Idiom Bahasa Jepang yang Terbentuk dari

IDIOM BAHASA JEPANG YANG BERASAL DARI KATA KUCING

「猫」からできた日本語の慣用句
Abdul Gapur
a.ghafur@rocketmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Kridalaksana (2001:21) menyatakan bahwa bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyrakat
untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa juga
merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan
kepada orang lain (Sutedi, 2003:2). Sehingga dapat dipahami bahwa bahasa
memiliki


fungsi

sebagai

alat

untuk

mengungkapkan

perasaan

atau

mengekspresikan diri dan sebagai alat komunikasi.

Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan tersendiri. Hal ini
dikarenakan bahasa adalah suatu sistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan.

1


Bahasa Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahasa Jepang.
Contohnya, bahasa Indonesia memiliki pola kalimat SPO (subjek,Predikat, Objek)
dan DM (diterangkan, menerangkan). Bahasa Jepang memiliki memiliki pola SOP
(subjek, objek, Predikat) dan MD ( menerangkan, diterangkan). Bahasa Indonesia
menggunakan huruf latin (romaji) sedangkan dalam bahasa Jepang juga
digunakan huruf hiragana , katakana dan kanji. Ini disebabkan karena bahasa
Indonesia dan bahasa Jepang bukanlah bahasa yang serumpun.
Salah satu bentuk yang unik dalam bahasa Jepang adalah idiom. Idiom
dalam bahasa Jepang disebut kanyouku. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
(Alwi dkk, 2008: 221) idiom adalah kunstruksi kata yang maknanya tidak sama
dengan gabungan makna unsurnya.
Pembentukan idiom dalam bahasa Jepang sangat beragam. Ada yang
terbentuk dari verba dan nomina yang ada dalam lingkungan dan kehidupan
manusia seperti keadaan alam, tanaman, hewan maupun manusia.
Keragaman idiom dalam bahasa Jepang inilah yang menjadikan penulis
tertarik membahas tentang idiom bahasa Jepang pada kertas karya ini.
1.2.

Tujuan Penulisan


2

Kertas Karya ini ditulis untuk mendeskripsikan idiom dalam bahasa
Jepang dan memberikan pengetahuan tentang idiom bahasa Jepang kepada
pembaca sehingga dapat menggunakannya dalam percakapan bahasa Jepang
dengan benar.
1.3.

Batasan Masalah
Pada kertas karya ini penulis membatasi pembahasan hanya pada

pembentukan dan penggunaan idiom bahasa Jepang yang berasal dari kucing.
1.4.

Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya adalah metode

kepustakaan. Metode kepustakaan adalah metode yang menggunakan buku-buku
atau referensi yang berhubungan dengan idiom bahasa Jepang.

Penulis menggunakan buku 101 Japanese Idiom dan Kodansha’s
Dictionary Basic Japanese Idioms serta sumber referensi melalui website internet
yang memuat tentang idiom bahasa Jepang. Penulis mengumpulkan idiom bahasa
Jepang yang berasal dari kucing, kemudian menjelaskan makna yang terkandung
di dalam idiom bahasa Jepang yang berasal dari kucing baik secara harafiah
maupun secara terjemahan kata per-kata. Setelah itu memasukkan kedalam

3

masing-masing bab.

BAB II
IDIOM DALAM BAHASA JEPANG

2.1

Pengertian Idiom
Kata idiom berasal dari bahasa Yunani `idioma` yang artinya khusus atau

khas. Dalam bahasa Jepang idiom disebut dengan kanyouku ( 慣 用 句 ) . Jika

dilihat dari makna Kanji-nya, 慣 (Kan, narau ), artinya terbiasa, lazim; 用 (You,
mochiiru), mempergunakan, urusan ; dan 句 (ku) berarti frasa, kalimat. Sehingga
secara harfiah dapat dikatakan kanyouku adalah kalimat atau frasa yang
digunakan secara umum, lazim atau kebiasaan.
Ahli linguistik Jepang, Takao Matsumura (2001: 221) dalam Kokugo
Jiten menyatakan bahwa idiom adalah:
慣用句というのは二つ以上の単語を組み合わせ、人塊として一つの意味を表す
もの
Kanyoku to iu no wa futatsu ijo no tango o kumiawase, hito katamari toshite
hitotsu no imi o arawasu mono.

4

Idiom adalah gabungan dua buah kata atau lebih yang membentuk sebuah arti
kelompok tersebut`.
Sakata Yukiko (1995:214) menyatakan bahwa :
慣用句は二つの以上の単語がつながり、それぞれの意味ではなく、全体として、
別の意味を表すもの。
Kanyōku wa futatsu ijō no tango ga tsunagari, sorezore no imi dewanaku, zentai
toshite betsu no imi wo arawasu mono.

`Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang maknanya dapat bermacammacam, menerangkan arti masing-masing secara keseluruhan` .
Lalu Adam Makai dalam Prayogi (2011:15) mengatakan
“idiom adalah sebuah bentuk ekspresi khusus terhadap suatu bahasa yang tidak
dapat dijelaskan dari unsur-unsur pembentuknya.”
Jadi dari berbagai pengertian di atas, secara umum dapat dipahami bahwa
idiom atau kanyouku adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna
khusus dan tersendiri.

2.2

Karakteristik Idiom dalam Bahasa Jepang
Kaneda dalam Jurnal online yang ditulis Hendri zalman(2010)

mengatakan idiom dalam bahasa Jepang atau kanyouku merupakan dua kata atau
lebih yang digabungkan, dimana makna dan cara menyatakannya telah menjadi
semacam ketentuan dalam kehidupan masyarakat. Misalnya dalam idiom Jepang
terdapat hana ga takai (鼻が高い). Hana artinya ’hidung’ dan Takai berarti ’tinggi
atau mahal’ sehingga secara harafiah berarti hidungnya tinggi. Namun sebenarnya

5


idiom ini bermakna ’bangga terhadap diri atau anggkuh.’ Dalam pemikiran
masyarakat Jepang hidung adalah perlambang diri manusia. Sementara itu, dalam
bahasa Indonesia juga terdapat idiom yang bermakna serupa yaitu ’tinggi hati.’
Perbedaannya masyarakat Indonesia beranggapan hati menjadi lambang diri
manusia. Inilah yang dimaksud dengan ketentuan dalam budaya dan kehidupan
masyarakat. Karena itu karakteristik idiom dalam bahasa Jepang sangat berkaitan
dengan persepsi dan rasa yang terbentuk melalui proses pemahaman terhadap nilai
yang dilandasi oleh kebudayaan masyarakat Jepang sendiri.
Hendri zalman (2010) juga mengatakan jika dilihat dari makna yang
tercermin dari frase pembentuknya, karakteristik idiom di dalam bahasa Jepang
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu idiom yang mengandung makna idiomatik
saja dan yang mengandung makna idiomatik dan leksikal.
Makna idiomatik adalah makna yang terdapat pada kelompok kata
tertentu yang tidak dapat ditelusuri asal-usulnya dan menyimpang dari makna
gramatikal dan makna masing-masing katanya. Dengan kata lain penggabungan
kata

ini


mempunyai

arti

baru

yang

berbeda

dari

(http://www.bimbingan.org/makna-idiomatik.htm). Kemudian,

6

kata

sebenarnya.


Makna leksikal

adalah makna dasar suatu kata yang memiliki arti penuh dan sesuai dengan
kamus(http://www.galeripustaka.com/2013/05/makna-leksikal-maknagramatikal.html).
Idiom yang mengandung makna idiomatik saja adalah idiom dengan
makna yang sulit dipahami hanya dengan mengartikan satu per-satu kata secara
leksikal. Contohnya, Uma no hone 「馬の骨」 . Uma「馬」artinya kuda dan hone
「骨」 artinya tulang. Karena itu secara leksikal idiom ini berarti’ tulang kuda.’
Uma no Hone yang diartikan secara leksikal tidak dapat dipahami makna
sebenarnya. karena antara kata uma dan hone tidak memiliki hubungan yang jelas
dari makna leksikalnya. Namun secara makna idiomatik idiom uma no hone
bermakna seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya seperti halnya kuda yang
mati dan hanya tersisa tulangnya saja, maka siapapun yang melihat tidak akan
mengetahui asal usul kuda tersebut.
Idiom yang dibentuk secara idiomatik dan leksikal adalah idiom yang
yang dapat dipahami maknanya dengan menerjemahkan secara leksikal makna
kata per-katanya. Contohnya,

7


Kuchi wo tojiru「口を閉じる」, kuchi「口」 artinya mulut dan tojiru「閉じ

る 」 artinya menutup, sehingga arti secara leksikal idiom ini adalah ’menutup
mulut.’
Menutup mulut dapat dipahami dengan mudah maknanya. Karena orang yang
menutup mulut tentu tidak dapat berbicara atau mengeluarkan suara maka makna
dari idiom ini yaitu ’diam tak bicara apapun.’
2.3

Jenis Idiom dalam Bahasa Jepang
Jenis-jenis idiom dalam bahasa Jepang dapat diklasifikasikan menurut

kelas kata dasar pembentuknya dan unsur-unsur pembentuknya.
2.3.1

Berdasarkan kelas kata dasar pembentuknya
Menurut Ni Wayan Eka (2013:3) Jika dilihat dari kelas kata dasar

pembentuknya, idiom dalam bahasa Jepang terbagi dalam doushi kanyouku,
keiyoushi kanyouku, dan meishi kanyouku.


a. Doushi kanyouku
Doushi kanyouku adalah idiom yang terbentuk dari gabungan nomina dan
verba. Contohnya, te wo dashite「手を出して」 ; mengeluarkan tangan
Idiom te wo dashite dibentuk oleh nomina te「手 」 ‘tangan’, verba dasu
「出す」 ‘meminjam’, dan partikel wo「を」 merupakan kata bantu objek. Dashite

8

「出して」 merupakan verba yang sudah mengalami perubahan dari bentuk kamus
dasu menjadi bentuk ~te 「 ~ て 」 yaitu dashite. Verba dasu termasuk verba
golongan I (godan doushi).
Idiom ini bermakna ‘mencampuri hal atau urusan orang lain.’ Hal ini
dikarenakan tangan adalah bagian utama anggota tubuh yang digunakan untuk
bekerja, beraktifitas dan menolong orang lain. Sehingga ‘mengeluarkan tangan’
bermakna turun ikut mencampuri satu hal atau urusan orang lain.

b. Keiyoushi kanyouku
Keiyoushi kanyouku adalah idiom yang terbentuk dari gabungan nomina,
partikel dan adjektiva. Adapun yang termasuk dalam keiyoushi kanyouku
contohnya, koshi ga hikui 「腰が低い」; pinggulnya rendah.
Idiom koshi ga hikui dibentuk oleh nomina koshi 「 腰 」 ‘ pinggang atau
pinggul’, adjektiva- I (i- keiyoushi) hikui「低い」 ‘rendah’, partike ga 「が」 yang
merupakan kata bantu penegas subjek.
Idiom ini bermakna ‘sangat sopan, rendah hati dan sederhana.’ Hal ini
dikarenakan jika ketika berbicara pinggul seseorang direndahkan dengan menekuk
kedua kaki, maka tinggi badan kita akan lebih rendah dari lawan bicara kita. Sikap

9

tubuh seperti itu bagi masyarakat Jepang menunjukkan kesopanan, kesederhanaan
dan kerendahan hati.

c. Meishi kanyouku
Meishi kanyouku adalah idiom yang terbentuk dari gabungan nomina,
partikel dan nomina. Contohnya : ki no doku 「気の毒」; racun pada perasaan.
Idiom ini dibentuk oleh nomina ki 「 気 」 ‘ perasaan’, kata bantu no dan
nomina doku 「 独 」 ‘ racun’. Bermakna perasaan hati yang tidak baik sehingga
merugikan diri sendiri.

2.3.2

Berdasarkan unsur kata pembentuknya
Jika dilihat dari unsur-unsur pembentuknya, Michael L. Maynard

(1994:2) dalam ‘101 Japanese Idiom dan Kodansha’s Dictionary Basic Japanese
Idioms’ menklasifikasikan menjadi tiga bagian. Sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan alam.
Yaitu idiom yang terbentuk dari unsur alam seperti tumbuh-tubuhan
ataupun kejadian-kejadian alam. contohnya: hana ni arashi (花に嵐); badai pada
bunga, kumo wo tsukamuyou(雲をつかむよう); seperti menyerap awan, dan lain
sebagainya.

10

b. Tubuh manusia
Yaitu idiom yang terbentuk dati anggota tubuh manusia seperti tangan,
kaki, wajah dan lain sebagainya. Contohnya: Shinzo ga tsuyoui ( 心臓が 強い) ;
hatinya kuat, kao ga hiroi(顔がひろい); wajahnya lebar dan lain sebagainya
c. Hewan.
Yaitu idiom yang dibentuk dari unsur hewan. Contohnya, uma no hone
(馬の骨);tualang kuda 、Neko mo shakushi mo(猫も杓子も); Kucing dan sendok
bambu dan lain sebagainya.

2.3.3

Idiom Jepang yang berasal dari Hewan
Idiom yang berasal dari hewan dalam bahasa Jepang dapat dibagi

mennjadi 3 macam. Yaitu hewan darat, hewan terbang dan hewan air.
a. Hewan darat
Adalah idiom yang terbentuk dari hewan-hewan yang hidup di darat
seperti kuda, tikus dan lain sebagainya termasuk juga didalamnya kucing.

11

Contohnya:


uma no hone (馬の骨);tualang kuda.
Arti dari idiom ini adalah seseorang yang tidak dikenali dan tidak
diketahui asal usulnya.



Neko mo shakushi mo(猫も杓子も); Kucing dan sendok bambu.
Idiom ini berarti ‘semua orang.’

b. Hewan terbang
Hewan terbang meliputi macam-macam serangga bersayap dan burung.
Contohnya:


Nakitsura ni hachi (泣き面に蜂) ; Lebah menyengat ketika kamu
menangis
Artinya Kemalangan yang dapat datang bertubi-tubi pada
seseorang.



Suzume no namida (雀の涙) ; air mata burung pipit.
Idiom ini memiliki arti sesuatu yang sangat kecil atau sedikit dan
kurang bagi pembicara.

12

c. Hewan air
Idiom hewan air adalah idiom yang dibentuk dari hewan-hewan yang
hidup di air ataupun hewan yang dapat hidup di dua alam, air dan darat.
Contohnya:


Manaita no ue no Koi (まな板の上の鯉) : gurame di atas papan
potong. Bermakna pasrah pada situasi dan keadaan.



I no naka no kawazu (井の中の蛙) ; katak dalam sumur
Bermakna pemikiran dan pemahaman sempit seseorang terhadap
sesuatu.

BAB III
IDIOM BAHASA JEPANG YANG BERASAL DARI KUCING

13

3.1.

Karite Kita Neko (借りてきた猫)
Idiom ini terbentuk dari   nomina neko 「 猫 」 yang berarti kucing dan

verba kariru (借りる) artinya meminjam. Kata kerja kariru termasuk kata kerja II
dalam bahasa Jepang, lalu setelah kata kerja tersebut diubah menjadi bentuk ~て
barulah diikuti dengan bentuk ~てくる. Bentuk ~た pada Karitekita Neko 借りて
きた猫 merupakan bentuk lampau. Berikut adalah pembentukannya :
借りる => 借りて => 借りてくる => 借りてきた
~te kuru 「 ~ て く る 」 pada idom ini bermakna perubahan. Sehingga
karitekita neko 「 借 り て き た 猫 」 dari masing-masing katanya dapat diartikan
‘kucing yang meminjam.’
Apabila kucing dibawa ketempat yang masih asing baginya maka akan
terjadi perubahan sikap dari kucing tersebut, yaitu menjadi lebih pendiam dan
pemalu. Ini dikarenakan kucing belum terbiasa dengan lingkungan barunya.
Seperti halnya sifat kucing tersebut, idiom ini menggambarkan seseorang yang
berubah sifatnya menjadi pendiam dan pemalu jika tidak berada di rumah atau di
lingkungannya sendiri. Berikut contoh pemakaian idiom ini dalam percakapan:

14

雅紀くんはお祖母さんの家に行くのが初めてだったので、借りてきた猫の
ようだった。
Misaki-kun wa obaasan no ie ni ikuno ga hajimetedatta node, karitekita
neko no you datta.
Karena Masaki baru pertama kali kerumah nenek, dia seolah-olah orang
yang pendiam.

3.2.

Neko Mo Shakushi Mo (猫も杓子も)
Idiom ini terbentuk dari nomina neko 「 猫 」 , shakushi 「 杓 子 」 dan

partikel「も」. Partikel mo dalam idiom ini berfungsi menjelaskan suatu hal yang
sama, dapat diartikan ‘dan, juga’. Sakushi artinya adalah sendok nasi yang terbuat
dari bambu. Sehingga idiom ini berarti ‘kucing dan sendok bambu.’
Berikut contoh penggunaan idiom ini dalam percakapan.
A 女:

最近またスカート丈が少し短くなったようね。
Saikin mata sukaatotake ga sukoshikunatta you ne.
Akhir-akhir ini rasanya rok semakin pendek-pendek ya.

B 女:

そうなのよ。これで丈猫も杓子もみじかいスカートになるんでしょ。個
性がなくていやになるわね。まったく。
Sounano yo. Korede take neko mo shakushi mo mijikai sukaato ni
narundesho. Kosei ga nakute iya ni naru wa ne. Mattaku.
Begitulah. Sekarang ini setiap orang juga pakai rok pendek. Sama
sekali bukan gaya sendiri, aku tidak suka. Sunggung.
Dari percakapan di atas dapat di pahami bahawa idiom ini digunakan

untuk mengungkapkan suatu hal yang sebenarnya tidak baik dan layak di

15

masyarakat namun telah banyak dilakukan oleh orang-orang. Sehingga idiom ini
lebih tepat jika diartikan ‘setiap orang’.

3.3.

Neko Ni Koban(猫に小判)
Dalam idiom ini terdapat nomina Koban (小判). Koban adalah koin emas

berbentuk oval kecil yang beredar di Jepang sebelum restorasi meiji tahun 1868.
Lalu terdapat partikel Ni 「 に 」 yang menunjukkan objek yang dituju (ke ~).
Walau tidak tertulis kata kerja ageru「あげる」 ; memberi, arti ni 「に」dalam idiom
Neko Ni Koban 「 猫 に 小 判 」 ini yaitu menunjukkan objek yang diberikan.
Sehingga idiom ini berarti kucing diberi koin emas.
Ketika kucing jika diberikan koin emas. Maka kucing tidak akan tertarik
dengan koin tersebut karena bagi kucing koin bukanlah suatu benda yang
bermanfaat. Karena itu neko ni koban bermakna suatu hal yang sia-sia atau
percuma.

Contoh penggunaan Idiom ini sebagai berikut:
そんな小さな子にコンピュータ買い与えるなんて、猫に小判だ。
(Garrison, 2002:431)
Sonna chisana ko ni konpyuuta kaiataeru nante, neko ni koban da.

16

Percuma membelikan komputer untuk anak sekecil itu.

3.4.

Neko No Hitai「猫の額」
Idiom neko no hitai adalah idiom yang terbentuk dari dua nomina, yaitu

neko dan hitai 「 額 」 . Hitai artinya dahi. Lalu partikel no dalam idiom ini
berfungsi menjelaskan bahwa kata didepan partikel, yaitu hitai 「 額 」 adalah
bagian dari kata sebelumnya, yaitu neko「猫」. Jadi secara harfiah idiom ini berarti
‘dahi kucing.’
Kucing adalah hewan yang tidak memiliki dahi lebar. Sehingga idiom ini
bermakna tidak luas atau tidak lebar. Contoh penggunaan Idiom ini dalam
percakapan sebagai berikut:
A 女:

新しい庭付きの家に移ったんですって?
Atarashii niwatsuki no ie ni utsuttan desutte ?
Katanya kamu sudah pindah ke rumah yang memiliki halaman?

B 男:

いやね、庭といえるかどうか、ほんの猫の額のような裏庭がついてる程
度なんだ。

Iya ne, niwa to ieruka douka, hon no neko no hitai no you na ura niwa
ga tsuiteru teido nan da.
Tidak juga, apa bisa dikatakan halaman atau tidak, kondisi halaman
belakang yang ada seperti dahi kucing(tidak lebar).

17

Neko No Te Mo Karitai 「猫の手も借りたい」

3.5.

Idiom ini terbentuk dari nomina neko dan te 「 手 」 yang berarti tangan,
partikel no dan mo serta verba kariru yang berarti meminjam. Verba ini
mengalami proses morfologis menjadi bentuk keinginan (kibou) dengan
menambahkan ~たい di akhir kata menjadi karitai「借りたい」.
Partikel no「の」 dalam idiom ini berfungsi sebagai penjelas kepemilikan
atau bagian dari sesuatu. Sehingga neko no te 「猫の手」 berarti tangan kucing.
Lalu partikel mo 「も」 berfungsi menjelaskan melakukan sesuatu perbuatan yang
sudah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Dapat diartikan dengan ‘pun atau
juga’
Secara harafiah idiom ini berarti ‘ingin meminjam juga tangan kucing.’
Idiom ini menunjukkan arti ‘ sangat sibuk’, karena kucing sehari-hari selalu sibuk
menggunakan kaki dan tangannya untuk beraktifitas.

Contoh:
あの、ちょっとごめんなさい。ここの事務所、今日、引っ越しで、猫の手も借り
たいような忙しさなの。あとで電話するよ。
Ano, chotto gomennasai. Koko no jimusho, kyou, hikkoshi de, neko no te mo
karitaiyouna isogashisanano. Atode denwa suru yo.

18

Duh,.. Maaf, karena karena kantor ini akan pidah kami sangat sibuk. Nanti
akan saya telpon
Neko Wo Kaburu 「猫をかぶる」

3.6.

Dalam idiom Neko Wo Kaburu ini terdapat verba kaburu 「 被 る 」 yang
berarti memakai sesuatu di bagian kepala. Sehingga, Kaburu juga dapat dimaknai
‘menutupi.’ Lalu terdapat partikel Wo 「を」 yang berfungsi menunjukkan objek.
Sehingga idiom ini dimaknai ‘menutupi wajah kucing.’ Ini diinterpretasikan suatu
hal yang tidak benar.
Contoh :
無理を承知で頼むのだから、何を言われても猫をかぶって紳士でとおせ。
(Garrison, 2002, hal.435)
Muri wo shouchi de tanomu no dakara, nani wo iwaretemo neko wo
kabutte shinshi de toose.
Karena meminta hal yang tidak mungkin, jadi apapun yang dikatakana
semuanya adalah tidak benar.

3.7.

Neko Ni Matatabi「猫にまたたび」
Idiom ini dibentuk dari nomina neko, partikel ni dan nomina matatabi

「 ま た た び 」 . Matatabi adalah buah kiwi yang mempunyai daunnya menjalar.

19

berwarna kuning jika sudah matang. Daun mudanya bisa dimakan dan rasanya
seperti wasabi. Selain itu ini merupakan tanaman yang disukai kucing. Bisa
digunakan untuk menyembuhkan penyakit pada kucing.
Partikel Ni pada neko ni matatabi, memiliki fungsi menunjukkan
‘perhatian’ atau ‘senang.’
Contoh :
猫にまたたび、うちの子供にはテレビゲーム。
Neko ni matatabi, uchi no kodomo ni terebigeemu.
Anak saya senangnya game televisi.

BAB. IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
I.

Kesimpulan

20



Idiom adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna
tersendiri.



Kata idiom berasal dari bahasa Yunani `idioma` yang artinya khusus
atau khas. Dalam Bahasa Jepang idiom disebut dengan kanyouku
yang secara harfiah dapat dikatakan kanyouku adalah kalimat atau
frasa yang digunakan secara umum, lazim atau kebiasaan.



Jenis Idiom dalam bahasa Jepang dapat diklasifikasikan menurut kelas
kata dasar pembentuknya dan unsur-unsur pembentuknya.



Berdasarkan kelas kata dasar pembentuknya, idiom dalam bahasa
Jepang terbagi dalam doushi kanyouku, keiyoushi kanyouku, dan
meishi kanyouku



Berdasarkan unsur kata pembentuknya, idiom diklasifikasikan
menjadi tiga bagian. Yaitu, Idiom yang Berkaitan dengan alam, idiom
yang berkaitan dengan tubuh manusia dan idiom yang berkaitan
dengan hewan.



Idiom yang berasal dari hewan dalam bahasa Jepang dapat dibagi
mennjadi 3 macam. Yaitu hewan darat, hewan terbang dan hewan air.

21



karakteristik idiom dalam bahasa Jepang yaitu 1.) makna dan cara
menyatakannya telah menjadi semacam ketentuan dalam kehidupan
masyarakat.

2.) dibedakan menjadi dua, yaitu idiom yang

mengandung makna idiomatik saja dan yang mengandung makna
idiomatik dan leksikal.


Karite kita neko no you (借りてきた猫 ) adalah idiom yang diartikan
‘kucing yang   datang meminjam.’ Bermakna terjadinya perubahan
menjadi pendiam dan pemalu jika tidak di lingkungannya sendiri.



Neko mo shakushi mo   (猫も杓子も), Idiom ini artinya kucing dan
sendok bambu, bermakna ‘setiap orang’.



Neko ni koban ( 猫 に 小 判 ) berarti kucing diberi koin emas. Seperti
halnya kucing yang tidak tertarik jika diberikan koin. Idiom ini
bermakna suatu hal yang percuma dan sia-sia.



Neko no hitai 「 猫 の 額 」 artinya ‘dahi kucing.’ Karena dahi kucing
tidak lebar maka makna idiom ini adalah ‘tidak luas’ atau ‘tidak
lebar’.



Neko no te mo karitai   「猫の手も借りたい」, secara harafiah berarti
‘ingin meminjam tangan kucing.’Idiom ini bermakna ‘sangat sibuk.’

22



Neko wo kaburu 「猫をかぶる」, dimaknai ‘menutupi wajah kucing.’
Ini diinterpretasikan suatu hal yang tidak benar.



Neko Ni Matatabi 「 猫 に ま た た び 」 artinya matatabi pada kucing.
Matatabi adalah tumbuhan sejenis buah kiwi yang disukai kucing.
Karena itu, seperti halnya kucing yang dihadapkan pada matatabi,
idiom ini bermakna ‘perhatian’ atau ‘senang.’

II.

Saran
Melihat penjelasan tentang idiom dalam bahasa Jepang diatas, penulis

merasa bahwa menganalisa idiom sangatlah menarik dan sangat berguna bagi
pembelajar bahasa Jepang. Karena idiom menggambarkan bagaimana cara
pandang masyarakat Jepang terhadap suatu hal, budaya, bahasa dan lain
sebagainya. Selain itu, karena dalam percakapan bahasa Jepang idiom cukup
sering digunakan, diperlukan lebih banyak lagi tulisan-tulisan yang membahas
idiom bahasa Jepang sehingga setiap orang yang belajar bahasa Jepang bisa lebih
banyak mempelajari tentang idiom dalam bahasa Jepang.
DAFTAR PUSTAKA

23

Alwi, Hasan dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Garrison, Jeffrey. G. 2002. Idiom Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung:
Humaniora Utama Press.
Lisdaniati, Ni Wayan Eka. 2014. Jenis dan Makna Kanyouku yang Menggunakan
Organ Tubuh dalam Cerpen Rashoumon Dan Yabu No Naka Karya
Akutagawa Ryunosuke. Bali: Fakultas Sastra UNUD
Prayogi, Andar Beny. 2011 Analisis Makna Idiom Bahasa Jepang Yang Terbentuk
Dari Kata 気 `Ki` Dalam Novel “Watashi No Kyoto” Karya Watanabe
Jun`Ichi. Medan : Fak. Ilmu Budaya (Sastra) USU.
Maynard, Michael L., Maynard, Senko K. 1994. 101 Japanese Idioms. Illinois :
NTC Publishing.
Nelson, Andrew Nathaniel. 2008. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia.
Jakarta: Kesaint Blanc.
Zalman, Hendri. 2010. Kompararasi Idiom Bahasa Jepang Dengan Bahasa
Indonesia. Bandung : Jurnal Sastra Pasim
_ _ _ _ _ Makna Idiomatik.
http://www.bimbingan.org/makna-idiomatik.htm
_ _ _ _ _.Makna leksikal dan Gramatikal.2013.
http://www.galeripustaka.com/2013/05/makna-leksikal-makna-gramatikal.html

24

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan dari Fraksi Etil Asetat Tumbuhan Paku Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr.

2 95 93

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Aplikasi penentu hukum halal haram makanan dari jenis hewan berbasis WEB

48 291 143

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46