Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Strategi True or False Berbantuan Kartu pada Siswa Kelas 4 SDN Payang 01 Pati Semester 1 Tahun 2016

BAB III

3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian

   Pada hakekatnya penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan penelitian, observasi, hasil evaluasi, refleksi .

  Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan masalah yang ada dan memperbaiki proses belajar mengajar yang kurang tepat serta meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.

3.1.1 Latar Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas dilksanakan di SD Negeri Payang 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan subjek penelitaian adalah kelas IV SDN Payang 01 yang terletak di desa Payang Kecamatan Pati yang berjumlah 31 siswa, terdiri dari 16 siswa putra dan 15 siswa putri. SD Negeri Payang 01 merupakan salah satu sekolah yang mempunyai fasilitas pembelajaran yaang mendukung proses pembelajaran siswanya. SD Negeri Payang 01 mempunyai 6 lokal kelas yang terdiri dari enam tingkatan kelas.

  Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 pada materi sifat dan contoh wujud benda. Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 7 , 9 dan 11 November 2016 .Siklus ke II juga terdiri dari 3 pertemuan 21, 23 dan 25 November 2016.Rencana jadwal pelaksanaan secara rinci dalam tabel 3.1 berikut :

  

Tabel 3.1Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

  Waktu Pelaksanaan No Kegiatan September November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  1 Perencanaan √

  2 Pelaksanaan Siklus I √

  3 Analisis refleksi I √

  4 Pelaksanaan Siklus II √ √

  6 Penulisan laporan √ √ √ √ √

  Sumber data pada penelitian ini adalah siswa yang merupakan penunjang utama dilaksanakannya penelitian ini. Selain itu, guru kelas IV sebagai pengamat serta pengarah tindakan.Ada pula dokumentasi berupa dokumen hasil evaluasi dalam proses pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti.

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

  Penelitian ini diadakan di SD Negeri Payang 01, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati.Mayoritas siswa berlatar belakang dari keluarga yang bermatapencaharian sebagai petani dan buruh, ada pula yang berasal dari keluarga pegawai.Namun hal tersebut tidak menjadi penghambat dalam pembelajaran.

  SD Negeri Payang 01 yang terletak di Desa Payang Kecamatan Pati Kabupaten Pati . SDN Payang 01 letak nya sangat strategis karena terletak di tengah pemukiman desa payang, dekat dengan jalan Raya Pati –Tayu, kondisi yang demikian memudahkan para siswa untuk menjangkau sekoalah. Lokasi SDN Payang 01 berdekatan dengan balai desa , tempat ibadah serta dan dalam satu komplek dengan SDN Payang 02 dan SDN Payang 03. Sarana yang dimiliki oleh SDN Payang 01 yaitu 6 Ruang kelas satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah , satu area perpustakaan, satu ruang laboratorium, satu ruang kantin, mushola ,tempat parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang aktifitas siswa. SD Negeri Payang 01 memiliki 7 guru, 1 tenaga perpustakaan, 1 tenaga operator sekoah dan seorang penjaga sekolah. Guru-guru terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, dan guru mata pelajaran. Guru-guru di SD Negeri Payang 01 pada umumnya disiplin serta penyabar, dengan telaten mereka mendidik siswa yang memiliki karakter berbeda-beda.Pembelajaran di SD Negeri Payang 01 juga sudah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

  Subjek penelitian adalah kelas IV SDN Payang 01 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas VI yang terdiri dari 16 siswa putra dan 15 siswa putri. Siswa kelas IV memiliki karakter dan

  • – beda . Ada siswa yang daya serapnya tinggi , adapula yang daya serapya rendah dan juga sedang oleh karena itu penalitian memilih kelas IV sebagai subjek penelitian dengan penerapan model True Or False .

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

  Sugiyono (2012: 63) berpendapat “variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan yakni variabel independen dan dependen.

  3.2.1 Variabel Independen

  Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Sugiyono (2012: 64) mengemukakan “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen yaitu penerapan strategi True or False pada materi sifat dan contoh wujud benda.

  Media pembelajaran menggunakan permainan True Or Fals , merupakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat atau motivasi siswa dalam belajar. Disini saya akan menerapkan pembelajaran dengan permainan memakai pembelajaran aktif True Or Fals ( benar atau salah ) agar siswa tidak bosan belajar. Gambaran umum tentang permainan ini yaitu untuk melatih daya igat siswa setelah guru menyampaikan materi. Strategi True Or False juga dapat mengajak siswa intuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam

  • – belajar serta menumbugkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi inovasi.

  3.2.2 Variabel Dependen

  Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Sugiyono (2012: 64) berpendapat “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPA materi sifat dan contoh perubahan wujud benda siswa kelas IV SDN Payang 01. Pada penelitian ini dalam mengukur hasil belajar siswa , guru memberikan soal tes yang berbentuk pilihan ganda yaitu siswa mempunyai tugas untuk memilih jawaban yang tepat.Selain mengukur hasil nelajar siswa dari afektifnya. Untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotorik dapat diukur melalui tes tindakan ( perbuatan). Ada beberapa bentuk cara pengukuran untuk menilai hasil belajar ranah psikomotorik.

  Bentuk – bentuk penilaian hasil belajar ranah psikomotorik antara lain: penilaian unjuk kerja, penilaian produk, penilaian proyek dan portofolio. Sedangkan hasil belajar ranah afektif ( sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara .Cara

  • – cara tersebut antara lain: Observasi perilaku, pertanyaan langsungdan laporan pribadi. Dalam penelitian ini peneliti mengukur hasil belajar siswa dalam ranah koknitif dan afektif yaitu dengan bentuk pilihan ganda dan observasi.

3.3 Prosedur Penelitian

  Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan model Hopkins dalam Arikunto ( 2009:105) yang menggambarkan adanya tiga langkah , meliputi : perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan ( action) dan observasi (

  obsetvation ), serta melakukan refleksi ( reflecting ). Rincian prosedur tindakan

  dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut Perencanaan

  Refleksi Tindakan

  /Observasi Perbaikan Rencana

  Refleksi

  Tindakan Perbaikan Rencana

  /Observasi

Gambar 3.2 Model Penelitian Tindakan oleh Hopkins

  Adapun rencana penelitian yaitu mempersiapkan penelitian mulai dari bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran dan pemilihan materi. Dalam pelaksanaan tindakan kegiatan belajar mengajar merupakan tugas guru yang melakukan penelitian, sedangkan guru lain bertugas sebagai observer yaitu mengobservasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain sampai menghasilkan suatu data untuk di analisa. Observer adalah guru lain atau guru sejawat yang ditunjuk oleh peneliti. Dalam penelitian PTK ini akan dilakukan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari tiga kali tatap muka atau tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan 70 menit. Pada setiap siklus mencakup satu Kompetensi Dasar dan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, jadi siklus kedua materi yang diajarkan akan berbeda dengan siklus pertama.

3.3.1 Perencanaan Tahap Penelitian

  

Penelitian yang dilakukan dengan pembelajaran aktif True Or Flas

  merupakan ,media pembelajaran menggunakan permainan true or fals, merupakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat atau motivasi siswa dalam belajar. Disini saya akan menerapkan permainan True Or Fals ( benar atau salah ) agar siswa tidak bosan belajar. Gambaran umum tentang permainan ini yaitu untuk melatih daya igat siswa setelah guru menyampaikan materi. Strategi True Or False juga dapat mengajak siswa intuk belajar aktif dan bertujuanagar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbugkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi – inovasi. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus.Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Berikut ini tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran True Or False .

  Perencaan tahap penelitian yang akan dilaksanakan terbagi menjadi dua tahap yaitu perencanaan siklus 1 dan perencanaan siklus II. Kedua tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut

3.3.1.1 Rencana Tindakan Siklus I

  tindak lanjut dari tes awal yang telah dilakukan.Untuk jelasnya,tahap kegiatan ini akan dijelaskan sebagai berikut:

  1.Tahap Pererncanaan Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Rencana tindakan ini dituangkan dalam bentuk Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Adapun tahap perencanaan ini berisi tindakan apa yang akan dilakukan, materi apa yang akan diberikan (jenis dan sifat benda), media yang digunakan (kartu pernyataan ), siapa yang akan melaksanakan tindakan, dan bagaimana langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan tindakan.

  2.Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun.Pada saat penelitian melakukan tindakan, guru kelas IV sebagai pengamat dan pengarah yang memberi masukan kepada peneliti mengenai tindakan yang dilakukan.Tahap pelaksanaan merupakan tahap untuk melaksanakan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir.

  Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya jika dirasa perlu. Selain dengan lembar observasi, tindakan observasi juga didokumentasikan melalui foto sebagai bukti nyata hasil penelitian. Foto dokumentasi tersebut meliputi dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran.

  3.Tahap hasil Evaluasi Pada tahap evaluasi-refleksi, peneliti mengadakan analisis, pemahaman, pemaknaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti memahami data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang dilakukan. Hasil yang dilakukan berikutnya jika dirasa perlu.

  4.Tahap Refleksi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan.Hasil refleksi pada siklus I merupakan tahap awal bagi siklus II, atau jika hasil pada siklus I sudah baik, maka tidak diperlukan pada siklus berikutnya.

3.3.1.2 Rencana Tindakan Siklus II

  1. Tahap perencanaan Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut pelaksanaan pembelajaran pada silkus I. Tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar matematika dari refleksi hasil belajar siklus I. Pelaksanaan siklus II merupakan upaya perbaikan kekurangan dan kelemahan pada pelaksanaan siklus I.

  Sama halnya dengan pelaksanaan siklus I, pada pelaksanaan siklus II ada empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, Tahap hasil Evaluasi dan refleksi. Dilanjudkan dengan tahapan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran True Or False.

  2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini didasarkan pada perencanaan yang telah disusun. Pada siklus II peneliti berupaya mengoptimalkan hasil dengan menggunakan strategi pembelajaran True Or False . Pembelajaran pada siklus ini berorientasi pada siswa dan diharapkan siswa aktif dalakegiatan belajar mengajar (KBM),selalu memperhatikan dalam pembelajaran, sehingga diharapkan penelitian ini dapat berhasil.Dalam tahap pelaksanaan dilaksanakan pembelajaran yang sama dengan pembelajaran pada siklus I yaitu, meliputi kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir.

  Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya jika dirasa perlu.

  3. Tahap Hasil Evaluasi pemaknaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti memahami data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang dilakukan. Hasil yang dilakukan berikutnya jika dirasa perlu.

  4. Tahap Refleksi Tahap refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan.Hasil refleksi pada siklus II merupakan tahap awal bagi siklus III, atau jika hasil pada siklus II sudah baik, maka tidak diperlukan pada siklus berikutnya.

4.1 Data dan Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.

  Untuk mengumpulkan data, diperlukan cara yang tepat dengan menggunakan alat, perangkat atau alat bantu yang dapat memudahkan peneliti mendapatkan data yang diharapkan karena benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:1630) bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

3.4.1 Teknik Pengumpuan Data

   Riduwan (2013a:

  76) berpendapat “tes adalah serangkaian pertanyaan yang atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut Poerwanti, dkk (2008: 4.3).

  Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode dokumentasi, dan metode tes. a.Metode Observasi

  Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati (Poerwanti dkk, 2008: 3-22). Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengetahui data aktivitas siswa serta ketrampilan guru selama proses pembelajaran matematika berlangsung. b.Metode Dokumentasi

  Dokumen artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto. c.Metode Tes

  Tes adalah pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu maupun kelompok. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil belajar siswa. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus.

3.5 Instrumen Penelitian

  Suharsimi Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, diuji validitasnya berdasarkan content validity dan expert judgement. Content validity dilakukan dengan menyesuaikan instrumen (post test) dengan kurikulum yang dipakai, sedangkan expert judgement dilakukan dengan cara instrumen divalidasi oleh ahli. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.Instrumen Observasi

  Instrumen observasi pada penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar siswa. Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung terhadap subyek yang diteliti. Dalam observasi ini peneliti mengunakan tipe observasi berstruktur dengan menggunakan lembar observasi sebagai instrumen pengamatan. Penelitian ini menggunakan teman sejawat sebagai kolaborator yang bertindak mengamati pelaksanaan tindakan. Kolaborator mengamati aktivitas peneliti dalam menerapkan model pembelajaran True or False dengan berbantuan kartu. Instrumen observasi aktivitas guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan model Pembelajaran True or False berbantuan kartu . Kegiatan observasi dilakukan

  • – pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian yaitu pada siklus I dan siklus II. Kisi kisi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan model pembelajaran True or False dengan berbantuan Kartu adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi

  • – Kisi instrumen hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4 Siklus I

  Standar Kompetensi Indikator soal Ranah Nomor Kunci Kompetensi Dasar Koknitif Soal Jawaban 6.

  6.1

  1. Menjelaskan wujud C1

  1 C Memahami Mengiden benda ( padat , cair dan C1

  4 D

  • – sifat benda padat, cair dan gas

  14 C

  11 C

  13 A

  15 B

  27 B

  35 A

  36 C

  16 B

  3.Menyebutkan 3 contoh benda padat, cair dan gas C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C1 C1 C1

  37 A

  4.Menentukan benda sesuai dengan sifatnya C1

  17 C

  38 A

  39 A

  40 C C1 C1

  20 A

  9 A

  21 C

  beragam perubahan wujud benda serta berbagai penggunaan benda berdasarkan sifatnya tifikasi

  26 C

  Benda Padat , cair dan gas memiliki sifat tertentu gas) C1

  C1 C1 C1 C1

  12 B

  18 B

  19 D

  23 A

  24 C

  2. Menjelaskan sifat

  8 B C

  C1 C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2

  2 C

  5 B

  10 C

  25 C

  6 C

  7

  28 A

  • – Kisi instrumen hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4 Siklus II

  5 C

  8 B C

  7

  6 C

  C2 C2 C2 C2

  18 C 2, Sifat dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda

  12 C

  4 B

  1 C

  15 C

  13 C

  11 B

  9 A

  25 B

  10 A

  2 A

Tabel 3.4 Kisi

  C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1

  1.Siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda yang dapat kembali ke wujud semula.

  6.2 Mendeskripsik an terjadinya perubahan wuhud cair → padat → cair , cair → gas → cair, padat →gas.

  6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai penggunaan benda berdasarkan sifatnya

  Kunci Jawaba n

  NO Soa l

  Indikator soal Ranah Kokniti f

  Kompetensi Dasar

  33 C Standar Kompetensi

  31 B

  30 C

  34 A C2 C2 C2 C2

  32 B

  C1

  21 C Lembar Pengamatan berupa lembar Observasi digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran True or Falas. Dalam pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda cheklis (√) pada kolom ya / tidak sesuai dengan hasil yang diamati. Dalam Pelaksanan Observasi ini peneliti menggunakan teman sejawat sebagai kolaborator yang bertindak sebagai pengamat dalam pelaksanaan tindakan. Kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam menerapkan model pembelajaran True Or Fals.Instrumen Observasi aktifitas guru dan siswa dibuat berdasarkan

  C2 C2 C2 C2 C2 C2 C1 C1 C1

  17 C

  33 C

  31 B

  30 C

  34 A

  32 B

  28 A

  40 C

  39 A

  38 A

  C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1

  19 A

  37 A Siswa dapat memberikan contoh perubahan wujud benda.

  16 B

  14 C

  36 C

  35 A

  27 B

  26 B

  24 A

  23 C

2) Lembar pengamatan

  • – kisi instrumen yang telah di buat sebelumnya untuk menilai aktifitas Observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian yaitu : Pada siklus I dan Siklus II.Kisi
  • – kisi aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA mengunakan model pembelajaran aktif True or Fals adalah sebagai berikut ini :

  2. Kegiatan inti

  a. Guru membagikan kartu pernyataan dengan efisien,

  3. Guru membagikan kartu pernyataan kepada setiap siswa.

  d. Pembentukkan kelompok secara cepat tidak lebih dari 10 menit.

  c. Guru membentuk kelompok dengan membacakan nama anggota dan nama kelompok.

  b. Guru memberikan penjelasan tujuan pembentukkan kelompok.

  INTI

  d. Guru melakukan apresiasi dan memberitahukan tujuan pembelajaran e. Guru memberikan penjelasan mengenai sifat benda dan contohnya f. Guru memastikan bahwa semua siswa telah memahami tentang materi sifat dan contoh benda

  indiktor kisi

  c. Guru mengabsen dan menanyakan kehadiran siswa

  b. Guru memimpin doa

  a. Guru memberi salam pembuka

  1 Kegiatan Awal AWAL

  NO Aspek yang diamati Aspek Yang Di Amati

Tabel 3.5 Kisi - kisi Lembar Observasi Guru

a. Guru membagi kelompok secara heterogen sesuai dengan tingkat kecerdasan dan jenis kelamin siswa.

  tidak lebih dari 5 menit. aturan, yaitu membagi kartu pernyataan sejumlah anggota setiap kelompok.

  c. Guru menjelaskan peraturan ToF secara runtut.

  d. Guru menjelaskan peraturan ToF dengan bahasa yang mudah dipahami.

  4 Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok.

  a. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi tentang kartu pernyataan yang didapat.

  b. Guru menjelaskan bahwa kekompakkan tim yang positif diperlukan dalam kegiatan diskusi ini.

  c. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok.

  d. Guru memperhatikan berlangsungnya diskusi.

  5. Guru menyuruh setiap kelompok maju

  menyampaikan jawaban “true” atau “false” pernyataan yang didapat anggotanya.

  a. Guru menyuruh setiap kelompok maju, yang menjawab pernyataan yang didapat “true” berdiri di sebelah kanan guru dan yang menjawab “false” berdiri di sebelah kiri guru.

  b. Guru mengondisikan siswa berdiri dengan rapi.

  c. Guru menyuruh siswa menyampaikan alasannya dengan suara yang jelas.

  d. Guru menyuruh kelompok lain menyimak jawaban dan meluruskan apabila ada kesalahan.

  Kegiatan Akhir AKHIR.

  a. Guru memberikan umpan balik tentang masing- masing kartu pernyataan yang didapat siswa. b. Guru meluruskan apabila ada kesalahanpemahaman

  c. Guru mencatat cara-cara siswa dalam menyelesaikan tugas.

  d. Guru menyuruh siswa sportif dengan cara memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang sudah menyampaikan pendapatnya.

Tabel 3.6 Kisi - kisi Lembar Observasi Siswa

  NO Aspek yang diamati ASPEK YANG DI AMATI

  1 Kegiatan Awal

  1. Siswa secara bersama membalas salam dari guru

  2. Siswa bersama guru doa

  3. Siswa Merespon dan mengabsen kehadiran siswa

  4. Siswa mendengarkan apresiasi dan tujuan pembelajaran dari guru

  5. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai sifat benda dan contohnya dari guru 6. siswa telah memahami tentang materi sifat dan contoh benda

  2. Kegiatan inti

7. Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi

  guru

  8. Siswa mendengarkan penjelasan tujuan pembentukkan kelompok.

  9. Siswa membentuk kelompok dengan mendengarkan nama anggota dan nama kelompok.

  10. Pembentukkan kelompok secara cepat tidak

  3. Guru

  11. Siswa menerima kartu pernyataan dengan membagikan efisien, tidak lebih dari 5 menit. kartu

  12. Siswa Membaca isi kartu pernyataan sesuai pernyataan dengan aturan, kepada setiap

  13. Siswa Mendengarkanmenjelaskan peraturan siswa. ToF secara runtut.

  14. Siswa mencatat keterangan - keterangan yang diberikan guru

  4 Guru

  15. Siswa berdiskusi tentang kartu pernyataan yang membimbing didapat. kegiatan

  16. Siswa mendengar penjelasan guru tentang diskusi ,kekompakkan tim yang positif diperlukan kelompok. dalam kegiatan diskusi ini.

  5. Guru

  17. Perwakilan setiap kelompok maju, yang menyuruh menjawab pernyataan yang didapat “true” setiap berdiri di sebelah kanan guru dan yang kelompok maju menjawab “false” berdiri di sebelah kiri guru. menyampaikan 18. siswa berdiri dengan rapi.

  19. siswa menyampaikan alasannya dengan suara jawaban “true” yang jelas. atau “false” pernyataan 20. kelompok lain menyimak jawaban dan yang didapat meluruskan apabila ada kesalahan. anggotanya.

  Kegiatan Akhir

  21. Siswa memperhatikan umpan balik tentang masing-masing kartu pernyataan yang didapat siswa. tangan kepada kelompok yang sudah menyampaikan pendapatnya.

4.2 Validitas dan Reliabilitas

  Arikunto (2010: 65) berpendapat bahwa validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan pengalaman. Menurut Anastasi dan Urbina (1997) dalam Purwanto (2014: 114), validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukur. Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis dan empiris.

  Menurut Arikunto (2010: 65), “validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran”. Instrumen dinyatakan memiliki validitas apabila instrumen tersebut telah dirancang dengan baik serta mengikuti teori dan ketentuan yang ada.

  Dari Uraian diatas langkah yang penting yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian kepada siswa adalah menguji alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh peneliti Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria ketetapan ( validitas ) dan keajengan ( reliabilitas ).

4.2.1 Validitas Instrumen Penelitian

  Setelah menyusun instrumen, peneliti melakukan uji coba soal (try out). Uji coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

  Uji coba akan dilaksanakan pada kelas 4 SD N Payang 01 dengan jumlah siswa 31 anak. Dengan jumlah responden (N) = 31, maka nilai rtabel = 0,3494 dengan taraf signifikansi 5%. Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai

  

corrected item to total correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 15.0 dasar

  rtabel, maka angket tersebut dinyatakan valid; jika rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid (spssindonesia.com). Adapun hasil uji validitas disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Data Pratest Siklus I

  Jenis No. Item soal Valid Jumlah Tidak Valid Jumlah Pilihan 2,3,4,5,6,7,9,10,11, 29 1,8,12,13,16,18,20,21,23,3

  11 ganda 14,15,17,19,22,24,25 9,40 ,26,27,28,29,30,31,3 2,33,34,35,36,37,38

  29

  11 Berdasarkan hasil uji validitas 40 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari tabel 3.5 di atas, terdapat 11 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1,8,12,13,16,18,20,21,23,39,40 sedangkan 29 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Data Pratest Siklus II

  Jenis No. Item soal Valid Jumlah Tidak Valid Jumlah Pilihan 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11 ganda 12,13,14,15,17,18,20,21,22, 4,16,19,33,34,35,4

  33

  7 23,24,25,26,27,28,29,30,31, 32,36,37,38,39 Berdasarkan hasil uji validitas 40 item soal pada soal pilihan ganda 4,16,19,33,34,35,40 sedangkan 33 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.

3.5.2. Uji Reliabilitas Instrumen

  Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2009: 190) . Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen atau tingkat keajegan jawaban siswa terhadap pernyataan

  • – pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha (

  

Cronbach’s). Besarnya koefisien alpha merupakan tolak ukur dari tingkat

  reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for windows. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam jasminah ( 2010), yang didasrkan pada nilai koefisien Alpha Cronbach (α)

  : sangat rendah α 0,000 – 0.199

  : rendah α 0,200 – 0.399

  α 0.400 – 0599 : cukup : tinggi

  α 0.600 – 0799 : sangat tinggi

  α 0.800 – 1.000 Hasil perhitungan reabilitas dari pretest di kelas 4 SDN Payang 01 sebagai hasil uji coba , menggunakan SPSS 15,0 for Windows pada siklus I adalah sebagai berikut :

  a. Bentuk soal pilihan ganda

   Reliability Statistics

  Cronbach's Alpha N of Items ,902

  40 Berdasarkan data diatas maka data dituliskan dalam tabel 3.8 sebagai berikut :

  Uji Reliabilitas Data Pretest Siklus I SD Negeri Ngening 01 Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

  Pilihan Ganda 0,902 Sangat tinggi Hasil perhitungan reabilitas dari pretest di kelas 4 SDN Payang 01 sebagai hasil uji coba , menggunakan SPSS 15,0 for Windows pada siklus II adalah sebagai berikut : Bentuk soal pilihan ganda .

  Reliability Statistics

  Cronbach's Alpha N of Items ,923

  40 Tabel 3.10

  Uji Reliabilitas Data Pretest Siklus II SD Negeri Ngening 01 Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

  Pilihan Ganda 0,923 Sangat tinggi Tabel diatas menunjukkan 40 item soal yang valid tad , nilai Cronbach’s

  Alphapretest siklus I sebesar 0,902 dan nilai Cronbach’s Alphapretest siklus

  IIsebesar 0,923. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,902dan 0.923 tersebut termasuk dalam kriteria reliabilitas bagus. Hal ini berarti pretest yang digunakan pada penelitian ini adalah reliabel.

3.1.1 Uji Tingkat Kesukaran

  Asumsi yang digunakan untuk memperoleh soal yang baik disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkay kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah soal

  • – soal yang masuk dalam kelompok mudah , sedang dan sukar. Tingkat kesukaran
soal dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab, bukan dilihat dari guru Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2014 ; 137) sebagai berikut:

  I = Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa

  Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1 Nilai 0 ( nol ) terjadi apabila siswa tidak menjawab denganbenar , sementara nilai 1 ( satu ) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar . Proporsi butir soal dengan kategori sukar atau mudah , karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa.

  Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

  Rentang Kriteria 0,00 Sukar

  • – 0,29 0,30 Sedang – 0,69

  0,70 Mudah

  • – 1,00 Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang di ujikan pada siswa kelas 4 SDN Payang 01.

Tabel 3.12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

  Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah 0,00 29,31,33,36,37,38

  6

  • – 0,29 Sukar

  0,30 – 0,69 Sedang 6,13,14,15,1722,25,35

  8 0,70 3,11,28,30,32,34

  6

  • – 1,00 Mudah Total

  20 Dari data tabel 3.12 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 6 soal dengan kategori sukar, 8 soal dengan kategori sedang, dan 6 soal dengan kategori mudah.

  Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan jumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.13 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

  Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah 0,00 – 0,29 Sukar 40.39.38,31,24,22,

  6 0,30 – 0,69 Sedang 37,16,15,14,12,13,11

  7 0,70 4,9,10,21,23,27,35

  7

  • – 1,00 Mudah Total

  20 Dari data tabel 3.12 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 6 soal dengan kategori sukar, 7 soal dengan kategori sedang, dan 7 soal dengan kategori mudah.

3.8 Analisis Data

  Data yang diperoleh dari hasil PTK pada kelas 4 SDN Payang 01 adalah data kuantitatif berupa angka yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai evaluasi siklus I, nilai evaluasi siklus II, hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran muatan IPA melalui strategi True Or False di setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar muatan IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar muatan IPA setelah tindakan siklus I dan siklus II.

  Analisis hasil belajar muatan IPA siswa dilakukan dengan menghitung Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar muatan IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

  ∑ =

  ∑ × 100 Keterangan: x = nilai tes evaluasi hasil belajar muatan IPA ∑ S = jumlah skor ∑ SM = jumlah skor maksimum

  KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75, KKM ini merupakan kriteria minimal yang harus diperoleh siswa sebagai evaluasi hasil belajar dari aspek pengetahuan dengan kategori yang harus dicapai minimal B dengan skor 3,00.

  Sedangkan itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut: Ʃ

  = Keterangan:

  = nilai rata-rata = jumlah nilai yang diperoleh

  Ʃ N = jumlah siswa

  Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut: =

  × 100% Keterangan: KB = ketuntasan belajar NS = jumlah s iswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70) N = jumlah siswa

  Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar muatan IPA melalui strategi True Or False dapat digolongkan menjadi lima kriteria.

Tabel 3.12 Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

  Rentang Kriteria 1% - 20% Sangat Kurang

  21% - 40% Kurang 41% - 60% Cukup Baik 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat Baik

  Pengolahan data hasil observasi aktifitas guru dan murit selama pelaksanaan siklus I, siklus II . Observasi kinerja guru dan siswa digunakan untuk mengukur apakah guru dan siswa sudah baik dalam menerapkan strategi True Or False. Lembar observasi guru dan siswa terdiri dari 3 indikator yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktifitas guru selama 2 siklus . Tugas observer adalah mengisi lembar observasi aktifitas guru dan siswa dengan menggunakan skala likert ( Sugiyono, 2009: 135). Yaitu dengan memberi tanda centang atau cheklist pada kolom ( Ya ) atau (tidak) kemudian kengisikan catatan kegiatan guru atau siswa yang kurang pada kolom keterangan.

3.7.Indikator Keberhasilan

  Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan adanya perubahan yang di tunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar IPA terhadap pembelajaran IPA setelah menggunakan model pembelajaran True Or falas .Kriteria ketuntasan Minimal Di SD N Payang 01 Pada mata pelajaran IPA ≥ 75. Indikator hasil tindakan dalam penelitian Tindakan Kelas ini adalah 80 % dari 31 siswa kelas 4 SDN Payang 01 Kecamatan Pati.

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Pembentukan Sikap Melalui Pembelajaran Model VCT (Value Clarification Technique) Siswa Kelas 4 SDN Jimbaran 01 K

0 0 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Pembentukan Sikap Melalui Pembelajaran Model VCT (Value Clarification Technique) Siswa Kelas 4 SDN Jimbaran 01 Kayen Pati

0 0 50

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Pembentukan Sikap Melalui Pembelajaran Model VCT (Value Clarification Technique) Siswa Kelas 4 SDN Jimbaran 01 Kayen Pati Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Pembentukan Sikap Melalui Pembelajaran Model VCT (Value Clarification Technique) Siswa Kelas 4 SDN Jimbaran 01 Kayen Pati Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 122

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 4 SDN Jim

0 0 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 4 SDN Jimbaran 01 Kay

0 0 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 4

0 0 36

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS 4 SDN JIMBARAN 01 KAYEN PATI SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 4 SDN Jimbaran 01 Kayen Pati Semester 1 Tahun Pelajaran 2016 / 2017

0 0 106

BAB II - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Strategi True or False Berbantuan Kartu pada Siswa Kelas 4 SDN Payang 01 Pati Semester 1 Tahun 2016

0 0 16