Jurnal Ekonomi Balance Vol 7 No 1

Penasihat :

Ir. H. Muh. Syaiful Saleh, M.Si. (Ketua BPH Univ. Muhammadiyah Makassar) Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. (Rektor Univ. Muhammadiyah Makassar).

Penanggung Jawab :

Hj. Lilly Ibrahim, SE, M.Si. (Dekan Fak. Ekonomi Univ. Muhammadiyah Makassar)

Penyunting Ahli :

Prof. Dr. H. A. Karim Saleh (Universitas Hasanuddin) Dr. H. Basri Rizak, MS. (Univ. Muhammadiyah Makassar)

Ketua :

H. Muh. Rusydi Rahman, SE, M.Si.

Sekretaris :

Ismail Rasulong, SE, MM

Penyunting Pelaksana :

Abd. Rahman Rahim, SE, MM; Dra. Hj. Ruliaty, MM; H. Sultan Sarda, SE, MM; Drs. Sanusi AM., M.Si.; Dra. Murni, M.Si; Andi Arman, SE, M.Si, Ak;

Editor : Ismail Rasulong, SE, MM

Pelaksana Tata Usaha : Nurhaedah Hamdat, BA Desain Grafis : Rusdi Han Sirkulasi : Harto Imayaduddin, S.Pd. & Sanusi.

Redaksi menerima tulisan ilmiah dan hasil penelitian. Naskah diketik spasi 1,5 pada kertas A4 sebanyak 9 – 12 halaman lengkap dengan abstrak kurang lebih 1 halaman. Tulisan dalam bentuk MS. Word. Redaksi berhak menyunting/mengedit setiap tulisan tanpa merubah substansinya.

Alamat Redaktur : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Telp. (0411) 866972 Contact Person : 085 242 018 587 / 081 342 650 527

PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

Oleh:

Ruliaty (Dosen FE Unismuh Makassar) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja PDAM Kota Makassar dengan pendekatan Balanced Scorecard meliputi (1) perspektif keuangan, (2) perspektif pelanggan, (3) perspektif proses bisnis internal, dan (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sampel yang digunakan sebanyak 51 KK dan 98 orang karyawan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, kinerja perusahaan dilihat dari 4 (empat) perspektif Balanced Scorecard dapat dikatakan baik karena perusahan dapat mencapai 75 % dari standar yang ditetapkan atau sebanyak enam dari delapan tolak ukur yang digunakan oleh Balanced Scorecard berhasil memenuhi target.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Makassar adalah suatu perusahaan yang dibentuk oleh pemerintah kota Makassar untuk mengelola penyediaan sarana air bersih untuk kebutuhan masyarakat. PDAM memegang peranan penting dalam penyediaan air bersih, karena disamping merupakan satu-satunya perusahaan yang mengelola penyediaan air bersih yang seharusnya memanfaatkan kesempatan untuk meraih keuntungan yang sebesar besarnya karena adanya hak monopoli, tetapi juga dibebani misi sosial berupa harga jual air harus terjangkau oleh kemampuan ekonomi masyarakat secara umum. Kedua kondisi yang kontradiktif tersebut menyulitkan pengukuran kinerja PDAM apabila hanya dilihat dari aspek financial, tetapi juga harus dilihat dari aspek lain seperti aspek operasional.

Kinerja PDAM, baik ditinjau dari segi operasional maupun keuangan dapat diketahui melalui sistem pengukuran yang terpadu. Namun pada kenyataannya, perusahaan seringkali hanya menggunakan tolok ukur keuangan seperti Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Kinerja PDAM, baik ditinjau dari segi operasional maupun keuangan dapat diketahui melalui sistem pengukuran yang terpadu. Namun pada kenyataannya, perusahaan seringkali hanya menggunakan tolok ukur keuangan seperti Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan

Penilaian kinerja PDAM Makassar selama ini menggunakan scoring board, namun penilaian ini belum meliputi perspektif pelanggan. Mengingat keterbatan tersebut, Kaplan dan Norton (2000) mengusulkan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang disebut dengan balanced scorecard yaitu suatu pengukuran yang komprehensif. Balanced Scorecard mempertimbangkan kinerja financial (tolok ukur keuangan) dan mempertimbangkan kinerja non- financial (tolok ukur operasional) yang meliputi kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Dengan menggunakan balanced scorecard, manajer tidak hanya mengukur hasil akhir tetapi juga mengukur aktivitas-aktivitas penentu akhir. Hal ini karena, balanced scorecard bukan sekedar alat pengukur kinerja suatu perusahaan tetapi juga merupakan suatu bentuk usaha transformasi yang strategik pada seluruh tingkatan organisasi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kinerja PDAM kota Makassar dengan pendekatan balanced scorecard?.”

TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Keuangan

Pada umumnya laporan itu mengandung informasi yang faktual dan akurat tentang kinerja perusahaan yang biasanya mencakup dalam kurun waktu tertentu yang sangat bermanfaat dan diperlukan oleh manajemen puncak dalam menentukan arah perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang juga bermanfaat bagi pihak para pemodal dan pemegang saham dalam pengambilan keputusan tentang berlanjut tidaknya kegiatan penanaman modal mereka di perusahaan serta bermanfaat untuk kepentingan perhitungan pajak badan yang merupakan salah satu kewajiban perusahaan sebagai warga negara korporasi.

Menurut Stándar Akuntansi Keuangan (2007), Tujuan laporan keuangan adalah :

a. Menyediakan informasi yang menyngkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajeman atas sumber daya yang dipercayakn kepadanya.

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan mempunyai tekanan yang berbeda-beda, maka laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dari semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, yaitu pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, kreditur, bankers, investor dan pemerintah dimana perusahaan berdomisili (beroperasi).

Komponen-komponen Balanced Scorecard

1. Perspektif keuangan Perspektif keuangan dalam balanced scorecard tetap menjadi perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Pengukuran

apakah perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, baik berbentuk gross operating income maupun return on investmen (ROI).

2. Perspektif Pelanggan

Tolok ukur kinerja pelanggan dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok pertama adalah apa yang disebut Core Measurement Group. Lima tolok ukur yang tergabung dalam kelompok ini pada dasarnya merupakan pengukur hasil akhir yang saling terkait, yaitu:

1. Market Share (Pengukuran pangsa pasar), yang mengukur seberapa besar pangsa pasar yang berhasil dikuasai oleh perusahaan,

2. Customer Retention (Kemampuan Mempertahankan Pelanggan Lama), yang mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan-pelanggan lama.

3. Customer Acquisition (Kemampuan mempertahankan pelanggan baru), yang mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan- pelanggan baru.

4. Customer Statisfication

Pelanggan) yang mengukur seberapa jauh para pelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan.

(Tingkat

Kepuasan

5. Customer Profitability (Tingkat Profitabilitas Pelanggan), yang mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan.

Value Proposition yang menggambarkan

Kelompok kedua

adalah

Customer

(pemicu kinerja), yang menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai

performance

driven

tingkat kepuasan, loyalitas, retensi dan akuisisi konsumen yang tinggi. Performance driven mengukur nilai yang dapat disampaikan perusahaan kepada pelanggannya. Value proposition menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk atau jasa yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan. Value proposition adalah

penentu-penentu dari core measurement dari tingkat kepuasan, akuisisi, retensi dan pangsa pasar, atribut yang disajikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:

konsep kunci

untuk

mengerti

1. Product atau Service Atributes, yang meliputi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas.

2. Customer Relation, menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian.

dipengaruhi oleh tingkat responbilitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan.

3. Image and Reputation, citra dan reputasi perusahaan beserta Produk- produknya

konsumen. Citra dan reputasi perusahaan menggambarkan

faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Fokus bisnis internal akan memberikan pengaruh atas tingkat kepuasan pelanggan dan memperbesar tingkat pencapaian sasaran keuangan. Pendekatan balanced scorecard dalam perpektif bisnis internal membagi pengukuran menjadi tiga bagian (Kaplan dan Norton, 2000:96) antara lain:

a. Inovasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:331), inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Sedangkan menurut Suryana (2006:2) Inovasi (innovatioan) adalah kemampuan menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan peluang (doing new things).

Proses inovasi dibagi menjadi dua, yaitu mengidentifikasikan kebutuhan pasar, dan menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kedua hal tersebut merupakan bagian yang amat penting dan tidak

dapat dipisahkan. Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian riset dan pengembangan (R&D). Bila bagian R&D perusahaan tidak mengidentifikasikan kebutuhan pasar, akibat yang dapat terjadi adalah terisolasinya bagian tersebut dapat dipisahkan. Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian riset dan pengembangan (R&D). Bila bagian R&D perusahaan tidak mengidentifikasikan kebutuhan pasar, akibat yang dapat terjadi adalah terisolasinya bagian tersebut

b. Proses operasi Proses operasi dalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk atau jasa. Aktivitas dalam proses operasi ini terbagi kedalam dua bagian : 1) Proses pembuatan produk dan 2) proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pada proses operasi, pengukuran terhadap kinerja dilakukan terhadap tiga dimensi yaitu: time measurement, quality process measurement dan process cost measurement.

Pengukuran terhadap efisiensi waktu yang diperlukan (time measurements) Para pelanggan biasanya menganggap waktu penyelesaian pelanggan yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka. Salah satu alat pengukuran waktu yang paling sering digunakan adalah Manufacturing Cycle Efficiency (MCE). MCE ini mengukur siklus waktu yang efektif untuk memproduksi suatu barang. Rumus dari MCE adalah:

Waktu Pengolahan MCE = Waktu Penyelesaian

Pengukuran terhadap kualitas proses produksi (quality process measurements) Dalam hal kualitas proses produksi, perusahaan diharapkan dapat melakukan berbagai macam pengukuran terhadap proses produksi yang dideteksi dari adanya hal-hal sebagai berikut: tingkat kerusakan produk dari proses produksi, perbandingan produk bagus yang dihasilkan dengan produk bagus yang masuk dalam proses, bahan buangan (waste), bahan sisa (scrap), besarnya angka pengerjaan kembali

pengembalian barang dari customer, kesesuaian persentase kualitas proses dengan statistical process control. Pengukuran terhadap

produksi (process cost measurements) Dimensi tiga dari pengukuran terhadap proses operasi adalah pengukuran sejumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk

efisiensi

biaya proses

pembebanan biaya tradisional, sistem

menghasilkan

produk.

Pada sistem

banyak melakukan pengukuran atas biaya yang dikeluarkan atas penggunaan sumber-sumber dalam departemen, dalam proses operasi ataupun kewajiban individu.

akuntansi

telah

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

balanced scorecard adalah perspektif pembelajaran

Perspektif yang

terakhir dalam

dan

pertumbuhan.

Kaplan dan Norton Kaplan dan Norton

organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan

pentingnya

suatu

dengan meningkatnya tingkat

karena

akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif diatas dan tujuan perusahaan. Dalam perspektif ini, terdapat tiga dimensi penting yang harus diperhatikan untuk melakukan pengukuran yaitu: kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi, dan adanya motives kekuasaan dan keselarasan.

pengetahuan

karyawan

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar. Penelitian sejak persiapan sampai pada tahap penyusunan laporannya kurang lebih 2 (dua) bulan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah melalui

1. Penelitian kepustakaan Penelitian Pustaka (library research), yaitu pengumpulan data yang bersumber dari perpustakaan yang bahannya meliputi buku-buku, majalah, pamflet, dan bahan documenter lainnya. Atau pengumpulan data bersifat teoritis melalui buku-buku literatur yang relevan dengan topik dan masalah yang diteliti

2. Penelitian Lapang Penelitian Lapang (field research), yaitu pengumpulan data yang bersifat praktis dengan melakukan kunjungan langsung pada obyek penelitian.

Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu sumber data yang mampu disuguhkan dalam bentuk dua parameter abstrak, atau berupa informasi baik lisan maupun tertulis atau data yang tidak dapat diukur.

b. Data Kuantitatif, yaitu data yang mampu disuguhkan dalam bentuk angka-angka dalam laporan keuangan, atau data yang dapat diukur.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari penulis dari obyek penelitian berdasarkan observasi dan wawancara dengan pimpinan, staf dan karyawan.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi obyek penelitian, berupa laporan tertulis yang dibuat berkala.

Populasi dan Sampel

Pada perspektif pelanggan, populasi yang digunakan adalah pelanggan Perusahaan Daerah.Air Minum (PDAM) Kota Makassar yang berada RW 04 Kelurahan Rappocini dan ditarik sampel sebanyak tiga puluh persen dari 170 kepala keluarga (KK), jadi sampel yang digunakan sebanyak 51 K.

Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan Perusahaan Daerah.Air Minum (PDAM) Kota Makassar dan ditarik sampel sebanyak tiga puluh persen dari total karyawan. Total karyawan PDAM kota Makassar 326 karyawan, jadi sampel yang digunakan sebanyak tiga puluh persen dari 326 karyawan, yaitu 98 karyawan.

Metode Analisis

Metode analisis yang dugunakan pada penelitian dalam empat pesrpesktif Balanced Scorecard adalah dengan cara:

1. Menentukan Critical Succes Factor (CSFs) dari empat perapektif Balanced Scorecard yang berpengaruh pada keberhasilan kompetitif perusahaan yang selaras dengan visi misi serta strategi perusahaan, kemudian mengembangkan pengukuran yang relavan dengan Critical Succes Factor (CSFs) yaitu:

a. Pesrapektif Keuangan

1) Rasio Profitabilitas, menggunakan rasio yang meliputi:

a) Gross Profit Margin

b) Net Profit Margin

c) Return On Investment (ROI)

2) Rasio likuiditas, menggunakan rasio yang meliputi:

a) Current Ratio

b) Cash Ratio

c) Quick Ratio

b. Perspektif Customer Untuk mengetahui tingkat kepuasa customer, pengelolah, data adalah data-data kualitatif yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh para responden diubah menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor pada masing-masing pilihan jawaban dengan skala linkert seperti yang dikemukakan oleh sugiyono (2002:74)

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = tidak Sejutu (TS)

3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

c. Perspektif Proses Bisnins Internal. Ukuran kinerja yang digunakan adalah: Manufacture Cycle Efficiency (MCE) yang dihitung sebagai berikut:

Dengan Time Berting (TB) dirumuskan sebagai berikut: Time Berting (TB) = Effective Time (ET) + Idle Time (IT) Jadi terdapat dua aktivitas yang menyusun Time Berting yaitu Effective Time dan Idle Time. Dari kedua aktivitas tersebut yang tidak memberikan nilai tambah adalah Idle Time.

d. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan, ukuran kinerja yang digunakan adalah:

1) Employee Satistaction Index

2) Learning Index

3) Employee Productivity (EP)

e. Perspektif Bisnis Internal Perhitungan Manufacture Cyclye efficiency (MCE)

f. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

1) Perhitungan Tingkat Kepuasan Karyawan (IKK)

2) Perhitungan Tingkat Pembelajaran (IP)

3) Perhitungan Produktivitas Karyawan (EP)

HASIL PENELITIAN

Laporan Keuangan

Dalam sistem akuntansi, Laporan keuangan lebih ditekankan untuk memenuhi keperluan berbagai pihak, baik pihak intern ataupun pihak ekstern perusahaan sehingga bersifat umum, dan apabila diperlukan untuk tujuan- tujuan khusus perlu adanya beberapa penyesuaian yang relevan sesuai dengan tujuannya. Seperti halnya perusahaan pada umumnya, PDAM Kota Makassar memiliki Laporan Keuangan yang terdiri dari :

1. Neraca, yang melaporkan posisi (keadaan) keuangan perusahaan pada saat tertentu.

2. Laporan Laba/Rugi, yang memberikan informasi tentang hasil-hasil operasi perusahaan selama periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal (ekuitas), yang bertujuan memberikan informasi serta posisi modal perusahaan paska pelaporan Laba/Rugi perusahaan.

4. Laporan Arus Kas, yang bertujuan melaporkan arus kas masuk dan keluar pada periodenya.

Pengukuran kinerja dari empat perspektif Balanced Scroecard.

1. Perspektif Keuangan

Dalam perspektif keuangan digunakan beberapa ukuran untuk menunjukkan kinerja yang telah dicapai selama tahun 2008, dan yang menjadi estándar yaitu perolehan di tahun 2007, berikut pengukuran perspektif keuangan:

a. Rasio Profitabilitas, menggunakan rasio yang meliputi: Tahun 2007: a. Gross Profit Margin

Laba Bruto

x 100%

Penjualan Netto

Berdasarkan perhitungan di atas, angka Gross Profit Margin tahun 2007 adalah 49,54%, artinya dari setiap 100 rupiah pendapatan operasional, mampu menghasilkan 49,54 rupiah laba operasional bagi PDAM kota Makassar.

b. Net Profit Margin

= Laba Netto Setelah Pajak

x 100%

Penjualan Netto

Berdasarkan perhitungan di atas, angka Net Profit Margin untuk tahun 2007 adalah -9,59%. Artinya dari setiap 100 rupiah pendapatan operasional mengalami kerugian sebesar 9,59 rupiah.

c. Return on

x 100% Investment (ROI)

Laba Netto Setelah Pajak

Total Aktiva

Berdasarkan perhitungan di atas, angka ROI untuk tahun 2007 adalah -

3,97%. Artinya dari setiap 100 rupiah aktiva mengalami kerugian sebesar 3,97 rupiah.

Tahun 2008: a. Gross Profit Margin

Laba Bruto

x 100%

Penjualan Netto

65,530,146,596.31 x 100% 128,758,233,041.25

Berdasarkan perhitungan di atas, angka Gross Profit Margin tahun 2007 adalah 50,89%, artinya dari setiap 100 rupiah pendapatan operasional, mampu menghasilkan 50,89 rupiah laba operasional bagi PDAM kota Makassar.

b. Net Profit Margin = Laba Netto Setelah Pajak x 100%

Penjualan Netto 5,285,053,214.57

128,758,233,041.25 x 100%

Berdasarkan perhitungan di atas, angka Net Profit Margin untuk tahun 2007 adalah 4,10%. Artinya dari setiap 100 rupiah pendapatan operasional akan diperoleh 4,10 rupiah laba bersih.

c. Return on

x 100% Investment (ROI)

Laba Netto Setelah Pajak

Total Aktiva

Berdasarkan perhitungan di atas, angka ROI untuk tahun 2007 adalah - 3,97%. Artinya dari setiap 100 rupiah aktiva mampu menghasilkan 1,71 rupiah laba bersih bagi perusahaan.

a. Rasio likuiditas, menggunakan rasio yang meliputi:

Tahun 2007: a. Current Ratio

Total Current Assets

x 100%

Total Current Liabilities

Berdasarkan perhitungan antara total aktiva lancar dibandingakan dengan total hutang lancar yaitu 39,54%, berarti perusahaan ini masih harus membayar hutang jangka pendeknya yaitu 0,39 : 1, berarti masih ada kekurangan pembayaran hutang lancar sebesar 0,61 %.

b. Cash Ratio =

Kas + Deposito Jangka Pendek

x 100%

Total Hutang 401,364,418.58+ 13,870,000,000.

Berdasarkan anlisis terhadap cash rasio perusahaan yaitu kas tambah efek dibagi dengan total hutang pada tahun 2007 dengan hasil sebesar 4,58 %.

c. Quick Ratio

Total Current Assets - Inventory

= x 100%

Total Current Liabilities 70,088,677,948.72- 982,587,070

Hasil analisis yang diperoleh yaitu 38.99%, sehingga dengan cara perhitungan ini perusahaan dianggap tidak likuid karena 0,39% : 1, jadi masih ada kekurangan pembayaran hutang lancar sebesar 0,61%, sebagai kewajiban setelah menutupi hutang jangka pendeknya.

Tahun 2008: a. Current Ratio =

Total Current Assets

x 100%

Total Current Liabilities

106,956,610,214.31 x 100%

Berdasarkan perhitungan antara total aktiva lancar dibandingakan dengan total hutang lancar yaitu 50,25%, berarti perusahaan ini masih harus membayar hutang jangka pendeknya yaitu 0,50 : 1, berarti masih ada kekurangan pembayaran hutang lancar sebesar 0,50 %.

b. Cash Ratio =

Kas + Deposito Jangka Pendek

x 100%

Total Hutang

Berdasarkan anlisis terhadap cash rasio perusahaan yaitu kas tambah efek dibagi dengan total hutang pada tahun 2007 dengan hasil sebesar 10,61 %.

c. Quick Ratio Total Current Assets - Inventory

x 100%

Total Current Liabilities 106,956,610,214.31-704,062,725

Hasil analisis yang diperoleh yaitu 49,92%, sehingga dengan cara perhitungan ini perusahaan dianggap tidak likuid karena 0,50% : 1, jadi masih ada kekurangan pembayaran hutaang lancar sebesar 0,50%, sebagai kewajiban setelah menutupi hutang jangka pendeknya.

2. Perspektif Pelanggan (Costumer)

Pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan dengan mengembangkan kuisioner yang pernah digunaakan oleh Gunawan dalam skripsinya dengan judul “Penerapan Balanced Scrorecard sebagai alternatif alat pengukuran kinerjaa pada Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar”. Kuisioner tersebut terdiri dari delapan pertanyaan yang mencakup tiga atribut yaitu harga, kualitas, dan waktu layanan. Untuk mencapai kepuasan pelanggan, populasi yang digunakan adalah pelanggan PD. Air Minum kota Makassar yang berada di RW 04 Kelurahan Rappocini dan ditarik sampel sebanyak tiga puluh persen dari 170 kepala keluarga (KK), jadi sampel yang digunakan sebanyak 51 KK.

Indeks kepuasan pelanggan yang diperoleh dari hari olahan data tersebut adalah 1283, sehingga pelanggan dapat dikategorikan cukup atas pelayanan yang telah diberikan oleh PDAM kota Makassar. Hal ini berarti perusahaan belum mampu mencapai indeks kepuasan pelanggan dari standar yang telah ditetapkan yaitu minimal pelanggan merasa puas, berada dalam interval 1060 – 1386 point.

3. Perspektif Bisnis Internal

Tujuan dari pengukuran pada perspektif ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat efisiensi waktu dalam berproduksi. Untuk dapat meengetahui seberapa besar tingkat efisiensi perusahaan dilakukan pengukuran dengan menggunakan rasio manufacturing cycle efisiensi-nya (MCE) yaitu dengan menghubungkan waktu bernilai tambah dengan time berting (TB). Semakin besar MCE maka semakin besar efisiensi badan usaha tersebut, besar MCE maksimum adalah 1,0. Untuk menghitung MCE digunakan rumus berikut ini:

Value Added Time

MCE

Time Berting

Time Berting (TB) = Effective Time (ET) + Idle Time (IT) Dimana :

1. Effective Time (ET) adalah jumlah jam riil yang digunakan untuk berproduksi. Pada PDAM kota Makassar Effective Time yang digunakan adalah 24 jam setiap harinya.

2. Idle Time (IT) adalah jumlah jam kerja yang tidak terpakai selama waktu produsksi. Berikut disajikan table 6 yang memuat data Manufacturing Cycle Efficiency PDAM kota Makassar :

Tabel 6

Manufacturing Cycle Efficiency (MCE) PDAM kota Makassar Tahun 2007 – 2008 Uraian

Satuan

Tahun 2007

2008 Effective Time (1)

8760 8760 Idle Time (2)

Jam

0 0 Time Berting (3)= (1)+(2)

Pada table 6 dapat dilihat MCE tahun 2008 adalah 1 sama dengan MCE Standar yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu tahun 2007, hal ini disebabkan karena PDAM kota Makassar berproduksi selama 24 jam perhari setiap tahun. MCE 1 artinya PDAM kota Makassar telah efisien dalam memproduksi air.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini adalah penyempurna dari ketiga perspektif Balanced Scorecard lainnya dan merupakan pendorong untuk mencapai hasil yang baik Perspektif ini adalah penyempurna dari ketiga perspektif Balanced Scorecard lainnya dan merupakan pendorong untuk mencapai hasil yang baik

Indeks kepuasan karyawan yang diperoleh dari hasil olahan data tersebut adalah 4737, sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan karyawan PDAM kota Makassar adalah cukup karena berada pada interval 3822 - 4998 point.

Index pembelajaran yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner adalah 3857 point, sehingga dapat diketahui tingkat pembelajaran karyawan PDAM kota Makassar adalah puas karena berada pada interval 3332 – 4116 point.

Balanced Scorecard PDAM kota Makassar

Berikut disajikan table 10 yang merangkum hasil (score) dari kinerja perusahaan secara keseluruhan pada empat (4) perspektif Balanced Scorecard dengan standar yang telah ditetapkan

Tabel 10 Hasil Pengukuran kinerja PDAM kota Makassar Tahun 2007-2008

Empat Perspektif Balanced Scorecard serta ukuran kinerja

Realisasi Perspektif Keuangan:

Standar

1. Rasio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

b. Net Profit Margin

c. Return on Investment (ROI)

2. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

b. Cash Ratio

c. Quick Ratio

Perspektif Costumer

Index Kepuasan Pelanggan

Min. IKC dapat

Indeks 1283 point

dikategorikan cukup

atau dikategorikan

puas atau berada

cukup puas.

dalam interval 1060 – 1386 point.

Perspektif Proses Bisnis Internal

Manufactured Cycle Efficiency (MCE)

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

a. Employee satisfaction Index

Min.

dapat IKK adalah 4737 dikategirikan cukup point

IKK

atau puas atau berada dikategorikan dalam interval 3822 cukup puas. – 4998 point.

b. Learning Index

Min.

IP

dapat IP 3857 point atau

dikategorikan dalam interval 3332 – puas. 4116 point.

dikategorikan

puas

c. Employee Productivity ≥ Rp.29,530,349.79 Rp.32,913,658.75

Per karyawan. Sumber : Hasil olahan Data

per karyawan.

Dari tabel 10 rangkuman hasil pengukuran kinerja PDAM kota Makassar dapat dilihat :

1) Aspek keuangan belum dikatakan baik karena perusahaan belum mampu melakukan penghematan biaya dan belum mampu membayar utang-utang jangka pendeknya, namun perusahaan telah mampu menekan tingkat kerugian yang diderita sehingga turut mempengaruhi tingkat pengembalian investasi atau ROI

2) Aspek non keuangan, pada perspektif Pelanggan perusahaan mampu memberikan pelayanan yang cukup baik, karena dari hasil survei melalui kuisioner, perusahaan dapat dikategorikan cukup dan pada perspektif proses bisnis internal perusahaan telah mampu melakukan efisiensi waktu tanpa ada waktu yang terbuang untuk aktivitas yang tidak berdampak positif bagi perusahaan. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, karyawan puas terhadap perusahaan dan karyawan merasa puas terhadap proses pembelajaran yang telah ada diperusahaan dean perusahaan juga mampu meningkatkan produktivitas karyawan.

Dari delapan (8) tolak ukur yang digunakan, terdapat tujuh tolak ukur mencapai/memenuhi standar atau target yang ditetapkan, sedangkan satu yang dicapai oleh PDAM kota Makassar adalah sebagai berikut :

Jumlah standar yang dicapai Total Persentase Kerja = x 100% Jumlah ukuran kinerja yang digunakan

x 100%

Untuk perhitungan total persentase kinerja yang dicapai perusahaan, maka ditetapkan standar , standar yang digunakan disini adalah standar yang digunakan oleh Gunawan dalam skripsinya yang berjudul “ Penerapan Balanced Scorecard sebagai alternatif alat pengukuran kinerja pada Dinas Pekerjaan Umum kota Makassar”, sebagai berikut :

1. Sangat baik : 80 – 100% dari standar yang ditetapkan

2. Baik : 60 – 80% dari standar yang ditetapkan

3. Cukup : 40 – 60% dari standar yang ditetapkan

4. Tidak baik : 20 – 40% dari standar yang ditetapkan

5. Sangat Tidak Baik : 0 – 20% dari standar yang ditetapkan

Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa persentase kinerja yang dicapai oleh PDAM kota Makassar melalui pendekatan Balanced Scorecard adalah sebesar 75 % dari total tolak ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja. Hasil menunjukkan bahwa kinerja PDAM kota Makassar secara keseluruhan mempunyai kinerja yang baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Secara keseluruhan, kinerja perusahaan dilihat dari 4 (empat) perspektif Balanced Scorecard dapat dikatakan baik karena perusahan dapat mencapai 75 % dari standar yang ditetapkan atau sebanyak enam dari delapan tolak ukur yang digunakan oleh Balanced Scorecard berhasil memenuhi target.

2. Dari perspektif keuangan, belum dikatakan baik karena perusahaan belum mampu melakukan penghematan biaya dan belum mampu membayar utang-utang jangka pendeknya, namun perusahaan telah mampu menekan tingkat kerugian yang diderita sehingga turut mempengaruhi tingkat pengembalian.

3. Perspektif pelanggan, pada umumnya pelanggan merasa cukup puas atas pelayanan PDAM kota Makassar, hal ini dapat dilihat dari perolehan index hasil penyebaran kuisioner yang hanya sebesar 1283 point atau berada pada interval 1060 – 1386 point atau dikategorikan cukup puas.

4. Perspektif proses bisnis internal perusahaan telah mampu melakukan efisiensi waktu, hal ini dapat dilihat dari perolehan perhitungan MCE yang mencapai angka 0,1.

5. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran karyawan PDAM kota Makassar cukupdengan perusahaan karena pada indeks kepuasan yang diperoleh sebesar 4737 point dan berada pada interval 3822 – 4998 point atau 5. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran karyawan PDAM kota Makassar cukupdengan perusahaan karena pada indeks kepuasan yang diperoleh sebesar 4737 point dan berada pada interval 3822 – 4998 point atau

Saran

1. Perusahaan harus dapat lebih meningkatkan kinerja pada periode yang akan datang karena pada periode ini perusahaan hanya mampu mencapai eman tolak uikur dari delapan tolak ukur yang digunakan.

2. Perusahaan sebaiknya menekan biaya operasional perusahaan, karena dengan efisiensi biaya perusahaan dapat mengurangi kerugian bahkan meningkatkan laba. Hal ini juga akan berdampak pada pemegang saham karena ROI akan meningkat.

3. Perusahaan harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan pelanggan, bahkan meningkatkan hubungan baik yang telah ada , dengan cara meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, dan perusahaan sebaiknya memperhatikan poin-poin yang kurang pada kuisioner. Umumnya pelanggan merasa kecewa dengan penyaluran air yang tidak lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy. 1999. “Manajemen Laba dalam Perspektif Teori Akuntansi Positif”. Media Akuntansi, Ed.4, No.3, p XI-XVII.

Gaspersz, Vincent (2003), Sistem Manajemen Terintegrasi: Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah, Jakarta, Gramedia.

Hansen, Don R and Mowen, Maryanne M (2003), Management Accounting, sixth edition, South-Western, America.

Kaplan, Robert S and Norton, David P (1996), Balanced Scorecard, Jakarta, Erlangga.

Darmawati, Deni. 2003. “Corporate Governance dan Manajemen Laba: Suatu

Studi Empiris”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 5, No. 1, h. 47-68. Emirzon, Joni. 2007. Prinsip-Prinsip GCG, Genta Press : Jogjakarta.

ANALISIS PENGARUH CASH DIVIDEND, FREE CASH FLOW, RETURN ON ASSET, DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) ROSDIANA (Dosen FE Univ. Nuku, Kota Tidore Kepulauan) ABSTRACT

The aims of the research are to find out whether Cash Dividend, Free Cash Flow, Return On Assets, and Economic Value Added simultaneously and partially have an influence on stock prices. And to find out the most dominant variable affecting stock price. The sample was selected by using purpossive sampling technique. The Method of analysis to test the hypothesis was Multiple Linear Regression.

The results of the research reveal that cash dividend and economic value added partially have a significant influence on stock prices at the significance level of less than 5% (respectively 0.0% and 1.0% respectively); free cash flow and return on assets was partially do not have a significant influence on stock price at the significant level of more than 5% (29.6% and 21.0% respectively), but they simultaneously have a significant influence on stock price of manufacture companies in Indonesia Stock Exchange at the level of less than 5% (0.0%). Cash dividend and economic value added are used by the investors to predict the stock price of the companies of manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2005 to 2009, while free cash flow and return on assets have a weak influence prediction capability of cash dividend, free cash flow, return on asset, and economic value added on stock price is 87,7%.

Key words : Stock Price, Cash Dividend, Free Cash Flow, Return On Asset, Economic Value Added

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kekuatan analisis investor dalam menilai dan memperkirakan harga saham akan berpengaruh terhadap capital gain yang akan diterimanya. Hal tersebut dikarenakan kekuatan analisis ini akan memberikan informasi kepada investor waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat Kekuatan analisis investor dalam menilai dan memperkirakan harga saham akan berpengaruh terhadap capital gain yang akan diterimanya. Hal tersebut dikarenakan kekuatan analisis ini akan memberikan informasi kepada investor waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat

Informasi dalam laporan keuangan yang direspon oleh investor serta mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi mereka adalah informasi mengenai cash dividend, free cash flow, return on asset dan economic value added.

Menurut Wild et.al. (2005), dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan pada saat diumumkan akan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Pembayaran dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada suatu perusahaan.

Ross et al (2000), menyatakan free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribus i kepada kreditur oleh pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja (working capital) oleh investsi pada aset tetap. free cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai kemampuan dimasa depan dan yang tidak.

Penelitian yang dilakukan oleh Nita dan Maya (2007) yang meneliti tentang pengaruh aliran kas bebas terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening dengan memakai model regrsi berganda yang diperluas dengan path analysis menemukan maka Ho yang menyatakan aliran kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham (ditolak) dan Ha yang menyatakan free cash flow berpengaruh

saham (diterima). Jadi kesimpulannya aliran kas bebas berpengaruh secara lang sung terhadap harga saham tidak melalui persistensi laba.

Sementara itu Robert Ang (1997) menyatakan bahwa Return on Asset adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return On Asset diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan.

Brigham et. al. (2006 : 69), eva adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermina (2001) yang meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham dengan menggunakan analisis regresi berganda terhadap 68 perusahaan. Adapun hasil penelitian berdasarkan analisis regresi menemukan bahwa secara simultan EVA, ROA Penelitian yang dilakukan oleh Hermina (2001) yang meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham dengan menggunakan analisis regresi berganda terhadap 68 perusahaan. Adapun hasil penelitian berdasarkan analisis regresi menemukan bahwa secara simultan EVA, ROA

Dari uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian terhadap variabel- variabel yang mempengaruhi harga saham dan yang menjadi pembeda dengan penelitian terdahulu adalah dalam penelitian ini akan menganalisis tentang pengaruh cash dividend, free cash flow, return on asset, dan economic value added terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Artikel terdiri atas bagian pertama yaitu pendahuluan selanjutnya bagian kedua yaitu metoda penelitian, kemudian bagian ketiga merupakan hasil dan pembahasan. Bagian terakhir mencakup kesimpulan dan saran serta daftar pustaka.

Rumusan Masalah

1. apakah Cash Dividen, Free Cash Flow, Return On Assets, dan Economic Value Added perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Harga saham ?

2. Variabel manakah yang paling dominan dan signifikan berpengaruh terhadap harga saham ?

Tujuan Penelitian

3. Untuk mengetahui pengaruh Cash Dividend, Free Cash Flow, Return On Assets, dan Economic Value Added secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham.

4. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan dan signifikan berpengaruh terhadap harga saham.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi Investor Sebagai bahan masukan bagi para pelaku pasar modal (investor) dalam melakukan analisis, khususnya berkaitan dengan pengaruh Cash Dividend, Free Cash Flow, Return On Asset, dan Economic Value Added terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Manajemen Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

3. Peneliti selanjutnya. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipakai didalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan pendekatan teknik analisis berganda.

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada Bursa Efek Indonesia, Pusat Informasi Pasar Modal, dan melalui situs resmi www.idx.co.id dengan tahun pengamatan 2005-2009. Penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai Pebruari 20011- April 2011.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Sedangkan sampel adalah kumpulan sebagian anggota dari obyek yang diteliti (Algifari, 2003). Teknik pengambilan sampel adalah metode purposive sampling dengan kriteria:

1. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan aktif membagikan dividen selama periode pengamatan yaitu pada tahun 2005-2009

2. Perusahaan dimaksud menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan yaitu Laporan Keuangan per 31 Desember.

Defenisi Operasional

1. Variabel Dependen (Terikat )

Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price) perusahaan manufaktur yang aktif terdaftar dan membayar dividen selama periode 2005-2010 di Bursa Efek Indonesia.

2. Variabel Independen (bebas)

a. Cash Dividend

Cash Divedend diberi simbol “X1” menunjukan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dalam bentuk kas.

b. Free Cash Flow (FCF)

Free Cash Flow (FCF) yang diberi simbol “X2”, dapat dihitung dengan formula (Brigham et.el : 2006 : 67) :

FCF = AKO – ΔWC – CAPEX

a. ROA (Return On Asset)

Return On Asset (ROA) yang diberi simbol „X3‟ dengan formula ( Brigham et.al : 2006 : 109).

ROA

b. Economi Value Added (EVA)

EVA yang diberi simbol “X4” merupakan laba bersih operasi setelah pajak, setelah dikurangi dengan biaya modal. Adapun rumus EVA menurut Brigham et.all (2006) adalah :

EVA =NOPAT − Capital Charges

Pengujian Hipotesis

Metode Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Regresi Linear Berganda (multi regression analysis). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y= α+ß 1 X 1 +ß 2 X 2 +ß 3 X 3 +ß 4 X 4 +ε

Dimana :

Y = Harga saham X1 = Cash Dividend X2 = Free Cash Flow (FCF) X3 = Return On Asset (ROA) X4 = Economic Value Added

α = Konstanta ß

= Koefisien regresi ε

= Error Term. Dari kerangka konseptual di atas, maka perumusan hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut : Ha 1= Cash Dividen, Free Cash Flow, Return On Assets, dan Economic Value Added perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial berpengaruh

terhadap Harga saham. Ha 2 = Variabel yang paling dominan dan signifikan berpengaruh terhadap harga saham adalah cash dividend

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi. Adapun hasil dari uji asumsi klasik tersebut dapat dijelaskan pada uraian di bawah ini:

Hasil Uji Normalitas

Dari gambar 8 (terlampir) terlihat bahwa gambar normal probability plot menunjukkan titik-titik menyebar pada garis diagonal. Hal itu menunjukkan bahwa model regresi, variabel dependen dan variabel independen terdistribusi normal.

Hasil Uji Multikolinieritas

Dari tabel 10 (terlampir) dapat dilihat hasil perhitungan dari nilai VIF yang menunjukkan tidak terdapat variabel bebas yang nilainya > 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas antara variabel bebas dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 9 (terlampir) antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya diperoleh hasil tidak adanya pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi harga saham berdasarkan variabel bebas yaitu Cash_dividen, FCF, ROA dan EVA.

Uji Autokorelasi

Hasil uji Durbin Watson tabel 11 (terlampir) menunjukkan nilai sebesar 1,894 Nilai tersebut jika dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 125, Variabel bebas (k) = 4, Nilai Tabel Durbin Watson dL = 1,6426 dan dU = 1,7745, nilai 4-dL dan 4-dU (2,3574 dan 2,2235). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai dL< DW < 4-dU atau 1,6426 < 1,894 < 2,2255 yang artinya tidak terjadi autokorelasi karena nilainya berada dikisaran interva 1,6426 dan 2,2255.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil uji asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa data yang ada berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinieritas maupun autokorelasi, sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi berganda dapat diketahui pada tabel 12 (terlampir) dan model regresi yang dapat dibentuk adalah :

Y =-0,502 + 0,820LNX1 - 0,079LNX2 – 0,228LNX3 + 0,238LNX4 + ε

Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut diatas dapat dilihat :

1. Nilai konstanta yang negatif sebesar -0,502 hal ini mengindikasikan bahwa jika varibel independen dianggap konstan, maka rata-rata harga saham perusahaan mempunyai nilai sebesar -0,502.

2. Variabel cash dividend (X1) menunjukkan pengaruh positif terhadap harga saham dengan koefisien regresi sebesar 0,820. Tanda positif pada koefisien regresi variabel cash dividend menunjukkan bahwa setiap terjadinya peningkatan pada variabel cash dividend akan mengakibatkan peningkatan pula pada variabel harga saham.

3. Variabel free cash flow (X2) menunjukkan pengaruh negatif terhadap harga saham dengan koefisien regresi sebesar 0,079. Tanda negatif pada koefisien regresi variabel free cash flow menunjukkan bahwa setiap terjadinya peningkatan pada variabel free cash flow akan mengakibatkan penurunan pada variabel harga saham.

4. Variabel return on asset (X3) menunjukkan pengaruh negatif terhadap harga saham dengan koefisien regresi sebesar 0,228. Tanda negatif pada koefisien regresi variabel return on asset menunjukkan bahwa setiap terjadinya peningkatan pada variabel return on asset akan mengakibatkan penurunan pada variabel harga saham.

5. Variabel economic value added (X4) menunjukkan pengaruh positif terhadap harga saham dengan koefisien regresi sebesar 0,238. Tanda positif pada koefisien regresi variabel economic value added menunjukkan bahwa setiap terjadinya peningkatan pada variabel economic value added akan mengakibatkan peningkatan pula pada variabel harga saham. Dari hasil analisis regresi dapat diketahui variabel yang paling dominan