UPAYA BERSAMA UNTUK MENCEGAH SEMAKIN BAN

MAKALAH JATI DIRI UNSOED
UPAYA BERSAMA UNTUK MENCEGAH SEMAKIN BANYAKNYA ANGKA
PELANGGARAN HUKUM

Disusun Oleh:
R. Aditya K

(L1C016058)

Ria Widyaningrum

(L1C016059)

Niken Larasayu S

(L1C016060)

Ratih Rachma A.

(L1C016061)


Hidayat Jamalul I.

(L1C016062)

Ryan Nur Syahrul

(L1C016063)

Alvika Nendes Z.

(L1C016064)

Gading witadri

(L1C016065)

Ella Enjellia

(L1C016067)


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2017

1

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat melimpah yang diberikan-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah Jati Diri Unsoed dengan judul “Upaya Bersama Untuk Mencegah Semakin
Banyaknya Angka Pelanggaran Hukum”dengan tepat waktu.
Tugas terstruktur ini dibuat untuk memenuhi penilaian mata kuliah Jati Diri
Unsoed dan menambah pengetahuan tentang upaya bersama untuk mencegah semakin
banyaknya angka pelanggaran hukum.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas ini, atas semangat dan dukungan yang diberikan. Penyusun menyadari
bahwa dalam membuat tugas ini, masih banyak kekurangan yang dimiliki. Untuk itu

penyusun mengharapkan kritik dan saran pembaca, yang dapat berguna dalam perbaikan
ke depannya.

Purwokerto, 18 November 2016

Penyusun

2

Daftar Isi
MAKALAH JATI DIRI UNSOED ................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2
Daftar Isi ......................................................................................................................................... 3
I.

PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
1.2.


Rumusan Masalah .............................................................................................................. 5

1.3.

Tujuan ................................................................................................................................ 5

II.

PEMBAHASAN .................................................................................................................... 6

2.1.

Pengertian Hukum .............................................................................................................. 6

2.2.

Penyebab Pelanggaran Hukum........................................................................................... 6

III. PENUTUP ........................................................................................................................... 11
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................................... 11

3.2 SARAN .................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi perubahan
masyarakat perlu dikaji dalam rangka mendorong terjadinya perubahan sosial. Pengaruh
peranan hukum ini bisa bersifat langsung dan tidak langsung atau signifikan atau tidak.
Hukum memiliki pengaruh yang tidak langsung dalam mendorong munculnya perubahan
sosial pada pembentukan lembaga kemasyarakatan tertentu yang berpengaruh langsung
terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau mengubah institusi pokok atau
lembaga kemasyarakatan yang penting, maka terjadi pengaruh langsung, yang kemudian
sering disebut hukum digunakan sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat.
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa,
hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun
pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek

sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia
Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat
Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak
terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga
berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari
masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.
Menurut Prof. E. M. Meyers, hukum adalah aturan yang mengandung
pertimbangan kesusilaas, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan
menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melakukan tugasnya. Menurut J.C.T
Simorangkir, hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi
yang berwajib dan pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan
dengan hukum tertentu. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum adalah sekumpulan
peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat
disertai sangsi bagi pelanggarnya. Namun sayangnya, masih banyak pelanggaran yang
dilakukan oleh masyarakat.

4

1.2.Rumusan Masalah

-

Pengertian hukum

-

Penyebab pelanggaran hukum

-

Contoh dan upaya mengatasi pelanggaran hukum

1.3. Tujuan
Tujuan untuk mengetahui pengertian hukum, penyebab-penyebab hukum, contoh
pelanggaran hukum, serta penyebab pelanggaran hukum.

5

BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Hukum
Adapun pengertian hukum menurut beberapa ahli sebagai berikut :
a. Prof. E. M Meyers

Hukum adalah aturan yang mengadung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa Negara
dalam melakukan tugasnya.
b. Drs. E. Utrres, S.H.

Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata
tertib masyarakat, oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat
c. J. C. T. Simorangkir

Hukum adalah peraturan – peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan – badan resmi
yang berwajib dan pelanggaran terhadap pereturan tadi berakibat diambilnya tindakan
dengan hukum tertentu.

1.2. Penyebab Pelanggaran Hukum
Pelanggaran adalah secara sengaja atau lalai melakukan perbuatan atau tindakan

yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan.
Di Indonesia saja ada ribuan kasus yang muncul akibat dari perbuatan melanggar hukum.
Menurut Boy Yendra Tamin, ada beberapa penyebab seseorang melanggar hukum, antara
lain :
Tidak tahu, tidak mau tahu, terpaksa, tidak mampu mengendalikan diri, adanya niat jahat,
sudah terbiasa, karena ada kesempatan, membela diri, memilih ketentuan hukum yang
menguntungkan, tidak setuju dengan ketentuan hukum, tergoda, merasa selalu benar.

6

2.3 Pelanggaran Hukum di Indonesia dan Upaya Mengatasinya
1. Aksi Anarkisme
Aksi anarkisme yang marak terjadi di masyarakat adalah salah satunya yaitu aksi
anarkisme dalam unjuk rasa yang sering dilakukan oleh masyarakat. Aksi anarkisme
tersebut dapat berupa tindakan melakukan kekerasan dalam berunjuk rasa,membawa air
keras,memblokade jalan sehingga terjadi kemacetan,merusak fasilitas umum,dan lain-lain.
Sehingga hal tersebut mengganggu masyarakat sekitar dan telah melanggar undang undang
tentang tentang cara berunjuk rasa yang benar. Sehingga dari itu sebaiknya pemerintah
mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya dalam melakukan
unjuk rasa yang benar sehingga tercipta lingkungan yang kondusif setiap saat.

Di Indonesia memiliki tingkat anarkisme yang sangat tinggi dan perlu dibenahi dan
ditegaskan dalam masyarakat,masyarakat Indonesia perlu membenahi cara berpikir dan
sistem pemerintahannya agar Indonesia dapat dipandang sebagai negara yang kondusif dan
tertib hukum.
2. Korupsi
Salah satu masalah terbesar di pemerintahan Indonesia adalah masalah korupsi.
Dan masalah korupsi ini pula tidak hanya mencakup bidang pemerintahan saja tetapi
dalam berbagai bidang pelayanan publik seperti sekolah,rumah sakit,dan lain-lain. Di
Indonesia masalah korupsi ini sangat memprihatinkan terutama di kalangan pejabat
Indonesia. Korupsi sangat merugikan masyarakat dan sangat menguntungkan bagi pihak
tertentu. Orang-orang yang melakukan tindak korupsi umumnya melakukan hal tersebut
karena dorongan ingin memuaskan diri sendiri, Sehingga malah yang dirugikan adalah
masyarakat.
Untuk itu sangat perlu untuk membenahi peraturan tentang tindakan korupsi yang
dilakukan diberbagai instansi yang bersangkutan maka dengan ditegakkannya dan
diperkuatnya undang-undang tentang tindakan pidana korupsi maka dihaprakan agar
pelaku korupsi dapat jerah dan tidak lagi melakukan tindakan korupsi dan orang-orang
tidak akan berani melakukan korupsi. Sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua
orang dan keadilan dapat tercipta di dalam masyarakat,dan dibangun sejak dini sikap anti
korupsi.


7

3. Pembunuhan
Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam masyarakat dan di seluruh
dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM yang sangat berat dan
merupakan tindakan yang sangat keji. Pembunuhan dapat terjadi karena berbagai faktor
seperti dilatar belakangi dendam, masalah kejiwaan,terdesak dan keterbatasan. Di dalam
agama membunuh adalah sesuatu yang sangat haram untuk dilakukan dan merupakan
tindakan yang sangat diharamkan untuk dilakukan. Orang yang membunuh sepantasnya
harus dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku dalam masyarakat. Untuk itu
masyarakat perlu dihimbau untuk tidak melakukan pembunuhan.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk masyarakat agar tidak terjadi tindakan
pembunuhan adalah dengan memperdalam iman dan ketakwaan kepada Tuhan, mengikuti
kegiatan-kegiatan sosial, dan memperluas serta meningkatkan kominikasi dalam
bersosialisasi. Masyarakat dan pemerintah juga dapat berpartisipasi dengan melakukan
berbagai kegitan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk mencintai
sesama manusia.

4. Perjudian
Perjudian selain merupakan pelanggaran pidana, keberadaannya juga sangat
menyusahkan dan menyengsarakan masyarakyat. Perjudian dinilai dapat membuat orang
nekat melakukan berbagai tindakan pelanggaran hukum seperti pencurian dan sebagainya.
Karena itu, perlu polisi dan jajarannya yang harus serius memerangi dan memberantas
berbagai tindak judi. Mereka yang melanggar harus dihukum seberat-beratnya sesuai
aturan hukum yang berlaku, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek pendekatan apapun.
Karena perjudian merupakan tindakan melanggar hukum, hakim maupun jaksa harus
memberikan hukuman yang sepadan, sehingga dapat memberikan efek jera terhadap
pelaku dan orang lain nya yang ingin melanggar.

5. Pencurian
Pencurian adalah pengambilan, perampasan properti milik orang lain secara tidak
sah tanpa seizin pemilik. Pencurian merupakan Tindakan Kriminal dan akan di Tindak
Tegas, di Denda sesuai dengan Hukum yang berlaku. Pencurian dalam sisi manapun
adalah sebuah tindakan yang melanggar hukum.

8

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah
dengan

meningkatkan

mutu

masyarakat

yaitu

sumber

daya

manusia

seperti

mengembangkan Potensi, membangkitkan jiwa kewirausahaan, meningkatkan kegiatan
agraris dan lain sebagainya.Diharapkan dengan berkurangnya kegiatan pencurian maka
masyarakat dapat hidup tanpa was-was dan membangkitkan jiwa kejujuran.

6. Terorisme
Terorisme merupakan suatu tindakan sekelompok orang untuk menentang suatu hal
yang dianggapnya salah dan merupakan tindakan yang menyimpang serta menghalalkan
segala cara untuk memberantas apa yang dianggapnya salah. Di negara-negara
berkembang maupun negara maju saat ini tidak terlepas dari yang namanya kegiatan
terorisme. Dan kegiatan terorisme ini sebenarnya merupakan sesuatu yang menyimpang
dan tidak sesuai dengan hukum yang berlaku. Umumnya orang-orang yang tergabung
dalam kegiatan terorisme adalah orang-orang yang kondisinnya labil dan mampu
dipengaruhi.
7. Pemerasan
Umumnya orang-orang yang melakukan pemerasan adalah karena orang tersebut
ingin mendapatkan apa yang diinginkannya. Memang uang bukan segalanya tetapi segalagalanya butuh uang, tanpa uang kita tidak dapat melakukan sesuatu namun bukanlah uang
yang menjadi faktor utama. Yang menjadi faktor utama adalah dimana kita mau berusaha,
Sangat disayangkan bahwa kegiatan pemerasan ini telah lumrah bagi sebagian masyarakat
dan bahkan membudaya. Untuk itu mengapa sangat perlu di dalam masyarakat ini
ditekankan untuk budaya jujur karena dengan kejujuran orang-orang akan lebih mudah
untuk memahami hidup dan lebih ikhlas dalam menerima sesuatu sehingga dapat
memperbaiki dirinya untuk ke depannya.

8. Pelecehan Seksual
Keluhan tentang terjadinya pelecehan seksual (sexual harassment) sampai saat ini
sering hanya dikaitkan dengan perilaku seksual yang merendahkan wanita di lingkungan
publik.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah pelecehan pada kaum wanita antara
lain adalah mensosialisasikan langkah-langkah preventif ataupun represif tidak hanya
kepada masyarakat luas, namun juga kepada aparat penegak hukum dan pejabat negara,
Lembaga atau organisasi perlindungan wanita (misalnya KOMNAS HAM dan KOMNAS
9

wanita) Contoh hal yang lain untuk menghindari pelecehan seksual adalah bagaimana
menjaga sikap di depan umum, Berpakaian yang sewajar nya di waktu dan kondisi yang di
haruskan, Selalu hati-hati dan waspada .
9. Kecurangan
Kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud memberi manfaat keuangan
kepada si penipu. Kecurangan adalah istilah umum, mencakup berbagai ragam alat yang
kecerdikan manusia dapat direncanakan, dilakukan oleh seseorang individual, untuk
memperoleh manfaat terhadap pihak lain dengan penyajian yang palsu.Batasan satusatunya mendefinisikan kecurangan adalah apa yang membatasi sifat serakah manusia.
Kecurangan dilakukan oleh individual dan organisasi untuk memperoleh uang, kekayaan
atau jasa, untuk menghindari pembayaran atau kerugian jasa, atau untuk mengamankan
kepentingan pribadi atau usaha.

10.Perampokan
Perampokan adalah suatu tindak kriminal di mana sang pelaku perampokan
(disebut perampok) mengambil kepemilikan seseorang/sesuatu melalui tindakan kasar dan
intimidasi. Karena sering melibatkan kekasaran, perampokan dapat menyebabkan jatuhnya
korban.

11. Pemerkosaan
Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika
seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual
dalam bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti
tangan, atau dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan.

10

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang
bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan
untuk mengatur ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai
ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar
hukum.
Selain masyarakat pemerintah pun juga harus sadar hukum. Maka tercapailah
ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran hukum yang
terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan dari yang mengadili
masyarakat sampai dengan pemerintah dan para pejabat
3.2 SARAN
Dengan disahkan undang-undang, pemerintah dan masyarakat lebih berupaya
menyadarkan dan membuka mata serta hati untuk tidak berdiam diri bila ada kasus
pelanggaran, lebih ditingkatkan kewaspadaan nya dan pengawasannya. Meningkatkan
peran masyarakat dan diri sendiri untuk ikut serta menangani kasus pelanggaran hukum
dan menekan dampak yang terjadi pada pelanggaran hukum itu sendiri.

11

DAFTAR PUSTAKA
Asikin, Faisal H. 2013. “Tinjauan YuridisTerhadap Tindak Pidana Pembunuhan
Berencana Yang Dilakukan Oleh Anak”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin Makasar.
David P. F. 1993. Hak hak asasi manusia dan politik dunia. Bandung: Angkasa.
Hamzah, Andi. 2006. Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hardiman, Budi. 2003. Terorisme, Definisi , Aksi, dan Regulasi. Jakarta: Imparsial.
Haryanto. 1997. Dampak Sosio-Psikologis Korban Tindak Perkosaan Terhadap Wanita.
Yogyakarta: Pusat Studi Wanita Universitas Gadjah Mada.
Khan, Iqbal & Khan, Mohammad J. 2011. Socio-economic status of students and
malpractices used in examinations in urban areas of district peshawar. European
journal of scientific research. Vol. 49 (4): 601-609.

M. Dipo Syahputra. 2013. “Perbandingan Tindak Pidana Pencurian Menurut Hukum
Pidana Nasional dan Hukum Pidana Islam”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Medan.
Perdana. 2013. “Tanggung Jawab Pidana Perampokan Yang Disertai Penganiayaan
Menurut KUHP”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur
Permana, Deni R. 2017. “Tindak Pidana Pemerasan dan Pengancaman Dengan Short
Message Sevice (SMS) Sebagai Berbuatan Berlanjut”, Skripsi, Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Soerono soekamto. 1986. Pengantar penelitian hukum. Jakarta : Universitas Indonesia.
Hal. 10.
Suparman Marzuki. 1997. Pelecehan Seksual. Yogyakarta. Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.

12