PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIVITAS, KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21: INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21

Vol. 2

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN DASAR
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS,
KREATIVITAS, KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI
DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21:
INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21

Bandung, 3 Desember 2016

Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina
Anggia N. Ariawan, S.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN DASAR

Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas,
Komunikasi, dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21:
Inovasi Pembelajaran Abad 21

Vol. 2
Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Dr. Isah Cahyani, M.Pd. Vina
Anggia N. Ariawan, S.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIVITAS,

KOMUNIKASI, DAN KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21:
INOVASI PEMBELAJARAN ABAD 21
ISBN 978-602-98647-5-5
Editor:
Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D.
Dr. Isah Cahyani, M.Pd.
Vina Anggia N. Ariawan, S.Pd.
Cetakan I Desember 2016
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Tlp. (022) 2001197 Pesawat, 124 Fax. (022) 2001197
Email: pascasarjana@upi.edu

ii

PENGANTAR
EDITOR SEMINAR NASIONAL PRODI PENDAS SPS UPI
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi, dan
Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21:

Inovasi Pembelajaran Abad 21
Abad 21 merupakan abad yang sarat akan teknologi serta daya saing yang kompetitif.
Pada abad 21 diharapkan generasi masa depan memiliki pola pikir kritis serta kreatif untuk
membangun bangsa Indonesia. Selain itu, kemampuan komunikasi juga menjadi kunci bagi
generasi masa depan agar mampu menjalin suatu kolaborasi. Salah satu upaya untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi dapat
diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Seorang pendidik wajib memiliki pola pikir
inovatif yang mampu dituangkan dalam pembelajaran sehingga menghasilkan peserta didik
yang mampu berdaya saing di masa depan.
Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis, Kreativitas, Komunikasi,dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Abad 21: Inovasi
Pembelajaran Abad 21. Penyelenggaraan seminar nasional didasari keinginan untuk
menampung ide-ide dari pendidik dan calon pendidik tentang inovasi pembelajaran abad 21.
Melalui kegiatan ini diharapkan partisipan memperoleh pengalaman serta inspirasi sehingga
dapat mengembangkan kualitas peserta didik sebagai generasi masa depan yang unggul dan
mampu berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.

Bumi Siliwangi, 3 Desember 2016


Editor

iii

DAFTAR ISI
Pengantar Editor Seminar Nasional Prodi Pendas SPs UPI ......................................... iii
BAGIAN I
Penggunaan Model Metode dan Pendekatan Pembelajaran dalam
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas Komunikasi dan
Kolaborasi
Model Project Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa pada Pembelajaran IPS
Merry Christiana, Muliyati ............................................................................................1
Strategi Means-Ends Analysis (MEA) sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa
Moh. Nurhadi ................................................................................................................7
Pengembangan Pemahaman Konsep IPS di SD Kelas Rendah melalui Pendekatan
Personal Berlandaskan Pendekatan Sosial
Mubarok Somantri, Hany Handayani ..........................................................................12
Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Berbasis Content Management System (Cms)

Wordpress (E-Learning) dalam Pembelajaran Menulis Dongeng (Penelitian
Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Kota Bandung)
Nais Ambarsari ............................................................................................................16
Penerapan Model SAVI (Somatic, Audiotory, Visualization, Intellectual) untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV pada Pembelajaran IPA
tentang Daur Hidup Beragam Jenis Hewan
Nisrina Hardiani, Acep Roni Hamdani ........................................................................21
Penerapan Model Role Playing untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa
Sekolah Dasar
Nur Fadillah, Trisna Romadhona ................................................................................27
Penerapan Metode Games Jejak Kasus Dalam Pembelajaran IPS
Rekha Budi Ramdhani .................................................................................................33
Pengaruh Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Peningkatan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar
Rina Indriani ................................................................................................................38
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Quantum Learning dalam Pelajaran IPA
Rinaldi Yusup ..............................................................................................................44
v


Keefektifan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Daur Air di Sekolah Dasar
Rintis Rizkia Pangestika ..............................................................................................48
Kegiatan Berpikir Kritis Matematis Melalui Problem Based Learning Berstrategi
Accelerated Learning
Riska Oktaviani Tristania Pulungan ............................................................................54
Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Model Problem Based Learning (PBL) di
Sekolah Dasar
Rizki Ramadhan ..........................................................................................................60
Penggunaan Metode Image Streaming dan Musik Latar terhadap Kemampuan Menulis
Cerpen
Senja Pradestia Putri ....................................................................................................65
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Teks
Diskusi
Siti Pitrianti ..................................................................................................................71
Strategi Pembelajaran IPS Abad 21 untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Kreatif Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah di Sekolah Dasar
Subarkah, Irwan ...........................................................................................................77
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan
Kecerdasan Ekologis dan Hasil Pembelajaran IPS
Suprihatin, Risma Prasasti ...........................................................................................83

Model Membaca Steinberg untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa Sekolah Dasar
Tatat Hartati .................................................................................................................89
Penerapan Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, And
Transferring) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep pada Materi Bangun Ruang
Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Ulfah ..........................................................................................................................102
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Komunikasi Matematika SD
Vira Pratiwi, Ika Fitri Apriani ...................................................................................108
Pembelajaran Kontekstual sebagai Modal Terciptanya Social Care pada Peserta Didik
Wahyu Dwi Lestari ....................................................................................................115
Contextual Teaching and Learning dalam Peningkatan Penalaran Matematis Siswa di
Sekolah Dasar Kelas V SD
Yeni Dwi Kurino .......................................................................................................120

vi

Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
Yuyu Yuliati ..............................................................................................................124

Pengembangan Model Cliosfer dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V
Yuyun Dwi Haryanti .................................................................................................130
Pengaruh Model Multiliterasi Berbasis Integratif Berdiferensiasi untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi Matematis
Zaenal Abidin ............................................................................................................136
BAGIAN II
Penggunaan Media dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis
Kreativitas Komunkasi dan Kolaborasi
Efektivitas Google Earth sebagai Media E-Learning di Sekolah Dasar
Neni Maulidah, Murniwati ........................................................................................141
Penggunaan Media Big Book Terhadap Pembelajaran Literasi di Sekolah Dasar
Rahmat Sutedi, Restu Pujiantara ...............................................................................147
Penggunaan Teknik Quick On The Draw dengan Media Cerita Bergambar untuk
Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa Sekolah Dasar
Ridwan Firdaus ..........................................................................................................154
Penggunaan Media Permainan Batu Loncatan untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Berkomunikasi Peserta Didik
Sari Rejeki Utami ......................................................................................................159
BAGIAN III

Pembelajaran Literasi dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis
Kreativitas Komunkasi Dan Kolaborasi
Implementasi Program West Java Leader Reading Challenge (WJLRC) sebagai
Budaya Literasi di Sekolah Dasar
Muhammad Rizal Fauzi ............................................................................................165
Pembiasaan Membaca sebagai Wujud Pembelajaran Literasi di Sekolah Dasar
Nunuy Nurkaeti .........................................................................................................172
Profil Kemampuan Literasi IPS dan IPA Peserta Didik Kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar
dalam Rangka Gerakan Literasi Sekolah
Rokayah, Neni Hermita, Chaerul Rochman ..............................................................178
Pendidikan Literasi Abad 21 dan Implementasinya pada Pemerolehan dan
Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Rosalina Siagian ........................................................................................................184
vii

Sastra Didaktis sebagai Afirmasi Literasi Komunikasi di SD
Seni Apriliya, Elan, Dwi Alia ....................................................................................188
BAGIAN IV
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dalam Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis Kreativitas Komunkasi Dan Kolaborasi

Permainan Tradisional Jung dan Kearifan Lokal Pesisir Pantai Bengkalis
Nurmahen ..................................................................................................................195
Fiksimini Berbasis Cybersastra dan Local Wisdom sebagai Model Literasi Mutakhir
Abad 21 di Sekolah Dasar
Sani Aryanto, Eli Nurlela Andriani ...........................................................................200
BAGIAN V
Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Abad 21
Efektivitas Pelatihan Komunikasi Interpersonal untuk Mengurangi Rasa Malu (Shyness)
Nandhini Hudha A .....................................................................................................206
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan
Karakter
Risa Wismaliya, Cece Rakhmat, dan Reni Bakhraeni ...............................................212
Menumbuhkan Kepemimpinan Anak di Sekolah Dasar
Roni Rodiyana ...........................................................................................................218
Peran Pendidikan Karakter dalam Konteks Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) di Abad 21
Ropal Aria Silo, Ferdinandus Husen Pantar ..............................................................224
Menumbuhkan Karakter Melalui Pembelajaran Kooperatif
Selly Puspa Dewi Rachman .......................................................................................230
Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar pada Abad 21

Tri Juli Hajani ............................................................................................................233
Pembentukan Karakter Anak melalui Pendidikan Berbasis Budaya di Kabupaten
Purwakarta sebagai Inovasi Pembelajaran Abad 21
Wahyuni , Lia Yulianti ..............................................................................................238
Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi di Sekolah Dasar
Wina Dwi Puspitasari ................................................................................................244
Nilai Kepemimpinan Pendidikan dan Implikasinya Terhadap Pembinaan Karakter
Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Ansori .................................................................................................250

viii
viii

BAGIAN VI
Kurikulum dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Kreativitas
Komunkasi dan Kolaborasi
Komparasi Pendidikan Finlandia-Indonesia sebagai Upaya Merumuskan Formulasi
Sistem Pendidikan yang Unggul di Abad 21
Rizki Ananda .............................................................................................................255
Konsep Pengembangan Pendidikan Masa Depan (Abad 21)
Sinta Wahyuni ...........................................................................................................262
Perpaduan Kurikulum Nasional dan Kurikulum Cambridge sebagai Alternatif
Kurikulum Pembelajaran di Sekolah Dasar Pada Abad 21
Sita Ratnangingsih .....................................................................................................267
BAGIAN VII
Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Abad 21
Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian Guru dalam Perspektif Pendidikan
Berasrama Program Profesi Guru Pasca SM-3T (Analisis Indikator Kompetensi
Kepribadian dan Sosial Guru Pendidikan Berasrama Program PPG Pasca SM-3T)
Mia Muslimah ...........................................................................................................273
Peran Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Produktivitas
Kerja Guru Sekolah Dasar
Mohammad Ajid Abdul Majid ..................................................................................277
Peran Guru dalam Pendidikan Karakter Di Sekolah Pada Abad Ke 21
Monalisa Gherardini ..................................................................................................283
Membina Hubungan Guru dan Siswa (rapport building) Guna Meningkatkan
Kompetensi Guru dalam Mengajar
Muhamad Nova .........................................................................................................288
BAGIAN VIII
Permasalahan di Sekolah Dasar pada Pembelajaran Abad 21
Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Keliling di Kelas 3 SD
Rini Yulia Agustini ....................................................................................................294
Learning Obstacles Materi Persamaan Linear Satu Variabel
Siti Maryam Rohimah ...............................................................................................299
Analisis Kesulitan Siswa dalam Mengerjakan Soal Cerita Operasi Hitung Campuran
Wulan Andini ............................................................................................................30

ix

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH
DASAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Yuyu Yuliati
yuyuliati74@gmail.com
Universitas Majalengka
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kualitas pembelajaran di SD. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan apakah peningkatan keterampilan berpikir
kreatif siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa
yang mendapatkan bukan PBM. Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi
eksperiment dengan desain pre- and post test design. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
V salah satu sekolah dasar negeri di Kabupaten Majalengka pada tahun ajaran 2014/2015
dengan subjek penelitian sebanyak 24 siswa kelas eksperimen dan 24 siswa kelas kontrol.
Kelas ekperimen diberi perlakuan PBM, sedangkan kelas kontrol dengan bukan PBM.
Kedua kelompok diberikan pre test dan post test dengan menggunakan instrumen tes yang
sama. Instrumen yang digunakan terdiri atas butir soal uraian dan lembar observasi. Data
pre test dan post test diolah menggunakan bantuan program SPSS 20 for Windows. Hasil
analisis data menunjukan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen
mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding siswa pada kelas kontrol.
Kata Kunci:Eksperimen, keterampilan berpikir kreatif, pembelajaran berbasis masalah
(PBM)
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta,
konsep, prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Harapan KTSP
untukmata pelajaran IPA adalah siswa dapatmengembangkan pemahamankonsep IPA
yang bermanfaat dan dapatditerapkan dalam kehidupan sehari-hari.Relevan dengan
harapankurikulum, Rustaman (2007, hlm. 97) menjelaskan bahwa “pendidikan sains
memiliki visi untuk mempersiapkan siswa yang melek sains dan teknologi”. Harapan
siswa yang melek sains dan teknologi yaitu mampu memahami diri dan lingkungan
sekitarnya melalui pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah, keterampilan
berpikir, penguasaan konsep sains, teknologi, dan upaya pengelolaan lingkungan secara
bijaksana yang dapat menumbuhkan sikap pengagungan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Salah satu aspek keterampilan berpikir yang perlu mendapat penekanan pada
pembelajaran sains dalam menghadapi perubahan teknologi dan masyarakat saat ini
adalah keterampilan berpikir kreatif. Dalam Standar Kompetensi Lulusan satuan
pendidikan dasar dan menengah disebutkan bahwa siswa harus dapat menunjukan
kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dalam membangun, menggunakan, dan
menerapkan informasi tentang lingkungan sekitar untuk mampu menyelesaikan masalah
(BNSP, 2006). Harapan dikembangkannya keterampilan berpikir kreatif dalam
pembelajaran sains yaitu siswa dapat berlatih untuk mencari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Guilford (dalam Tan,
2009) mengistilahkan kreativitas sebagai divergent production. Berpikir divergen atau
berpikir kreatif merupakan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dari suatu

124
124

masalah untuk memberikan bermacam kemungkinan jawaban ataupun cara terhadap
pemecahan masalah secara mendetail berdasarkan informasi yang diberikan. Adapun ciri
dari keterampilan berpikir kreatif menurut Munandar (2012) di antaranya terdiri dari
kelancaran (fluency), mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian
masalah dengan lancar; keluwesan (flexibilty), yaitu mampu menghasilkan gagasan,
jawaban atau pertanyaan yang bervariasi; keaslian (originality), yaitu mampu menyatakan
suatu ide dengan caranya sendiri; dan merinci (elaboration), yaitu merinci ide secara
mendetail.
Upaya mewujudkan visi pendidikan sains proses pembelajaran IPA selayaknya
dikondisikan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan
menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui kegiatan inkuiri ilmiah
(scientific inquiry). Faktanya yang terjadi di lapangan pembelajaran sains masih terbilang
belum menyentuh pengembangan keterampilan berpikir secara optimal. Rendahnya
pembelajaran sains disebabkan karena tolak ukur keberhasilan pendidikan di sekolah
masih difokuskan pada segi penguasaan konsep(Suastra dalam Aziz, 2012). Pembelajaran
sains selama ini memiliki kecenderungan hanya mengasah aspek mengingat
(remembering) dan memahami (understanding), kurang melatih siswa dalam
menyelesaikan masalah dimana siswa dituntut untuk menggunakan penalaran,
argumentasi dan kreativitas lebih. Temuan tersebut didukung oleh hasil studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti di salah satu sekolah dasar di kabupaten Majalengka, bahwa
pertanyan yang dilontarkan guru pada pelaksanaan pembelajaran masih didominasi oleh
aspek ingatan, selain itu kegiatan pembelajaran yang dilakukan belum memberikan
peluang bagi siswa untuk secara aktifmengembangkan kemampuan bernalar secara kritis
sehingga pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa di bidang sains masih rendah.
Hasil survey TIMSS yang mengukur kemampuan scientific inquiry, menunjukan
bahwa rata-rata skor prestasi sains siswa Indonesia pada tahun 2011 yaitu berada pada
urutan 39 dari 41 dengan skor rata-rata 406. Berdasarkan hasil interpretasi survey TIMSS
terhadap kemampuan siswa Indonesia ditinjau dari aspek kognitif (knowing, applying,
reasoning), ternyata rata-rata masih berada pada kemampuan knowing.Berdasarkan data
empiris di atas, perlu dilakukan sebuah perubahan besar dan mendasar dalam pelaksanaan
pembelajaran sains. Berbagai upaya seyogyanya dilakukan bertujuan untuk membenahi
pembelajaran sehingga bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif adalah pembelajaran berbasis masalah
(PBM). Arends (2008, hlm. 41) menyatakan bahwa,”PBM merupakan pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan
berpikir tingkat tinggi,mengembangkan kemandirian, dan percaya diri”. Menurut Arends
(2008) pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan melalui tahapan memberikan
orientasi tentang permasalahan, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu
investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan
exhibit, serta menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah dapat terlihat dari keberhasilan
model ini menyelesaikan berbagai permasalahan pembelajaran yang tertuang dalam
beberapa penelitian. Muntaha & Hartono (2013) menunjukan hasil bahwa PBM dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan rata-rata skor N-gain kelas
eksperimen sebesar 0,32 lebih baik dari rata-rata skor N-gain kelas kontrol sebesar 0,14.

125
125

Berdasarkan penelitian di atas,peningkatan keterampilan berpikir kreatif hanya berada
pada kategori sedang sehingga peneliti menganggap perlu melakukan penelitian kembali
mengenai peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui PBM pada
pembelajaran IPA. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji secara mendalam perbedaan
peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang memperoleh PBM dan siswa yang
memperoleh bukan PBM.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperiment. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pre- and post test design (Creswell, 2008). Terdapat
dua kelas yaitu select control group dan select experimental group (Creswell, 2008). Kelas
ekperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran berbasis masalah (PBM), sedangkan
kelas kontrol menggunakan bukan PBM yaitu pembelajaran yang biasa sehari-hari
dilakukan oleh siswa. Kedua kelas diberikan pre test dan post test dengan menggunakan
instrument test yang sama. Hasil tes dari kedua kelas tersebut dianalisis dan dideskripsikan
untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui PBM.Desain
penelitian ini dapat dilihat pada gambar1. berikut.
Time

select control
group

Pre
test

select
experimental
group

Pre
test

No
treatme
nt
Eksperi
mental
treatme
nt

Post
test
Post
test

Gambar 1. Quasi-Exsperiment pre- and post test design (Creswell, 2008, hlm. 314)
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri di Kabupaten
Majalengka. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada rentang waktu tanggal 16 Maret s/d 4
Mei 2015. Partisipan penelitian ini yaitu siswa kelas V tahun ajaran 2014/2015. Jumlah
partisipan pada penelitian ini yaitu 48 orang yang terbagi kedalam dua kelas yaitu kelas
VA dan VB. Pemilihan siswa kelas VA dan VB sebagai partisipan penelitian didasarkan
pada pertimbangan hasil belajar siswa yang relatif seimbang dilihat dari perolehan nilai
rata-rata kelas. Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling.
Pada penelitian ini, kelas VA ditentukan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa
sebanyak 24 orang siswa sedangkan kelas VB ditentukan sebagai kelas kontrol dengan
jumlah siswa sebanyak 24 orang siswa.
Untuk mendapatkan data yang diharapkan peneliti melakukan pengumpulan data
melalui teknik tes dan observasi. Dalam penelitian ini tes yang diberikan berupa tes
keterampilan berpikir kreatif adapun instrumen yang digunakan yaitu 7 buah butir soal
uraian. Kegiatan observasi dilakukan di kelas eksperimen untuk melihat keberlangsungan
pembelajaran berbasis masalah dalam upaya peningkatan keterampilan berpikir kreatif

126
126

adapun instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi berisi daftar isian yang
menggambarkan aktivitas guru dan siswa pada tahapan pembelajaran berbasis masalah
(PBM).
Data hasil observasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
dianalisis secara deskriptif. Data hasil tes keterampilan proses siswa dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan statistic package for sosial science (SPSS) 20 for
windows. Data yang akan diuji adalah data pre test, post test, dan N-gain keterampilan
berpikir kreatif. Pengujian N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi
setelah diberikan tindakan, apakah peningkatan keterampilan berpikir kreatif kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Pengujian dua rata-rata dalam penelitian ini
menggunakan uji t dengan taraf signifikansi α = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut disajikan data perbandingan rata-rata skor pre test, post test, dan N-gain
keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang digambarkan
pada grafik berikut.

0.58
40

2623.7

31.5

0.6

Gambar 2. Perbandingan
rata-rata skor pre test,
post test dan N-gain
keterampilan berpikir
kreatif siswa kelas
ekperimen dan kelas
kontrol

0.4

20

0.15

0.2
0

0
Pretest Postest
Eksperimen

Kontrol

NGain
Eksperimen

Kontrol

Berdasarkan gambar 2. di atas skor rata-rata pre test keterampilan berpikir
kreatifantara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol tidak jauh berbeda. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan awal keterampilan berpikir kreatif siswa dalam
menyelesaikan masalah sebelum perlakuan pembelajaran hampir merata. Setelah adanya
pemberian berlakuan pembelajaran berbasis masalah (PBM) pada kelas eksperimen dan
pembelajaran bukan PBM pada kelas kontrol, nilai post test baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol penunjukan perbedaan secara kuantitas. Mutu peningkatan juga
ditunjukan dengan N-gain kedua kelas yang tidak sama.
Berdasarkan rata-rata skor post test dan N-gain tersebut secara kuantitas
peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan keterampilan
berpikir kreatif, perlu dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata skor N-gain. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan uji tjika rerata N-gain memenuhi syarat normalitas
dan homogenitas, berbantuan softwareSPSS 20 dengan taraf signifikansi =0,05. Hasil
pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 1.

127
127

Uji
Normalitas
N = 24

Sig
kesimpulan

Homogenitas
N = 24
Uji t

Sig
kesimpulan
Sig
(2 tailed)
Sig
(1 tailed)
kesimpulan

Uji-t‟

Pre test
Eksperimen
Kontrol
0,068
0,118
Data normal
Data
normal
0,878
Data homogen
0,408

Post test
Eksperimen
kontrol
0.695
0,172
Data normal
Data
normal
0,762
Data homogen
0,000

0,204

0,000

Tidak
perbedaan

terdapat

N-gain
Eksperimen
kontrol
0,624
0,788
Data normal
Data
normal
0,033
Data tidak homogen

Terdapat perbedaan

0,000
Ada perbedaan
signifikan
Tabel 1.Rekapitulasi data hasil uji normalitas, uji homogenitas dan uji tterhadap pre test, post test, dan N-gain
keterampilan berpikir kreatif
Sig (1 tailed)
kesimpulan

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis adalahjika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika lebih besar atau sama dengan
0,05, maka H0 diterima. Berdasarkan Tabel 1, Nilai Sig. (1-tailed) N-gain diperoleh dari
Sig. (2-tailed) yaitu
, akibatnya H0 ditolak. Hal ini membuktikan
bahwa peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih baik dari
pada siswa kelas kontrol. Abidin (2014), harapan dari dikembangkannya PBM
yaitumeningkatnya kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, kreatif, dan
inovatif.Terjadinya peningkatan keterampilan berpikir kreatif disebabkan karena proses
berpikir tingkat tinggi pada PBM muncul pada setiap tahapan pembelajaran. Pada tahapan
mengorientasikan, siswa didorong untuk menfokuskan perhatian pada apa yang mereka
perlukan dalam memecahkan masalah melalui kerja kelompok dalam mengidentifikasi dan
menganalisis fenomena pada wacana. Berdasarkan kegiatan pada tahap ini keterampilan
berpikir kreatif yang muncul di antaranyaberpikir lancar yaitu kemampuan siswa dalam
mencetuskan berbagai pertanyaan logis sesuai dengan wacana. Selain itu berpikir luwes,
muncul ketika siswa mencetuskan pertanyaan dengan bervariasi.
Pada tahap mengorganisasikan siswa untuk meneliti, siswa diorganisasikan untuk
saling membantu dalam menyelidiki masalah dan merancang penyelesaian masalah. Pada
tahap ini dikembangkan kemampuan berpikir luwes dan berpikir orisinil. Berpikir orisinil
muncul ketika siswa didorong untuk mengungkapkan ide dalam menyelesaikan masalah.
Berpikir luwes muncul ketika siswa saling bertukar pikiran yang memunculkan gagasan
yang bervariasi. Kendala yang dialami pada tahap ini yaitu guru kesulitan dalam
mendorong siswa untuk bertukar pikiran karena motivasi siswa berbeda-beda. Selain itu,
siswa mengalami kesulitan menemukan alternatif pemecahan masalah yang benar-benar
memiliki keterbaruan. Setiap kelompok memiliki kecenderungan mengajukan alternatif
penyelesaian masalah dengan cara yang telah biasa dilakukan.
Tahap investigasi mandiri dan kelompok, siswa mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber dalam memecahkan permasalahan. Pada tahapan ini keterampilan
berpikir kreatif yang dikembangkan siswa yaitu kemampuan berpikir luwes, dan
merinci.Tahap melaporkan hasil temuan, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan
hasil analisis yang telah ditemukan, dan mempresentasikan proses berpikir mereka sendiri.

128
128

Pada tahap ini keterampilan berpikir kreatif yang berkembang adalah keterampilan
mengelaborasi.
Tahapan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah guru membantu
siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pemecahan masalah yang mereka
lakukan.Keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan pada tahap ini yaitu berpikir
merinci.Dengan demikian, peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa tidak terlepas
dari aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Menurut Dahar (dalam Trianto, 2010),
pengetahuan yang benar-benar bermakna didapat apabila seseorang berusaha sendiri untuk
mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya.Aktivitas siswa dalam
PBM meliputi aktivitas fisik, mental, dan sosial Sehingga berbagai kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan pada setiap tahapannya akan berujung pada peningkatan ketepatan
analisis dan kemampuan berpikir siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan PBM lebih
baik dari pada siswa yang mendapatkan bukan PBM.Meskipun PBM dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kreatiftetapi masih pada kriteria sedang, perlu adanya penelitian
lebih lanjut pada materi dan subjek yang berbeda di tingkat sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika Aditama.
Arends. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
BSNP. (2006). Lampiran 1 Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas.
Dirjen Mandikdasmen. Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Creswell, J. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research, 3rd Edition.New Jersey: Person Education
Inc.
Munandar, U. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Muntaha, A & Hartono. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model PBL
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal of Primary Education,
2(2),pp.116-119.
Rustaman, N. (2007). Assesmen dalam Pembelajaran Sains. Bandun.
Tan, O.S. (2009). Problem Based Learning And Creativity. Singapura: Cengage Learning.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

129
129

ISBN 978-602-98647-5-5

9 786029 864755