2.1 Kajian Pustaka - Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel Putri Sinyue Karya Chiung Yao

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis memaparkan tentang peneliti penelitian sebelumnya,

  kemudian tentang konsep yang berkaitan dengan judul penelitian, dan terakhir tentang landasan teori yang digunakan penulis sebagai landasan peneliti dalam meneliti.

2.1 Kajian Pustaka

  Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah dibaca.

  Novel Putri Sinyue karya Chiung Yao yang di terbitkan pada tahun 1996 yang memfokuskan pada analisis unsur intrinsik pada umumnya sudah ada yang meneliti. Berikut ini penulis akan memaparkan penelitian-penelitian tentang unsur intrinsik.

  Lucky Prahesti dengan judul penelitiannya Transformasi Unsur-Unsur

  Instrinsik Dalam Ekranisasi 5 Cm ( 2013). Dalam Penelitiannya Lucky Prahesti

  meneliti transformasi dari novel ke film. Penelitan tersebut penulis menganalisis unsur-unsur intrinsik yang lebih luas dengan pembahasan yang rinci menggunakan teori ekranisasi. Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat analisis unsur intrinsik pada sebuah novel yang sekarang penulis teliti dalam skripsi ini

  Sheyra Silvia Siregar dengan judul Penelitiannya Analisis Kepribadian

  Tokoh Utama Pada Roman Kisah Tiga Kerajaan Karya Luo Guan Zhong Berdasarkan Psikologi Sastra (2011). Dalam penelitiannya Sheyra Silvia

  menaguraikan dan menganalisis analisisis tokoh utama berdasarkan pendekatan psikologis dan menganalisis unsur intrinsik (tema, tokoh, alur, latar dan sudut pandang). Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat dan menganalisis unsur intrinsik pada sebuah novel.

  Elfida Yeni dengan judul Penelitannya Analisis Sudut Pada Novel Karya

  Agung Bawantara (2007) . Dalam penelitiannya Elfida Yeni menguraikan dan

  menganalisis sudut pandang, karena sudut pandang merupakan salah satu yang termasuk dalam unsur intrinsik. Penelitian ini sangat membantu penulis berkaitan dalam melihat unsur intrinsik.

  Ikhlasiyah Rofiqi M, dengan judul “Analisis Kekuatan Cerpen dalam

  Kumpulan Cerpen Ah… Gerimis itu karya Hidayat Banjar. Dalam penelitiannya

  tersebut penulis menganalisis unsur intrinsik(tema, tokoh, alur, latar pada cerpen dengan menggunakan teori struktural. Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat unsur intrinsik.

2.2 Konsep

   Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) didefenisikan dengan (1)

  rancangan atau buram surat (2) Ide tau pengertian yang di abstrasikan dan apapun untuk memahami hal-hal lain. Definisi ke 3 adalah yang terlengkap ,yang member gambaran wujud dan guna konsep. Jadi unsur konsep adalah unsur pemikiran si peneliti, karena menentukan penetapan variabel berarti bahwa konsep itu merupakan suatu kata atau frase abstrak yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan sejumlah hal, gagasan, atau peristiwa.

  Sesuai judul yang diambil maka konsep penelitian ini adalah intrinsik dan Putri

  Sinyue. Berikut ini adalah penjelasan tentang konsep intrinsik;

2.2.1 Intrinsik

  Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud. Di bawah ini dipaparkan unsur-unsur yang membangun novel beserta pengertiannya masing- masing.

1. Tema

  Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperanan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya reka yang di ciptakannya.

  Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya (Aminuddin,1984-107-108).

  Tema dikembangkan dan ditulis pengarang dengan bahasa yang indah sehingga menghasilkan karya sastra atau drama. Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuann cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konfliSeorang pengarang memahami tema cerita yang akan di paparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami unsur-unsur yang menjadi media pemapar tersebut,menyimpulkan makna yang di kandungnya serta mampu menghubungkan dengan tujuan penciptaan pengarangnya (Aminuddin, 1984 :108). Novel putri Sinyue mengisahkan tentang putri yang bernama Sinyue dan adik laki-lakinya yang terlantar karena perang sehingga terpaksa di asuh oleh keluarga sang Jendral yang bernama Nu Tahai Keadaan menjadi rumit karena Sinyue mencitai Nu Tahai dan Jendral pun membalas perasaanya,tetapi jendral sudah mempunyai istri dand kedua orang anak yang sebaya dengan Sinyue.

  Setelah membaca di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tema novel ini belenggu cinta seorang wanita dan bagaimana wanita itu memperjuangkan cinta nya, karena jendral telah berbuat baik padanya meskipun ia sudah memiliki seorang istri

  2. Tokoh

  Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehinggaperistiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan (Aminuddin 1984 : 85),dalam novel selalu mempunyai sifat, sikap, dan tingkah laku dan watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan. Dilihat dari perkembangannya kepribadian tokoh dapat di bedakan atas tokoh dinamis dan tokoh statis. Bila dilihat dari masalah yang di hadapi tokoh,dapat di bedakan atas tokoh yang mempunyai karakter sederhana dan kompleks(Aminuddin,1984:91-92). Tokoh dinamis adalah tokoh yang kepribadiannya selalu berkembang. Tokoh statis adalah tokoh yang mempunyai kepribadian tetap. Tokoh yang terdapat dalam putri sin yue dan berbagai macam peranananya cukup banyak tetapi hanya beberapa saja yang di bahas. Para tokoh yang akan di bahas di sini adalah Putri Sin yue, Nu Tahai, Mang Kutai,

  Keshan,Luolin,dan Yanchi.

  3. Alur/Plot

  Alur ialah rangkaian cerita yang di bentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang di hadirkan oleh para pelaku dalam sebuah cerita Abrams (dalam Siswanto 1981 :137).

  Sudjiman (1990) membagi alur utama dan alur bawahan.Alur utama merupakan rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita Alur bawahan adalah alur kedua atau tambahan yang disusupkan di sela-sela bagian-bagian alur utama sebagai variasi. Alur bawahan merupakan lakuan tersendiri tetapi yang masih ada hubungannya dengan alur utama. Adakalanya alur bawahan ini di maksudkan untuk menimbulkan kontras, adakalanya sejalan dengan alur utama.

  Sudjiman (1990) juga membagi alur atas alur erat (ketat) dan alur longgar.Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra; kalau salah satu peristiwa ditiadakan, keutuhan cerita akan terganggu. Alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam karya sastra, meniadakan salah satu peristiwa tidak akan mengagangu jalan ceritaPlot berfungsi sebagai suatu kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan keseluruhan isi ceritanya, sedangkan bagi pembaca, pemahaman plot berati juga pemahaman terhadap keseluruhan isi cerita secara runtut dan jelas (Aminuddin, 1984 : 98).

  Pada dasarnya alur di bagi menjadi dua bagian besar, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju sering disebut juga alur biasa.

  1. Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan 2.

  Generating circumstance (peristiwa) yang bersangkut-paut dan di mulai

  3. Ricing Action (keadaan mulai memuncak) 4.

  Climax (peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya)

5. Denoument (pengarang memberikan pencerahan soal dari semua peristiwa.

  Pengertian alur mundur adalah apabila cerita tidak mengikuti konsep urutan-urutan di atas. Alur yang terdapat dalam novel Putri Sin Yue adalah maju yang megikuti urutan-urutan situation, generating circumstance, rising action,climax, dan denoument.

4. Latar

  Latar merupakan unsur struktural yang sangat penting. Latar di dalam lakon atau cerita harus mendukung para tokoh cerita dan tindakannya. Pengarang tentu membuat latar membuat latar yang tepat demi keberjhasilan dan keindahan struktur cerita.

  Penggunaan latar yang berhasil juga menentukan keberhasilan suatu karya drama. Penyaji latar yang tepat dapat menciptakan warna kedaerahan yang kuat sehingga dapat menghidupkan cerita. Latar adalah lingkungan tempat berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat, termasuk di dalamnya aspek waktu, iklim, dan periode sejarah. Latar mendukung dan menguatkan tindakan tokoh- tokoh cerita. Latar memberikan pijakan cerita dan kesan realistis kepada pembaca untuk menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 1995). Latar pada novel ini terletak Beijing, kota Chingchou.

5. Sudut Pandang

  Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari tempat itulah sastrawan becerita tentang tokoh,peristiwa tempat,waktu dengan gayanya sendiri. Sudut pandang menunjuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Menurut Abrams, sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (dalam Nurgiyantoro, 1998:248). Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari sudut pandang itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan gayanya sendiri. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang yang digunakan dalam novel

  

Putri Sinyue adalah pengarang bertindak sebagai pengarang cerita, bahkan

  pengarang juga menentukan tentang perilaku dan karakter, seolah-olah berkomunikasi langsung dengan pembaca.

2.3 Landasan Teori

  Teori sering disebut paradigma penelitian (Moleong,1989: 45). Teori adalah seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan, atau menjelaskan fenomena. Teori juga tidak dapat dilepaskan dari fakta atau data. Teori juga berfungsi sebagai alat untuk memecahkan masalah. Oleh karena fakta atau data harus jelas dan aktual. Peneliti mampu melakukan pemilihan jenis variabel yang jelas,tepat,dan akurat meneliti sebuah karya sastra diperlukan pendekatan. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural.

2.3.1 Teori Struktural

  Pendekatan ini memandang dan menelaah sastra yang membangun karya sastra tema, alur, latar, penokohan dan gaya bahasa. Pendekatan struktural, sering disebut juga dinamakan pendekatan objektif. (Endaswara 2004:84). Pendekatan formal, atau pendekatan analitik, bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra sebagai kreatif memiliki otonomi penuh yang harus dilihat sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang berada di luar dirinya. Bila hendak dikaji atau di teliti yang adalah aspek yang membangun karya sastra seperti tema, alur, latar, penokohan, gaya penulisan, gaya bahasa, serta hubungan harmonis antar aspek yang mampu membuatnya menjadi sebuah karya sastra. Hal-hal yang bersifat ekstrinsik, seperti penulis, pembaca, atau lingkungan sosial budaya harus tersamping karena tidak punya kaitan langsung struktur karya tersebut.

  Menurut Teeuw (1984:135), pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan struktural membongkar seluruh isi (unsur-unsur intrinsik di dalam novel) dan menghubungkan relevansinya antara unsur-unsur di dalamnya.

  Teori struktural sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Struktural sastra mengupayakan adanya suatu dasar yang ilmiah bagi teori sastra, seperti halnya disiplin-disiplin ilmu lainnya. Teeuw mengungkapkan, asumsi dasar struktural adalah teks sastra merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan mempunyai koherensi batiniah (2011:46). Struktural secara khusus mengacu pada praktik kritik sastra yang model analisisnya didasarkan pada teori linguistik modern, yang pendekatannya selalu pada unsur intrinsik (struktur kesusastraan) dan menganggap teks sastra adalah yang otonom.