BAB II PERANAN TES DNA DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA A. Perkembangan Tes DNA dalam Ilmu Kedokteran - Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahka

BAB II PERANAN TES DNA DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA A. Perkembangan Tes DNA dalam Ilmu Kedokteran Perkembangan tes DNA bermula ketika penemuan tentang bersatunya

   dikemukakan oleh sarjana Belanda Regnier de Graaf pada tahun 1672.

  L.Spallanzani kemudian pada Tahun 1785, melakukan penemuan yaitu tidak akan terjadi pembuahan dan pertumbuhan embrio pada katak jika cairan mani yang telah disaring spermanya dicampur dengan telur betina jenis yang sama.

  Pada tahun 1869 seorang ahli ilmu kimia Jerman bernama Friedrich Miescher menemukan zat fosfor yang sangat tinggi pada nukleus sel selain dari

   protein, karbohidrat, lemak dan asam yang selanjutnya disebut asam nukleat.

  Pada tahun 1872 Miescher kemudian menemukan asam nukleat pertamanya dari sperma ikan paus dan inti-inti sel dalam nanah.

  Pada Tahun 1875 O. hertwig menemukan bahwa inti ovum bersatu dengan inti sperma dan disebut gamet dan pada tahun 1883 E.van Beneden menemukan 2helai benang pada gamet dan 4 helai benang pada zigotnya. Pada tahun 1888 W.Walder menemukan benang inti pada zigot tersebut dan disebut kromosom.

  80 81 Wildan Yatim, Genetika, Tarsito, Bandung, 1986, h. 18.

  Suryo, Genetika Manusia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1986, h. 25. Pada tahun 1930 ilmuwan J. Belling menemukan metode teknis mikroskop yang mempermudah pengamatan kromosom serta dengan reaksi Fuelgen

   kemudian diketahui bahwa DNA berada di dalam kromosom.

  Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick mendefinisikan DNA sebagai dua dari kelompok Timin. KeempatMaurice Wilkins dan Rosalind Franklin menemukan bahwa molekul DNA berbent yang berputar setiap 3,4 nm, sedangkan jarak antar molekul nukleobasa adalah 0,34 nm, hingga dapat ditentukan bahwa terdapat 10 molekul nukleobasa pada setiap putaran DNA. Setelah diketahui bahwaheliks DNA sekitar 2 nm, baru diketahui bahwa DNA terdiri bukan dari 1 rantai, melainkan 2 rantai heliks.Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiahpada 1962 atas penemuan ini. Franklin, karena sudah wafat pada waktu itu, tidak dapat

   dianugerahi hadiah ini.

  Pada tahun 1984 genetikawan Inggris Alec Jeffreys menemukan DNA

  Profiling/ Pemrofilan DNA dan untuk pertama kalinya digunakan untuk mendakwa

  Colin Pitchfork pada 1988 dalam kasus pembunuhan Enderby di Leicester, Inggris. Sejak saat itu, perkembangan tes DNA telah merevolusi hampir segala

   bidang di ilmu kedokteran.

  Dewasa ini,ratusan produk dan teknologi telah diproduksi oleh penemuan

  

DNA ini,salah satunya yaitu manipulasi materi genetik untuk kegunaan

82 Wildan Yatim,op. cit., h. 20. akses tgl 4 Desember 2013. , akses tgl 9 Desember 2013.

  praktis.Pada beberapa dekade terakhir,perkembangan tes DNA tersebut telah menjadi rutinitas untuk mengkombinasikan gen dari sumber-sumber yang berbeda,seringkali dari spesies yang berbeda pada tabung tes dan selanjutnya DNA rekombinasi ini ditransfer ke sel hidup,dimana DNA tersebut dapat bereplikasi dan berkembang.Teknologi tes DNA juga telah menciptakan revolusi industri di

85 Penemuan yang paling impresif dihasilkan dari teknologi rekombinasi

  DNA yang sejauh ini telah berkembang dengan yang dikenal dengan eukaryotic

   molecular biology dan menjadi dasar teknik penelitian dalamperkembangannya.

  Dewasa ini, pakar biologi mempunyai perangkat teknologi tes DNA yang lebih canggih dan kuat dibandingkan satu dekade yang lalu.Fungsi baru tes DNA ini telah mempengaruhi hampir setiap bidang di biologi dan merevolusi penemuan biologi,kedokteran,hukum pidana dan agrikultur. Fungsi-fungsi baru tersebut yaitu : 1.

  Tes DNA untuk kepentingan Forensik Tindak pidana yang identik dengan kekerasan,darah atau sebagian kecil dari jaringan otot bisa saja tertinggal di tempat kejadian perkara atau di atas baju atau di barang-barang lainnya dari milik korban atau tersangka.Jika terjadi tindak pidana pemerkosaan,maka sejumlah kecil dari semen/cairan sperma dapat ditemukan pada tubuh korban.Jika terdapat jaringan otot dan semen yang cukup,laboratorium forensik dapat melakukan tes untuk menyimpulkan golongan 85 Neil A. Campbell, International Student Edition Biology, Addison Wesley Longman, Singapore, 2000,h. 369. 86 Ibid.

  darah atau bagian jaringan otot. Tes-tes tersebut bersifat terbatas.Pertama,tes tersebut memerlukan jaringan otot yang cukup banyak dan cukup segar.Kedua,dikarenakan terdapat banyak masyarakat dengan golongan darah yang sama atau bagian jaringan otot yang ditemukan sama,penemuan tersebuthanya dapat mengeliminasi seseorang untuk menjadi tersangka,tidak dapat

   Tes DNA dapat mengidentifikasi kesalahan seseorang dengan tingkat

  kepastian yang lebih tinggi,dikarenakan dasar sekuens DNA setiap individu itu unik.Pada penerapan forensik ini,teknologi DNA yang digunakan adalah analisis

  RFLP .Hasil daripada analisis tersebut yaitu potongan fragmentasi yang dipisahkan

  dengan electrophoresis.Metode ini digunakan untuk membandingkan sampel

  DNA dari tersangka (tersangka tindak pidana pembunuhan contohnya),korban,dan

  sejumlah kecil semen,darah atau jaringan otot lainnya yang ditemukan pada

   tempat kejadian perkara.

2. Tes DNA Untuk Kepentingan Medis, Industri Farmasi dan Obat-obatan.

  Bioteknologi modern telah memberikan kontribusi besar untuk bidang kedokteran.Kegunaan besar terdapat pada diagnosis kesalahan gen manusia dan penyakit lainnya, khususnya pada terapi gen manusia dan pengembangan vaksin dan obat-obatan lainnya yaitu : a.

  Diagnosis Penyakit Bagian baru dari diagnosis penyakit menular telah dibuka oleh teknologi tes DNA,secara khusus penggunaan PCR dan DNA terlabel untuk melacak patogen 87 88 Ibid, h. 388.

  Ibid . yang sulit untuk dilacak.Contohnya karena dasar sekuens dari DNAHIV telah diketahui,maka PCR dapat digunakan untuk menguatkan dan mendeteksi

  DNAHIV di dalam darah atau sampel jaringan otot.Hal ini merupakan cara terbaik untuk mendeteksi infeksi lainnya yang sulit untuk dilacak.

  Penggunaan teknologi tes DNA untuk mendiagnosis penyakit genetik dari 200 penyakit genetik manusia menggunakan teknologi tes

  DNA .Hingga,ilmuwan dapat mengidentifikasi individu dengan penyakit genetik

  sebelum terjadinya gejala-gejala awal penyakit bahkan sebelum individu tersebut dilahirkan.Alel-alel untuk penyakit Huntington’s dan sejumlah penyakit genetik

   lainnya sebelumnya dideteksi dengan menggunakan teknologi tes DNA tersebut.

  Genetika dan tes DNA diperlukan untuk mengetahui kelainan atau penyakit keturunan serta usaha untuk menanggulanginya. Beberapa penyakit atau cacat keturunan pada manusia seperti hemophilia dan thalassemia disebut sebagai karakter subletal karena individu yang mengidapnya jarang hidup hingga

   dewasa.

  b.

  Terapi Gen Manusia Setiap gen manusia itu memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter. Tetapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau

  

  dipengaruhi gen lain untuk menumbuhkan karakter. Sehingga dapat terjadi perubahan pada bahan genetik. Perubahan genetik dikenal dengan kata mutasi, 89 90 Ibid , h. 385. 91 Wildan Yatim,op. cit., h. 246.

  Ibid, h. 217. perubahan kromosom disebut sebagai aberrasi, Terjadinya aberrasi biasanya mengakibatkan abnormalitas pada individu. Contoh penyakit dengan perubahan kromosom yaitu : Sindrom Turner (tubuh pendek, dada lebar, tanda kelamin sekunder tidak berkembang), Sindrom Klinefelter (suara seperti wanita, fenotip

  

pria tetapi tumbuh payudara, testis kecil).

  mengoreksi sebagian penyakit-penyakit genetik tersebut pada individu- individu.Untuk penyakit genetik apapun dapat dilacak hingga alel yang salah,secara teoritis alel yang salah tersebut dapat diganti dengan alel yang benar dan berfungsi baik dengan menggunakan teknologi rekombinasi DNA.Alel baru tersebut dapat dimasukkan ke dalam sel-sel somatik dari anak ataupun dewasa,atau ke dalam sel yang memproduksi gamet atau sel embrio.Contohnya,pada tahun 1994 peneliti kedokteran mengumumkan beberapa kesuksesan dalam mengobati pasien cystic fibrosis dengan menggunakan nasal

  spray yang berisi vector untuk membawa alel normal gen cystic fibrosis ke dalam

   sel paru-paru.

  c.

  Vaksin dan Produk Obat-obatan lainnya Pada Tahun 1979 di Amerika Serikat dikenal suatu penyakit baru yang menyebabkan seseorang kehilangan kekebalan tubuh. Penyakit ini kemudian dinamakan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Pada Tahun 1984 Gallo yang seorang peneliti di Lembaga Kanker Amerika Serikat menemukan bahwa penyakit AIDS tersebut disebabkan oleh virus yang diberi nama 92 93 Suryo, op. cit., h. 241.

  Neil A. Campbell, op. cit., h. 386.

   LAV/HTLV-III yang saat ini dikenal dengan nama HIV. Berbekal ilmu

  pengetahuan tentang tes DNA, bioteknologi dan genetik, akhirnya para perusahaan obat-obatan dari Newport Pharmaceuticals International Inc Amerika Serikat memproduksi obat isoprinosin yang berfungsi untuk membangkitkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, dikenal pula obat HPA-23 dan suramin yang

   Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang tidak ada pengobatan

  yang lebih efektif,pencegahan dengan vaksinasi adalah cara satu-satunya untuk melawan penyakit tersebut.Vaksin tradisional untuk penyakit yang diebabkan oleh virus terbagi menjadi 2 tipe yaitu : partikel virus yang telah dinon-aktifkan dengan bahan kimia dan partikel virus aktif yang dilemahkan(non-patogen).Dalam kedua kasus tersebut,partikel-partikel virus tersebut cukup sama dengan patogen yang aktif sehingga memicu respons imun tubuh untuk menciptakan antibodi untuk

   melawan patogen tersebut.

  Beberapa cara dalam bioteknologi baru yang sedang digunakan untuk mengubah vaksin tersebut atau memberikan vaksin baru untuk melawan penyakit tersebut:Pertama yaitu,menggunakan teknik rekombinasi DNA yang dapat menghasilkan sejumlah besar molekul protein spesifik dari kapsul protein di virus,bakteri atau mikroba lainnya yang mengakibatkan penyakit tersebut.Kedua yaitu,metode ilmu genetik yang dapat dilakukan untuk mengubah gen dari

   patogen tersebut untuk melemahkannya. 94 95 Suryo, op. cit., h. 492 96 Ibid, h. 495. 97 Neil A. Campbell, op. cit., h. 387.

  Ibid. Teknologi tes DNA juga telah digunakan untuk menciptakan obat-obatan lainnya.Salah satu daripada penerapan penggabungan gen adalah produksi hormon mamalia dan protein mamalia lainnya di dalam bakteri.Contoh yang dihasilkan dari teknologi tes DNA yaitu : insulin,hormon pertumbuhan,dan beberapa protein dari sistem kekebalan tubuh,seperti molekul protein anti-kanker yang disebut suatu macam protein yang tugasnya mengawasi metabolisme gula di dalam tubuh manusia. Gen insulin adalah suatu daerah di dalam DNA yang memiliki informasi

  

  untuk menghasilkan insulin. Dengan teknologi ini, insulin yang juga merupakan hormon polipedtida pertama yang dibuat dari prosedur rekombinasi DNAtelah diterima dan digunakan untuk mengobati pasien manusia di Amerika Serikat sertahormon pertumbuhan adalah hormon kedua yang dihasilkan melalui prosedur

   tersebut.

3. Tes DNA untuk Kepentingan Lingkungan dan Agrikultur a.

  Tes DNA untuk Kepentingan Lingkungan Para Imuwan menerapkan kapabilitas metabolisme kepada organisme- organisme yang akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau membantu masalah-masalah lingkunganhidup.Sebagai contoh,banyak mikroorganisme yang mampu untuk mengekstraksi logam-logam berat seperti tembaga,timbal dan nikel,dari lingkungan dan mengubah logam tersebut menjadi bahan seperti tembaga sulfat atau timbal sulfat.Proses kimia selanjutnya dapat mengambil bahan logam tersebut.Mikroba yang dihasilkan secara rekayasa DNA juga dapat menjadi 98 99 Suryo, op. cit., h. 490.

  Neil A. Campbell, op. cit., h. 388. berguna dan penting dalam pertambangan dan untuk proses membersihkan limbah pertambangan.Keberagaman metabolisme dari mikroba-mikroba juga digunakan di dalam pengolahan sampah dan detoksifikasi oleh bahan kimia beracun.Penelitian lanjutan menemukan bahwa mikroba dapat mendetoksifikasi racun yang spesifik dalam limbah cairan maupun padat.Sebagai contoh,tipe

   bahan yang dilepaskan pada saat pencemaran minyak di lingkungan.

  Bakteri lainnya telah diisolasi untuk reaktif cepat mengubah logam beracun (seperti kromium) menjadi bahan yang tidak begitu reaktif.Kemampuan untuk mengubah gen berdampak pada transformasi pada organisme yang mampu bertahan dalam kondisi yang tidak baik dan beracun,tetapi tetap dapat

   mendetoksifikasi lingkungan.

  b.

  Tes DNA untuk Kepentingan Agrikultur Para ilmuwan sedang mempelajari lebih dalam tentang genetik tumbuh- tumbuhan dan binatang yang penting untuk agrikultur dan mereka telah memulai dengan menggunakan ilmu genetik untuk meningkatkan produktivitas

   agrikultur.

  Pada bidang peternakan, rekayasa DNA telah diterapkan untuk vaksin penyakit kuku dan mulut yang sangat menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi. Sebelum ditemukan rekayasa DNA dan vaksin ini, para peternak harus

   membantai seluruh ternaknya untuk mencegah penularan. 100 101 Ibid, h. 389. 102 Ibid, h. 390. 103 Ibid.

  Suryo, op. cit., h. 507. Produk-produk baru maupun yang didesain ulang seperti antibodi dan hormon pertumbuhan. Sapi perah disuntik dengan hormon pertumbuhan bovine /

  

bovine growth hormon (BGH),yang dibuat oleh bakteri E.coli,agar menaikkan

  produksi susu sebesar 10%.Hormon tersebut juga meningkatkan berat badan sapi pada peternakan sapi. Sejumlah organisme transgenik / organisme yang potensi agrikultur.Hewan transgenik,termasuk sapi,kambing dan beberapa spesies ikan komersil telah diproduksi dengan suntikan DNA asing ke dalam inti dari sel telur atau ke dalam embrio awal.Secara cepat,salmon yang diternak untuk makanan manusia,yang telah diberikan rekayasa genetiknya dengan kloning gen hormon pertumbuhan dapat mencapai ukuran 1 tahun yang biasanya memerlukan

   2sampai 3 tahun pertumbuhan.

  Rekayasa genetik terhadap tumbuhan telah menghasilkan hal-hal yang positif,terlebih pada kasus dimana kualitas unggul ditentukan dari satu atau hanya oleh beberapa gen.Contohnya,beberapa perusahaan kimia telah mengembangkan bibit gandum,kapas dan kedelai yang membawa gen bakteri yang membuat tumbuhan tersebut tahan terhadap herbisida yang banyak digunakan petani untuk mengontrol hama yang berbentuk tanaman lain.Gen ini memberikan kemudahan untuk menanam bibit sementara memastikan bahwa hama tanaman tersebut juga

   teratasi.

  Sejumlah tanaman perkebunan juga telah dibuat sedemikian rupa untuk tahan terhadap infeksi patogen-patogen dan hama serangga.Contohnya,tomat dan 104 105 Neil A. Campbell, op. cit., h. 391.

  Ibid , h. 390. tanaman tembakau telah dibuat untuk membawa dan bertumbuh dengan gen virus tertentu yang dapat menginfeksi dan merusak tanaman-tanaman.Dengan versi- versi gen virus ini,tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi tervaksin dengan sendirinya dan tahan terhadap serangan virus-virus tersebut.Tanaman perkebunan lainnya telah dibuat untuk menahan serangan hama serangga.Menanam tanaman

   tanam.

  Kesuksesan awal dari rekayasa genetik tumbuhan ini telah merevolusi bidang agrikultur.Banyak tanaman yang akan diproduksi dengan memperbesar manfaat dari tanaman tersebut apakah pada akarnya,daunnya,bunganya,dan lain- lain.Dewasa ini,lebih dari 30 tanaman berbeda sedang dikembangkan dengan

   teknik rekombinasi DNA.

B. Peranan Tes DNA dalam Proses Penegakan Hukum

  Sejak ditemukannya penerapan teknologi DNA dalam bidang kedokteran forensik,pemakaian analisis DNA untuk penyelesaian kasus-kasus forensik juga semakin meningkat.Penerimaan bukti DNA dalam persidangan di berbagai 106 107 Ibid, h. 391.

  Ibid. belahan dunia semakin memperkokoh peranan analisis DNA dalam sistem peradilan.

   1.

  Identifikasi Personal Peranan tes DNA tersebut dalam proses penegakan hukum dapat dilihat dari pemanfaatan teknologi tes DNA tersebut untuk : dikenal,seperti pada kasus kecelakaan,pembunuhan, bencana massal,kecelakaan pesawat terbang,dsb.

  2. Pelacakan hubungan genetik (disputed parentage atau kasus ragu orangtua) Pelacakan hubungan anak-orang tua dilakukan pada kasus dugaan perselingkuhan,kasus ragu ayah,kasus ragu ibu,kasus bayi tertukar,kasus imigrasi,dsb.

  3. Pelacakan sumber bahan biologis Pelacakan sumber bahan biologis adalah pemeriksaan barang bukti renik

  

(trace evidence ) dalam rangka pencarian pelaku delik susila (pemeriksaan bercak

  mani,usapan vagina,kerokan kuku),pencarian korban (bercak darah pada pakaian tersangka,di TKP,serta analisis sel pada bullet cytology),serta analisis potongan tubuh pada kasus mutilasi.

  

  1. Tes DNA Dikaitkan Dengan Pelaku Tindak Pidana 108 Abdul Munim Idries; Agung Legowo Tjiptomartono, op. cit., h. 224. 109 Ibid.

  Penerapan forensik tes DNA dikaitkan dengan pelaku tindak pidana,teknologi tes DNA yang digunakan adalah analisis RFLP(Restriction

  Fragment Length Polymorphism ).

  Hasil daripada analisis tersebut yaitu potongan fragmentasi yang dipisahkan dengan electrophoresis.Metode ini digunakan untuk membandingkan contohnya),korban,dan sejumlah kecil semen,darah atau jaringan otot lainnya yang ditemukan pada tempat kejadian perkara.Radioaktif tes menandai bagian yang menpunyai tanda tertentu RFLP.Bahkan sebagian kecil dari tanda RFLP dari seseorang individu dapat memberikan sebuah DNA fingerprint,atau desain spesifik dari bagian,yang digunakan untuk keperluan forensik,dimana kemungkinan dari 2 orang yang bukan kembar untuk memiliki sifat yang sama

   dari tanda RFLP adalah sangat kecil.

  Berikut ini adalah gambar hasil analisis DNA fingerprint dalam kasus pembunuhan dimana terdapat bercak darah korban pada baju dan celana tersangka.

  Gambar 1

   Hasil tes DNA terhadap Bercak Darah pada Pakaian Tersangka.

  D = Defendant’s blood / Darah Tersangka; V = Victim’s Blood / Darah Korban. 110 Jeans & Shirt = Celana & Baju Tersangka 111 Neil A. Campbell, op.cit., h. 389.

  Ibid. Gambar 1 di atas menggunakan analisis RFLP, dan menunjukkan hasil tes

  

DNA dari bercak darah pada baju dan celana tersangka cocok dengan sidik jari

DNA korban tetapi berbeda dengan sidik jari DNA tersangka. Gambar dan analisis

  tersebut juga merupakan bukti bahwa darah pada baju dan celana tersangka berasal dari darah korban bukan darah tersangka.

  Berdasarkan bukti tersebut, dapat dilihat secara jelas kaitan tes DNA dengan pelaku tindak pidana bahkan dapat membantu membuat terang suatu kasus tindak pidana pembunuhan. Selanjutnya untuk lebih memahami kaitan Tes DNA dengan Pelaku Tindak Pidana tersebut, penulis akan menganalisis secara ringkas Putusan Mahkamah Agung No.1967 K / Pid /2007 untuk mencari kaitan Tes DNA dengan Pelaku Tindak Pidana tersebut :

1.Kronologis

  Pada hari Minggu tanggal 26 Februari 2006 Terdakwa Muhammad Ali alias Ali Bin Jinmy Talu bersama-sama dengan Apriyansyah Apri Bin Ijai hendak melakukan pencurian yang dilakukan di rumah korban Kamaruddin dan korban Aisyah Jalan M. Said Gg.I Samarinda. Para Terdakwadengan cara mencongkel paksa jendela rumah korban menggunakan linggis masuk ke dalam rumah korban dengan tujuan mencuri uang dan perhiasan-perhiasan. Namun kedua Terdakwa kaget karena melihat korban Kamaruddin sedang berada di dalam ruangan tersebut, sehingga Terdakwa dan Apriyansyah langsung mendekati korban dan Kamaruddin jatuh dan tidak berdaya. Setelah korban jatuh dan tidak berdaya, Terdakwa dan Apriyansyah memukulkan balok berkali-kali ke kepala korban Kamaruddin hingga korban meninggal dunia.

  Selanjutnya Terdakwa menuju kamar tidur dan bertemu korban Aisyah lalu Terdakwa memukulkan linggis tersebut berkali-kali tepat mengenai muka korban Aisyah membuat korban Aisyah jatuh tidak berdaya diatas tempat tidur dan Apriansyah juga memukul korban dengan menggunakan potongan kayu balok tepat mengenai muka dan kepala korban.

  Setelah memastikan korban Kamaruddin dan Aisyah sudah tidak dapat bergerak lagi, maka Terdakwa dan Apriansyah langsung mencari barang-barang berharga dalam rumah tersebut, dan pada saat itu Terdakwa menarik dengan paksa seuntai kalung emas yang dikenakan oleh korban Aisyah pada saat korban Aisyah tidak dapat bergerak, selain itu Terdakwa dan Apriansyah Alias Apri bin Ijai (yang disidangkan dalam berkas terpisah) membuka lemari milik para korban dan membongkar pakaian yang tersimpan dalam rumah tersebut dimana pada saat itu Apriansyah Alias Apri Bin Ijai (yang disidangkan dalam berkas terpisah) berhasil mengambil dan membawa uang sebesar Rp.1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah).

  Bahwa saat melakukan aksinya Terdakwa Muhammad Ali Alias Ali Bin Jimmy Talu mengenakan baju kaos lengan pendek warna hitam campur kuning bertulisan Powell, sedangkan Apriansyah mengenakan kaos lengan pendek warna lembar jaket warna coklat mudah, sedangkan korban Kamaruddin mengenakan baju kaos warna putih dan korban Aisyah mengenakan Daster.

  Bahwa akibat perbuatan Terdakwa dan Apriansyah, korban meninggal dunia saat itu juga sebagaimana diuraikan dalam Visum Et Repertum No. 257/ SK-

  II/ KFTU/ 05/ 06 dan No. 256/ SK-II/ KF-TU/ 05/ 06 Tgl 26 Februari 2006 an. Kamaruddin dan Aisyahdinyatakan para Korban meninggal karena pendarahan otak yang diakibatkan oleh kekerasan benda tumpul pada kepala.

  Pakaian yang dikenakan korban Kamaruddin dan Hj. Aisyah serta yang dikenakan Terdakwa dan Apriansyah Alias Apri Bin Ijai (yang disidangkan dalam berkas terpisah) serta alat yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan sebagaimana diuraikan diatas dikirim ke Puslabfor Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang Surabaya guna penyelidikan lebih lanjut dan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Puslabfor Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang Surabaya No.Lab.2627 / KBF /2006 tanggal 5 Juni 2006 dari hasil pemeriksaan barang bukti secara laboratoris kriminalistik disimpulkan :

  1. Barang bukti No.2848 / 2006 / KBF, berupa 1 (satu) potong baju kaos lengan pendek warna merah putih merk Vinex milik korban kamaruddin dan 2052 / 2006 / KBF berupa 1 potong jaket warna coklat muda merk Jetset milik tersangka Apriansyah bin Ijai benar terdapat darah manusia dan mempunyai golongan darah yang sama yaitu “O”. batik merah dan biru milik korban Hj. Aisyah adalah benar terdapat darah manusia dan mempunyai golongan darah yang sama yaitu “B”.

  3. Barang bukti No.2050 / 2006 / KBF berupa 1 (satu) buah balok (5,5 Cm x 3,5 Cm) panjang 33 Cm, 2051 / 2006 / KBF berupa 1 (satu) potong baju kaos lengan pendek warna hitam (lapis luar) dan warna putih (lapis dalam) lengan warna kuning merk Powell milik tesangka M. Ali Bin Jinmy Talu benar tidak terdapat darah.

  Bahwa selanjutnya barang bukti yang ditemukan penyidik Poltabes Samarinda dan yang ditemukan penyidik Poltabes Samarinda berupa :

  a. 1 (satu) lembar Jaket Warna Coklat Muda milik tersangka Apriansyah b.1 (satu) lembar kaos warna merah Merk Emba milik tersangkaApriansyah c.1 (satu) lembar celana warna hijau muda Merk Ronexy milik tersangka Apriansyah d.1 (satu) lembar baju kaos warna putih milik korban H. Kamaruddin e.1 (satu) lembar baju daster milik korban Hj. Aisyah Hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Cabang Surabaya berupa :

  1. Bercak darah yang terdapat di kaos warna putih milik korban H.Kamaruddin dan jaket warna coklat muda milik tersangka Apriansyah,dengan hasil golongan darah yang sama yakni golongan darah “O”.

  2. Baju kaos warna merah milik tersangka Apriansyah, dan celana warna darah. dikirim ke KA. IKF RSUD Dr. Sutomo Surabaya guna pemeriksaan DNA dan berdasarkan pemeriksaan DNAProfile Analysis Report Laboratory of Molecular

  

Biology tanggal 6 Juli 2006 yang dibuat dan ditanda tangani oleh pemeriksa

  Soekry E. Kusuma, Nip.130359282 pada kesimpulannya dinyatakan : analisa

  DNA yang dikerjakan terhadap semua bukti dan khusus hasil dari DNAprofiling

  yang dikerjakan dengan metode PCR dan sequencing yang dilakukan pada sampel 2 (kaos putih milik H. kamaruddin), sampel 1 daster Milik Hj. Aisyah dan sampel 4 kaos merah milik Apriansyah menghasilkan analisis ilmiah bahwa :

  a. Jaket coklat muda-sampel 5 dan celana hijau muda sampel 3 tidak ditemukan bercak darah berarti tidak ada DNA.

  b. DNA yang ada pada kaos putih milik H. Kamaruddin sampel 2, identik dengan DNA yang ada pada kaos merah milik Apriansyah sampel 4.

  c. DNA yang ada pada daster milik Hj. Aisyah sampel 1 tidak identikdengan DNA yang ada pada kaos merah milik Apriansyah sampel 4.

  Jadi DNA yang ada pada kaos merah milik Apriansyah sampel 4 Identik dengan DNA yang ada pada kaos putih milik H. Kamaruddin sampel 2, tetapi

  DNA yang ada pada kaos merah milik Apriansyah sampel 4 tersebut tidak identik dengan DNA yang ada pada daster milik H. Aisyah sampel 1.

  2. Dakwaan

  Dakwaan kesatu yaitu Pasal 339 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 KUHP dan dakwaan kedua yaitu Pasal 365 ayat 1 jo ayat 4 KUHP.

  Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Samarinda tanggal 1 Maret 2007 menuntut Terdakwa dengan Pasal 339 jo Pasal 55 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana penjara seumur hidup.

  4. Putusan Hakim a. Putusan Pengadilan Negeri Samarinda No.837 / Pid.B / 2006 / PN.Smda.

  Tanggal 7 Maret 2007 menyatakan Terdakwa Muhammad Ali Alias Bin Jimmy Talu telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “Bersama-samamelakukan pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan orang lainmeninggal dunia” serta menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Muhammad Ali alias Ali Bin Jinmy Talu, dengan pidana penjara selama 9 (sembilan) tahun.

  b. Putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur di Samarinda No.36 / PID / 2007 / PT.KT. SMDA. Tanggal 3 Mei 2007 menyatakan Terdakwa Muhammad Ali Alias Ali Bin Jinmy Talu telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Bersama-sama melakukan pencurian dengan kekerasan yangmengakibatkan orang lain meninggal dunia”serta Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Muhammad Ali alias Ali BinJimmy Taludengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun.

  c. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1967 K / Pid /2007 menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi Jaksa Penuntut Umum Pada Kejaksaan Negeri Samarindatersebut.

  Melalui Putusan Mahkamah Agung No. 1967 K/Pid/2007 dan dengan berhasil ditemukannya barang bukti dari Korban maupun Terdakwa.Dapat disimpulkan bahwa tes DNA mempunyai kaitanerat dengan pelaku tindak pidana. Analisis Putusan Mahkamah Agung No.1967 K/Pid/2007 : a.

  Dakwaan Pertama dan Tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa dengan Pasal 339 KUHP jo Pasal 55 ayat 1 KUHP sebenarnya kurang tepat karena niat awal Terdakwa adalah untuk mencuri bukan untuk membunuh.

  b.

  Dakwaan kedua dengan Pasal 365 ayat 1 jo ayat 4KUHP telah tepat adanya karena niat pertama terdakwa tersebut adalah untuk mencuri, tetapi oleh karena diketahui korban dan korban berada di dalam ruangan tersebut, maka para Terdakwa kemudian memukul korban dengan linggis yang akhirnya korban meninggal dunia.

  c.

  Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Samarinda No.837 / Pid. B / 2006 / PN. Smda tanggal 7 Maret 2007 , telah sesuai dengan hukumnya tetapi belum memenuhi rasa keadilan di masyarakat karena hanya dijatuhi 9 tahun penjara. Sedangkan isi Pasal 365 ayat 2 butir ke 4 KUHP dimana ancaman pidananya yaitu pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 Tahun. Sehingga Putusan Pengadilan Tinggi Samarinda menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara kepada Terdakwa.

  d.

  Kaitan tes DNA dengan pelaku tindak pidana tersebut salah satunya yaitu Kamaruddin identik dengan bercak darah di kaos Apriansyah dimana tes

  

DNA ini merupakan petunjuk yang penting untuk membuktikan bahwa

  Terdakwa berada di tempat kejadian perkara pada saat kejadian tersebut berlangsung.

  e.

  Identiknya sampel DNAyang diperoleh dari bercak darah tersebut pada baju korban dan Terdakwa, dan berdasarkan bercak darah, dapat diduga kuat Terdakwa dan Apriansyah yang melakukan pemukulan dengan benda tumpul tersebut karena darah dari Korban yang menempel pada baju Terdakwa dan Apriansyah umumnya membentuk pola yang khas pada kasus pemukulan dengan menggunakan benda tumpul yang berbentuk cipratan darah yang khas dari Korban ke baju Terdakwa.

  f.

  Pada putusan ini,terlihat bahwa Tes DNAsangat krusial demi terungkapnya kebenaran materil pada kasus tersebut selain daripada keterangan saksi,keterangan terdakwa, dll.Tes DNAdapat memberikan petunjuk bahwa Terdakwa berada di tempat kejadian perkara dan dapat memberi petunjuk pada Hakim untuk menetapkan Putusan.Hal ini penting untuk menghindari korban salah tangkap oleh aparat penegak hukum.

2. Tes DNA Dikaitkan Dengan Korban Tindak Pidana

  Tes DNA yang mempunyai kaitan dengan Korban Tindak Pidana adalah pada pelacakan hubungan genetik yang dilakukan dengan pemeriksaan

  

DNA terhadap 13 lokus Short Tandem Repeats (STR),yang dikenal sebagai

combinedDNAIndex System 13 (CODIS 13).CODIS 13 dianjurkan oleh FBI dan

  ketepatan identifikasi atau ketepatan determinasi yang amat tinggi,mendekati 100%.Analisis CODIS 13 cepat dan tepat sehingga digunakan secara luas membuat pembandingan analisis DNAantar laboratorium yang berbeda di seluruh

   dunia dimungkinkan.

  Short Tandem Repeats (STR) adalah bagian DNA yang pendek dan bersifat

  sangat polimorfik sehingga dijadikan lokus pilihan untuk penyelesaian kasus- kasus forensik.Lokus STR memiliki keistimewaan karena memiliki jenis alel yang banyak,tetapi dengan rentang yang sempit,sehingga memungkinkan diperbanyak secara multipleks dalam satu tabung reaksi.Dengan melakukan pemeriksaan pada banyak lokus STR,maka identifikasi individu dapat dilakukan dengan ketepatan yang amat tinggi.STR merupakan core-DNA ,sehingga ia diturunkan menurut hukum Mendel dari kedua orang tua.Pada setiap lokus STR,setiap anak memiliki dua buah alel,dimana satu alel berasal dari ibunya (DNA maternal) dan alel

   satunya lagi berasal dari ayahnya (DNA Paternal).

  112 113 Abdul Munim Idries; Agung Legowo Tjiptomartono, op. cit., h. 224.

  Ibid, h. 225. Kasus paternitas sesungguhnya merupakan sebagian saja dari kasus sengketa asal-usul.Sengketa asal-usul berdasarkan objek sengketanya dapat digolongkan menjadi beberapa jenis kasus,yaitu :

  1. Kasus ragu orang tua(disputed parentage):yaitu kasus yang mencari pembuktian siapa orang tua (ayah dan ibu) dari seorang anak.Yang orangtua pada kasus penculikan,bayi tertukar,kasus terpisahnya keluarga pada masa perang atau bencana dan kasus identifikasi korban tidak dikenal.

  2. Kasus ragu ayah (disputed paternity) : yaitu kasus yang mencari pembuktian siapa ayah kandung dari seorang anak.Yang termasuk dalam kategori ini adalah kasus imigrasi,kasus klaim keayahan oleh seorang wanita,kasus perselingkuhan dan kasus incest.

  3. Kasus ragu ibu (disputed maternity) : kasus yang mencari pembuktian siapa ibu kandung dari seorang anak.Yang termasuk dalam kasus ini adalah kasus bayi tertukar,kasus pembunuhan anak sendiri dan kasus aborsi.

  4. Kasus ragu kerabat :yaitu kasus yang mencari pembuktian apakah dua orang atau lebih punya hubungan darah (kekerabatan tertentu).Yang termasuk dalam kategori ini adalah pelacakan silsilah keluarga,kasus

  

  pencarian keluarga setelah bencana alam,dsb

  114 Ibid , h. 227. Hasil pemeriksaan tesDNA untuk kasus-kasus tersebut pada setiap lokus

  

DNA adalah 2 buah fragmen DNA pada setiap lokus DNA, dimana satu fragmen

  berasal dari ibu (fragmen maternal) dan satunya berasal dari ayah (fragmen paternal). Setiap fragmen DNA tersebut dapat dilihat berupa pita pada PAGE atau berupa duri (peak) pada elektroforesis kapiler. Notasi fragmen DNA tersebut

  

  Contoh : Lokus FGA dengan notasi sbb : Tersangka Ayah : 16 , 19 Anak : 14 , 16 Ibu : 14 , 21 Berikut ini contoh tabel hasil tes DNA untuk analisis paternitas yang menunjukkan tersangka pria adalah ayah biologis dari seorang anak.

  Tabel 1

   Hasil tes DNA untuk Analisis Ayah Biologis dari Seorang Anak.

  No. Lokus Mr. X Anak B Mrs. Y Kesimpulan

  

01. CSF1P0 11 , 12 11 , 11 11 , 11 Mungkin

  

02. FGA 12 , 15 15 , 16 16 , 18 Mungkin

  

03. TH01 08 , 12 08 , 11 11 , 12 Mungkin

  

04. TPOX 15 , 15 15 , 15 14 , 15 Mungkin

  

05. VWA 19 , 21 19 , 22 20 , 22 Mungkin

  

06. D3S1358 11 , 12 10 , 12 10 , 12 Mungkin

115

  

07. D5S818 08 , 11 09 , 11 09 , 11 Mungkin

116 Ibid, h. 230.

  Ibid,

  h. 231

  

08. D7S820 07 , 09 07 , 07 07 , 08 Mungkin

  

09. D8S1179 14 , 16 14 , 18 17 , 18 Mungkin

  

10. D13S317 12 , 14 14 , 15 15 , 15 Mungkin

  

11. D16S539 08 , 11 08 , 09 08 , 09 Mungkin

  

12. D18S51 14 , 16 16 , 18 15 , 18 Mungkin

  

13. D21S11 14 , 14 13 , 14 13 , 15.2 Mungkin

  Tabel 1 menerangkan bahwa : a.

  Pada setiap lokus (daerah) DNA yang diperiksa, setiap anak memiliki sepasang pita DNA, yang dinyatakan sebagai sepasang angka yang menunjukkan panjangnya DNA.

  b.

  Satu pita anak pasti ada padanannya (sama) dengan DNA ibunya (pita maternal), sedangkan satu pita lainnya pasti ada padanannya (sama) dengan DNA ayah kandungnya (pita paternal).

  c.

  Seorang pria dikatakan ayah biologis (genetik) dari seorang anak, jika pita paternal anak sama dengan salah satu DNA pria tersebut pada setiap lokus

  DNA yang diperiksa.

  d.

   Probability of Paternity pada kasus ini adalah 99.99998%

  Berikut ini contoh tabel hasil tes DNA untuk analisis paternitas yang menunjukkan tersangka pria adalah bukan ayah biologis dari seorang anak.

  Tabel 2

   117 Hasil tes DNA untuk Analisis Bukan Ayah Biologis dari Seorang Anak.

  Ibid,

  h. 232 No. Lokus Mr. X Anak A Mrs. Y Kesimpulan

  

01. CSF1P0 11 , 12 11 , 11 11 , 11 Mungkin

  

02. FGA 16 , 18 17 , 22 22 , 24 Eksklusi

  

03. TH01 09 , 10 12 , 12 12 , 11 Eksklusi

  

04. TPOX 14 , 15 14 , 15 12 , 15 Mungkin

  

05. VWA 19 , 21 20 , 22 19 , 22 Eksklusi

  

06. D3S1358 10 , 12 10 , 11 10 , 12 Eksklusi

  

07. D5S818 09 , 11 08 , 11 09 , 11 Eksklusi

  

08. D7S820 09 , 10 10 , 13 13 , 14 Mungkin

  

09. D8S1179 14 , 16 18 , 18 17 , 18 Eksklusi

  

10. D13S317 10 , 12 12 , 15 12 , 14 Eksklusi

  

11. D16S539 09 , 11 08 , 09 08 , 10 Mungkin

  

12. D18S51 14 , 16 18 , 18 16 , 18 Eksklusi

  

13. D21S11 14 , 15 13 , 13 13 , 15.2 Eksklusi

  Tabel 2 menerangkan bahwa : a.

  Eksklusi artinya terdapat ketidaksesuaian (tidak sama) DNA paternal anak dengan DNA tersangka pada ayah lokus tersebut.

  b.

  Seorang pria dikatakan bukan ayah biologis (genetik) dari seorang anak jika pada dua atau lebih lokus DNA yang diperiksa didapatkan ada ketidaksesuaian (eksklusi) DNA paternal anak dengan DNA pria tersebut.

  c.

  Pada tabel 2 tersebut, didapatkan dari 13 lokus DNA yang diperiksa, ada 9 lokus DNA yang eksklusi. Hal ini menunjukkan anak A adalah bukan anak biologis (genetik) anak dari Mr. X. d.

  Ketepatan dari pemeriksaan ini adalah mutlak (100%).

  Berdasarkan kedua tabel tersebut, dapat dilihat secara jelas kaitan tes DNA dengan paternitas dan maternitas seorang anak. Tes DNA untuk membuktikan paternitas dan maternitas dari seorang anak selain digunakan dalam kasus ragu orang tua, juga banyak digunakan dalam kaitan dengan korban tindak pidana. khususnya korban tindak pidana yang tidak bisa diidentifikasi secara visual contohnya berupa jenazah atau tulang belulang. Tes DNA ini dapat membantu membuktikan ikatan anak dan orang tua sehingga membantu untuk membuat terang kasus tindak pidana tersebut. Selanjutnya untuk lebih memahami kaitan Tes DNA dengan Korban Tindak Pidana tersebut, penulis akan menganalisis secara ringkas Putusan Mahkamah Agung No.89 PK/PID/2008.

1. Kronologis Pada hari Sabtu tanggal 22 September 2007 di rumah kosong di Dsn.

  Kalangan, Ds. Kalangsemanding, Kec. Perak, Kab. Jombang,Terdakwa Imam Chambali alias Kemat bersama dengan Devid Eko Priyanto melakukan pembunuhan terhadap Korban M.Asrori, motifnya karna Terdakwa sakit hati dan cemburu korban mempunyai pacar yang lebih tampan dari pacar Terdakwa dan Terdakwa pula menyukai pacar dari saksi korban tersebut. Cara Terdakwa melakukan pembunuhan tersebut yaitu dengan mengajak Devid Eko Priyanto untuk menghabisi Korban M. Asrori yang dilakukan dengan mengajak Korban ke sebuah rumah kosong dan mendekap tubuh dan menyumbat mulut saksi korban dengan menggunakan tangan supaya korban tidak berteriak kemudian Terdakwa memukul korban dengan menggunakan kayu balok bekas bangunan kebagian belakang leher korban dengan keras sebanyak satu kali mengakibatkan korban jatuh ke tanah dan tidak sadarkan diri. Setelah itu Terdakwa bersama Devid Eko Priyanto mengangkat tubuh korban ke luar rumah lalu dimasukkan ke dalam mobil Carry dibangku tengah lalu dibawa menuju ke Desa Bandar Kedungmulyo, yaitu di tengah sawah bekas tanaman tebu yang telah ditebang, kemudian Terdakwa dan Devid Eko Priyanto menurunkan korban ke tempat bekas tebangan tebu lalu Terdakwa melepas celana dan celana dalam yang dipakai korban setelah itu Terdakwa mengambil pisau yang ada di dalam mobil lalu Terdakwa menusuk dan merobek perut korban hingga ususnya ke luar untuk memastikan korban sudah meninggal dunia dan Devid mengambil oli bekas yang ada di dalam mobil kemudian oli tersebut oleh Terdakwa disiramkan ke muka korban dengan tujuan untuk menghilangkan identitas korban, setelah itu Terdakwa melepas jaket switer yang dipakainya dan Devid Eko Priyanto melepas jaket parasit warna biru yang dipakainya kemudian diletakkan disamping korban sedangkan celana dalam, 2 HP, dompet yang berisi uang dibawa Terdakwa untuk disimpan setelah itu Terdakwa dan Devid Eko Priyanto menutupi tubuh korban dengan daun tebu kering hingga tidak kelihatan.

  Akibat perbuatan Terdakwa korban M. Asrori meninggal dunia sebagaimana Visum Et Repertum Jenazah No. 371/04/415.39/X/2007 tanggal 25 Oktober 2007 yang dibuat dan ditandatangani oleh Rudy Prayudiya Ariyanto dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang, dengan hasil kesimpulan pemeriksaan :Tidak dapat disangkal, bahwa korban meninggal dunia karenapendarahan rongga perut karena robekan dinding perut sebagai akibatpersentuhan dengan benda tajam.

  2. Dakwaan

  Terdakwa didakwa dengan dakwaan primair dengan Pasal 340 KUHP jo

  3. Tuntutan Pidana

  Jaksa / Penuntut Umum tanggal 17 April 2008 menuntut Terdakwa dengan

  Pasal 340 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana 17 Tahun penjara.

  4. Pertimbangan Hakim a.

  Terdapat Keadaan Baru (NOVUM) Novum 1 : Pengakuan dari Very Idham Heryansyah alias Ryan yang mengaku telah membunuh M. Asrori dan menyatakan bahwa M.

  Asrori adalah korban ke 11 dan mayatnya yang disebut Mr. X dikubur di pekarangan belakang rumah orang tuanya di dusun Maijo, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembeleng, Kabupaten Jombang. Sedangkan kesimpulan penyidik dan penuntut umum beserta kakak M. Asrori hanya dengan identifikasi visual menyatakan mayat yang berada di kebun tebu di Desa Braan, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang adalah M.

  Asrori.

  Novum 2 : Berdasarkan surat hasil tes laboratorium DNA No. Pol : R/ 08012. D/ DNA/ VIII/ 2008 / Biddokpol tgl 27 Agustus 2008 oleh Putut Wibowo, DNAMr. X yang dikubur di belakang rumah orang tua Very Idham Heryansyah alias Ryan identik dengan DNA M. Jalal (ayah kandung M. Asrori) dan Dewi Muntari (ibu kandung M. Asrori). Disimpulkan bahwa dengan nilai kebenaran pemeriksaan DNA lebih dari 99,99% bahwa

  

Mr. X yang dibunuh oleh Ryan teridentifikasi sebagai M. Asrori als Aldo.

  DNA/

  IX/ 2008/ Biddokpol Tanggal 16 September 2008 menyatakan hasil tes DNA mayat Mr. XX yang ditemukan di kebun tebu Desa Braan Kabupaten Jombang identik dengan keluarga Fauzin Suyanto dan merupakan anak biologis dari Ny. Suyati selaku ibu kandung Fauzin Suyanto alias Antonius yang dilakukan dengan pembongkaran makan Mr.

  XX yang sebelumnya diyakini sebagai mayat M. Asrori. Ny. Suyati mengakui telah kehilangan anak laki-laki yang bernama Fauzin Suyanto sejak tahun 2007.

  Disimpulkan bahwa dalam kasus a quo telah terjadi error in

  subjective kesalahan Terdakwanya dan kesalahan menangkap. Dengan

  adanya novum tersebut, maka Terdakwa harus dinyatakan tidak terbukti dan karenanya harus dibebaskan.

5. Putusan Hakim a.

  Putusan Pengadilan Negeri Jombang No. 48/Pid.B/2008/-PN.JMB. tanggal

  8 Mei 2008 menjatuhkan pidana penjara selama 17 (tujuh belas) tahun kepada Terdakwa. b.

  Putusan Mahkamah Agung No.89 PK/PID/2008 membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jombang No. 48/Pid.B/2008/- PN.JMB. tanggal 8 Mei 2008 dan mengadili kembali dengan menyatakan Terpidana IMAM CHAMBALI als. KEMAT tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Primair segala dakwaan.

6.Analisis Putusan

  Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung No.89 PK/PID/2008 penulis dapat memberikan analisis ringkas bahwa : a.

  Hal pertama yang mendasari kesalahan penangkapan dan penuntutan pada kasus ini adalah karena tidak dilakukannya tes DNA terlebih dahulu terhadap para korban. Sehingga menyebabkan ketidakpastian hukum di Indonesia.

  b.

  Pada kasus ini tes DNAmempunyai kaitan terhadap korban tindak pidana,khususnya dalam pengungkapan identitas korban yang tidak bisa diidentifikasi lagi secara visual.Hal ini dapat dibuktikan dengan dilakukannya tes DNA yang dilakukan terhadap Mr.X yang dikubur dibelakang rumah orang tua Very Idham Heryansyah alias Ryan ternyata adalah Korban M.Asrori karena hasil Tes DNA membuktikan bahwa DNA korban M.Asrori identik dengan Ayahnya M.Jalal dan Ibunya Dewi Muntari dengan nilai kebenaran lebih dari 99,99% dan juga hasil tes DNA korban Mr. XX yang ditemukan di kebun tebu Desa Braan Kabupaten Jombang identik dengan keluarga Fauzin Suyanto dan merupakan anak biologis dari Ny. Suyati.

  c.

  Tes DNA juga mempunyai peranan penting dalam pembuktian sebuah kasus tindak pidana. Dalam kasus ini, tes DNA dapat membuktikan M. Asrori ternyata dikuburkan di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembeleng, Kabupaten Jombang dan ternyata tes DNA ini langsung bertentangan dengan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang menyatakan Terdakwa membunuh M. Asrori dan menguburkannya di kebun tebu Desa Braan Kabupaten Jombang sehingga Terdakwa Imam Chambali alias Kemat akhirnya dibebaskan oleh Mahkamah Agung.

  d.

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Korupsi pada Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Infrastruktur Pedesaan (Studi Putusan MA No. 2093 K / Pid. Sus / 2011)

3 55 157

Peranan Tes Deoxyribonucleic Acid (Dna) Dalam Pembuktian Tindak Pidana(Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 626 Pid. B / 2012 / PN. SIM, Putusan Mahkamah Agung No. 704 K / Pid / 2011, Putusan Mahkamah AgungNo. 1967 K/Pid/2007 dan Putusan Mahkamah Agung

2 84 105

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

1 57 110

Asas Ne Bis In Idem Dalam Hukum Pidana (Pendekatan Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1384 / Pid.B / Pn. Mdn / 2004 Jo Putusan Pengadilannegeri Medan No. 3259 / Pid.B / Pn. Mdn / 2008)

2 49 163

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN PASAL 332 AYAT 1 KE 2 KUHP DALAM PUTUSAN NO. 236 / Pid. B / 2012 / PN. JMB TENTANG MELARIKAN PEREMPUAN DENGAN TIPU MUSLIHAT

1 6 28

Analisis Yuridis Putusan Hakim dalam Tindak Pidana Percobaan Pencurian dengan Pemberatan (Putusan Nomor : 87 / Pid.B / 2012 / PN.GS

0 7 8

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Korupsi pada Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Infrastruktur Pedesaan (Studi Putusan MA No. 2093 K / Pid. Sus / 2011)

0 0 52

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Korupsi pada Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Infrastruktur Pedesaan (Studi Putusan MA No. 2093 K / Pid. Sus / 2011)

0 1 26

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Korupsi pada Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Infrastruktur Pedesaan (Studi Putusan MA No. 2093 K / Pid. Sus / 2011)

0 0 13