Klasifikasi wilayah Indonesia pada DDC 2

NOTASI WILAYAH UNTUK INDONESIA PADA DDC EDISI
23 DAN PERLUASAN NOTASI DDC UNTUK WILAYAH
INDONESIA
Suharyanto *
Abstract
The 23rd Edition of DDC has been published in 2011. This edition provides notations related
to Indonesia such as Table 2. Geographical area, historical period, biography for Indonesia – 598.
With the extension of Indonesian area, librarians are given much help in classifying the library
materials on Indonesia or other subjects related, especially those related to areas or regions in
Indonesia. However, this extension has only covered the provincial area and has not yet reached the
regency/city. It needs to create area extension which covers the whole regencies and cities as drafted
by the National Library of Indonesia in its publication in 2004 which notes about the extension and
adaptation of DDC notation for Indonesian areas.
Keyword : Dewey Decimal Classiication, Indonesia, Classiication, National Library Of Indonesia
PENDAHULUAN
Dewey Decimal Classiication (selanjutnya disingkat DDC) merupakan
bagan klasifikasi yang paling banyak
d i g u n a k a n d i I n d o n e s i a , bahkan di
dunia, karena paling tua dan paling popular.
DDC diciptakan dan disusun oleh Melvil
Dewey, edisi pertama terbit tahun 1876.

Saat ini telah terbit DDC edisi 23 terbit
tahun 2011 di edit oleh Joan S. Mitchell …
[et al.] dan hak cipta DDC 23 pada Online
Computer Library Center, Inc. (OCLC).
DDC 23 menyediakan notasi-notasi yang
berkaitan dengan Indonesia, yaitu antara
lain : (1) Tabel 2. Wialayah geografi,
periode sejarah, biograi untuk Indonesia –
598 ; (2) Tabel 5. Kelompok etnik dan Kebangsaan untuk Indonesia – 992 2 (3) Tabel
6. Bahasa untuk Bahasa Indonesia – 992 2
Perpustakaan Nasional RI merupakan
salah satu perpustakaan yang memberikan
kontribusi dalam penyusunan DDC 23 hal
ini terlihat dari ucapan terima kasih yang
terdapat di DDC 23. Kontribusi yang diberikan antara lain masukan tentang : 1. notasi
* Pustakawan pada Pusat Pengembangan
Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka,
Perpustakaan Nasional RI

24


297 (Islam). 2. notasi 499 (Non-Austronesian
languages of Oceania, Austronesian languages,
miscellanceaus languages) khusunya untuk
notasi 499.221 (Bahasa Indonesia) dan
bahasa-bahasa daerah di Indonesia. 3. notasi
899 (Literatures of Non-Austronesian
languages of Oceania, Austronesian
languages, miscellanceaus languages)
khusunya untuk notasi 899.221 (Kesusastraan
Bahasa Indonesia) dan kesusastraan bahasa
daerah di Indonesia. 4. Tabel 2. Wilayah
geografi, periode sejarah, biograi untuk
Indonesia – 598. Selanjutnya makalah ini
akan membahas satu aspek mengenai Tabel
2. Wilayah geograi, periode sejarah, biograi Indonesia dengan notasi dasar – 598
yang ada pada DDC 23.
Notasi wilayah Indonesia pada DDC
Penempatan notasi untuk wilayah
Indonesia dimulai pada DDC 15, dimana

notasi wilayah untuk Indonesia ditempatkan
pada notasi – 991 bersama-sama Filipina.
Waktu itu dipandang Indonesia dan Filipina
sebagai bagian dari kawasan Pasifik.
(Sulistyo : 2009). Hal ini menunjukkan Indonesia belum mempunyai notasi
tersendiri. Sedangkan notasi untuk wilayah

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

Indonesia yang berdiri sendiri pertama kali
muncul pada DDC 18 dimana notasi untuk
wilayah Indonesia sudah tidak lagi
menempati notasi – 991 bersama-sama
Filipina tetapi sudah menempatkan notasi
– 598.
DDC edisi 23 Pada Tabel 2 perluasan untuk
wilayah Indonesia notasi sudah mengalami
kemajuan yaitu perluasan wilayah sampai
tingkat provinsi. Berikut notasi wilayah
untuk Indonesia pada DDC 23:

– 598

– 598 1
– 598 11
– 598 12





598 13
598 14
598 15
598 16







598 17
598 18
598 19
598 192

– 598 196









598 2
598 22
598 23
598 24
598 26

598 27
598 28

– 598 3
– 598 32

Indonesia and East Timor
Class here Malay Archipelago,
Sunda Islands
Sumatra and neighboring
islands
Aceh
(Nanggroe Aceh Darusalam)
North Sumatra
(Sumatera Utara)
West Sumatra (Sumatera Barat)
Riau
Jambi
South Sumatra
(Sumatera Selatan)

Bengkulu
Lampung
Riau Islands and Bengkulu
Riau Islands (Kepulauan Riau
Including Anambas Islands,
Lingga Islands, Natuna Islands
Bangka Belitung
(Kepulauan Bangka Belitung)
Including Belitung
Class here Bangka
Java and neighboring islands
Jakarta
Banten
West Java (Jawa Barat)
Central Java (Jawa Tengah)
Yogyakarta
East Java (Jawa Timur)
Including Madura
Kalimantan
Class here Borneo

West Kalimantan
(Kalimantan Barat)

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

– 598 34 Central Kalimantan
(Kalimantan Tengah)
– 598 36 South Kalimantan
(Kalimantan Selatan)
– 598 38 East Kalimantan
(Kalimantan Timur)
– 598 4 Celebes (Sulawesi)
– 598 42 North Sulawesi
(Sulawesi Utara)
– 598 43 Gorontalo
– 598 44 Central Sulawesi
(Sulawesi Tengah)
– 598 46 West Sulawesi (Sulawesi Barat)
– 598 47 South Sulawesi
(Sulawesi Selatan)

– 598 48 South-East Sulawesi
(Sulawesi Tenggara)
– 598 5 Moluccas
– 598 52 Maluku
Including Ambon Island,
Wetar Island
– 598 56 North Maluku (Maluku Utara)
Including Halmahera
– 598 6 Lesser Sunda Islands
(Nusa Tenggara)
– 598 62 Bali
– 598 65 West Nusa Tenggara
(Nusa Tenggara Barat)
Including Lombok, Sumbawa
– 598 68 East Nusa Tenggara
(Nusa Tenggara Timur)
– 598 7 East Timor
Usulan perubahan untuk notasi wilayah
Indonesia pada DDC 23
DDC 23 telah memperluas notasi

wilayah untuk Indonesia sampai pada
tingkat provinsi hal ini akan memberikan
kemudahan dalam menentukan notasi
untuk wilayah Indonesia namun demikian
ada beberapa catatan berkaitan dengan
notasi tersebut, yaitu antara lain :
1. Perluasan notasi wilayah Indonesia
h a n y a pada tingkatan provinsi belum
sampai pada perluasan k a b u p a t e n /
k o t a s e h i n g g a Perpustakaan
Nasional RI mempunyai kesempatan
untuk m e n g u s u l k a n ke OCLC
mengenai perluasan wilayah sam-

25

Seharusnya tidak dijadikan dalam satu
notasi, hal ini disebabkan Kepulauan
Riau dan Bangka Belitung merupakan
2 wilayah yang berbeda dimana

Kepulauan Riau merupakan pemekaran
dari Provinsi Riau dan Bangka Belitung
merupakan pemekaran dari provinsi
Sumatra Selatan. Seharusnya notasi
untuk kedua wilayah tersebut adalah sbb:
Bangka Belitung ditempatkan bersamasama dengan Sumatra Selatan, yaitu :
– 598 16 Sumatra Selatan dan
Kepulauan Bangka Belitung
– 598 161 Sumatra Selatan
– 598 162 Kepulauan Bangka
Belitung

pai pada t i n g kat kabupaten/kota sebagaimana yang telah disusun oleh
Perpustakaan Nasional RI pada
tahun 2004 sudah barang tentu dengan
merevisi terlebih dahulu disesuaikan
dengan perkembangan pemekaran
kabupaten/kota yang ada sampai
saat ini
2.

Notasi untuk wilayah Irian Jaya
(sekarang Papua dan Papua Barat)
pada DDC 23 tidak ditempatkan dalam
notasi wilayah Indonesia tetapi dimasukkan pada notasi terpisah dari
Indonesia yaitu pada notasi - 95
Melanesia New Guinea, - 951.
Perpustakaan Nasional RI pernah
mengusulkan ke OCLC agar wilayah
Papua dan Papua Barat dimasukkan ke
dalam notasi wilayah Indonesia – 598
dengan alasan Papua dan Papua Barat
merupakan bagian dari wilayah
Indonesia namun OCLC menolak
usulan dari Perpustakaan Nasional
RI. Kiranya perlu diusulkan kembali
mengenai penempatan wilayah Papua
dan Papua Barat ke wilayah Indonesia
dengan argumentasi yang dapat
d i t e r i m a oleh OCLC, salah satu
argumentasi yang dapat dijelaskan
yaitu dengan membandingkan wilayah
untuk Sabah, Serawak, dan Brunei bisa
ditempatkan pada notasi wilayah
Malaysia – 595 padahal wilayah
tersebut merupakan kesatuan wilayah
dengan Kalimantan.

3.

26

Perluasan untuk Kepulauan Riau dan
Bangka Belitung pada DDC 23 dijadikan dalam satu notasi, yaitu :
– 598 19 Riau Islands and Bangka
Belitung
– 598 192 Riau Islands
(Kepulauan Riau) and
Bangka Belitung
– 598 196 Bangka Belitung
(Kepulauan Bangka Belitung)

Kepulauan Riau ditempatkan bersamasama dengan Riau, yaitu :
– 598 14 Riau dan Kepulauan Riau
– 598 141 Riau.
– 598 142 Kepulauan Riau
4.

Perluasan untuk wilayah Banten dan
Jawa Barat notasi yang digunakan
kurang tepat seharusnya notasi wilayah
untuk Banten setelah Jawa Barat sebab
Banten merupakan wilayah pemekaran
dari Jawa Barat. Seharusnya notasi
untuk kedua wilayah tersebut adalah sbb:
– 598 23 Jawa Barat
– 598 24 Banten

5.

Penggunaan istilah wilayah
M o l u c c a s pada notasi – 598 5 untuk
Maluku dan Maluku Utara kurang
tepat seharusnya tetap menggunakan
Maluku dan Maluku Utara sehingga
untuk pembagian notasi untuk kedua
wilayah tersebut adalah sbb :
– 598 5 Maluku dan Maluku Utara
– 598 52 Maluku
– 598 54 Maluku Utara

6.

Notasi wilayah untuk Timor Timur –
598 7 East Timor perlu ditambahkan
keterangan mengenai status wilayah
tersebut yaitu sbb:
– 598 7 East Timor

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

[Dahulu merupakan
Provinsi di Indonesia]

bagian

dari

Notasi wilayah Indonesia terbitan Perpustakaan Nasional RI
Perpustakaan Nasional RI pada tahun
2004 menerbitkan “Perluasan dan
penyesuaian notasi DDC untuk wilayah
Indonesia” terbitan ini merupakan revisi
dari “Perluasan wilayah Indonesia” yang
disusun oleh Soekarman dan J.N.B. Tairas
dimana edisi pertama terbit tahun 1993.
Sebagaimana edisi sebelumnya perluasan
wilayah ini sudah sampai pada tingkatan
kabupaten/kota. Pembagian wilayah
Indonesia d i k e l o m p o k a n dalam tiga
tahap.
Pembagian tahap pertama dikelompokkan secara geografis menurut pulau-pulau
dan kelompok pulau-pulau, dari barat ke
timur, yaitu : Sumatra, Jawa dan Madura,
K a l i m a n t a n Bali dan Nusa Tenggara
termasuk Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur sedangkan untuk notasi
Timor Timur sudah tidak tersedia lagi hal ini
dikarenakan Timor Timur pada tahun 1999
sudah bukan bagian wilayah Indonesia lagi.
Pemb a g i a n t a h a p k e d u a a d a l a h
m e n u r u t daerah administratif daerah
tingkat I provinsi untuk pemekaran wilayah
provinsi diberikan notasi tersendiri yang
berdekatan dengan provinsi induk
sebelumnya.
Pembagian tahap ketiga juga
menurut
daerah administratif
k a b u p a t e n / k o t a urutannya disesuaikan
dengan urutan administrative kabupaten/
kota yang di buat oleh Departemen Dalam
Negeri, pembagian tahap ketiga ini diikuti
dengan memasukan nama-nama kecamatan
yang terdapat dalam wilayah kabupaten/
kota yang bersangkutan, berikut ringkasan
pembagian perluasan dan penyesuaian
wilayah Indonesia terbitan tahun 2004.

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

Pembagian tahap pertama dibagi
s e c a r a geografis menurut pulau-pulau
dan kelompok pulau-pulau dari barat ke
timur, yaitu :
– 598
Indonesia
– 598 1 Sumatra
– 598 2 Jawa dan Madura
– 598 3 Kalimantan
– 598 4 Sulawesi
– 598 5 Maluku
– 598 6 Bali dan Nusa Tenggara
(NTB & NTT)
– 598 7 Papua
Pembagian tahap kedua dibagi menurut
daerah tingkat I Provinsi, yaitu :
– 598
Indonesia
– 598 1 Sumatra
– 598 11 Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam
– 598 12 Provinsi Sumatra Utara
– 598 13 Provinsi Sumatra Barat
– 598 14 Provinsi Riau
– 598 143 Provinsi Kepulauan Riau
– 598 15 Provinsi Jambi
– 598 16 Provinsi Sumatra Selatan
– 598 163 Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
– 598 17 Provinsi Bengkulu
– 598 18 Provinsi Lampung
– 598 2 Jawa dan Madura
– 598 21 Provinsi Banten
– 598 22 Provinsi DKI Jakarta
– 598 23 Provinsi Jawa Barat
– 598 24 Provinsi Jawa Tengah
– 598 25 Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
– 598 26 Provinsi Jawa Timur
– 598 3 Kalimantan
– 598 31 Provinsi Kalimantan Barat
– 598 32 Provinsi Kalimantan Tengah
– 598 33 Provinsi Kalimantan Timur
– 598 34 Provinsi Kalimantan Selatan
– 598 4 Sulawesi
– 598 41 Provinsi Sulawesi Utara
– 598 42 Provinsi Gorontalo
– 598 43 Provinsi Sulawesi Tengah
– 598 44 Provinsi Sulawesi Selatan
– 598 45 Provinsi Sulawesi Tenggara

27






598 5
598 51
598 52
598 6







598 61
598 62
598 63
598 7
598 71

– 598 72

Maluku
Provinsi Maluku
Provinsi Maluku Utara
Bali dan Nusa Tenggara
(NTB & NTT)
Provinsi Bali
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Papua
Propinsi Irian Jaya Barat
[seharusnya Papua Barat]
Provinsi Papua

Pembagian tahap ketiga dibagi menurut
daerah administrarif kabupaten dan kota,
antara lain terdiri dari kecamatan dan pulaupulau kecil, contoh untuk pembagian tahap
ketiga adalah sebagai berikut misalnya :
– 598
Indonesia
– 598 3
Kalimantan
– 598 31
Provinsi Kalimantan Barat
– 598 311 1 Kabupaten Sambas
– 598 311 2 Kabupaten Pontianak
– 598 311 3 Kabupaten Sanggau
– 598 311 4 Kabupaten Ketapang
– 598 311 5 Kabupaten Sintang
– 598 311 6 Kabupaten Kapuas Hulu
– 598 311 7 Kabupaten Bengkayang
– 598 311 8 Kabupaten Lanjak
– 598 311 9 Kota Pontianak
– 598 312 1 Kota Singkawang

berapa catatan berkaitan dengan notasi
tersebut, yaitu antara lain :
1.

Pembagian pada tahap pertama notasi
untuk Timor Timur dihilangkan seharusnya tetap diberikan notasi sebagai bagian wilayah Indonesia dengan
diberikan catatan [Dahulu merupakan
bagian provinsi di Indonesia]

2.

Notasi – 598 7 Papua sebaiknya
direlokasi ke notasi – 598 8 sebab di
dalam DDC notasi – 598 7 merupakan
notasi untuk Timor Timur sehingga
terjadi duplikasi wilayah dengan satu
notasi yang sama, hal ini akan membingungkan pustakawan dalam mengklasiikasi untuk notasi wilayah Papua
dan Timor Timur.

3.

Perpustakaan Nasional RI sebaiknya
melakukan revisi terhadap Perluasan
dan penyesuaian notasi DDC untuk
wilayah Indonesia”, perluasan wilayah
kabupaten/kota disesuaikan dengan
perkembangan pemekaran wilayah
yang ada. Data pemekaran dapat
dirujuk dari data pemekaran wilayah
yang dikeluarkan oleh Departemen
Dalam Negeri

4.

Penyusunan edisi revisi sebaiknya di
usulkan ke OCLC agar menjadi pert i m b a n g a n dalam menyusun perubahan notasi wilayah Indonesia
pada edisi berikutnya terutama untuk
notasi wilayah Papua agar tetap dimasukan pada notasi wilayah Indonesia

5.

Usulan untuk perubahan pembagian
tahap pertama adalah sebagai berikut
– 598
Indonesia
– 598 1 Sumatra
– 598 2 Jawa dan Madura
– 598 3 Kalimantan
– 598 4 Sulawesi
– 598 5 Maluku
– 598 6 Bali dan Nusa Tenggara
(NTB & NTT)

Perluasan dan penyesuaian pada
tingkat kabupaten/kota ini dilengkapi
dengan nama-nama kecamatan yang termasuk dalam wilayah kabupaten/kota
bersangkutan.
Usulan perubahan untuk notasi wilayah
Indonesia terbitan Perpustakaan
Nasional RI
Perluasan dan penyesuaian notasi
DDC untuk wilayah Indonesia terbitan
tahun 2004 ini telah memberikan kemudahan dalam menentukkan notasi
wilayah Indonesia dimana pembagiannya sudah pada tingkatan kabupaten/
kota yang diikuti dengan nama-nama
kecamatan. Namun demikian ada be-

28

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012





598 7 Timor Timur
[Dahulu merupakan
provinsi bagian dari
Indonesia
598 8 Papua [sebelumnya –598 7]

Selanjutnya untuk pembagian wilayah
provinsi dan kabupaten/kota perlu d i
r e k o n t r u k s i kembali dan relokasi terutama untuk daerah pemekaran provinsi
maupun kabupaten kota, misalnya :
– 598
Indonesia
– 598 1
Sumatra
– 598 11 Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam
– 598 12 Provinsi Sumatra Utara
– 598 13 Provinsi Sumatra Barat
– 598 14 Riau dan Kepulauan Riau
– 598 141 Provinsi Riau
– 598 143 Provinsi Kepulauan Riau
– 598 15 Provinsi Jambi
– 598 16 Sumatra Selatan dan
Kepulauan Bangka Belitung
– 598 161 Provinsi Sumatra Selatan
– 598 163 Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
– 598 17 Provinsi Bengkulu
– 598 18 Provinsi Lampung

Penutup
Praktik yang dialami pustakawan
dalam mengklasifikasi selama ini
adalah pengklasifikasian bahan perpustakaan tentang Indonesia atau subjeksubjek yang berkaitan dengan Indonesia,

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

terutama sekali untuk subjek-subjek
berkaitan dengan wilayah atau daerah di
Indonesia dimana DDC tidak memberikan
pembagian yang cukup rinci mengenai
wilayah di I n d o n e s i a (Tabel 2), dilain
sisi perkembangan bahan perpustakaan
yang membahas subyek-subyek mengenai
wilayah atau daerah di Indonesia berkembang
sangat pesat hal ini terkait dengan adanya
otonomi daerah di Indonesia dimana terjadi
banyak pemekaran wilayah di Indonesia.
Dengan terbitnya DDC 23 dimana
menyediakan notasi-notasi yang berkaitan
dengan Indonesia, yaitu antara lain : (1)
Tabel 2. Wialayah geograi, periode sejarah,
biografi untuk Indonesia – 598 dimana
perluasan ini sudah sampai pada tingkat
provinsi. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi pustakawan dalam menentukan notasi yang dapat diberikan berkaitan
dengan subjek-subjek mengenai notasi
wilayah Indonesia.
Perpustakaan Nasional RI pada tahun
2004 telah menerbitkan “Perluasan dan
penyesuaian notasi DDC” untuk wilayah
Indonesia dimana perluasannya sudah pada
tingkat kabupaten/kota, perluasan ini perlu
di revisi kembali disesuaikan dengan
perkembangan kabupaten/kota yang telah
banyak mengalami pemekaran wilayah.
Selanjutnya Perpustakaan Nasional RI
mengajukan revisi tersebut ke OCLC
untuk perubahan notasi wilayah yang
telah ditetapkan oleh OCLC pada DDC

29

2 3 , t e r u t a m a sekali untuk perubahan
notasi wilayah Papua dan Papua Barat
agar ditempatkan pada notasi wilayah
Indonesia.

Daftar Pustaka
Dewey, Melvil, 1851-1931. 1971.
Dewey decimal classification and
relative index. -- Ed. 18. — New York
: Lake Placid Club.
Dewey, Melvil, 1851-1931. 2011. Dewey
decimal classification and relative
index / devised by Melvil Dewey.—
Ed.23 / edited by Joan S. Mitchel.—
Dublin, Ohio : Online Computer
Library Center.
Encyclopedia of Library and Information
science. 3rd ed. — London : CRC
Press, 2011.
Hodges, Theodora. Subject cataloging
principles and systems. Di dalam. Encyclopedia of Library and information
science (hlm. 5065-5076).-- 3rd ed.—
London : CRC Press, 2011.

Panduan klasifikasi di Perpustakaan
Nasional RI. 2007. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Perluasan dan penyesuaian notasi DDC
untuk wilayah Indonesia.—Ed. 3.—
Jakarta : Perpustakaan Nasional RI,
2004.
Soekarman. Klasifikasi bahan pustaka
tentang Indonesia menurut DDC.1993.
– Jakarta : Ikatan Pustakawan
Indonesia.
Sulistyo-Basuki. 2009. Notasi geografi
untuk Indonesia dari sudut keperluan
Perpustakaan Nasional RI.

Towa P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas. 1983.
Pengantar Klasifikasi persepuluhan
dewey. – Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Joan S., Mitchell and Vizine-Goetz, Diane.
The Dewey Decimal Classiication.
http://www.oclc.org/research/publications/
library/2009/mitchell-dvg-elis.pdf,
2009.

30

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17