BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penjelasan lebih lanjut tentang penilaian hasil belajar khususnya penilaian hasil belajar oleh pendidik terdapat pada pasal 64 yang menyatakan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Disamping itu penilaian ini juga digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penegasan tersebut juga termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang selama ini digunakan sebagai dasar bagi pendidik dan juga sekolah untuk mengetahui lingkup penilaian, tujuan penilaian, prinsip penilaian, bentuk penilaian, mekanisme penilaian, prosedur penilaian, dan instrumen penilaian. Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan yang sangat penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan posisi siswa dalam kelompok. Pada sisi yang lain, penilaian hasil belajar yang baik dapat menjadi feed back bagi guru untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan proses belajar mengajarnya. Menurut Sumiati dan Asra (2007: 200) evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam pengembangan sistem pembelajaran. Fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan dapat tercapai, evaluasi merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran.

  Kurikulum 2013 merupakan perubahan dan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Perubahan ini berimplikasi pada perubahan model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik khususnya dalam implementasi kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Salah satu hal yang berubah dalam Kurikulum 2013 adalah pola penilaian rapor siswa yang tidak hanya menggunakan angka, melainkan melalui penilaian otentik dalam bentuk deskriptif. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan penjelasan secara deskriptif kepada orangtua/wali murid tentang apa yang telah siswa kerjakan selama pembelajaran di sekolah. Dalam rapor tersebut, guru diharapkan dapat memberikan penilaian tentang kelebihan dan kekurangan anak. Penilaian semacam ini dilakukan mengingat dalam Kurikulum 2013, siswa tidak dinilai dari hasilnya saja, melainkan proses siswa menuju pencapaian hasil juga sangat dipertimbangkan. Penilaian pencapaian kompetensi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik merupakan suatu proses yang meliputi langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik (Fadlillah, 2014: 16).

  Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Pada kurikulum 2013, penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti ulangan harian, pengamatan, penugasan, dan atau bentuk lain yang diperlukan. Cara-cara penilaian tersebut kemudian dibagi menjadi tiga kelompok kompetensi yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Pola penilaian semacam ini diyakini dapat menilai secara utuh seluruh kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses menyatakan bahwa “penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran”.

  Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013 pada tingkat SMP pada tahun 2014 menunjukan bahwa salah satu kesulitan pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam melaksanakan penilaian. Sekitar 60% responden pendidik menyatakan bahwa mereka belum dapat merancang, melaksanakan, mengolah, melaporkan, dan memanfaatkan hasil penilaian dengan baik. Kesulitan umum lainnya yang dialami oleh para guru adalah dalam mengolah data penilaian dan melaporkan/menuliskan hasil penilaian dalam rapor. Kesulitan lain yang banyak dikeluhkan pendidik berkaitan dengan penulisan deskripsi capaian aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Pernyataan ini diambil dari bagian latarbelakang pada buku “Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

  ” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama tahun 2017 (Kemdikbud, 2017: 1).

  Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, kini komputer sudah banyak digunakan di perusahaan, instansi dan dunia pendidikan dalam berbagai aktivitas dan pekerjaan. Dengan komputer pemberian layanan dalam berbagai bidang menjadi lebih baik, cepat dan efisien. Dalam kegiatan pendidikan pun diperlukan adanya suatu sistem komputerisasi dalam berbagai keperluan. Pentingnya pemanfaat teknologi informasi dan komunikasi juga disampaikan oleh Direktorat pembinaan SMA dalam bukunya tentang juknis pemanfataa TIK dalam penilaian yang menyatakan bahwa: “Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan saat ini sudah tidak bisa ditawar lagi karena telah menyatu dengan perkembangan setiap aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Demikian halnya guru sebagai tenaga profesional, harus mampu mengimbangi laju perubahan tersebut. Sikap yang harus direfleksikan oleh guru diantaranya melalui apresiasi, inovasi, dan kreasi untuk memanfaatkan TIK seperti yang dinyatakan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan kompetensi Guru”. Kompleksnya model penilaian pada kurikulum 2013 menjadikan pendidik merasa kesulitan dalam pengolahan nilai, terutama penilaian secara kualitatif atau deskriptif. Selama ini guru hanya memberikan penilaian secara numerik, sementara pada kurikulum 2013 guru harus memberikan penilaian secara kualitatif atau deskriptif. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Mohammad Nuh saat itu yang dimuat pada berita kompas.com. Selain itu banyaknya data yang harus diolah menyebabkan kurangnya waktu bagi pendidik untuk melaporkan hasil penilaiannya. Hal ini berdampak serius jika tidak segera ada tindakan maka akan menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 terutama terkait dengan pelaporan hasil penilaian. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem informasi yang mampu mendukung pengolahan data nilai siswa dengan sistem terkomputerisasi. Keprihatinan inilah yang dirasakan oleh waka kurikulum SMP Negeri 5 Salatiga saat ini. Sebagian besar guru masih belum menguasai teknologi komputer khususnya untuk memanfaatkannya dalam mengolah hasil penilaian.

  Menanggapi kesulitan guru dalam pengolahan nilai ini peneliti melakukan pre-research terhadap berbagai kendala terhadap pemahaman kurikulum 2013, penggunaan TIK dalam pengolahan nilai dan pentingnya sebuah aplikasi penilaian. Pre-research yang dilakukan terhadap 30 orang guru sebagai sampel di SMP Negeri 5 Salatiga menunjukan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1. Hasil Pre-research Pemahaman Kurikulum 2013 Jmlh Skor dan Responden (Skor

  1

  2

  3

  4

  5 Kategori NO Aspek x Respo Res Res Res Res Res nden)

  1 Penilaian Sikap Pemahaman terhadap cara melakukan

  4

  14

  11

  1

  69 Cukup penilaian sikap spiritual dan sikap soisal Kemampuan mendiskripsikan

  5

  16

  9

  64 Cukup nilai sikap spiritual Kemampuan mendiskripsikan

  2

  17

  10

  1

  70 Cukup nilai sikap sosial

  2 Penilaian Pengetahuan Pemahaman dalam mengolah hasil

  11

  15

  4

  83 Cukup penilaian harian Kemampuan mengolah hasil

  2

  8

  17

  3

  81 Cukup penilaian harian menjadi nilai rapor Kemampuan membuat predikat dan deskripsi

  5

  12

  13

  68 Cukup berdasarkan hasil penilaian akhir (HPA)

  3 Penilaian Ketrampilan Mengolah nilai

  3

  10

  15

  2

  76 Cukup ketrampilan Kemampuan membuat predikat dan deskripsi nilai

  6

  12

  11

  1

  67 Cukup ketrampilan berdasarkan hasil penilaian akhir

  Rata-rata

  72 Cukup Sumber: Data primer diolah Keterangan: Kriteria Interpretasi Skor: Angka 0 - 30 = Tidak Baik Angka 31 - 60 = Kurang Baik Angka 61 - 90 = Cukup Angka 91 - 120 = Baik Angka 121 - 150 = Sangat Baik

  Berdasarkan pada tabel 1.1. diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru terhadap penilaian kurikulum 2013 masih perlu peningkatan, hal ini ditunjukan dengan perolehan skor rata-rata dari 30 orang guru yang dijadikan sampel hanya mendapatkan skor rata- rata 72 dari 150 skor maksimal atau 72/150 x 100% = 48,17% dan tergolong pada capaian kategori cukup. Diantara beberapa point penting dalam pemahaman kurikulum 2013 yang tercantum dalam tabel, kemampuan mendeskripsikan hasil penilaian adalah point yang paling sedikit capaian skornya. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan guru SMP Negeri

  5 Salatiga dalam mendeskripsikan hasil pengolahan nilai dalam bentuk kalimat yang mencerminkan capaian anak dalam setiap kompetensi masih kurang. Disamping pemahaman guru terhadap kurikulum 2013 masih kurang, peneliti juga melakukan pre-research terhadap penggunaan teknologi informasi dalam hal ini program Ms. Excel yang biasa digunakan untuk mengolah nilai. Hasil pre-research tentang penggunaan teknologi informasi ditunjukan pada tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2. Hasil Pre-research Terhadap Penggunaan Teknologi Informasi Jmlh Skor dan Responden (Skor Kate

  1

  

2

  3

  4

  5 NO Aspek x gori Respo Res Res Res Res Res nden) Menggunakan Ms Excel untuk mengolah

  1

  5

  

14

  10

  1

  67 Cukup nilai sikap spiritual dan sikap sosial Menggunakan Fungsi Ms Excel untuk merumuskan

  Kuran

  2

  4

  

9

  10

  2

  60 deskripsi sikap g Baik spiritual dan sikap sosial Menggunakan Fungsi Ms. Excel untuk mengolah nilai

  3 ulangan harian, nilai

  4

  

14

  10

  2

  70 Cukup tugas, nilai PTS dan nilai PAS menjadi Nilai Rapor. Menggunkan fungsi Ms. Excel untuk

  Kuran 4 merumuskan

  10

  

10

  10

  60 g Baik deskripsi capaian nilai pengetahuan Menggunakan fungsi Ms. Excel untuk

  5

  5

  

14

  8

  2

  1

  70 Cukup mengolah nilai ketrampilan. Menggunakan fungsi Ms. Excel untuk

  6 merumuskan

  11

  

9

  8

  2

  61 Cukup deskripsi capaian nilai ketrampilan. Menggunakan fungsi Ms. Excel untuk

  7 membuat peringkat

  12

  

9

  5

  4

  61 Cukup hasil capaian belajar di rapor Menggunakan fungsi

8 Ms. Excel untuk

  11

  

7

  8

  4

  65 Cukup membuat leger rapor.

  Rata-rata

  64 Cukup Sumber: Data primer diolah Keterangan: Kriteria Interpretasi Skor: Angka 0 - 30 = Tidak Baik Angka 31 - 60 = Kurang Baik Angka 61 - 90 = Cukup Angka 91 - 120 = Baik Angka 121 - 150 = Sangat Baik

  Berdasarkan hasil monitoring, supervisi, dan evaluasi keterlaksanaan RSKM/KTSP, ditemukan bahwa pemanfaatan TIK (baik hard ware maupun software) oleh guru di satuan pendidikan masih amat terbatas. TIK lebih banyak dimanfaatkan terbatas pada fungsi administratif. Pemanfaatannya sebagai media atau alat bantu pembelajaran dan penilaian masih belum tereksplorasi secara mendalam, apalagi pemanfaatan berbagai fasilitas dan aplikasi yang ada. Salah satunya belum optimal pemanfaatan Microsoft Excel (Ms excel) aplikasi bagian dari Microsoft Office dalam penilaian (Direktorat pembinaan SMA, 2010: 135).

  Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam mengolah nilai merupakan sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan oleh guru dalam menjalankan tugasnya.

  Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak di abad 21. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam satuan pendidikan seorang guru memiliki peranan yang strategis. Oleh karena itu penggunaan TIK di sekolah hendaknya dimulai dari titik pangkal yang strategis pula yaitu guru (Miarso, 2004: 496). Penggunaan TIK oleh guru di SMP Negeri 5 dalam mengolah hasil penilaian secara umum dapat dilihat pada tabel 1.2 diatas. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata penggunaan

  TIK guru dalam mengolah hasil penilaian berada pada ketegori masih belum baik. Dari data di atas, hal yang paling sulit adalah dalam merumuskan deskripsi capaian kompetensi siswa. Berdasarkan dua hasil pre-research diatas, peneliti juga melakukan pre-research yang lain yaitu pentingnya sebuah aplikasi penilaian di SMP Negeri 5 Salatiga. Pre-research ini bertujuan untuk menggali informasi tentang kebutuhan dan pentingnya sebuah aplikasi penilaian yang harapannya dapat mengatasi semua masalah guru terkait dengan pemahaman penilaian pada kurikulum 2013 dan juga penggunaan TIK untuk pengolahan hasil penilaian. Hasil dari pre-research ini ditunjukan pada tabel 1.3 di bawah ini.

  11 16 133 Sangat Penting

  8 20 138 Sangat Penting Rata-rata 136

  2

  3 Keberadaan sebuah aplikasi yang bisa mempermudah pengolahan nilai pada kurikulum 2013

  10 18 136 Sangat Penting

  2

  2 Kebutuhan sebuah aplikasi pengolah nilai di sekolah

  3

Tabel 1.3 Hasil Pre-research Terhadap Pentingnya Sebuah

  1 Seberapa pentingnya sebuah aplikasi yang dapat mempermudah guru dalam mengolah nilai.

  5 Res Res Res Res Res

  4

  3

  2

  1

  

Aplikasi Penilaian

NO Aspek Skor dan Responden Jmlh (Skor x Respon den) Kate gori

  Sangat Penting Sumber: Data primer diolah Keterangan: Kriteria Interpretasi Skor: Angka 0 - 30 = Tidak Penting Angka 31 - 60 = Kurang Penting Angka 61 - 90 = Cukup Angka 91 - 120 = Penting Angka 121 - 150 = Sangat Penting

  Data pre-research pada tabel 1.3 menunjukan perolehan skor rata-rata yang sangat tinggi yaitu 90,44 menunjukan sangat pentingnya sebuah aplikasi penilaian yang ada di SMP Negeri 5 Salatiga. Keberadaan sebuah aplikasi menjadi sangat mendesak ketika masuk pada akhir semester. Karena pada saat ini guru dituntut untuk segera mengolah dan melaporkan dalam bentuk rapor. Pengolahannya meliputi pengolahan aspek nilai sikap, aspek nilai pengetahuan dan aspek nilai ketrampilan. Dari masing-masing aspek penilaian ini untuk aspek nilai pengetahuan guru mengolah nilai mulai dari entri nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai PAS (Penilaian Akhir Semester) baik PAS gasal maupun genap. Setelah entri masing-masing nilai kemudian guru merumuskan menjadi nilai akhir dalam bentuk angka, predikat dalam bentuk huruf A - D dan deskripsi capaian dari masing-masing kompetensi dasar dalam bentuk kalimat yang menunjukan capaian kompetensi yang sudah baik dan kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Belum lagi untuk aspek nilai ketrampilan dan nilai sikap yang juga mempunyai proses yang hampir sama. Hal ini menjadi sangat rumit bagi guru yang mengajar dengan banyak kelas.

  Pekerjaan guru yang juga menjadi wali kelas akan menjadi lebih berat karena selain mengolah nilai untuk mapel yang diajarkan, wali kelas masih menghimpun nilai dari masing-masing guru untuk dimasukan dalam rapor, dan kemudian mencetak rapor.

  Berdasarkan permasalahan pengolahan nilai pada kurikulum 2013 di SMP Negeri 5 pada saat ini bisa digambarkan bahwa pengolahan nilai yang dilakukan masih menggunakan perhitungan secara manual dengan bantuan program Ms. Excel, dimana masing-masing guru diharapkan dapat membuat rumusan penilaiannya mulai dari penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Untuk penilaian sikap yang meliputi penilaian sikap spiritual dan sosial masing-masing guru diharapkan dapat mengolah penilaian tersebut yang didapatkan dari jurnal observasi nilai sikap yang kemudian diolah secara bersama-sama dengan wali kelas dan guru Bimbingan Konseling menjadi sebuah predikat nilai sikap SB (Sangat Baik), B (Baik) atau C (Cukup), yang kemudian dirumuskan menjadi deskripsi capaian nilai sikap berdasarkan beberapa aspek nilai sikap spiritual dan sosial yang paling menonjol pada setiap siswa.

  Pada penilaian pengetahuan setiap guru diharapkan dapat membuat rumus rata-rata nilai ulangan harian dan tugas, membuat rumus nilai akhir yang terdiri dari Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS) rdengan pembobotan yang berbeda yang kemudian membuat rumus fungsi dari nilai akhir menjadi predikat A-D, membuat rumusan deskripsi capaian dari masing-masing kompetensi dasar berdasarkan hasil penilaian harian yang mencerminkan setiap kompetensi yang diperoleh oleh setiap siswa.

  Sedangkan pada ranah penilaian keterampilan masing-masing guru harus mengolah perolehan nilai keterampilan dari penilaian praktik, penilaian proyek, penilaian produk dan penilaian portofolio yang kemudian diolah menjadi nilai akhir berupa angka dan predikat A-D dan juga merumuskan deskripsi capaiannya berdasarkan kompetensi dasar yang diperoleh setiap siswa.

  Begitu banyaknya rumusan penilaian yang harus dibuat dari masing-masing aspek penilaian, maka sangat dimungkinkan terjadinya kesalahan pembuatan rumus disamping itu belum tentu setiap guru mampu membuat rumusan yang sesuai dengan yang diharapkan. Begitu kompleknya rumusan yang harus dibuat oleh masing- masing guru ataupun urusan kurikulum, maka sangat dimungkinkan akan terjadi banyak kesulitan dan masalah yang ditimbulkan pada pengolahan penilaian ini. Kesalahan yang fatal adalah penilaian tersebut tidak mencerminkan nilai yang sesungguhnya diperoleh oleh siswa dan juga akan terjadi kesalahan dan kesulitan dalam merumuskan deskripsi masing-masing siswa yang mencerminkan kemampuan tiap-tiap siswa yang berbeda pada tiap-tiap kompetensi yang diperoleh siswa. Bisa jadi dengan predikat yang sama tetapi rumusan deskripsinya berbeda sesuai dengan ketuntasan masing-masing komptensi yang diperoleh siswa yang berbeda. Hal inilah yang menjadikan penting dan gentingnya sebuah sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi yang mudah digunakan dan dapat mengatasi semua permasalahan tentang penilaian pada kurikulum 2013. Sistem ini diharapkan dapat membantu meringankan tugas guru dalam pengolahan nilai dan juga dalam melaporkannya menjadi sebuah rapor.

  Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengajukan penelitian dengan judul “Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar

  Pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi ”.

  Penelitian ini dikembangkan dengan model pengembangan 4-D yaitu Define (Pendefinisian); Design (Perancangan);

Develop (Pengembangan); dan Disseminate (Penyebaran).

  Produk dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah sistem manajemen penilaian hasil belajar yang mudah digunakan (familier) dan dapat mempercepat proses pengolahan nilai sampai melaporkannya kedalam rapor.

  Penelitian dengan topik sistem penilaian hasil belajar sudah pernah dilakukan oleh Lizda Iswari dan Wijaya Kusuma (2007) dengan judul Sistem Elektronik Rapor di SMU Muhammadiyah

  1 Yogyakarta. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk memasukkan data siswa dan guru, memasukkan nilai siswa oleh guru, memasukkan kriteria dan bobot penilaian oleh guru, perhitungan nilai siswa, pencetakan nilai rapor siswa, dan pencarian data sejarah nilai siswa.

  Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Uliani, R. (2014) yang berjudul Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Berbasis Kurikulum 2013. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem informasi penilaian berbasis kurikulum 2013 dikembangkan untuk membantu guru dalam proses penilaian dan memberikan informasi nilai hasil studi siswa. Sistem informasi penilaian berbasis kurikulum 2013 dapat mempermudah guru dalam memberikan deskripsi atau catatan untuk setiap aspek mata pelajaran, serta membantu guru dalam perhitungan nilai sehingga menjadi lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan perhitungan nilai secara manual.

  Penelitian yang lainnya juga pernah dilakukan oleh Tony Kurniawan, Migunani, dan Arief Hidayat (2013) dengan judul Perancangan Sistem Pengolahan Nilai Rapor Berbasis Web (Studi Kasus Pada SMA Kebon Dalem). Dalam penelitian ini menghasilkan sebuah sistem skor berbasis web. Sistem yang dikembangkan, data skor disimpan dalam database terpusat. Subyek Guru tidak perlu mengirimkan skor kepada wali kelas karena skor tersebut dimasukkan langsung ke dalam sistem. Guru wali kelas dapat mengakses data skor saat ini secara langsung dari sistem. Perhitungan nilai dengan Pakar wali kelas lebih cepat dan mudah karena dilakukan oleh sistem.

  Perbedaan penelitian ini jika dibandingkan dengan ketiga penelitian di atas adalah dalam penelitian ini aplikasi yang dibuat berbasis program microsoft excel yang dibuat dengan tampilan yang menarik dan lebih praktis, sehingga lebih mudah difahami dan dianggap lebih familier oleh para guru. Disamping itu aplikasi ini tidak membutuhkan jaringan internet sehingga bisa dikerjakan dimanapun dan kapanpun tanpa ketergantungan dengan jaringan internet. Selain itu penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah sistem pengolahan penilaian untuk kurikulum sebelum kurikulum 2013 diterapkan, sehingga kekomplekan sistem penilaian yang ada belum serumit penilaian pada kurikulum 2013.

  Sejak diberlakukan kurikulum 2013 sampai awal tahun 2017 sistem penilaian pada kurikulum 2013 sudah mengalami banyak sekali perubahan terkait dengan diterbitkannya Permendikbud tentang penilaian yang selalu berubah. Mulai dari Permendikbud no. 66 tahun 2013 yang diterbitkan pada awal bulan Juni 2013, yang kemudian disusul dengan Permendikbud no. 104 tahun 2014, Permendikbud no. 53 tahun 2015 dan yang terakhir adalah Permendikbud no. 23 tahun 2016. Dengan perubahan itu maka mau tidak mau cara guru memberikan penilaian juga harus berubah mengikuti aturan yang baru. Hal ini pulalah yang membedakan sistem penilaian yang penulis buat dengan sistem-sistem penilaian sebelumnya yang belum mengikuti perkembangan peraturan tentang sistem penilaian yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. proses pendefinisian (define) dari

  Bagaimana pengembangan sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP? b. proses perancangan (design) dari

  Bagaimana pengembangan sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP? c.

  Bagaimana proses pengembangan (develop) sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP? d. Bagaimana proses penyebaran (disseminate) produk hasil pengembangan sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP yang layak digunakan. Tujuan ini dapat dicapai melalui proses: a.

  Pendefinisian (define) pengembangan sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP.

  b.

  Perancangan (design) dari pengembangan sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP.

  c.

  Pengembangan (develop) sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP.

  d.

  Penyebaran (disseminate) produk hasil pengembangan sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di jenjang SMP

  1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian tentang manajemen penilaian hasil belajar dalam bidang pendidikan khususnya mengenai pengolahan nilai pada kurikulum 2013.

  Manfaat Praktis a.

  Bagi pihak sekolah khususnya SMP Negeri 5 Salatiga dan seluruh SMP pada umumnya, hasil penelitian ini dapat diterapkan dan digunakan sehingga dapat mempermudah guru dalam mengolah hasil belajarnya secara cepat, sehingga dapat dilaporkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

  b.

  Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan untuk penelitian yang sejenis.

1.5 Spesifikasi Produk Penelitian

  Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, spesifikasi produk dalam penelitian pengembangan ini adalah sebuah sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi berupa sistem aplikasi daftar nilai dan sistem aplikasi rapor dengan program Microsoft Excel serta petunjuk teknisnya.

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

  Penelitian ini memberikan suatu asumsi bahwa hasil dari produk sistem manajemen penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi yang nantinya akan mampu memberikan suatu kemudahan bagi guru, wali kelas, urusan kurikulum dan juga sekolah dalam pengolahan nilai pada kurikulum 2013. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1) Hanya dilaksanakan di SMP Negeri 5 Salatiga, 2) Subyek penelitian terbatas yaitu 11 guru mata pelajaran, 12 orang wali kelas, seorang kepala sekolah dan seorang wakil kepala sekolah/koordinator urusan kurikulum. Produk akhir dari penelitian ini adalah sebuah program aplikasi pengolahan nilai yang nantinya dapat digunakan oleh SMP Negeri 5 Salatiga pada khususnya dan SMP lainnya pada umumnya. Keterbatasan produk ini adalah: 1) program aplikasi pengolahan nilai ini hanya untuk jenjang SMP, 2) program aplikasi ini belum bisa menjadi satu kesatuan program yang utuh antara program aplikasi untuk guru mapel dan program aplikasi untuk wali kelas. Program ini terdiri dari 2 buah program yang terpisah yaitu program aplikasi yang digunakan oleh guru mapel (program aplikasi daftar nilai) dan program aplikasi yang digunakan oleh wali kelas (program aplikasi rapor).

Dokumen yang terkait

Gambar 5.1 Alur Proses Sub Bab dan Uraian pada Bab Simpulan dan Saran (Bab V)

0 2 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Luaran Perilaku Berbagi-Pengetahuan pada Insan Intelektual: Studi pada Dosen PTS di Wilayah Kopertis 6

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 36

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 78

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin Kepada Orangtua pada Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 Salatiga

0 0 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Lokasi Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin Kepada Or

0 0 56

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengelolaan Bantuan Siswa Miskin Kepada Orangtua pada Sekolah Dasar Negeri Kalicacing 02 Salatiga

0 0 101