Dampak Hadirnya ICT dalam Perkembangan
Dampak Hadirnya ICT dalam Perkembangan Industri Musik di
Indonesia
Tugas Artikel Ilmiah.
Disusun untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Literasi TIK
Disusun Oleh :
Muhammad Lutfi Aldiansyah
Bagus Rahmat Hidayat
Vendri Muslim
Dimas Agung
Sulistyo Wibowo
1
1.1
Latar Belakang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua
teknologi yang berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian
informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi.)
Menurut ITTA (Information Technology Association of America), Pengertian Teknologi
Informasi adalah suatu studi, perancangan, implementasi, pengembangan, dukungan atau
manajemen sistem informasi berbasis komputer, terkhususnya pada aplikasi perangkat keras dan
perangkat lunak komputer.
Oxford English Dictonary (OED): Pengertian teknologi informasi menurut Oxford
English Dictionary adalah hardware dan software dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan
telekomunikasi yang biasanya dalah konteks bisnis atau usaha. Williams dan Sawyer
(2003): Menurut williams dan sawyer, bahwa pengertian teknologi informasi adalah teknologi
yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang
membawa data, suara, dan video.
Menurut Annata sannai (2004), teknologi informasi dan komunikasi adalah sebuah media
atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuam antara seseorang kepada orang lain. Menurut
susanto (2002), teknologi informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu yang
digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data atau informasi maupun
memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat berkomunikasi baik
satu arah ataupun dua arah.
Menurut kami teknologi informasi dan komunikasi adalah media atau alat untuk
membantu kebutuhan manusia dalam memperoleh suatu data atau informasi untuk sendiri
maupun untuk informasi kepada orang lain sehingga dapat berkomunikasi secara satu arah
ataupun dua arah.
Di kutip dari halaman lamperan.com pada perkembangan seni musik di dunia khusunya
di negara kita Indonesia, teknologi mempunyai peran yang sangat signifikan. Bermunculan
berbagai inovasi alat-alat musik adalah bukti pengaruh besar teknologi dalam dunia musik. Dari
beragamnya alat musik ini maka muncul pula variasi dan jenis aliran musik. Begitupun juga
2
halnya dengan perkembangan musik di tanah air, teknologi masuk untuk memberikan pengaruh
besar dan warna baru. Masuknya aliran-aliran musik baru seperti, jazz, R&b, pop, blues, rock
menandakan kalau masyarakat Indonesia terbuka dalam menerima perkembangan musik.
Sehingga penerimaan Indonesia terhadap perkembangan alat musik dan aliran musik itu sendiri
membwa Indonesia menemukan ciri khas dalam bermusik, lahirlah musik-musik khas seperti
keroncong dan dangdut. Dangdut merupakan perpaduan antara musik india dengan musik
melayu. (Prayogo aqib,2013)
Perkembangan terhadap teknologi di dunia yang sangat cepat juga mempengaruhi bentuk
penyajian seni musik. Pada awalnya musik adalah seni pertunjukan langsung dimana penonton
harus mendatangi tempat dilaksanakannya pertunjukan. Saat ini musik hadir dalam bentuk yang
lebih mudah diakses, melalui radio, televisi, hp, komputer, dan jaringan internet, membuat musik
lebih mudah dinikmati oleh kita. Musik lebih dekat oleh penikmatnya dan musik menjadi lebih
mudah untuk disajikan dan dimanfaatkan dalam berbagai macam kebutuhan. (Prayogo aqib,
2013)
Di kutip dari kompas.com Perkembangan teknologi digital telah mengubah gaya hidup
para generasi muda, termasuk dalam cara dan kebiasaan mengonsumsi musik. Kondisi itu juga
tergambar dari hasil jajak pendapat Kompas yang diselenggarakan Agustus 2015. Hanya 1 persen
dari 734 responden yang berhasil terjaring dalam pendapat ini yang mengaku masih
mendengarkan musik lewat kaset atau CD. Mayoritas generasi muda lebih terbiasa menikmati
musik melalui internet, baik dengan cara mengunduh maupun mendengarkan langsung secara
streaming. Tidak kurang dari 62 persen dari 734 responden sudah biasa mengunduh lagu dalam
format digital di internet. Selain itu, sekitar 15 persen lainnya mengakses melalui streaming
musik di website Youtube. Semakin muda kelompok usia responden, semakin kuat juga
kebiasaan mereka mengonsumsi musik dalam bentuk digital. (www.kompas.com)
Hasil penelitian dari Global World Index menyimpulkan bahwa jumlah orang yang
mendengarkan musik lewat internet meningkat hingga 76 persen selama periode 2012-2015.
Mayoritas orang yang memanfaatkan teknologi tersebut adalah mereka yang berusia 16 hingga
24 tahun. Data lain dari organisasi industri rekaman dunia International Federation of
Phonographic Industry (IFPI) mencatat sebanyak 46 persen pendapatan industri musik secara
global pada 2014 sudah dikuasai rekaman musik digital. Sementara itu, rekaman musik fisik
sebesar 46 persen dan 8 persen sisanya dari pertunjukan dan sinkronisasi (pemanfaatan untuk
3
iklan, film, games, program TV). Pertumbuhan nilai pendapatan di industri musik digital pun
menunjukkan prospek yang cerah, rata-rata 9,4 persen per tahun pada periode 2009-2014. Pada
2009, pendapatan industri musik digital global meraup 4,4 miliar dollar AS. Lima tahun
kemudian kembali melonjak menjadi 6,9 miliar dollar AS. (www.kompas.com)
Perkembangan teknologi gadget dan telekomunikasi semakin berkembang dan
memanjakan konsumen. Jenis aplikasi dan layanan streaming musik berbasis internet terus
berkembang menyediakan jutaan koleksi lagu yang dapat diakses baik secara gratis maupun
berbayar. Aplikasi gratis untuk mengunduh musik antara lain yaitu Youtube yang menyajikan
berbagai tayangan termasuk musik dalam format video. Sementara aplikasi Soundcloud
menyediakan koleksi musik dalam format audio. Kedua aplikasi tersebut dapat dengan mudah
diakses melalui telepon genggam. Sementara bagi mereka yang mengutamakan kualitas suara,
beberapa aplikasi menawarkan layanan berbayar dengan cara berlangganan. Aplikasi berbayar
ini antara lain Vevo, Deezer, Guvera, MixRadio, Spotify, dan Joox. (www.kompas.com)
Dari definisi-definisi yang dikemukakan para ahli kita dapat menarik kesimpulan
bahwasanya ICT adalah penggunaan alat elektronik yang mampu membantu memudahkan
kehidupan manusia untuk membuat, menyimpan, mengirim, menyebarkan, menerima informasi
dalam bentuk suara, teks, maupun video dengan cepat dan mudah
Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) di dunia sangat pesat.
Berbagai pihak terus melakukan inovasi pada ICT untuk membuat kehidupan manusia semakin
mudah. Nantinya kehidupan manusia akan banyak ditopang oleh penggunaan ICT. Saintis
Australia Greg Hunt mengatakan
ICT adalah backbone dan menjadikan bagian jagat
inovasi. (www.koran-sindo.com)
Tidak jarang sekarang sudah banyak orang yang memakai ICT untuk berbagai hal, tidak
terkecuali di dunia music tanah air. Pertumbuhan internet yang sangat pesat mengingat sejalan
dengan semakin majunya teknologi. Internet sekarang dapat diakses dimana saja dan kapan saja,
menurut data di www.internetworldstat.com pengguna internet selalu meningkat setiap tahun,
baik secara global maupun local di Indonesia sendiri.
4
Gambar 1.4 Pengguna Internet di Dunia
Sumber : www.internetworldstat.com/stat, 2016
Pada tahun 2015 Indonesia menempati peringkat ke-empat di Asia sebagai pengguna
Internet terbanyak yaitu sebesar 78 juta pengguna, Tiga Negara teratas pengguna internet di Asia
adalah China sebesar 674 juta pengguna, India sebesar 375 juta pengguna, dan Jepang sebesar
114 juta pengguna. (www.internetworldstat.com)
Dengan begitu banyaknya informasi yang ada di internet dan layanan hiburan menjadikan
internet sebagai salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia saat ini. Dengan
hanya menggunakan gadget orang-orang dapat mengunduh music tanpa harus mengeluarkan
uang sepeserpun hal ini berdampak pada banyaknya kerugian yang harus ditanggung para pelaku
industry music karena pembajakan musik yang melanggar hak cipta dilakukan di internet.
Pada tahun 2013 saja angka kerugian yang diakibatkan oleh pembajakan music rekaman
yang di lansir berdasarkan catatan Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik
Republik Indonesia (PAPPRI) mencapai Rp.4 Trilliun (www.lifestyle.bisnis.com)
Pembajakan music di ranah online ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan orangorang mengenai hak cipta, sehingga masih banyak orang-orang yang mencari music di internet
dengan menggunakan kata kunci (keyword) “free music download”. Tidak hanya itu saja
minimnya pengawasan oleh pihak berwenang mengakibat semakin banyaknya situs-situs yang
menyediakan music illegal secara gratis. (www.kompasiana.com)
Namun tidak hanya dampak negative saja yang didapat dengan adanya internet manfaat
yang banyak juga dirasakan pada industry music dimana pada masa ini penjualan music secara
fisik seperti kaset/CD lesu dan menurun, music digital hadir dengan membawa semangat baru di
dunia music. Soundcloud dan Youtube adalah dua layanan digital yang cukup popular untuk
mendengarkan music. Entertainment manager, Microsoft Southeast Asia Widhi asmoro
5
mengatakan
bahwa
97%
pengguna
smartphone
pasti
suka
dengan
music.
( www.infokomputer.com)
Dan pada saat ini aplikasi layanan music streaming bisa kita dapatkan secara gratis di
smartphone yang kita punya seperti JOOX, Spotify, dll. Dengan aplikasi tersebut kita tetap bisa
mendengarkan music secara gratis tanpa harus melanggar Hak cipta.
Indonesia adalah banyaknya jumlah penduduknya serta keberagaman budaya yang
dimiliki tentu akan berdampak pada banyak jenis karya seni yang dilahirkan, salah satunya
adalah musik. Indonesia sejak dahulu dikenal memiliki banyak artis atau musisi yang membuat
karya untuk para masyarakat Indonesia. Pilihannya sangatlah beragam ada dari jazz, rock, pop
bahkan musik asli Indonesia seperti dangdut bisa kita temukan di Indonesia.
Diera album fisik periode 1990 sampai dengan awal 2000, seperti dikutip Halaman
Kompas, industri music pernah mencapai titik puncak dengan penjualan album musik yang
mencapai 77,5 juta kopi. Angka yang terbilang luar biasa pada era tersebut, hal itu juga didukung
jaringan distribusi yang baik, toko musik seperti Disc Tarra, Aquarius bermunculan menawarkan
alternatif pada masyarakat untuk mendapatkan album fisik yang diingkinkan. Dengan penjualan
yang begitu tinggi, hal ini akan merangsang para pelaku industri kreatif khususnya musik untuk
berkarya. (www.kompas.com)
Banyak band-band yang lahir diera tersebut, yang mengindikasikan sehatnya industri
musik pada saat itu, band-band seperti Sheila on 7, Jamrud, Dewa 19 adalah sedikit dari namanama pelaku panggung musik Indonesia pada saat itu. Sayangnya, mendekati pertengahan tahun
2000, indutri musik menurun secara penjualan album fisik, seperti terlansir pada
Tabloidbintang.com, tepatnya 2007, angka penjualan fisik hanya mencapai angka 19,39 juta,
hanya seperempat dari angka penjualan pada 1996. Kurun 2011-2013, angka penjualan album
fisik makin memprihatinkan. Angka penjualannya di kisaran 5 juta saja. Sekarang bahkan
kondisinya semakin mengecil lagi. (www.tabloidbintang.com)
1.2
Dampak Negatife Teknologi Terhadap Industri Musik Indonesia
6
Seiringnya berkembangnya internet, trend mendengarkan music pun bergeser. Dahulu
orang harus ke toko CD/kase untuk menikmati lagu favoritnya atau menunggu lewat radio,
sekarang bisa dilakukan dengan mudah serta praktis, beragam situs-situs music digital seperti Itunes, Spotify dan media lainnya. Hal ini mengubah perilaku seseorang dalam menikmati musik,
dikutip dari Vivanews, layanan Spotify sendiri sudah didengarkan selama lebih dari 36 juta jam
dengan rata-rata pengguna menghabiskan 90 menit setiap harinya. Pukul 12.00 hingga 16.00 dan
pukul 20.00 hingga 23.00 adalah waktu-waktu populer pengguna Tanah Air menggunakan
Spotify. Angka yang terbilang sangat tinggi, apalagi aplikasi tersebut cukup baru di Indonesia.
(www.vivanews.com)
Tingginya jumlah pendengar musik digital, mengharuskan pelaku industri music berpikir
keras agar terus bertahan. Imbas dari besarnya laju musik digital terlihat dari banyaknya toko
CD/kaset yang gulung tikar. Dikutip dari Rollingstone.com, Disc Tarra salah satu toko CD/kaset
terbesar di Indonesia harus menutup empat puluh gerai toko musik Disc Tarra di seluruh
Indonesia. Kabar duka juga datang dari toko CD/kaset tertua di Indonesia Duta Suara Musik
yang harus menutup Dua gerai mereka yang berlokasi di pusat perbelanjaan mewah, Mal Kelapa
Gading serta Mall Taman Anggrek. (www.rollingstone.com)
Tutupnya toko musik tidak semata-mata melumpuhkan semangat para musisi untuk terus
berkarya serta merilis album fisik, dikutip dari lifestyle.bisnis.com, Managing Director Universal
Music Indonesia, Wisnu Surjono, menilai basis penggemar menjadi andalan konsumen rekaman
musik fisik. Hal ini juga tergambar dari masuk tingginya penjualan album fisik, semisal Band
asal Jakarta Naif, berencana merilis album ke-7 dalam format vinyl pada oktober tahun ini,
bertepatan dengan ulang tahunnya ke-21. Bassis Naif, Mohammad 'Emil' Amil Hussein
menyebut Naif hanya menyediakan 1.500 vinyl yang dapat diperoleh secara pre-order.
(www.lifestyle.bisnis.com)
Pendekatan penjualan album fisik haruslah melalui pengembangan komunitas fansbase
masing-masing band di Indonesia, dengan cara tersebut loyalitas terhadap pembelian album fisik
akan terus dijaga dan dipelihara. Masing-masing jenis musik, digital maupun analog (CD, Vinyl
& kaset) memiliki basis massa tersendiri, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Digital
menawarkan kemudahan dan keberagaman pilihan, sedangkan album fisik lebih bisa menjadi
kenangan. Semua dikembalikan lagi kepada selera dan referensi dalam membeli, intinya cara
7
terbaik memberikan apresiasi adalah tidak membajak karya musisi, dengan seperti itu industri
music kita tetap sehat.
Perkembangan teknologi yang maju disegala aspek sangat berpengaruh ke kehidupan
manusia. Tidak terkecuali untuk dunia hiburan seperti musik. Maraknya pembajakan dan
beralihnya kebiasaan mendengarkan musik menjadi suatu masalah untuk industri musik
Indonesia. Sejumlah toko musik pun satu per satu bertumbangan. Tidak terkecuali toko musik
terbesar di Indonesia, Duta Suara dan Disc Tarra. (www.republika.co.id)
Merebaknya kabar penutupan gerai CD terkemuka Ibu Kota, Disc Tarra dan Duta Suara
jelas menyentak kesadaran. Bahkan, banyak yang bilang bahwa industri musik Indonesia kini
bersiap masuk ke dalam waktu senja kala, alias menjelang nyungsep ke dalam lubang
pemakaman masal. (nasional.republika.co.id)
Duta Suara telah menutup beberpa gerai musiknya yang tersebar di pusat perbelanjaan
mewah di Jakarta dan Bandung, salah satunya ada di Plaza Senayan yang telah ditutup pada
Oktober lalu. Menurut salah seorang direktur dari Duta Suara Musik yang tak bersedia disebut
namanya saat diwawancarai oleh Rolling Stone, penutupan gerai di Kelapa Gading rencananya
akan dilakukan pada 14 Desember mendatang karena kontraknya yang telah habis. Sedangkan
gerai di Taman Anggrek kemungkinan juga dilakukan pada Desember ini, namun hal ini masih
belum pasti. (www.compusiciannews.com)
Duta Suara mulai mengalami keterpurukan sejak tahun 2000-an. Toko pusat Duta Suara
yang berlokasi di Jalan Agus Salim, Sabang No .26 A tampak sepi pengunjung. Di dalam salah
satu toko Duta Suara hanya terdapat dua karyawan dan dua pengunjung. Mereka juga sempat
berbicang tentang terpuruknya musik Indonesia saat ini. “Kalau dulu, pengunjung kita penuh,
sekarang sudah berkurang,” kata Salah karyawan toko musik tersebut, Ningsih. Puncak
keemasan Duta Suara terjadi pada 1980 sampai 1990-an. Namun, para pengunjung mulai
menurun sejak tahun 2000-an, di mana dunia musik sudah mulai banyak mengalami
perkembangan dari analog menjadi digital. (www.republika.co.id)
“Mulai menurun sejak ada download-download itu. Kalau di era 80-an kalau mamanya
beli pasti anaknya minta dibelikan, kalau sekarang mana mau. Sekarang sudah pada bisa
download,” katanya Ningsih yang sudah menjadi karyawan Duta Suara sejak 31 tahun yang lalu
tersebut. Terpuruknya industri musik Indonesia berdampak pada ditutupnya beberapa gerai toko
8
yang berdiri sejak 1970 tersebut. “Dulu kita ada sekitar 16 gerai, tapi sekarang tinggal tiga. Tapi
dua lagi katanya juga mau ditutup, Jadi tinggal yang ini saja,” ujarnya. (www.republika.co.id)
Didirikan pada 1970 silam oleh Andi Suharlan yang juga adalah ayah dari narasumber,
Duta Suara Musik awalnya membantu merekamkan atau meriliskan lagu-lagu untuk pelanggan
saat label rekaman belum menjamur seperti sekarang. Duta Suara Musik juga tercatat sebagai
toko musik pertama yang membuka gerainya di pusat perbelanjaan mewah.
“Dulu saat mal pertama Plaza Indonesia ada, Duta Suara adalah toko musik yang pertama
membuka gerai disana. Bahkan bos dari Aquarius sempat berujar kalau Pak Andi itu gila karena
membuka toko disana, buat apa ‘ngasih uang’ ke mal. Sampai tahun ’90-an sih nggak kerasa
karena performannya bagus sekali, tapi kalau sekarang, ‘gila juga, ya!” cerita salah satu direktur
Duta Suara sambil tertawa.( www.compusiciannews.com)
Menurut Ningsih, yang merupakan karayawan Duta Suara saat ini Duta Suara hanya akan
membuka kantor pusat. Sementara, Duta Suara yang berlokasi di Mall Kelapa Gading dan Mall
Taman Anggrek akan ditutup. “Mudah-mudahan dengan ditutupnya banyak toko musik yang
lainnya, pengunjung jadi beralih ke sini semuanya. Tapi saya berharap industri musik semakin
baik lagi,” katanya. Di dalam toko tersebut, secara terpisah dipajang beberapa jenis musik, mulai
dari musik jazz, rock, R&B/hiphop, lagu tradisional, dan lagu Indonesia, serta jenis musik
lainnya. Khusus lagu-lagu produk Indonesia mereka jual sekitar Rp 25 ribu, sementara musik
luar negeri dijual dengan harga sekitar Rp 55 ribu ke atas. (www.republika.co.id)
Ningsih menambahkan, di toko pusat tersebut mempunyai koleksi Compact Disk (CD)
sejak musik tahun 70-an sampai musik zaman sekarang. Walapun, kata dia, saat ini sudah tidak
selengkap zaman dulu yang album-nya sangat lengkap. “Dulu kita bahkan pernah jadi toko
musik terlengkap atau terbesar nomor tiga sedunia kalu gak salah, tapi sekarang sudah berubah,”
jelasnya. (www.republika.co.id)
Di era "80 dan "90-an, dapat disebut sebagai era keemasan bagi Duta Suara. Bahkan
ketika masuk ke era milenium, Duta Suara sempat berkembang dan membuka cabangnya hingga
14 retail di mana tersebar paling banyak di Jakarta. Sang direktur pun mengungkapkan, Duta
Suara sempat menjadi toko musik terbesar yang dapat bersanding bersama nama-nama legenda
seperti Tower Records (Amerika Serikat) dan HMV (Inggris). (www.rollingstone.co.id)
9
Meskipun begitu, industri musik indonesia tidak ikut meredam dengan mulai banyaknya
toko musik yang tutup. Menurut Bens Leo yang juga seorang produser, banyaknya toko musik
yang tutup lantaran mengikuti siklus semata."Ini hanya siklus saja, di Amerika dan Inggris justru
sekarang lagi gandrung piringan hitam, bisa jadi nanti piringan hitam akan tren lagi," lanjutnya.
(celebrity.okezone.com)
Penulis banyak lagu hits sekaligus penyair kondang Taufiq Ismail mengatakan sangat
terkejut dan bersedih ketika mendengar kabar akan ditutupnya dua gerai penjualan CD
terkemuka Ibu Kota, yakni Disc Tarra dan Duta Suara. Bahkan, dia mengaku tak bisa
berkomentar. "Ini musibah besar! Satu masalah belum selesai, yakni soal penanganan
pembajakan hak intelektual karya musik, kini industri musik kita diterpa badai baru, yakni
bergantinya format sajian musik dari CD ke musik digital. Saya tak bisa berkomentar apa-apa,’’
kata Taufiq Ismail. (nasional.republika.co.id)
Taufiq mengatakan, sebagai penulis lagu, selama ini ia pun sudah mendengar keengganan
para musisi untuk membuat lagu baru. Mereka mengatakan, karyanya tak dihargai dan tak
memberi apa pun bagi kehidupannya.’’Yang kaya raya malah para pelanggar hukum, yakni para
pembajak. Musisinya tak dapat apa-apa. Ini ironis,’’ katanya. (nasional.republika.co.id)
Taufiq mengaku, situasinya bisa semakin suram kalau tidak ada penyikapan serius.
Menurut dia, dalam kurun dua dekade terakhir, iklim kreativitas musik Indonesia memang
terlihat 'jalan ditempat' atau tidak mampu berkembang secara maksimal. Ini beda dengan dua
dekade sebelumnya di mana industri musik Indonesia begitu marak dan gairah penciptaan karya
musik dari para seniman Indonesia begitu tinggi. (nasional.republika.co.id)
"Solusi ke depannya saya tak tahu. Tapi, semenjak 1990-an terus terjadi kemunduran. Di
tengah meluasnya pembajakan, sekarang industri musik kita kian terancam karena ada perubahan
teknologi. Kalau tidak hati-hati, musik Indonesia akan tenggelam. Indonesia hanya dijadikan
pasar saja,’’ tegas Taufik Ismail yang diwawancarai pihak repulika.co.id.
Cara menikmati musik memang semakin beragam sekarang ini, mulai dari streaming
audio dan video hingga cara kuno seperti piringan hitam yang sedang musim lagi. Tapi industri
musik bertanya-tanya ketika melihat angka penjualan dan streaming ternyata justru jatuh.
YouTube lah penyebabnya. (www.bbc.com)
Perkembangan teknologi digital telah mengubah gaya hidup generasi muda, termasuk
dalam cara dan kebiasaan mengonsumsi musik. Kondisi itu juga tergambar dari hasil jajak
10
pendapat Kompas yang diselenggarakan Agustus 2015. Hanya 1 persen dari 734 responden yang
berhasil terjaring dalam jajak pendapat ini yang mengaku masih mendengarkan musik lewat
perangkat pemutar kaset atau CD.
Badan industri musik Inggris BPI mengeluarkan statistik industri musik dan
memanfaatkan kesempatan itu untuk menyinggung Google, perusahaan yang sejak lama
disalahkan untuk banyak persoalan. Dulu Google sempat disalahkan karena tak mau mempersulit
upaya pengguna ketika mencari musik bajakan. Kini persoalannya adalah YouTube yang jadi
sarana utama orang mendengarkan musik. (www.bbc.com)
BPI membandingkan, pendapatan artis dari layanan streaming seperti Spotify meningkat
£146 juta ketika akses terhadap layanan ini meningkat 82%. Sedangkan peningkatan akses lewat
YouTube amat jauh melampaui Spotify, tapi pemasukan artis hanya £24,4 juta. Pimpinan BPI,
Geoff Taylor, sampai berujar, "Industri musik menolong YouTube tumbuh, tetapi mereka tak
berbagi nilai keuntungan dengan para pencipta."
Mayoritas responden kelompok muda lebih terbiasa menikmati musik melalui internet,
baik dengan cara mengunduh maupun mendengarkan langsung secara streaming. Tidak kurang
dari 62 persen dari 734 responden mengaku biasa mengunduh lagu dalam format digital di
internet. Selain itu, sekitar 15 persen lainnya mengakses melalui streaming musik di laman
Youtube. Semakin muda kelompok usia responden, semakin kuat juga kebiasaan mereka
mengonsumsi musik dalam bentuk digital. (internasional.kompas.com)
Ini bisa terjadi karena ketergantungan industri musik pada pelantar atau platform seperti
YouTube. Platform seperti ini dilindungi hukum Amerika dan Eropa, mereka tak boleh dituntut
sekalipun ada materi bajakan di pelantar itu.Maka sekalipun perusahaan rekaman tak setuju
musik mereka diunggah ke YouTube, para pengguna bakal tetap mengunggah dan perusahaan
rekaman tak dapat apa-apa. Namun Google menyatakan, "Kami tampaknya selalu jadi penjahat
sekarang ini." (www.bbc.com)
Hasil penelitian Global World Index menyimpulkan bahwa jumlah orang yang
mendengarkan musik lewat internet meningkat hingga 76 persen selama periode 2012-2015.
Mayoritas orang yang memanfaatkan teknologi tersebut adalah mereka yang berusia 16 hingga
24 tahun. (internasional.kompas.com)
Google mengaku bahwa mereka sebenarnya sudah melakukan investasi besar di sistem
pengenalan pengguna. Dengan demikian maka perusahaan rekaman bisa melacak materi bajakan
11
yang diunggah lantas bisa meminta materi itu dicabut atau mencari keuntungan darinya.Mereka
juga menolak disamakan dengan layanan seperti Spotify dengan alasan layanan berbasis
langganan seperti Spotify memang mengandalkan musik, sementara YouTube adalah pelantar
video yang isinya beragam dan didukung oleh iklan.Maka Google ingin industri musik melihat
YouTube sebagai sarana promosi -seperti radio- daripada tempat mencari keuntungan.
(www.bbc.com)
1.3
Dampak Positif Terhadap Industri Musik Indonesia
Kehadiran teknologi harus dimaknai secara positif bagi segenap pelaku industri musik
tanah air. Perubahan model bisnis ini harus diselaraskan dengan pengetahuan dan pola pikir para
musisi di Indonesia. Perubahan dalam teknologi sangatlah dinamis dan menyeluruh dampaknya,
sebagai insan musik haruslah berpikir kedepan bagaimana sebuah industri tetaplah sehat.
Hal ini juga diilhami oleh Menteri Kominfo, Rudiantara dikutip dari halaman
antaranews.com, mengatakan perlunya perubahan pola pikir (mindset) dalam menyongsong
revolusi digital yang kini terus bergerak. Pernyataan tersebut seperti sejalan dengan kondisi
masyarakat penikmat musik hari ini dimana menikmati musik haruslah cepat dan mudah
didapatkan itulah yang tidak ditawarkan oleh rilisan fisik analog pada era-era terdahulu.
(www.antaranews.com)
Kedepannya diera yang semakin kompetitif pelaku musik tidak bisa mengandalkan
penjualan fisik saja, melainkan melalui aplikasi. Pertumbuhkan aplikasi juga didukung oleh
maraknya industri startup di Indonesia. Seperti dilansir halaman Teknokompas.com, lewat
perangkat mobile, penggunanya rata-rata membuka aplikasi online selama 60 menit per hari.
Serta jumlah penetrasi pengguna smartphone dan tab mencapai 97,5 %. Melihat angka tersebut
besarnya potensi ini harus dibarengi oleh semangat membangun industri musik Indonesia, agar
angka tersebut mampu dikonversikan dengan baik. (www.tekno.kompas.com)
Dikutip dari halaman antaranews.com, pemerintah telah mendorong pembangunan
infrastruktur broadband, diantaranya melalaui proyek Palapa Ring yang ditargetkan dapat
melayani akses internet di seluruh kota/kabupaten pada 1 Januari 2019. Fasilitas tersebut akan
semakin memudahkan para pelaku industri musik digital dalam memperluas jaringan distribusi
mereka. Selama ini para pelaku industri mengkhawatirkan soal peredaran di internet, karena
12
pengetahuan dan akses internet hanya dimiliki sebagain masyarakat urban kota, dengan hadirnya
infrasktuktur
ini
diharapkan
laju
distribusi
musik
digital
mampu
menasionalisasi.
(www.antaranews.com)
Penggunaan teknologi bukanlah hal yang mahal serta terkesan eksklusif seperti era-era
terdahulu, semua orang hari ini bisa mengoperasikan teknologi dimanapun dan kapanpun, dan
dari hal-hal yang kita miliki dikeseharian. Semua sudah bisa disaksikan lewat streaming baik
video,musik,radio dan media penunjang lainnya semua mungkin lewat genggalan dan koneksi
internet.
Hal ini diaminkan oleh, pentolan vokalis/bassist band asal Yogjakarta, Endank Soekamti.
Erix menilai besarnya dampak teknologi yang bisa kita manfaatkan dengan baik untuk
mendistribusikan karya sebuah band kemasyarakat. “Mengikuti trend teknologi turut
mempersiapkan diri menjadi band yang bersahabat dan bisa terus menjangkau ke mana
penggunanya berada. Kami harus peka terhadap apa saja yang bisa kami manfaatkan, seperti
kamera,
dunia
audiovisual,
media
sosial
dan
lain
sebagainya”,
kata
Erix.
(http://www.infokomputer.com)
Keseriusan dalam membangun industri musik digital terwujud dalam kerjasama Endank
Soekamti dengan Startup penyimpanan (cloud), yaitu CloudKilat. Dikutip halaman
Habarkaltim.com, sejak Januari 2016 silam, Endank Soekamti didapuk sebagai brand
ambassador CloudKilat. Komputasi awan digunakan band asal Yogyakarta ini untuk berkarya
dengan CloudKilat sebagai penyedia teknologinya. “Menjadi brand ambassador itu seperti
perwakilan, harus ada keselarasan visi dan misi antara kedua belah pihak. Kalau tidak, hasilnya
akan terlihat tidak ikhlas dan (opininya) mudah dimentahkan oleh publik. Bukan untuk
popularitas salah satu pihak semata. Harapannya adalah bisa memberikan banyak manfaat untuk
kedua
belah
pihak
dan
memberikan
edukasi
pada
masyarakat”,
papar
Erix.
(http://www.infokomputer.com)
Dengan kerjasama tersebut Endank Soekamti menjadi salah satu band di Indonesia yang
memanfaatkan teknologi dengan baik. Sebenarnya internet adalah memiliki jaringan distribusi
yang tidak terbatas, semua orang bisa melakukan akses dimanapun dan kapanpun, pemesanan
para fans akan dikirim melalui agen-agen pengiriman. Endank Soekamti adalah band yang future
friendly, menyiapkan segala sesuatunya untuk masa depan dan sejalan dengan trend digital di era
milinials ini.
13
Masih terdengar dengan keras dipendengaran kita soal jargon, matinya surinya musik di
Indonesia, seperti anjloknya penjualan fisik, tutupnya toko musik dan kabar menyedihkan
lainnya. Kondisi ini tidak membuat pelaku musik berdiam diri, lewat kerjasamanya dengan
CloudKilat, Endank Soekamti berinisiatif membuat ekosistem musik Indonesia, yang bernama
Euforia Music Ecosystem. Sebuah infraskruktur yang mampu merangkul semua elemen dalam
industri musik.
Dikutip dari halaman Dailysocial.id, “Cita-citanya [Euforia] adalah merevolusi industri
musik Indonesia. Revolusi itu bisa dibangun bila bersama-sama [komunitas-komunitas musik
yang bergabung dalam satu ekosistem]. Yang mendasari ini adalah keinginan akan sebuah
perubahan di industri musik Tanah Air,” ujar Erix Soekamti dari grup band Endank Soekamti.
(www.dailysocial.id)
Pernyataan diatas sebuah langkah strategis untuk membuat satu kolam besar, yang
didalamnya akan ada banyak pelaku industri musik, seperti Produser, Musisi, Reseller sampai
dengan donatur. Hal ini akan memudahkan para pelaku industri musik untuk berkumpul,
sharing, dan kerjasama. Tidak perlu susah-susah mencari Reseller karena semua telah tersedia
didalamnya.
Cara kerjanya secara sederhana Euforia akan menjadi infrastruktur dalam merevolusi
industri musik dengan tujuan mengangkat mental “Merdeka Dalam Berkarya, Mandiri Dalam
Bekerja”. Cara tersebut dinilai cukup efektif dimana diera keterbukaan seperti ini, kolaborasi
adalah kunci untuk memasuki gerbang yang lebih besar. Tagline dari euforia music digital adalah
“Do It Together”, dimana menjadi tanggung jawab segenap insan musik untuk bersama-sama
bergotong royong untuk menyelamatkan musik Indonesia yang sedang terpuruk akan
pembajakan dan beberapa masalah lainnya.
Kedepanya dengan platform seperti ini diharapkan terjalinnya komunikasi antar pelaku
industri musik, seperti musisi, produser lebel rekaman dalam satu wadah media sosial. Di kotakota besar cara ini efektif mengingat derasnya macet diperkotaan, dengan sistem ini mereka tetap
bisa berkolaborasi memanfaatkan tools yang telah disediakan.
Di kutip pada halaman Dailysocial.id, “Produk utamanya adalah si artisnya sendiri,
bagaimana mereka bisa berkembang (dengan memberdayakan Euforia)Ini adalah langkah kecil
buat kami untuk revolusi industri (musik),” ungkap General Manager Infinys System Indonesia
14
Dondy Bappedyanto. inilah bukti sumbangsih generasi muda melihat kondisi musik, dengan
memanfaatkan teknologi semua bisa bergerak melalui digital. (www.dailysocial.id)
Kerjasama ini adalah sejatinya saling melengkapi antara musisi dan teknologi, mereka
dipertemukan dalam sebuah ekosistem musik. Dilansir dari Dailysocial.id Erix menambahkan
bahwa kerja sama yang terjalin merupakan kemitraan yang saling melengkapi. Infinys System
Indonesia berperan sebagai penyedia infrastruktur [CloudKilat] dan lengkap dengan
pengalamannya
di
bidang
teknologi,
sedangkan
Endank
Soekamti
akan
membawa
pengalamannya di industri musik dan mengoptimalkan jaringan komunitas yang dimiliki.
(www.dailysocial.id)
Salah satu implementasi yang terlihat dari peluncuran album Endank Soekamti yang
berjudul Soekamti Day, dikutip dari halaman Brilio.net band asal Jogjakarta itu melakukan live
streaming acara peluncuran tersebut melalui kanal milik band tersebut, Soekamti.tv yang
berkerjasama dengan CloudKilat, sebuah langkah baru dalam industri musik Indonesia,
diharapkan mampu menular ke pelaku musik lainnya. (www.brilio.net)
Diera teknologi hari ini, dimana semua akses terhadap hiburan dengan mudah
didapatkan, untuk itu para pembuat konten haruslah memikirkan cara lain untuk bisa
memasarkan karyanya kepada audience yang lebih luas lagi. Salah satu cara yang bisa
didapatkan adalah menambahkan value lebih kepada karyanya. Dalam hal ini Endank Soekamti
sebagai band sadar betul potensi ini. Maka dari pada itu Endank Soekamti merilis beberapa karya
diluar musik untuk menambah segmentasi pendengarnya.
Dikutip dari halaman Bintang.com, Tahun ini band asal Yogyakarta, Endank Soekamti
akan merilis film panjang berjudul Vlog Fest 2016 The Movie dalam format 360˚. Film ini akan
dirilis bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2016. Berdurasi
50 menit, Endank Soekamti mengklaim Vlog Fest 2016 The Movie adalah film panjang
berformat 360˚ pertama di dunia. (www.bintang.com)
Para fans dari Endank Soekamti akan dimanjakan dengan sajian berupa film 360˚ yang
akan menambahkan pengalaman baru dalam menikmati sebuah film. Pihak Endank Soekamti
mengklaim ini adalah film pertama di Indonesia bahkan didunia yang memiliki konsep tersebut.
Hal ini menjadi prestasi untuk Indonesia, dimana sebuah band bisa membuat karya yang baik
dan inovatif.
15
Dalam wawancara dengan Bintang.com, Erix menambahkan, “Pemilihan format 360˚
dalam pembuatan film ini adalah sebagai bentuk inovasi, memanfaatkan teknologi dengan
maksimal. Baik dalam sejarah pembuatan film panjang, juga dalam rangka menjaga konsistensi
karya-karya Endank Soekamti yang selalu menjanjikan hal baru dalam tiap karyanya.” jelas sang
sutradara, Erix Soekamti melaui email untuk Bintang.com. (www.bintang.com)
Secara impelemtatif Endank Soekamti membuktikan kepada kita bahwa sebuah band adal
daerah tidak boleh berdiam diri dan larut dalam arus teknologi, bukan hanya sebagai pengguna
teknologi pasif tapi bisa memaksimalkan dan menggunakan sebuah teknologi menjadi sebuah
karya yang bisa dinikmati oleh khalayak ramai masyarakat Indonesia dan dunia. Hal ini juga
bentuk melawan sebuah keterbatasan, baik berupa material dan non material, asal kreatif dan
inovatif semua bisa diwujudkan dengan teknologi.
Lokasi bertempat didaerah pegunungan Bromo, Malang, Jawa Timur. Tempat ini dipilih
untuk memberitahukan kepada masyarakat luas bahwa Indonesia memiliki keindahan alam yang
luar biasa. . Di sinilah beberapa penggawa Endank Soekamti Erix, Ari, Dory, Ulog, Lanang,
Bagus, Isa, dan Ipang, yang berperan sebagai 8 orang vlogger di film tersebut berakting,
bercerita, sekaligus mengajak bersama-sama mengeksplorasi keindahan pegunungan ini.
Dilansir dari halaman Bintang.com, “Dipilihnya Gunung Bromo sebagai lokasi, adalah
dalam rangka turut menunjukkan bagaimana keindahan alam dan panorama obyek wisata ini
yang merupakan salah satu asset bangsa Indonesia.” ungkap Erix Soekamti, yang juga menjadi
salah satu aktor di film ini.
Dengan budget yang minimal, film dibawah arahan Erix Soekamti bisa menjawab
beberapa tantangan yang ada. Seperti berbedanya teknik pengambilan gambar dari film-film
kebanyakan, sampai dengan faktor cuaca yang beberapa kali menghalangi proses pengambilan
gambar dari film Vlogfest 2016. Hal ini secara umum mampu diselesaikan dengan baik oleh tim
Euforia Audiovisual, film panjang berdurasi 40 menit ini sukses dan dapat disajikan kepada para
fans Endank Soekamti.
Dalam wawancara dengan Bintang.com, gitaris Endank Soekamti Dory menambahkan,
“Ini adalah pengalaman pertama bermain di film berformat 360˚. Secara keseluruhan proses
produksinya menyenangkan karena bekerja dikelilingi pemandangan yang indah. Tapi secara
fisik cukup menguras energi, sampai ngos-ngosan.” kata Dory Soekamti menceritakan
pengalamannya menjadi aktor di film ini.
16
Dan hal yang lebih membanggakan adalah, dikutip dari entertainment.kompas.com,
Semua keuntungan yang didapat dari penjualan tersebut sepenuhnya akan disumbangkan ke
Does University. Does University merupakan sekolah non-formal dan gratis yang dibentuk oleh
Erix untuk membina para pemilik bakat seni. Nama universitas itu diambil dari seri video
dokumenter
Diary
of
Erix
Soekamti
(Does)
di
YouTube.
(www.
http://entertainment.kompas.com/)
Bagaimana sebuah teknologi mampu menggerakan dan berkontribusi dalam bidang
sosial, tidak hanya musik untuk kita dengar sehari-hari, teknologi menawarkan lebih dari pada
itu. Keinginan untuk berbagi mampu disebarluaskan secara viral kepada khayalak ramai, dengan
seperti itu pesan yang ingin disampaikan akan terdengar dan sampai pada muaranya.
1.4
Industri Musik kedepannya dengan hadirnya Teknologi.
Hadirnya teknologi tidak bisa disalahkan oleh berbagai pihak pelaku industri musik, kita
harus menerima dengan tangan terbuka serta cermat dalam penggunannya. Keinginan untuk
belajar dan menggali potensi diri adalah cara terbaik menerima sebuah era keterbukaan seperti
sekarang. Sebagai sebuah sistem dalam usaha pengembangan musik kita tidak bisa berdiri
sendiri perlu dukungan berbagai pihak, salah satunya adalah pemerintah.
Dalam halaman kemenperin.com, Kementerian Perindustrian dan Badan Ekonomi Kreatif
mendukung industri musik sebagai bagian industri kreatif melalui kebijakan yang sejalan.
Menteri Saleh juga menekankan pemenuhan hak seniman musik baik artis dan pencipta maupun
pelaku industri musik, termasuk perlindungan dari pembajakan. (www.kemenperin.com)
Melalui pernyataannya, Mentari Salah menegaskan, “Rekan-rekan pemusik selama ini
terus berkreasi dan juga meminta penindakan atas aksi pembajakan lagu. Kami di Kemenperin,
bersama Barekraf siap untuk mengawal agar industri musik berkembang. Ada beberapa hal
teknis yang menjadi bagian pekerjaan kami dan akan disinkronkan dengan lembaga lain, seperti
Barekraf, Polri dan asosiasi. Di Indonesia, perlindungan hukum dilakukan berdasar antara lain
UU no 28 tahun 2014 tentang hak cipta, selain itu UU no 14 tahun 2001 tentang paten dan UU
no 15 tahun 2001 tentang merek. Selain itu terdapat PP no 29 tahun 2004 tentang sarana produksi
berteknologi tinggi untuk cakram optik (optical disc). (www.kemenperin.com)
17
Dengan dasar hukum yang sudah jelas sebenarnya pemerintah tidak punya alasan lagi
untuk menunda pemberantasan pembajakan, karena hari ini realitanya disudut-sudut jalanan kota
dengan mudahnya orang membeli kaset/cd/dvd bajakan. Seolah-olah hal ini menjadi pembenaran
dan sah dilakukan ditengah umum.
Bahkan jika kita berjalan-jalan kemall besar di Jakarta, kita dengan mudah menemukan
barang-barang bajakan, yang anehnya berjualan dimall mendapatkan izin dan membayar pajak.
Hal ini seperti sebuah pembenaran sekali lagi kepada oknum yang terlibat dalam industri ini,
padahal diluar sana banyak seniman yang merugi.
Industri musik ternyata tidak dapat dipandang sebelah mata karena ternyata memiliki
peran yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional dan memiliki efek berganda bagi
aktivitas perekonomian lainnya. Masyarakat Indonesia dipandang cukup komsuntif dalam
kegiatan ekonomi, termasuk dalam pembelian sebuah karya musik. Tanpa kita sadar jumlahnya
signifikan dalam pemasukan untuk pemerintah Indonesia.
Dalam keterangan persnya, Mantan menteri pariwisata dan Ekonomi kreatif, Mari Elka
Pangestu,"Industri musik mempunyai peran yang cukup signifikan dalam perekonomian
nasional," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, dalam keterangan
tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu. Ia memaparkan, kontribusi sektor musik terhadap PDB
(Produk Domestik Bruto) dalam tiga tahun terakhir mengalami pertumbuhan signifikan. Pada
tahun 2010, ujar dia, kontribusi sektor tersebut terhadap PDB nominal sebesar Rp3,9triliun, naik
menjadi Rp5,2 triliun pada 2013 atau meningkat rata-rata 11 persen per tahun.
(www.antaranews.com)
Besarnya potensi itu harus disertai dengan perlindungan terhadap karya musisi, karena
seperti yang sudah kita bahas diatas, pembajakan masih menjadi momok menakutkan untuk para
musisi, besarnya pemasukan terhadap negara tidak disertai oleh penanganan soal pembajakan.
Padahal jika pembajakan bisa kita lawan berapa besar pemasukan kepada pemerintah jika perang
terhadap pembajakan tidak menjadi slogan kampanye saja.
Dari halaman Antaranewa, disebutkan bahwa Selain itu, industri musik nasional saat ini
telah mampu menguasai sebesar 85 persen pangsa pasar dalam negeri dengan kecendrungan
meningkat setiap tahun. Kemenparekraf juga telah mendorong terbentuknya lebih banyak sentra
18
inovasi untuk industri kreatif di Indonesia agar pelaku kreatif bisa semakin mengembangkan
potensinya dengan optimal. (www.antaranews.com)
Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap karya anak negri haruslah diapresiasi dengan
baik hal ini adalah prestasi yang dibanggakan. Sebenarnya dengan angka tersebut tidak ada lagi
statement kalau kita takut dengan karya-karya dari luar negri, karena sejatinya kita sudah
memiliki pasar sendri untuk pecinta musik tanah air di Indonesia.
Pihak kementerian juga mengakui memiliki program khusus sejak tahun lalu untuk
merevitalisasi jumlah sentra inovasi di berbagai lokasi di Indonesia yang akan menjadi tempat
melakukan beragam ekspresimen yang inovatif dari industri kreatif. Hal ini kedepannya mampu
diimpelentasikan dengan baik.
Pemerintah dengan sigap melalui Satuan Tugas Anti-Pembajakan Badan Ekonomi Kreatif
(Bekraf) telah menutup puluhan situs daring pembajak film dan musik pada 2015. Ketua Satgas
Ari Juliano Gema mengatakan langkahnya tak hanya efektif untuk menurunkan lalu lintas
(traffic)
pengguna,
tapi
juga
mengurangi
penyebaran
pornografi
dan
iklan
judi.
(www.tempo.com)
Ari mengatakan ada 22 situs dengan konten ilegal pada bidang musik dan 22 situs pada
bidang film yang diblokir pada 2015. Kebanyakan dari mereka disponsori iklan judi dan
pornografi. "Dengan traffic yang hancur, tak ada lagi iklan yang mau," katanya di Hotel
Aryaduta, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2016. (www.tempo.com)
Seperti yang kita ketahui bersama, diera Internet seperti sekarang kebebasan adalah hal
yang dijunjung tinggi, tapi kebebasan itu tidak dilandasi oleh kedewasaan dalam bersikap di
Internet. Rasanya hari ini dengan mudahnya kita bisa mengunduh lagu-lagu favorit, film-film
yang kita suka hanya bermodalkan sebuah koneksi internet. Padahal diluarsana banyak musisi
yang menjadi korban bagaimana Internet menghancurkan harapakan mereka untuk hidup dari
karyanya.
Melihat sepak terjang Satgas, pelaku ekonomi kreatif dari berbagai sektor selain film dan
musik meminta Bekraf memperluas jangkauannya. Dari hanya merangkul sektor film, musik,
dan aplikasi serta permainan, Satgas kini berfokus pada 16 sektor. Sektor ekonomi kreatif
tersebut adalah aplikasi dan permainan, developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi
visual, desain produk, dan fashion. Selain itu, ada film animasi dan video, fotografi, kriya,
19
kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.
(www.tempo.com)
Harus ada kepastian hukum bagaimana para pelaku bisa ditindak sesuai dengan undangundang yang berlaku. Tidak hanya tindakan pencegahan dan penangkapan tapi haruslah
mematikan industri ileggal ini, agar kedepan tidak ada lagi oknum-oknum yang mencoba-coba
bermain dan mengulangi hal yang sama bahayanya.
Satgas dibagi menjadi tiga kelompok kerja, yaitu pengaduan, pengawasan, dan edukasi
publik. Dua kelompok pertama bertugas membantu pelaku ekonomi kreatif untuk melaporkan
karyanya yang dibajak kepada aparat penegak hukum. Kelompok edukasi publik nantinya tak
hanya menyasar pelaku ekonomi kreatif, tapi juga masyarakat umum pengguna karya bajakan.
(www.tempo.com)
Dengan satuan tugas ini, masyarakat kembali mempunyai harapan ada keseruisan dari
pemerintah untuk memberantas pembajakan dan mengembalikan hak musisi yang dirampas.
1.5
Kesimpulan dan Saran.
Musik sejatinya memberikan hiburan dan keceriaan, bagaimana sebuah musik sudah
menjadi bagian dari hidup manusia sedari dulu. Bukan hanya menyenangkan untuk para
pendengar musik haruslah bisa menjadi tumpuan hidup musisi untuk bertahan hidup. Musik
haruslah mensejahterkan para musisi yang sudah berfikir dan berkarya.
Minimnya apresiasi terhadap pelaku industri musik dapat kita lihat dari banyaknya karya
musisi yang dibajak baik berupa CD/Kaset/DVD yang ibaratnya menjadi harapan para musisi
untuk bisa hidup dari karyanya. Bahkan dipusat perbelanjaan besar di Ibukota Jakarta dengan
mudah kita temui karya-katrya musisi dirampas dan dibajak serta dijual dengan harga yang
sangat murah, tidak memiliki dampak ekonomi bagi para pelaku industri musik di Indonesia.
Sudah sepatutnya hadirnya ICT dalam tataran industri musik harus dimaknai sebagai
angin segar dan jawaban atas segala macam tantangan yang menghadang. Besarnya pengguna
smartphone dan Internet di Indonesia harus bisa dimaksimalkan dengan baik dan mempu
menjadi alat mensejahterakan pada musisi, maka dari pada itu kelompok kami memberikan saran
serta masukan agar ICT mempu menjadi solusi, yaitu :
20
1. Bermusik hari ini tidak hanya berfokus terhadap pembuatan lagu saja, melainkan
menambah value lebih dalam sebuah karya, seperti menceritakan behind the scene
pembuatan album dan hal-hal lainnnya yang mampu menambah nilai sebuah karya.
2. Peran pemerintah sebagai regulator diperlukan untuk membantu para musisi dalam
mengawasi peredaran karya seni dalam internet.
3. Para fans musik haruslah bersikap dewasa dalam mengapresiasi sebuah kerya seni,
dengan seperti itu akan tumbuh iklim yang kondusif dalam industri musik tanah air.
Semoga industri musik Indonesia mampu berjaya seperti era-era 1990-2000 awal, tentu
diimbangi dengan pemanfaatan ICT untuk keberlangsungan teknologi yang mensejahterakan
musisi dan masyarakat.
21
22
23
Daftar Pustaka.
Kompas.com. (2016). Industri Musik Redup oleh Digital. [online]. Tersedia di :
http://print.kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/01/05/Industri-Musik-Redup-olehDigital
Tabloidbintang.com. (2016). 25 Tahun Musik Indonesia, Dari Era Kaset ke Layanan
"Streaming".
[online].
Tersedia
di
:
http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-
musik/ulasan/34731-25-tahun-musik-indonesia-dari-era-kaset-ke-layanan-streaming
Viva.co.id.
(2016).
Terkepung
Industri
Musik
Digital.
[online].
Tersedia
di
:
http://life.viva.co.id/news/read/829195-terkepung-industri-musik-digital
Lifestyle.bisnis.com. (2016). Produk Musik Fisik Masih dilirik. [online]. Tersedia di :
http://lifestyle.bisnis.com/read/20160619/225/559031/produk-musik-fisik-masih-dilirik
Rollingstone.com. (2015). Duta Suara Musik Akan Menutup Dua Gerai di Jakarta. [online].
Tersedia di : http://www.rollingstone.co.id/article/read/2015/11/05/140505043/1096/duta-suaramusik-akan-menutup-dua-gerai-di-jakarta
Infokomputer.com. (2016). Endank Soekamti Rengkuh Teknologi Untuk Hadirkan Karya di
Musik Digital. [online]. Tersedia di : https://www.infokomputer.com/2016/05/berita/beritareguler/endank-soekamti-teknologi-musik-digital/
24
Antaranews.com. (2016). Menkominfo: revolusi digital butuh perubahan pola pikir. [online].
Tersedia di : http://www.antaranews.com/berita/564796/menkominfo-revolusi-digital-butuhperubahan-pola-pikir
Brilio.net. (2016). Endank Soekamti rilis album ke-7 pakai TV streaming pribadi, jenius!.
[online]. Tersedia di : https://www.brilio.net/photo/musik/endank-soekamti-rilis-album-ke-7pakai-tv-streaming-pribadi-jenius-160217z.html
Dailysocial.id. (2016). “Euforia” Segera Diluncurkan untuk Revolusi Digital Ekosistem Musik
Indonesia. [online]. Tersedia di : https://dailysocial.id/post/euforia-segera-diluncurkan-untukrevolusi-digital-ekosistem-musik-indonesia
Tekno.kompas. (2016). Ini Peluang dan Kendala Pertumbuhan Startup di Indonesia. [online].
Tersedia
di
:
http://tekno.kompas.com/read/2015/09/23/12350087/Ini.Peluang.dan.Kendala.Pertumbuhan.Start
up.di.Indonesia
25
Indonesia
Tugas Artikel Ilmiah.
Disusun untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah Literasi TIK
Disusun Oleh :
Muhammad Lutfi Aldiansyah
Bagus Rahmat Hidayat
Vendri Muslim
Dimas Agung
Sulistyo Wibowo
1
1.1
Latar Belakang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua
teknologi yang berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian
informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi.)
Menurut ITTA (Information Technology Association of America), Pengertian Teknologi
Informasi adalah suatu studi, perancangan, implementasi, pengembangan, dukungan atau
manajemen sistem informasi berbasis komputer, terkhususnya pada aplikasi perangkat keras dan
perangkat lunak komputer.
Oxford English Dictonary (OED): Pengertian teknologi informasi menurut Oxford
English Dictionary adalah hardware dan software dan bisa termasuk di dalamnya jaringan dan
telekomunikasi yang biasanya dalah konteks bisnis atau usaha. Williams dan Sawyer
(2003): Menurut williams dan sawyer, bahwa pengertian teknologi informasi adalah teknologi
yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang
membawa data, suara, dan video.
Menurut Annata sannai (2004), teknologi informasi dan komunikasi adalah sebuah media
atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuam antara seseorang kepada orang lain. Menurut
susanto (2002), teknologi informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu yang
digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data atau informasi maupun
memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat berkomunikasi baik
satu arah ataupun dua arah.
Menurut kami teknologi informasi dan komunikasi adalah media atau alat untuk
membantu kebutuhan manusia dalam memperoleh suatu data atau informasi untuk sendiri
maupun untuk informasi kepada orang lain sehingga dapat berkomunikasi secara satu arah
ataupun dua arah.
Di kutip dari halaman lamperan.com pada perkembangan seni musik di dunia khusunya
di negara kita Indonesia, teknologi mempunyai peran yang sangat signifikan. Bermunculan
berbagai inovasi alat-alat musik adalah bukti pengaruh besar teknologi dalam dunia musik. Dari
beragamnya alat musik ini maka muncul pula variasi dan jenis aliran musik. Begitupun juga
2
halnya dengan perkembangan musik di tanah air, teknologi masuk untuk memberikan pengaruh
besar dan warna baru. Masuknya aliran-aliran musik baru seperti, jazz, R&b, pop, blues, rock
menandakan kalau masyarakat Indonesia terbuka dalam menerima perkembangan musik.
Sehingga penerimaan Indonesia terhadap perkembangan alat musik dan aliran musik itu sendiri
membwa Indonesia menemukan ciri khas dalam bermusik, lahirlah musik-musik khas seperti
keroncong dan dangdut. Dangdut merupakan perpaduan antara musik india dengan musik
melayu. (Prayogo aqib,2013)
Perkembangan terhadap teknologi di dunia yang sangat cepat juga mempengaruhi bentuk
penyajian seni musik. Pada awalnya musik adalah seni pertunjukan langsung dimana penonton
harus mendatangi tempat dilaksanakannya pertunjukan. Saat ini musik hadir dalam bentuk yang
lebih mudah diakses, melalui radio, televisi, hp, komputer, dan jaringan internet, membuat musik
lebih mudah dinikmati oleh kita. Musik lebih dekat oleh penikmatnya dan musik menjadi lebih
mudah untuk disajikan dan dimanfaatkan dalam berbagai macam kebutuhan. (Prayogo aqib,
2013)
Di kutip dari kompas.com Perkembangan teknologi digital telah mengubah gaya hidup
para generasi muda, termasuk dalam cara dan kebiasaan mengonsumsi musik. Kondisi itu juga
tergambar dari hasil jajak pendapat Kompas yang diselenggarakan Agustus 2015. Hanya 1 persen
dari 734 responden yang berhasil terjaring dalam pendapat ini yang mengaku masih
mendengarkan musik lewat kaset atau CD. Mayoritas generasi muda lebih terbiasa menikmati
musik melalui internet, baik dengan cara mengunduh maupun mendengarkan langsung secara
streaming. Tidak kurang dari 62 persen dari 734 responden sudah biasa mengunduh lagu dalam
format digital di internet. Selain itu, sekitar 15 persen lainnya mengakses melalui streaming
musik di website Youtube. Semakin muda kelompok usia responden, semakin kuat juga
kebiasaan mereka mengonsumsi musik dalam bentuk digital. (www.kompas.com)
Hasil penelitian dari Global World Index menyimpulkan bahwa jumlah orang yang
mendengarkan musik lewat internet meningkat hingga 76 persen selama periode 2012-2015.
Mayoritas orang yang memanfaatkan teknologi tersebut adalah mereka yang berusia 16 hingga
24 tahun. Data lain dari organisasi industri rekaman dunia International Federation of
Phonographic Industry (IFPI) mencatat sebanyak 46 persen pendapatan industri musik secara
global pada 2014 sudah dikuasai rekaman musik digital. Sementara itu, rekaman musik fisik
sebesar 46 persen dan 8 persen sisanya dari pertunjukan dan sinkronisasi (pemanfaatan untuk
3
iklan, film, games, program TV). Pertumbuhan nilai pendapatan di industri musik digital pun
menunjukkan prospek yang cerah, rata-rata 9,4 persen per tahun pada periode 2009-2014. Pada
2009, pendapatan industri musik digital global meraup 4,4 miliar dollar AS. Lima tahun
kemudian kembali melonjak menjadi 6,9 miliar dollar AS. (www.kompas.com)
Perkembangan teknologi gadget dan telekomunikasi semakin berkembang dan
memanjakan konsumen. Jenis aplikasi dan layanan streaming musik berbasis internet terus
berkembang menyediakan jutaan koleksi lagu yang dapat diakses baik secara gratis maupun
berbayar. Aplikasi gratis untuk mengunduh musik antara lain yaitu Youtube yang menyajikan
berbagai tayangan termasuk musik dalam format video. Sementara aplikasi Soundcloud
menyediakan koleksi musik dalam format audio. Kedua aplikasi tersebut dapat dengan mudah
diakses melalui telepon genggam. Sementara bagi mereka yang mengutamakan kualitas suara,
beberapa aplikasi menawarkan layanan berbayar dengan cara berlangganan. Aplikasi berbayar
ini antara lain Vevo, Deezer, Guvera, MixRadio, Spotify, dan Joox. (www.kompas.com)
Dari definisi-definisi yang dikemukakan para ahli kita dapat menarik kesimpulan
bahwasanya ICT adalah penggunaan alat elektronik yang mampu membantu memudahkan
kehidupan manusia untuk membuat, menyimpan, mengirim, menyebarkan, menerima informasi
dalam bentuk suara, teks, maupun video dengan cepat dan mudah
Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) di dunia sangat pesat.
Berbagai pihak terus melakukan inovasi pada ICT untuk membuat kehidupan manusia semakin
mudah. Nantinya kehidupan manusia akan banyak ditopang oleh penggunaan ICT. Saintis
Australia Greg Hunt mengatakan
ICT adalah backbone dan menjadikan bagian jagat
inovasi. (www.koran-sindo.com)
Tidak jarang sekarang sudah banyak orang yang memakai ICT untuk berbagai hal, tidak
terkecuali di dunia music tanah air. Pertumbuhan internet yang sangat pesat mengingat sejalan
dengan semakin majunya teknologi. Internet sekarang dapat diakses dimana saja dan kapan saja,
menurut data di www.internetworldstat.com pengguna internet selalu meningkat setiap tahun,
baik secara global maupun local di Indonesia sendiri.
4
Gambar 1.4 Pengguna Internet di Dunia
Sumber : www.internetworldstat.com/stat, 2016
Pada tahun 2015 Indonesia menempati peringkat ke-empat di Asia sebagai pengguna
Internet terbanyak yaitu sebesar 78 juta pengguna, Tiga Negara teratas pengguna internet di Asia
adalah China sebesar 674 juta pengguna, India sebesar 375 juta pengguna, dan Jepang sebesar
114 juta pengguna. (www.internetworldstat.com)
Dengan begitu banyaknya informasi yang ada di internet dan layanan hiburan menjadikan
internet sebagai salah satu hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia saat ini. Dengan
hanya menggunakan gadget orang-orang dapat mengunduh music tanpa harus mengeluarkan
uang sepeserpun hal ini berdampak pada banyaknya kerugian yang harus ditanggung para pelaku
industry music karena pembajakan musik yang melanggar hak cipta dilakukan di internet.
Pada tahun 2013 saja angka kerugian yang diakibatkan oleh pembajakan music rekaman
yang di lansir berdasarkan catatan Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik
Republik Indonesia (PAPPRI) mencapai Rp.4 Trilliun (www.lifestyle.bisnis.com)
Pembajakan music di ranah online ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan orangorang mengenai hak cipta, sehingga masih banyak orang-orang yang mencari music di internet
dengan menggunakan kata kunci (keyword) “free music download”. Tidak hanya itu saja
minimnya pengawasan oleh pihak berwenang mengakibat semakin banyaknya situs-situs yang
menyediakan music illegal secara gratis. (www.kompasiana.com)
Namun tidak hanya dampak negative saja yang didapat dengan adanya internet manfaat
yang banyak juga dirasakan pada industry music dimana pada masa ini penjualan music secara
fisik seperti kaset/CD lesu dan menurun, music digital hadir dengan membawa semangat baru di
dunia music. Soundcloud dan Youtube adalah dua layanan digital yang cukup popular untuk
mendengarkan music. Entertainment manager, Microsoft Southeast Asia Widhi asmoro
5
mengatakan
bahwa
97%
pengguna
smartphone
pasti
suka
dengan
music.
( www.infokomputer.com)
Dan pada saat ini aplikasi layanan music streaming bisa kita dapatkan secara gratis di
smartphone yang kita punya seperti JOOX, Spotify, dll. Dengan aplikasi tersebut kita tetap bisa
mendengarkan music secara gratis tanpa harus melanggar Hak cipta.
Indonesia adalah banyaknya jumlah penduduknya serta keberagaman budaya yang
dimiliki tentu akan berdampak pada banyak jenis karya seni yang dilahirkan, salah satunya
adalah musik. Indonesia sejak dahulu dikenal memiliki banyak artis atau musisi yang membuat
karya untuk para masyarakat Indonesia. Pilihannya sangatlah beragam ada dari jazz, rock, pop
bahkan musik asli Indonesia seperti dangdut bisa kita temukan di Indonesia.
Diera album fisik periode 1990 sampai dengan awal 2000, seperti dikutip Halaman
Kompas, industri music pernah mencapai titik puncak dengan penjualan album musik yang
mencapai 77,5 juta kopi. Angka yang terbilang luar biasa pada era tersebut, hal itu juga didukung
jaringan distribusi yang baik, toko musik seperti Disc Tarra, Aquarius bermunculan menawarkan
alternatif pada masyarakat untuk mendapatkan album fisik yang diingkinkan. Dengan penjualan
yang begitu tinggi, hal ini akan merangsang para pelaku industri kreatif khususnya musik untuk
berkarya. (www.kompas.com)
Banyak band-band yang lahir diera tersebut, yang mengindikasikan sehatnya industri
musik pada saat itu, band-band seperti Sheila on 7, Jamrud, Dewa 19 adalah sedikit dari namanama pelaku panggung musik Indonesia pada saat itu. Sayangnya, mendekati pertengahan tahun
2000, indutri musik menurun secara penjualan album fisik, seperti terlansir pada
Tabloidbintang.com, tepatnya 2007, angka penjualan fisik hanya mencapai angka 19,39 juta,
hanya seperempat dari angka penjualan pada 1996. Kurun 2011-2013, angka penjualan album
fisik makin memprihatinkan. Angka penjualannya di kisaran 5 juta saja. Sekarang bahkan
kondisinya semakin mengecil lagi. (www.tabloidbintang.com)
1.2
Dampak Negatife Teknologi Terhadap Industri Musik Indonesia
6
Seiringnya berkembangnya internet, trend mendengarkan music pun bergeser. Dahulu
orang harus ke toko CD/kase untuk menikmati lagu favoritnya atau menunggu lewat radio,
sekarang bisa dilakukan dengan mudah serta praktis, beragam situs-situs music digital seperti Itunes, Spotify dan media lainnya. Hal ini mengubah perilaku seseorang dalam menikmati musik,
dikutip dari Vivanews, layanan Spotify sendiri sudah didengarkan selama lebih dari 36 juta jam
dengan rata-rata pengguna menghabiskan 90 menit setiap harinya. Pukul 12.00 hingga 16.00 dan
pukul 20.00 hingga 23.00 adalah waktu-waktu populer pengguna Tanah Air menggunakan
Spotify. Angka yang terbilang sangat tinggi, apalagi aplikasi tersebut cukup baru di Indonesia.
(www.vivanews.com)
Tingginya jumlah pendengar musik digital, mengharuskan pelaku industri music berpikir
keras agar terus bertahan. Imbas dari besarnya laju musik digital terlihat dari banyaknya toko
CD/kaset yang gulung tikar. Dikutip dari Rollingstone.com, Disc Tarra salah satu toko CD/kaset
terbesar di Indonesia harus menutup empat puluh gerai toko musik Disc Tarra di seluruh
Indonesia. Kabar duka juga datang dari toko CD/kaset tertua di Indonesia Duta Suara Musik
yang harus menutup Dua gerai mereka yang berlokasi di pusat perbelanjaan mewah, Mal Kelapa
Gading serta Mall Taman Anggrek. (www.rollingstone.com)
Tutupnya toko musik tidak semata-mata melumpuhkan semangat para musisi untuk terus
berkarya serta merilis album fisik, dikutip dari lifestyle.bisnis.com, Managing Director Universal
Music Indonesia, Wisnu Surjono, menilai basis penggemar menjadi andalan konsumen rekaman
musik fisik. Hal ini juga tergambar dari masuk tingginya penjualan album fisik, semisal Band
asal Jakarta Naif, berencana merilis album ke-7 dalam format vinyl pada oktober tahun ini,
bertepatan dengan ulang tahunnya ke-21. Bassis Naif, Mohammad 'Emil' Amil Hussein
menyebut Naif hanya menyediakan 1.500 vinyl yang dapat diperoleh secara pre-order.
(www.lifestyle.bisnis.com)
Pendekatan penjualan album fisik haruslah melalui pengembangan komunitas fansbase
masing-masing band di Indonesia, dengan cara tersebut loyalitas terhadap pembelian album fisik
akan terus dijaga dan dipelihara. Masing-masing jenis musik, digital maupun analog (CD, Vinyl
& kaset) memiliki basis massa tersendiri, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Digital
menawarkan kemudahan dan keberagaman pilihan, sedangkan album fisik lebih bisa menjadi
kenangan. Semua dikembalikan lagi kepada selera dan referensi dalam membeli, intinya cara
7
terbaik memberikan apresiasi adalah tidak membajak karya musisi, dengan seperti itu industri
music kita tetap sehat.
Perkembangan teknologi yang maju disegala aspek sangat berpengaruh ke kehidupan
manusia. Tidak terkecuali untuk dunia hiburan seperti musik. Maraknya pembajakan dan
beralihnya kebiasaan mendengarkan musik menjadi suatu masalah untuk industri musik
Indonesia. Sejumlah toko musik pun satu per satu bertumbangan. Tidak terkecuali toko musik
terbesar di Indonesia, Duta Suara dan Disc Tarra. (www.republika.co.id)
Merebaknya kabar penutupan gerai CD terkemuka Ibu Kota, Disc Tarra dan Duta Suara
jelas menyentak kesadaran. Bahkan, banyak yang bilang bahwa industri musik Indonesia kini
bersiap masuk ke dalam waktu senja kala, alias menjelang nyungsep ke dalam lubang
pemakaman masal. (nasional.republika.co.id)
Duta Suara telah menutup beberpa gerai musiknya yang tersebar di pusat perbelanjaan
mewah di Jakarta dan Bandung, salah satunya ada di Plaza Senayan yang telah ditutup pada
Oktober lalu. Menurut salah seorang direktur dari Duta Suara Musik yang tak bersedia disebut
namanya saat diwawancarai oleh Rolling Stone, penutupan gerai di Kelapa Gading rencananya
akan dilakukan pada 14 Desember mendatang karena kontraknya yang telah habis. Sedangkan
gerai di Taman Anggrek kemungkinan juga dilakukan pada Desember ini, namun hal ini masih
belum pasti. (www.compusiciannews.com)
Duta Suara mulai mengalami keterpurukan sejak tahun 2000-an. Toko pusat Duta Suara
yang berlokasi di Jalan Agus Salim, Sabang No .26 A tampak sepi pengunjung. Di dalam salah
satu toko Duta Suara hanya terdapat dua karyawan dan dua pengunjung. Mereka juga sempat
berbicang tentang terpuruknya musik Indonesia saat ini. “Kalau dulu, pengunjung kita penuh,
sekarang sudah berkurang,” kata Salah karyawan toko musik tersebut, Ningsih. Puncak
keemasan Duta Suara terjadi pada 1980 sampai 1990-an. Namun, para pengunjung mulai
menurun sejak tahun 2000-an, di mana dunia musik sudah mulai banyak mengalami
perkembangan dari analog menjadi digital. (www.republika.co.id)
“Mulai menurun sejak ada download-download itu. Kalau di era 80-an kalau mamanya
beli pasti anaknya minta dibelikan, kalau sekarang mana mau. Sekarang sudah pada bisa
download,” katanya Ningsih yang sudah menjadi karyawan Duta Suara sejak 31 tahun yang lalu
tersebut. Terpuruknya industri musik Indonesia berdampak pada ditutupnya beberapa gerai toko
8
yang berdiri sejak 1970 tersebut. “Dulu kita ada sekitar 16 gerai, tapi sekarang tinggal tiga. Tapi
dua lagi katanya juga mau ditutup, Jadi tinggal yang ini saja,” ujarnya. (www.republika.co.id)
Didirikan pada 1970 silam oleh Andi Suharlan yang juga adalah ayah dari narasumber,
Duta Suara Musik awalnya membantu merekamkan atau meriliskan lagu-lagu untuk pelanggan
saat label rekaman belum menjamur seperti sekarang. Duta Suara Musik juga tercatat sebagai
toko musik pertama yang membuka gerainya di pusat perbelanjaan mewah.
“Dulu saat mal pertama Plaza Indonesia ada, Duta Suara adalah toko musik yang pertama
membuka gerai disana. Bahkan bos dari Aquarius sempat berujar kalau Pak Andi itu gila karena
membuka toko disana, buat apa ‘ngasih uang’ ke mal. Sampai tahun ’90-an sih nggak kerasa
karena performannya bagus sekali, tapi kalau sekarang, ‘gila juga, ya!” cerita salah satu direktur
Duta Suara sambil tertawa.( www.compusiciannews.com)
Menurut Ningsih, yang merupakan karayawan Duta Suara saat ini Duta Suara hanya akan
membuka kantor pusat. Sementara, Duta Suara yang berlokasi di Mall Kelapa Gading dan Mall
Taman Anggrek akan ditutup. “Mudah-mudahan dengan ditutupnya banyak toko musik yang
lainnya, pengunjung jadi beralih ke sini semuanya. Tapi saya berharap industri musik semakin
baik lagi,” katanya. Di dalam toko tersebut, secara terpisah dipajang beberapa jenis musik, mulai
dari musik jazz, rock, R&B/hiphop, lagu tradisional, dan lagu Indonesia, serta jenis musik
lainnya. Khusus lagu-lagu produk Indonesia mereka jual sekitar Rp 25 ribu, sementara musik
luar negeri dijual dengan harga sekitar Rp 55 ribu ke atas. (www.republika.co.id)
Ningsih menambahkan, di toko pusat tersebut mempunyai koleksi Compact Disk (CD)
sejak musik tahun 70-an sampai musik zaman sekarang. Walapun, kata dia, saat ini sudah tidak
selengkap zaman dulu yang album-nya sangat lengkap. “Dulu kita bahkan pernah jadi toko
musik terlengkap atau terbesar nomor tiga sedunia kalu gak salah, tapi sekarang sudah berubah,”
jelasnya. (www.republika.co.id)
Di era "80 dan "90-an, dapat disebut sebagai era keemasan bagi Duta Suara. Bahkan
ketika masuk ke era milenium, Duta Suara sempat berkembang dan membuka cabangnya hingga
14 retail di mana tersebar paling banyak di Jakarta. Sang direktur pun mengungkapkan, Duta
Suara sempat menjadi toko musik terbesar yang dapat bersanding bersama nama-nama legenda
seperti Tower Records (Amerika Serikat) dan HMV (Inggris). (www.rollingstone.co.id)
9
Meskipun begitu, industri musik indonesia tidak ikut meredam dengan mulai banyaknya
toko musik yang tutup. Menurut Bens Leo yang juga seorang produser, banyaknya toko musik
yang tutup lantaran mengikuti siklus semata."Ini hanya siklus saja, di Amerika dan Inggris justru
sekarang lagi gandrung piringan hitam, bisa jadi nanti piringan hitam akan tren lagi," lanjutnya.
(celebrity.okezone.com)
Penulis banyak lagu hits sekaligus penyair kondang Taufiq Ismail mengatakan sangat
terkejut dan bersedih ketika mendengar kabar akan ditutupnya dua gerai penjualan CD
terkemuka Ibu Kota, yakni Disc Tarra dan Duta Suara. Bahkan, dia mengaku tak bisa
berkomentar. "Ini musibah besar! Satu masalah belum selesai, yakni soal penanganan
pembajakan hak intelektual karya musik, kini industri musik kita diterpa badai baru, yakni
bergantinya format sajian musik dari CD ke musik digital. Saya tak bisa berkomentar apa-apa,’’
kata Taufiq Ismail. (nasional.republika.co.id)
Taufiq mengatakan, sebagai penulis lagu, selama ini ia pun sudah mendengar keengganan
para musisi untuk membuat lagu baru. Mereka mengatakan, karyanya tak dihargai dan tak
memberi apa pun bagi kehidupannya.’’Yang kaya raya malah para pelanggar hukum, yakni para
pembajak. Musisinya tak dapat apa-apa. Ini ironis,’’ katanya. (nasional.republika.co.id)
Taufiq mengaku, situasinya bisa semakin suram kalau tidak ada penyikapan serius.
Menurut dia, dalam kurun dua dekade terakhir, iklim kreativitas musik Indonesia memang
terlihat 'jalan ditempat' atau tidak mampu berkembang secara maksimal. Ini beda dengan dua
dekade sebelumnya di mana industri musik Indonesia begitu marak dan gairah penciptaan karya
musik dari para seniman Indonesia begitu tinggi. (nasional.republika.co.id)
"Solusi ke depannya saya tak tahu. Tapi, semenjak 1990-an terus terjadi kemunduran. Di
tengah meluasnya pembajakan, sekarang industri musik kita kian terancam karena ada perubahan
teknologi. Kalau tidak hati-hati, musik Indonesia akan tenggelam. Indonesia hanya dijadikan
pasar saja,’’ tegas Taufik Ismail yang diwawancarai pihak repulika.co.id.
Cara menikmati musik memang semakin beragam sekarang ini, mulai dari streaming
audio dan video hingga cara kuno seperti piringan hitam yang sedang musim lagi. Tapi industri
musik bertanya-tanya ketika melihat angka penjualan dan streaming ternyata justru jatuh.
YouTube lah penyebabnya. (www.bbc.com)
Perkembangan teknologi digital telah mengubah gaya hidup generasi muda, termasuk
dalam cara dan kebiasaan mengonsumsi musik. Kondisi itu juga tergambar dari hasil jajak
10
pendapat Kompas yang diselenggarakan Agustus 2015. Hanya 1 persen dari 734 responden yang
berhasil terjaring dalam jajak pendapat ini yang mengaku masih mendengarkan musik lewat
perangkat pemutar kaset atau CD.
Badan industri musik Inggris BPI mengeluarkan statistik industri musik dan
memanfaatkan kesempatan itu untuk menyinggung Google, perusahaan yang sejak lama
disalahkan untuk banyak persoalan. Dulu Google sempat disalahkan karena tak mau mempersulit
upaya pengguna ketika mencari musik bajakan. Kini persoalannya adalah YouTube yang jadi
sarana utama orang mendengarkan musik. (www.bbc.com)
BPI membandingkan, pendapatan artis dari layanan streaming seperti Spotify meningkat
£146 juta ketika akses terhadap layanan ini meningkat 82%. Sedangkan peningkatan akses lewat
YouTube amat jauh melampaui Spotify, tapi pemasukan artis hanya £24,4 juta. Pimpinan BPI,
Geoff Taylor, sampai berujar, "Industri musik menolong YouTube tumbuh, tetapi mereka tak
berbagi nilai keuntungan dengan para pencipta."
Mayoritas responden kelompok muda lebih terbiasa menikmati musik melalui internet,
baik dengan cara mengunduh maupun mendengarkan langsung secara streaming. Tidak kurang
dari 62 persen dari 734 responden mengaku biasa mengunduh lagu dalam format digital di
internet. Selain itu, sekitar 15 persen lainnya mengakses melalui streaming musik di laman
Youtube. Semakin muda kelompok usia responden, semakin kuat juga kebiasaan mereka
mengonsumsi musik dalam bentuk digital. (internasional.kompas.com)
Ini bisa terjadi karena ketergantungan industri musik pada pelantar atau platform seperti
YouTube. Platform seperti ini dilindungi hukum Amerika dan Eropa, mereka tak boleh dituntut
sekalipun ada materi bajakan di pelantar itu.Maka sekalipun perusahaan rekaman tak setuju
musik mereka diunggah ke YouTube, para pengguna bakal tetap mengunggah dan perusahaan
rekaman tak dapat apa-apa. Namun Google menyatakan, "Kami tampaknya selalu jadi penjahat
sekarang ini." (www.bbc.com)
Hasil penelitian Global World Index menyimpulkan bahwa jumlah orang yang
mendengarkan musik lewat internet meningkat hingga 76 persen selama periode 2012-2015.
Mayoritas orang yang memanfaatkan teknologi tersebut adalah mereka yang berusia 16 hingga
24 tahun. (internasional.kompas.com)
Google mengaku bahwa mereka sebenarnya sudah melakukan investasi besar di sistem
pengenalan pengguna. Dengan demikian maka perusahaan rekaman bisa melacak materi bajakan
11
yang diunggah lantas bisa meminta materi itu dicabut atau mencari keuntungan darinya.Mereka
juga menolak disamakan dengan layanan seperti Spotify dengan alasan layanan berbasis
langganan seperti Spotify memang mengandalkan musik, sementara YouTube adalah pelantar
video yang isinya beragam dan didukung oleh iklan.Maka Google ingin industri musik melihat
YouTube sebagai sarana promosi -seperti radio- daripada tempat mencari keuntungan.
(www.bbc.com)
1.3
Dampak Positif Terhadap Industri Musik Indonesia
Kehadiran teknologi harus dimaknai secara positif bagi segenap pelaku industri musik
tanah air. Perubahan model bisnis ini harus diselaraskan dengan pengetahuan dan pola pikir para
musisi di Indonesia. Perubahan dalam teknologi sangatlah dinamis dan menyeluruh dampaknya,
sebagai insan musik haruslah berpikir kedepan bagaimana sebuah industri tetaplah sehat.
Hal ini juga diilhami oleh Menteri Kominfo, Rudiantara dikutip dari halaman
antaranews.com, mengatakan perlunya perubahan pola pikir (mindset) dalam menyongsong
revolusi digital yang kini terus bergerak. Pernyataan tersebut seperti sejalan dengan kondisi
masyarakat penikmat musik hari ini dimana menikmati musik haruslah cepat dan mudah
didapatkan itulah yang tidak ditawarkan oleh rilisan fisik analog pada era-era terdahulu.
(www.antaranews.com)
Kedepannya diera yang semakin kompetitif pelaku musik tidak bisa mengandalkan
penjualan fisik saja, melainkan melalui aplikasi. Pertumbuhkan aplikasi juga didukung oleh
maraknya industri startup di Indonesia. Seperti dilansir halaman Teknokompas.com, lewat
perangkat mobile, penggunanya rata-rata membuka aplikasi online selama 60 menit per hari.
Serta jumlah penetrasi pengguna smartphone dan tab mencapai 97,5 %. Melihat angka tersebut
besarnya potensi ini harus dibarengi oleh semangat membangun industri musik Indonesia, agar
angka tersebut mampu dikonversikan dengan baik. (www.tekno.kompas.com)
Dikutip dari halaman antaranews.com, pemerintah telah mendorong pembangunan
infrastruktur broadband, diantaranya melalaui proyek Palapa Ring yang ditargetkan dapat
melayani akses internet di seluruh kota/kabupaten pada 1 Januari 2019. Fasilitas tersebut akan
semakin memudahkan para pelaku industri musik digital dalam memperluas jaringan distribusi
mereka. Selama ini para pelaku industri mengkhawatirkan soal peredaran di internet, karena
12
pengetahuan dan akses internet hanya dimiliki sebagain masyarakat urban kota, dengan hadirnya
infrasktuktur
ini
diharapkan
laju
distribusi
musik
digital
mampu
menasionalisasi.
(www.antaranews.com)
Penggunaan teknologi bukanlah hal yang mahal serta terkesan eksklusif seperti era-era
terdahulu, semua orang hari ini bisa mengoperasikan teknologi dimanapun dan kapanpun, dan
dari hal-hal yang kita miliki dikeseharian. Semua sudah bisa disaksikan lewat streaming baik
video,musik,radio dan media penunjang lainnya semua mungkin lewat genggalan dan koneksi
internet.
Hal ini diaminkan oleh, pentolan vokalis/bassist band asal Yogjakarta, Endank Soekamti.
Erix menilai besarnya dampak teknologi yang bisa kita manfaatkan dengan baik untuk
mendistribusikan karya sebuah band kemasyarakat. “Mengikuti trend teknologi turut
mempersiapkan diri menjadi band yang bersahabat dan bisa terus menjangkau ke mana
penggunanya berada. Kami harus peka terhadap apa saja yang bisa kami manfaatkan, seperti
kamera,
dunia
audiovisual,
media
sosial
dan
lain
sebagainya”,
kata
Erix.
(http://www.infokomputer.com)
Keseriusan dalam membangun industri musik digital terwujud dalam kerjasama Endank
Soekamti dengan Startup penyimpanan (cloud), yaitu CloudKilat. Dikutip halaman
Habarkaltim.com, sejak Januari 2016 silam, Endank Soekamti didapuk sebagai brand
ambassador CloudKilat. Komputasi awan digunakan band asal Yogyakarta ini untuk berkarya
dengan CloudKilat sebagai penyedia teknologinya. “Menjadi brand ambassador itu seperti
perwakilan, harus ada keselarasan visi dan misi antara kedua belah pihak. Kalau tidak, hasilnya
akan terlihat tidak ikhlas dan (opininya) mudah dimentahkan oleh publik. Bukan untuk
popularitas salah satu pihak semata. Harapannya adalah bisa memberikan banyak manfaat untuk
kedua
belah
pihak
dan
memberikan
edukasi
pada
masyarakat”,
papar
Erix.
(http://www.infokomputer.com)
Dengan kerjasama tersebut Endank Soekamti menjadi salah satu band di Indonesia yang
memanfaatkan teknologi dengan baik. Sebenarnya internet adalah memiliki jaringan distribusi
yang tidak terbatas, semua orang bisa melakukan akses dimanapun dan kapanpun, pemesanan
para fans akan dikirim melalui agen-agen pengiriman. Endank Soekamti adalah band yang future
friendly, menyiapkan segala sesuatunya untuk masa depan dan sejalan dengan trend digital di era
milinials ini.
13
Masih terdengar dengan keras dipendengaran kita soal jargon, matinya surinya musik di
Indonesia, seperti anjloknya penjualan fisik, tutupnya toko musik dan kabar menyedihkan
lainnya. Kondisi ini tidak membuat pelaku musik berdiam diri, lewat kerjasamanya dengan
CloudKilat, Endank Soekamti berinisiatif membuat ekosistem musik Indonesia, yang bernama
Euforia Music Ecosystem. Sebuah infraskruktur yang mampu merangkul semua elemen dalam
industri musik.
Dikutip dari halaman Dailysocial.id, “Cita-citanya [Euforia] adalah merevolusi industri
musik Indonesia. Revolusi itu bisa dibangun bila bersama-sama [komunitas-komunitas musik
yang bergabung dalam satu ekosistem]. Yang mendasari ini adalah keinginan akan sebuah
perubahan di industri musik Tanah Air,” ujar Erix Soekamti dari grup band Endank Soekamti.
(www.dailysocial.id)
Pernyataan diatas sebuah langkah strategis untuk membuat satu kolam besar, yang
didalamnya akan ada banyak pelaku industri musik, seperti Produser, Musisi, Reseller sampai
dengan donatur. Hal ini akan memudahkan para pelaku industri musik untuk berkumpul,
sharing, dan kerjasama. Tidak perlu susah-susah mencari Reseller karena semua telah tersedia
didalamnya.
Cara kerjanya secara sederhana Euforia akan menjadi infrastruktur dalam merevolusi
industri musik dengan tujuan mengangkat mental “Merdeka Dalam Berkarya, Mandiri Dalam
Bekerja”. Cara tersebut dinilai cukup efektif dimana diera keterbukaan seperti ini, kolaborasi
adalah kunci untuk memasuki gerbang yang lebih besar. Tagline dari euforia music digital adalah
“Do It Together”, dimana menjadi tanggung jawab segenap insan musik untuk bersama-sama
bergotong royong untuk menyelamatkan musik Indonesia yang sedang terpuruk akan
pembajakan dan beberapa masalah lainnya.
Kedepanya dengan platform seperti ini diharapkan terjalinnya komunikasi antar pelaku
industri musik, seperti musisi, produser lebel rekaman dalam satu wadah media sosial. Di kotakota besar cara ini efektif mengingat derasnya macet diperkotaan, dengan sistem ini mereka tetap
bisa berkolaborasi memanfaatkan tools yang telah disediakan.
Di kutip pada halaman Dailysocial.id, “Produk utamanya adalah si artisnya sendiri,
bagaimana mereka bisa berkembang (dengan memberdayakan Euforia)Ini adalah langkah kecil
buat kami untuk revolusi industri (musik),” ungkap General Manager Infinys System Indonesia
14
Dondy Bappedyanto. inilah bukti sumbangsih generasi muda melihat kondisi musik, dengan
memanfaatkan teknologi semua bisa bergerak melalui digital. (www.dailysocial.id)
Kerjasama ini adalah sejatinya saling melengkapi antara musisi dan teknologi, mereka
dipertemukan dalam sebuah ekosistem musik. Dilansir dari Dailysocial.id Erix menambahkan
bahwa kerja sama yang terjalin merupakan kemitraan yang saling melengkapi. Infinys System
Indonesia berperan sebagai penyedia infrastruktur [CloudKilat] dan lengkap dengan
pengalamannya
di
bidang
teknologi,
sedangkan
Endank
Soekamti
akan
membawa
pengalamannya di industri musik dan mengoptimalkan jaringan komunitas yang dimiliki.
(www.dailysocial.id)
Salah satu implementasi yang terlihat dari peluncuran album Endank Soekamti yang
berjudul Soekamti Day, dikutip dari halaman Brilio.net band asal Jogjakarta itu melakukan live
streaming acara peluncuran tersebut melalui kanal milik band tersebut, Soekamti.tv yang
berkerjasama dengan CloudKilat, sebuah langkah baru dalam industri musik Indonesia,
diharapkan mampu menular ke pelaku musik lainnya. (www.brilio.net)
Diera teknologi hari ini, dimana semua akses terhadap hiburan dengan mudah
didapatkan, untuk itu para pembuat konten haruslah memikirkan cara lain untuk bisa
memasarkan karyanya kepada audience yang lebih luas lagi. Salah satu cara yang bisa
didapatkan adalah menambahkan value lebih kepada karyanya. Dalam hal ini Endank Soekamti
sebagai band sadar betul potensi ini. Maka dari pada itu Endank Soekamti merilis beberapa karya
diluar musik untuk menambah segmentasi pendengarnya.
Dikutip dari halaman Bintang.com, Tahun ini band asal Yogyakarta, Endank Soekamti
akan merilis film panjang berjudul Vlog Fest 2016 The Movie dalam format 360˚. Film ini akan
dirilis bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2016. Berdurasi
50 menit, Endank Soekamti mengklaim Vlog Fest 2016 The Movie adalah film panjang
berformat 360˚ pertama di dunia. (www.bintang.com)
Para fans dari Endank Soekamti akan dimanjakan dengan sajian berupa film 360˚ yang
akan menambahkan pengalaman baru dalam menikmati sebuah film. Pihak Endank Soekamti
mengklaim ini adalah film pertama di Indonesia bahkan didunia yang memiliki konsep tersebut.
Hal ini menjadi prestasi untuk Indonesia, dimana sebuah band bisa membuat karya yang baik
dan inovatif.
15
Dalam wawancara dengan Bintang.com, Erix menambahkan, “Pemilihan format 360˚
dalam pembuatan film ini adalah sebagai bentuk inovasi, memanfaatkan teknologi dengan
maksimal. Baik dalam sejarah pembuatan film panjang, juga dalam rangka menjaga konsistensi
karya-karya Endank Soekamti yang selalu menjanjikan hal baru dalam tiap karyanya.” jelas sang
sutradara, Erix Soekamti melaui email untuk Bintang.com. (www.bintang.com)
Secara impelemtatif Endank Soekamti membuktikan kepada kita bahwa sebuah band adal
daerah tidak boleh berdiam diri dan larut dalam arus teknologi, bukan hanya sebagai pengguna
teknologi pasif tapi bisa memaksimalkan dan menggunakan sebuah teknologi menjadi sebuah
karya yang bisa dinikmati oleh khalayak ramai masyarakat Indonesia dan dunia. Hal ini juga
bentuk melawan sebuah keterbatasan, baik berupa material dan non material, asal kreatif dan
inovatif semua bisa diwujudkan dengan teknologi.
Lokasi bertempat didaerah pegunungan Bromo, Malang, Jawa Timur. Tempat ini dipilih
untuk memberitahukan kepada masyarakat luas bahwa Indonesia memiliki keindahan alam yang
luar biasa. . Di sinilah beberapa penggawa Endank Soekamti Erix, Ari, Dory, Ulog, Lanang,
Bagus, Isa, dan Ipang, yang berperan sebagai 8 orang vlogger di film tersebut berakting,
bercerita, sekaligus mengajak bersama-sama mengeksplorasi keindahan pegunungan ini.
Dilansir dari halaman Bintang.com, “Dipilihnya Gunung Bromo sebagai lokasi, adalah
dalam rangka turut menunjukkan bagaimana keindahan alam dan panorama obyek wisata ini
yang merupakan salah satu asset bangsa Indonesia.” ungkap Erix Soekamti, yang juga menjadi
salah satu aktor di film ini.
Dengan budget yang minimal, film dibawah arahan Erix Soekamti bisa menjawab
beberapa tantangan yang ada. Seperti berbedanya teknik pengambilan gambar dari film-film
kebanyakan, sampai dengan faktor cuaca yang beberapa kali menghalangi proses pengambilan
gambar dari film Vlogfest 2016. Hal ini secara umum mampu diselesaikan dengan baik oleh tim
Euforia Audiovisual, film panjang berdurasi 40 menit ini sukses dan dapat disajikan kepada para
fans Endank Soekamti.
Dalam wawancara dengan Bintang.com, gitaris Endank Soekamti Dory menambahkan,
“Ini adalah pengalaman pertama bermain di film berformat 360˚. Secara keseluruhan proses
produksinya menyenangkan karena bekerja dikelilingi pemandangan yang indah. Tapi secara
fisik cukup menguras energi, sampai ngos-ngosan.” kata Dory Soekamti menceritakan
pengalamannya menjadi aktor di film ini.
16
Dan hal yang lebih membanggakan adalah, dikutip dari entertainment.kompas.com,
Semua keuntungan yang didapat dari penjualan tersebut sepenuhnya akan disumbangkan ke
Does University. Does University merupakan sekolah non-formal dan gratis yang dibentuk oleh
Erix untuk membina para pemilik bakat seni. Nama universitas itu diambil dari seri video
dokumenter
Diary
of
Erix
Soekamti
(Does)
di
YouTube.
(www.
http://entertainment.kompas.com/)
Bagaimana sebuah teknologi mampu menggerakan dan berkontribusi dalam bidang
sosial, tidak hanya musik untuk kita dengar sehari-hari, teknologi menawarkan lebih dari pada
itu. Keinginan untuk berbagi mampu disebarluaskan secara viral kepada khayalak ramai, dengan
seperti itu pesan yang ingin disampaikan akan terdengar dan sampai pada muaranya.
1.4
Industri Musik kedepannya dengan hadirnya Teknologi.
Hadirnya teknologi tidak bisa disalahkan oleh berbagai pihak pelaku industri musik, kita
harus menerima dengan tangan terbuka serta cermat dalam penggunannya. Keinginan untuk
belajar dan menggali potensi diri adalah cara terbaik menerima sebuah era keterbukaan seperti
sekarang. Sebagai sebuah sistem dalam usaha pengembangan musik kita tidak bisa berdiri
sendiri perlu dukungan berbagai pihak, salah satunya adalah pemerintah.
Dalam halaman kemenperin.com, Kementerian Perindustrian dan Badan Ekonomi Kreatif
mendukung industri musik sebagai bagian industri kreatif melalui kebijakan yang sejalan.
Menteri Saleh juga menekankan pemenuhan hak seniman musik baik artis dan pencipta maupun
pelaku industri musik, termasuk perlindungan dari pembajakan. (www.kemenperin.com)
Melalui pernyataannya, Mentari Salah menegaskan, “Rekan-rekan pemusik selama ini
terus berkreasi dan juga meminta penindakan atas aksi pembajakan lagu. Kami di Kemenperin,
bersama Barekraf siap untuk mengawal agar industri musik berkembang. Ada beberapa hal
teknis yang menjadi bagian pekerjaan kami dan akan disinkronkan dengan lembaga lain, seperti
Barekraf, Polri dan asosiasi. Di Indonesia, perlindungan hukum dilakukan berdasar antara lain
UU no 28 tahun 2014 tentang hak cipta, selain itu UU no 14 tahun 2001 tentang paten dan UU
no 15 tahun 2001 tentang merek. Selain itu terdapat PP no 29 tahun 2004 tentang sarana produksi
berteknologi tinggi untuk cakram optik (optical disc). (www.kemenperin.com)
17
Dengan dasar hukum yang sudah jelas sebenarnya pemerintah tidak punya alasan lagi
untuk menunda pemberantasan pembajakan, karena hari ini realitanya disudut-sudut jalanan kota
dengan mudahnya orang membeli kaset/cd/dvd bajakan. Seolah-olah hal ini menjadi pembenaran
dan sah dilakukan ditengah umum.
Bahkan jika kita berjalan-jalan kemall besar di Jakarta, kita dengan mudah menemukan
barang-barang bajakan, yang anehnya berjualan dimall mendapatkan izin dan membayar pajak.
Hal ini seperti sebuah pembenaran sekali lagi kepada oknum yang terlibat dalam industri ini,
padahal diluar sana banyak seniman yang merugi.
Industri musik ternyata tidak dapat dipandang sebelah mata karena ternyata memiliki
peran yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional dan memiliki efek berganda bagi
aktivitas perekonomian lainnya. Masyarakat Indonesia dipandang cukup komsuntif dalam
kegiatan ekonomi, termasuk dalam pembelian sebuah karya musik. Tanpa kita sadar jumlahnya
signifikan dalam pemasukan untuk pemerintah Indonesia.
Dalam keterangan persnya, Mantan menteri pariwisata dan Ekonomi kreatif, Mari Elka
Pangestu,"Industri musik mempunyai peran yang cukup signifikan dalam perekonomian
nasional," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, dalam keterangan
tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu. Ia memaparkan, kontribusi sektor musik terhadap PDB
(Produk Domestik Bruto) dalam tiga tahun terakhir mengalami pertumbuhan signifikan. Pada
tahun 2010, ujar dia, kontribusi sektor tersebut terhadap PDB nominal sebesar Rp3,9triliun, naik
menjadi Rp5,2 triliun pada 2013 atau meningkat rata-rata 11 persen per tahun.
(www.antaranews.com)
Besarnya potensi itu harus disertai dengan perlindungan terhadap karya musisi, karena
seperti yang sudah kita bahas diatas, pembajakan masih menjadi momok menakutkan untuk para
musisi, besarnya pemasukan terhadap negara tidak disertai oleh penanganan soal pembajakan.
Padahal jika pembajakan bisa kita lawan berapa besar pemasukan kepada pemerintah jika perang
terhadap pembajakan tidak menjadi slogan kampanye saja.
Dari halaman Antaranewa, disebutkan bahwa Selain itu, industri musik nasional saat ini
telah mampu menguasai sebesar 85 persen pangsa pasar dalam negeri dengan kecendrungan
meningkat setiap tahun. Kemenparekraf juga telah mendorong terbentuknya lebih banyak sentra
18
inovasi untuk industri kreatif di Indonesia agar pelaku kreatif bisa semakin mengembangkan
potensinya dengan optimal. (www.antaranews.com)
Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap karya anak negri haruslah diapresiasi dengan
baik hal ini adalah prestasi yang dibanggakan. Sebenarnya dengan angka tersebut tidak ada lagi
statement kalau kita takut dengan karya-karya dari luar negri, karena sejatinya kita sudah
memiliki pasar sendri untuk pecinta musik tanah air di Indonesia.
Pihak kementerian juga mengakui memiliki program khusus sejak tahun lalu untuk
merevitalisasi jumlah sentra inovasi di berbagai lokasi di Indonesia yang akan menjadi tempat
melakukan beragam ekspresimen yang inovatif dari industri kreatif. Hal ini kedepannya mampu
diimpelentasikan dengan baik.
Pemerintah dengan sigap melalui Satuan Tugas Anti-Pembajakan Badan Ekonomi Kreatif
(Bekraf) telah menutup puluhan situs daring pembajak film dan musik pada 2015. Ketua Satgas
Ari Juliano Gema mengatakan langkahnya tak hanya efektif untuk menurunkan lalu lintas
(traffic)
pengguna,
tapi
juga
mengurangi
penyebaran
pornografi
dan
iklan
judi.
(www.tempo.com)
Ari mengatakan ada 22 situs dengan konten ilegal pada bidang musik dan 22 situs pada
bidang film yang diblokir pada 2015. Kebanyakan dari mereka disponsori iklan judi dan
pornografi. "Dengan traffic yang hancur, tak ada lagi iklan yang mau," katanya di Hotel
Aryaduta, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2016. (www.tempo.com)
Seperti yang kita ketahui bersama, diera Internet seperti sekarang kebebasan adalah hal
yang dijunjung tinggi, tapi kebebasan itu tidak dilandasi oleh kedewasaan dalam bersikap di
Internet. Rasanya hari ini dengan mudahnya kita bisa mengunduh lagu-lagu favorit, film-film
yang kita suka hanya bermodalkan sebuah koneksi internet. Padahal diluarsana banyak musisi
yang menjadi korban bagaimana Internet menghancurkan harapakan mereka untuk hidup dari
karyanya.
Melihat sepak terjang Satgas, pelaku ekonomi kreatif dari berbagai sektor selain film dan
musik meminta Bekraf memperluas jangkauannya. Dari hanya merangkul sektor film, musik,
dan aplikasi serta permainan, Satgas kini berfokus pada 16 sektor. Sektor ekonomi kreatif
tersebut adalah aplikasi dan permainan, developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi
visual, desain produk, dan fashion. Selain itu, ada film animasi dan video, fotografi, kriya,
19
kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.
(www.tempo.com)
Harus ada kepastian hukum bagaimana para pelaku bisa ditindak sesuai dengan undangundang yang berlaku. Tidak hanya tindakan pencegahan dan penangkapan tapi haruslah
mematikan industri ileggal ini, agar kedepan tidak ada lagi oknum-oknum yang mencoba-coba
bermain dan mengulangi hal yang sama bahayanya.
Satgas dibagi menjadi tiga kelompok kerja, yaitu pengaduan, pengawasan, dan edukasi
publik. Dua kelompok pertama bertugas membantu pelaku ekonomi kreatif untuk melaporkan
karyanya yang dibajak kepada aparat penegak hukum. Kelompok edukasi publik nantinya tak
hanya menyasar pelaku ekonomi kreatif, tapi juga masyarakat umum pengguna karya bajakan.
(www.tempo.com)
Dengan satuan tugas ini, masyarakat kembali mempunyai harapan ada keseruisan dari
pemerintah untuk memberantas pembajakan dan mengembalikan hak musisi yang dirampas.
1.5
Kesimpulan dan Saran.
Musik sejatinya memberikan hiburan dan keceriaan, bagaimana sebuah musik sudah
menjadi bagian dari hidup manusia sedari dulu. Bukan hanya menyenangkan untuk para
pendengar musik haruslah bisa menjadi tumpuan hidup musisi untuk bertahan hidup. Musik
haruslah mensejahterkan para musisi yang sudah berfikir dan berkarya.
Minimnya apresiasi terhadap pelaku industri musik dapat kita lihat dari banyaknya karya
musisi yang dibajak baik berupa CD/Kaset/DVD yang ibaratnya menjadi harapan para musisi
untuk bisa hidup dari karyanya. Bahkan dipusat perbelanjaan besar di Ibukota Jakarta dengan
mudah kita temui karya-katrya musisi dirampas dan dibajak serta dijual dengan harga yang
sangat murah, tidak memiliki dampak ekonomi bagi para pelaku industri musik di Indonesia.
Sudah sepatutnya hadirnya ICT dalam tataran industri musik harus dimaknai sebagai
angin segar dan jawaban atas segala macam tantangan yang menghadang. Besarnya pengguna
smartphone dan Internet di Indonesia harus bisa dimaksimalkan dengan baik dan mempu
menjadi alat mensejahterakan pada musisi, maka dari pada itu kelompok kami memberikan saran
serta masukan agar ICT mempu menjadi solusi, yaitu :
20
1. Bermusik hari ini tidak hanya berfokus terhadap pembuatan lagu saja, melainkan
menambah value lebih dalam sebuah karya, seperti menceritakan behind the scene
pembuatan album dan hal-hal lainnnya yang mampu menambah nilai sebuah karya.
2. Peran pemerintah sebagai regulator diperlukan untuk membantu para musisi dalam
mengawasi peredaran karya seni dalam internet.
3. Para fans musik haruslah bersikap dewasa dalam mengapresiasi sebuah kerya seni,
dengan seperti itu akan tumbuh iklim yang kondusif dalam industri musik tanah air.
Semoga industri musik Indonesia mampu berjaya seperti era-era 1990-2000 awal, tentu
diimbangi dengan pemanfaatan ICT untuk keberlangsungan teknologi yang mensejahterakan
musisi dan masyarakat.
21
22
23
Daftar Pustaka.
Kompas.com. (2016). Industri Musik Redup oleh Digital. [online]. Tersedia di :
http://print.kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/01/05/Industri-Musik-Redup-olehDigital
Tabloidbintang.com. (2016). 25 Tahun Musik Indonesia, Dari Era Kaset ke Layanan
"Streaming".
[online].
Tersedia
di
:
http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-
musik/ulasan/34731-25-tahun-musik-indonesia-dari-era-kaset-ke-layanan-streaming
Viva.co.id.
(2016).
Terkepung
Industri
Musik
Digital.
[online].
Tersedia
di
:
http://life.viva.co.id/news/read/829195-terkepung-industri-musik-digital
Lifestyle.bisnis.com. (2016). Produk Musik Fisik Masih dilirik. [online]. Tersedia di :
http://lifestyle.bisnis.com/read/20160619/225/559031/produk-musik-fisik-masih-dilirik
Rollingstone.com. (2015). Duta Suara Musik Akan Menutup Dua Gerai di Jakarta. [online].
Tersedia di : http://www.rollingstone.co.id/article/read/2015/11/05/140505043/1096/duta-suaramusik-akan-menutup-dua-gerai-di-jakarta
Infokomputer.com. (2016). Endank Soekamti Rengkuh Teknologi Untuk Hadirkan Karya di
Musik Digital. [online]. Tersedia di : https://www.infokomputer.com/2016/05/berita/beritareguler/endank-soekamti-teknologi-musik-digital/
24
Antaranews.com. (2016). Menkominfo: revolusi digital butuh perubahan pola pikir. [online].
Tersedia di : http://www.antaranews.com/berita/564796/menkominfo-revolusi-digital-butuhperubahan-pola-pikir
Brilio.net. (2016). Endank Soekamti rilis album ke-7 pakai TV streaming pribadi, jenius!.
[online]. Tersedia di : https://www.brilio.net/photo/musik/endank-soekamti-rilis-album-ke-7pakai-tv-streaming-pribadi-jenius-160217z.html
Dailysocial.id. (2016). “Euforia” Segera Diluncurkan untuk Revolusi Digital Ekosistem Musik
Indonesia. [online]. Tersedia di : https://dailysocial.id/post/euforia-segera-diluncurkan-untukrevolusi-digital-ekosistem-musik-indonesia
Tekno.kompas. (2016). Ini Peluang dan Kendala Pertumbuhan Startup di Indonesia. [online].
Tersedia
di
:
http://tekno.kompas.com/read/2015/09/23/12350087/Ini.Peluang.dan.Kendala.Pertumbuhan.Start
up.di.Indonesia
25