PROGRAM KREATIFIT AS MAHASISWA PEMANFAATA

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI PADA PROSES
DESTILASI MINYAK ATSIRI

BIDANG KEGIATAN
PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Isnawati

A 241 10 020

(Angkatan 2010)

Siti Arbaiyah

A 241 11 010

(Angkatan 2011)


Siti maemanah

A 241 11 001

(Angkatan 2011)

UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2014

i

ii

DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iv
RINGKASAN................................................................................................ v


I.

PENDAHULUAN.............................................................................. 1

II.

TINJAUAN PUSTAKA….................................................................. 2

III.

METODE PENELITIAN……………................................................ 8

IV.

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Biaya……………............................................................................ 9
B. Jadwal Kegiatan………................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10

LAMPIRAN
a. Biodata Ketua dan Anggota......................................................... 11
b. Biodata Dosen Pembimbing........................................................14
c. Justifikasi Anggaran…………………………………………….16
d. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas………. 19
e. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana……………………………...20

iii

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1 : Penyulingan minyak atsiri …………………………..................3
Gambar 2 : proses penyulingan yang masih menggunakan kayu bakar.........4
Gambar 3 : bagan penyulingan air laut menjadi air tawa…..……….............6
Gambar 4 : penyulingan air laut menjadi air tawar………………………....6
Gambar 5 : penyulingan air limbah menjadi air bersih……………………..7
Gambar 6 :sketsa penyulingan minyak atsiri menggunakan sinar matahari..8

iv


PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI PADA PROSES DESTILASI
MINYAK ATSIRI
Isnawati,Siti arbaiyah,Siti maemanah
Program studi pendidikan fisika,
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
RINGKASAN

Minyak atisri merupakan suatu peluang usaha yang cukup menjadi
menjanjikan bagi pengusaha. Salah satu penghasil minyak atsiri yang mulai
dilirik oleh pengusaha yaitu daun cengkeh. Daun cengkeh yang biasanya hanya
sebagai sampah bagi para petani digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri.
Minyak atsiri kini telah menjadi salah satu komoditi yang cukup menjanjikan bagi
para petani. Pemanfaatan daun cengkeh yang biasanya hanya sebagai limbah
menjadikan petani lebih untung.
Energi yang ada pada matahari sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan
dengan baik. Pemanfaatnnya yaitu kita dapat menggunakan sebagai pemanas
untuk penyulingan minyak atsiri. Pada penelitian ini kami akan membuat sebuah
alat penyulingan menggunakan panel surya yang dapat dijadikan alat suling
minyak atsiri. Dari latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk

membuat sebuah penyulingan yang memanfaatkan energi matahari sebagai
pemanasnya. Diharapkan dengan adanya dapat terbantu saat proses destilasi
minyak atsiri sehingga mereka dapat memanfaatkan energi yang ada dan tidak
menggunakan kayu bakar lagi.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni yang dilakukan
dilaboratorium Pada metodologi penelitian ini menggunakan Research and
Development. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode
penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Setelah alat yang dibuat jadi maka akan dilakukan uji
coba. Setelah melakukan uji coba, kemudian akan melakukan analisi data pada
penyulingan yang telah dibuat. Dari hasil tersebut dapat dilihat apakah alat yang
dibuat memiliki efisiensi dalam produksi minyak atsiri.

Kata kunci : Energi matahari, destilasi, minyak atsiri

v

1

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak atsiri yang mulai
berkembang, sehingga diindonesia sudah mulai banyak pengusaha kecil yang
mulai menjadikan minyak atsiri sebagai salah satu peluang usaha yang
menguntungkan. Salah satu penghasil minyak atsiri yang mulai dilirik oleh
pengusaha yaitu daun cengkeh. Daun cengkeh yang biasanya hanya sebagai
sampah bagi para petani digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri. Minyak
atsiri kini telah menjadi salah satu komoditi yang cukup menjanjikan bagi para
petani. Pemanfaatan daun cengkeh yang biasanya hanya sebagai limbah
menjadikan petani lebih untung.
Minyak atsiri yang berasal dari daun cengkeh, biasanya diproses melalui
penyulingan (distilasi uap) daun cengkeh gugur. Potensi daun cengkeh gugur
diperkirakan 2.368.043 t/tahun dari area tanam 455.393 ha dengan rendemen
minyak 1−4%. Permintaan minyak daun cengkeh, terutama turunannya seperti
eugenol, metil eugenol, isoeugenol, dan vanillin sintetis sangat tinggi karena
penggunaannya sangat luas, seperti untuk industri kosmetik, farmasi, penyedap
makanan, dan pengobatan, (Sjahrul Bustaman, 2011).
Indonesia memasok minyak daun cengkeh lebih dari 60% untuk pasar dunia.
Tapi permintaan pasar yang begitu besar tidak didukung oleh produksi yang baik,

padahal jika produksi tersebut terus dilanjutkan indonesia bisa menjadi salah satu
penghasil minyak atsiri terbesar didunia. Proses penyulingan yang manual ini
menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar pemanas panci.
Sebenarnya banyak sekali energi yang diciptakan Tuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi yang biasanya hanya terbuang
percuma,Salah satunya yaitu energi matahari (energi surya). Energi matahari
biasanya hanya digunakan sebagai pengering pakaian oleh para ibu rumah tangga.
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa matahari merupakan penghasil energi
terbesar dimuka bumi ini.buktinya saja banyak sekali masyarakat memenfaatkan
energi matahari dalam mendapatkan garam, dengan cara menguapkan air laut.
Panas yang dihasilkannya cukup untuk menguap air yang tertampung dan
mengakibatkan adanya butiran-butiran garam. Begitupun juga penyulingan
dengan mengubah air limbah industri menjadi air yang dapat dimnum, dengan

2

begitu air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi dapat digunakan bagi
masyarakat, walau hanya untuk mandi dan mencuci.
Dari berbagai macam pemanfaatan energi matahari, bukan menjadi hal yang
tidak munngkin jika pemanfaatan energi matahari ini digunakan sebagai pemanas

dalam penyulingan atau destilasi minyak atsiri .Pemanfaatan sinar matahari ini
tentunya dapat mengurangi kerja pengusaha, dan pengusah minyak atsiri bisa
memanfaatkan energi yang ada.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Minyak atsiri merupakan sebuah produk lokal yang biasanya dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan parfum, kosmetik, penyedap makanan, aroma
terapi dan sebagi obat sakit gigi .Minyak atsiri ialah bahan yang mudah menguap
yang berasal dari bunga, batang, buah dan daun dari tanaman cengkeh
(awaluddin,2013).Biasanya petani hanya menggunakan buahnya saja karena
menurut mereka daunnya tidak bisa dimanfaatkan. Tapi seiring berjalannya waktu
kini daun dari tanaman cengkeh sudah mulai dimanfaatkan. Pemanfaatan daun
cengkeh yang biasanya hanya sebagai sampah ini, bisa dijadikan sebagai produk
setengah jadi untuk pembuatan berbagai macam produk.Minyak atsiri yang
berasal dari rempah-rempah, misalnya minyak lada, minyak kayu manis, minyak
jahe, minyak cengkeh, minyak ketumbar, umumnya digunakan sebagai bahan
penyedap (flavoring agent) dalam bahan pangan dan minuman .
Minyak atsiri diperoleh dari hasil penyulingan atau distilasi dan ekstraksi.

Distilasi dapat didefenisikan sebagai cara penguapan dari suatu zat dengan
perantara uap air dan proses pengembunan berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Distilasi merupakan metode yang berfungsi untuk memisahkan dua zat yang
berbeda, tetapi tergantung beberapa faktor, termasuk juga perbedaan tekanan uap
air (berkaitan dengan perbedaan titik didihnya) dari komponen-komponen tersebut
(Awaluddin,2013).
Menurut Andi Azhari (2009), ada beberapa metode yang sering digunakan
dalam pengolahan minyak atsiri metode tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penyulingan dengan air

3

Bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Bahan
tersubut mengapung di atas air atau terendam secara sempurna tergantung dari
bobot jenis dan jumlah bahan yang akan disuling. Air dipanaskan dengan metode
pemanasan langsung dengan metode pemanasan yang biasa dilakukan, yaitu
dengan panas langsung, mantel uap, pipa uap melingkar tertutup atau dengan
memakai pipa uap melingkar terbuka atau berlubang. Ciri khas dari metode ini
adalah kontak langsung antara bahan yang akan di suling dengan air mendidih.
Beberapa jenis bahan (misalnya bubuk buah madam, bunga mawar dan orange

blossom) harus disuling dengan metode ini, karena jika disuling dengan metode
uap langsung bahan ini akan merekat dan membentuk gumpalan besar yang
kompak sehingga uap tidak dapat berpenetrasi kedalam bahan.
b. Penyulingan dengan air dan uap
Metode penyulingan dengan cara ini, bahan di letakkan di atas rak – rak
atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air
tidak jauh dibawah saringan. Air dapat dipanaskan dengan berbagai cara yaitu
dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah. Ciri khas dari metode ini
adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas dan bahan
yang di suling hanya berhubungan dengan uap dan tidak berhubungan dengan air
panas.
c. Penyulingan dengan Uap
Metode ketiga disebut penyulingan uap atau penyulingan uap langsung dan
prinsipya hampir sama dengan dua teknik sebelumnya, kecuali air tidak diisikan
kedalam ketel. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap panas pada
tekanan lebih dari satu admosfir. Uap dialirkn melalui pipa uap meligkar yang
berpori yang terletak di bawah bahan dan uap bergerak ke atas melalui bahan yang
terletak di atas saringan.

Gambar 1 : penyulingan minyak atsiri


4

Gambar 2 : proses penyulingan yang masih menggunakan kayu bakar

Proses penyulingannya dilakukan dengan mudah dan sederhana. Proses
yang biasanya menggunakan alat-alat pemanas yang relatif mudah dan sederhana.
Proses pemanasannya juga kayu bakar sebagai bahan bakar. Biasanya daun
cengkeh kering dimasukkan kedalam ketel yang telah diberi air kemudian
dipanaskan. Setelah melakukan pemanasan uap air yang keluar didinginkan dan
itulah yang diambil minyaknya sebagai minyak atsiri.
Penggunaan kayu bakar sebagai bahan pemanas, membuat proses
pemanasannya menjadi suatu proses yang cukup manual, sehingga dengan adanya
proses destilasi dengan menggunakan sinar matahari sebgai tumpuan utama
energi, menjadikan pembuatan minyak atsiri menjadi lebih mudah dan
memanfaatkan energi yang ada.
Seperti yang kita ketahui bahwa Pemanfatan energi matahari biasanya
menggunakan kolektor surya.menurut ismanto (2009) Saat ini ada tiga jenis
kolektor surya yaitu: Kolektor Batch, Kolektor Pelat Datar and Kolektor
Evacuated Tube
1. Kolektor Batch, atau dikenal sebagai Integrated Collector Storage,
ICS, memanaskan dan menyimpan air panas di tangki hitam sampai
akan digunakan. Air panas tetap dalam tangki sampai waktu yang
diinginkan oleh pemilik rumah untuk digunakan. Sebuah katup
digunakan untuk mengontrol suhu air yang disimpan.
2. Kolektor Pelat Datar terdiri dari tabung tembaga yang ditempatkan
secara paralel dan melekat pada pelat absorber. Absorber pada pelat
datar dirakit dalam kotak terisolasi dan kotak ini ditutupi dengan kaca
khusus. Beberapa kolektor pelat datar dihubungkan secara berseri
untuk memenuhi kebutuhan air panas rumah tangga.

5

3. Kolektor Evacuated Tube adalah kolektor yang paling efisien karena
menggunakan prinsip-prinsip pada termos dan mereka tentu saja yang
paling mahal. Pada dasarnya tabung yang menyimpan cairan -bisa
berupa air panas atau cairan yang digunakan untuk mentransfer panasberada di dalam tabung lain yang lebih besar sebagai isolator sehingga
mengurangi kehilangan panas. Jenis kolektor ini digunakan di negaranegara dimana suhu berada di bawah titik beku.
Dari beberapa kolektor surya, memang semuanya dapat digunakan dalam
proses pemanasan, kolektor surya berfungsi untuk menyimpan energi matahari
agar dapat menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan ini dapat dijadikan enrgi
untuk penyulingan ataupun destilasi.
Pembuatan alat penyulingan minyak atsiri dengan menggunakan sinar
matahrari sebenarnya cukup mudah. Sebab sudah banyak penyulingan yang
menggunakan sinar matahari, contohnya saja penyulingan air laut menjadi air
tawar, air kotor limbah disuling menjadi air yang dapat dikonsumsi.
Contoh penyulingan dengan memanfaatan energi matahari ialah sebagai berikut:
1. Penyulingan air laut menjadi air tawar
Proses penyulingan air laut menjadi air tawar dengan memanfaatan
energi matahari ini sudah lama sekali dibuat, pemanfaatan dengan
menggunakan berbagai macam bahan dari logam dengan konduktivitas
tertentu Bahan-bahan penyulingan air tenaga surya secara umum meliputi;
kaca, plat aluminium, pipa aluminium, gabus, seng, dan besi (untuk
penyangga) komponen dari penyulingan air tenaga surya meliputi kolektor
dan bak penguapan.
Penyulingan air laut dengan menggunakan matahari yaitu dengan
menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika
air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut
tetap tinggal dalam larutan (air laut). Dengan menggunakan alat suling
bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak
untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan
dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat.

6

Gambar 3 : bagan penyulingan air laut menjadi air tawar

Gambar 4 : penyulingan air laut menjadi air tawar
Proses penyulingan ini dengan cara Air laut yang dipanaskan akan
menguap, dan di dalam wadah tersebut akan terlihat hasil pengendapan
garam hasil penguapan tersebut. Air hasil penguapan telah menjadi air
tawar yang tidak mengandung garam sehingga dapat dijadikan air tawar.
2. Penyulingan air limbah atau air kotor menjadi air siap minum
Limbah biasanya sangat meresakan apalagi bagi masayarakat yang
tempat tinggalnya tidak jauh dari daerah industri. Apalagi bila pelaku
industri mebuang limbah industri disembarang tempat, hal ini dapat
meresakan masyarakat sekitar, oleh karena itu maka dibuatlah alat yang
dapat mengubah air kotor atau air limbah itu menjadi air yang bisa
diminum dengan teknik penyulingan. Sama halnya dengan penyulingan air
laut, penyulingan air limbah juga menggunakan kolektor sebagai

7

penampung panas dan bakpenampungan sebagai penampungan air limbah
yang akan diubah menjadi air siap minum. Penyulingan ini hanya
menggunakan komponen dasar berupa selang air, plastik warna putih, alat
penyaring seperti karpet warna hitam, serta rangka dari bahan alumunium
dan hanya menggunakan energi panas matahari.

Gambar 5 : penyulingan air limbah menjadi air bersih
Air kotor yang dikucurkan dari atas, akan mengalir melalui karpet
warna biru, kemudian dengan bantuan sinar matahari, air tersebut akan
menguap. Pada saat itu, akan terjadi pemisahan antara air kotor dan air
bersih. Masing-masing air tersebut dialirkan melalui dua selang berbeda
yang di bawahnya terdapat panampung air bersih maupun air kotor.

Dari contoh-contoh diatas dapat dilihat bukan menjadi tidak mngkin jika adanya
alat yang bisa digunakan untuk penyulingan minyak atsiri. Tentunya alat ini akan
sangat membantu bagi para pengusaha maupun petani dalam pengolahan daun
cengkeh menjadi minyak atsiri, pengolahan yang dilakukan tidak lagi
menggunakan kayu bakar tentunya sebagai bahan bakar tetapi dapat menggunakan
sinar matahari yang biasanya tidak dimanfaatkan.

8

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni yang dilakukan
dilaboratorium Pada metodologi penelitian ini menggunakan Research and
Development. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode
penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Setelah alat yang dibuat jadi maka akan dilakukan uji
coba. Setelah melakukan uji coba, kemudian akan melakukan analisi data pada
penyulingan yang telah dibuat. Dari hasil tersebut dapat dilihat apakah alat yang
dibuat memiliki efisiensi dalam produksi minyak atsiri.
. Adapun tahapan-tahapan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Mencari referensi sebagai studi pustaka pada jurnal-jurnal baik nasional
maupun internasional, buku-buku, dan berbagai penelitian yang reelevan
dengan penelitian.
2. Menyediakan alat serta bahan yang akan digunakan selama penelitian
3. Membuat alat penyulingan, pada tahap ini kami akan membandingkan alat
penyulingan dengan menggunakan kayu bakar dan penyulingan untuk
minyak atsiri menggunakan tenaga matahari.
4. Uji coba, pada tahap ini penyulingan yang telah dibuat diuji. Data dari
hasil pengujian tersebut berupa data kuantitaf. Data tersebut merupakan
data hasil rendemen minyak atsiri yang dihasilkan.

Gambar 6 : sketsa penyulingan minyak atsiri menggunakan sinar matahari

9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. BIAYA

No.

Jenis Pengeluaran

1

Peralatan penunjang

3000.000

2

Bahan habis pakai

4.200.000

3

Perjalanan

3000.000

4

Lain-lain

1.800.000

Jumlah

Biaya (Rp.)

12.000.000

B. JADWAL KEGIATAN
No. Jenis Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7

Studi Pustaka
Pencarian alat dan bahan
Perakitan penyulingan
Uji coba
Pengambilan data
Analsis data
Evaluasi akhir dan perangkuman
laporan

bulan ke1

2

3

10

DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin. 2013. Analisis Pengembangan Usaha Produksi Minyak Atsiri Yang
Berbahan Baku Limbah Daun Cengkeh Dengan Cara Destilasi Didesa Palau
Kebupaten Donggala. Universitas tadulako.
Azhari Andi. 2009. Prototip Menara Distilasi Uap Untuk Penyulingan Minyak
Atsiri Daun Cengkeh. Poli Teknik Negeri Sriwijaya.
Bustaman Sjahrul. Potensi Pengembangan Minyak Daun Cengkih Sebagai
Komoditas Ekspor Maluku, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian, Jalan Tentara Pelajar No 10, Bogor. Jurnal Litbang
Pertanian, 30(4), 2011.
Ismanto.
2009.
MacamMacam
Kolektor
http://ismantoalpha.blogspot.com/2009/12/macam-macam-kolektorsurya.html (diakses pada tanggal 21 september 2014).

Surya.

Septyazze.
2011.
Makalah
Pengolahan
Air
Limbah.
http://www.slideshare.net/septyazee/makalah-pengolahan-air-limbah.html
(diakses pada tanggal 21 september 2014).

11

LAMPIRAN I
I. Biodata Ketua dan Anggota
1) Ketua Tim

12

2) Anggota 1

13

3) Anggota 2

14

15

16

LAMPIRAN II
Justifikasi Anggaran Kegiatan
Biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini dirinci sebagai berikut
a. Peralatan yang menunjang

Material

1. Modem card
2. Nomor GSM
3. Gergaji besi

4. Meteran
5. Palu
6. Bor besi

7. Gunting seng

8. Pemotong kaca
9. Kunci inggris
10. obeng

Jumlah

Justifikasi
pemakaian
Nencari
literatur
Mencari
literatur
Memotong
besi
penyangga
mengukur
Memasang
paku
Melubangi
besi
penyangga
Memotong
plat
alumunium
Memotong
kaca
Memutar
baut
Memasang
baut

Kuantitas
1 buah

Harga
Jumlah
Satuan
Harga
(Rp)
(Rp)
400.000
400.000

1 buah

25.000

25.000

2 buah

100.000

200.000

2 buah
3 buah

275.000

150.000

1 buah

500.000

500.000

1 buah

175.000

175.000

1 buah

850.000

850.000

2 buah

150.000

300.000

400.00

400.000

1 set

3000.000

17

b. Bahan yang terpakai

Material

Justifikasi
pemakaian

1. Pulsa GSM

Mencari
literatur
2. Kertas A4
Modul
3. Daun cengkeh
Bahan baku
4. Pipa alumunium Tempat panel
surya
5. Gabus
Penyangga
seng
6. Seng
Penerima
energi
matahari
7. Kaca bening 2 Penerima
mm
energi
matahari
8. Plat alumunium Tempat
penampuangan
9. Penyangga besi Sebagai
penyangga
10.
Mur
Penyambung
besi
11.
Paku
Penyambung
seng
12.
Baut
Penyambung
mur
13.
Lem besi
Merekatkan
besi
Jumlah

Kuantitas
500.000

Harga
Jumlah
Satuan
Harga
(Rp)
(Rp)
510.000
510.000

1 rim
10 kg
2 buah

50.000
2000
250.000

50.000
20.000
500.000

1 balok

61.000

61.000

3 buah

80.000

240.000

2 buah

200.000

400.000

3 buah

150.000

450.000

6 buah

300.000

1.800.000

1200

42.000

20.000

40.000

1400

49.000

20.000

40.000

35 buah
2 kg
35 buah
2 set

4.200.000

c. Transportasi

Material
1. Pengangkutan
alat dan bahan

Justifikasi
perjalanan

kuantitas

Mengankut
2 kali
alat dan bahan
yang
akan
digunakan
2. Pembelian alat Membeli alat 2 kali
dan bahan
dan bahan

Harga
Jumlah
Satuan
Harga
(Rp)
(Rp)
750.000 1.500.000

250.000

500.000

18

3. Kunjungan
keperpustakaan
4. survey

Mencari
literatur
Ketempat
penyulingan

5 kali

100.000

500.000

2 kali

250.000

500.000

Jumlah

1.500.000

d. Lain-lain

Material
1. Sewa
digital

Justifikasi
perjalanan

kamera Alat
dokumentasi
sebagai
2. Sewa mesin las mengeratkan
plat
Jumlah

kuantitas
3 bulan

3 bulan

Harga
Jumlah
Satuan
Harga
(Rp)
(Rp)
300.000
900.000

300.000

900.000

1.800.000

19

LAMPIRAN III
Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas

No

Nama / NIM

.
1

Isnawati /

Program

Bidang

Alokasi Waktu

Studi

Ilmu

(jam/minggu)

Pend. Fisika Fisika

18

A 24110 020

Uraian Tugas

1. melakuakn
studi pustaka
tentang alat
yang akan
dibuat
2. membuat
proposal
kegiatan
3. berkoordinasi
dengan anggota
dalam
pembuatan
penyulingan

2

Siti arbaiyah / Pend. Fisika

18

A 241 11 028

1. membantu
ketua dalam
pembuatan
penyulingan

3

Siti

Pend. Fisika

18

1. membantu

maemanah/

ketua dalam

A 241 11 001

pembuatan
penyulingan

20