IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KELUARGA pdf

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM MEMUTUS RANTAI KEMISKINAN (Kajian di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto)

The Policy Implementation of Prosperous Family Program (PKH) in Giving Social Protection to The Poor Community (Study in Mojosari district,

Mojokerto regency)

1 1.2 Slamet Agus Purwanto 1.2 , Sumartono , M. Makmur

1 Program Magister Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

2 Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Abstrak 

Salah satu masalah utama pembangunan di Indonesia saat ini adalah masih besarnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran. Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial bagi keluarga rumah tangga sangat miskin (RTSM), pemerintah mengeluarkan sebuah Program Keluarga Harapan yaitu sebuah bantuan bersyarat sebagai jaminan sosial untuk mengakses kesehatan dan pendidikan yang mencakup kesehatan balita dan ibu hamil serta pendidikan bagi anak usia pendidikan dasar. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Pelaksanaan di Indonesia diharapkan akan membantu penduduk termiskin, bagian masyarakat yang paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga. Implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto adalah suatu keadaan yang menunjukkan kegiatan pelaksanaan bantuan dana Program PKH untuk pencapaian tujuan ke masyarakat Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Mojosari yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dengan kata lain kata proses implementasi yang merupakan sejauh mana Panitia PKH melaksanakan tugas pokoknya atau sudah mencapai semua sasarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Mojosari.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif .Teknik pengumpulan data melalui, wawancara kepada informan. Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dan pengamatan menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Mojosari ini sudah berjalan dengan cukup baik. Ini dapat dilihat dari setiap tahapan proses pelaksanaannya yang berjalan lancar. Apabila diihat dari keadaan penerima bantuan PKH tersebut mereka menggunakannya untuk membantu kondisi sosial dan pendidikan anak-anak Rumah Tangga Sangat Miskin, membantu biaya kesehatan & gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari Rumah Tangga Sangat Miskin, serta menyadarkan peserta PKH akan pentingnya layanan pendidikan dan Kesehatan.

Kata kunci: program keluarga harapan, penduduk miskin dan pengangguran, perlindungan sosial

Abstract

A main problem of development in Indonesia is the great number of the poor and the unemployed populations. It is why the poverty eradication program is accelerated and the policy of providing social protection to the Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) is developed. The government launches a Program Keluarga Harapan (PKH) which is a conditional aid as social guarantee to access health and education services, including the coverage for under-five children and pregnant mothers and the education for elementary education age children. PKH is more concerned with developing a social protection system for the poor community. Its implementation in Indonesia is expected to assist the poorest citizen because the poor is indeed the part of community with great demand for assistance to disengage them from the poverty winding. The implementation of Program Keluarga Harapan (PKH) at Mojosari Subdistrict, Mojokerto District, is an activity of providing the fund aid through PKH toward the community classified as Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) at Mojosari Subdistrict. This subdistrict is targeted because it is considered as the region with great number of inhabitants classified into Cluster 1 (one). In other words, the implementation means how far is the PKH Committee in conducting the main task or in achieving all goals. The objective of research is to understand the implementation of Program Keluarga Harapan (PKH) policy at Mojosari Subdistrict. Research method is qualitative descriptive. Data collection techniques involve interview and documentation. Result of research, especially from the

 Alamat korespondensi:

Slamet Agus Purwanto

Email : poerwanto_1988@ymail.com Alamat : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

interview and observation, indicates that in general, the implementation of Program Keluarga Harapan (PKH) at Mojosari Subdistrict has been run well. It may be seen from every stage that the implementation is smooth. There are various acceptors of PKH aid. The aid will be used for many interests such as: to increase the social condition of Rumah Tangga Sangat Miskin and their children education; to cover the health & nutrient costs for the pregnant mother, the childbirth mother, and under-six children from Rumah Tangga Sangat Miskin; and to enlighten the PKH participant about the importance of education and health services. However, the implementation of this program is still subjected to the limits. For the households given new status of RSTM, they will not receive PKH aid and shall wait the policy of the central because the program

Keywords: Issue of decentralization, interest of actors, and policy agenda

PENDAHULUAN

pemerintah dalam rangka Kesejahteraan negara adalah cita – cita

kebijakan

kemiskinan terlihat telah luhur dari founding father kita. Kemerdekaan

menanggulangi

mengalami beberapa kekeliruan paradigmatik, bukan saja bermakna kebebasan dari penjajah,

antara lain Pertama, masih berorientasi pada lebih dari itu adalah tercapainya masyarakat yang

dari pada aspek adil dan makmur. Terbebas dari belenggu

aspek

ekonomi

multidimensional. Penanggulangan kemiskinan kemiskinan. di Indonesia, masalah kemiskinan

dengan fokus perhatian pada aspek ekonomi masih menjadi sorotan utama kita terkait dengan

kegagalan, karena usaha –usaha pemerintah dalam meningkatkan

terbukti

mengalami

pengentasan kemiskinan yang direduksi dalam kesejahteraan

soal-soal ekonomi tidak akan mewakili persoalan Pembukaan

kemiskinan yang sebenarnya. Kedua, lebih tertuang amanat konstitusi, bahwa upaya

kemurahan hati dari pada penanggulangan

bernuansa

produktivitas, padahal program penanggulangan perlindungan segenap bangsa Indonesia dan

kemiskinan,

merupakan

kemiskinan seharusnya diarahkan supaya mereka seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

Ketiga, memposisikan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

menjadi

produktif.

masyarakat miskin sebagai objek dari pada bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

subjek. Keempat, pemerintah masih sebagai yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

penguasa dari pada fasilitator. abadi dan keadilan sosial.

Kemiskinan yang terjadi dalam suatu Kemiskinan merupakan fenomena dan masalah

negara perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sosial yang terus menerus dikaji. Kemiskinan

sangat serius. Hal ini dikarenakan kemiskinan menjadi perhatian pemerintah pusat dan

banyak persoalan yang pemerintahan

dapat

memicu

masyarakat sulit untuk penyebab ketertinggalan dan penghambat dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan pembangunan suatu bangsa adalah tingginya

kemiskinan ini lebih dipicu oleh banyaknya angka

masyarakat yang masuk dalam kateogori menimbulkan dampak yang bersifat menyebar

kemiskinan terselubung, dimana mereka tidak (multiplier

pekerjaanya (musiman). kemasyarakatan secara menyeluruh.Kemiskinan

Pengangguran model tersebut menempati porsi merupakan muara dari masalah sosial lainya.

yang cukup besar dalam lapisan masyarakat Kompleksitas

Indonesia, sehingga banyak keluarga Indonesia membutuhkan upaya penangulangan yang utuh

persoalan

kemiskinan

masih mengalami kesulitan dalam memenuhi dan menyeluruh, mencakup berbagai aspek

kebutuhan hidupnya, sekalipun mereka dalam kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara

status dan posisi sedang bekerja. terpadu dan terorganisir secara baik. Banyak

Chambers sebagaimana dikutip oleh pendapat

Soetomo (2006:285) menyatakan bahwa kondisi mengatakan bahwa kemiskinan itu dipicu oleh

dan asumsi

yang lebih

mirip

kemiskinan yang dialami suatu masyarakat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Namun jika

seringkali telah berkembang dan bertali-temali ditelusuri lebih jauh, ada faktor-faktor lain yang

dengan berbagai faktor lain yang membentuk mengakibatkan program-program pengentasan

jaringan kemiskinan, dimana dalam proses kemiskinan. Faktor-faktor itu dapat dilihat dari

memperteguh kondisi aspek manajemen program yang dimulai dari

berikutnya

dapat

kemiskinan itu sendiri. Faktor-faktor yang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

membentuk jaringan atau dan pengawasan. Menurut Huraerah (2006:2)

diidentifikasi

perangkap

kemiskinan tersebut adalah:

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

kelemahan fisik, isolasi, kerentanan, dan membangun Program Jaringan Pengaman sosial ketidakberdayaan. Faktor kelemahan fisik dapat

untuk menutupi penurunan daya beli mayoritas disebabkan karena kondisi kesehatan dan faktor

penduduk masyarakat yang tergolong miskin dan gizi buruk, sehinggga dapat mengakibatkan

membantu secara langsung masyarakat yang produktivitas kerja yang rendah. Faktor isolasi

membutuhkan, hal ini seperti yang tertuang terkait dengan lingkup jaringan ineteraksi sosial

dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 yang terbatas, serta akses terhadap informasi,

tentang sistem jaminan sosial Nasional, dan di peluang ekonomi dan fasilitas pelayanan yang

tindaklanjuti melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2010 terbatas pula. Faktor kerentanan terkait dengan

tentang rencana tindak percepatan pencapaian tingkat

sasaran program pro rakyat yang berbasis menghadapi kebutuhan dan persoalan yang

kemampuan

yang rendah

dalam

program pendidikan mendadak. Faktor ketidakberdayaan terkait

keluarga.

Seperti

perlindungan sosial adalah untuk memelihara dengan akses dalam pengambilan keputusan,

jasa pelayanan kepada keluarga miskin dengan akses terhadap penguasaan sumber daya dan

pembayaran uang posisi tawar (bargaining position).

pembebasan

terhadap

sekolah. Dalam sektor kesehatan, program Selama ini persoalan kemiskinan yang

jaringan pengaman sosial mencakup empat terdapat di Mojosari salah satu permasalahan

aktifitas utama, yaitu: memberikan pelayanan yaitu masih rendahnya sumberdaya manusia,

keluarga miskin, yang mengakibatkan rendahnya daya saing

memberikan bantuan pelayanan kehamilan, dalam merebut peluang kerja. Sehingga, hal itu

pengasuhan anak. Juga menjadi

kelahiran,

dan

memberikan makanan tambahan bagi bayi serta pengangguran dan kemiskinan. Rendahnya

bagi anak sekolah dari keluarga miskin Soemitro, sumberdaya manusia ini dilatarbelakangi oleh

tingkat pendidikan yang

Mojokerto merespons Berdasarkan

tersebut dengan Mojokerto tahun 2010 dapat dilihat bahwa

grafik pendidikan

mengulirkan Program Keluarga Harapan (PKH) jumlah penduduk

pengembangan sistem pendidikan Sekolah Dasar lebih banyak dibanding

yang

telah menempuh

yang

merupakan

perlindungan sosial yang dapat meringankan dan dengan penduduk yang telah menempuh Sekolah

membantu rumah tangga sangat miskin dalam Menengah Pertama dan SMA sederajat. Hal in

hal mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan dijabarkan dengan perolehan nilai yaitu 74.241

Pendidikan Dasar dengan harapan program ini jiwa yang telah lulus Sekolah Dasar, 15.523

akan dapat mengurangi kemiskinan. yang tamatan SMP dan 25.869 tamatan SMA

diimplementasikan melalui Perpres Nomor 15 sederajat. Dan Dari data Ketenaga Kerjaan

Tahun 2010 tentang percepatan penangulangan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dapat di

kemiskinan. Dengan demikian, dalam rangka pastikan bahwa tenaga kerja lebih didominasi

percepatan penanggulangan kemiskinan dan lulusan SLTA sebanyak 1.924 laki-laki dan 2.679

jaminan sosial, perempuan yang mengisi lowongan kerja di

pengembangan

sistem

pemerintah meluncurkan Program Keluarga lapangan industri pengolahan ataupun pada

Harapan (PKH). Program ini dilatarbelakangi oleh perdagangan

adanya permasalahan utama pembangunan yaitu masyarakat di Kabupaten Mojokerto khususnya

dan jasa.

Dan

kebanyakan

masih besarnya jumlah penduduk miskin serta di Kecamatan Mojosari mereka lebih memilih

rendahnya kualitas SDM.

bekerja di usia muda sebagai buruh pabrik dan

Mojosari kabupaten pedagang.

Kecamatan

mojokerto merupakan lokasi yang dijadikan objek Perkembangan kesejahteraan masyarakat

dalam tulisan ini. Adapun sasaran pelaksanaan dari varian tingkat pendidikan dan pekerjaan

PKH meliputi Kecamatan Mojosari Kabupaten yang terdapat di Mojosari kabupaten mojokerto

Mojokerto sebagian besar penduduknya bermata berjalan cukup lambat jika dilihat dari fakta

pencaharian sebagai petani, peternak, pedagang empiris yang telah dijelaskan diatas.. Dan lebih

dan buruh pabrik yang merupakan ciri khas parahnya hal ini tidak hanya terdapat diwilayah

kehidupan masyarakatnya, mengingat wilayah Mojokerto, melainkan hampir seluruh Wilayah

terletak di daerah yang ada di Indonesia mengalami hal yang

Kecamatan

Mojosari

perkotaan dan Mojosari sebagai kota pendukung serupa, maka dari itu Menyikapi fenomena

dari kota Mojokerto maka sangat ironi melihat tersebut, pemerintah Indonesia menyadari

realita masyarakat yang masih banyak terdapat sepenuhnya bahwa terdapat kebutuhan untuk

keluarga

miskin

yang tidak mampu

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

menyekolahkan anak-anak mereka dan kurang untuk keluar dari lingkaran kemiskinan jalan satu- memperhatikan kesehatan ibu hamil dan anak-

satunya dapat diwujudkan jika masyarakat itu anak. Kemiskinan yang terjadi di Kecamatan

sehat dan cerdas. Dengan masyarakat sehat dan Mojosari ini membutuhkan penanganan yang

pintar masyarakat itu dapat keluar dari lingkaran tepat karena melihat dari kondisi geografis

kemiskinan dengan cara mereka sendiri. Kecamatan Mojosari ini terletak di wilayah perkotaan, kemiskinan yang terjadi di perkotaan

METODE PENELITIAN

itu secara konseptual penanganannya lebih sulit Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dibandingkan dengan wilayah di pedesaan,

bertujuan untuk memperoleh kebenaran karena wilayah perkotaan yang menjadi tolak

pengetahuan yang bersifat ilmiah, melalui ukur kesejahtraan adalah keuangan, oleh

prosedur yang telah ditetapkan. Penelitian karenanya

hendaknya dilakukan dengan cermat dan teliti, kemiskinan di wilayah Mojosari ini benar-benar

penanganan

penangulangan

agar hasil yang diperoleh tepat dalam penelitian membutuhkan suatu program yang tepat pada

yang dilakukan dengan sasaran.

kegiatan-kegiatan

seksama dalam menentukan jenis data, sumber Menyadari akan hal itu, maka Program

data, cara mengumpulkan data, tujuan penelitian Keluarga Harapan (PKH) di gulirkan di Kabupaten

dan teknik analisis data.

Mojokerto untuk merespons permasalahan yang Ada 3 (tiga) persyaratan penting dalam ada, seperti yang terdapat di Kecamatan

penelitian menurut Mojosari. Dengan adanya Program Keluarga

mengadakan

kegiatan

Arikunto (2006:20) yaitu : Harapan (PKH) ini, diharapkan dapat memberikan

“iste atis, ere a a da e gikuti ko sep kesempatan kepada masyarakat miskin yang ada

ilmiah. (1) Sistematis artinya dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto

menurut pola tertentu, dari yang paling terdapat di Kecamatan Mojosari untuk ikut

khususnya yang

sederhana sampai kompleks hingga mencapai berperan serta terhadap program PKH yang

tujuan secara efektif dan efisien. (2) Berencana nantinya akan memberikan dampak yang logis

artinya direncanakan dengan adanya unsur bagi

kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan peningkatan kualitas hidup melalui kesehatan

kehidupan mereka

terutama

pada

langkah-langkah sebelumnya. (3) Mengikuti dan pendidikan yang nantinya diharapkan dapat

konsep ilmiah artinya mulai awal sampai akhir memutus rantai kemiskinan yang selama ini

kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang menjerat rumah tangga sangat miskin (RTSM).

sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu Dan disadari sepenuhnya bahwa PKH ini

pe getahua

dilakukan melalui pendekatan kesejahtraan bagi Metode penelitian kualitatif digunakan keluarga miskin dengan cara memberikan

untuk mengungkap atau memahami sesuatu bantuan tunai langsung kepada rumah tangga

dibalik fenomena yang sedikit pun belum sangat miskin (RTSM) dengan peryaratan yang

diketahui. Metode ini juga digunakan untuk telah ditentukan. Namun demikian tetaplah

mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang harus dipahami bahwa proses pengentasan

baru sedikit diketahui Demikian pula metode kemiskinan melalui PKH ini bukanlah sebuah

kualitatif dapat memberi rincian yang kompleks proses yang mudah, melainkan sebuah proses

tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh yang membutuhkan kemampuan baik (political

metode kuantitatif. (Strauss & Corbin, 2007:5) will), baik dari pemerintah (sebagai unsur

Fokus Penelitian

pendukung) maupun dari komponen masyarakat

penelitian kualitatif terutama masyarakat miskin. Sebab belajar dari

Masalah

dalam

bertumpu pada suatu fokus. Masalah adalah pengalaman berbagai program penangulangan

suatu keadaan yang bersumber dari hubungan pengentasan kemiskinan yang selama ini ada

antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan yang bersifat parsial,

situasi yang menimbulkan tanda tanya dan menghadapi

kenyataanya sering

dengan sendirinya memerlukan upaya untuk menguntungkan,

mencari jawaban (Guba 1978:44, Guba Lincoln, kemiskinan yang ada saat ini hanya bersifat

karena

penangulangan

1981:88 Lincoln dan Guba 1985:218 dalam jangka pendek, tidak meningkatkan kualitas

Moleong, 2009:93). Ada dua maksud tertentu manusia,seharusnya

yang ingin peneliti capai dalam merumuskan diberikan kepada masyarakat haruslah program

program-program

yag

masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan yang meningkatkan kualitas manusia seperti

penetapan fokus dapat memperbaiki pendidikan dan kesehatan, karena

fokus.

Pertama,

membatasi studi, sehingga dalam rangka mencari

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

subjek penelitian, peneliti sudah terbatasi

Mojosari Kabupaten dengan sendirinya oleh fokus. Kedua penetapan

3) Kecamatan

Mojokerto memiliki sejumlah warga fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria masuk

dengan kategori sebagai warga miskin keluar

informasi yang baru diperoleh di lapangan.

Sumber Data

Dengan bimbingan dan arahan fokus, peneliti Sumber data dalam penelitian adalah dapat memilah-milah data mana yang diperlukan

subjek dimana data tersebut diperoleh. Apabila dan mana yang tidak diperlukan. (Moleong,

wawancara dalam 2009:94).

peneliti

menggunakan

pengumpulan datanya, maka sumber data Kecamatan Mojosari sebagai salah satu

disebut informan, yaitu orang yang merespon wilayah penerima bantuan Program Keluarga

atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, Harapan (PKH) telah melaksanakan kegiatan

baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Arikunto sejak tahun 2008, dan sampai dengan sekarang

(2006:129). Oleh karena itu sumber data yang program itu sedang berjalan dan terus berjalan,

dipergunakan dalam penelitian ini adalah: dari sinilah peneliti ingin mengetahui keefektifan

Informan

pelaksanaan PKH yang kurang lebih tiga (3) tahun Informan dalam penelitian ini di kategorikan dari ini telah berjanan, adakah perubahan-perubahan

dua sisi, yaitu:

yang terjadi di kecamatan mojosari khususnya

a. Informan dari kelembagaan atau institusi bagi rumah tangga penerima bantuan PKH

lembaga PKH, baik itu pendamping program selama program ini berjalan. Adapun fokus dalam

Bapak Iwan Iswantoro SE, maupun Dinsos penelitian ini adalah :

yang memiliki fungsi sebagai pelaksana Program Pengentasan Kemiskinan Melalui PKH di

program PKH Dr. Indra Tri Kurniawan M.Si Kecamatan Mojosari:

Selaku Ketua UPPKH Kab. Mojokerto.

b. Selanjutnya dari sisi pemangku kepentingan PKH

a. Arah Pengentasan Kemiskinan Melalui

adalah penerima bantuan program atau

masyarakat yang juga sebagai subjek Kesehatan

b. Pengentasan

Kemiskinan

Melalui

penelitian dan dipilih secara sengaja, sesuai

dengan kareteristik penelitian. Penerima Pendidikan

c. Pengentasan

Kemiskinan

Melalui

program bantuan dan masyarakat yang Implementasi Program Pengentasan Kemiskinan

dimaksud adalah yang berdomisili di sekitar Melalui PKH

Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto,

a. Organisasi Pelaksana dan ditentukan secara acak oleh peneliti.

Selanjutnya adalah tokoh masyarakat, Lurah, Kecamatan Mojosari

b. Mekanisme Pelaksanaan

PKH

di

dan Bapak Poedji Widodo Selaku Camat

c. Faktor pendukung dan Penghambat setempat, jika memungkinkan akan dilakukan Implementasi Program

melalui forum diskusi (Forum Discussion

Lokasi Penelitian

Group).

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Mojokerto

Peristiwa

dan yang menjadi lokasi penelitian adalah Segala macam peristiwa yang terjadi Kecamatan Mojosari dengan pertimbangan :

dalam

lingkungan

wilayah dilaksanakanya

1) Kecamatan Mojosari,

program bantuan ini, antara lain Dinas Sosial, Mojokerto melaksanakan PKH sejak tahun

Kabupaten

Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan hingga 2008 dan sampai dengan sekarang.

pendamping program, penerima bantuan, dan

2) Pelaksanaan PKH Tahun 2008 telah pihak-pihak yang terkait dalam implementasi melalui

kebijakan program ini. Cara menghimpun perencanaan hingga tahap evaluasi dan

diperoleh dengan PKH di Kabupaten Mojokerto terbilang

mengamati pelaksanaan program, meminta sangat kreatif, karena pendamping PKH

informasi pada orang-orang yang terkait, mulai tidak hanya berhenti pada pendataan dan

keluarga yang berhak pencairan dana melainkan pendamping

dari

penyusunan

mendapatkan bantuan dan proses pencairan PKH di Kecamatan Mojosari, terbilang

dana bantuan. Kemudian bersamaan dengan sangat kreatif, karena pendamping PKH di

kegiatan tersebut peneliti menggunakan metode Mojosari juga memberikan inovasi-inovasi

wawancara dalam memperoleh data yang lebih seperti membelajari warga penerima

detail. Terkait kegiatan ini peneliti melakukan bantuan membuat kerajinan tangan.

pengaturan

waktu

sehingga tidak terjadi

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

kontravensi kepentingan

peneliti dapat memperhatikan sesuatu mengganggu jalanya kegiatan.

yang

dapat

secara rinci, cermat dan mendalam.

Dokumen

c) Triangulasi. Pemeriksaan keabsahan data Dokumen dipakai untuk memperoleh data

dengan melakukan cross check data yang melalui bahan tertulis berupa Undang-Undang

diperoleh dari sumber lain, dengan NO. 11 TAHUN 2009 tentang kesejahtraan sosial

menggunakan teknik pengumpulan data, dan melalui PERPRES NO. 15 TAHUN 2010

kembali hasil observasi, tentang percepatan penangulangan kemiskinan.

mengecek

wawancara dan membaca laporan. Dan lain-lainya yang memiliki hubungan dengan

bahan referensi. Untuk data penelitian. Bahan-bahan laporan yang

Menggunakan

mendukung dan membuktikan bahwa data telah relevan

ditemukan oleh peneliti, baik berupa rekaman penangulangan kemiskinan.

wawancara, foto atau alat perekam gambar,

Metode Pengumpulan Data

handycam dan sebagainya.

Pengumpulan Data

Adapun data yang diperlukan meliputi data

HASIL DAN PEMBAHASAN

sekunder dan data primer yang diperoleh dengan

Hasil Penelitian

berbagai cara antara lain :

Gambaran Umum

1) Wawancara Wilayah Kabupaten Mojokerto terletak di

2) Observasi antara 111 0 ’ 0 sa pai de ga

3) Dokumentasi

bujur timur dan antar 7

’ 0 sa pai de ga

Analisis Data

li ta g selata .

Dalam penelitian ini, teknik analisis data Secara geografis Kabupaten Mojokerto yang digunakan adalah analisis data model Miles

dengan pantai, hanya dan Huberman atau disebut model Interaktif,

tidak

berbatasan

berbatasan dengan wilayah Kabupaten lainnya : yaitu melalui proses: reduksi data; penyajian data

1. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan dan penarikan kesimpulan.

Kabupaten Gresik

Keabsahan Data

2. Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Uji keabsahan data dalam penelitian

Kabupaten Pasuruan

kualitatif meliputi uji : credibility (validitas

3. Sebelah Selatan: Kabupaten Malang internal), transferability (validitas eksternal),

4. Sebelah Barat : Kabupaten Jombang dependability (reliabilitas), dan confirmability

Secara administratif wilayah Kabupaten (obyektivitas). Sugiyono. (2009:121)

Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, 304 desa.

1) Credibility (Kredibilitas/Derajat Kepercayaan). Luas wilayah secara keseluruhan Kabupaten Konsep ini menggantikan validitas internal

mojokerto adalah 692,15 km2, yang terdiri atas yang

18 Kecamatan yang dibagi lagi atas beberapa penyelidikan sehingga tingkat kepercayaan

desa dan kelurahan. Kini banyak gedung dan penemuannya dapat tercapai dan untuk

kantor pemerintahan yang di pindahkan ke memperlihatkan

Mojosari, sebelah timur kota Mojokerto. dilakukan hal-hal sebagai berikut :

derajat

kepercayaan,

Masyarakat Mojosari adalah masyarakat

a) Perpanjangan Pengamatan. Hal ini yang terbuka terhadap segala perubahan. dilakukan sampai data yang diperoleh

Mereka sangat terbuka terhadap hal-hal baru benar-benar telah mengalami tingkat

yang masuk ke desa. Asalkan demi kebaikan dan kejenuhan. Dengan cara ini peneliti

perbaikan desa dan tidak bertentangan dengan berharap mempunyai cukup waktu untuk

norma umum yang berlaku, maka masyarakat mengenal suatu lingkungan, mengadakan

akan dengan senang hati akan menerima hubungan baik dengan orang-orang di

perubahan.

Sebagaian besar masyarakat Mojosari kebenaran terhadap berbagai informasi

lokasi penelitian

serta

mengecek

adalah bermata pencaharian sebagai petani yang diperoleh.

pedagang dan buruh pabrik. Sehingga mayoritas

b) Pengamatan secara intensif. Dimaksudkan keseharianya di habiskan di luar rumah, untuk untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-

mengurusi sawah, pergi ke pasar dan sebagai unsur yang relevan dengan persoalan atau

buruh pabrik. Mereka mempunyai semangat isu yang sedang dicari dan kemudian

tinggi, ulet dan suka bekerja keras dalam memusatkan diri pada hal-hal tersebut.

berbagai hal. Kegotongroyongan dan kerukunan Dengan pengamatan yang terus menerus

masih nampak sekali di desa ini.

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk

kesehatan ibu dan anak di kini masih belum Kelamin

Menurut Jenis

memuaskan, terutama di Kecamatan Mojosari

NO JUMLAH PENDUDUK

Rendahnya status kesehatan ibu ini akan 1 Jumlah Penduduk

JUMLAH (JIWA)

berdampak bukan hanya pada kesehatan ibu Kecamatan Mojosari

saja, namun juga secara langsung terhadap 2 Jumlah Menurut Jenis

Kelamin: kesehatan janin/ibu, terutama pada minggu Laki-laki

pertama kehidupannya. Dengan demikian upaya Perempuan

peningkatan kesehatan anak harus diintegrasikan Sumber: Data diolah Kecamatan Mojosari 2010

dengan upaya peningkatan kesehatan ibu.

Kecamatan Mojosari terbagi menjadi 5

A. Dukungan Fasilitas Kesehatan

kelurahan dan 14 desa, namun dalam penelitian Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan ini peneliti membatasi pada wilayah regional satu

yang memadai merupakan syarat utama yang menyesuaikan dengan lokasi penelitian yaitu

untuk mensukseskan regional satu yang meliputi 6 desa antara lain

harus

dipenuhi

kesehatan. Kehadiran desa Mojosulur, Kebondalem, Belahantengah,

pelaksanaan PKH

tenaga kesehatan yang kompeten bukan Sarirejo, Menanggal, Leminggir.

hanya

dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta PKH, tapi

diperlukan

Program Pengentasan Kemiskinan Melalui PKH

mereka juga dituntut berpartisipasi aktif

di Kecamatan Mojosari

dalam mensukseskan program PKH kesehatan

Arah Pengentasan Kemiskinan Melalui PKH di

ini dengan cara (i) membimbing peserta PKH

Kecamatan Mojosari

untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, Arah pengentasan masyarakat miskin

seperti datang ke puskesmas atau sarana melalui PKH sesuai Undang-Undang Nomor 11

kesehatan lainnya (ii) melakukan verifikasi Tahun 2009 dan Peraturan Presiden No 15 Tahun

PKH telah memenuhi 2010

apakah peserta

komitmen yang telah ditetapkan, seperti rutin Kemiskinan adalah:

tentang percepatan

Penanggulangan

kehamilan serta (iii) Perubahan perilaku/sikap dan cara pandang dari

memeriksakan

memberikan pelayanan kesehatan yang masyarakat itu sendiri yang menjadi kokoh untuk

berkualitas kepada keluarga peserta PKH, terbangunnya kesejahtraan masyarakat yang

seperti kesempatan dan kemudahan di dalam mandiri melalui pengentasan kemiskinan agar

memeriksakan kesehatan peserta PKH masyarakat miskin mampu bertindak sesuai

B. Hak Peserta PKH dalam Bidang Kesehatan

dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia RTSM yang terpilih sebagai peserta PKH luhur yang mampu menerapkan nilai-nilai luhur

berhak memperoleh bantuan uang tunai yang dalam

besaranya disesuaikan dengan beban atau masyarakat

kehidupan bermasyarakat

sehingga

tanggungan yang ada di RTSM, Bantuan tunai masyarakat yang sehat dan cerdas yang

akan dibayarkan kepada peserta PKH setiap kemudian akan membuat mereka kluar dari

tiga bulan melalui kantor pos terdekat. lilitan kemiskinan. Dengan masyarakat yang sehat

1) Bantuan tunai tahap pertama akan dan cerdas tidak mustahil angka kemiskinan yang

peserta PKH telah ada di Indonesia sekarang ini akan cepat turun

diberikan

jika

menghadiri acara pertemuan awal yang dan masrakat mampu untuk bersosialisasi

dikoordinir oleh UPPKH Kecamatan dan dengan masyarakat luas. Dan tidak mustahil

mengunjungi puskesmas atau masyarakat miskin mampu untuk memberikan

telah

posyandu

aspirasi mereka untuk mempengaruhi proses

2) Bantuan tunai tahap triwulan berikutnya pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

akan diberikan jika anggota keluarga kebijakan publik ditingkat lokal agar lebih

peserta PKH memenuhi komitmen yang berorientasi

ditetapkan dalam program. Bukti bahwa mewujudkan tata pemerintah yang baik.

anggota keluarga peserta PKH telah

Bentuk Pengentasan Kemiskinan Melalui PKH

memenuhi komitmen harus diverifikasi

Pengentasan Kemiskinan Melalui Kesehatan

oleh petugas kesehatan. Komponen

C. Kewajiban Peserta PKH

dikembangkan untuk meningkatkan

Untuk bisa menerima hak (yaitu menerima kesehatan ibu dan anak, khususnya bagi

status

bantuan tunai seperti dijelaskan diatas. kelompok masyarakat tidak mampu. Status

peserta PKH harus memenuhi kewajiban atau

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

komitmen yang ditetapkan. Kewajiban yang susulan jika jumlah calon peserta PKH banyak dimaksud adalah:

yang berhalangan). Kantor UPPKH Kecamatan

1) Menghadiri Pertemuan Awal Mojosari juga akan mengundang petugas Pertemuan awal, yang dikoordinasikan

kecamatan untuk menghadiri oleh UPPKH kecamatan Mojosari melalui

puskesmas

pertemuan tersebut.

pendamping

2) Melakukan Kunjungan Awal ke Posyandu diselenggarakan di tingkat kecamatan..

program

yang

Segera setelah pertemuan awal, seluruh Tempat pertemuannya bisa ditetapkan

peserta PKH kesehatan wajib melakukan pada lokasi terdekat dengan calon peserta.

kunjungan awal ke posyandu. Tujuannya untuk Tujuan pertemuan ini adalah untuk:

dicatat status kesehatan anggota keluarganya

pada awal program Mendapat informasi jadwal bantuan,

a. Menginformasikan

tujuan,

tingkat

kunjungan berikutnya bagi setiap anggota mengenai

keluarga peserta PKH yang ditentukan oleh kader bahan-bahan program

PKH

serta membagikan

posyandu sesuai persyaratan. peserta PKH)

(buku

saku

Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendidikan

yang ditetapkan untuk yang harus dilakukan oleh calon peserta

b. Menjelaskan komitmen (kewajiban)

Persyaratan

komponen pendidikan dalam PKH adalah PKH untuk dapat menerima bantuan

mendaftarkan peserta didik (Enrollment) dan Menjelaskan hak dan kewajiban ibu dan

memenuhi jumlah kehadiran (Attendance) yang atau wanita dewasa yang mengurus

ditetapkan dalam program. Melalui persyaratan anak

untuk mengikuti pendidikan dasar, diharapkan bersangkutan

PKH akan meningkatkan angka partisipasi

c. Menjelaskan sanksi dan konsekuensinya pendidikan dan hal ini mendukung kebijakan apabila peserta PKH tidak memenuhi

tentang percepatan komitmen

Pemerintah Indonesia

program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. program

yang ditetapkan

dalam

Dengan persyaratan kehadiran minimal 85%,

d. Membantu peserta PKH mengisi diharapkan kualitas pendidikan akan meningkat. Formulir Klarifikasi data (perbaikan data

harus didukung oleh pribadi peserta)

ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai,

e. Menjelaskan tata cara mendapatkan ketersediaan tenaga pendidik yang handal, dll. pelayanan kesehatan serta tempat PPK

fasilitas dan pelayanan terdekat yang bisa dimanfaatkan oleh

Tersedianya

pendidikan (seperti sekolah, sarana belajar, peserta PKH

buku-buku dan tenaga pendidik) yang memadai

merupakan syarat utama yang harus dipenuhi Klarifikasi yang sudah diisi dan Formulir

f. Mengumpulkan

semua

Formulir

untuk mensukseskan tujuan pelaksanaan PKH Perjanjian

pendidikan yang ada mengikuti komitmen PKH yang sudah

Kesediaan peserta

dikecamatan Mojosari. Ketersediaan tenaga ditandatangani

pendidik (guru, parmong, tutor, dll) yang

g. Menjelaskan mekanisme dan prosedur kompeten bukan hanya diperlukan dalam keluhan

memberikan pengajaran saja, mereka juga pelaksanaan PKH

dituntut harus

berkontribusi aktif dalam

h. Memfasilitasi pembentukan kelompok mensukseskan pelaksanaan PKH di Kecamatan peserta

Mojosari komponen pendidikan, yaitu melalui pemilihan Ketua Kelompok

keterlibatannya untuk memberikan pendidikan

i. Menjelaskan kewajiban Ketua Kelompok yang berkualitas serta melakukan verifikasi dalam PKH

komitmen kehadiran anak-anak peserta PKH di Seluruh calon peserta PKH terpilih (dalam

kelas.

hal ini ibu atau wanita dewasa yang mengurus

A. Hak Peserta PKH dalam Bidang Pendidikan

1) RTSM yang terpilih sebagai peserta PKH pertemuan awal tersebut. Jika berhalangan,

anak pada RTSM) diwajibkan menghadiri acara

berhak memperoleh bantuan uang tunai maka

apabila telah memenuhi persyaratan yang sedemikian rupa agar tujuan kegiatan pertemuan

pendamping PKH

akan

mengatur

telah ditetapkan. Besaran bantuan tunai seperti dijelaskan diatas dapat terlaksana

untuk komponen pendidikan tergantung (misalnya: pendamping mengunjungi

dari jumlah anak dan jenjang pendidikan peserta PKH atau menyelenggarakan pertemuan

calon

yang diduduki oleh anak. Bantuan tunai

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

akan dibayarkan kepada peserta setiap tiga Pelaksana Kegiatan penamping program dan bulan melalui kantor Pos terdekat. Bantuan

masyarakat.

tunai diterima langsung oleh ibu RTSM atau

A. Unit Pelaksana PKH (UPPKH) Kabupaten

perempuan yang mengasuh anak usia 0-15 UPPKH Kabupaten/Kota dibentuk disetiap tahun, atau anak usia 15 s.d 18 tahun yang

Kabupaten/Kota dimana Program Keluarga belum menyelesaikan pendidikan dasar.

dilaksanakan. UPPKH Untuk tahap pertama, bantuan tunai PKH

Harapan

Kabupaten/Kota merupakan kunci untuk komponen pendidikan akan diberikan jika

mensukseskan pelaksanaan PKH dan akan peserta PKH (Ibu/perempuan dewasa) telah

menjadi saluran informasi terpenting antara menghadiri acara pertemuan awal yang

UPPKH Kecamatan dengan UPPKH Pusat serta dikoordinasikan oleh UPPKH Kecamatan dan

Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi anak-anak dari keluarga peserta PKH sudah

Kabupaten/Kota.

terdaftar di satuan pendidikan yang telah

B. Unit Pelaksana PKH Kecamatan

ditetapkan. UPPKH Kecamatan akan dibentuk disetiap

2) Untuk tahap triwulan berikutnya, bantuan kecamatan yang terdapat peserta PKH. tunai PKH komponen pendidikan akan

UPPKH Kecamatan merupakan ujung tombak diberikan jika anak-anak dari keluarga

PKH karena unit ini akan berhubungan peserta PKH sudah memenuhi komitmen

langsung dengan peserta PKH. pendidikan

Mekanisme Pelaksanaan PKH di Kecamatan

kehadiran minimal 85% di kelas/kelompok

Mojosari

belajar. Sebagai bukti bahwa anak-anak

pelaksanaan PKH telah memenuhi komitmen pendidikan,

Mekanisme

berlandaskan aturan hukum pelaksanaan PKH diperoleh dari hasil verifikasi yang dilakukan

yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden oleh tenaga pendidik (guru/tutor) dan

Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan diketahui

Penanggulangan Kemiskinan. Dan diatur dalam penyelenggara satuan pendidikan. Proses

oleh

Kepala

sekolah/Ketua

Undang-undang Dasar NO. 11 Tahun 2009 verifikasi pendidikan disajikan pada bab III

Tentang kesejahtraan sosial. Hakikat strategi di dalam buku ini dan formulir verifikasi

dalam mekanisme PKH ini adalah proses dapat dilihat pada lampiran buku ini.

merubah pola pikir masyarakat agar generasi

Kewajiban Peserta PKH

penerus bangsa ini bisa sehat dan cerdas, dengan Untuk

generasi yang cerdas dan sehat maka kemiskinan menerima bantuan tunai seperti dijelaskan di

bisa menerima

hak

(yaitu

itu bisa teratasi dengan sendirinya. atas), peserta PKH diharuskan memenuhi

Berdasarkan studi dokumentasi berupa kewajiban atau komitmen yang ditetapkan.

buku pedoman umum dan petunjuk pelaksanaan Kewajiban yang dimaksud adalah Menghadiri

Program PKH di kecamatan Mojosari, hasil Pertemuan Awal. Sebelum bantuan tunai tahap

wawancara, dan observasi di lapangan dapat pertama

tentang mekanisme pelaksanaan dikoordinasikan

Program PKH di Kecamatan Mojosari. Kecamatan Mojosari dan di selenggarakan di

Mekanisme pelaksanaan Program PKH adalah: lokasi terdekat dengan domisili RTSM. Seluruh

Tahap persiapan (identifikasi masalah) calon peserta PKH terpilih (ibu/perempuan

1. Sosialisasi awal program; dewasa) diwajibkan menghadiri acara pertemuan

2. Pendataan RTSM;

tersebut. Kantor UPPKH Kecamatan Mojosari

3. Refleksi Kemiskinan (RK); juga akan mengundang Camat, Lurah/Kepala

4. Pemetaan Swadaya (PS); desa, perwakilan dari satuan pendidikan,

Tahapan perencanaan (rencana pemecahan Puskesmas dan tokoh masyarakat yang ada di

masalah).

Mojosari untuk menghadiri acara pertemuan

1. Pembentukan LKM;

tersebut.

2. Penyusunan PJM/Pronangkis;

Implementasi Program Pengentasan Kemiskinan

3. Pengorganisasian KSM.

Melalui Program Keluarga Harapan (PKH) di

Dalam mekanisme pelaksanaan implementasi

Kecamatan Mojosari

Program Keluarga Harapan (PKH) memberikan

Organisasi Pelaksana

bantuan kepada RTSM untuk mengurangi beban Organisasi pelaksana Program PKH di Kecamatan

mereka lewat bantuan tunai langsung. yang Mojosari terdiri atas: (1) Tim koordinasi tingkat

mempunyai sasaran jangka pendek dan jangka Kabupaten/Kota, (2) Tingkat Kecamatan, dan (3)

panjang. Jangka pendeknya adalah membantu

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

pengeluran RTSM dengan bantuan uang tunai,

1. Mudah tidaknya masalah yang digarap dan

jangka panjangnya

mempersiapkan generasi muda yang sehat dan

2. Kemampuan keputusan kebijaksanaan untuk cerdas.

menstrukturkan

secara tepat proses

Faktor Pendukung dan Penghambat

implementasinya;

3. Pengaruh langsung perbagai variable politik suatu proses implementasi kebijakan merupakan

Faktor pendukung dan penghambat dalam

keseimbangan dukungan bagi suatu yang lazim terjadi dimana-mana, dan setiap

terhadap

tujuan yang termuat dalam keputusan program mempunyai masalah yang masing-

kebijaksanaan tersebut. masing, sehingga penangananya pun biasanya

Sesuai strategi program pengentasan dikembalikan kepada masing-masing aktor yang

kemiskinan melalui Program Keluarga Harapan membuat suatu program dalam merespon

aspek yang perlu masalah-masalah yang muncul dalam proses

(PKH) ada

beberapa

proses pengentasan implementasi

diperhatikan

dalam

kemiskinan itu, Hadi dan Lincolin (1987:36) Harapan (PKH) melalui pendamping program di

kemiskinan itu setiap masing-masing daerah diberi mandat

mengatakan:

Pertama:

yang artinya kebutuhan untuk melaksanakan program, tentunya juga

multidimensional,

manusia itu bermacam-macam maka kemiskinan akan menemui masalah-masalah sehubungan

pun memiliki banyak segi/aspek. Aspek primer dengan implementasi program. Berikut adalah

berupa miskin akan asset-aset, organisasi sosial faktor-faktor

dan politik, pengetahuan dan keterampilan. implementasi

pendukung

dan penghambat

Aspek sekunder berupa miskin akan jaringan harapan (PKH) di Kecamatan Mojosari.

sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi.

Program Pengentasan Kemiskinan Melalui PKH

Dimensi-dimensi

kemiskinan ini

Arah Program Pengentasan Kemiskinan Melalui

memanifestasikan diri dalam bentuk kekurangan

PKH

gizi, perawatan, kesehatan yang kurang baik Arah program pengentasan kemiskinan

serta pendidikan yang masih rendah. Aspek- melalui PKH ini mengarah pada outcame atau

aspek tersebut saling berkaitan, baik secara hasil dari kegiatan pengentasan kemiskinan yang

secara tidak langsung, selama ini telah dilaksanakan dari output atau

langsung maupun

sehingga kemunduran pada salah satu aspek keluaran yang akan di dapatkan output dari

dapat mempengaruhi aspek lainya; Kedua: pengentasan kemiskinan ini memang hasilnya

Kemiskinan dapat bersifat Individual (Absolut) tidak secara langsung melainkan memerlukan

atau kelompok (kolektif) kemiskinan absolute waktu jangka panjang. Outcome yang diharapkan

suatu masyarakat atau dari program ini adalah perubahan pola pikir

terjadi

bilamana

penduduk rumah tangga tidak dapat memenuhi masyarakat (RTSM) tentang akan pentingnya

kebutuhan minimumnya yang berupa sandang, pendidikan dan kesehatan anak-anak mereka

pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. yang nantinya akan mencapai kesejahtraan

Kondisi kemiskinan absolute ini lebih lanjut masyarakat yang terjadi dalam kegiatan Program

dijelaskan oleh Chambers (1996:149) yang Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Mojosari

digambarkan sebuah rumah tangga miskin sesuai konsep Implementasi merupakan proses

karena kehilangan kekayaan. Untuk memenuhi untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan

kebutuhan kecil saja, orang terpaksa harus dan tercapainya kebijakan tersebut. Howlett dan

menukar atau berhutang kepada orang lain. Dan Ramesh (1995:153) mendefinisikan implementasi

untuk memenuhi kebutuhan yang sangat besar, ke ijaka se agai proses di ana program atau

seringkali orang terpaksa menggadaikan bahkan kebijakan itu dilaksanakan; hal ini menunjukkan

menjual barang modalnya sendiri. Hal ini peru aha re a a e jadi praktek hal se ada

disebabkan desakan kebutuhan yang melampaui juga diungkapkan oleh Mazmanian dan Sabitier

ambang batas kemampuanya. Kondisi demikian dalam Wahab (2010:81) yang berpendapat

membuat rumah tangga tersebut jatuh ke dalam bahwa peran penting analis implementasi

yang sulit untuk kebijaksanaan Negara ialah mengidentifikasikan

lilitan

kemiskinan

memperolehnya sehingga orang miskin akan variable-variabel

yang

mempengaruhi

bertambah miskin.

tercapainya tujuan-tujuan formal pada seluruh Lebih lanjut Chambers (1996:147-153) proses implementasi. Variabel-variabel yang

situasi yang menyebabkan seseorang terlilit dimaksud antara lain:

kemiskinan berkaitan dengan lima hal, yaitu:

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Purwanto et al.)

miskin. Kelima ketidak lamar, biaya perhelatan pernikahan dan

a. kewajiban adat, membayar uang mahar, uang

melilit

keluarga

beruntungan ini adalah:

kematian;

1. Kemiskinan itu sendiri;

b. Ketidakmampuan fisik yang terjadi karena

2. Kelemahan fisik;

sakit, masa kehamilan, melahirkan, setelah

3. Keterasingan;

melahirkan, kecelakaan. Akibatnya bagi orang

4. Kerentanan;

dewasa kehilangan tenaga atau menurunya

5. Ketidak berdayaan.

kemampuan untuk bekerja dan mendapatkan Dari kelima ketidak beruntungan ini satu penghasilan dan menyembuhkan penyakit

sama lain saling terkait sehingga merupakan juga

deprivation trap. Namun dari kelima ketidak menghentikan

akan memakan

biaya

sehingga

beruntungan ini setidaknya di Kecamatan makanan dalam rumah tangga;

mojosari yang perlu mendapatkan perhatian

c. Pengeluaran tidak produktif seperti untuk kusus yaitu kerentanan dan ketidakberdayaan, minum-minum, penyalagunaan narkotika atau

karena kedua jenis ketidak beruntungan ini konsumsi yang melemahkan tubuh lainya,

sering menjadi penyebab keluarga miskin main judi dll;

menjadi tambah miskin. Kerentanan menurut

d. Pemerasan termasuk tuntutan dan tindakan Chambers dapat dilihat dari ketidak mampuan tidak sah yang dilakukan oleh orang-orang

keluarga miskin untuk menyediakan sarana untuk yang berkuasa;

menghadapi situasi darurat seperti datangnya

e. Musibah yang bermacam-macam bentuk baik bencana, penyakit dan sebagainya yang secara buatan manusia sendiri seperti pencurian

tiba-tiba menimpa keluarga itu. Kerentanan ini ternak, peralatan kerja, perhiasan, kebakaran

sering menimbulkan proverty rokets atau roda rumah, peperangan antar suku, maupun yang

ya g iasa ya ditimbulkan oleh

pe ggerak

ke iski a

menyebabkan keluarga miskin harus menjual kekeringan, wabah hama penyakit tanaman

untuk memenuhi dan hewan serta kelaparan.

Berdasar pendapat tersebut dapat Program Keluarga Harapan adalah salah diketahui bahwa lilitan kemiskinan yang dialami

satu program yang tepat dan sedang dibutuhkan oleh suatu rumah tangga sama dengan roda

oleh masyarakat mojosari, dimana suatu program penggerak yang mundur dengan cepat yang sulit

yang memberikan jaminan pengaman sosial salah bahkan tidak mungkin untuk kembali dengan

satunya melalui bantuan tunai, perlindungan cepat sehingga rumah tangga miskin akan tetap

anak dan yang tak kalah pentingnya adalah miskin. Jika dikaitkan dengan arah pengentasan

merubah pola berfikir keluarga Miskin akan kemiskinan melalui PKH di Kecamatan Mojosari

pentingnya masa depan anak-anak mereka. pada tingkat memberikan bantuan untuk

diharapkan mereka sadar bahwa masalah mereka mengarah pada kondisi yang lebih baik lagi untuk

bukan persoalan yang ringan yang dibutuhkan mendapatkan kesejahtraan. Masyarakat miskin

suatu usaha kerjasama untuk menangulangi RTSM yang berada di Kecamatan Mojosari lebih

masalah mereka, yaitu kemiskinan. Selanjutnya mengutamakan bantuan yang bersifat individu

arah pengentasan kemiskinan pada komponen yang memperhatikan kondisi riil mereka, bukan

pendamping tingkat kondisi umum, mereka butuh kesejahtraan dalam

pelaksana

bantuan

pemerintah pusat, pemerintah kota/kabupaten rumah tangga, membutuhkan pendidikan bagi

pada masyarakat miskin sudah cukup tinggi. anak-anak mereka, mereka butuh kesehatan bagi

Pengentasan Kemiskinan Melalui PKH

kemiskinan yang sedang