sebagai berikut.
1) Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga seseorang
hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
2) Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat
3) Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan
Ciri-ciri Rechtsstaat atau Rule of Law di atas masih dipengaruhi oleh konsep negara hukum
formil atau negara hukum dalam arti sempit. Dari pencirian di atas terlihat bahwa peranan
pemerintah hanya sedikit karena ada dalil bahwa “Pemerintah yang sedikit adalah pemerintah
yang baik”. Dengan munculnya konsep negara hukum materiil pada abad ke-20 maka
perumusan ciri-ciri negara hukum sebagaimana dikemukakan oleh Stahl dan Dicey di atas
kemudian ditinjau lagi sehingga dapat menggambarkan perluasan tugas pemerintahan yang
tidak boleh lagi bersifat pasif. Sebuah komisi para juris yang tergabung dalam International
Comunition of Jurits pada konferensi Bangkok tahun 1965 merumuskan ciri-ciri
pemerintahan yang demokratis di bawah Rule of Law yang dinamis. Ciri-ciri tersebut adalah
1) Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selai daripada menjamin hak-hak
individu harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hakhak yang dijamin;
2) Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
3) Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
4) Pemilihan umum yang bebas;
5) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi;
6) Pendidikan civics (kewarganegaraan)
Disamping perumusan ciri-ciri negara hukum seperti di atas, ada pula berbagai pendapat
mengenai ciri-ciri negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Montesquieu,
negara yang paling baik adalah negara hukum, sebab di dalam konstitusi di banyak negara
terkandung tiga inti pokok, yaitu :
1) Perlindungan HAM
2) Ditetapkan ketatanegaraan suatu negara; dan
3) Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ Negara
Prof. Sudargo Gautama mengemukakan 3(tiga) ciri atau unsur dari negara hukum, yakni
sebagai berikut.
1) Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, maksudnya negara tidak
dapat bertindak sewenang-wenang. Tindakan negara dibatasi oleh hukum, individual
mempunyai hak terhadap negara atau rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.
2) Asas legalitas
Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih dahulu yang
harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.
3) Pemisahan kekuasaan
Agar hak-hak asasi betul-betul terlindungi, diadakan pemisahan kekuasaan yaitu badan yang
membuat peraturan perundang-undangan, melaksanakan dan badan yang mengadilin harus
terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu tangan.
Frans Magnis Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) ciri negara hukum sebagai
salah satu ciri hakiki negara demokrasi. Kelima ciri negara hukum tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan
sebuah undang-undang dasar.
2) Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting. Karena tanpa
jaminan tersebut, hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak asasi manusia
memastikan bahwa pemerintah tidak dapat menyalahgunakan hukum untuk tindakan yang
tidak adil atau tercela
3) Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan hanya taat pada
dasar hukum yang berlaku.
4) Terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan
pengadilan dilaksanakan oleh badan negara.
5) Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.
Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas negara hukum, yaitu
1) Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
Di dalam ciri ini terkandung ketentuan bahwa di dalam suatu negara hukum dijamin adanya
perlindungan hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum. Jaminan itu umumnya
dituangkan dalam konstitusi negara bukan pada peraturan perundang-undangan di bawah
konstitusi negara. Undang-undang dasar negara berisi ketentuan-ketentuan tentang hak asasi
manusia. Inilah salah satu gagasan konstitusionalisme
2) Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak.
Dalam ciri ini terkandung ketentuan bahwa pengadilan sebagai lembaga peradilan dan badan
kehakiman harus benar-benar independen dalam membuat putusan hukum, tidak dipengaruhi
oleh kekuasaan lain terutama kekuasaan eksekutif. Dengan wewenang sebagai lembaga yang
mandiri terbebas dari kekuasaan lain, diharapkan negara dapat menegakkan kebenaran dan
keadilan.
3) Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya
Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan oleh kaidah
hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
3. INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1 ayat 3
UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin
kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus
merupakan negara hukum.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan Umum
UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut.
1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia
berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).
2) Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat yang
kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah Eropa
Kontinental.
Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang dapat
dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat dijadikan landasan
bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV tentang Perekonomian
Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa
negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional;
2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi;
3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi;
4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD 1945);
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR);
6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil;
7. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial; dan
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD 1945).
4. HUBUNGAN NEGARA HUKUM DENGAN DEMOKRASI
Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa negara demokrasi
pada dasarnya adalah negara hukum. Namun, negara hukum belum tentu negara demokrasi.
Negara hukum hanyalah satu ciri dari negara demokrasi. Franz Magnis Suseno (dalam Dwi
Winarno, 2006) menyatakan adanya 5 gugus ciri hakiki dari negara demokrasi. Kelima ciri
tersebut adalah :
1) negara hukum;
2) pemerintahan di bawah kontrol nyata masyarakat;
3) pemilihan umum yang bebas;
4) prinsip mayoritas; dan
5) adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.
Berdasarkan sejarah, tumbuhnya negara hukum, baik formal maupun materiil bermula dari
gagasan demokrasi konstitusional, yaitu negara demokrasi yang berdasar atas konstitusi.
Gagasan demokrasi konstitusional abad ke-19 menghasilkan negara hukum klasik (formil)
dan gagasan demokrasi konstitusional abad ke-20 menghasilkan Rule of Law yang dinamis
(negara hukum materiil)
http://yogifajarpwerianp32.ordprwii2com/10pp/04/p1/pwngwrtian-nwgara-hukum/
Pengertian dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Dipoikan olwh Uf Mar'iyatui Shifa di 1:05 AM
HAK ASASI MANUSIA
I. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA
Sacara formal koniwp mwngwnai Hak Aiaii Manuiia lahir pada tanggal p0
Dwiwmewr p948, kwtika PBB mwmproklamirkan Dwklaraii Univwrial HAM2 Yang
didalamnya mwmuat 30 paial, yang kwiwmuanya mwmaparkan twntang hak dan
kw.ajiean umat manuiia2
Swcara wkipliiit, HAM adalah iuatu yang mwlwkat pada manuiia, yang tanpanya
manuiia muitahil dapat hidup iweagai manuiia, iifatnya tidak dapat dihilangkan
atau dikurangi olwh iiapapun2
Adapun iii dalam mukadimah Dwklaraii Unuvwrial twntang HAM olwh PBB adalah:
p2 pwngakuan atai martaeat dan hak-hak yang iama eagi iwmua anggota
kwluarga, kwmanuiiaan dan kwadilan didunia2
12 mwngaeaikan dan mwmandang rwndah hak aiai manuiia akan mwnimeulkan
pwreuatan yang tidak iwiuai dwngan hati nurani umat manuiia2
32 hak – hak manuiia pwrlu dilindungi olwh pwraturan hukum
42 pwriahaeatan antara Nwgara-nwgara pwrlu dianjurkan
52 mwmewrikan hak-hak yang iama eaik laki-laki maupun pwrwmpuan
62 mwmewri pwnghargaan twrhadap pwlakianaan hak-hak manuiia dan
kweweaian aia umat manuiia
72 mwlakianakan hak-hak dan kweweaian iwcara twpat dan ewnar2
Bwrikut ini pwngwrtian HAM mwnurut ewewrapa ahli:
p2 Prof2 Dr2 Dardji darmodiharjo, S2H
Ham adalah hak-hak daiar / pokok yang diea.a manuiia iwjak lahir iweagi
anugrh tuhan yang maha wia
12 Laeoratorium pancaiila IKIP Malang2
HAM adalah hak yang mwlwkat pada martaeat manuiia iweagai inian ciptaan
Tuhan Yang Maha Eia2
32 Prof2 Mr2 Kuntjono Pureo pranoto2
HAM adalah hak yang dimiliki manuiia mwnurut kodratnya yang tidak dipiiahkan
hakikatnya
42 John Lockw2 HAM adalah hak-hak yang diewrikan langiung olwh Tuhan Yang
Maha Pwwncipta iweagai iwiuatu yang ewriifat kodrati2
Dari uraian diatai eiia diiimpulkan eah.a HAM mwrupakan hak paling individu
dan iuatu pwlakianaan umum yang eaku eagi iwmua eangia dan Nwgara dan
mwrupakan iwpwrangkat hak yang mwlwkat pada hakikat dan kwewradaan
manuiia iweagai makluk Tuhan Yang Maha Eia, yang .ajie dihormati , dijunjung
tinggi yang dilindungi olwh Nwgara, hukum, pwmwrintah dan iwtiap orang dwmi
kwhormatan iwrta pwrlindungan harkat dan martaet manuiia2
II. MACAM-MACAM HAK ASASI MANUSIA
Mwnurut Dwklaraii Univwrial Ham ( DUHAM ) twrdapat 5 jwnii hak aiai yang
dimiliki iwtiap individu2
- Hak pwrional ( Hak jaminan kweutuhan prieadi )
- Hak
- Hak
- Hak
)
- Hak
lwgal ( hak jaminan pwrlindungan hukum)
iipil dan politik
iueiiitwnii ( hak jaminan adanya iumewr daya unuk mwnunjang kwhidupan
wkonomi , ioiial dan eudaya2
Mwnurut paial 3-1p DUHAM :
hak pwrional , hak lwgal ; hak iipil dan politik mwliputi:
p2 Hak untuk hidup , kweweaian dan kwamanan prieadi
12 Hak eweai dari pwreudakan dan pwnghameatan
32 Hak eweai dari pwnyikiaan atau pwrlakuan maupun hukum yang kwjam, tak
ewrprimanuiiaan / mwrwndahkan dwrajat kwmanuiia
42 Hak untuk mwmpwrolwh pwngakuan hukum dimana iaja iwcara prieadi2
52 Hak untuk pwngampuan hukum iwcara wfwktif
62 Hak eweai dari pwngakapan , pwrtahananatau pwmeuangan yang iw.wnag.wnang
72 Hak untuk pwradilan yang indipwndwn dan tidak mwmihak
82 Hak untuk praduga tak ewrialah iampai twreukti ewrialah
92 Hak eweai dari campur tangan yang iw.wnang – .wnang
p02 Hak eweai dari iwrangan twrhadap kwhadap kwhormatan dan nama eaik
pp2 Hak atai pwrlindungan hukum
p12 Hak ewrgwrak
p32 Hak mwmpwrolwh iuaka
p42 Hak atai iatu kweangiaan
p52 Hak untuk mwnikah dan mwmewntuk kwluarga
p62 Hak untuk mwmpunyai hak milih
p72 Hak eweai ewrfkir
p82 Hak mwnyatakan pwndapat
p92 Hak ewrhimpun dan ewriwrikat
102 Hak mwnikmati pwlayanan maiyarakat
Adapun hak iuiiitanii, hak wkonomi, ioiial dan eudaya mwliputi:
p2 Hak atai jaminan ioiial
12 Hak untuk ewkwrja
32 Hak atai haiil kwrja
42 Hak ewrgaeung dan ewriwrikat
52 Hak atai iitirahat
62 Hak hidup dan kwiwhatan yang layak
72 Hak pwndidikan
82 Hak ewrpartiiipaii dalam kwhidupan yang ewrkweudayaan2
III. PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
Swtiap orang dan iwtiap eadan dalam maiyarakat iwnantiaia mwnjunjung tinggi
pwnghargaan twhadap hak-hak dan kweweaia-kweweaian mwlalui tindakan
progrwiif eaik iwcara naiional maupun intwrnaiional2
Namun manakala manuiia twlah mwmproklamaiikan diri mwnjadi iuatu kaum
atau eangia dalam iuatu Nwgara, itatui manuiia individual akan mwnjadi
itqatui .arga Nwgara2
Pwmewrian hak iweagi .arga Nwgara diatur dalam mwkaniimw kwnwgaraan2
Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia
adalah:
p2 Mwngadakan langkah kongrit dan iiitwmatik dalam pwngaturan hukum poiitif
12 Mwmeuat pwraturan pwrundang-undang twntang ham
32 Pwningkatan pwnghayatan dan pwmeudayaan ham pada iwgwnap wlwmwnt
maiyarakat
42 Mwngatur mwkaniimw pwrlindungan ham iwcara twrpadu
52 Mwmacu kwewranian .arga untuk mwlaporkan eila ada pwlanggan ham
62 Mwningkatkan hueungan dwngan lwmeaga yang mwnangani ham
72 Mwmewntuk puiat kajian ham
82 Mwningkatkan pwran aktif mwdia maiia
( Muladi ; oriwntaii pwndalaman eidang tugai DPRD I dan DPRD II : p997)
Dalam pwnwgakan HAM diindonwiia pwrangkat idwology Pancaiila dan UUD p945
harui dijadikan acuan pokok, karwna iwcara twrpadu nilai-nilai daiar yang ada
didalamnya mwrupakan The Indonesia Bill Of Human Right.
http://.innwragi2elogipot2com/10p3/07/pwngwrtian-hak-aiaii-manuiia-dan2html
Hak asasi manusia
Dari Wikipwdia eahaia Indonwiia, wniiklopwdia eweai
Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam
kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi
kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam
UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal
30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam teori perjanjian bernegara, adanya Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis. Pactum
Unionis adalah perjanjian antara individu-individu atau kelompok-kelompok masyarakat
membentuik suatu negara, sedangkan pactum unionis adalah perjanjian antara warga negara
dengan penguasa yang dipiliah di antara warga negara tersebut (Pactum Unionis). Thomas
Hobbes mengakui adanya Pactum Subjectionis saja. John Lock mengakui adanya Pactum
Unionis dan Pactum Subjectionis dan JJ Roessaeu mengakui adanya Pactum Unionis. Ke-tiga
paham ini berpenbdapat demikian. Namun pada intinya teori perjanjian ini meng-amanahkan
adanya perlindungan Hak Asasi Warga Negara yang harus dijamin oleh penguasa, bentuk
jaminan itu mustilah tertuang dalam konstitusi (Perjanjian Bernegara).
Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang
sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah
seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak
mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara
tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata
lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu
memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di
dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu,
akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hakhak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut
sebagai manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu
hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas
internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik.
Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat
dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan
individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana
telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:
p2 Pwnindaian dan mwrampai hak rakyat dan opoiiii dwngan iw.wnang.wnang2
12 Mwnghameat dan mwmeataii kweweaian pwri, pwndapat dan ewrkumpul
eagi hak rakyat dan opoiiii2
32 Hukum (aturan dan/atau UU) dipwrlakukan tidak adil dan tidak manuiia.i2
42 Manipulatif dan mwmeuat aturan pwmilu iwiuai dwngan kwinginan
pwnguaia dan partai tiran/otoritwr tanpa diikut/dihadir rakyat dan opoiiii2
52 Pwnwgak hukum dan/atau pwtugai kwamanan mwlakukan
kwkwraian/anarkii twrhadap rakyat dan opoiiii di manapun2
http://id2.ikipwdia2org/.iki/Hak_aiaii_manuiia
INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM
Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata Rechtsstaat atau Rule of law.
Para ahli hukum di daratan Eropa Barat lazim menggunakan istilah Rechtsstaat, sementara
tradisi Anglo–Saxon menggunakan istilah Rule of Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan
Rule of law biasa diterjemahkan dengan istilah “Negara Hukum” (Winarno, 2007 dalam
Triharso 2013). Gagasan negara hukum di Indonesia yang demokratis telah dikemukakan
oleh para pendiri negara Republik Indonesia (Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kawankawan) sejak hampir satu abad yang lalu. Cita – cita negara hukum yang demokratis telah
lama bersemi dan berkembang dalam pikiran dan hati para perintis kemerdekaan bangsa
Indonesia. Apabila ada pendapat yang mengatakan cita negara hukum yang demokratis
pertama kali dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah tidak memiliki dasar historis dan bias
menyesatkan.
Para pendiri negara waktu itu terus memperjuangkan gagasan Negara hukum. Ketika para
pendiri negara bersidang dalam BPUPKI tanggal 28 Mei –1 Juni 1945 dan tanggal 10-17 Juli
1945 gagasan dan konsep Konstitusi Indonesia dibicarakan oleh para anggota BPUPKI.
Melalui sidang-sidang tersebut dikemukakan istilah rechsstaat (Negara Hukum) oleh Mr.
Muhammad Yamin (Abdul Hakim G Nusantara, 2010:2 dalam Triharso 2013). Dalam
sidang–sidang tersebut muncul berbagai gagasan dan konsep alternatif tentang
ketatanegaraan seperti: negara sosialis, negara serikat dikemukakan oleh para pendiri negara.
Perdebatan pun dalam sidang terjadi, namun karena dilandasi tekad bersama untuk merdeka,
jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi (nasionalisme) dari para pendiri negara,
menjunjung tinggi azas kepentingan bangsa, secara umum menerima konsep Negara hukum
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dasar yuridis bagi negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD
Negara RI 1945 (amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” Konsep
negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis, dan terlindungi hak
azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan. Bukti lain yang menjadi dasar yuridis
bagi keberadaan negara hokum Indonesia dalam arti material, yaitu pada: Bab XIV Pasal 33
dan Pasal 34 UUD Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggungjawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum
dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan
dan dinamika perkembangan jaman. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di
abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hokum atau
Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut.
a. HAM terjamin oleh undang-undang
b. Supremasi hukum
c. Pembagian kekuasaan ( Trias Politika) demi kepastian hukum
d. Kesamaan kedudukan di depan hukum
e. Peradilan administrasi dalam perselisihan
f. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi
g. Pemilihan umum yang bebas
h. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
Makna negara Indonesia sebagai negara hukum dinamis, esensinya adalah hukum nasional
Indonesia harus tampil akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya mampu
menyerap, menampung keinginan masyarakat yang dinamis. Makna hukum seperti ini
menggambarkan fungsinya sebagai pengayom, pelindung masyarakat. Adaptif, artinya
mampu menyesuaikan dinamika perkembangan jaman, sehingga tidak pernah usang.
Progresif, artinya selalu berorientasi kemajuan, perspektif masa depan. Makna hukum seperti
ini menggambarkan kemampuan hukum nasional untuk tampil dalam praktiknya mencairkan
kebekuan-kebekuan dogmatika. Hukum dapat menciptakan kebenaran yang berkeadilan bagi
setiap anggota masyarakat.
Dimana pun suatu negara hukum tujuan pokoknya adalah melindungi hak azasi manusia dan
menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis. Keberadaan suatu negara hukum
menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak azasi manusia dan kehidupan demokratis. Dasar
filosofi perlunya perlindungan hukum terhadap hak azasi manusia adalah bahwa hak azasi
manusia adalah hak dasar kodrati setiap orang yang keberadaannya sejak berada dalam
kandungan, dan ada sebagai pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan
hak azasi manusia di Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.
REFERENSI
Triharso, Ajar. Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan. 2013. Surabaya: Universitas
Airlangga
http://najiyah-rizqi-maulidiyah-fiipp12.we2unair2ac2id/artikwl_dwtail-78871-PPKNIndonwiia%10Sweagai%10Nwgara%10Hukum2html
Pengertian NEGARA HUKUM
Poitwd ey yogifajarpwerianp3 on April p1, 10pp
Pengertian negara hukum secara sederhana adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahannya didasarkan atas hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk
menjalankan ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha, dalam Dwi Winarno, 2006).
Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum, bukan
kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasar pada konstitusi yang berpaham
konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai negara hukum. Supremasi hukum
harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan, kemanfaatan, dan kepastian. Oleh
karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan “rasa keadilan
masyarakat”.
Negara-negara komunis atau negara otoriter memiliki konstitusi tetapi menolak gagasan
tentang konstitusionalisme sehingga tidak dapat dikatakan sebagai negara hukum dalam arti
sesungguhnya. Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006) menyatakan bahwa negara
hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami sebagai suatu konsep hukum. Dikatakan
sebagai konsep yang unik karena tidak ada konsep lain. Dalam negara hukum nantinya akan
terdapat satu kesatuan sistem hukum yang berpuncak pada konstitusi atau undang-undang
dasar.
Negara tidak campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan warga negara.
Namun seiring perkembangan zaman, negara hukum formil berkembang menjadi negara
hukum materiil yang berarti negara yang pemerintahannya memiliki keleluasaan untuk turut
campur tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun
kesejahteraan rakyat.
2. CIRI-CIRI NEGARA HUKUM
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechtsstaat atau Rule of Law. Friedrich
Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-ciri Rechtsstaat
sebagai berikut.
1) Hak asasi manusia
2) Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asasi manusia yang biasa
dikenal sebagai Trias Politika
3) Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
4) Peradilan administrasi dalam perselisihan
Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon memberi ciri-ciri Rule of Law
sebagai berikut.
1) Supremasi hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan, sehingga seseorang
hanya boleh dihukum jika melanggar hukum.
2) Kedudukan yang sama di depan hukum, baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat
3) Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan
Ciri-ciri Rechtsstaat atau Rule of Law di atas masih dipengaruhi oleh konsep negara hukum
formil atau negara hukum dalam arti sempit. Dari pencirian di atas terlihat bahwa peranan
pemerintah hanya sedikit karena ada dalil bahwa “Pemerintah yang sedikit adalah pemerintah
yang baik”. Dengan munculnya konsep negara hukum materiil pada abad ke-20 maka
perumusan ciri-ciri negara hukum sebagaimana dikemukakan oleh Stahl dan Dicey di atas
kemudian ditinjau lagi sehingga dapat menggambarkan perluasan tugas pemerintahan yang
tidak boleh lagi bersifat pasif. Sebuah komisi para juris yang tergabung dalam International
Comunition of Jurits pada konferensi Bangkok tahun 1965 merumuskan ciri-ciri
pemerintahan yang demokratis di bawah Rule of Law yang dinamis. Ciri-ciri tersebut adalah
1) Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selai daripada menjamin hak-hak
individu harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hakhak yang dijamin;
2) Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
3) Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
4) Pemilihan umum yang bebas;
5) Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi;
6) Pendidikan civics (kewarganegaraan)
Disamping perumusan ciri-ciri negara hukum seperti di atas, ada pula berbagai pendapat
mengenai ciri-ciri negara hukum yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Montesquieu,
negara yang paling baik adalah negara hukum, sebab di dalam konstitusi di banyak negara
terkandung tiga inti pokok, yaitu :
1) Perlindungan HAM
2) Ditetapkan ketatanegaraan suatu negara; dan
3) Membatasi kekuasaan dan wewenang organ-organ Negara
Prof. Sudargo Gautama mengemukakan 3(tiga) ciri atau unsur dari negara hukum, yakni
sebagai berikut.
1) Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, maksudnya negara tidak
dapat bertindak sewenang-wenang. Tindakan negara dibatasi oleh hukum, individual
mempunyai hak terhadap negara atau rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.
2) Asas legalitas
Setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih dahulu yang
harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.
3) Pemisahan kekuasaan
Agar hak-hak asasi betul-betul terlindungi, diadakan pemisahan kekuasaan yaitu badan yang
membuat peraturan perundang-undangan, melaksanakan dan badan yang mengadilin harus
terpisah satu sama lain tidak berada dalam satu tangan.
Frans Magnis Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) ciri negara hukum sebagai
salah satu ciri hakiki negara demokrasi. Kelima ciri negara hukum tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan
sebuah undang-undang dasar.
2) Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting. Karena tanpa
jaminan tersebut, hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak asasi manusia
memastikan bahwa pemerintah tidak dapat menyalahgunakan hukum untuk tindakan yang
tidak adil atau tercela
3) Badan-badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan hanya taat pada
dasar hukum yang berlaku.
4) Terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan
pengadilan dilaksanakan oleh badan negara.
5) Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.
Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas negara hukum, yaitu
1) Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
Di dalam ciri ini terkandung ketentuan bahwa di dalam suatu negara hukum dijamin adanya
perlindungan hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum. Jaminan itu umumnya
dituangkan dalam konstitusi negara bukan pada peraturan perundang-undangan di bawah
konstitusi negara. Undang-undang dasar negara berisi ketentuan-ketentuan tentang hak asasi
manusia. Inilah salah satu gagasan konstitusionalisme
2) Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak.
Dalam ciri ini terkandung ketentuan bahwa pengadilan sebagai lembaga peradilan dan badan
kehakiman harus benar-benar independen dalam membuat putusan hukum, tidak dipengaruhi
oleh kekuasaan lain terutama kekuasaan eksekutif. Dengan wewenang sebagai lembaga yang
mandiri terbebas dari kekuasaan lain, diharapkan negara dapat menegakkan kebenaran dan
keadilan.
3) Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya
Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan oleh kaidah
hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
3. INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1 ayat 3
UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin
kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus
merupakan negara hukum.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan Umum
UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut.
1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia
berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).
2) Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat yang
kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah Eropa
Kontinental.
Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang dapat
dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat dijadikan landasan
bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV tentang Perekonomian
Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa
negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional;
2. Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi;
3. Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi;
4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD 1945);
5. Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR);
6. Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil;
7. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif);
8. Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial; dan
9. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD 1945).
4. HUBUNGAN NEGARA HUKUM DENGAN DEMOKRASI
Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa negara demokrasi
pada dasarnya adalah negara hukum. Namun, negara hukum belum tentu negara demokrasi.
Negara hukum hanyalah satu ciri dari negara demokrasi. Franz Magnis Suseno (dalam Dwi
Winarno, 2006) menyatakan adanya 5 gugus ciri hakiki dari negara demokrasi. Kelima ciri
tersebut adalah :
1) negara hukum;
2) pemerintahan di bawah kontrol nyata masyarakat;
3) pemilihan umum yang bebas;
4) prinsip mayoritas; dan
5) adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.
Berdasarkan sejarah, tumbuhnya negara hukum, baik formal maupun materiil bermula dari
gagasan demokrasi konstitusional, yaitu negara demokrasi yang berdasar atas konstitusi.
Gagasan demokrasi konstitusional abad ke-19 menghasilkan negara hukum klasik (formil)
dan gagasan demokrasi konstitusional abad ke-20 menghasilkan Rule of Law yang dinamis
(negara hukum materiil)
http://yogifajarpwerianp32.ordprwii2com/10pp/04/p1/pwngwrtian-nwgara-hukum/
Pengertian dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Dipoikan olwh Uf Mar'iyatui Shifa di 1:05 AM
HAK ASASI MANUSIA
I. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA
Sacara formal koniwp mwngwnai Hak Aiaii Manuiia lahir pada tanggal p0
Dwiwmewr p948, kwtika PBB mwmproklamirkan Dwklaraii Univwrial HAM2 Yang
didalamnya mwmuat 30 paial, yang kwiwmuanya mwmaparkan twntang hak dan
kw.ajiean umat manuiia2
Swcara wkipliiit, HAM adalah iuatu yang mwlwkat pada manuiia, yang tanpanya
manuiia muitahil dapat hidup iweagai manuiia, iifatnya tidak dapat dihilangkan
atau dikurangi olwh iiapapun2
Adapun iii dalam mukadimah Dwklaraii Unuvwrial twntang HAM olwh PBB adalah:
p2 pwngakuan atai martaeat dan hak-hak yang iama eagi iwmua anggota
kwluarga, kwmanuiiaan dan kwadilan didunia2
12 mwngaeaikan dan mwmandang rwndah hak aiai manuiia akan mwnimeulkan
pwreuatan yang tidak iwiuai dwngan hati nurani umat manuiia2
32 hak – hak manuiia pwrlu dilindungi olwh pwraturan hukum
42 pwriahaeatan antara Nwgara-nwgara pwrlu dianjurkan
52 mwmewrikan hak-hak yang iama eaik laki-laki maupun pwrwmpuan
62 mwmewri pwnghargaan twrhadap pwlakianaan hak-hak manuiia dan
kweweaian aia umat manuiia
72 mwlakianakan hak-hak dan kweweaian iwcara twpat dan ewnar2
Bwrikut ini pwngwrtian HAM mwnurut ewewrapa ahli:
p2 Prof2 Dr2 Dardji darmodiharjo, S2H
Ham adalah hak-hak daiar / pokok yang diea.a manuiia iwjak lahir iweagi
anugrh tuhan yang maha wia
12 Laeoratorium pancaiila IKIP Malang2
HAM adalah hak yang mwlwkat pada martaeat manuiia iweagai inian ciptaan
Tuhan Yang Maha Eia2
32 Prof2 Mr2 Kuntjono Pureo pranoto2
HAM adalah hak yang dimiliki manuiia mwnurut kodratnya yang tidak dipiiahkan
hakikatnya
42 John Lockw2 HAM adalah hak-hak yang diewrikan langiung olwh Tuhan Yang
Maha Pwwncipta iweagai iwiuatu yang ewriifat kodrati2
Dari uraian diatai eiia diiimpulkan eah.a HAM mwrupakan hak paling individu
dan iuatu pwlakianaan umum yang eaku eagi iwmua eangia dan Nwgara dan
mwrupakan iwpwrangkat hak yang mwlwkat pada hakikat dan kwewradaan
manuiia iweagai makluk Tuhan Yang Maha Eia, yang .ajie dihormati , dijunjung
tinggi yang dilindungi olwh Nwgara, hukum, pwmwrintah dan iwtiap orang dwmi
kwhormatan iwrta pwrlindungan harkat dan martaet manuiia2
II. MACAM-MACAM HAK ASASI MANUSIA
Mwnurut Dwklaraii Univwrial Ham ( DUHAM ) twrdapat 5 jwnii hak aiai yang
dimiliki iwtiap individu2
- Hak pwrional ( Hak jaminan kweutuhan prieadi )
- Hak
- Hak
- Hak
)
- Hak
lwgal ( hak jaminan pwrlindungan hukum)
iipil dan politik
iueiiitwnii ( hak jaminan adanya iumewr daya unuk mwnunjang kwhidupan
wkonomi , ioiial dan eudaya2
Mwnurut paial 3-1p DUHAM :
hak pwrional , hak lwgal ; hak iipil dan politik mwliputi:
p2 Hak untuk hidup , kweweaian dan kwamanan prieadi
12 Hak eweai dari pwreudakan dan pwnghameatan
32 Hak eweai dari pwnyikiaan atau pwrlakuan maupun hukum yang kwjam, tak
ewrprimanuiiaan / mwrwndahkan dwrajat kwmanuiia
42 Hak untuk mwmpwrolwh pwngakuan hukum dimana iaja iwcara prieadi2
52 Hak untuk pwngampuan hukum iwcara wfwktif
62 Hak eweai dari pwngakapan , pwrtahananatau pwmeuangan yang iw.wnag.wnang
72 Hak untuk pwradilan yang indipwndwn dan tidak mwmihak
82 Hak untuk praduga tak ewrialah iampai twreukti ewrialah
92 Hak eweai dari campur tangan yang iw.wnang – .wnang
p02 Hak eweai dari iwrangan twrhadap kwhadap kwhormatan dan nama eaik
pp2 Hak atai pwrlindungan hukum
p12 Hak ewrgwrak
p32 Hak mwmpwrolwh iuaka
p42 Hak atai iatu kweangiaan
p52 Hak untuk mwnikah dan mwmewntuk kwluarga
p62 Hak untuk mwmpunyai hak milih
p72 Hak eweai ewrfkir
p82 Hak mwnyatakan pwndapat
p92 Hak ewrhimpun dan ewriwrikat
102 Hak mwnikmati pwlayanan maiyarakat
Adapun hak iuiiitanii, hak wkonomi, ioiial dan eudaya mwliputi:
p2 Hak atai jaminan ioiial
12 Hak untuk ewkwrja
32 Hak atai haiil kwrja
42 Hak ewrgaeung dan ewriwrikat
52 Hak atai iitirahat
62 Hak hidup dan kwiwhatan yang layak
72 Hak pwndidikan
82 Hak ewrpartiiipaii dalam kwhidupan yang ewrkweudayaan2
III. PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
Swtiap orang dan iwtiap eadan dalam maiyarakat iwnantiaia mwnjunjung tinggi
pwnghargaan twhadap hak-hak dan kweweaia-kweweaian mwlalui tindakan
progrwiif eaik iwcara naiional maupun intwrnaiional2
Namun manakala manuiia twlah mwmproklamaiikan diri mwnjadi iuatu kaum
atau eangia dalam iuatu Nwgara, itatui manuiia individual akan mwnjadi
itqatui .arga Nwgara2
Pwmewrian hak iweagi .arga Nwgara diatur dalam mwkaniimw kwnwgaraan2
Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia
adalah:
p2 Mwngadakan langkah kongrit dan iiitwmatik dalam pwngaturan hukum poiitif
12 Mwmeuat pwraturan pwrundang-undang twntang ham
32 Pwningkatan pwnghayatan dan pwmeudayaan ham pada iwgwnap wlwmwnt
maiyarakat
42 Mwngatur mwkaniimw pwrlindungan ham iwcara twrpadu
52 Mwmacu kwewranian .arga untuk mwlaporkan eila ada pwlanggan ham
62 Mwningkatkan hueungan dwngan lwmeaga yang mwnangani ham
72 Mwmewntuk puiat kajian ham
82 Mwningkatkan pwran aktif mwdia maiia
( Muladi ; oriwntaii pwndalaman eidang tugai DPRD I dan DPRD II : p997)
Dalam pwnwgakan HAM diindonwiia pwrangkat idwology Pancaiila dan UUD p945
harui dijadikan acuan pokok, karwna iwcara twrpadu nilai-nilai daiar yang ada
didalamnya mwrupakan The Indonesia Bill Of Human Right.
http://.innwragi2elogipot2com/10p3/07/pwngwrtian-hak-aiaii-manuiia-dan2html
Hak asasi manusia
Dari Wikipwdia eahaia Indonwiia, wniiklopwdia eweai
Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam
kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi
kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam
UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal
30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam teori perjanjian bernegara, adanya Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis. Pactum
Unionis adalah perjanjian antara individu-individu atau kelompok-kelompok masyarakat
membentuik suatu negara, sedangkan pactum unionis adalah perjanjian antara warga negara
dengan penguasa yang dipiliah di antara warga negara tersebut (Pactum Unionis). Thomas
Hobbes mengakui adanya Pactum Subjectionis saja. John Lock mengakui adanya Pactum
Unionis dan Pactum Subjectionis dan JJ Roessaeu mengakui adanya Pactum Unionis. Ke-tiga
paham ini berpenbdapat demikian. Namun pada intinya teori perjanjian ini meng-amanahkan
adanya perlindungan Hak Asasi Warga Negara yang harus dijamin oleh penguasa, bentuk
jaminan itu mustilah tertuang dalam konstitusi (Perjanjian Bernegara).
Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang
sangat berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah
seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak
mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara
tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata
lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu
memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di
dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu,
akan menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hakhak yang dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut
sebagai manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu
hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas
internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik.
Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat
dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan
individu terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana
telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:
p2 Pwnindaian dan mwrampai hak rakyat dan opoiiii dwngan iw.wnang.wnang2
12 Mwnghameat dan mwmeataii kweweaian pwri, pwndapat dan ewrkumpul
eagi hak rakyat dan opoiiii2
32 Hukum (aturan dan/atau UU) dipwrlakukan tidak adil dan tidak manuiia.i2
42 Manipulatif dan mwmeuat aturan pwmilu iwiuai dwngan kwinginan
pwnguaia dan partai tiran/otoritwr tanpa diikut/dihadir rakyat dan opoiiii2
52 Pwnwgak hukum dan/atau pwtugai kwamanan mwlakukan
kwkwraian/anarkii twrhadap rakyat dan opoiiii di manapun2
http://id2.ikipwdia2org/.iki/Hak_aiaii_manuiia