Eksperimentasi Pembelajaran Realistik ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Segiempat Oleh : Dewi Azizah Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Abstract - Eksperimentasi Pembelajaran Realistik ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa p

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

57

Eksperimentasi Pembelajaran Realistik ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa pada
Materi Segiempat

Oleh :
Dewi Azizah
Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Pekalongan
Abstract
The purpose of the research was to describe the differences between Realistic
Mathematics Education and Mechanistic learning approach in mathematics
achievement viewed from students’ activity. The research was a quasi
experimental. The population of the research was all the seventh grade students
of junior high school in Pekalongan regency. The instruments used to collect
the data were achievment on quadrilateral topic and questionnare of the
students activity in learning mathematics. To analyze the data, the researcher
used anova (analysis of variances) with unbalanced cells. It was concluded that
Realistic Mathematics Education gave a better result than Mechanistic learning

approach on quadrilateral topic and the students mathematics achievement for
the students that high activity was better than those who had a moderate and
low activity, whereas the students mathematics achievement that had a
moderate activity was equivalence to the students who had a low activity.

Keywords: Realistic Mathematics Education, quadrilateral, learning activity
kebanyakan siswa yang mempelajarinya.

PENDAHULUAN
Matematika adalah salah satu

Terkait dengan hal ini,

Adre’ Heck

pelajaran mendasar yang diajarkan di

(2003) menyatakan bahwa pendidikan

sekolah. Matematika sebagai ilmu yang


matematika di Indonesia menghadapi

bersifat deduktif, dalam hal ini sebagai

berbagai masalah diantaranya: sebagian

ilmu

mempelajari

besar sikap siswa terhadap matematika

matematika tidak cukup hanya dengan

negatif, selain itu siswa juga menganggap

hafalan dan membaca, tetapi memerlukan

matematika sulit


pemikiran dan pemahaman. Ironisnya,

Masalah ini dapat dilihat pada saat

sampai saat ini matematika merupakan

praktek

salah satu bidang studi yang dianggap

khususnya

sulit bagi siswa dan anggapan bahwa

matematika di dalam ruang kelas.

eksakta.

Dalam


dan membosankan.

pengajaran
dalam

secara

umum,

pembelajaran

matematika tidak disenangi atau bahkan

Menurut hasil penelitian Third

paling dibenci masih saja melekat pada

International Mathematics and Science


Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

58

Study (TIMMS) prestasi belajar IPA dan

guru akan menyebabkan siswa berfungsi

matematika siswa SMP di Indonesia

seperti

masing-masing pada urutan 33 dan 35

mendengarkan,

dari 38 negara di lima benua, sementara


mengerjakan latihan yang diberikan oleh

itu perolehan nilai matematika pada ujian

guru. Pembelajaran seperti ini cenderung

negara pada semua jenjang pendidikan

membosankan. Pembelajaran mekanistik

selalu terpaku pada angka yang rendah

menyebabkan siswa belajar dengan cara

pula (Yaniawati, 2006:1). Selain itu,

menghafal yang mengakibatkan tidak

belajar matematika bagi siswa belum


timbul pengertian atau pemahaman.

bermakna, sehingga pemahaman siswa

mesin,

mereka

hanya

mencatat

dan

Berdasarkan

informasi

dari


tentang konsep matematika sangat lemah.

beberapa

Kelemahan

pemahaman

Pekalongan materi segi empat merupakan

matematika dapat membuat siswa tidak

materi yang dianggap sulit oleh sebagian

tertarik pada pembelajaran matematika

siswa, terutama bila sudah diterapkan

sehingga berpengaruh terhadap daya


dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan

tangkap siswa dalam menerima pelajaran

pembelajaran

matematika (Noraini Idris, 2009).

digunakan guru pada materi ini belum

Tujuan

dalam

pembelajaran

dapat

variatif.


guru

SMP

di

Kabupaten

matematika

Guru

masih

yang

mengandalkan

tercapai jika pendekatan dan metode


pembelajaran

pembelajaran yang digunakan guru tepat.

mekanistik

Guru harus mempunyai strategi agar

sebagai

pembelajaran menjadi menarik dan siswa

disebabkan karena ada beberapa guru

dapat belajar secara efektif. Oleh karena

yang

itu, pemilihan pendekatan dan metode

bagaimana

pembelajaran yang tepat sangat penting,

pembelajaran

karena tidak semua pendekatan dan

siswa dan melibatkan siswa aktif dalam

metode dapat digunakan pada setiap

proses pembelajaran. Oleh karena itu,

materi.

di

perlu dikembangkan dan diterapkan suatu

beberapa sekolah, masih ada beberapa

pembelajaran matematika yang tidak

guru

metode

hanya mentransfer pengetahuan guru

pembelajaran ekspositori dan mekanistik

kepada siswa. Salah satu pendekatan

dalam menyajikan pelajaran. Metode ini

pembelajaran yang kiranya tepat adalah

terpusat pada guru, sehingga dominasi

pembelajaran matematika relistik yaitu

Dari

yang

hasil

pengamatan

menggunakan

dengan
dengan

metode

masih

metode
utama.

mengalami
merancang
yang

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

pendekatan

mudah

ceramah
Hal

ini

kesulitan
pendekatan
dipahami

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
pendekatan

pembelajaran

yang

59

lebih baik daripada prestasi belajar

mengedepankan keaktifan siswa dan

matematika

pembelajaran

aktivitas belajar sedang dan rendah, serta

pengalaman

yang

mengaitkan

kehidupan

nyata

siswa

dengan materi dan konsep matematika.
Rendahnya

prestasi

belajar

siswa

yang

mempunyai

apakah prestasi belajar matematika siswa
yang mempunyai aktivitas belajar sedang
lebih baik daripada prestasi belajar

matematika siswa mungkin tidak hanya

matematika

dipengaruhi

aktivitas belajar rendah? (3). apakah

dalam

pendekatan

proses

mungkin
belajar

pembelajaran,

dipengaruhi
siswa

pelajaran
aktivitas

pembelajaran

oleh

tetapi
aktivitas

dalam

mempelajari

matematika.

Tingginya

belajar

matematika

siswa

pembelajaran

yang

mempunyai

matematika

realistik

menghasilkan prestasi belajar matematika
yang

lebih

baik

pembelajaran

dibandingkan

dengan

pendekatan

siswa

mekanistik pada siswa yang mempunyai

mungkin dapat berakibat pada tingginya

aktivitas belajar sedang dan tinggi, serta

prestasi belajar matematika, begitu pula

apakah

sebaliknya aktivitas belajar matematika

realistik

siswa yang rendah dimungkinkan dapat

pendekatan mekanistik pada siswa yang

berakibat pada rendahnya prestasi belajar

mempunyai aktivitas belajar rendah tidak

matematika siswa. Dengan demikian

ada

aktivitas

belajar

matematikanya? (4) pada pembelajaran

matematika mungkin dapat dilakukan

matematika realistik, apakah prestasi

untuk

belajar

belajar

pada

meningkatkan

saat

prestasi

belajar

matematika.

pembelajaran

matematika

maupun pembelajaran dengan

perbedaan

prestasi

matematika

siswa

belajar

yang

mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih

Berdasarkan pada latar belakang

baik daripada siswa yang mempunyai

masalah, maka masalah yang ingin

aktivitas belajar sedang dan rendah, serta

dipecahkan pada penelitian ini adalah:

apakah prestasi belajar matematika siswa

(1). apakah prestasi belajar matematika

yang mempunyai aktivitas belajar sedang

siswa dalam pembelajaran matematika

lebih

realistik
pembelajaran

lebih

baik

daripada

siswa

yang

baik

dibandingkan

mempunyai aktivitas belajar rendah? (5)

dengan

pendekatan

pada pembelajaran dengan pendekatan

mekanistik pada materi segi empat? (2).

mekanistik,

apakah

apakah prestasi belajar matematika siswa

matematika

siswa

yang mempunyai aktivitas belajar tinggi

aktivitas

belajar

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

prestasi
yang

tinggi

belajar

mempunyai
lebih

baik

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

60

daripada siswa yang mempunyai aktivitas

pendekatan mekanistik pada siswa yang

belajar sedang dan rendah, serta apakah

mempunyai aktivitas belajar rendah tidak

prestasi belajar matematika siswa yang

ada

mempunyai aktivitas belajar sedang lebih

matematikanya. (4). untuk mengetahui

baik daripada siswa yang mempunyai

pada pembelajaran matematika realistik,

aktivitas belajar rendah?

apakah prestasi belajar matematika siswa

Sejalan dengan latar belakang

perbedaan

prestasi

belajar

yang mempunyai aktivitas belajar tinggi

masalah yang dipaparkan di depan,

lebih

maka tujuan khusus penelitian ini

mempunyai aktivitas belajar sedang dan

adalah (1). untuk mengetahui apakah

rendah, serta apakah prestasi belajar

prestasi belajar matematika siswa dalam

matematika

pembelajaran matematika realistik lebih

aktivitas

baik dibandingkan pembelajaran dengan

daripada siswa yang mempunyai aktivitas

pendekatan mekanistik pada materi segi

belajar rendah. (5). untuk mengetahui

empat. (2). untuk mengetahui apakah

pada pembelajaran dengan pendekatan

prestasi belajar matematika siswa yang

mekanistik,

apakah

mempunyai aktivitas belajar tinggi lebih

matematika

siswa

baik daripada prestasi belajar matematika

aktivitas

siswa yang mempunyai aktivitas belajar

daripada siswa yang mempunyai aktivitas

sedang dan rendah, serta apakah prestasi

belajar sedang dan rendah, serta apakah

belajar

yang

prestasi belajar matematika siswa yang

mempunyai aktivitas belajar sedang lebih

mempunyai aktivitas belajar sedang lebih

baik daripada prestasi belajar matematika

baik daripada siswa yang mempunyai

siswa yang mempunyai aktivitas belajar

aktivitas belajar rendah.

matematika

siswa

baik

daripada

siswa

belajar

belajar

yang
sedang

siswa

mempunyai
lebih

prestasi
yang

tinggi

yang

baik

belajar

mempunyai
lebih

baik

rendah. (3). untuk mengetahui apakah
pembelajaran

matematika

realistik

menghasilkan prestasi belajar matematika
yang

lebih

Pembelajaran Matematika Realistik

dibandingkan

Realistic Mathematics Education

pendekatan

(RME) merupakan teori belajar mengajar

mekanistik pada siswa yang mempunyai

dalam pendidikan matematika. Teori

aktivitas belajar sedang dan tinggi, serta

MRE pertama kali diperkenalkan dan

apakah

matematika

dikembangkan di Belanda pada tahun

maupun pembelajaran dengan

1970 oleh Institut Freudenthal. Menurut

pembelajaran

realistik

baik

LANDASAN TEORI

dengan

pembelajaran

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Freudenthal

dalam

Devrim

mengatakan

bahwa

teori

61

(2006)

sehingga tiba pada tahap pembentukan

harus

konsep. Setelah dicapai pembentukan

mengaitkan matematika dengan realita

konsep, siswa mengaplikasikan konsep-

dan matematika merupakan aktivitas

konsep tersebut kembali pada masalah

manusia. Ini berarti matematika harus

kontekstual, sehingga dapat memahami

dekat dengan anak dan relevan dengan

konsep.

ini

kehidupan nyata sehari-hari. Matematika

Pembelajaran

matematika

sebagai aktivitas manusia berarti manusia

realistik mempunyai lima karakteristik

harus

(de Lange, 1987 ). Secara ringkas

diberi

kesempatan

untuk

menemukan kembali ide dan konsep

kelimanya adalah sebagai berikut :

matematika

orang

1. Menggunakan masalah kontekstual

dewasa. (I Gusti Putu Suharta, 2001:643).

(masalah kontekstual sebagai aplikasi

Proses pembelajaran matematika

dan titik tolak darimana matematika

dengan

realistik

bantuan

menggunakan

masalah

yang diinginkan dapat muncul).

kontekstual sebagai titik awal dalam

2. Menggunakan model atau jembatan

belajar matematika. Masalah kontekstual

dengan instrumen vertikal (perhatian

yang dimaksud adalah masalah-masalah

diarahkan pada pengembangan model,

yang nyata dan konkrit yang dekat

skema dan simbolisasi daripada hanya

dengan lingkungan siswa dan dapat

mentransfer rumus atau matematika

diamati atau dipahami oleh siswa dengan

formal secara langsung).

membayangkan. Dalam hal ini siswa
melakukan

aktivitas

horisontal,

matematika

yaitu

siswa

3. Menggunakan

kontribusi

murid

(kontribusi yang besar pada proses
belajar

mengajar diharapkan dari

mengorganisasikan masalah dan mencoba

konstruksi

mengidentifikasi aspek matematika yang

mengarahkan mereka dari metode

ada pada masalah tersebut. Siswa bebas

informal ke arah yang lebih formal

mendeskripsikan,

menginterpretasikan

atau standar).

dan menyelesaikan masalah konstektual

4. Interaktivitas

dengan

caranya

murid

sendiri

(negosiasi

yang

secara

sendiri

dengan

eksplisit, intervensi, kooperasi dan

yang

dimiliki,

evaluasi sesama murid dan guru

kemudian dengan atau tanpa bantuan

adalah faktor penting dalam proses

guru menggunakan matematika vertikal

belajar secara konstruktif dengan

(melalui

strategi informal murid digunakan

pengetahuan

awal

abstraksi

dan

formulasi),

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

62

sebagai jantung untuk mencapai yang

sendiri. Guru memotivasi siswa untuk

formal).

menyelesaikan

5. Terintegrasi

dengan

pembelajaran

lainnya

topik

(pendekatan

holistik, menunjukkan bahwa unitunit belajar tidak akan dapat dicapai
secara terpisah, tetapi keterkaitan dan
keterintegrasiannya
dieksploitasi

harus

dalam

pemecahan

masalah).
pada

karakteristik

pembelajaran matematika realistik di
maka

kegiatan

dengan

cara

mereka dengan memberikan pertanyaan/
petunjuk/saran.
Langkah 4 :

Membandingkan dan

mendiskusikan jawaban
Guru

menyediakan

kesempatan

pada

membandingkan

waktu
siswa

dan

dan
untuk

mendiskusikan

jawaban dari soal secara berkelompok,

Mengacu

atas,

masalah

langkah-langkah

inti

proses

selanjutnya

dibandingkan

dan

didiskusikan dalam diskusi kelas.

dalam

pembelajaran

matematika realistik pada penelitian ini

Langkah 5 : Menyimpulkan
Dari diskusi guru menarik kesimpulan
suatu prosedur atau konsep.

adalah sebagai berikut :
Langkah 1 :

untuk

Memahami masalah

Menurut Suwarsono (dalam Jaka

kontekstual

Purnama, 2004:18) kelebihan-kelebihan

Guru memberikan masalah kontekstual

pembelajaran matematika realistik adalah

dan

sebagai berikut :

siswa

memahami

permasalahan

a. Pendekatan

tersebut.
Langkah 2 :

Menjelaskan masalah

memberikan

pengertian yang jelas dan operasional
kepada siswa tentang keterkaitan

kontekstual
Guru menjelaskan situasi dan kondisi
soal dengan memberikan petunjuk/saran
seperlunya (terbatas) terhadap bagianbagian tertentu yang belum dipahami
siswa. Penjelasan ini hanya sampai siswa

antara matematika dengan kehidupan
sehari-hari dan tentang kegunaan
matematika pada umumnya kepada
manusia.
b. Pendekatan

realistik

memberikan

pengertian yang jelas dan operasional

mengerti maksud soal.

kepada
Langkah 3 :

realistik

Menyelesaikan masalah

siswa

bahwa

matematika

adalah suatu bidang kajian yang dapat

kontekstual

dikonstruksi

Siswa secara individu menyelesaikan

sendiri oleh siswa dan oleh setiap

masalah kontekstual dengan cara mereka

“orang biasa” yang lain, tidak hanya

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

dan

dikembangkan

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

63

oleh mereka yang disebut pakar

kurikulum, pengembangan didaktinya

dalam bidang tersebut.

di kelas, yang tidak hanya secara

c. Pendekatan

realistik

memberikan

makro tapi juga secara mikro beserta

pengertian yang jelas dan operasional
kepada

siswa

bahwa

proses evaluasinya.

cara

penyelesaian suatu soal atau masalah

Aktivitas Belajar Siswa

tidak harus tunggal dan tidak harus
sama dengan orang lain.
d. Pendekatan

Menurut pandangan jiwa modern
dalam

realistik

Sardiman

A.M

(

2001:98)

memberikan

menyatakan bahwa, “yang dimaksud

pengertian yang jelas dan operasional

aktivitas belajar adalah aktivitas yang

kepada

siswa

bahwa

dalam

bersifat fisik maupun mental”. Untuk

matematika,

proses

mencapai aktivitas belajar yang optimal,

pembelajaran merupakan suatu yang

maka kedua aktivitas itu harus selalu

utama

terkait. Sebagai contoh seseorang yang

mempelajari

dan

untuk

mempelajari

matematika orang harus menjalani

sedang

sendiri proses itu dan berusaha untuk

penglihatanya harus tetuju pada buku

menemukan sendiri konsep-konsep

yang sedang

dan materi-materi matematika yang

mental pikiranya juga tertuju pada buku

lain dengan bantuan pihak lain yang

yang sedang dibaca.

sudah tahu (guru). Tanpa kemauan
untuk

menjalani

tersebut,

sendiri

pembelajaran

proses
yang

bermakna tidak akan terjadi.
e. Pendekatan

realistik

kelebihan-kelebihan

secara

fisik

dibaca, sedang secara

Montessori (dalam Sardiman A.M,
2001:94) menegaskan bahwa anak-anak
itu

memiliki

berkembang

memadukan
dari

membaca,

berperan

tenaga-tenaga

sendiri.

sebagai

Pendidik

pembimbing

untuk
akan
dan

berbagai

pengamat

bagaiman

perkembangan

pendekatan pembelajaran lain yang

anak-anak

didiknya.

Pernyataan

juga dianggap “unggul”.

Montessori ini memberikan petunjuk

f. Pendekatan realistik bersifat lengkap
(menyeluruh),
operasional.
topik-topik

mendetail
Proses

lebih banyak melalui aktivitas di dalam

dan

pembentukan diri adalah anak itu sendiri,

pembelajaran

sedang pendidik memberikan bimbingan

matematika

dikerjakan

secara menyeluruh, mendetail dan

dan merencanakan segala kegiatan yang
akan diperbuat oleh anak sendiri.

operasional sejak dari pengembangan

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Banyak

aktivitas

yang

dapat

7. Mental

64

misalnya:

activities,

dilakukan di sekolah. Aktivitas tersebut

menanggapi,

tidak hanya mendengar dan mencatat

memecahkan masalah, menganalisa,

seperti yang lazim terdapat di sekolah-

mengambil keputusan.

menggugat,

sekolah tradisional. Paul B Diedrich

Dengan mengemukakan beberapa

dalam (Ahmad Rohani, 2004:9) membuat

pandangan dari berbagai ahli tersebut di

suatu daftar yang berisi macam kegiatan

atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar,

siswa yang antara lain dapat digolongkan

subjek didik/siswa harus aktif berbuat.

sebagai berikut.

Dengan kata lain bahwa dalam belajar

1. Visual activities, yang termasuk di

sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa

dalamnya

misalnya

membaca,

memperhatikan

gambar,

aktivitas, belajar itu tidak mungkin
berlangsung

dengan

demonstrasi, percobaan pekerjaan

pembelajaran

matematika

lain.

aktivitas siswa untuk memecahkan dan

2. Oral activities, seperti mengatakan,
merumuskan,
saran,

bertanya,

memberi

mengeluarkan

pendapat,

mengadakan

wawancara,

dan

diskusi.

menyelesaikan

baik.

Dalam

diperlukan

suatu

masalah

matematika.
Jadi dengan klasifikasi seperti
diuraikan di atas, menunjukkan bahwa
aktivitas di sekolah sangat bervariasi.

3. Listening activities sebagai contoh:

Tetapi tidak semua jenis aktivitas tersebut

mendengarkan uraian percakapan,

dilakukan

diskusi musik, pidato.

matematika. Oleh karena itu dalam

siswa

dalam

belajar

4. Writing activities, seperti: menulis

penelitian ini aktivitas belajar siswa yang

cerita, karangan, laporan angket,

dimaksud adalah keaktifan siswa dalam

menyalin.

belajar

5. Drawing

activities,

misalnya:

matematika

baik

di

rumah

maupun di sekolah.

menggambar, membuat grafik pada
peta dunia.
6. Motor
melakukan

METODE PENELITIAN
activities,
percobaan

misalnya:
membuat

koneksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, berternak.

Dalam
menggunakan

penelitian
metode

ini
penelitian

eksperimental semu (quasi exprimental
research), dengan rancangan penelitian
faktorial 2 x 3. Subyek penelitian ini

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

65

adalah seluruh siswa kelas VII semester

Perhitungan

genap tahun ajaran 2009/2010 di SMP

Hasil perhitungan uji prasyarat dan uji

Kabupaten Pekalongan.

hipotesis dalam penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 : Uji Normalitas
Uji Normalitas
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Aktivitas Tinggi
Aktivitas Sedang
Aktivitas Rendah

Lobs
0,0690
0,0702
0,0930
0,0702
0,0982

L0,05;n
0,0786
0,0802
0,1051
0,0886
0,1003

Keputusan
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima
H0 diterima

Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

Tabel 2 : Uji Homogenitas
Sampel

K

χ 2 obs

Pendekatan Pembelajaran
Aktivitas Belajar Siswa

2
3

0,3324
2,1656

χ 2 0.05;n

Keputusan

Kesimpulan

3,841
5,991

H0 diterima
H0 diterima

Homogen
Homogen

Tabel 3 : Rangkuman Anava
Pendekatan
Pembelajaran (A)
Aktivitas (B)
Interaksi (AB)
Galat
Total

JK

dK

RK

Fobs

Ftabel

Keputusan

1641,8311

1

1641,8311

21,4534

3,84

Ho Ditolak

9385,0181
2 4692,5090
9385,0181
2
7,0224
18596,7972 243 76,5300
29637,6911 248

61,3159
0,0918

3,00
3,00

Ho Ditolak
Ho Diterima

Tabel 4 : Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
No

Hipotesis Nol

1
2
3

1 =  2
1 =  3
 2 = 3

F

hitung

83,5363
91,8532
1,0341

F

tabel

6,00
6,00
6,00

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Keputusan
H 0 ditolak
H 0 ditolak
H 0 diterima

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

66

Interpretasi hasil analisis

komparasi antar sel pada kolom atau

1. Dari tabel 1 didapat bahwa data

baris yang sama.

berdistribusi normal.
2. Dari tabel 2 didapat bahwa varians

Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis

dari data homogen.
3. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa HOA
ditolak,

HOB

diterima.

ditolak

dan

Kesimpulannya

statistik yang telah diuraikan di atas dapat

HOAB

dijelaskan kelima hipotesis penelitian.

adalah

Hipotesis pertama, dari hasil anava dua

sebagai berikut.

jalan sel tak sama diperoleh Fa = 21,4534

a. Terdapat perbedaan efek antara

> 3,84 =

pendekatan

pembelajaran

terhadap

prestasi

belajar

matematika.

F 0 , 05 ;1;151 . Nilai Fa terletak

didaerah kritik maka HOA ditolak berarti
terdapat

perbedaan

efek

pendekatan

pembelajaran terhadap prestasi belajar

b. Terdapat perbedaan efek antara

pada pokok bahasan segi empat. Dari

aktivitas belajar siswa terhadap

rataan marginal pembelajaran matematika

prestasi belajar matematika.

realistik adalah 69,2913 lebih besar dari

c. Tidak terdapat interaksi antara

rataan marginal pendekatan mekanistik

pendekatan pembelajaran dengan

adalah 64,2213 menunjukkan bahwa

aktivitas belajar terhadap prestasi

pembelajaran

belajar matematika.

menghasilkan prestasi belajar yang lebih

4. Dari tabel 4 diperoleh bahwa terdapat

matematika

baik dibandingkan pembelajaran dengan

perbedaan pengaruh antara aktivitas

pendekatan

belajar tinggi dan sedang terhadap

bahasan segi empat.

hasil

belajar

matematika

realistik

mekanistik

pada

pokok

siswa,

Hipotesis kedua, dari hasil anava

terdapat perbedaan pengaruh antara

dua jalan sel tak sama diperoleh Fb =

aktivitas belajar tinggi dan rendah

61,3159 > 3 = F 0 , 05; 2;151 . Nilai Fb terletak

terhadap prestasi belajar matematika
siswa dan tidak terdapat perbedaan
pengaruh

antara

aktivitas

belajar

sedang dan rendah terhadap prestasi
belajar

matematika

siswa.

di daerah kritik maka HOB ditolak berarti
terdapat perbedaan efek aktivitas belajar
siswa

terhadap

matematika.

Setelah

prestasi

belajar

dilakukan

uji

Shceffe dapat disimpulkan bahwa siswa

Selanjutnya karena H 0 AB diterima

yang memiliki aktivitas belajar tinggi

maka

prestasi belajarnya lebih baik daripada

tidak

perlu

dilakukan

uji

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

67

siswa yang memiliki aktivitas belajar

memiliki aktivitas belajar matematika

sedang, siswa yang memiliki aktivitas

tinggi prestasi belajarnya lebih baik

belajar tinggi prestasi belajarnya lebih

daripada siswa yang memiliki aktivitas

baik daripada siswa yang memiliki

belajar matematika sedang, siswa yang

aktivitas belajar rendah, sedangkan siswa

memiliki aktivitas belajar matematika

yang memiliki aktivitas belajar sedang

tinggi prestasi belajarnya lebih baik

prestasi belajarnya sama dengan siswa

daripada siswa yang memiliki aktivitas

yang memiliki aktivitas belajar rendah.

belajar matematika rendah, sedangkan

Hipotesis ketiga, keempat dan

siswa yang memiliki aktivitas belajar

kelima, dari hasil anava dua jalan sel tak

matematika sedang prestasi belajarnya

sama diperoleh Fab = 0,0918 < 3 =

sama

F0,05;2;151. Nilai Fab tidak terletak di daerah

aktivitas belajar rendah. Karena tidak ada

kritik maka HOAB diterima berarti tidak

interaksi, maka karakteristik perbedaan

terdapat

aktivitas belajar akan sama pada setiap

interaksi

pembelajaran

antara

dan

pendekatan

aktivitas

dengan

siswa

yang

memiliki

belajar

pendekatan pembelajaran. Artinya kalau

terhadap prestasi belajar pada pokok

secara umum aktivitas belajar tinggi lebih

bahasan segi empat. Berdasarkan hasil uji

baik daripada aktivitas belajar sedang dan

hipotesis pertama, pembelajaran dengan

rendah,

menggunakan pembelajaran matematika

pembelajaran matematika realistik, juga

realistik menghasilkan prestasi yang lebih

akan berlaku kesimpulan aktivitas belajar

baik

menggunakan

tinggi akan lebih baik daripada aktivitas

pendekatan

belajar sedang. Demikian pula, kalau

dibandingkan

pembelajaran
mekanistik.

dengan

Karena tidak ada interaksi

maka

kalau

ditinjau

ditinjau dari pendekatan

pada

mekanistik,

maka hal tersebut juga berlaku pada tiap

maka aktivitas belajar tinggi juga akan

kategori aktivitas belajar siswa, dalam

lebih baik daripada aktivitas belajar

arti pembelajaran matematika realistik

sedang.

menghasilkan prestasi yang lebih baik

tinggi lebih baik daripada aktivitas

dibandingkan

belajar rendah ditinjau dari pembelajaran

pendekatan

pembelajaran
mekanistik

untuk

dengan
setiap

Selanjutnya aktivitas belajar

matematika

realistik

kategori aktivitas belajar yang dimiliki

pembelajaran

dengan

siswa.

mekanistik. Sedangkan, aktivitas belajar
Berdasar uji hipotesis kedua dan

uji

komparasi

ganda,

siswa

maupun
pendekatan

sedang sama dengan aktivitas belajar

yang

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
rendah

ditinjau

dari

pembelajaran

68

siswa yang mempunyai aktivitas

matematika realistik maupun mekanistik.

belajar

sedang

sedangkan

dan

prestasi

rendah,
belajar

PENUTUP

matematika siswa yang mempunyai

Simpulan

aktivitas belajar sedang sama dengan

1.

Prestasi belajar matematika siswa

prestasi belajar matematika siswa

dalam

yang mempunyai aktivitas belajar

pembelajaran

realistik

lebih baik dibandingkan

pembelajaran

2.

matematika

dengan

pendekatan

rendah.
5.

Pada

pendekatan

empat.

belajar

Prestasi belajar matematika siswa

mempunyai aktivitas belajar tinggi

yang mempunyai aktivitas belajar

lebih baik daripada siswa yang

tinggi lebih baik daripada prestasi

mempunyai aktivitas belajar sedang

belajar

dan

matematika

siswa

yang

mekanistik,

matematika

rendah,

prestasi

siswa

sedangkan

yang

prestasi

mempunyai aktivitas belajar sedang

belajar

dan

mempunyai aktivitas belajar sedang

rendah,

sedangkan

matematika

siswa

prestasi
yang

sama

matematika

dengan

siswa

prestasi

yang

belajar

mempunyai aktivitas belajar sedang

matematika siswa yang mempunyai

sama

aktivitas belajar rendah.

dengan

prestasi

belajar

matematika siswa yang mempunyai

Saran

aktivitas belajar rendah.

Berdasarkan hasil penelitian ini

Pembelajaran matematika realistik

disarankan baik kepada guru maupun

menghasilkan

siswa. Kepada guru, dalam melakukan

matematika

prestasi
yang

lebih

belajar
baik

kegiatan

pembelajaran

matematika,

dibandingkan pembelajaran dengan

hendaknya guru lebih mengedepankan

pendekatan mekanistik untuk setiap

keterlibatan siswa secara aktif dalam

kategori

membangun pengetahuannya

aktivitas

belajar

yang

dimiliki siswa.
4.

dengan

mekanistik pada pokok bahasan segi

belajar

3.

pembelajaran

Pada

guru

pembelajaran

matematika

hanya

sebagai

sendiri,

fasilitator

dan

motivator saja. Pembelajaran matematika

realistik, prestasi belajar matematika

realistik dapat

siswa yang mempunyai aktivitas

alternatif pendekatan pembelajaran yang

belajar tinggi lebih baik daripada

dipilih. Siswa hendaknya menggunakan

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

dijadikan

salah satu

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
masalah kontekstual sebagai titik awal
dalam

belajar

kontekstual

matematika.

yang

dimaksud

Masalah
adalah

masalah-masalah yang nyata dan konkrit
yang dekat dengan lingkungan siswa dan
dapat diamati atau dipahami oleh siswa
dengan membayangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad

Rohani. 2004. Pengelolaan
Pembelajaran.
Jakarta:
Rineka Cipta.
André Heck. 2003. “How a Realistic
Mathematics Education Approach
andMicrocomputer-Based
Laboratory Worked in Lessons on
Graphingat an Indonesian Junior
High School”. Journal of Science
and Mathematics Education in
Southeast Asia, Vol. 26, No 2, pp.
1-51.
Budiyono.
2004.
Statistik
Untuk
Penelitian. Surakarta : UNS Press.
Devrim ¨UZEL”. 2006. “Attitudes of 7th
Class
Students
Toward
Mathematics
in
Realistic
Mathematics Education”. Journal
of Education Research, Vol. 1,
pp. 1951-1959.
Gonzales, Patrics. 2008. Highlights From
TIMSS 2007: Mathematics and
Science Achievement of U.S.
Fourthand
Eighth-Grade
Students in an International
Context . National Center for
Education
Statistics,
U.S.

69

Department
of
Education.
Washington,
DC.
(http://nces.ed.gov/pubsearch/pub
sinfo.asp?pubid=2009001)
Hayley
Barnes.
2004.
Realistic
mathematics education: Eliciting
alternative
mathematical
conceptions of learners. African
Journal of Research in SMT
Education, Volume 8(1), pp. 5364.
I Gusti Putu Suharta. 2001. “Penerapan
Pembelajaran
Matematika
Realistik untuk Mengembangkan
Pengertian Siswa.”, disajikan
pada
Seminar
Nasional
Pendidikan Matematika Realistik
di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tanggal 14- 15
November 2001.
Noraini
Idris.
2009.
“Enhancing
Students’
Understanding
In
Calculus
Trough
Writing”.
International Electronic Journal
of
Mathematics
Education.
Volume 4, Number 1. 36-55.
Salman, Medinat F. 2009. “ Active
Learning Techniques (ALT) In A
Mathematics
Workshop”.
International Electronic Journal
of
Mathematics
Education.
Volume 4, Number 1. 24-35.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yaniawati.
2006.
Mengajar
(Menyenangi)
Matematika.
(Online).
http://www.pikiran_rakyat.com/cet
ak/2006. (diakses pada 2 September
2009).

Volume 1, No.1, Januari 2013, ISSN 2303-3983

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22