Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel Putri Sinyue Karya Chiung Yao

(1)

ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL PUTRI SINYUE KARYA CHIUNG YAO

浅析《新月格格》五大要素分析 ( Qiǎn Xī xīn yuè gégéWǔ Dà Yào sù Fēnxī

SKRIPSI

NUR AISYAH WILLIANDA 100710003

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN SASTRA CINA MEDAN


(2)

ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL PUTRI SINYUE KARYA CHIUNG YAO

浅析《新月格格》五大要素分析 Qiǎn Xī xīn yuè gégéWǔ Dà Yào sù Fēnxī

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Oleh

NUR AISYAH WILLIANDA 100710003

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dra. Fauziah M.A Yang Yang M.A NIP 19650112 199003 2 001

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Disetujui oleh:

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi SastraCina Ketua,

Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. NIP. 19630109 198803 2001


(4)

PENGESAHAN DiterimaOleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra Cina Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Hari/Tanggal : Rabu/16 Juli 2014

Pukul : 09.00 WIB sampaiselesai Tempat : Kantor JurusanSastraCina USU

FakultasIlmuBudaya Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. H. SyahronLubis, M.A NIP. 19511013 197603 1 001

No. PanitiaUjian TandaTangan 1. Dr. T. ThyrhayaZein, M.A. ( ) 2. Dra. NurCahayaBangun, M.Si ( ) 3. Dra. Fauziah,M.A ( ) 4. Yang Yang, M.A ( ) 5. Pengpai, M.A ( )


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan Juni 2014 Penulis


(6)

ABSTRACT

The title of this paper is Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel Putri Sinyue”. In this paper, the writer is trying to analyze the intrinsic from novel Putri Sinyue . they are intrinsic element of the novels theme Shackles of love ) character Nu Tahai, Sinyue, Mang Kutai, Yunwa, Keshan, Chiyuan, Luolin, YanchiNu Tahai’s Motherplot (Plot Flash-forward), setting (Beijing) point of viewThird person omniscient. Theory used in this paper is structural theory that is used to analysis between the intrinsic element in a novel. The research use descriptive 2method, namely document analysis. Data sources taken from the novel it selfs and some of structural theory books. The main purpose of this research to describe the intrinsic elements in the last chapter, the result of the analysis shows intrinsic elements of the novels Putri Sinyue.


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel Purtri Sinyue Karya Chiung Yao” Dalam skripsi ini menganalisis unsur intrinsik tema(belenggu cinta ) tokoh ( Nu Tahai, Putri Sinyue, Mang Kutai, Yunwa, Keshan, Yanchi, Luolin, Chiyuan, Saiya), alur(alur maju) latar (Beijing) dan sudut pandang (Penulis bertindak se sebagai pengarang). Teori yang digunakan dalam menganalisis unsur intrinsik tersebut adalah teori struktural. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu analisis dokumentasi. Sumber data diperoleh dari novel itu sendiri dan dari beberapa buku teori struktural. Tujuan dari novel itu sendiri adalah mendeskripsikan unsur intrinsik, dan bagian yang terakhir adalah hasil dari analisis unsur intrinsik yang terdapat pada novel Putri Sinyue.


(8)

KATA PENGANTAR

Luapan rasa syukur hanya layak diberikan untuk Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Nikmatnya yang berlimpah sehingga penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan. Dalam proses penyusunan skripsi ini banyak pihak yang ikut terlibat sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Kepada Bapak Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Syahron Lubis, M.A.

2. Kepada Ketua Departemen Sastra Cina Dr.Thyrhaya Zein, M.A dan Ibu Sekretaris Departemen Sastra Cina Dra. Nur Cahaya Bangun M.Si

3. Dosen pembimbing I Ibu Dra. Fauziah,M.A dan dosen pembimbing II Yang Yang, MA yang telah memberikan arahan, ilmu dan bimbingan serta telah meluangkan waktu mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan skripsi ini hingga bisa terselesaikan.

4. Peng Pai M.A dan para Dosen Depetemen Sastra Cina yang telah berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman kepada penulis.

5. Bapak Kamaluddin Tanjung dan Dra. Purnama Sari Lubis selaku orang tua yang paling saya cintai yang tak henti-hentinya telah member dukungan morildan materiil yang cukup berarti dihidup saya dan selama masa pendidikan khususnya selama proses penyusunan skiripsi ini. sampai selesai.

6. H. Saidina Hamzah Daliemunthe, drg.Sp.Perio(K selaku abang sepupu yang memberikan masukan dan dukungan.


(9)

7. Sahabat saya Sindi Rara Mulya yang selalu memberikan dukungan dan mendenagarkan keluh kesah saya.

8. Teman-teman mahasiswa/I Sastra Cina 2010, khususnya Rizki Sari Wahni Lubis dan Nova Herlinda Sagala yang memberikan warna-warni keceriaan dikampus.

9. Kepada Lia Dalimunthe, S.sos kakak yang selalu mendengar keluh kesah saya, mendengar curhatan pribadi saya dan memberikan nasihat, dukungan yang begitu luar biasa.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan lindungan-Nya kepada pihak-pihak tersebut dan membalasnya dengan yang lebih baik.

Medan, 16 Juli 2014 Penulis

Nur Aisyah Willianda 100710003


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRACT………..………..……… i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI……….……..…… v

BAB I PENDAHULUAN……….……….…….…… 1

1.1 Latar Belakang Masalah……….….…..… 1

1.2 Rumusan Masalah………..………….... 5

1.3 Tujuan Penelitian……… 6

1.4Batasan Masalah………..……… 6

1.5Manfaat Penelitian………..….…… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI…... 8

2.1 Kajian Pustaka………..….. 8

2.2 Konsep………....….... 10

2.2.1 Intrinsik……….…… 11

2.3 Landasan Teori……… 17

BAB III METODE PENELITIAN……… 18

3.1 Metode Penelitian………. 18

3.2 Teknik Pengumpulan Data……….….… 19

3.3 Data dan Sumber Data……….…... 20


(11)

BAB IV ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL PUTRI SIN YUE

KARYA CHIUNG YAO……… 22

4.1 Analisis Unsur Intrinsik….……… 22

4.1.1 Tema………. 23

4.1.2 Penokohan……… 25

4.1.2.1 Putri Sinyue……….. 26

4.1.2.2 Nu Tahai……… 30

4.1.2.3 Mang Kutai………..……… 31

4.1.2.4 Keshan……….. 34

4.1.2.5 Yanchi……… 35

4.1.2.6 Luolin dan Chiyuan………..…………. 36

4.1.2.7 Ibu Suri………... 37

4.1.3 Alur……….………… 38

4.1.4 Latar………...…… 41

4.1.5 Sudut Pandang……… 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………..……… 45

5.1 Kesimpulan………... 45

5.2 Saran……….…. 46

DAFTAR PUSTAKA……….………….. 47 LAMPIRAN

SINOPSIS NOVEL


(12)

ABSTRACT

The title of this paper is Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel Putri Sinyue”. In this paper, the writer is trying to analyze the intrinsic from novel Putri Sinyue . they are intrinsic element of the novels theme Shackles of love ) character Nu Tahai, Sinyue, Mang Kutai, Yunwa, Keshan, Chiyuan, Luolin, YanchiNu Tahai’s Motherplot (Plot Flash-forward), setting (Beijing) point of viewThird person omniscient. Theory used in this paper is structural theory that is used to analysis between the intrinsic element in a novel. The research use descriptive 2method, namely document analysis. Data sources taken from the novel it selfs and some of structural theory books. The main purpose of this research to describe the intrinsic elements in the last chapter, the result of the analysis shows intrinsic elements of the novels Putri Sinyue.


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel Purtri Sinyue Karya Chiung Yao” Dalam skripsi ini menganalisis unsur intrinsik tema(belenggu cinta ) tokoh ( Nu Tahai, Putri Sinyue, Mang Kutai, Yunwa, Keshan, Yanchi, Luolin, Chiyuan, Saiya), alur(alur maju) latar (Beijing) dan sudut pandang (Penulis bertindak se sebagai pengarang). Teori yang digunakan dalam menganalisis unsur intrinsik tersebut adalah teori struktural. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu analisis dokumentasi. Sumber data diperoleh dari novel itu sendiri dan dari beberapa buku teori struktural. Tujuan dari novel itu sendiri adalah mendeskripsikan unsur intrinsik, dan bagian yang terakhir adalah hasil dari analisis unsur intrinsik yang terdapat pada novel Putri Sinyue.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi 1988 : 8). Secara umum sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi manusia. Berdasarkan luapan emosi yang spontan dan mampu mengungkapkan aspek-aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna.

Pada hakikatnya karya sastra adalah suatu media yang menggunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia (Atar Semi, 1993:8). Oleh sebab itu, sebuah karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya yang praktis dan yang hanya berlangsung untuk sementara waktu saja. Sastra bukan lah rangkaian kata dan kalimat, melainkan sudah berubah menjadi wacana, menjadi


(15)

teks, secara umum sastra itu sendiri merupakan hasil ide dan imajinasi dari seseorang sehingga menghasilkan sebuah karya sastra.

Karya sastra tidak bisa di pungkiri bahwa yang menulis karya sastra adalah sastrawan. Griffth(dalam Siswanto 1982:17-18) mengartikan karya sastra sebagai hasil ekspresi individual penulisnya. Kepribadian, emosi,dan kepercayaan penulis akan tertuang dalam karya sastranya. Sebuah karya sastra yang baik mempunyai nilai estetika tersendiri agar dapat menarik perhatian para pembacanya.

Hasil karya sastra didalam perkembangannya tidak bertujuan, biasanya penikmat sastra terlepas dari pada fungsi hasil karya sastra itu sendiri yakni bagaimana karya sastra itu tidak terlalu peduli terhadap fungsi dari karya sastra, sejauh rasa keindahan yang ingin dinikmati dari sebuah karya sastra yang diminatinya telah terpenuhi.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995 : 694) novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku dan bahasa yang digunakan mirip dengan bahasa sehari-hari. Novel merupakan salah satu karya sastra yang terkenal didunia.

Novel berisi tentang cerita fiksi dalam bentuk tulisan yang mempunyai unsur-unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Biasanya novel menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya yang berinteraksi tentang gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita dalam novel tersebut. novel merupakan bentuk tulisan dan kata-kata


(16)

yang mempunyai unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik biasa nya berisikan tentang pengalaman jiwa manusia dalam berinteraksi dalam lingkungan dan sesama. Novel yang baik adalah memberikan sebuah kisah pencerahan pengalaman untuk lebih menghayati diri sendiri dan orang lain, dalam sebuah novel mengajarkan kepada masyarakat tentang kehidupan kita, tidak hanya menjadi maklum akan pengalaman dan hidup batin tokoh-tokoh fiktif, tetapi lewat peristiwa-peristiwa itu juga kita memperoleh pengertian, mengenai tema-tema yang lebih umum sifatnya.

Sementara itu, Jassin dalam Zulfahnur (1996:67) mengatakan bahwa novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya.

Unsur-unsur dalam karya sastra berperan penting baik secara ektrinsik maupun secarar intrinsik, yang dimaksud unsur intrinsik yaitu unsur yang membangun cerita karya sastra yang berasal dari dalam, sedangkan Unsur Ekstrinsik yaitu unsur yang membangun cerita karya sastra yang berasal dari luar (kebalikan dari unsur intrinsik). Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya satra itu sendiri, unsur tersebut meliputi: Alur (Plot), tokoh dan penokohan, dan sudut pandang. (Nurgiyantoro,2000:23).

Tema adalah ide sebuah cerita. Dalam novel, tema merupakan gagasan utama yang dikembangkan dalam plot. Selain itu alur atau plot merupakan unsur intrinsik. Alur adalah kerangka cerita atau rangkaian peristiwa-peristiwa. Dengan kata lain plot adalah urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan teorganisasi. Sebuah novel juga mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahapan permulaan,


(17)

tahapan pertikaian, tahapan perumitan, tahapan puncak, tahapan peleraian, dan tahapan akhir Selain itu dalam novel juga terdapat latar, latar adalah elemen elemen yang memberikan kesan abstrak tentang lingkungan baik tempat maupun waktu, di mana para tokoh menjalankan peran. Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita.

Novel Putri Sinyue(1996) adalah novel dari karya Chiung Yao. Chiung Yao adalah seorang penulis terkenal di China. Beliau telah mengeluarkan banyak karya sastra sejak mulai menulis novel 26 tahun silam, karya-karyanya Chiung Yao mendapat apresiasi yang sangat besar dari masyarakat pembaca berbahasa Mandarin di berbagai belahan dunia. Kepopulerannya semakin meningkat ketika novel-novelnya mulai banyak difilmkan di tahun 1980-an. Seiring dengan kepopulerannya novel-novel cintanya, nama Chiung Yao menjadi identik dengan aiching kushi atau kisah cinta. Sejak awal tahun 1990, Chiung Yao mulai banyak menulis tentang kisah-kisah cinta berlatar belakang sejarah Cinta klasik, tema yang ternyata sangat digemari masyarakat pemirsa televisi, karena sebagian besar karyanya diangkat ke layar kaca,karya-karya nya yang terkenal seperti; Putrihuan zhu, kabut cinta dan putri Sinyue.

Putri Sinyue merupakan novel kisah cinta yang berlatarkan sejarah China klasik, Putri Sinyue adalah gadis berusia tujuh belas tahun yang harus melupakan masa remajanya yang bahagia sebagai anak seorang pangeran, saat seluruh keluarganya terbunuh dalam satu pertempuran. Sebelum meninggal, ayahnya memasrahkan nasib adik laki-lakinya yang baru berusia delapan tahun kepadanya.


(18)

Ditengah pengungsian mereka dihadang oleh bandit. Untunglah Sinyue diselamatkan oleh Nu Tahai, seorang jendral gagah perkasa yang setia pada kerajaan.

Peristiwa ini membuat Putri Sinyue mengagumi dewa penolongnya, bahkan jatuh hati kepadanya. Tanpa sadar Nu Tahai pun mencintai nya.meski ia tahu bahwa putra nya sendiri juga menyukai Sinyue. Mengetahui hal ini,Yanchi,istri Nu Tahai, membujuk ibu Suri untuk mengatur perkawinan Sinyue

dengan seorang pangeran.Sin yue pun terperangkap dalam dilema.

Novel Putri Sinyue mempunyai tema tentang seorang wanita dalam memperjuangkan cinta walaupun di hadang berbagai kesulitan, yang terjadi pada zaman dinasti Qingdan kisah ini terdapat berbagai tokoh NuTahai, Putri Sinyue, Mang Kutai, Keshan, Yanchi, Chiyuan, Luolin dan Saiya. Novel ini mengambil latar di negeri Tiongkok tepatnya di kota Chingchou dengan alur maju.

Dalam pembahasan ini penulis menggunakan pendekatan objektif atau struktural. Penulis menganalisis unsur intrinsik dalam novel Putri Sinyue ini mendominasi seluruh isi cerita. Dengan alasan di atas penulis tertarik untuk menganalisis unsur intrinsik dalam novel Putri Sinyue karya Chiung Yao. . Secara lebih rinci alasan peneliti memilih novel Putri Sinyue sebagai bahan kajian untuk diteliti adalah :

1. Novel ini merupakan salah satu novel yang ditulis oleh pengarang yang terkenal di China.


(19)

2. Novel ini mencerintakan perjalanan kisah cinta Putri Sinyue yang penuh dengan pengorbanan.

3. Novel ini berlatarkan sejarah China kelasik yang digemari banyak orang.

1.2 Rumusan Masalah

Agar setiap pembahasan masalah suatu karya tulis agar mudah di mengerti oleh pembaca untuk itu penulis menjabarkan suatu permasalahan berdasarkan latar belakang masalah. Maka rumusan masalah itu adalah :

1. Bagaimana unsur instrinsik yang terdapat pada Novel Putri Sinyue?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah sesuatu yang yang ingin dicapai.Tujuan harus lah diperjelas agar arah penelitian dapat tepat mencapai pada sasaran, maka Tujuan dari Penelitian ini adalah :

1.Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik (tema, tokoh, alur, latar dan sudut pandang) yang terdapat pada Novel Putri Sinyue karya Chiung Yao.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian tidak menyimpang dan tidak terjadi kesalah pahaman dalam pembahasan skripsi ini.maka masalah yang dibahas dibatasi. Membatasi masalah memiliki implikasi pada penyimpitan teoro dan variabel yang diteliti.


(20)

Pembatasan masalah masalah juga membantu penulis dalam merumuskan instrument penelitian agar penelitian ini dapat terarah. Penulis menganalisis tentang unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra yang meliputi : tema, tokoh,alur,latar dan sudut pandang). Namun karena masalah yang ada dalam dunia sastra terlalu luas maka penelitian terhadap Putri Sinyue di batasi pada analisis unsur intrinsic di dalam Novel Putri Sinyue seperti tema, tokoh,alur,latar dan sudut pandang

1.5 Manfaat Penelitian

Mengacu pada tujuan pokok penelitian di atas, maka hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat Teoritis dan Praktis, antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasn dan gambaran bagi pembaca mengenai unsur pembentuk di dalam novel Putri Sinyue

b. Memberikan gambaran tentang unsur intrinsik dalam novel Putri Sinyue.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengarang, penelitian ini dapat memberikan masukan untuk dapat menciptakan karya sastra yang baik.

b. Bagi pembaca, penelitian dapat menambah minat baca dalam mengapresiasikan karya sastra.

c. Bagi peneliti , penelitian ini dapat memperkaya wawasan sastra dan menambah khasanah penelitian sastra Cina sehingga bermanfaat bagi perkembangan sastra Cina.


(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis memaparkan tentang peneliti penelitian sebelumnya, kemudian tentang konsep yang berkaitan dengan judul penelitian, dan terakhir tentang landasan teori yang digunakan penulis sebagai landasan peneliti dalam meneliti.

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah dibaca.

Novel Putri Sinyue karya Chiung Yao yang di terbitkan pada tahun 1996 yang memfokuskan pada analisis unsur intrinsik pada umumnya sudah ada yang meneliti. Berikut ini penulis akan memaparkan penelitian-penelitian tentang unsur intrinsik.


(22)

Lucky Prahesti dengan judul penelitiannya Transformasi Unsur-Unsur Instrinsik Dalam Ekranisasi 5 Cm (2013). Dalam Penelitiannya Lucky Prahesti meneliti transformasi dari novel ke film. Penelitan tersebut penulis menganalisis unsur-unsur intrinsik yang lebih luas dengan pembahasan yang rinci menggunakan teori ekranisasi. Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat analisis unsur intrinsik pada sebuah novel yang sekarang penulis teliti dalam skripsi ini

Sheyra Silvia Siregar dengan judul Penelitiannya Analisis Kepribadian Tokoh Utama Pada Roman Kisah Tiga Kerajaan Karya Luo Guan Zhong

Berdasarkan Psikologi Sastra (2011). Dalam penelitiannya Sheyra Silvia menaguraikan dan menganalisis analisisis tokoh utama berdasarkan pendekatan psikologis dan menganalisis unsur intrinsik (tema, tokoh, alur, latar dan sudut pandang). Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat dan menganalisis unsur intrinsik pada sebuah novel.

Elfida Yeni dengan judul Penelitannya Analisis Sudut Pada Novel Karya Agung Bawantara (2007). Dalam penelitiannya Elfida Yeni menguraikan dan menganalisis sudut pandang, karena sudut pandang merupakan salah satu yang termasuk dalam unsur intrinsik. Penelitian ini sangat membantu penulis berkaitan dalam melihat unsur intrinsik.

Ikhlasiyah Rofiqi M, dengan judul “Analisis Kekuatan Cerpen dalam Kumpulan Cerpen Ah… Gerimis itu karya Hidayat Banjar. Dalam penelitiannya tersebut penulis menganalisis unsur intrinsik(tema, tokoh, alur, latar pada cerpen


(23)

dengan menggunakan teori struktural. Penelitian ini sangat membantu penulis untuk melihat unsur intrinsik.

2.2 Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1988) didefenisikan dengan (1) rancangan atau buram surat (2) Ide tau pengertian yang di abstrasikan dan apapun untuk memahami hal-hal lain. Definisi ke 3 adalah yang terlengkap ,yang member gambaran wujud dan guna konsep. Jadi unsur konsep adalah unsur pemikiran si peneliti, karena menentukan penetapan variabel berarti bahwa konsep itu merupakan suatu kata atau frase abstrak yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan sejumlah hal, gagasan, atau peristiwa. Sesuai judul yang diambil maka konsep penelitian ini adalah intrinsik dan Putri

Sinyue. Berikut ini adalah penjelasan tentang konsep intrinsik; 2.2.1 Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud. Di bawah ini dipaparkan unsur-unsur yang membangun novel beserta pengertiannya masing-masing.


(24)

1. Tema

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperanan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya reka yang di ciptakannya. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya (Aminuddin,1984-107-108).

Tema dikembangkan dan ditulis pengarang dengan bahasa yang indah sehingga menghasilkan karya sastra atau drama. Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuann cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konfliSeorang pengarang memahami tema cerita yang akan di paparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami unsur-unsur yang menjadi media pemapar tersebut,menyimpulkan makna yang di kandungnya serta mampu menghubungkan dengan tujuan penciptaan pengarangnya (Aminuddin, 1984 :108).

Novel putri Sinyue mengisahkan tentang putri yang bernama Sinyue dan adik laki-lakinya yang terlantar karena perang sehingga terpaksa di asuh oleh keluarga sang Jendral yang bernama Nu Tahai Keadaan menjadi rumit karena Sinyue

mencitai Nu Tahai dan Jendral pun membalas perasaanya,tetapi jendral sudah mempunyai istri dand kedua orang anak yang sebaya dengan Sinyue.

Setelah membaca di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tema novel ini belenggu cinta seorang wanita dan bagaimana wanita itu memperjuangkan cinta


(25)

nya, karena jendral telah berbuat baik padanya meskipun ia sudah memiliki seorang istri

2. Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehinggaperistiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan (Aminuddin 1984 : 85),dalam novel selalu mempunyai sifat, sikap, dan tingkah laku dan watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan.

Dilihat dari perkembangannya kepribadian tokoh dapat di bedakan atas tokoh dinamis dan tokoh statis. Bila dilihat dari masalah yang di hadapi tokoh,dapat di bedakan atas tokoh yang mempunyai karakter sederhana dan kompleks(Aminuddin,1984:91-92). Tokoh dinamis adalah tokoh yang kepribadiannya selalu berkembang. Tokoh statis adalah tokoh yang mempunyai kepribadian tetap. Tokoh yang terdapat dalam putri sin yue dan berbagai macam peranananya cukup banyak tetapi hanya beberapa saja yang di bahas. Para tokoh yang akan di bahas di sini adalah Putri Sin yue, Nu Tahai, Mang Kutai, Keshan,Luolin,dan Yanchi.

3. Alur/Plot

Alur ialah rangkaian cerita yang di bentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang di hadirkan oleh para pelaku dalam sebuah cerita Abrams (dalam Siswanto 1981 :137).


(26)

Sudjiman (1990) membagi alur utama dan alur bawahan.Alur utama merupakan rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita Alur bawahan adalah alur kedua atau tambahan yang disusupkan di sela-sela bagian-bagian alur utama sebagai variasi. Alur bawahan merupakan lakuan tersendiri tetapi yang masih ada hubungannya dengan alur utama. Adakalanya alur bawahan ini di maksudkan untuk menimbulkan kontras, adakalanya sejalan dengan alur utama.

Sudjiman (1990) juga membagi alur atas alur erat (ketat) dan alur longgar.Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra; kalau salah satu peristiwa ditiadakan, keutuhan cerita akan terganggu. Alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam karya sastra, meniadakan salah satu peristiwa tidak akan mengagangu jalan ceritaPlot berfungsi sebagai suatu kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan keseluruhan isi ceritanya, sedangkan bagi pembaca, pemahaman plot berati juga pemahaman terhadap keseluruhan isi cerita secara runtut dan jelas (Aminuddin, 1984 : 98).

Pada dasarnya alur di bagi menjadi dua bagian besar, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju sering disebut juga alur biasa.

1. Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan

2. Generating circumstance (peristiwa) yang bersangkut-paut dan di mulai

3. Ricing Action (keadaan mulai memuncak)


(27)

5. Denoument (pengarang memberikan pencerahan soal dari semua peristiwa.

Pengertian alur mundur adalah apabila cerita tidak mengikuti konsep urutan-urutan di atas. Alur yang terdapat dalam novel Putri Sin Yue adalah maju yang megikuti urutan-urutan situation, generating circumstance, rising action,climax, dan denoument.

4. Latar

Latar merupakan unsur struktural yang sangat penting. Latar di dalam lakon atau cerita harus mendukung para tokoh cerita dan tindakannya. Pengarang tentu membuat latar membuat latar yang tepat demi keberjhasilan dan keindahan struktur cerita.

Penggunaan latar yang berhasil juga menentukan keberhasilan suatu karya drama. Penyaji latar yang tepat dapat menciptakan warna kedaerahan yang kuat sehingga dapat menghidupkan cerita. Latar adalah lingkungan tempat berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat, termasuk di dalamnya aspek waktu, iklim, dan periode sejarah. Latar mendukung dan menguatkan tindakan tokoh-tokoh cerita. Latar memberikan pijakan cerita dan kesan realistis kepada pembaca untuk menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 1995). Latar pada novel ini terletak Beijing, kota Chingchou.


(28)

5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari tempat itulah sastrawan becerita tentang tokoh,peristiwa tempat,waktu dengan gayanya sendiri. Sudut pandang menunjuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Menurut Abrams, sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (dalam Nurgiyantoro, 1998:248). Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari sudut pandang itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan gayanya sendiri. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang yang digunakan dalam novel

Putri Sinyue adalah pengarang bertindak sebagai pengarang cerita, bahkan pengarang juga menentukan tentang perilaku dan karakter, seolah-olah berkomunikasi langsung dengan pembaca.

2.3 Landasan Teori

Teori sering disebut paradigma penelitian (Moleong,1989: 45). Teori adalah seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan, atau menjelaskan fenomena. Teori juga tidak dapat dilepaskan dari fakta atau data.


(29)

Teori juga berfungsi sebagai alat untuk memecahkan masalah. Oleh karena fakta atau data harus jelas dan aktual. Peneliti mampu melakukan pemilihan jenis variabel yang jelas,tepat,dan akurat meneliti sebuah karya sastra diperlukan pendekatan. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural.

2.3.1 Teori Struktural

Pendekatan ini memandang dan menelaah sastra yang membangun karya sastra tema, alur, latar, penokohan dan gaya bahasa. Pendekatan struktural, sering disebut juga dinamakan pendekatan objektif. (Endaswara 2004:84). Pendekatan formal, atau pendekatan analitik, bertolak dari asumsi dasar bahwa karya sastra sebagai kreatif memiliki otonomi penuh yang harus dilihat sebagai suatu sosok yang berdiri sendiri terlepas dari hal-hal lain yang berada di luar dirinya. Bila hendak dikaji atau di teliti yang adalah aspek yang membangun karya sastra seperti tema, alur, latar, penokohan, gaya penulisan, gaya bahasa, serta hubungan harmonis antar aspek yang mampu membuatnya menjadi sebuah karya sastra. Hal-hal yang bersifat ekstrinsik, seperti penulis, pembaca, atau lingkungan sosial budaya harus tersamping karena tidak punya kaitan langsung struktur karya tersebut.

Menurut Teeuw (1984:135), pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan


(30)

struktural membongkar seluruh isi (unsur-unsur intrinsik di dalam novel) dan menghubungkan relevansinya antara unsur-unsur di dalamnya.

Teori struktural sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Struktural sastra mengupayakan adanya suatu dasar yang ilmiah bagi teori sastra, seperti halnya disiplin-disiplin ilmu lainnya. Teeuw mengungkapkan, asumsi dasar struktural adalah teks sastra merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan mempunyai koherensi batiniah (2011:46). Struktural secara khusus mengacu pada praktik kritik sastra yang model analisisnya didasarkan pada teori linguistik modern, yang pendekatannya selalu pada unsur intrinsik (struktur kesusastraan) dan menganggap teks sastra adalah yang otonom.


(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian merupakan salah satu langkah penting untuk menetapkan peneliti dalam kegiatan keilmuan di bidangnya. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapaitujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitan deskriptif dengan analisis dokumen. Yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat.

Dengan metode deskriptif dapat mengungkapkan fakta-fakta yang tampak atau data dengan cara memberi deskripsi.fakta atau data merupakan sumber informasi yang menjadi basis analisis.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori struktural yang dalam karya sastra harus mementingkan intinsik dan anti ektrinsik.Sumber data juga merupakan tempat di temukan data-data yang akan ditulis.Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini novel Putri Sinyue karya Chiung Yao.

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data penelitian, teknik yang digunakan adalah studi kepustakaan ( Library Research ) menggunakan buku Metodelogi Penelitian Sastra(2001:25) yaitu dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan


(32)

karya sastra, kritik sastra, dan buku-buku panduan dalam karya sastra tambahan literature lainnya.

Selain memanfaatkan literature yang berupa buku, juga memanfaatkan teknologi internet, mengumpulkan data dari berbagai website yang berhubungan dengan materi penelitian ini.

Langkah-langkah yang di lakukan adalah :

1. Membaca novel berulang-ulang untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada novel Putri Sinyue karya Chiung Yao.

2. Melakukan teknik catat yaitu dengan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan unsur analisis intrinsik dimana menunjukkan tema, alur, tokoh, sudut pandang, latar yang terdapat di dalam novel Putri Sinyue karya Chiung Yao.

3. Mencatat semua perkataan dan perbuatan yang menggambarkan unsur-unsur intrinsik yang mendukung analisis.

3.2 Data dan Sumber Data

Dalam sebuah penelitian tentu terdapat data dan sumber data.Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah novel itu sendiri yang beriskan kutipan dan percakapan atau ucapan yang tertera dalam setiap dialog maupun ilustrasi yang mampu menggambarkan unsur-unsur pembangun sastra novel tersebut.

Novel Putri Sin yue (1996) karya Chiung Yao ini terdiri 12 bab,merupakan terbitan PT Gramedia Pustaka Utama dan dan di terjemahkan dengan izin resmi


(33)

dari buku aslinya Princess Sinyue Katalog dalam terbitan (KDT) tahun 1996. Adapun secara rinci data tersebut adalah :

 Judul Novel : Putri Sinyue

 Karya : Chiung Yao

 Penerbit : PT Gramedia Pustaka

 Tahun : 1996

 Tebal Buku : 288 halaman

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data sangat penting dalam mendukung dalam menganalisis unsur intrinsik dalam novel. Pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif memberikan gambaran dengan jelas dan benar yang bersifat analisis dan diinpretasikan dengan teliti dan cakap, sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang obyektif dari suatu penelitian. Langkah yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian novel Putri Sinue (1996) adalah :

1. Unsur Intrinsik

Menganalisis dan mencatat dari beberapa kutipan paragraf dan kalimat pecakapan unsur-unsur intrinsik (tema,tokoh,alur,latar dan sudut pandang)yang terdapat pada novel Putri Sinyue.

2. Teori Struktural

Setelah beberapa paragraf dan kalimat percakapan telah terkumpul dan di analisis sesuai dengan unsur intrinsiknya kemudian di tinjau unsur-unsurnya berdasarkan teori struktural


(34)

BAB IV

ANALISIS UNSUR INTRINSIK PADA NOVEL

PUTRI SINYUE

KARYA CHIUNG YAO

Bab ini berisi analisis tentang unsur-unsur yang membangun novel yang berdasarkan pendekatan struktural yaitu tema, tokoh , alur, latar, dan sudut pandang yang terdapat pada novel Putri Sinyue (1996) karya Chiung Yao.

4.1 Analisis Unsur Intrinsik

Putri Sinyue adalah suatu novel yang berlatarkan sejarah cina yang mempunyai tema percintaan. Pada bab empat ini kisah Putri Sinyue dianalisis berdasarkan unsur intrinsik tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang. Berikut ini analisis unsur intrinsik dalam novel Putri Sinyue.

4.1.1 Tema

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperanan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya reka yang di ciptakannya. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya (Aminuddin,1984-107-108).

Tema dikembangkan dan ditulis pengarang dengan bahasa yang indah sehingga menghasilkan karya sastra atau drama. Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuan cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konflik. Seorang pengarang memahami tema cerita yang akan di paparkan sebelum


(35)

melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami unsur-unsur yang menjadi media pemapar tersebut,menyimpulkan makna yang di kandungnya serta mampu menghubungkan dengan tujuan penciptaan pengarangnya (Aminuddin, 1984 :108).

Novel putri Sinyue mengisahkan tentang putri yang bernama Sinyue yang yang ditinggal ayah dan ibunya karena perang, ayah nya berpesan untuk menjaga adik laki-lakinya mereka dianjurkan mengungsi untuk menyelamatkan diri.Hal itu dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut :

Sinyue! Ayah dan abangmu semuanya sedang bertempur hingga titik darah penghabisan. Hanya tinggal keshanlah penerus keturunan keluarga kita! Karena itu kini kuserahkan tugas penting menjaga keshan kepadamu! Cepatlah kalian berdua berganti pakaian untuk menyamar menjadi pengungsi dan segera mengungsi keluar kota. ( Putri Sinyue 1996: 6).

Setelah itu Putri Sinyue dan adik berserta dua pengawalnya pergi ketempat pengungsian dijalan mereka di hadang bandit tapi mereka diselamatkan seorang Jendral yang bernama Nu Tahai dan memintanya untuk tinggal bersama keluarga Nu Tahai.

“Apabila Yang Mulia dan Kaisar dan Ibu Suri berkenan dan menginzinkan hamba bersedia dan sangat menyambut kehadiran Putri dan Pangeran Kecil di kediaman hamba. Biarlah Putri dan Pangeran Kecil tinggal di keluarga kita” (Putri Sinyue 1996:26).

Maka tinggalah Sinyue dan Keshan di kediaman sang jendral. Nu Tahai menyediakan sebuah paviliun mungil untuk ditempati Sinyue dan Keshan. Pengawal mereka pun ikut tinggal disana Paviliun itu diberi nama Paviliun Rembulan dan mereka memulai kehidupan baru. Mereka sudah tinggal lama


(36)

disana, tapi Sinyue merasakan ada hal yang berbeda darinya ketika ia tinggal bersama keluarga Nu Tahai, Sinyue telah jatuh cinta pada Nu Tahai meski ia tahu bahwa Nu Tahai telah memiliki istri,

“Mata Sinyue berbinar bahagia. Tadi kuucapakan kata cinta, itulah isi hatimu yang sesungguhnya. Bagiku sudah cukup atau kau juga mau mendengar perasaanku? Baik, akan kukatakan! Selamanya aku tidak akan melupakan peristiwa saat kita pertama kali bertemu. Kau mengendarai kudamu , melesat bagaikan terbang seperti dewa yang turun dari kayangan untuk menyelamatkan kan ku. Sejak saat itulah, dalam hatiku kaulah paduka ku, Kebahagianku,jiwaku pujaanku, tumpuan cintaku, jiwa dan ragaku. Apa boleh buat, begitulah perasaanku. Oleh karena itu jika kau memintaku untuk menjaga jarak, tidak masalah ! Kau memintaku untuk mengendalikan perasaaan ku boleh saja, kau memintaku agar tidak sering bicara boleh saja. Bahkan kalaupun kau minta aku mengurung diri di Paviliun Rembulan ini dan tak pernah bertemu lagi denganmu, tidak jadi soal. Namun ada soal yang tidak bisa kau atur, kau tak bisa mengekangku ! ini hatiku!” kata sinyue menatap tajam Nu Tahai.(Putri Sinyue 1996:23).

Nu Tahai memandang mata Sinyue dengan tajam hatinya amat tersentuh. Ia tak mampu berkata sepatah kata pun. Jika Sinyue bersikap nekat, justru sikap Nu Tahai menjadi dingin. Ia merasa begitu rendah di hadapan Sinyue. Perasaan rendah diri itu campur baur dengan perasaan cinta yang kuat,kepedihan yang menusuk, perasaan penuh harap dan kepahitan. Cinta serupa ini belum pernah terjadi dan pernah dirasakannya seumur hidupnya. Dengan pandang tidak percaya ia menatap Sinyue tanpa berkedip. Ia tak sanggup berpikir lagi, tak bisa berkata sepatah kata pun.


(37)

4.1.2 Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalamaku cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan (Aminuddin 1984 : 85),dalam novel selalu mempunyai sifat,sikap.dan tingkah laku dan watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan. Berikut ini di paparkan mengenai analisis karakter yang dimiliki oleh tokoh-tokoh pada novel

Putri Sinyue. Banyak tokoh yang di bahas dalam novel ini dengan perannya masing-masing. Para tokoh yang dibahas disini adalah Putri Sinyue, Nu Tahai, Keshan( Adik Sinyue) Luolin dan Chiyuan (anak dari Nu Tahai) Ibu Suri Yanchi (Istri dari Nu Tahai ) Mang Kutai dan Yunwa ( Pengawal Sinyue) Saiya (Istri dari Chiyuan).

4.1.2.1 Tokoh Putri Sinyue

Berdasarkan cerita dalam novel tokoh Sinyue memiliki karakter sebagai berikut ini :

1.Putus Asa

Putri Sinyue adalah anak yatim yang ditinggal oleh ayah ibu dan keluarganya karena perang. Bagi Putri Sinyue, pertempuran di Chinghou tahun itu bagai sayatan pisau, yang telah menghancurleburkan. Hilanglah sudah sirnalah sudah seluruh kehidupannya yang selama tujuh belas tahun ini ini yang di taburi kehormatan dan kasih sayang. Sebelum berpisah ayah dan ibunya berpesan agar ia


(38)

menyelamatkan diri, dan menjaga adiknya. Ia merasa takut dan sangat berat untuk meninggalkan ayah dan ibunya . Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Pergilah”! ujar ayahnya sambil mendorong Sinyue dan Keshan ke luar pintu. Sinyue Kau yang pemberani, kau tidak boleh berlama-lama dan tersedu-sedu seperti itu!’Tidak mau…… aku tidak mau!” Sinyue berteriak tak tertahankan.” “Mengapa harus aku?kenapa mesti aku yang melindungi keshan? Tidak mau tidak mau aku mau mati bersama ayah dan ibu!!”( Putri Sinyue 1996:7).

3. Tegar

Tokoh Sinyue adalah tokoh yang tegar. Ia berusaha sekuat tenaga memendam perasaan sedihnya. Namun demikian setiap malam pikirannya selalu terpaut pada ayah dan ibunya, hatinya serasa disayat sembilu sehingga, boleh dikatakan hamper setiap malam dia tidak dapat memejamkan mata. Sebaliknya diluar justru memperlihatkan sikap yang sangat tegar . Bagaimanapun masih ada Keshan yang lemah keadaannya dan membutuhkan hiburan darinya. Sampai pada suatu malam, Sinyue telah berulang ulang bergolek ke kiri dan ke kanan tetap saja tak bisa tidur . Maka Nu Tahai yang duduk disampingnya dan berbicara dengannya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan :

“Aku dilahirkan disuatu malam berbulan sabit seperti ini,itulah sebabnya aku diberi nama Sinyue. Aku juga punya nama panggilan kesayangan, yaitu Yueyar . Di rumah hanya Ayah dan Ibu yang selalu memanggilku Yueyar! Semakin banyak dia bicara hatinya terasa semakim berkeping-keping “ Takkan adal lagi! Takkan ada lagi!( Putri Sinyue 1996: 23).


(39)

4. Tegas

Tokoh Sinyue adalah seorang yang tegas dalam mendidik adiknya yang bernama Keshan, pada saat itu Keshan diam-diam tidak pergi kesekolah,ia pergi bersama Chiyuan untuk membeli kado untuk kakaknya yang berulang tahun, hal ini diketahui oleh Sinyue dan membuatnya marah. Hal itu terdapat dalam kutipan :

“Hari ini kau kesekolah tidak “Tentu saja saja kesekolah”

Masih berani bohong juga kau! Beraninya kau terus membohongiku sejak tadi !Sinyue tiba-tiba mengambil penggaris yang terletak di meja, lalu menyabetkannya ke tubuh Keshan. Mulut Sinyue terus mengomel dengan penuh rasa sedih “ Kau ini begitu malas dan tidak sungguh-sungguh belajar, bagaimana mungkin bisa mengahadapi arwah Ayah dan Ibu yang sudah meninggal? Apakah kau sudah lupa peristiwa di Chinghou ? Apakah kau sudah lupa melupakan semua pesan Ayah dan Ibu sebelum meninggal Masih ingat tidak?kau membolos? Kalau Cuma membolos sekolah tidak apa-apa,tapi sekarang kau berbohong,mengarangcerita, berdusta, sunggguh tidak berguna……kau membuatku amat marah!Marah setengah mati(Putri Sinyue 1996:57).

5. Penghianat

Tokoh Sinyue ternyata diam-diam menyukai Nu Tahai ini terjadi saat pertama kali mereka bertemu Nu Tahai sudah sangat baik padanyadan bersedia membantunya hingga ia di izinkan tinggal dikediaman Nu Tahai, meskipun Sinyue tau Nu Tahai sudah memiliki istri, ia tetap mencintainya. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut :

Mata Sinyue berbinar bahagia. Tadi kuucapakan kata cinta, itulah isi hatimu yang sesungguhnya. Bagiku sudah cukup atau kau juga mau mendengar perasaanku? Baik, akan kukatakan! Selamanya aku tidak akan melupakan peristiwa saat kita pertama kali bertemu. ( Putri Sinyue 1996: 82).


(40)

6. Sensitif

Sinyue adalah wanita yang sensitif apabila ia tidak suka apa yang di dilakukan ia akan menolaknya dengan keras dengan penuh kemarahan.

Berikut ini kutipan pada Hal 94 menggambarkan sifat keras kepala dan marah menggebu-gebu.

“Apakah aku pernah suka?’ Sinyue kesal air matanya terus membasahi wajahnya “ Bagaiman aku bisa membuat kalian mengerti? Aku…aku ujar Sinyue sambil menatp Chiyuan, lalu katanya lagi “Persetan dengan perjodohan Ibu Suri. Pokoknya diantara kita tak pernah ada cerita cinta, sekarang tidak ada, begitu juga nanti selamanya demikian 1996:82).

7. Pemberani

Tokoh Sinyue adalah tokoh yang pemberani dalam mengambil keputusan.Tekad Sinyue sudah bulat untuk pergi ke Gunung Wushan untuk meyusul Nu Tahai yang kalah perang.Hal ini dapat terlihat dalam kutipan :

“Kalian berdua lebih baik menjaga Keshan. Jagalah Keshan baik baik untukku. Kupasrahkan dirinya pada kalian. Aku bisa pergi sendiri, sama sekali tidak butuh pengawalan.(Putri Sinyue 1996:111).

8. Tidak Mudah Menyerah

Sinyue memiliki sifat tidak mudah menyerah ia akan hidup demi Nu Tahai kemanapun dia pergi Sinyue bersedia mengikutinya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut

Pokoknya kalau kau mati aku juga ikut mati! Aku akan pergi mengikuti kemanapun kamu pergi.(Putri Sinyue 1996:123)


(41)

9. Pandai Bersikap

Sinyue adalah sosok yang pandai bersikap saat ia sadar bahwa yang perbuatan dilakukannya tidak terpuji. Ia meminta maaf kepada seluruh anggota keluarga Nu Tahai. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut :

“Hari ini aku berlutut di sini, dengan tulus memohon maaf dari kalian sekeluarga, Maafkan aku. Sungguh-sungguh kuhaturkan ribuan, puluhan ribu, permohonan maaf. Aku juga tahu, seluruh perbuatan dan tindakanku sungguh tidak terpuji sehingga membuat kalian sekeluarga malu dan marah. Namun apa yang ku lakukan sungguh luar kendali. Sebelum pergi ke Gunung Wushan aku meninggalkan sepucuk surat untuk kalian. Meskipun isi surat terperinci, kurasa kalian sudah mengerti maksudnya. Aku dan Nu Tahai sudah mencintai saling mendalam dan tidak mudah dipisahkan lagi. Saat pergi ke Gunung Wushan aku hanya ingin mati bersamanya. Namun ternyata langit masih mengasihaniku dan member kemudahan serupa ini, membiarkan kami pulang dengan selamt. Kumohon kalian semua mempercayai ketulusanku. Hari ini aku melangkah kedalam rumah ini dengan satu niat suci dan tulus ingin menjadi bagian dari keluarga ini. Aku berjanji akan menebus kesalahan dimasa lalu. Kumohon aku kalian bersedia memberikan kesempatan. Terimalah aku, bertoleransi dengan ku” Sambil berkata seperti itu Sinyue terus dengan ekspresi sangat ketakutan.

Kutipan lain yang mendukung karakter sinyue tersebut.(Putri Sinyue 1996: 112) “Sinyue menghaturkan terima kasih kemurahan hati ibu ! aku sangat berterima kasih atasa kebaikan hati Nyonya besar! Untuk menebus semua kesalahan yang telah membuat kalian menderita, mulai hari ini aku berjanji sekuat tenaga agar kelak tidak menyesal telah memberikan kemurahan hati seperti ini.

4.1.2.2 Tokoh Nu Tahai 1. Pemberani

Nu Tahai,seorang pria gagah yang ditunjuk istana sebagai jenderal, memiliki julukan Ma Yaoci-pria yang memiki keberanian seperti kuda dan burung gagak julukan yang selalu membuat musuh pun kalyang dapat menangani nya di medan perang. Ia sudah bertempur ratusan kali dan selama ini belum pernah


(42)

sekalipun mengalami kalah perang. Dia bisa di bilang luar biasa seorang yang tak pernah mengenal kata “takut” tak mengenal apa yang disebut “menakutkan” “kepedihan” ataupun “ melepaskan diri”. Dengan sikapnya yang begitu gagah berani dan tak mengenal takut itulah ia menghadapi setiap peperangan. Pahlawan yang gagah perkasa ini, Nu Tahai telah di takdirkan Tuhan harus bertemu Sinyue Sebagaimana halnya Sinyue, Nu Tahai pun sejak lama telah terpisah dengan kehidupan masa remajanya yang bahagia hanya saja berbeda dengan Sinyue, Nu Tahai tak pernah menyadari dan merasakannya.Hal itu terdapat dalam kutipan berikut :

Bandit nekat! Besar juga nyalimu! Ayo lepaskan orang itu, kalau kau tak mau mati ! Akan kucincang habis tubuh, bandit keparat!”katanya sambil terus mengejar(Putri Sinyue 1996: 32).

2. Berbakti

Tokoh Nu Tahai adalah seorang jenderal yang pemberani dan juga berbakti. Sebelum ia memutuskan untuk mengajak Sinyue dan Keshan untuk tinggal dikediaman mereka Nu Tahai meminta izin terlebih dahulu kepada Ibu Suri. Hal ini terbukti pada kutipan berikut :

“Apabila Yang Mulia Kaisar dan Ibu Suri berkenan dan mengizinkan hamba bersedia sangat menyambut kehadiran Putri dan Pangerana Kecil dikediaman hamba. Biarlah Putri dan Pangeran Kecil tinggal bersama-sama dengan keluarga hamba.(Putri Sinyue 1996 :26)


(43)

3 Tidak Kuat Pendirian

Nu Tahai sebenarnya didalam hatinya juga mencintai Sinyue. Tapi ia mengatakan kepada Sinyue bahwa ia mencintainya hanya sebagai anaknya sendiri. Hal ini terdapat pada kutipan berikut

“Semua kejadian ini tidak boleh terjad. Tapi aku lupa diri, aku buta dan membiarkan semua ini terlanjur terjadi! Aku bersumpah padamu, selamanya ini aku mencintaimu hanya seperti anak sendiri.Tak peduli bagaimanapun aku melindungimu dan menghiburmmu, aku tetap tak boleh kehilangan kendali, berbicara omong kosong dan berbuat serempengan seperti ini” (Putri Sinyue 1996:81).

4. Mengalah

Nu Tahai mempunyai sifat mengalah ia membela Sinyue dan menganggap ini bukan sepenuhnya salah Sinyue. Hal ini terdapat dalamkutipan berikut ;

“Sudahlah. Sinyue sudah berlutut di depan semua orang seperti ini! Kalian semestinya juga sedikit menahan diri” kata Nu Tahai dengan tak sabar, “ Masalah ini bukan sepenuhnya kesalahan Sinyue. Kalau kalian menyalahkan tumpahkan saja padaku.(Putri Sinyue 1996:7)

4.1.2.3Mang Kutai 1. Baik dan Setia

Mang Kutai dan Yunwa adalah pengawal dari putri Sinyue yang baik hati dan penolong, Ayah dan berpesan agar ia setia menemani Sinyue dan Keshan sampai titik darah penghabisan.Hal tersebut terdapat pada kutipan :

Kuperintahkan kalian berdua menjaga dan melindungi Menjaga dan melindungi Tuan Putri dan Pangeran Kecil. Jaga mereka dalam pengungsian, jagalah dengan nyawa kalian.‘’ Siap , Paduka “ jawab Mang Kutai yang penuh hormat(Putri Sinyue 1994:7).


(44)

2. Peduli

Mang Kutai adalah orang peduli terhdap orang terutama pada Sinyue. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut :

“Kurang ajar ! Mang Kutai tak dapat menahan emosinya.”Mengapa kalian berbuat seperti ini pada Tuan Putri? Kalian memintanya mengurung diri ? Keterlaluan sekali!!! Suruh mereka untuk tidak terus menganggu tuan putri kami.(Putri Sinyue 1996:54).

3. Tegas

Mang Kutai adalah pengawal Sinyue yang tegas ia tidak mau terjadi apa-apa pada sang putri jadi apa-apa yang di lakukan Sinyue harus diputuskan Mang Kutai . hal ini terlihat pada kutipan berikut :

“Kecuali Tuan Putri bersedia hamba kawal, barulah Tuan Putri boleh pergi. Kalau tidak, hamba tidak mungkin memperbolehkan hamba pergi!! Tuan Putri sudah bertekad ingin pergi mencari Nu Tahai, hamba juga membulatkan tekad untuk menemani Tuan Putri!!!! Lagi pula Pangeran Kecil sebentar lagi akan kembali ke istana. Dengan perlindungan kaisar dan Ibu Suri.(Putri Sinyue 1996: 111)

4.1.2.4 Tokoh Keshan

Tokoh Keshan adalah adik kandung Sinyue yang masih kecil ia adalah adik satu satunya Sinyue yang dititipkan oleh Ayah dan Ibunya

1. Pengertian

Meskipun usia nya masih sangat muda, sudah memahami apa yang terjadi. Walau merasa sangat ketakutan ia mencoba memberanikan diri. Hal ini terdapat dalam kutipan ini :


(45)

“Ya aku tau, Kak, kita harus sehidup-semja ati. Jangan kuatir,aku tak takut. Ayo, Kak, lakukan saja perintah Ayah…….lakukan saja, Kak jangan ragu-ragu.(Putri Sinyue 1996:56).

2. Penyayang

Keshan adalah anak yang penyayang ketika kakaknya berulang tahun ia rela bolos sekolah untuk membeli kado bersama Chiyuan. Tapi hal ini tidak di ketahui sehingga membuat kakaknya marah dan

Keshan berusaha minta maaf padanya. Hal ini terdapat dalam kutipan :

“ Sebetulnya kami mau menunggu sampai hari ulang tahunmu tiba. Tapi kami lama sekali mencar-cari hadiah yang cocok untukmu...Kaulihat….kaulihat, ada bulan sabit yang besar dan yang kecil, bukankah mirip sekali dengan namamu….” Kata Keshan sambil takut-takut memandangi wajah kakaknya.“Kakak! Kakak! Maafkan aku…maafkan aku, ya!Lain Kali….lain kali aku takkan berbuat seperti ini….(Putri Sinyue 1996: 58).

4.1.2.5 Yanchi

Yanchi adalah istri jendral Nu Tahai Yanchi memandang Sinyue , Yanchi mempunyai wajah yang cantik molek penampilan yang anggun dan lemah, mata yang bersinar, gigi yang putih bersih dan alis yang indah bak lukisan. Berikut ini karakter yang dimiki Yanchi. Yanchi sangat perhatian disediakan dua pelayan untuk melayani Keshan dan Sinyue. Seorang bernama Yen”er yang lainnya Maoshiang.


(46)

1. Bijaksana

Yanchi dikenal dengan bijaksana.Hal ini terdapat dalam kutipan :

“Perbuatan kalian tadi benar-benar tidak patut dan melukai perasaan. Ayo segera minta maaf pada Putri,” kata Yanchi (Putri Sinyue 1996: 38).

2. Baik Hati

Dia tidak dapat hanya berpangku tangan melihat nasib buruk yang ditimpakan oleh kanchu, maka ia berusaha menolongnya. Ini adalah persoalan hidup dan mati, tidak akan keburu bila menunggu suaminya sampai pulang ke rumah (Putri Sinyue 1996: 27).

3. Curiga

Yanchi menjadi sering curiga karena ia telah mengetahui gerak-gerik Nu Tahai mencintai Sinyue. Berikut kutipan berikut ini:

“Kau sudah tau semuanya” ujar yanchi setengah berteriak. “Malam itu, saat kau mengunjungi Sinyue malam-malam aku mengikutimu sampau di Paviliun Rembulan, karena itu aku tahu semuanya! (Putri Sinyue

1996:37).

4.1.2.6 Chiyuan dan Luolin

Chiyuan dan Luolin adalah anak dari Nu Tahai dan Yanchi Mereka adalah kebanggaan Jendral Nu Tahai.


(47)

Keduanya membuat sang jenderal bahagia dan bangga, di bandingkan dengan kebanggan dan kebahagiaan yang diperoleh dari prestasinya cemerlang di medan laga. Chiyuan berwajah tampan, sifatnya optimis dan terbuka. Sejak kecil ia sudah mengikuti ayahnya berlatih seni bela diri sehinngga kini memiliki keahlian kungfu yang baik Luolin sejak kecil sudah memiliki paras cantik yang molek, adalah gadis yang pandai dan lugas dalam bertutur kata(Putri Sinyue 1996:38).

4.1.2.7 Tokoh Ibu Suri

Ibu Suri adalah ibu dari Jendral Nu Tahai. Beliau sangat baik dan penyayang kepada semua orang, pada saat itu Ibu suri mau men2erima Sinyue dan Keshan untuk tinggal dikediaman. Berikut karakter Ibu Suri yang terdapat dalam kutipan :

1. Baik dan Perhatian

Ibu Suri sangat baik dan perhatian terlebih ketika Keshan sakit, ia sangat peduli dengan kesehatan Keshan. Hal ini terdapat pada kutipan :

Tifus?Ibunda Jendral berusaha mengingatkan laluu dengana panik berkata “Penyakit ini sangat menular!(1996:58).

4.1.2.8 Tokoh Saiya

Putri Saiya adalah putri ketiga pangeran Kushan Tahun ini usianya genap tujuh belas tahun. Ia tumbuh sebagai gadis yang cantik, bermata lebar, beralis lebar dan berbibir merah yangserasi dengan giginya, yang putih. Ia sangat cantik, sesuai dengan standar kecantikan gadis-gadis utara. Tabiatnya sungguh-sungguh seperti gadis utara pada umumnya, yaitu tidak tahan akan urusan sepele. Hatinya baik, sederhana, namun ia ceroboh (Putri Sinyue: 189-19).


(48)

4.1.3 Alur

Alur ialah rangkaian cerita yang di bentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang di hadirkan oleh para pelaku dalam sebuah cerita (Abrams, 1981 :137). Alur berfungsi sebagai suatu kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan keseluruhan isi ceritanya, sedangkan bagi pembaca, pemahaman plot berati juga pemahaman terhadap keseluruhan isi cerita secara runtut dan jelas (Aminuddin, 1984 : 98).

Alur yang terdapat dalam novel novel ini mengikuti alur maju atau alur biasa, dari tahapan pertaama “awalan” yaitu Sinyue diajak Nu Tahai untuk tingga\l dikediamannya.Hal itu terdapat pada kutipan berikut :

“ Hari itu ketika Sinyue dan Keshan memasuki tempat tinggal Nu Tahai, adalah hal yang paling membahagiakan. Ketika rombongan mereka sampai disana sedang terjadi keributan”’(Putri Sinyue 1996: 27).

Pada tahap awal pengenalan adanaya konflik, dapat dilihat Putri Sinyue

tinggal bersama keluarga Nu Tahai dan mengenal keluarganya satu sama lain. Pada pertengahan konflik yaitu setelah sekian lama Sinyue tinggal di kediaman


(49)

Nu Tahai ia merasa jatuh hati adanya sekitika ,sinarlah kepura-puraan Nu Tahai. Sang Jendral tidak dapat mengendalikan diri lagi, menarik Sinyue ke dalam pelukkanya. Di peluknya Sinyue erat-erat. Merasakan tubuh Sinyue gemetar, hati Nu Tahai turut menyatu dengan sang putri. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut :

“ Aku berjanji padamu, aku berjanji padamu, aku berjanji padamu “ Nu Tahai berbisik. Lalu ia menlanjutkan dengan suara rendah,” Tenanglah, aku akan terus hidup untukmu! Kau sama sekali tidak akan kehilangan aku! Tubuhku kuat sekokoh batu karang, tubuhku juga tidak mempan karena racun! Percayalah padaku”(Putri Sinyue

1996:71).

Puncak konflik tergambar dari peristiwa Yanchi sudah mengetahui kelakuan sang jendral Nu Tahai yang telah jatuh hati pada Sinyue. Hati Yanchi sangat sakit. Padahal pada saat itu Ibu Suri berniat menjodohkan Sinyue dan Chiyuan. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut :

“Sakit”sahut Yanchi tersengal “kau tau apa yang disebut sakit? Waktunya belum tiba. Tunggu sampai luolin tahu orang yang dipanggil adiknya itu adalah kekasihmu. Tunggu sampai Chiyuan tahu ayah yang dicintainya tak lain adalah saingannya. Tunggu sampai kaisar dan Ibu Suri tahu kelakuanmu, menjalin cinta dengan anak yatim piatu keturunan pangeran. Ketik. a itu bukan Cuma kau seorang yang merasa sakit, tapi seluruh keluarga kita tua-muda besar-kecil, termasuk Sinyue-mu. Semua anggota keluarga ini akan tahu apa yang disebut menderita!( Putri Sinyue 1996:87).

Klimaksnya adalah Permohonan Nu Tahai untuk maju kemedan laga kali ini melululantahkan hati kedua orang wanita. Yang seseorang adalah Yanchi, yang lainnya adalah Sinyue. Beberapa saat sebelum keberangkatan nya ke garis depan, Yanchi dan Sinyue masing-masing berbicara empat mata dengan Nu Tahai. Perasaan Yanchi bercampur aduk menjadi satu. Ia merasa marah benci ketakutan, sekaligus bersedih hati.Hari-hari selanjutnya adalah hari penantia amat


(50)

panjang. Satu bulan kemudian, sepulang dari audensi dengan Kaisar Chiyuan terus menerus membawa berita tentang Nu Tahai. Kabarnya sekitar sepeluh hari yang lalu pasukan Nu Tahai menderita kekalahan di Tianchichai, Puluhan prajuritnya mati terbunuh. Mendengar hal itu Sinyue pun nekat pergi mencari Nu Tahai dan pasukannya, akhirnya mereka bertemu Hal ini terdapat dalam kutipan berikut :

“ Putri Sinyue, Putri Sin yue! Ya Tuhan Putri Sinyue datang !” ujar ashan dengan suara terkejut(Putri Sinyue 1996: 115).

Sinyue memilih orang yang lebih tua 22 tahun darinya serta beranak istri, Nu Tahai mengangkatnya jadi selirnya. Malam ini Nu Tahai membawa Sinyue berpamitan pada ibunya serta kedua anaknya. Sinyue mengikuti jejak Nu Tahai ke Gunung Wushan untuk menemani Nu Tahai perang. Dalam pertempuran kali ini pasukan yang dipimpin Nu Tahai dan Putranya memilih taktik perang jangka panjang. Tak disangka pertempuran membuat Nu Tahai terluka parah anak panah telah tertancap ditubuhnya. Ketika di usung kembali ke tenda, Nu Tahai masih mempertahankan napasnya yang terakhir tangan kanannya memegang Chiyuan dan tangan kirinya memegan Sinyue. Sebelum menghembuskan napas terakhir ia mengatakan sempat berbicara dengan mereka. Hal ini terdapat pada kutipan berikut:

“Jangan Bersedih, gugur dan gagah berani di medan perang merupakan keinginan setiap prajurit. Aku bisa mati dengan rela. Kalian


(51)

harus tetap hidup. Hiduplah dengan berani, bawalah pulang kemenangan agung ini! Chiyuan, tolong katakana pada ibumu, aku sungguh menyesal. Aku telah berjanji padanya akan pulang dengan selamat. Aku tidak bisa memenuhi Janjiku lagi!!! (Putri Sinyue 1996:276).

Sebagai bagian dari akhir cerita novel ini dengan situasi yang teragis. Tak tahan melihat Nu Tahai orang yang sangat ia cintai pergi untuk meninggalkan ia untuk selama-lamanya ia berkata pada chiyuan. Hal itu yang terdapat pada kutipan berikut:

“Chiyauan aku malu menyimpan makna dan cinta yang terkandung dalam kalung ini. Bisakah kau bantu aku menghadiahakn ini pada Saiya? Aku selalu beranggapan kalung ini lebih pantas menjadi milik Saiya.Kau pernah menolak satu kali ini kau tidak akan menolaknya lagi.(Putri Sinyue 1996:276).

Disaat Chiyuan kehilangan semangat karena terkejut, Sinyue mengeluarkan sebilah belati. Kedua tangannya mengemggam gagang belati erat-erat, dengan segenap tenaga dalam dirinya dihujamkannya belati tersebut keras-keras ke dadanya. Sinyue pun roboh di atas tubuh Nu Tahai.

4.1.4 Latar (Setting)

Latar merupakan unsur struktural yang sangat penting. Latar di dalam lakon atau cerita harus mendukung para tokoh cerita dan tindakannya. Pengarang tentu membuat latar membuat latar yang tepat demi keberjhasilan dan keindahan struktur cerita. Latar fisik dan soial yang terdapat pada novel Putri Sinyue adalah di Chinghou. Keadaan pada masa itu porak poranda di landa peperangan.Hal ini terdapat pada kutipan berikut :


(52)

Hari itu di Chinghou porak poranda di landa peperangan. Rakyat jelata berpencar terpisah satu sama lain mencari selamat. Jerit tangis air mata bak membelah disegala penjuru.(Putri Sinyue 1996:1)

Dalam novel Putri Sinyue ada banyak latar yang cukup panjang diwaktu dimulai ia menetap ke rumah Nu Tahai

“Oleh sebab itulah, ketika mereka sudah hamper tiba di Beijing keduanya saling megenal dengan baik. Sinyue sudah mengenal Keluarga Nu Tahai, mengenal setiap anggota seperti mengenal keluarganya sendiri” (Putri Sinyue 1996:23).

Pada hari itu Jenderal menyediakan sebuah paviliun untuk Sinyue dan Keshan yang di beri nama Paviliun Rembulan. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikiut

Nu Tahai menyediakan Paviliun Rembulan untuk ditempatinya. Tentu saja Yanchi sangat perhatian disediakan dua pelaya untuk melayani Keshan dan Sinyue. Seorang bernama Yen”er yang lainnya Maoshiang (Putri Sinyue 1996 :36).

Lalu Nu Tahai mendapat panggilan untuk pergi perang. Ia mengajukan permohoan untuk bermain laga perang di Gunung Wushan untuk mengalah kan pasukan tiga belas jendral. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut:

Tiga Hari kemudian secara sukarela ia mengajukan permohonan berperang dimedan laga. Ia akan pergi ke Gunung Wushan untuk menaklukkan Pasukan Tiga Belas Jendral. Daerah Wushan sangat berbahayasementara Pasukan Tiga Belas Jenderal sangat mahir dalam seni perang. (Putri Sinyue 1996:104).

4.1.5 Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari sudut pandang itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan gayanya sendiri. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang


(53)

digunakan sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Pada novel ini sudut pandang yang digunakan adalah omniscient point of view (sudut pengnlihatan yang berkuasa dimana pengarang bertindak sebagai, penguasa cerita, pengarang juga mengom entari kelakuan para pelakunya seolah berkomunikasi langsung dengan pembaca. Terbukti pada kutipan di bawah ini:

“ Sejak selesai melaksanakan upacara keluarga, Sinyue selalu bertindak sangat hati-hati. Dia selalu menjalankan tata karma sebagai selir, sedikit pun tak berani melakukan kesalahan (Putri Sinyue 1996: 153).


(54)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dalam sebuah karya sastra peran unsur intrinsik sangat penting Unsur intrinsik sebuah karya sastra adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud.

Tokoh merupakan unsur utama yang penting yang penting dalam sebuah novel, apabila tokoh tidak ada sulit menggolongkan sebuah karya sastra kedalam karya sastra naratif karena tindakan para tokoh menyebakan terjadinya alur. Tokoh itulah sebagai penderita kejadian dan menjadi penentu perkembangan alur. Tokoh di dalam novel Putri Sinyue yaitu :

1. Putri Sinyue memilikisifat putus asa, tegar, tegas, penghianat, tidak mudah menyerah, pandai bersikap, tidak mudah menyerah. 2. Nu Tahai memiliki sifat pemberani berbakat, tidak kuat pendirian,

mengalah.

3. Mang Kutai memiliki sifat baik dan setia,peduli, tegas. 4. Keshan mempunyai sifat pengertian dan penyayang. 5. Yanchi memiliki sifat Bijaksana dan Perhatian. 6. Ibu suri memiliki sifat baik hati dan perhatian.


(55)

8. Saiya memiliki sifat ceroboh, baik hati dan kekanak kanakan.

Tema dalam novel ini adalah belenggu cinta seorang wanita dimana ia harus memperjuangkan cintanya, yaitu saat pertama Sinyue bertemu dengan Nu Tahai. Nu Tahai lah yang menjadi pahlawan penyelamat Sinyue saat itu ia merasa kagum dan jatuh cinta padanya, tapi kekaguman nya itu Nu Tahai sudah memiliki istri.

Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju yakni dimulai Sinyue bertemu dengan Nu Tahai sampai kemudian Sinyue dan Nu Tahai mati bersama.

Latar yang digunakan dalam novel ini adalah dikota Beijing.

Sudut pandang yang di gunakan dalam novel ini adalah omniscient point of view (sudut pengnlihatan yang berkuasa dimana pengarang bertindak sebagai, penguasa cerita, pengarang juga mengom entari kelakuan para pelakunya seolah berkomunikasi langsung dengan pembaca.

Setiap unsur saling membangun dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Sebuah novel akan dilihat lebih menarik apabila setiap unsur-unsur dalam novel menempati posisi yang benar. Sehingga maksud dan tujuan pengarang dalam novel tersampaikan dengan jelas.


(56)

5.2Saran

Hasil penelitian diharapkan memiliki nilai tambah bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dalam mengapresiasikan karya sastra. Penulis juga berharap penelitian ini dapat dijadikan refrensi atau sumber bacaan bagi peneliti selanjutnya.

Penulis juga menyarankan bagi pembaca ataau peminat sastra bisa member interpretasi sendiri terhadap novel Putri Sinyue, karena dalam member tanggapan terhadap sebuah novel sering terjadi perbedaan-perbedaan pandangan untuk menambah wawasan dan memperkaya khasanah dalamn dunia karya sastra.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1955. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.Jakart

Endaswara, Suwardi.2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Widyatama.

Laxy Moleong,J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung : Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro.2001. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Ghalia Printing.

Wellek, Rene dan Warren Austin.1989.Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Semi, Atar. 1985. Kritik Sastra. Bandung : Angkasa.

Sumadjo,Jakob dan Saini K.M. 1991. Apresiasi Kesusastraan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudjiman, P, 1984, Kamus Istilah Sastra. UI Press: Jakarta.

Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Satra. Jakarta : Penerbit Gramedia. Yao, Chiung.1996. Putri Sin Yue. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Chiung Yao. Xin Yue Gege. Taiwan : Chang Jiang Wen Yi Chu Fan She, 1994. Zulfahnur, dkk, 1997/1998, Sejarah Sastra Indonesia, Depdikbud, Jakarta.

www.slideshare.net belajarpsikologi.com/pendekatan-jenis-dan-metode-penelitian


(58)

Sinopsis

Putri Sinyue yang baru berusia tujuh belas tahun terpaksa harus melupakan masa remajanya yang bahagia sebagai anak seorang pangeran, saat seluruh keluarganya terbunuh dalam suatu pertempuran. Sebelum meninggal, ayahnya memasarahkan nasib adik laki-lakinya yang baru berusia delapan tahun kepadanya. Ditengah pengungsian mereka dihadang bandit. Untunglah Sinyue yang diselamatkan oleh Nu Tahai, seorang jenderal gagah perkasa yang setia pada kerajaan.

Putri Sinyue diselamatkan oleh Jenderal Nu Tahai Jenderal berumur 40 tahun, terpaut usia 22 tahun dengan Putri Sinye. Jenderal Nu Tahai dikisahkan sebagai seorang lelaki yang baik dan bijaksana, sudah memiliki sepasang anak yang seumuran dengan Putri Sinye. Di zaman itu, ketika para pembesar memiliki banyak istri, Jenderal Nu Tahai hanya memiliki seorang istri, karena dia suami yang setia.

Peristiwa ini membuat Putri Sinyue mengagumi dewa penolongnya, bahkan jatuh hati pada jenderal Nu Tahai. Tanpa sadar Nu Tahai pun mencintainya, meski ia tahu bahwa putranya sendiri juga menyukai Sinyue. Mengetahui hal ini,Yanchi, istri Nu Tahai membujuk Ibu Suri untuk mengatur perjodohan dengan seorang pangeran.

Jenderal Nu Tahai dan istrinya memperlakukan Putri Sinyue seperti anaknya sendiri. Tak disangka, interaksi yang sering antara Jenderal Nu Tahai dan Putri Sinyue, menerbitkan benih-benih cinta di antara keduanya. Di sinilah konflik


(59)

mulai muncul dan bertambah tajam ketika Jenderal Nu Tahai memutuskan untuk menjadikan Putri Sinyue sebagai istri keduanya! Semua gempar. Istri Jenderal Nu Tahai Yanchi tak percaya, kebaikannya terhadap Putri Sinyue dibalas dengan pengkhianatan. Begitu juga putra pertama Jenderal Nu Tahai yang menaruh hati kepada Putri Sinyue. Putri Sinyue lebih memilih Nu Tahai yang sudah tua tapi masih gagah dibandingkan anaknya. Ibu Suri menyetujui Putri Sinyue untuk dijadikan selir, baginya keluarga bangsawan memiliki selir adalah hal yang biasa dan Ibu Suri pun tidak lagi mengatur perjodohan Sinyue dengan seorang pangeran. Dengan mudah dia dapat melewati ujian di Tempat Nyonya Tua.

Ucapan Ibu Suri bagi Yanchi terasa seperti beban berat yang di jatuhkan ke tubuhnya membuat dunianya seperti jungkir balik. Raut wajahnya semakin tampak bingung. Mulai pada saat itu Yanchi membenci Putri Sinyue, sikap yanchi padanya hanyalah menyindir dan mengejek, sama sekali tidak ada tindakan khusus. Yang paling menyangsarakan adalah setelah Nu Tahai keluar masih tetap ke tempat Yanchi untuk belajar betata karma. Setiap kali menghadapi penghinaan seperti itu Sinyue selalu pucat pasi, berusaha menahan diri sedapat mungkin Kini Sinyue sudah benar-benar yang dinamakan apa selir. Sebenarnya Yanchi telah mengatakannya dengan jelas kepada Sinyue.

Segala pengalaman pahit Sinyue akhirnya tidak dapat ditutupi lagi dari Nu Tahai. Malam itu ketika Nu Tahai pulang ia sangat terkejut menemukan kesedihan yang menyelemuti Paviliun Rembulan. Sinyue tidak berdaya menyembunyikan apapun. Dari cerita Keshan yang penuh kemarahan dan sedu sedan Yunwa yang berterus terang, Nu Tahai telah memahami dengan seksama baagaimana


(60)

kehidupan yang dilalui Sinyue beberapa hari ini,sorot matanya dingin sekali. Selesai mendengarnya sampai lama pun ia tak mengatakan sepatah katapun. Setelah peristiwa itu Sinyue memahami satu hal yaitu jangan pernah menentang perintah Yanchi.

Malam itu Nu Tahai dan Sinyue bersiap untuk pergi ke Gunung Wushan untuk berperang Nu Tahai membawa Sinyue berpamitan pada Ibu. Setelah itu mereka juga pergi menemui Luolin dan Istrinya. Di saat akan terpisah seperti ini rasanya begitu banyak yang ingin dikatakan. Perasaan bercampur aduk, ucapan jadi tidak menentu. Akhirnya Sinyue meminta maaf dengan tulus kepada Yanchi dan ia memaafkannya.

Perang Wushan kali ini merupakan pertempuran yang sangat sulit dan memakan waktu yang sangat lama. Nu Tahai harus melawan tiga belas pasukan jendral dan mengalami tujuh belas kontak senjata de ngan di bantu Chiyuan mereka melawan pasukan tersebut. Pada saat itu Chiyuan Nyaris di tawan musuh untunglah Nu Tahai datang tepat waktu. Perang ini berlangsung begitu hebat hingga langit diselemuti kegelapan, matahari bulan tidak bersinar. Korban berjatuhan dikedua belah pihak darah mengalir bagaikan anak sungai. Akhirnya pasukan Nu Tahai berhasil memenangkan peperangan Menang! Tetapi demi meraih kemenangan ini, Nu Tahai telah membayarnya dengan Mahal.Anak panah diarahkan yang ditembakkan telah tertancap pada sekujur tubuh Nu Tahai hingga ia mirip seekor landak besar. Kedua tangan Nu Tahai melemas, lalu ia menghembuskan napas terakhir, dengan perlahan Sinyue meletakkan tangan Nu Tahai.


(61)

Dia membungkukkan badannya dia mengusap kelopak mata Nu Tahai agar kedua matanya terpejam. Kemudian dengan hati-hati sekali sekali melepaskan kalung bulan sabit yang selalu tergantung dilehernya dan diberikan pada Chiyuan. Disaat Chiyuan masih kehilangan semangat karena terkejut, Sinyue mengeluarakan sebilah belati yang selalu dibawanya kemana-mana. Kedua tangannya mengenggam gagang belati erat-erat, dengan segenap tenaga dalam dirinya dihujamkannya belati tersebut keras-keras ke dadanya.

Sinyue roboh diaatas tubuh Nu Tahai, kepalanya rebah pada dada Nu Tahai. Baju perang Nu Tahai yang tercelup warna merah darahnya dan darah Sinyue. Perjalanan menuju nirwana tidak membuat Sinyue menderita terlalu lama. Dengan cepat dia telah pergi menyusul Nu Tahai.


(62)

Chiung Yao lahir di Sichuan China pada tanggal 20 April 1938. Beliau merupakan penulis novel romantis yang terkenal di Taiwan banyak novel-novelnya yang diubah menjadi film atau serial TV drama. Berdasarkan buku-bukunya telah dibuat di Republik China (Taiwan) sejak 1970-an, dan sangat populer selama waktu mereka. mereka sering tampil Brigitte Lin, Lin Feng-jiao, Charlie Chin dan / atau Chin Han, yang kemudian secara kolektif dikenal sebagai "Dua Lins dan Dua Chins".

Karya-karyanya Chiung Yao mendpat apresiasi yang sangat besar dari masyarakat pembaca berbahasa Mandarin di berbagai belahan dunia. Kepopulerannya semakin meningkat ketika novel-novelnya mulai banyak difilmkan di tahun 1980-an. Seiring dengan kepopulerannya novel-novel cintanya, nama Chiung Yao menjadi identik dengan aiching kushi atau kisah cinta. Sejak awal tahun 1990, Chiung Yao mulai banyak menulis tentang kisah-kisah cinta berlatar belakang sejarah Cinta klasik, tema yang ternyata sangat digemari masyarakat pemirsa televisi, karena sebagian besar karyanya diangkat ke layar kaca.

Ayahnya bernama ( Chen Zhiping ) dan ibunya bernama ( Yuan Xing Shu ). Ia dilahirkan di Chengdu , ibukota provinsi Sichuan. Pada tahun 1949, bersama dengan keluarganya. Beliau pindah ke Taiwan ,dan bersekolah di Taipei Municipal Zhong Shan Girls High School (臺北市立中山女子高級中學).


(63)

本科生毕业设计论文

题名

:

浅析《新月格格》五大要素

________

学生姓名

:

微兰妲

____

学号

: 10070003

指导老师

:

杨阳

____

学院

:

文化学院

学系

:

中文系

毕业时间

:

2014

____


(64)

摘要

本论文第一章包括研究背景、研究目的和研究方法,第二章是本论文 的研究重点,主要对《新月格格》中的小说五大要素——背景、主题、人物、 情节和写作出发点进行了阐述和分析,第三章得出结论并提出建议。


(65)

目录

摘要………...……….………. ... ii

第一章………... 1

1.1研究背景………. 1

1.2 研究目的………. 2

1.3 研究现状………. 2

1.4 研究方法………. 3

第二章………. 4

2.1 主题………. 4

2.2 人物………... 5

2.2.1怒达海………… ………... 5

2.2.2 新月格格……… 5

2.2.3雁姬………..……….. 5

2.2.4骥远... ... 5

2.2.5珞琳……… ……… 6


(66)

2.2.7莽古泰和云娃……… 6

2.2.8赛雅……… 6

2.2.9老夫人………..….. 6

2.3 背景…….………. 7

2.4 情节….………. 7

2.5 写作出发点……….……… 9

第三章………..……… 10

3.1 结论………. 10

3.2 建议………. 10

参考文献……….. 14


(67)

第一章引言

1.1 研究背景

文学是一种创造性艺术工作成果和形式,它的目标是作为人类

和人类生活的语言媒介(Semi 1988 : 8).文学是

由语言文字组构而成的,开拓无言之境),往往

以不同的形式(称作体裁)表现内心和再现。一定时期,一定地域的 社会生活。外国学生要提高汉语水平,有必要增加对中国文化、中国 历史、中国文学等的了解,而中国的文学作品是中国文化最重要的载 体之一,所以我们应该重视对汉语文学作品的欣赏。汉语文学作品有 很多种类,比如:散文、诗歌、小说等。

本人研究的是《新月格格》这本小说,《新月格格》是台湾作

家琼瑶于 1994年为拍摄电视剧而写的小说,属于《两个永恒》系列。

1995 年,《新月格格》与同系列另一个故事《烟锁重楼》的电视剧版

在台视播出。本故事是琼瑶继《梅花烙》以后再次以清朝宫廷为背景 题材而写的,与《烟锁重楼》的民初题材不同。


(68)

1.2 研究目的

本文研究目的是加强了对中国文学作品《新月格格》的了解, 希望外国学生对了解中国文学作品有一定帮助。

描述和分析《新月格格》中的五大要素 ; 主题,背景,人物,

情节,写作出发点。

1.3 研究现状

江凤霞(2007)在《从人际功能看《玩偶之家》的人物性格与人

物之间的关系》中从系统功能语法的角度分析文学作品已成为现代语 言学研究的热点。从系统功能语法的人际功能角度来分析易卜生的 《玩偶之家》,通过称呼和情态两方面的分析、揭示语言模式的选择 与其所要表达的意义之间的关系,从而更好地理解蕴涵在这部戏剧中 的深层含义。

隋晓蕾(2008)在《从人际功能的视角分析小说人物性格特征以

<简爱>为例》中指出:人际功能是系统功能语言学的元功能之一, 它

在文体学研究中的地位越来越显着。以《简爱》为例, 运用人际功能理


(69)

个方面的分析,得出第一人称、隐喻式及评价手段能从不同的侧面反 映小说人物的思想感情的结论。

杨成进(2009)在《浅谈《三国演义》中曹操形象的塑造》中

指出,因小说《三国演义》名扬四海,家喻户晓。对于这位名人,评 价不一,有人称之为大英雄,有人称之为大奸臣。抛开历史的偏见, 曹操是特定时代的英雄,曹操的所作所为,为西晋统一中国奠定了基 础。

1.4研究方法

1. 首先在网络和图书馆查找与分析小说五大要素有关的资料和

书籍;

2. 阅读小说《新月格格》并查找与之相关的资料;

3. 通过反复阅读小说来分析其中的五大要素;


(70)

第二章

浅析小说《新月格格》中的五大要素分析

本章将分析《新月格格》中的小说五大要素,即:主题、人物、

背景、情节和写作出发点。

2.1 主题

主题是指小作者在作品中通过描绘现实生活图画、塑造艺术形 象显示出来的,贯穿一部小说始终的基本思想,又称主题思想或中心 思想。小说主题要能突出地展现出作者的写作环境和写作用意,对于 分析小说有很大的帮助。《新月格格》的主题是爱情,小说通过描写 新月格格与努达海为了爱情不顾家人反对,坚持走到了一起,最后相 伴共赴黄泉的凄美故事,歌颂了新月格格对爱情的执着。

2.2人物

支持文学作品成功的关键是就人物的描写,人物是在故事中最 重要的组成部分,如果人物不存在就很难分类,因为人物的活动贯穿 在情节中。作者总是设法在故事中把人物性格完整的描述出来,《新


(1)

说 动 太 后 降 旨 指 婚 , 不 料 却 因 此 引 起 轩 然 大 波 。

努达海之女珞琳热心的鼓励暗恋新月已久的哥哥骥远,吐露心声,

却遭新月严词拒绝,骥远受伤之余,转而怨恨母亲雁姬的阻扰。努达 海见四人皆因此而苦,自责之下,自动请缨伐寇,不料却兵败遇险, 生死未卜。新月得知此事,几至崩溃,乃哀恳皇太后收回指婚成命, 太后因此大感不快,声言不再予新月任何殊荣。新月暗自留书出走, 独自一人远赴战场找寻努达海,历尽千辛万苦,终在尸横遍野的沙场 上,觅获打了败仗,正欲自刎的努达海,两人乍见,恍如隔世,方知 彼此真情无法遏阻,决心不再离分。两人一道生还,全家震动之余, 仍然无法见容两人恋情,反对之声如排山倒海,新月便成为众矢之的。 新月不计名份,百般委曲,只盼能以真诚化解众人心结,果然打动了 一 向 反 对 最 甚 的 老 太 太 。 骥远心灰意冷下负气成婚,并决心赴死而请缨上阵,努达海深知 骥远的心事,便暗中和新月一路尾随保护骥远安全,乱军中努达海为 救骥远性命,不幸中箭,骥远至此方尽释前嫌。努达海死后,新月深 觉“有情能累此生,无缘何 5 生斯世”,意欲和努达海同年同月同日死,


(2)

写作出发点就是笔者作为一种手段,用来展示人物、动作、背 景和事件。

正如琼瑶自己说 “我的作品,一直叙述一个不变主题,那就‘爱’ 字,男女之爱、朋友之爱、手足爱、父母之爱、国家之爱,民族 爱……写不尽人生的爱。可见作者是为“爱“而写,希望在人情日渐冷 淡的今天,还有人相信爱,愿意爱把爱视为比生命更重要的东西。


(3)

第三章结论

3.1 结论

在文学作品中,人物的作用是重要的。人物是在文学作品中最 重要的因素和决定性因素,因为在故事中没有人物就不能表达作者的 思想和作品的含义。《新月格格》中通过对怒达海、新月格格等人物 形象的塑造和性格的描述,配合着跌宕起伏的情节,使小说的主题— —爱情——得以展现出来。

3.2 建议

本研究希望能对读者特别是对苏北大学中文系的学生在欣赏中 国文学作品方面有所帮助。笔者还希望这项研究可以作为其他研究的 参考。笔者建议读者或文学爱好者可以根据自己的观点对小说《新月 格格》进行进一步研究,以便提出新的建议,得出新的结论,从而扩


(4)

参观文献

[1] 隋晓蕾. 《从人际功能的视角分析小说人物性格特征以<简爱>为例》

[J].泉州师范学院学报( 社会科学), 2008 , (5)

[2] 江凤霞.《从人际功能看<玩偶之家>的人物性格与人物之间的关系》 [J]. 林区教学, 2007, (7)

[3] 杨成进. 浅谈《三国演义》中曹操形象的塑造[J]. 文化研究,2009.

[4] 琼瑶. 新月格格[M]. 台湾: 长江文艺出版社,1994.

[5]Endaswara. Suwardi Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:Pustaka Widyatama, 2008

[6] Yao, Chiung. 1996. Putri Sinyue.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. [7] Utama, Sri Nur Analisis Unsur Intrinsik Pada Novel Madame Mao,


(5)

致谢

本研究及学位论文是在我的导师杨老师的亲切关怀和悉心指导 下完成的。她严肃的科学态度,严谨的治学精神,精益求精的工作作 风,深深地感染和激励着我。杨老师不仅在学业上给我以精心指导, 同时还在思想、生活上给我以无微不至关怀,在此谨向杨老师致以诚 挚的谢意和崇高的敬意。我还有感谢在一起愉快的度过毕业论文小组 的同学们,正是由于你们的帮助和支持,我才能克服一个一个的困难 和疑惑,直至本文的顺利完成。

在论文即将完成之际,我的心情无法平静,从开始进入课题到 论文的顺利完成,有多少可敬的师长、同学、朋友给了无言的帮助, 在这里请接受我诚挚的谢意!最后我还要感谢培养我长大含辛茹苦的 父母,谢谢您们!


(6)