Perkembangan kognitif Anak Usia Dini

Perkembangan kognitif Anak Usia Dini
Perkembangan kognitif anak merupakan perkembangan yang berkaitan dengan
kecerdasan anak yang diperlihatkan melalui kemampuan mengingat, mengenal dan
memahami berbagai obyek. Kemampuan untuk mengerti atau memahami berbagai obyek ini
sangat penting, karena hal itu akan menentukan jenis penyesuaian pribadi dan sosial yang
dilakukan anak. Anak akan mudah menyesuaikan pribadi dan sosialnya jika mereka memiliki
pengertian dan pemahaman yang cukup banyak tentang orang, peristiwa atau benda.
Pemahaman atau pengertian anak dapat berkembang diperoleh dari hasil kematangan
intelektual dan dari pengetahuan yang diperoleh anak dalam periode yang cukup panjang.
Kemampuan untuk dapat memahami atau mengerti mengandung proses berpikir. Menurut
Siti Rahayu Haditono (1982) proses berpikir sampai anak berjalan mengikuti urutan sebagai
berikut:
1. Bayangan (image). Hal ini biasanya dijumpai pada anak usia 4 tahun. Image
merupakan representasi pertama suatu kejadian. Image hanya merupakan kesan-kesan
tertentu yang kebetulan melekat pada ingatan. Hal ini bisa terjadi dengan melihat atau
mendengar sesuatu. Apa yang diingat tadi adalah kesan-kesan tertentu.

2. Simbol: adalah suatu bentuk representasi lain. Disini tidak hanya berkisar pada bunyi
yang khas atau bau yang khas dengan artinya yang khas. Simbol justru melebihi
kejadian yang khas dan menunjuk pada sesuatu yang lain daripada hal yang
sesungguhnya.Misalnya seorang anak yang sedang main dos korek api seakan itu

sebuah mobil. Kelak anak akan mengerti bahwa simbol-simbol, seperti tanda lalu
lintas, merupakan penunjuk bagi hal sesuatu yang lain.
3. Konsep atau pengertian. Mulai usia pra sekolah timbulah pada anak kebutuhan untuk
mengatur kesan-kesan dan kejadian-kejadian, menemukan hubungan-hubungan, relasi
sebab akibat. Hal ini merupakan langkah penting untuk kearah kesadaran akan
aturan.Bertambah banyaknya cara berfikir dalam pengertian nampak, misalnya dalam
bermain anak menemukan bahwa ciri suatu kendaraan roda dua adalah selalu adanya
dua roda. Kalau disini hari Minggu maka dimana-mana juga hari Minggu. Anak
semakin mengerti bahwa pengertian merupakan suatu kumpulan yang sifatnya umum.

4. Aturan: adalah suatu hubungan antara dimensi dua pengertian atau lebih. Ada aturan
yang formal dan ada aturan yang tidak formal. Contoh aturan formal ”air adalah basah
dan api adalah panas” Contoh aturan tidak formal ” kue-kue adalah manis”. Aturaaturan formal berdasarkan hukum alam sedangkan aturan tidak formal berdasarkan
pengalaman atau perjanjian.
Tahap-tahap perkembangan daya pikir yang dikemukakan oleh Jean Piaget meliputi tahap:
a. Tahap sensori motor. Tahap ini terjadi pada usia sekitar lahir sampai dengan 2 tahun. Pada
tahap ini anak belajar melalui indra dan gerakan serta berinteraksi dengan lingkungan fisik.
Melalui bergerak, meraba, memukul, menggigit dan memanipulasi obyek-obyek secara fisik
anak belajar mengenal sifat ruang, waktu, lokasi, ketetapan, dan sebab akibat. Perilakunya
masih pra verbal. Anak memahami obyek disekitarnya melalui sensori dan aktivitas motor

serta gerakkannya.
b. Tahap praoperasional (2 – 7 th)
Pada tahap ini pemikiran anak masih didominasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
fisik dan persepsinya sendiri, sekalipun tidak selalu apa yang ada dalam pikirannya
ditampilkan lewat tingkah laku nyata seperti pada periode sebelumnya. Menurut Siti Rahayu
Haditono (1982), stadium pra operasional dimulai dengan penguasaan bahasa yang
sistematis, permainan simbolik, imitasi, serta bayangan dalam mental. Semua proses ini
menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolik.
c. Tahap operasi kongkret (7 – 11 th)
Pada tahapan ini yang dapat dipikirkan oleh anak masih terbatas pada benda-benda kongkret
yang dapat dilihat dan diraba, benda-benda yang tidak jelas, yang tidak tampak dalam
kenyataan masih sulit dipikirkan oleh anak. Kesulitan matematika karena upaya untuk
mengajarkan anak yang masih dalam tahapan operasi kongkret dengan materi yang abstrak
d. Tahap Operasi formal (Diatas 11tahun)
Dalam tahap ini anak mampu mempertimbangkan semua kemungkinan dalam memecahkan
masalah dan mampu menalar atas dasar hipotesis dan dalil. Dampaknya anak dapat meninjau
masalah dari berbagai faktor saat memecahkan masalah. Pemikiran anak menjadi lebih
kongkrit dan fleksibel dan mereka mampu menggabungkan informasi dari sejumlah sumber
yang berbeda. bersmbung………………….
Incoming search terms:



pengertian kognitif anak usia dini



pengertian perkembangan kognitif



pengertian kognitif anak



pengertian kognitif



pengertian perkembangan kognitif anak usia dini




perkembangan kognitif anak PAUD



kognitif paud



pengertian kognitif pada anak usia dini



pengertian perkembangan kognitif anak



definisi kognitif PAUD