PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA TEKNIK DENGAN PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA MAHASISWA SEMESTER II JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASYIM ASY’AR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA TEKNIK DENGAN
PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA MAHASISWA SEMESTER II JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
Humaidillah Kurniadi Wardana
Fakultas Teknik
Universitas Hasyim Asy’ari

Abstrak: Telah dilakukan penelitian berkenaan dengan penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sampai indikator keberhasilan
terpenuhi. Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada mahasiswa semester 2 Program Studi
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasyim Asy’ari yang berjumlah 2 orang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwasanya pembelajaran pada siklus I menggunakan model tutor
sebaya, didapatkan persentase hasil aktivitas belajar siklus I adalah 66,6%. Hasil belajar pada
siklus I dilihat dari nilai rata-rata pre tes sebesar 50 dengan persentase ketuntasan 50%, nilai
rata-rata pos tes sebesar 90 dengan persentase ketuntasan 90% dan nilai rata-rata tugas 30
dengan persentase ketuntasan 0%. Rendahnya kualitas pembelajaran siklus I pada pre tes
disebabkan masih ada mahasiswa yang hadir. Pembelajaran pada siklus II menggunakan model
tutor sebaya. Aktivitas belajar pada siklus II adalah 88%. Rata-rata nilai pre tes siklus II adalah
30 dengan persentase ketuntasan 0%, nilai rata-rata pos tes sebesar 80 dengan persentase
ketuntasan 80% dan nilai rata-rata tugas 36,5 dengan persentase ketuntasan 0%
Kata kunci: Aktivitas, Hasil, Tutor sebaya

Abstract: Research has been conducted with regard to the class action research
(classroomaction research). This research was conducted in two cycles until the indicators of
success are met. Class action research is focused on students semester 2 study Program
Electrical Engineering Faculty of Engineering University of Hasyim Asy’ari that add up to 2
people. The results showed that the learning cycle model I use peer tutors, obtained the
percentage yield learning activities cycle I is 66.6%. ,The results of the study on cycle I seen
from the average value of the pre-wedding tests of 50 thoroughly 50%, the average rating of 90
test post with thoroughly percentage of 90% and an average rating of task 30 with thoroughly
percentage 0%. Poor quality of the learning cycle I in pre test caused still some students who
attend. Study on the cycle of peer tutors using a model II. Learning activities on cycle II is 88%.
The average value of the pre-wedding test cycle II was 30 with thoroughly percentage 0%, the
average value of the post test of 80 with thoroughly percentage of 80% and an average rating of
task 36.5 with thoroughly percentage 0%
Key Word: Activities, The Results, Peer Tutors

PENDAHULUAN
Fisika teknik merupakan mata kuliah lanjutan dari mata kuliah fisika dasar, serta salah
satu mata kuliah penting yang diajarkan disetiap jurusan di berbagai Universitas terutama di
bidang sains dan teknik. Begitu pentingnya mata kuliah fisika di jurusan teknik elektro
Universitas Hasyim Asy’Ari memiliki bobot 2 SKS yang artinya dilaksanakan 2 jam tatap muka

setiap minggunya. Padahal mata kuliah fisika teknik sangat erat hubungannya dengan dasar

ilmu mahasiswa dalam menguasai dan memahami bidang keahlian lainnya seperti rangkaian
listrik, rangkaian elektronika, elektronika daya, rangkaian digital, mikrokontroler, dan lain-lain.
Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran mata kuliah fisika teknik harus efektif, efisien, dan
menyenangkan.
Fisika teknik adalah mata kuliah yang memberikan pengetahuan dan manfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Karena mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi secara
nyata di alam sekitar, sehingga anggapan bahwa fisika sebagai mata kuliah yang sulit,
membosankan, menakutkan dapat dihilangkan. Oleh karena itu perlu dikembangkan berbagai
cara untuk mengajarkan fisika yang dapat diterima dan diserap oleh mahasiswa. Dosen sebagai
pengampuh mata kuliah diharapkan mampu menciptakan model pembelajaran yang menjadikan
mahasiswa aktif di kelas, kreatif, melatih tanggung jawab dan kerjasama, serta menyenangkan.
Sehingga dengan model pembelajaran tersebut akan memberikan dampak positif bagi
perkembangan aspek kognitif, psikomotorik, afektif, dan sosial mahasiswa.
Berdasarkan hasil pengamatan permasalahan mendasar yang mengakibatkan
rendahnya minat mahasiswa belajar fisika antara lain: motivasi dan aktivitas belajar mata kuliah
fisika rendah (malas), tidak memiliki buku paket atau hand out, malas untuk mencatat materi
perkuliahan, mau belajar jika ada tugas dan ujian saja. Selama ini juga metode pembelajaran
fisika yang diterapkan bersifat konvensional dengan menerapkan metode ceramah yang bersifat

satu arah sehingga mahasiswa bersifat pasif. Serta penugasan-penugasan yang diberikan juga
belum efektif, karena belum semua tugas dikumpulkan, dikoreksi dan dinilai.
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas dengan menerapkan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran di kelas. Model pembelajaran yang relevan dengan hal tersebut yaitu
model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (1995) pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran dengan siswa yang bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan
heterogen. Menurut Nur dan Wikandari (2000) pembelajaran kooperatif atau cooperative
learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling
membantu dalam belajar. Tutor sebaya merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
(Arends, 1997).
Pengajaran dengan tutor adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman
sekelas yang mempunyai kemampuan lebih baik untuk membantu temannya dalam
melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep (Winataputra, 1999). Menurut
Ischak (1987) tutor sebaya artinya siswa mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh temanteman mereka sekelas yang mempunyai umur sebaya dengan dia. Suherman (2003) menjelaskan
metode tutor sebaya sebagai metode pembelajaran dimana sekelompok siswa yang telah tuntas
terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.
Berdasarkan penjelasan di atas implementasi pembelajaran model tutor sebaya patut
dicobakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa di jurusan teknik elektro,

fakultas teknik Universitas Hasyim Asy’Ari pada mata kuliah fisika teknik semester 2 yang
sebelumnya menunjukkan hasil aktivitas dan hasil belajar yang rendah.

METODE
Pelaksanaan penelitian ini dirancang dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II
dimana siklus I dan siklus II merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Rancangan
pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rancangan Penelitian(Suharsimi Arikunto, 2007 )

Langkah-langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara rinci dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam sekali pertemuan atau 2 jam tatap muka dengan alokasi
waktu 2 x 50 menit.
a. Perencanaan
1. Membuat Rancangan Pembelajaran Semester (RPS).
2. Menentukan pokok bahasan atau materi ajar yang akan diajarkan dalam pelaksanaan
Siklus I.
3. Pemilihan dan pembuatan media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan

sesuai dengan materi pembelajaran.
4. Pemilihan model dan metode pembelajaran.
5. Membuat pedoman observasi mahasiswa, dosen, dan lingkungan.
6. Menyusun instrumen tes hasil belajar yaitu pre tes, pos tes, dan tugas yang dikerjakan
di rumah serta rubrik lembar penilaian.
b. Pelaksanaan
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rancangan Pembelajaran Semester (RPS)
yang diseting 1 pertemuan pada pokok bahasan dan model pembelajaran yang telah
ditentukan.
2. Memantau keaktifan dan kesungguhan mahasiswa dalam pembelajaran.
3. Membahas materi diskusi kelompok ke dalam diskusi kelas.
c. Pengamatan
1. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Semua kejadian
dicatat oleh pengamat dengan menggunakan format observasi yang telah disusun.
2. Hal-hal yang menjadi perhatian pengamatan diantaranya:
a. Dosen mata kuliah fisika teknik terhadap mahasiswa perhatian pengamatan
meliputi: aktivitas mahasiswa dengan mahasiswa lain dan aktivitas mahasiswa

terhadap dosen selama proses belajar berlangsung yaitu: kehadiran, kedisplinan,
keberanian mengemukakan pendapat dan bertanya serta menanggapi jawaban

mahasiswa lain, keberanian mengerjakan soal di papan tulis dan hal-hal lain yang
dapat menunjang peningkatan hasil belajar mahasiswa.
b. Pengamatan terhadap aktifitas dosen meliputi: semua aktivitas dosen dalam
kegiatan pembelajaran sesuai metode pembelajaran yang digunakan.
c. Pengamatan terhadap lingkungan meliputi: kondisi kelas, suasana kelas dalam
pembelajaran, dan sarana prasarana yang menunjang dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Memberikan evaluasi tes hasil belajar dan motivasi pada mahasiswa pada akhir
siklus.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh selama pengamatan dan evaluasi hasil belajar dilakukan proses
analisis. Berdasarkan hasil tersebut dilakukan refleksi untuk melakukan pengkajian
terhadap hasil-hasil yang diperoleh. Pengkajian yang dilakukan antara lain melakukan
penghitungan untuk mempersentasekan tingkat hasil belajar mahasiswa, persentase
aktivitas mahasiswa dalam proses diskusi. Pada siklus I hasil dari refleksi dijadikan
pedoman dalam menyusun rencana perbaikan pada pelaksanaan penelitian siklus II.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari hasil
siklus I. Dilakukan dalam sekali pertemuan atau 2 jam tatap muka dengan alokasi waktu 2 x 50
menit. Langkah-langkah yang ditempuh kurang lebih sama dengan siklus I.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil pre tes, post tes dan tugas di akhir siklus.
2. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari aktivitas mahasiswa dalam proses diskusi kelompok selama
proses pembelajaran berlangsung, yang dirangkum dalam lembar observasi.
Data kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif dengan melakukan
perbandingan nilai pre tes dan pos tes. Nantinya nilai pre tes, pos tes, dan tugas rumah dihitung
nilai rata-ratanya menggunakan teknik analisis statistik (mean). Rumus untuk menghitung nilai
rata-rata adalah :
Σ
=
Σ
Keterangan:
x = Nilai rata-rata
ΣX = Jumlah semua nilai mahasiswa
ΣN = Jumlah mahasiswa
Untuk indikator ketuntasan belajar mahasiswa memenuhi minimal B yaitu 70. Jika
kurang dari 70 maka mahasiswa dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran.

Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan rumus:
=

skor yang diperoleh
skor maksimum

ˣ 100%

HASIL
Pokok bahasan pada penelitian ini akan dipaparkan tentang: a) hasil pelaksanaan
siklus I, b) hasil pelaksanaan II dan c) pembahasan.
A. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan, pada tanggal 29 Februari
2016. Pada pelaksanaan siklus I pengampu memberikan pembelajaran dengan menggunakan
tutor sebaya dengan materi pembahasan muatan listrik dan hukum Coulomb. Hasil penelitian
tindakan kelas siklus I dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut.
1. Perencanaan
Hasil perencanaan pada pembelajaran siklus I berupa RPS dengan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan model tutor sebaya. Yang secara keseluruhan memaparkan kegiatan
dosen dan mahasiswa serta realisasinya.

2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan RPS yang telah
dibuat yaitu melaksanakan semua hal yang telah direncanakan pada tiap-tiap tahapan yang telah
disusun menggunakan model tutor sebaya. Siklus I dilakukan 1 kali tatap muka di kelas.,
berlangsung 2 x 50 menit.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, pengampu melakukan observasi seluruh kegiatan mahasiswa
dalam proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas mahasiswa tertera pada tabel 1 dan hasil
tes hasil belajar mahasiswa pada tabel 2.
Tabel 1 Aktivitas Belajar Siklus I
Variabel
Aktif mencatat
Keberanian berpendapat
Keberanian bertanya
Kerjasama kelompok
Ketepatan pengumpulan tugas
Aktivitas Mahasiswa

Persentase (%)
70

68
70
75
50
66, 6

Berdasarkan Tabel 1 aktivitas mahasiswa dalam siklus I diperoleh sebesar 66,6%.
Tabel 2 Nilai Pre tes, Pos tes, dan Tugas di Rumah Siklus I
Uraian
Nilai
terendah
Nilai
tertinggi
Nilai ratarata
%
Ketuntasan

Pre Tes

80


Tugas
Rumah
30

100

100

30

50

90

30

50

100

0

0

Pos Tes

Sementara hasil belajar mahasiswa pada siklus I pada Tabel 2 untuk nilai pre tes nilai
rata-rata yang dicapai adalah 50 dan persentase ketuntasan 50%. Untuk nilai pos tes nilai ratarata yang dicapai adalah 90 dan persentase ketuntasan 100% sehingga dalam hal ini dinyatakan
penelitian dengan menggunakan model tutor sebaya berhasil meningkatkan hasil belajar
mahasiswa. Sedangkan nilai rata-rata tugas di rumah sebesar 30 sehingga tidak tuntas untuk
penugasan di rumah.
4. Refleksi
Hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus I, pengampu menemukan hal-hal
yang perlu dicatat dan dikaji diantaranya:
a. Mahasiswa sebagai tutor masih belum percaya diri untuk memimpin diskusi.
b. Mahasiswa masih malu bertanya dan mengemukan pendapat sehingga kurang aktif dalam
pembelajaran.
c. Masih ada mahasiswa yang datang terlambat sehingga ada yang tidak mengikuti pre tes.
d. Dosen sebagai pengampu dalam menjawab persoalan sangat cepat sehingga mahasiswa
mengalami kesulitan dalam mencerna penjelasan persoalan.
B. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan, pada tanggal 7 Maret 2016. Pada
pelaksanaan siklus II pengampu memberikan pembelajaran dengan menggunakan tutor sebaya
dengan materi pembahasan Medan listrik dan Hukum Gauss. Hasil penelitian tindakan kelas
siklus II dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Perencanaan
Untuk hasil perencanaan pada pembelajaran siklus II berupa RPS dengan langkahlangkah pembelajaran menggunakan model tutor sebaya. Yang secara keseluruhan memaparkan
kegiatan dosen dan mahasiswa serta realisasinya.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan dalam pembelajaran disesuaikan dengan RPS yang telah dibuat
yaitu melaksanakan semua hal yang telah direncanakan pada tiap-tiap tahapan yang telah
disusun menggunakan model tutor sebaya. Siklus II dilakukan 1 kali tatap muka di kelas.,
berlangsung 2 x 50 menit..
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, pengampu melakukan observasi seluruh kegiatan mahasiswa
dalam proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas mahasiswa tertera pada tabel 3 dan hasil
tes hasil belajar mahasiswa pada tabel 4.
Tabel 3 Aktivitas Belajar Siklus II
Variabel
Aktif mencatat
Keberanian berpendapat
Keberanian bertanya
Kerjasama kelompok
Ketepatan pengumpulan tugas
Aktivitas Mahasiswa

Persentase (%)
75
85
80
90
60
78

Aktivitas mahasiswa dalam siklus I mencapai 78% pada Tabel 4.3.

Tabel 4 Nilai Pre Tes, Pos Tes, dan Tugas di Rumah Siklus II
Uraian
Pre
Pos
Tugas
Tes
Tes
Rumah
Nilai terendah
20
80
30
Nilai tertinggi
40
80
43
Nilai rata-rata
30
80
36,5
% Ketuntasan
0
100
0
Sementara hasil belajar mahasiswa pada siklus II untuk nilai pre tes nilai rata-rata yang
dicapai adalah 30 dan persentase ketuntasan 0%. Untuk nilai pos tes nilai rata-rata yang dicapai
adalah 80 dan persentase ketuntasan 100% sehingga dalam hal ini dinyatakan penelitian berhasil
meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Sedangkan nilai rata-rata tugas di rumah sebesar 36,5
sehingga tidak tuntas untuk penugasan di rumah.
4. Refleksi
Pada pelaksanaan tindakan siklus II, beberapa catatan pada pelaksanaan pembelajaran
diantaranya:
a. Mahasiswa sebagai tutor memiliki kepercayaan diri untuk memimpin diskusi.
b. Mahasiswa sudah berani bertanya dan mengemukan pendapat saat mengalami kesulitan
dalam memahami materi.
PEMBAHASAN
Pembelajaran menggunakan model tutor sebaya adalah metode pembelajaran yang
dipimpin oleh tutor sebaya yaitu mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih di dalam kelas
untuk mengajarkan materi atau latihan kepada teman yang memiliki kemampuan yang kurang
atau yang belum memahami materi. Keberhasilan pelaksanaan penelitian dengan tutor sebaya
ditentukan oleh meningkatnya aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.
Pelaksanaan pembelajaran fisika teknik dengan materi pembahasan pada siklus I
adalah muatan listrik dan hukum Coulomb dan pada siklus II berupa medan listrik dan hukum
Gauss, melalui metode tutor sebaya pada mahasiswa prodi teknik elektro semester II berjalan
lancar dan sesuai dengan RPS yang ada. Langkah – langkah pembelajaran dengan metode tutor
sebaya diantaranya yaitu pendahuluan (terdiri dari pembukaan, pre tes, dan menyampaikan
tujuan pembelajaran), kegiatan inti (dosen membagi kelompok, peserta didik yang pandai
menjadi tutor, dosen memberikan permasalahan, kelompok belajar mendiskusikan dan mencatat
hasil diskusi, tutor atau perwakilan mengemukakan pendapat), penutup (dosen memberika
penguatan mengenai materi dan menyimpulkan, pos tes, dosen memberikan tugas di rumah,
penutup). Soal pre tes dan pos tes berupa soal pilihan benar – salah yang terdiri dari 5 soal.
Sedangkan tugas rumah berupa tes soal uraian.
Pada siklus I secara garis besar semua rencana tindakan dapat terlaksana dengan baik,
ini ditandai dengan persentase aktivitas mahasiswa sebesar 66,6% dan meningkatnya hasil
belajar mahasiswa dilihat dari naiknya hasil persentase pre tes ke pos tes sehingga persentase
ketuntasan meningkat dari 50% ke 100%. Untuk tugas rumah tidak tuntas. Belum paham dan
mahirnya mahasiswa dalam penggunaan rumus hukum Coulomb dalam berbagai bentuk
aplikasi persoalan fisika. Namun demikian perlu ada perbaikan rencana tindakan untuk
memperoleh keterlaksanaan pembelajaran yang lebih optimal dan lebih meningkatkan aktivitas
mahasiswa dalam pembelajaran Fisika Teknik. Salah satu alternatif yang digunakan yaitu

memberi kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk bertanya dan berpendapat. Memberi
motivasi pada tutor dan anggotanya untuk aktif berdiskusi serta dosen memberikan penjelasan
dan pemahaman yang belum dimengerti oleh mahasiswa secara perlahan tahap demi tahap.
Untuk menyelesaikan tugas rumah yang belum tuntas dosen sebagai pengampuh akhirnya
memecahkan dan menjawab permasalahan soal bersama – sama dengan mahasiswa di kelas
sehingga mahasiswa mengetahui sampai dimana mereka bisa menjawab dan hal apa yang tidak
dipahami.
Pada siklus II semua rencana tindakan dapat terlaksana dengan baik, ini ditandai
dengan naiknya persentase aktivitas mahasiswa sebesar 78% dan meningkatnya hasil belajar
mahasiswa dilihat dari naiknya hasil persentase pre tes ke pos tes sehingga persentase
ketuntasan meningkat dari 0% ke 100%. Tugas rumah belum tuntas. Untuk menyelesaikan tugas
rumah yang belum tuntas dosen sebagai pengampuh akhirnya memecahkan dan menjawab
permasalahan soal bersama – sama dengan mahasiswa di kelas sehingga mahasiswa mengetahui
sampai dimana mereka bisa menjawab dan hal apa yang tidak dipahami.
Berdasarkan dampak perlakuan terhadap aktivitas belajar dan pencapaian kompetensi
menunjukkan penerapan pembelajaran dengan model tutor sebaya memiliki nilai tambah
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto dalam Rachmiati tentang kelebihan metode tutor sebaya yaitu kemudahan
penyampaian informasi karena menggunakan bahasa yang kurang lebih sama dengan teman
sebayanya. Hasil belajar yang tinggi disebabkan kepercayaan diri yang sudah dimiliki
mahasiswa sebagai tutor dan sebagai anggota dalam melaksanakan aktivitas pada proses
pembelajaran. Sebab menurut Rachman (2010) rasa percaya diri sangat berpengaruh terhadap
hasil prestasi belajar mahasiswa di perkuliahan. Hasil akhir penelitian tindakan ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moh. Machfud Syaifudin (2008)
menunjukkan terjadinya peningkatan minat belajar siswa serta peningkatan prestasi belajar
siswa, Istianah Qudsi (2014) bahwa pembelajaran kelompok tutor sebaya dapat meningkatkan
aktivitas siswa mengindikasikan pembelajaran fisika lebih menyenangkan, Sujatmi (2015) dan
Musdalifah, A.J. Patandean, Nurhayati (2011) dengan model tutor sebaya bertujuan untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan model tutor sebaya mahasiswa
semester 2 prodi Teknik Elektro FT Unhasy dapat ditingkatkan, hal ini dilihat dari kualitas
pembelajaran yaitu:
1. Hasil aktivitas belajar siklus I dengan persentase sebesar 66,6% dan aktivitas belajar siklus II
sebesar 78%.
Dengan demikian mahasiswa yang sebagai pembelajar dengan menggunakan model tutor
sebaya dapat meningkatkan aktivitas proses pembelajaran.
2. Hasil belajar siklus I nilai rata-rata pre tes sebesar 50 dengan persentase ketuntasan 50%.
Nilai rata-rata pos tes sebesar 90 dengan persentase 100%. Sedangkan untuk tugas rataratanya sebesar 30% dengan persentase 0%. Pada siklus II nilai rata-rata pre tes sebesar 30
dengan persentase ketuntasan 0%. Nilai rata-rata pos tes sebesar 80 dengan persentase
100%. Sedangkan untuk tugas rata-ratanya sebesar 36,5% dengan persentase 0%. Dengan
demikian mahasiswa yang sebagai pembelajar dengan menggunakan model tutor sebaya
dapat meningkatkan hasil proses pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN
Arends, R.I. 1997. Classroom Instruction and Manegement. New York: McGraw-Hill
Companies.
Aziz, Abdul Sholeh & Abdul Aziz Abdul Majid. 1968. Al Tarbiyah wa Thuruqu al Taddrs, Juz
1. Mesir: Dar al-Ma’arif.
Ischak & Warji. 1987. Pengajaran Tutor Sebaya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Iska, Zeni Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi
Brothers.
Hakim, Thursan. 2008. Belajar Secara Evektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadana
Nusantara.
Jaedun, Amat dan Nuryadin ER. 2014. Penerapan Model Tutor Sejawat Berbasis Internet
Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Fisika.
Laporan Penelitian UNY.
Musdalifah dkk. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Diskusi Kelompok
Terbimbing Oleh Tutor Sebaya dalam Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Negeri 2
Watansoppeng. Jurnal JSPF Vol.7 No. 1 April 2011. ISSN 1858-330X
Nur, M. Dan Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan
Konstruktivistik dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Rachmiati, Tri. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3
Surakarta. Skripsi UNS Solo.
Sawali. 2007. Pengajaran dengan Metode Tutor Sebaya. Jakarta: Rajawali Press.
Semiawan, Conny. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning, Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and
Bacon.
Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumu
Aksara.
Suherman, E dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.
Sujatmi. 2015. Penggunaan Metode Peer Tutoring dengan Kassitu untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar IPA Fisika. Jurnal JRKPF UAD Vol. 2 No. 2 oktober
2015.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumarli dan Eka Murdani. 2015. Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Tutor Sebaya pada
Pokok Bahasan Rangkaian Seri-Paralel Hambatan Listrik STKIP Singkawang
Kalimantan Barat.Jurnal JRKPF UAD Vol. 1 No. 2 Oktober 2015.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supriyono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilowati, dkk. 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan nasional.

Syaifudin, Moh. Machfud. 1987. Pembelajaran Model Peer Tutoring Berparadigma IntegrasiInterkoneksi untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Fisika. Skripsi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan KaliJaga Yogyakarta.
Tim MKPBM. 2000. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan
Pendidikan.
Qudsi, Istianah. 2014. Pembelajaran Tutor Sebaya Materi Besaran dan Satuan. Jurnal
Dinamika Vol. 4, No. 3. Januari 2014. ISSN 0854-2172.
Winataputra, Udin S. 1999. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.