PENGARUH EKSPOR TERHADAP PENIGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN (ANALISIS BASIS EKONOMI) PROVINSI SUMATERA UTARA Ateng Piater Sinaga Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Elvis F. Purba, SE., M.Si Fakultas Ekonomi Universitas HK

  

PENGARUH EKSPOR TERHADAP PENIGKATAN PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN (ANALISIS BASIS EKONOMI)

PROVINSI SUMATERA UTARA

Ateng Piater Sinaga

  Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

  

Elvis F. Purba, SE., M.Si

  Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen

  

ABSTRACT

  This study titled "The Effect of exports to increase gross regional domestic product (GRDP) city field (analysis of the economic basis) province of North Sumatra. The study was based on an increase in Gross Domestic Product (GDP) of Medan can be an indicator of the rapid economic growth of the city of Medan from year to year. GDP is the total value of goods and services produced within a certain time (one year) in a certain region, in this case the city of Medan.

  The purpose of this study was to determine whether the export effect on GDP increase in Medan by using analytical model of the economic base. There are two stages to be conducted to analyze the data. First determine the basic sector and non-sector basis by calculating LQ. Second, analyze the role of exports to GDP by using analysis of the economic base.

  Results from this study is the estimation if exports Medan equal to zero, the number of Medan GDP will decline by -1,132,643.791. Exports positive and significant effect on the increase in GDP Medan with a regression coefficient of 1.949. And if additional export amount of Medan equal to zero then the additional amount of Medan GDP amounted to 2,682,932.520. Added export positive and significant effect on the increase in GDP Medan with a regression coefficient of 1.244.

  Keywords: export, GRDP,Economic growth, Economic base, Medan

A. PENDAHULUAN Latar Belakang

  Indonesia dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, dituntut untuk siap bersaing dengan negara-negara lain. Agar mampu bersaing dengan negara lain, Indonesia harus memantapkan terlebih dahulu perekonomian. Fundamental perekonomian yang kuat akan meningkatkan kesiapan pemerintah dalam menghadapi era globalisasi. Pembangunan ekonomi secara nasional tidak bisa terlepas dari pembangunan ekonomi secara regional.

  Menurut Sukirno (2004:423) Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Namun, pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih luas. Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan.

  Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan

  Medan (Analisis Basis Ekonomi) Provinsi Sumatera Utara

  Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah dinyatakan bahwa tidak hanya kesiapan aparat pemerintah saja, tetapi juga masyarakat untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah dengan pemanfaatan sumber-sumber daya secara optimal.

  Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa, di mana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri.

  Proses pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya transformasi struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor produksi dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju sektor sekunder. Pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja bermata pencaharian utama pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan, sektor industri dan Sektor Jasa.

  Perkembangan pembangunan perekonomian daerah tergantung dari kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah. Pembangunan daerah lebih memprioritaskan kepada membangun dan memperkuat sektor-sektor dibidang ekonomi dengan mengembangkan, meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya yang ada secara optimal dengan tetap memerhatikan kesinergian antar sektor-sektor perekonomian.

  Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan dapat menjadi indikator pesatnya pertumbuhan ekonomi Kota Medan dari tahun ke tahun. PDRB adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu tertentu (satu tahun) di wilayah regional tertentu, dalam kasus ini adalah Kota Medan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap tahun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Perkembangan dan pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kota Medan baik dari segi perubahan besarnya distribusi maupun kontribusi tiap sektor dapat terlihat dengan jelas dalam PDRB Kota Medan. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun

  .

Tabel 1.1. PDRB Kota Medan Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Periode 2005-2010 (Juta Rupiah)

  Lapangan

Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010

  

Pertanian 1.306.921,44 1.427.430,11 1.577.838,36 1.837.810,55 2.023.057,29 2.225.319,51

Pertambangan dan Penggalian

  2.596,57 3.283,61 3.089,43 2.886,64 2.981,71 2.945,7 Industri Pengolahan 7.094.919,38 7.960.595,91 9.029.327,78 10.420.824,81 10.860.498,52 12.475.525,44 Listrik, Gas dan Air Bersih

  917.530,98 1.102.656,52 1.040.734,65 1.142.922,02 1.244.801,65 1.415.443,98 Bangunan 3.502.798,64 4.795.785,16 5.420.082,16 6.233.094,48 6.927.190,35 8.149.938,26 Perdagangan,

  Hotel dan Restoran 1.127.1818,27 1.269.2841,73 14.106.166,92 16.917.473,49 19.502.959,16 22.431.933,66 Pengangkutan dan Komuniasi

  7.979.778,29 9.164.618,54 10.548.090,28 12.456.643,15 14.255.715,71 15.786.832,71 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 6.063.875,99 6.550.498,59 7.833.875,96 9.547.458,3 1.006.2914,3 11.893.128,25 Jasa-Jasa 4652210,64 5.152.234,71 5.893.299,08 6.718.757,83 7.750.089,43 893.3948,52

  Sumber : - Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, Tahun 2005-2008

  • Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, Tahun 2008-2011 Dapat dilihat dari PDRB Kota Medan sektor yang paling dominan dalam penyumbang potensi ekonomi tertinggi dikuasai oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Industri Pengolahan, Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan dan jasa. Jadi sektor perdagangan memberikan konstribusi paling banyak untuk perekonomian di wilayah Kota Medan dibandingkan dengan sektor lainnya.

  Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kegiatan ekspor yaitu sistem perdagangan dengan cara memperdagangkan barang- barang dan jasa-jasa dari suatu daerah ke daerah lain dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Peningkatan ekspor akan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan menjadi indikator peningkatan PDRB.

Tabel 1.2. menyajikan ekspor Kota Medan yang dihitung dari sektor basis tahun

  2005–2010. Perkembangan ekspor dari setiap sektor perekonomian Kota Medan baik dari segi perubahan besarnya distribusi maupun kontribusi tiap sektor dapat dilihat dengan jelas dalam Tabel 1.2. Sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan tidak terdapat dalam tabel karena ke tiga sektor ini tidak termasuk sektor unggulan. Ekspor yang paling besar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor jasa-jasa setiap tahunnya menurun dan pada tahun 2010 sektor jasa di Kota Medan tidak lagi mengekspor karena tidak tergolong sektor basis.

Tabel 1.2. Ekspor Kota Medan Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)

  Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010

  Listrik, Gas dan Air Bersih

  613.999,92 84.1169,72 727.636,06 803.814,44 835.611,94 987.575,35 Bangunan 1.761.758,28 3.057.081,91 3.481.735,92 3.741.468,22 3.854.157,08 4.628.196,65 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  5.688.503,64 6.177.998,45 6.540.416,18 7.977.038,62 9.870.452,04 11.366.545,14 Pengangkutan dan Komuniasi

  7.219.930,04 7.782.208,94 9.037.341,53 11.201.618,56 12.864.487,86 13.359.566,07 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

  5.970.477,28 5.932.161,46 7.115.637,34 8.456.229,47 846.2810,10 10.475.818,49 Jasa-Jasa 1.832.281,40 1.753.556,89 2.051.033,58 2.122.129,89 240.5867,49 x Sumber : - BPS Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, tahun 2007 (diolah).

  • BPS Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, tahun 2010 (diolah). Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu pengkajian

  

“Pengaruh Ekspor Terhadap Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota

Medan (Analisis Basis Ekonomi)”.

B. METODE PENELITIAN ANALISIS DATA

  Ada dua tahap yang harus dilakukan untuk menganalisis data. Pertama menentukan sektor basis dan sektor non-basis dengan cara menghitung LQ. Kedua, menganalisis peranan ekspor terhadap PDRB dengan menggunakan analisis basis ekonomi.

  Location Quentien Location Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu

  sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor basis atau non basis. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor antara daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas.

  Model Basis Ekonomi

  Untuk penerapan kerangka teori Model-Basis Export, metode dan teknik analisis yang diperlukan adalah pengukuran besarnya ekspor terhadap pertambahan PDRB serta penafsiran multiplier wilayah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sistem regresi biasa (Ordinary Least Squares) dari model berikut:

  • ∆ = ∆ Dimana dan adalah koefisien regresi yang akan ditaksir dengan hipotesa sebagai berikut:

  ≠ 0 = 0 H o : , H

  1 :

  Karena persamaan di atas adalah dalam bentuk linear, maka koefisien multiplier wilayah harus dihitung melalui : (∆

  

k = / ∆ ) , k >

  Dimana Y dan E masing-masing adalah PDRB dan ekspor dari daerah yang bersangkutan, sedangkan ∆ adalah tambahan jumlah masing-masing variabel dalam periode tertentu.

  Definisi Operasional

  1. Ekspor adalah perdagangan antara Medan dengan daerah lainnya termasuk dengan luar negeri dalam satuan Juta Rupiah/tahun.

  2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi yang ada di Kota Medan dalam kurun waktu 2000-2012.

  PDRB yang dipakai dalam penelitian ini adalah PDRB atas dasar harga berlaku. (juta Rupiah/tahun).

C. HASIL ANALISIS Ekspor Kota Medan a

  

Coefficients

Model Unstandardized Standardized t Sig.

  Coefficients Coefficients B Std. Error Beta

  (Constant

  • 1132643,791 2322304,027 -,488 ,635 )

  1 eks 1,949 ,074 ,992 26,298 ,000 a. Dependent Variable: pdrb

  Dari hasil analisis regresi biasa tersebut dengan menggunakan metode OLS, sebagaimana di sajikan di Bab 3 diperoleh hasil estimasi sebagai berikut :

  • = − . . , , Interpretasi model:

  1. Berdasarkan hasil estimasi data dalam model regresi terdapat nilai konstanta dengan koefisien regresi sebesar− 1.132.643,791. Jika ekspor Kota Medan sama dengan nol maka jumlah PDRB Kota Medan akan mengalami penurunan sebesar − 1.132.643,791

  2. Ekspor ( ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan PDRB Kota Medan dengan koefisien regresi sebesar 1,949. Artinya jika ekspor meningkat sebesar sebesar 1 juta maka PDRB Kota Medan akan meningkat sebesar 1,949 juta.

  .

  Ekspor Kota Medan Berdasarkan LQ

  Ekspor Kota Medan diperoleh dari sektor basis, dalam pembahasan sebelumnya yang menjadi sektor basis Kota Medan selama periode 2000-2012 adalah Listrik, Gas dan Air Bersih, Konstruksi, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa-Jasa. Sektor tersebut menjadi sektor basis karena LQ > 1. Artinya daerah bersangkutan mempunyai produk dan mengekspornya ke daerah lain. Pada Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa ekspor Kota Medan dari tahun 2000-2012 selalu mengalami peningkatan.

  Tabel.4.6. Ekspor Kota Medan Selama Periode 2000-2012 (Juta Rupiah) Tahun Total ekspor

  2000 10.786.993,95 2001 12.089.905,98 2002 14.512.887,24 2003 16.036.615,91 2004 17.750.181,34 2005 23.086.950,56 2006 25.544.177,37 2007 28.953.800,61 2008 34.302.299,20 2009 38.293.386,51 2010 40.817.701,70 2011 46.021.599,08 2012 54.399.638,17 Sumber: -BPS Sumatera Utara, Medan Dalam Angka, Tahun 2004, 2008 dan 2013.

  (diolah berdasarkan analisis LQ dan Basis Ekonomi).

  • BPS Sumatera Utara, Sumatera Utara Dalam Angka, Tahun 2004, 2008 dan 2013. (diolah berdasarkan analisis LQ dan Basis Ekonomi).

  Analisis Model Basis Ekonomi

  Data di analisis menggunakan alat bantu yaitu program komputer SPSS 20 dan hasil regresinya disajikan di bawah ini :

  

Coefficients

a

  Model Unstandardized Coefficients

  Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

  1 (Constant) 2682932,520 1146099,993 2,341 ,041 Ekspor_Meda n

  1,244 ,276 ,819 4,509 ,001

  a. Dependent Variable: PDRB_Medan Dari hasil analisis regresi biasa tersebut dengan menggunakan metode OLS, sebagaimana di sajikan di Bab 3 diperoleh hasil estimasi sebagai berikut :

  ∆ = . . , + , ∆ Interpretasi model:

  1 Berdasarkan hasil estimasi data dalam model regresi terdapat nilai konstanta

  2 Medan sama dengan nol maka tambahan jumlah PDRB Kota Medan sebesar 2.682.932,520 .

  3 Pertambahan ekspor (∆ ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan PDRB Kota Medan dengan koefisien regresi sebesar 1,244 Artinya sesuai dengan hipotesis awal dan berpengaruh signifikan. Jadi jika ekspor meningkat sebesar sebesar 1 juta maka PDRB Kota Medan akan meningkat sebesar 1,244 juta.

  Karena hasil persamaan di atas adalah dalam bentuk linear, maka koefisien multiplier wilayah dihitung melalui:

  

k = (∆ / ∆ ) , k >

  Dimana: k = Pengganda ekspor = Koefisien regresi ekspor

  ∆ = Tambahan jumlah PDRB dalam periode satu tahun. ∆ = Tambahan jumlah ekspor Kota Medan dalam satu tahun.

Tabel 4.7. Tambahan Jumlah PDRB, Ekspor, Koefisien Regresi dan Pengganda Ekspor Tahun 2001-2012

  

Tahun ∆Y ∆E k

  2001 3.244.199,57 1.302.912,03 1,244 3,10 2002 3.021.735,20 2.422.981,26 1,244 1,55 2003 3.448.388,41 1.523.728,67 1,244 2,82 2004 4.444.444,33 1.713.565,43 1,244 3,23 2005 9.677.103,15 5.336.769,22 1,244 2,26 2006 6.057.494,68 2.457.226,81 1,244 3,07 2007 6.602.559,74 3.409.623,24 1,244 2,41 2008 9.825.366,65 5.348.498,59 1,244 2,29 2009 7.352.336,85 3.991.087,31 1,244 2,29 2010 10.684.807,91 2.524.315,19 1,244 5,27 2011 10.295.741,36 5.203.897,38 1,244 2,46 2012 11.789.684,77 8.378.039,09 1,244 1,75

  Sumber : Data diolah.

  Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa peningkatan PDRB Kota Medan sangat ditentukan oleh perkembangan sektor basis yang terdapat di Kota Medan. Dan besar kecilnya pengaruh ekspor tersebut terhadap PDRB Kota Medan dapat dilihat dari nilai

  

multiplier . Dengan demikian, analisis model basis ekonomi menunjukkan bahwa

peningkatan PDRB Kota Medan berhubungan positif dengan kegiatan ekspor Kota Medan.

  Dari angka multiplier dapat dilihat bahwa k > 1, maka peningkatan ekspor berpengaruh terhadap peningkatan PDRB. Perubahan PDRB ditunjukkan oleh angka pengganda yang disebut dengan koefisien multiplier (angka pengganda). Angka pengganda menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kota Medan akan meningkat sebesar pengganda dikali selisih ekspor. Maka dapat dilihat bahwa peningkatan PDRB Kota Medan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu besarnya ekspor dan besarnya pengganda. Dengan kata lain, Kota Medan mempunyai nilai ekspor yang besar, karena pengaruh efek pengganda, ekonomi Kota Medan akan berkembang dengan besar pula. Dapat pula dikatakan, bahwa ekspor akan menyebabkan ekonomi suatu suatu wilayah berkembang karena adanya efek pengganda. Jadi ekspor dapat menggerakkan peningkatan PDRB Kota Medan.

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil dan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan antara lain.

  1. Berdasarkan analisis LQ yang menjadi sektor basis Kota Medan sepanjang tahun 2000-2012 sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa menjadi sektor basis di Kota Medan selama tahun 2003-20012 lebih besar dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut termasuk sektor basis yang artinya peranan sektor listrik, gas dan air bersih Sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa sangat menonjol dan menjadi tulang punggung perekonomian Kota Medan.

  2. Dengan menggunakan OLS bahwa ekspor berpengaruh positif dan sangat nyata mempengaruhi PDRB.

  3. Dengan menggunakan analisis basis ekonomi ekspor berpengaruh positif terhadap peningkatan PDRB Kota Medan.

  Saran

  1. Memberikan perhatian yang lebih pada sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kota Medan seperti pemberian izin yang selektif, bantuan permodalan, perbaikan infrastuktur pasar tradisional disertai dengan dukungan dan implementasi regulasi yang lebih nyata di lapangan sebagai upaya untuk meningkatkan PDRB Kota Medan.

  2. Memperbaiki infrastruktur jalan dan drainase di Kota Medan agar dapat meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi.

  3. Peraturan daerah yang dikeluarkan Pemerintah Kota Medan hendaknya perlu sosialisasi agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan menindak dengan tegas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi melalui pemberian sanksi yang menimbulkan efek jera.

  4. Untuk peneliti lanjutan dengan menggunakan model lain untuk mengetahui pengaruh ekspor terhsadap peningkatan PDRB Kota Medan.

DAFTAR PUSTAKA

  Almulaibari, Hilal. (2011). Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004-2008, Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. hal. 14-15 Skripsi S-1 (tidak diterbitkan).

  Todaro, Michael P dan Smith, Stephen C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama, Jilid 1, Alih Bahasa: Haris Munandar dan Puji A. L, Jakarta: Erlangga.

  Jhingan, M.L. (2010). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerjemah : D. Gurito, Edisi Ke- 1, Cetakan ke-13 Jakarta: Raja Wali Pers. Putri, Reninta. (2009). Analisis Perekonomian Kota Depok Periode 2003-2007 (Analisis Shift Share dan LQ), Bogor : Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor.. hal. 1. Skripsi S-1 (tidak di terbitkan). Tarigan, Robinson. (2006). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi, Cetakan ke- 3, Jakarta, Bumi Aksara. Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi : Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Cetakan. 15, Jakarta : Rajawali Pers. Sukirno, Sadono. (2011). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Edisi Ke- 2, cetakan ke -4. Jakarta: Kencana.

Dokumen yang terkait

PEMANTAUAN PERUBAHAN SUHU TERHADAP PENGONTROLAN PADA HEAT EXCHANGER DENGAN SENSOR PT100 BERBASIS

0 1 18

ANALISA PRODUKTIFITAS PERALATAN DALAM PEKERJAAN AGREGAT PADA RUAS JALAN SIMPANG 3 SAMBOJA KM. 38 BALIKPAPAN – LOA JANAN LINDA NURUL QAMARIAH NPM: 07.11.1001.7311.124 Fakultas Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia Abstrak

0 0 23

BADAN PERGURUAN NASRANI MEDAN Jl.Kapten Pattinrura hlo.16 Telp.05'l- 4536234 Medn

0 0 9

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI LINGKUNGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROPINSI SUMATERA UTARA

0 0 87

PENGARUH MOTIVASI DAN KREATIFITAS KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA KANTOR DINAS PEMERINTAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR

0 2 92

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KOMITMEN KERJA DAN PENINGKATAN MUTU TERHADAP KINERJA GURU.pdf

0 7 131

LAPORAN PENELITIAN PERBANDINGAN PENERIMAAN PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH SUNSET POLICY PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MEDAN TIMUR Peneliti :

0 0 62

LAPORAN HASIL PENELITIAN ANALISA PENGARUH KEPUASAN KERJA, KEPEMIMPINAN, DAN KEMAMPUAN PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEGAWAI BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (BP3TKI) MEDAN

0 0 71

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA MEMILIH AKADEMI KEBIDANAN

0 0 74

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN POTENSI EKONOMI DI KABUPATEN DELI SERDANG Marlina Mahdalena Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Parulian Simanjuntak Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Nancy Nopeline Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen A

0 0 10