ANALISIS PENILAIAN PADA KEMAMPUAN MENULI

ANALISIS PENILAIAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SISWA
Nurfitri Alfiah. S, Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar
Nurfitrialfiah8@gmail.com
ABSTRAK
Setiap proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses kegiatan
penilaian terhadap peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
dari para pendidik memberikan pengetahuan dan pencapaian peserta didik.
Sebagaimana Pada kegiatan pembelajaran bahasa yang mencakup beberapa
keterampilan seperti membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Pendidik harus
mengetahui aspek dalam penilaian setiap keterampilan. Terkhusus pada
keterampilan menulis, sangat penting untuk mengetahui prinsip dalam mendesain
teknik yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa peserta
didik karena dengan menulis seseorang melakukan kegiatan pengolahan kata yang
juga berkaitan dengan keterampilan membaca seseorang. Oleh karena itu,
pendidik harus mengetahui prinsip dalam mendesain teknik dan aspek dari
pencapaian keterampilan menulis agar mampu memberikan penilaian dengan
tepat sasaran.
Keywords : aspek penilaian, menulis, dan prinsip-prinsip.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses pembelajaran bukan hanya kegiatan mentransfer pengetahuan
kepada peserta didik tetapi, adanya kompetensi yang ingin dicapai baik itu
pada saat proses pembelajaran atau pun akhir dari pembelajaran. Seorang
peserta didik bahasa harus mampu mengetahui beberapa kemampuan seperti
membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Dengan beberapa
kemampuan tersebut seorang peserta didik akan mampu berbahasa yang baik
dan benar. Termasuk didalamnya adalah keterampilan menulis yang memiliki
banyak manfaat dalam perkembangan berbahasa khususnya pada kemampuan
menulis.
Kegiatan menulis adalah kegiatan mengungkapkan perasaan atau
pikiran kepada orang lain melalui tulisan. Pernyataan ini juga didukung oleh
pendapat Tarigan (1986:3) bahwa menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Jadi, dengan tulisan kita dapat
menyampaikan suatu informasi kepada orang lain walaupun tidak bertatap
muka secara langsung. Oleh karena itu, dapat pula dikatakan bahwa menulis
merupakan penjelmaan bahasa lisan. Dalam penjelmaan bahasa lisan tersebut,
kadangkala digunakanlah suatu simbol-simbol atau lambang-lambang bahasa

tertentu sehingga orang lain dapat mengetahui isi tulisan tersebut apabila dapat
membaca lambang-lambang grafik suatu bahasa tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa aspek penilaian dalam menulis ?
2. Apa prinsip yang digunakan dalam mendesain teknik writing ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui aspek apa saja yang ada pada keterampilan menulis
2. Untuk mengetahui prinsip yang digunakan dalam mendesain teknik
menulis.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari karya tulis ini adalah :

1. Agar mengetahui aspek apa saja yang ada pada keterampilan menulis/
writing
2. Agar mengetahui prinsip apa saja yang digunakan untuk mendesain teknik
menulis.

BAB II
TELAAH PUSTAKA



Pengertian Menulis
Banyak definisi tentang menulis menurut para ahli. Menurut Suria Miharja

(1996: 2 ) dikutip oleh Akip Efendi yang menjelaskan bahwa menulis adalah
berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak terhadap
orang lain melalui tulisan. Dalam proses ini, Menulis berarti menyampaikan
pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa
yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran
yang di-sampaikan kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang
mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin dinyatakan.
Menulis bukanlah kegiatan yang mudah bagi para pemula karena dalam
menulis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagaimana menurut
Syafi’ie (1988:45) yaitu :
 kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis,
 ke-pekaan terhadap kondisi pembaca,
 kemampuan menyusun rencana penulisan,
 kemampuan menggunakan bahasa,
 kemampuan memulai tulisan, dan

 kemampuan memeriksa tulisan.
1. Tujuan menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai
empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada
pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya tulis.
2. Jenis tulisan
menurut tujuan menulis jenis-jenis tulisan terbagi sebagai berikut.
1)

Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang

secara

spesifik

menyampaikan

informasi

tertentu


berupa

perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
2)

Deskripsi

yakni

karangan/tulisan

yang

secara

spesifik

menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan
(kebendaan ataupun kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara

objektif, apa adanya, dan terperinci.

3)

Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan

informasi

tentang

sesuatu

hal

(faktual

maupun

konseptual).


Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan, menerangkan,
dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca
menjadi bertambah.
4)

Argumentatif

yakni

karangan/tulisan

yang

secara

spesifik

menyampaikan infor masi tentang sesuatu hal (faktual maupun
konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi,
memperjelas, dan meyakinkan.

5)

Persuasif yaitu tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi

tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya
dilakukan dengan tujuan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajar.


Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis seseorang ditandai oleh kemampuan menyusun kata

menjadi kalimat, pada fase ini seseorang telah mampu membuat kalimat
sederhana. Selanjutnya mengetahui fungsi penggunaan tanda baca, pada saat
menulis sebuah kalimat harus memakai tanda baca agar maksud dari tulisan
dapat diterima oleh pembaca dan yang terakhir adalah kemampuan
menemukan ide pokok atau gagasan yang akan ditulis.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik

kesimpulan


bahwa

kemampuan menulis tidak hanya sekedar menyusun kata menjadi sebuah
kalimat tapi dibutuhkan penulisan kalimat yang mempunyai makna yang
mudah diterima oleh pembaca sebagai tujuan dari menulis adalah alat
komunikasi.

BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Tulisan
Jenis penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu
penelitian pustaka (Library

Research) yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan-bantuan materi dari
berbagai literatur yang ditulis secara deskriptif.
B. Objek Tulisan
Objek dari karya tulis ini adalah “Analisis Penilaian terhadap
Kemampuan Menulis terhadap Siswa”

C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara
mengumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai jenis sumber yang
berbeda untuk mendapatkan kerangka teori mengenai pembahasan masalah.
Informasi data yang diperoleh berupa e-jurnal, artikel, dan internet.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan diawali dengan mengumpulkan
berbagai jenis data yang kemudian dilanjutkan dengan menyaring informasi
yang diperoleh sesuai dengan masalah yang dikaji setelah itu data kemudian
dianalisis. Penyajian materi karya ini dilakukan secara deskriptif, yaitu
dengan cara menggambarkan analisis penilaian kemampuan menulis terhadap
siswa.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Aspek Penilaian dalam menulis
Kemampuan menulis atau writing adalah kemampuan menyampaikan
gagasan dalam bentuk tertulis. Seseorang bisa menulis apabila dia minimal
memiliki tiga kemampuan, yaitu gagasan atau content, kosa kata yang
memadai atau vocabulary dan mempunyai kemampuan menulis kalimat

dengan benar grammar. Jadi, minimal tiga kemampuan dasar ini harus
dimiliki oleh seorang siswa. Di samping tiga hal tersebut suatu tulisan harus
mempunyai kohesi dan koherensi yang baik.
1. Gagasan atau content
Dalam menulis gagasan atau ide sangat penting karena dengan adanya
ide yang akan ditulis maka Seseorang akan mengetahui apa tujuan dari
tulisan tersebut, siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa
manfaat dari tulisan tersebut. Hal tersebut didukung dengnan memiliki
wawasan terlebih dahulu melalui membaca.
2. Kosa kata yang memadai
Kosa kata sangat diperlukan karena kalimat tersusun dari kata,
penguasaan kosa kata bagi siswa akan memudahkan dalam menyusun
kalimat sesuai dengan gagasan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan
Pandangan para ahli menunjukkan betapa pentingnya penguasaan kosa
kata

sebelum

seseorang

mampu

sukses. Berdasarkan pendapat dari

menjadi

penulis

yang

Johnson and Pearson (1987)

mengatakan bahwa a basic function of language is efficient, effective
unless the words meanings used to transmit information hold similar
values in the minds of both the author and the reader. Pemahaman
pembaca terhadap bacaan yang dibaca ditandai oleh pembaca
mengidentifikasi kosa kata yang dipilih oleh penulis, pembaca
mengenali hubungan antara kosa kata yang tertera dalam teks, dan
pembaca menghubungkan kosa kata yang tertera dalam teks dalam
suatu kombinasi kosa kata yang unik yang digunakan oleh penulis.
3. Kemampuan Struktur kalimat atau Grammar
Menyusun kalimat bukan hal yang mudah agar kalimat pertama
memiliki korelasi antara kalimat selanjutnya, karena apabila struktur

kalimat tidak teratur maka maksud dari penulis tidak tersampaikan
karena pembaca kesulitan dalam menghubungkan makna. Oleh karena
itu, kemampuan dalam struktur kalimat dibutuhkan agar kalimat
tersusun dan dapat dimengerti maksud dan tujuannya.
B.Prinsip-Prinsip

dalam

mendesain

teknik

menulis

Tidak ada suatu kegiatan yang bisa terlaksana dengan baik bila
tidak direncanakan dan didesain dengan baik. Hasil lebih maksimal akan
mungkin dicapai bila kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
didesain dengan baik. Untuk itu, perlu bagi seorang guru atau dosen untuk
mengacu kepada prinsip-prinsip tertentu ketika mendesain kegiatan
pembelajaran di kelas. Ada sejumlah prinsip yang dikemukakan oleh
Brown yang dapat dijadikan landasan dalam mendesain teknik menulis ,
meliputi:
1. Terapkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh penulis yang baik
Saat menggunakan sebuah teknik menulis, pertimbangkan beberapa hal
yang dilakukan penulis yang efektif, misalnya:
 fokuskan pada tujuan atau ide utama dalam menulis
 secara cerdas berupaya mengukur audiens mereka
 memanfaatkan waktu (tetapi tidak terlalu lama) untuk perencanaan






2.

menulis
membiarkan ide-ide pertama mereka mengalir di kertas
mengikuti rencana umum pengorganisasian ketika menulis
mencari dan menggunakan umpan balik pada tulisan mereka
tidak terikat pada struktur permukaan tertentu
merevisi hasil tulisan mereka dengan sungguh-sungguh dan efisien
melakukan
revisi
sesuai
dengan
yang
dibutuhkan
Keseimbangan

proses

dan

produk

Karena menulis adalah proses mengarang dan biasanya membutuhkan
beberapa naskah sebelum dihasilkan sebuah produk tulisan yang efektif,
pastikan bahwa mahasiswa secara seksama melalui tahap-tahap yang tepat
pada proses mengarang. Tahap ini meliputi perhatian pada peran anda
sebagai pembimbing dan sebagai perespon. Pada saat yang bersamaan,

jangan terlalu terpaku pada pada tahap-tahap menuju hasil akhir yang
menyebabkan anda mengabaikan pencapaian akhir: sebuah tulisan yang
jelas, kritis, tersusun baik, dan efektif. Pastikan mahasiswa mengetahui
bahwa apapun proses yang dilalui menuju hasil akhir ini merupakan upaya
yang
3.

berharga.
Mempertimbangkan

latar

belakang

kultural

atau

sastra

Pastikan bahwa teknik-teknik yang digunakan tidak menganggap bahwa
mahasiswa tahu aturan-aturan retoris bahasa Inggris. Jika ada, sejumlah
pertentangan nyata antara tradisi asal mahasiswa dengan apa yang akan
anda

ajarkan,

cobalah

untuk

membantu

mahasiswa

memahami

pertentangan tersebut dan secara perlahan membawa mereka pada
penggunaan
4.

retoris

Hubungkan

bahasa

antara

Inggris

kegiatan

yang

membaca

dapat

diterima.

dengan

menulis

Jelas bahwa mahasiswa belajar menulis sebagian dengan cara mengamati
apa yang sudah tertulis. Jadi, mereka belajar dengan mengamati atau
membawa kata-kata yang tertulis. Dengan membaca dan mempelajari
berbagai tipe teks yang relevan, mahasiswa dapat memperoleh wawasan
pengetahuan yang penting tentang bagaimana mereka harus menulis dan
tentang subjek yang mungkin akan menjadi topik tulisan mereka.
5.

Memberikan

sebanyak

mungkin

tulisan

otentik

Apakah tulisan berupa tulisan sesungguhnya atau untukditunjukkan,
tulisan tersebut tetap otentik jika tujuannya jelas bagi mahasiswa,
pendengarnya jelas, dan ada maksud untuk menyampaikan makna.
Mengerjakan tugas menulis bersama-sama dengan mahasiswa lain di kelas
merupakan salah satu cara untuk menambah keotentikan. Membuat
laporan kelas, menulis surat untuk orang-orang di luar kelas, menulis
naskah untuk drama, menulis resume, menulis iklan
dianggap

sebagai

menulis

semuanya dapat
otentik.

6. Susunlah teknik menulis anda dengan urutan tahap pra-menulis, naskah,
dan

revisi

Pendekatan menulis proses cenderung dilakukan dalam tiga tahap menulis.
Tahap pre-writing mendorong munculnya ide-ide dalam berbagai cara :
 membaca sebuah wacana
 skimming (membaca cepat) dan scanning (membaca detail)
 melakukan penelitian
 Brainstorming (tukar pendapat)
 membuat daftar secara individu
 mengelompokkan (dimulai dengan kata kunci, kemudian tambahkan




kata- kata lain dengan menggunakan hubungan bebas)
membahas sebuah topik atau pertanyaan
pertanyaan-pertanyaan dan tes dari dosen
menulis bebas
Tahap naskah dan revisi merupakan inti dari proses menulis. Pada

pendekatan tradisional dalam pembelajaran writing, mahasiswa diberi
tugas mengarang di kelas untuk menulis dari awal hingga selesai selama
perkuliahan berlangsung atau diberi tugas rumah. Aktivitas tersebut tidak
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk fokus pada tahap
drafting. Pada pendekatan proses, drafting dipandang sebagai rangkaian
strategi yang penting dan kompleks, menguasainya membutuhkan waktu,
kesabaran,

dan

dosen

yang

terlatih.

Beberapa strategi dan keterampilan yang dapat diterapkan pada proses
drafting dan revisi dalam menulis:
 proses memulai (adaptasi dari teknik mengarang bebas)
 monitoring yang “optimal” terhadap tulisan seseorang (tanpa editing yang
prematur dan mengabaikan pemilihan kata, tata bahasa, dan lain-lain)
 review dari rekan mahasiswa untuk isi tulisan (memanfaatkan komentar
rekan-rekan sekelas)
 memanfaatkan feedback dari dosen
 editing terhadap kekeliruan gramatikal
 teknik “read aloud” (membaca keras) (dalam kelompok kecil atau
berpasangan, mahasiswa membacakan draft mereka yang hampir selesai
kepada teman-teman mereka untuk pemeriksaan akhir terhadap kesalahan,
runtutan ide, dan lain-lain)
 proofreading

(membaca

kritis)

7.

Berupaya menawarkan teknik-teknik yang seinteraktif mungkin

tidak diragukan lagi bahwa pendekatan proses terhadap pembelajaran
writing sangatlah interaktif (karena mahasiswa bekerja berpasangan dan
berkelompok untuk menghasilkan ide-ide dan untuk melakukan kegiatan
editing

dengan

rekannya),

serta

learner-centered

(terpusat

pada

mahasiswa) (dengan kesempatan yang luas bagi mahasiswa untuk
memulai aktivitas dan bertukar pikiran). Teknik-teknik menulis yang
memfokuskan pada tujuan-tujuan lain selain karangan (seperti surat,
formulir, memo, petunjuk, laporan singkat) juga merupakan kegiatankegiatan yang harus mengacu pada prinsip-prinsip kegiatan kelas yang
interaktif. Kolaborasi kelompok, tukar pikiran, dan mengkritik merupakan
bagian dari teknik-teknik yang memfokuskan pada writing.
8.
Secara peka menerapkan metode merespon dan mengoreksi tulisan
mahasiswa

anda

Koreksi kesalahan dalam writing harus dilakukan dengan cara yang
berbeda. Karena menulis, tidak seperti berbicara, seringkali meliputi tahap
perencanaan yang panjang, koreksi terhadap kesalahan yang dimulai pada
tahap penaskahan atau drafting dan revisi, yang merupakan waktu yang
paling tepat untuk mengoreksi dibandingkan dengan pada tahap-tahap
menulis yang lain. Ketika mahasiswa menerima respon terhadap hasil
tulisan mereka, kesalahan – yang hanya merupakan salah satu aspek untuk
direspon – jarang diperbaiki oleh dosen; sebaliknya, kesalahan-kesalahan
tersebut diperbaiki melalui self-correction (koreksi sendiri), peercorrection (koreksi oleh rekan), dan komentar-komentar oleh dosen.
Sejalan dengan hal ini, Mc Crimmon juga mengemukakan beberapa
tahapan dalam menulis:

Pre-writing
Pada aktivitas pre-writing, sebelum mulai memunculkan ide-idenya dalam
bentuk sebuah tulisan di atas selembar kertas, seorang penulis harus
mempertimbangkan hal-hal berikut: Apakah tujuan tulisan ini dibuat?
Untuk

siapa

tulisan

ini

ditujukan?

Ketika hal ini dikembangkan menjadi tugas-tugas yang harus dilaksanakan

oleh pembelajar ketika mempersiapkan tulisannya, relevansi tugas tersebut
dapat diperluas, misalkan sebagai berikut: berpikir mengenai isi, berpikir
mengenai pembaca, dan persiapan yang sistematis untuk menulis.

Penyusunan atau Composing and naskah atau drafting
Selama mengarang, seorang penulis merangkai kalimat-kalimat menjadi
sebuah tulisan yang paling sesuai dengan apa yang ingin mereka
sampaikan kepada pembaca mereka. Mengarang hanyalah salah satu
bagian dari suatu rangkaian, dan momen ketika pertama kali pena penulis
menyentuh kertas.

Revisi atau

Revising

dan

mengedit

atau

editing

Tahap revisi atau perbaikan menyatu dengan proses menulis dan sangat
berbeda dengan apa yang sering terjadi pada konsep awal tulisan seorang
pembelajar. Pada kenyataannya, sebuah tulisan yang panjang bisa saja
mengalami beberapa kali revisi sebelum benar-benar menjadi sebuah
tulisan

yang

siap

disajikan

kepada

pembaca.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan menulis adalah keterampilan produktif dalam
keterampilan berbahasa.
2. Ada tiga hal yang dinilai dalam keterampilan menulis yaitu :
a. Ide
b. Kosakata
c. Struktur kalimat
3. Dalam keterampilan menulis sangat dibutuhkan teknik untuk
meningkatkan kemampuan pembelajar, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan seperti :
a. Membuat kelas menulis seinteraktif mungkin
b. Berfokus pada satu ide yang akan ditulis
c. Memberikan contoh autentik pada saat memberi bacaan dan
berkaitan dengan kultural yang akan ditulis
d. Memberi respon dan mengoreksi tulisan pembelajar.
B. Saran
1. Sebaiknya pendidik menggunakan metode yang menarik untuk
menarik perhatian siswa agar menulis tidak menjadi hal yang
membosankan.
2. Pendidik harus memilih tema yang meningkatkan ketertarikan siswa
dalam menulis.

DAFTAR PUSTAKA
Arini, 2011, Teknik dalam menulis, http://yusti
arini.blogspot.co.id/2011/04/writing-dan-teknik-teknik.html (Online) 1 mei
2017
Effendy,

Akip.

2012.

Hakikat

keterampilan

menulis.

http://akipeffendy.blogspot.co.id/2012/03/hak-i-kat-keterampilanmenulis.html.(Online) 24 April 2017
Fajrianti,

Nurul.

2015.

Pengembangan

penilaian

menulis

di

kelas.

http://nurulfajriatiii.blogspot.co.id/2015/12/pengembangan-penilaianmenulis-di-kelas.html. (online) 24 April 2017
Pantouw, Johanna B. S.http://simpen.lppm.ut.ac.id/htmpublikasi/32johanna.htm
(Universitas Terbuka) (Online) 24 April 2017
Sastra,

Wisma.

2016.

Pengembangan

keterampilan

menulis.

https://wismasastra.wordpress.com/2016/01/02/pengembanganketerampilan-menulis/. (Online) 24 April 2017
Wibowo,

Ari.

2016.

Peningkatan

keterampilan

http://motivasikegagalan.blogspot.co.id/2011/06/peningkatanketerampilan-menulis.html. (online) 24 April 2017

menulis.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25