PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI DALAM KELAS PADA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KELAS II SD MUHAMMADIAYAH KARANGWARU

LECTORA INSPIRE SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKATKAN
MINAT BELAJAR SISWA DI DALAM
KELAS PADA PELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN (PKN) KELAS II SD
MUHAMMADIAYAH KARANGWARU
Oleh Andro Meda Kartika Kurnia
Guru SD Muhammadiyah Karangwaru
Email : kartika.4154@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini membahas minat belajar di dalam kelas pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) dengan media lectora inspire. Paparan artikel ini didasarkan pada hasil penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan subyek siswa kelas II B SD Muhammadiyah Karangwaru Yogyakarta tahun
ajaran 2013 / 2014 sebanyak 25 siswa. Data penelitian diperoleh melalui pengamatan partisipasi
dan observasi kelas. Sesuai jenis penelitiannya, data dianalisis secara komparatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa minat siswa kelas II B SD Muhammadiyah Karangwaru Yogyakarta untuk
belajar PKn di dalam kelas meningkat. Ini tampak dari peningkatan perhatian dan partisipasi siswa
dalam kegiatan belajar.
Kata Kunci: Minat , Program Lectora Inspire


1

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

A. PENDAHULUAN
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata
pelajaran yang didesain aplikatif dan
disesuaikan dengan karakter bangsa
Indonesia. Jika kita mencermati materi pelajaran PKn kelas 2 lebih banyak
menekankan pada nilai-nilai luhur
yang dimiliki bangsa Indonesia. Materi tersebut meliputi Gotong royong,
Cinta Lingkungan, Musyawarah dan
Perilaku Terpuji. Seperti yang tertera di Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas II,
tujuan dari pembelajaran yaitu siswa
mampu menjelaskan pengertian, menyebutkan jenisnya serta menyebutkan manfaatnya. Disini siswa diharapkan bisa berperilaku sesuai dengan
yang tujuan yang ingin dicapai dalam
proses kegiatan belajar mengajar yang
disesuaikan dengan karakter moral
bangsa Indonesia.

PKn sebagai pelajaran yang mengajarkan nilai, moral, dan norma sebagai wrga negara Indonesia perlu
diajarkan kepada siswa sebagai generasi penerus bangsa. Secara tegas
Kosasih Djahiri menyatakan bahwa
dalam kehidupan manusia di dunia ini
tidak ada tempat dan waktu kehidupan
yang bebas nilai (value free), karena
dengan nilai, moral dan norma ini akan
menuntun ke arah pengenalan jati diri
manusia maupun kehidupannya (Djahiri, 1996 :2). Mengacu pada pendapat
diatas, maka pembelajaran PKn tidak
hanya sebatas pada pengenalan konsep tapi ada perubahan perilaku yang
sesuai dengan yang diharapkan de2

ngan tujuan pembelajaran.
Dari beberapa penelitian diketahui, bahwa daya tarik terhadapa Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) masih lemah, karena membosankan dan cenderung tidak disukai
siswa, materi dan metodenya tidak
menantang siswa secara intelektual
(Azis Wahab, 2004 :2). Pendapat lain
menjelaskan bahwa mata pelajaran ini

dalam pelaksanaannya menghadapi
keterbatasan dan kendala terutama
berkaitan dengan kualitas guru, keterbatasan fasilitas, dan sumber belajar
(Fajar, 2004 :2). Menurut pengalaman
peneliti, guru mengalami kendala saat
mengajar PKn di kelas bawah, kendala itu adalah bagaimana siswa mampu
berpartisipasi secara aktif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
Oleh karena itu peneliti menggunakan metode pembelajaran berbasis
teknologi, untuk menumbuhkan minat
belajar PKn. Ini dilakukan mengingat
bahwa peserta didik saat ini cukup
akrab dengan teknologi maka dengan
menggunakan media pembelajaran
elektronik diharapkan dapat menarik
minat mereka untuk belajar di dalam
kelas dan belajar lebih menyenangkan
bukan lagi lagi menjadi momok terutama untuk siswa kelas bawah yang baru
saja lepas dari taman kanak-kanak dan
belum terbiasa untuk mencatat dan

mendengar dalam jumlah banyak.
Upaya ini selaras dengan materi yang
harus diserap anak-anak kelas dua
yang masih abstrak. Dengan waktu
tiga puluh lima menit (per satu jam pelajaran) maka anak-anak hanya meng-

Andro Meda Kartika Kurnia - Lectora Inspire sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkatkan ....

habiskan waktu untuk menyalin catatan guru di papan tulis ke dalam buku
mereka jika guru kurang pandai dalam
mengelola kelas, maka dari itu sekolah sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan juga mulai berbenah untuk
mengubah cara konvensional dalam
pembelajaran. Laptop dan proyektor
adalah dua hal dari media teknologi
yang diupayakan untuk bisa menunjang kegiatan belajar yang efektif dan
efisien selain internet..
Menurut Bernard dalam Sardiman
(2007:76) menyatakan bahwa minat
timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaaan pada
waktu belajar atau bekerja. Menurut

Rosyidah (1988 :1), timbulnya minat
pada diri seseorang pada prinsipnya
dapat dibedakan menjadi dua. Pertama
minat yang berasal dari pembawaan,
timbul dengan sendirinya dari setiap
individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat
alamiah. Kedua, minat yang timbul
karena adanya pengaruh dari luar diri
individu, timbul seiring dengan proses
perkembangan individu yang bersangkutan. Berdasarkan landasan teoritis
tentang minat diatas, maka penulis
cenderung melihat minat sebagai proses yang harus diusahakan melalui kegiatan-kegiatan terencana dan terpola,
misalnya dalam kegiatan belajar mengajar. Penyampaian materi dengan
metode ceramah dan efek visual diharapkan membuat kelas bukan menjadi sesuatu yang menjemukan bagi
siswa, mendengar dan melihat adalah
satu kesatuan yang lebih memudahkan
seseorang memahami sehingga peny-

erapan materi lebih maksimal (lebih
mudah diingat dan dilaksanakan).

Adapun rumusan masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah
Apakah media teknologi lectora inspire dapat meningkatkan minat belajar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
siswa kelas II SD Muhammadiyah Karangwaru Yogyakarta?
Lectora Inspire
Menurut Muhamad Mas’ud dalam bukunya (2012) Lectora adalah
perangkat lunak authoring tool, alat
pengembangan belajar elektronik (elearning) yang dikembangkan oleh
Trivantis Corporation.
Lectora sangat familiar dengan
microsoft office, ini karena menu-menu yang hampir sama dengan microsoft office antara lain File, Edit, Add,
Layout, Tools, Mode, Publish, View,
Help. Keunggulan lectora adalah memungkinkan mendesain pembelajaran
visual (gambar atau video) dan juga
kemudahan merancang evaluasi belajar yang interaktif.
Sistem yang dibutuhkan untuk
mendukung program ini adalah:
a. Processor intel 1,5 GHZ
b. 500 MB RAM ( 1 GB RAM untuk

Lectora Inspire), 350 MB hard
drive kosong (900 MB free hard
drive space for lectora inspire
installlation)
c. Microsoft Windows XP, Windows
Vista, atau Windows 7
d. Agen help membutuhkan flash
player 8.0 atau diatasnya
e. Internet-published content is cross
platform compatible with Micro3

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

soft Internet Eksplorer 6.0 ke atas
f. Firefox 1.0 ke atas, dan safari 1,2
ke atas dan google chrome
g. Images : TIF , GIF, JPG, BMP,
PNG, WMF, EMF, IPIX
h. Audio WMA, WAV, MID, RMI,
AU, MP3, AIFF, FLV

i. Video : WMF, FLV, AVI, MPEG,
MP4, RM (streaming real video)
j. Document : RTF, TXT
Keunggulan lectora inspire untuk
mengembangkan media pembelajaran
interaktif antara lain :
a. Lectora digunakan untuk membuat website, konten e-learning,
interaktif, dan presentasi. Pemula
untuk membuat multimedia (audio
dan video) pembelajaran.
b. Lectora sangat mudah digunakan
User Friendly dan menyediakan
library yang sangat membantu
pengguna. Memiliki fitur untuk
pengembangan media sesuai kebutuhan.
c. Dapat membuat soal / kuis dengan
mudah.
Software Lectora Inspire dapat diperoleh pada perusahaan trivantis. Dalam situsnya perusahaan ini mengizinkan orang untuk mengunduh Lectora
Inspire versi demo atau trial 30 hari.
Setelah instalasi lectora berhasil, maka

selanjutnya kita bisa merancang pembuatan multimedia pembelajaran. Media pembelajaran yang baik dihasilkan
dari perancangan media yang terencana.
B. METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
4

tindakan kelas. Suharsimi Arikunto
(2008 : 16) mengemukakan bahwa
“PTK mempunyai empat tahapan
yang lazim dilalui, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi”. Langkah-langkah tersebut dapat
digambarkan dalam gambar 3 sebagai
berikut:
Perencanaan

Refleksi

Siklus I

Pelaksaanaan


Pengamatan

Gambar.1.1 Siklus Penelitian Tindakan
Kelas

Tempat penelitian dilaksanakan
di SD Muhammadiyah Karangwaru
Yogyakarta. Adapun subjek penelitin
ini adalah siswa kelas IIB Semester 1
tahun pelajaran 2013 / 2014 sebanyak
25 siswa.
Dalam penelitian terdapat dua teknik pengumpulan data yaitu pengamatan atau observasi . Alat yang digunakan adalah lembar pengamatan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif . Data kualitatif dianalisis dan dilanjutkan dengan
refleksi sebagai bahan penyusunan
rencana selanjutnya kemudian membandingkan perubahan perilaku siswa
pada siklus I dan siklus II.
Prosedur penelitian ini adalah peneliti membagi dalam 2 siklus. Setiap
siklus didampingi kolaborator untuk
mengamati tingkah laku siswa dengan

memberikan tanda centang (v) pada

Andro Meda Kartika Kurnia - Lectora Inspire sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkatkan ....

lembar observasi yang telah disiapkan.
Kegiatan siklus pertama dimulai
pada bulan Okober 2013 saat kegiatan
belajar mengajar (KBM). Pada tahap
perencanaan ini guru peneliti mempersiapkan materi pembelajaran (input
dengan menggunakan metode pembelajaran lectora inspire) dan lembar observasi serta daftar absen. Pada tahap
pelaksanaan, peneliti memulai dengan
pre test lisan untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan siswa tentang materi cinta lingkungan. Peneliti mengelompokkan siswa berdasarkan baris
tempat duduk, karena ada 3 baris maka
dari kanan ke kiri peneliti memberi
nama kelompok A, B, dan C. Setiap
partisipasi siswa akan menambah nilai 100 untuk kelompoknya dan setiap
pelanggaran akan menyebabkan nilai
kelompok berkurang 10. Peneliti menyampaikan sekilas tentang kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. Guru mulai pembelajaran
dengan media lectora, terlihat minat
siswa untuk menulis materi, begitu
pula saat peneliti memutarkan video
maupun game, siswa lebih bersemangat lagi. Kolaborator mengisi lembar
observasi yang sudah disiapkan.
Dalam tahap refleksi, guru peneliti dan guru kolaborator mengevaluasi
kegiatan belajar mengajar. Ditemukan
beberapa hal yang harus diperbaiki
seperti font yang terlalu kecil, desain
ruang yang mengakibatkan tampilan
gambar tidak bisa diakses oleh siswa
yang duduk paling pojok dan input
game yang kurang banyak.
Pelaksanaan pembelajaran pada
siklus kedua ini menyempurnakan
pelaksanaan siklus pertama. Respon

siswa bagus sekali terutama saat sesi
game versi terbaru, hampir semua siswa berpartisipasi.
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Kondisi Awal
Pengalaman pertama mengampu
palajaran PKn pada siswa kelas II B
tahun pelajaran 2012 / 2013, penulis menemukan banyak kendala untuk
transfer materi kepada anak-anak. Sebagai gambaran, di sekolah kami, pembagian kelas berdasarkan nilai rata-rata,
untuk nilai rata-rata menengah ke atas
siswa dimasukkan ke dalam kelas A,
dan untuk nilai rata-rata menengah ke
bawah siswa dimasukkan di kelas B.
Untuk kelas A, Penulis tidak menemukan kendala berarti, sedangkan untuk
kelas B penulis menemukan kendala
seperti kemampuan pemahaman siswa,
kemampuan mencatat dan kemampuan
membaca yang rendah, mengingat kelas II masih dalam masa transisi dari
taman kanak-kanak ke sekolah dasar,
selain itu hampir 75 % siswa kelas II
B adalah putera, dimana aktivitas fisik
mereka cenderung aktif, sehingga terkadang cepat bosan jika hanya duduk,
mendengarkan dan mencatat.
Pelajaran PKn tidak bisa dikatakan ringan, karena anak sudah belajar
definisi, contoh dan sekaligus pembentukan karakter. Untuk itu jika kita
mencermati buku PKn kelas II, materi
lebih bayak dikemas dalam bentuk cerita untuk memudahkan anak memahami materi.
Berdasarkan fakta diatas, maka
peneliti mencoba menggunakan media
5

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

belajar berbasis teknologi yaitu lectora
inspire. Pengambilan media ini karena
media ini memudahkan peneliti untu
mendesain pembelajaran interaktif seperti mudah memvisualisasikan materi
yang abstrak dengan teks, suara, video
tanp hrus terlibat keahlian yang terlalu
teknis.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Peneliti mengadakan pre test secara
lisan pada pelajaran PKn materi “Cinta
Lingkungan”. Beberapa siswa menunjukkan partisipasinya dan lainnya pasif
karena materi baru dan kemungkinan
tidak mengetahui jawabannya. Peneliti kemudian memulai materi yng telah
didesain menggunakan media pembelajaran lectora inspire.
Software Lectora Inspire dapat diperoleh pada perusahaan trivantis. Dalam situsnya perusahaan ini mengizinkan orang untuk mengunduh Lectora
Inspire versi demo atau trial 30 hari.
Setelah instalasi lectora berhasil,
maka selanjutnya kita bisa merancang
pembuatan multimedia pembelajaran.
Media pembelajaran yang baik dihasilkan dari perancangan media yang
terencana. Langkah dalam membuat
media pembelajaran dengan program
ini yaitu:

6

a. Mengenal title explorer
Merupakan pohon direktori
yang menampilkan semua objek,
chapter, section, dan page yang
terdapat dalam work area Lectora.
Work Area sendiri merupakan area
kerja Lectora, dimana didalamnya kita dapat melakukan editing
media pembelajaran. Yang patut
dicatat dan diperhatikan, semua
objek, level, chapter, section dan
page dalam work area ini memiliki
level-level tertentu, yang digambarkan dalam pohon direktori title
explorer. Level tertinggi berada
langsung di bawah judul/title dari
konten media pembelajaran kita,
menyusul kemudian di bawahnya
level chapter/bab, level section/
sub bab, dan yang terbawah adalah
level page
b. Membuat storyboard
Langkah ini diperlukan agar
pembelajaran memiliki arah yang
jelas, perlu dipahami ini hanya kerangka dan bisa kita kembangkan
dengan melihat kondisi kelas, tidak ada patokan berapa storyboard
yang harus kita buat, semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. Storyboard yang standar terdiri dari
Home, KTSP ,Indikator, Materi,
Penyusun , Pustaka, Evaluasi .

Andro Meda Kartika Kurnia - Lectora Inspire sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkatkan ....

Judul

Home

KTSP

Indikator

Pustaka

Materi

Evaluasi

Cinta Lingkungan

Pengertian

Jenis-jenis lingkungan

Cara merawat
lingkungan

Gambar 1.2 Contoh peta konsep pembuatan multimedia pembelajaran lectora

Home diletakkan di awal, biasanya berisi Judul dan sedikit abstrak (welcome). Saat merancang
storyboard, tak lupa penulis memasukkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada storyboard
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan).
Chapter section selanjutnya
adalah Indikator, ini akan memudahkan guru dan siswa untuk mengarahkan proses pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan yang
dijabarkan secara rinci.
Pada storyboad Materi, chapter section peta konsep lebih baik
ada, ini akan memudahkan kita
dalam penjelasan dan siswapun
akan melihat sebuat pembelajaran
yang runtut, dan merangsang mereka untuk berpikir runtut. Setiap
page disajikan konsep dan dan alat
penguatnya secara selang seling
(dalam hal ini bisa memberi efek
suara maupun gambar bergerak
dan sebagainya.
Berikut ini contoh storyboard

yang masih akan dijabarkan lagi
dalam chapter section dan page:

Home

Selamat datang di Media Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan dengan materi
Cinta lingkungan, Melalui pembelajaran media ini siswa diharapkan mampu mengerti,
memahami dan melakukan praktek cinta
lingkungan.
Selamat Belajar !

Gambar 1.3 Storyboard Home (welcome)

KTSP

Berisi Kompetensi dasar dan standar kompetensi

Gambar 1.4 Storyboard kompetensi

Indikator

Berisi indikator yang ingin dicapai setelah
proses pembelajaran

Gambar 1.5 Storyboard indikator

7

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

Materi

Chapter Materi ajar Section berisi Cinta
lingkungan
Page 1 : Pengertian Cinta lingkungan
Page 2 : Cara Melakasanakan cinta lingkungan
Page 3 : Manfaat Cinta lingkungan

Gambar 1.6 Storyboard materi

Penyusun

Perancang media pembelajaran menggunakan metode lectora

Gambar 1.7 Storyboard penyusun

Pustaka

Chapter Pustaka :
1. Buku acuan
2. Website acuan
3. Sumber gambar dan lain-lain

Gambar 1.8 storyboard pustaka

Evaluasi

Chapter evaluasi
Page 1 : Petunjuk
Page 2: soal Pilihan ganda
Page 3 : soal isian
Page 4 : soal drag and drop

Gambar 1.8 storyboard evaluasi

c. Penjabaran materi ke dalam chapter section
Chapter section dalam beberapa page yang disesuaikan dengan
materi. Untuk melihat tampilan
materi yang telan dirancang dengan menggunakan program lectora ini maka penulis mencantumkan dalam lampiran.
b. Pengamatan dan pelaksanaan
Tahap pengamatan dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan. Pada
tahap ini peneliti melakukan penga8

matan dan mencatat semua hal yang
diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Langkah-langkah
dalam kegiatan analisis dapat dilakukan diantaranya yaitu mencocokkan
hasil pengamatan oleh guru dan teman
sejawat pada lembar observasi. Berdasar hasil pengamatan ternyata siswa
menunjukkan minat mengikuti pelajaran yaitu siswa aktif, perhatian siswa
tertuju pada pelajaran, siswa merespon
dan terjadi komunikasi dua arah, maka
model kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dinyatakan menarik dan
dapat meningkatkan interaksi siswa.
Dalam penelitian ini minat siswa dapat
diperoleh dengan tingkah laku yang
muncul selama proses pembelajaran
diamati dengan lembar pengamatan
yang diambil sebelum dan setelah tindakan. Pada tahap ini dilakukan analisis pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar.
Beberapa siswa tampak mencatat materi dan beberapa siswa masih
belum menunjukkan kesiapannya,
hingga guru harus mengingatkan Selanjutnya peneliti memberi selingan
dengan memberikan game yang sudah dipersiapkan menggunakan media
pembelajaran lectora inspire. Antusias
siswa dapat dilihat langsung yaitu siswa berebut menjawab. Kelebihan dari
game menggunakan media ini adalah
siswa langsung bisa mengetahui reward apa yang akan mereka peroleh
jika menjawab dengan benar dan punishment apa yang akan mereka dapatkan manakala menjawab salah. Peneliti melanjutkan ke materi selanjutnya
dan hampir 100 % otomatis mencatat (
guru tidak berkali-kali mengingatkan).

Andro Meda Kartika Kurnia - Lectora Inspire sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkatkan ....

Hasil evaluasi peniliaian siswa yang
disusun peneliti dan kolaborator tampak pada tabel dibawah ini :
Minat
40

24

28

32
16

20
0

Minat
Sangat Baik (3) Cukup Rendah
baik (4)
(2)
(1)

Perhatian
60
40
20
0

40

48

12

0

Perhatian

Sangat Baik (3) Cukup Rendah
baik (4)
(2)
(1)

Partisipasi
60
40
20
0

40

44
16

0

Partisipasi

Sangat Baik (3) Cukup Rendah
baik (4)
(2)
(1)

Grafik 1 Penilaian Afektif Siswa Siklus I

Minat diamati berdasarkan kesiapan siswa untuk belajar, bisa dilihat
dari antusias siswa untuk belajar seperti sudah menyiapkan buku, tenang
di awal pelajaran, mengikuti instruksi
guru seperti mencatat dan sebagainya.
Perhatian meliputi kemauan siswa
untuk menyimak penjelasan guru tanpa diselingi aktivitas lain, sedangkan
partisipasi adalah meliputi siswa menjawab pertanyaan guru, antusias mengikuti setiap game , dan mengerjakan
evaluasi.
c. Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti meng-

kaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang
terkumpul, kemudian mengevaluasi
guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Berdasarkan perencanaan dan
tindakan diatas, refleksi dalam siklus I
ini adalah :
a. Proses pembelajaran : pengelolaan kelas
b. Peran guru di refleksikan : bisa dilihat di lembar pengamatan
c. Respon siswa : bisa dilihat dari
lembar pengamatan
d. Kemasan bahan pembelajaran :
font , struktur materi , pemilihan
warna (background)
e. Media pembelajaran : kesiapan
menyiapkan media pendukung seperti sound, screen, proyektor
f. Penilaian : evaluasi tertulis.
Setelah tahap refleksi maka kelemahan dalam pembelajaran di siklus
I diperbaiki dalam siklus berikutnya,
yaitu siklus II. Dari keberhasilan dan
kegagalan dalam pelaksanaan tindakan
yang tertuang dalam refleksi maka peneliti dengan guru mengadakan diskusi
untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya
dalam proses kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan oleh peneliti.
3. Siklus II
Hasil refleksi dari siklus I diperbaiki dalam siklus II. Peneliti memperbaiki kekurangan di siklus I seperti
merubah tampilan gambar, memperbesar font huruf dan menambah game
dengan versi lain yang telah disediakan dalam program lectora inspire.
Peneliti merasakan sekali minat
9

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

belajar para murid meningkat. Hampir sebagian besar mencatat dan tidak
mengeluh ataupun menawar dalam
hal ini pada waktu sebelumnya murid
sering merengek agar kegiatan mencatat tidak terlalu banyak. Pada saat
pemberian game, para siswa nampak
aktif bahkan sampai berebut maju ke
depan. Siswa juga menunjukkan perhatiannnya dengan menyimak penjelasan
guru. Ketika jam pelajaran usai mereka
meminta perpanjangan jam, beberapa
siswa yang hanya kebagian menjawab
satu pertanyaan nampak kecewa. Penjelasan ini diperoleh dari kolaborator.
Hasil evaluasi peniliaian siswa
yang disusun peneliti dan kolaborator
pada siklus II tampak pada tabel dibawah ini
Minat
100

64

36

50
0

0
Sangat
baik (4)

Baik (3)

0

Minat

Cukup (2) Rendah (1)

Perhatian
60

sebabkan siswa mulai terbiasa dan
menikmati belajar menggunakan media pembelajaran lectora inspire, saat
siklus pertama dulu mereka baru mengenal. Selain itu Peneliti juga sudah
memperbaiki tampilan baik warna,
ukuran huruf dan game versi lain yang
lebih menarik. Berdasarkan hasil wawancara dengan kolaborator, siswa
terlihat antusias untuk belajar PKn
dengan media lectora inspire. Hasil
evaluasi tertulis juga menunjukkan
kenaikan ini sesuai dengan teori minat
terhadap hasil belajar, menurut Sardiman ( 2007 : 95) yang menyatakan
proses belajar itu akan berjalan lancar kalau sesuai minat. Menumbuhkan minat belajar pada siswa kelas
bawah memang menjadi tugas guru,
hal ini selaras dengan pendapat Nurkacana (1993: 230) bahwa setiap guru
mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat siswanya, karena minat
merupakan komponen penting dalam
kehidupan pada umumnya dan dalam
pendidikan , serta pembelajaran di ruang kelas pada khususnya.

60
28

40

12

20
0

Sangat
baik (4)

Baik (3)

Perhatian

Cukup (2) Rendah (1)

Partisipasi
60
60

40

40
20
0

0
Sangat baik
(4)

Baik (3)

Partisipasi

Cukup (2) Rendah (1)

Grafik 2 Penilaian Afektif Siswa Siklus II

Pada siklus kedua hampir semua
indiktor mengalami kenaikan, ini di10

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis dapat membuat kesimpulan bahwa kedua siklus dalam penelitian tindakan kelas menggunakan
media pembelajaran lectora inspire
pada pelajaran Pendidikan kewarganegaraan kelas II SD Muhammadiyah Karangwaru Yogyakarta, terdapat
kenaikan minat belajar di dalam kelas
yang diikuti dengan peningkatan kognitif siswa yang bisa dilihat dari hasil
evaluasi tertulis.

Andro Meda Kartika Kurnia - Lectora Inspire sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkatkan ....

Terlepas dari hasil penelitian diatas, media hanyalah sebuah alat untuk
memudahkan sebuah pekerjaan agar
tujuan di perencanaan dapat tercapai.
Media yang bagus juga tidak bisa
menjamin bahwa sebuah proses pembelajaran akan berhasil. Kemampuan
guru dalam mengajar menggunakan
media juga menentukan apakah media yang digunakan efektif. Ini berarti
materi yang telah didesain bagus bisa
jadi tidak efektif jika guru gagal dalam
mengkomunikasikannya.
Masa kelas dua sekolah dasar memang masa penanaman konsep yang
berarti guru masih sebagai aktor utama di kelas. Minat, perhatian dan partisipasi siswa harus dirangsang oleh
guru. Media juga menyesuaikan dengan keadaan kelas, dalam hal ini guru
sebagai fasilitator harus memahami
keadaan siswa dan materi ajar, karena
media akan efektif saat guru bisa memainkannya dalam hal ini kapan siswa
bisa diajak serius untuk masuk ke dalam materi, kapan siswa mulai jenuh
sehingga guru harus memberi selingan
game, kapan memvisualisasikan materi yang abstrak sehingga siswa mudah
memahami dan sebagainya.
Kegiatan belajar mengajar menggunakan media lectora inspire ini cukup mengesankan, bukan hanya bagi
peserta didik tetapi juga bagi peneliti
sebagai pendidik. Materi yang sudah
dikonsep dan ditampilkan secara be-

rangsur dengan tampilan layar dengan latar belakang yang menarik
juga cukup menggugah minat siswa
untuk mencatat, akhirnya penanaman
konsep bisa masuk perlahan-lahan,
ini juga membantu untuk guru yang
belum mampu menulis di papan tulis
dengan baik (tulisan bagus dan mudah
dibaca siswa).
DAFTAR PUSTAKA
Mas’ud, Muhamad. ( 2012). Membuat
Media Pembelajaran Dengan
Lector Inspire.. Yogyakarta : PT
Skripta Media Creative.
Rosyidah. (1988) . Hubungan Antara Minat Belajar dengan Prestasi
Belajar Siswa SMU 8 Malng. (Laporan Penelitian). IKIP Malang
Sardiman, A.M. (1996). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : Grasindo
Wahab, A.A. (2007). Metode dan Pendekatan Mengajar IPS. Bandung:
Alfabeta
Nurkacana, I.W. (1993). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Arikunto Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Djahiri, Kosasih. (1984). Pengajaran
studi Sosial/ IPS : Dasar-dasar
Pengertian Metodologi Model
Mengajar IPS. Bandung : LPPPIPS IKIP Bandung

11