Keanekaragaman Tumbuhan Invasif Di Kawasan Taman Hutan Kenali Kota Jambi Try Susanti ,Suraida, dan Harlis Febriana

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Keanekaragaman Tumbuhan Invasif Di Kawasan Taman

Hutan Kenali Kota Jambi

  

Try Susanti* ,Suraida*, dan Harlis Febriana*

  • * Program Studi Biologi, Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    e-mail: trysusantidarma@yahoo.co.id

  

Abstrak. Taman Hutan Kenali Kota Jambi (THKKJ) dengan luas 10,25 ha, merupakan

hutan sekunder yang berperan sebagai kawasan penyangga. THKKJ ini mempunyai vegetasi

yang dalam keadaan masih baik, didominasi oleh Pinus (Pinus mercusii), Bulian

(Eusideroxylon zwageri), Gaharu (Aquilaria malacensis) dan beberapa jenis tumbuhan

lainnya. Pada saat ini kawasan hutan tersebut dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana

wisata, penelitian, dan outbond. Hal ini menyebabkan kekhawatiran akan terjadinya

degradasi keanekaragaman spesies asli dan mungkin keberadaannya akan digantikan oleh

jenis-jenis baru (aliens species/spesies invasif), sehingga merupakan ancaman serius bagi

komunitas tumbuhan, terutama tumbuhan bawah. Penelitian bertujuan untuk menganalisis

keanekaragaman tumbuhan invasif di kawasan THKKJ. Data dikumpulkan dengan

menggunakan metode petak ganda ukuran (5m x 5m), sebanyak 100 petak, disarangkan

[10][11]

(nested) pada setiap unit petak besar yang berukuran (50m x 50m) sebanyak 4 petak .

  

Berdasarkan hasil koleksi dan identifikasi ditemukan sebanyak 4 famili, yang terdiri atas 6

spesies dan 3096 individu yang dikategorikan sebagai spesies invasif berdasarkan list

[12][13]

invasive species . Indeks keanekaragaman spesies invasif 0,263<1 (rendah). Nilai

Kepentingan tertinggi diperoleh spesies semak Clidemia hirta (Melastomaceae) 141,83%,

diikuti oleh Melastoma malabathricum (Melastomaceae), Lantana camara (Verbenaceae),

Mikania micrantha (Asteraceae), Ageratum conyzoides (Asteraceae), dan Passiflora foetida

(Passifloraceae).

  

Kata kunci: Nilai Kepentingan, Metode Petak, Tumbuhan Invasif, Keanekaragaman,

THKKJ.

  

PENDAHULUAN secara geografis berada pada 01

  30‘ 1,07‖ LS

  • – 01 40‘ 2,98‖ LS dan 103 40‘ 0,22‖ Indonesia memiliki kekayaan flora dan BT
  • – 103 40‘ 1,67‖ BT dengan luas 205,38

  2

  fauna serta kehidupan liar lain yang km . Sebanyak 0,44% dari luas wilayah mengundang perhatian dan kekaguman kota merupakan hutan kota dan ruang berbagai pihak baik di dalam maupun di terbuka hijau terdiri atas Hutan Kota M. luar negeri. Tercatat lebih dari 38.000 jenis Sabki (11 ha), Taman Rimba/Arena MTQ tumbuhan terdistribusi di Indonesia, (10 ha), Taman Anggrek (2,25 ha), Taman sehingga Indonesia dijuluki sebagai Arena Remaja (2,24 ha), Hutan Rengas

  Danau Teluk Kenali (54,77 ha), dan Taman ―megabiodiversity country‖. Salah satu pulau besar di Indonesia yang Hutan Kenali/Hutan Pinus (10.25 ha). juga memiliki keanekaragaman hayati yang Taman Hutan Kenali Kota Jambi tinggi dan endemisitas yang luar biasa, (THKKJ) sebagai salah satu kawasan yaitu pulau Sumatera. Kekayaan tersebut konservasi di daerah perkotaan Jambi terdapat dalam berbagai tipe ekosistem, dan diharapkan dapat menjadi tempat bagi habitat mulai dari dataran rendah sampai penelitian, pendidikan konservasi dan dapat pegunungan. memenuhi fungsinya sebagai wilayah

  Kawasan dataran rendah Sumatera resapan air yang mampu menjaga wilayah diantaranya terdapat di Kota Jambi yang di sekitarnya dari ancaman banjir dan Semirata 2013 FMIPA Unila

  

Try Susanti, dkk: Keanekaragaman Tumbuhan Invasif Di Kawasan Taman Hutan Kenali

Kota Jambi

  Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa introduksi suatu spesies tumbuhan yang melewati batas geografis, baik disengaja maupun tidak, dapat menyebabkan perubahan struktur dan komposisi komunitas tumbuhan di keberadaan spesies tumbuhan asing invasif pada suatu habitat baru cenderung merugikan karena dapat mengancam ekosistem dan keanekaragaman hayati.

  sebagai salah satu upaya melindungi keanekaragaman hayati di kawasan Taman Hutan Kenali Kota Jambi. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang keanekaragaman sumber hayati tumbuhan

  Aliens Species

  Berkaitan dengan masalah-masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai jenis-jenis tumbuhan Invasive

  ), Akasia (Acacia nilotica), bunga tahi ayam (Lantana camara), dan putri malu (Mimosa pigra) yang berasal dari Amerika. Spesies tumbuhan invasif yang paling serius mengancam ekologi di suatu habitat adalah spesies yang tidak memiliki musuh alami, alat perkembangan generatif dan vegetatif yang baik dan penyebarannya mudah, cepat membentuk naungan, umumnya memiliki habitus semak, liana, herba, pohon dan palem.

  micranta

  Beberapa contoh spesies IAS tersebut adalah sembung rambat (Micania

  Spesies asing invasif diakui sebagai ancaman bagi spesies terancam punah di USA dan berdampak buruk bagi kehidupan burung, tumbuh-tumbuhan, samping itu spesies asing invasif juga dapat mendominasi suatu habitat baru dimana spesies tersebut tumbuh akibat tidak adanya predator dan parasit alami di habitat tersebut. dan juga membebankan biaya yang sangat besar pada pertanian, kehutanan, perikanan dan manusia, seperti halnya pada kesehatan manusia. IAS juga dapat menyebabkan homogenitas biotik melalui kompetesi sumber daya yang terbatas.

  menjadi perhatian dunia, hal ini disebabkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan IAS yang tidak terkendali di lokasi tertentu sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan kerugian ekonomi.

  434| Semirata 2013 FMIPA Unila kekeringan di musim kemarau. Hal tersebut sesuai dengan tujuan penyelenggaraan hutan kota di dalam PP nomor 63 tahun 2002 pasal 2 adalah untuk kelestarian, keserasian, dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya.

  Invasive Aliens Species (IAS) telah

  Di sisi lain kawasan THKKJ yang ditetapkan untuk menunjang keseimbangan tata air bagi wilayah di sekitarnya saat ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana rekreasi keluarga, wisata outbond, dan bahkan cenderung mengalami degradasi fungsi akibat berbagai faktor, seperti kurangnya pemahaman masyarakat sekitar tentang konservasi exsitu. Hal ini menyebabkan kekhawatiran akan terjadinya degradasi keanekaragaman tumbuhan spesies asli dan bukan tidak mungkin keberadaaannya akan digantikan oleh jenis- jenis baru (Invasive Alien Species).

  merupakan tempat persinggahan burung- burung lokal seperti tekukur, kutilang, pipit, elang, dan balam.

  Eusideroxylon zwageri, Aquilaria malacensis, Durio zibethinus, Bambusa vulgaris , dan Areca catecu. THKKJ juga

  Bulian

  mangium, Tamarindhus indica,

  THKKJ mempunyai vegetasi yang masih dalam keadaan baik, adapun jenis tumbuhan yang dominan adalah Pinus mercusii, disamping itu juga terdapat Acacia

  IAS dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya pengelolaan, pengembangan dan perlindungan spesies tumbuhan yang ada di kawasan THKKJ.

  I ).

  3. Identifikasi Spesies Tumbuhan Asing Invasif.

  1. Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut Shanon

  Hutan Kenali Kota Jambi pada area seluas 10,25 Hektar yang terletak di batas Kota Jambi dengan Kabupaten Muaro Jambi.

  Taman Hutan Kenali dibangun pada tahun 1961 dan digunakan untuk pelestarian plasma nutfah, penyuplai bibit tanaman kehutanan, sebagai sumber , pendidikan, rekreasi, olah raga, camping, out bond.

  Penelitian ini di lakukan dari bulan Desember 2011 sampai Maret 2012. Metode penelitian ini terdiri dari tahapan survei, pengumpulan data, dan pengolahan data. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunitas tumbuhan di Kawasan THKKJ, serta alkohol 70%. Sementara alat-alat yang digunakan meliputi GPS, kamera, meteran, patok kayu, koran bekas, tali rapia, karton, gunting, pisau, kantong plastik, spidol permanen, kalkulator, dan alat tulis.

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Kemelimpahan spesies tumbuhan asing invasif di kawasan THKKJ dapat diketahui dengan menggunakan parameter indeks nilai penting (INP). Analisis vegetasi yang digunakan adalah Kerapatan (K), Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR). Keanekaragaman spesies dihitung menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner (H

  Identifikasi spesies tumbuhan asing invasif dilakukan dengan menggunakan buku panduan lapangan tentang IAS, dan list species invasive .

  • –Wienner didefinisikan sebagai berikut : 2.

  , dengan membuat petak besar berukuran 50m x 50m yang di dalamnya dibuat petak kecil berukuran 5m x 5m sebanyak 100 petak. Petak ganda yang dibuat dilakukan pada empat lokasi yang telah dipilih secara acak.

  I

  famili Melastomaceae banyak tumbuh

  hirta dan Melastoma malabathricum dari

  . Clidemia

  [14]

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan 6 spesies tumbuhan asing invasif yang termasuk dalam 4 famili dan terdiri atas 3096 individu. Spesies terbanyak ditemukan dari famili Melastomaceae dan Asteraceae (masing- masing 2 spesies), Verbenaceae (1 spesies) dan Passifloraceae (1 spesies). Asteraceae merupakan famili terbanyak setelah Poaceae yang spesies-spesiesnya termasuk kedalam gulma berbahaya di dunia dengan daya kompetisi yang tinggi

  <1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu tempat adalah sedikit atau rendah.

  I

  4. Nilai H

  ≤3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu tempat adalah sedang.

  3. Nilai 1≥H

  Pengumpulan spesimen dilakukan pada kelompok tumbuhan yang berhabitus herba, liana, semak, dan perdu. Parameter yang diamati adalah nama spesies baik lokal maupun ilmiah, jumlah individu, dan habitus.

  >3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu tempat adalah melimpah tinggi.

  I

  Nilai H

  Semirata 2013 FMIPA Unila Penelitian dilakukan di Kawasan Taman

  Tahapan prosedur kerja pada pengumpulan data meliputi :

  1. Analisis Vegetasi

  Intensitas minimum area pengambilan sampling sebesar 10% dari total luas area. Pencuplikan tumbuhan menggunakan metode petak ganda

  [10]11]

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Pembuatan herbarium dilakukan terhadap semua spesies tumbuhan yang ditemukan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium mencakup koleksi sampel, pengawetan di mounting, pemberian label dan penyimpanan.

  2. Pembuatan Herbarium

  

Try Susanti, dkk: Keanekaragaman Tumbuhan Invasif Di Kawasan Taman Hutan Kenali

Kota Jambi

  3 Verbena Ceae Lantana camara

  4 Passifloraceae Passiflora foetida

  3 Verbenaceae Lantana camara 2,45 10,07 12,52

  2,06 6,04 8,1

  2 Astera ceae Ageratum conyzoi Des 1,29 4,03 5,32 Mikania micrantha

  6,97 22,82 29,79

  1 Melastomaceae Clidemia hirta 86,8 55,03 141,83 Melastoma malabathricum

  INP (%)

  4 Passiflora Ceae Passiflora foetida Seletupan Herba Tabel 2. Nilai INP Tumbuhan Invasif di Kawasan Taman Hutan Kenali Kota Jambi No Family Spesies KR (%) FR (%)

  Bunga Tahi ayam Semak

  2 Asteraceae Ageratum conyzoides Babandotan Herba Mikania micrantha Sembung rambat Herba

  436| Semirata 2013 FMIPA Unila merupakan spesies pionir yang agresif karena kemampuan bijinya berkecambah cepat, yang menginvasi tempat- tempat terbuka, tanah longsor, tepi jalan dan jalan setapak, ladang yang diberakan dan rumpang di hutan serta dapat cepat tumbuh dan toleran terhadap naungan

  Sikeduduk Perdu

  Harendong bulu Semak Melastoma malabathri Cum

  1 Melastoma Ceae Clidemia hirta

  No Family Scientific Name Vernacular Name Habitus

  Tabel 1. Jenis Tumbuhan Invasif di Kawasan Taman Hutan Kenali Kota Jambi

  INP terbesar di tiap lokasi yaitu Harendong bulu (Clidemia hirta) sedangkan tumbuhan yang sangat rendah keberadaannya yaitu Seletupan (Passiflora foetida).

  Indek Nilai Kepentingan (INP) menggambarkan pentingnya peranan suatu suatu spesies bernilai tinggi, maka spesies tersebut sangat mempengaruhi keseimbangan dan keberfungsian komunitas tersebut. Semakin tinggi nilainya berarti semakin baik penyesuaian dan pemanfaatan sumber-sumber energinya dalam komunitas tersebut. Jenis tumbuhan yang paling mendominasi atau memiliki

  . Dilihat dari segi habitus, spesies flora invasif yang ditemukan di kawasan THKKJ kebanyakan berhabitus herba (3 spesies).

  [15]

  0,38 2,01 2,39

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  di sembarang tempat, baik yang ternaungi cahaya matahari maupun area terbuka. Sikeduduk menempati peringkat ke-2 dalam komunitasnya dengan INP sebesar 29,79%. Hal ini sesuai dengan penjelasan mengenai lingkungan tempat tumbuh Sikeduduk, yakni merupakan tumbuhan liar, pionir yang agresif karena kemampuan bijinya berkecambah cepat, menginvasi tempat- tempat terbuka, tanah longsor, tepi jalan, jalan setapak, ladang yang diberakan dan rumpang di hutan serta toleran terhadap naungan. Tumbuh sebagai gulma di lahan pertanian pada tanaman keras, seperti karet, kelapa, kelapa sawit, dan jati. Hidup di mdpl. Tumbuhan ini berasal dari Amerika

  Ageratum conyzoides ( Babandotan)

  , namun pada kawasan THKKJ Sembung rambat hanya ditemui pada plot-plot yang relatif terbuka, dan memiliki INP yang tergolong rendah hanya sebesar 8,1% atau peringkat ke-4 di komunitasnya.

  [12]

  tumbuhan asing invasif di dunia

  Mikania micrantha termasuk kategori

  (Sembung rambat) banyak dijumpai di tepian plot yang relatif terbuka. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan memanjat dan merambat di semak-semak dan pohon kecil, kemudian membentuk semak tebal, tergolong ke dalam spesies toleran artinya spesies ini dapat hidup di tempat yang memiliki cukup cahaya dan kurang cahaya. Biji disebarkan oleh angin sehingga mudah tersebar dan mendominasi sautu habitat sehingga

  Mikania micrantha

  bunga tahi ayam) memiliki INP sebesar 12,52%, dan menduduki peringkat ke-3 di komunitasnya. Di temukan di area yang mendapat penyinaran matahari cukup, muncul pada plot 2, 3 dan 4 di daerah yang tidak ternaungi tajuk pohon. Tumbuhan ini berasal daro Amerika, termasuk salah satu tumbuhan invasif di dunia, hal ini dikarenakan Lantana camara dapat tumbuh dengan baik pada tanah miskin hara dan mudah bereproduksi, biji disebarkan oleh burung dan koloni Lantana camara dapat membentuk semak tebal memungkinkan dapat mengubah komposisi, distribusi, pertumbuhan dan julah spesies lain atau terdegradasinya spesies asli.

  Lantana camara (Tembelekan atau

  Tropis dan telah diperkenalkan di Indonesia khususnya di Jawa sudah lebih dari satu abad yang lalu.

  Melastoma malabathricum dapat tumbuh

  Semirata 2013 FMIPA Unila invasif yang mendominasi atau memiliki nilai INP terbesar adalah jenis Clidemia

  . Sehingga laju pertumbuhannya menjadi sangat cepat dibandingkan spesies invasif lainnya.

  [18]

  Berpengaruhnya Clidemia hirta di di komunitasnya tidak terlepas dari kemampuannya yang dapat tumbuh di tempat terbuka dan sedikit naungan, berbunga sepanjang tahun, memproduksi buah melimpah serta tidak mudah terbakar

  sehingga mendominasi dan memiliki pengaruh di komunitasnya. Spesies tersebut berasal dari Amerika Utara (Meksiko) dan Amerika Selatan (daerah tropis dan Karibia).

  hirta tinggi, ditemukan pada semua plot

  . Tingkat kehadiran Clidemia

  [12][13]

  (Harendong bulu) tercatat dalam 100 spesies asing paling invasif di dunia

  Clidemia hirta

  dan terendah Passiflora foetida (seletupan) sebesar 2.39%. Spesies yang dominan dalam suatu komunitas tumbuhan biasanya memiliki INP paling tinggi diantara spesies lainnya. Selain itu, besarnya nilai INP juga menandakan besar atau tidaknya pengaruh spesies tersebut dalam suatu komunitas tumbuhan.

  hirta (Harendong bulu) sebesar 141.83%

  biasa dijumpai di area persawahan, ladang, tepi jalan, pekarangan, dan wilayah semak- belukar. Dominansi Babandotan di THKKJ tergolong rendah, INP hanya sebesar 5,32% atau menempati peringkat ke-5. Ageratum

  

Try Susanti, dkk: Keanekaragaman Tumbuhan Invasif Di Kawasan Taman Hutan Kenali

Kota Jambi

  438| Semirata 2013 FMIPA Unila gulma agak ganas berdasarkan interaksinya dengan tanaman yang dibudidayakan dan digolongkan ke dalam gulma semusim yaitu gulma yang umurnya kurang dari satu tahun, umumnya berkembangbiak dengan biji, pertumbuhannya cepat dan memiliki kemampuan bereproduksi tinggi.

  Meski tergolong gulma dengan tingkat reproduksi tinggi, pada kawasan penelitian spesies ini hanya ditemukan pada plot 1 dan plot 4, rendahnya kehadiran spesies ini akibat banyaknya kawasan yang tertutup oleh tajuk pohon, sehingga spesies ternaungi dalam memperoleh cahaya matahari, dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses fotosintesis pun menjadi terhambat. Babandotan merupakan spesies intoleran yang petumbuhannya akan teredusir apabila cahaya kurang optimal.

  Passiflora foetida (Seletupan) ditemukan

  pertama kali di Jawa dan Madura, dan berasal dari Amerika Tropis. Seletupan merupakan spesies tumbuhan invasif yang ditemukan dengan habitus herba, keberadaannya cukup rendah dengan INP sebesar 2,39% atau menduduki peringkat ke-6, pada penelitian yang telah dilakukan herba ini hanya ditemukan pada dua lokasi plot saja, pada plot 2 dan plot 3. Rendahnya dominansi spesies ini erat kaitannya dengan persaingan komunitas tumbuhan dalam memperebutkan cahaya matahari. Tumbuhan yang cepat tumbuh (lebih tinggi), dan tajuknya lebih rimbun akan memperoleh cahaya lebih banyak. Sedangkan tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang tajuknya akan ternaungi oleh tumbuhan yang terdahulu sehingga pertumbuhannya terhambatl

  [18] .

  Hal ini yang memicu rendahnya tingkat dominansi Passiflora foetida pada kawasan tersebut.

  Nilai indeks keanekaragaman spesies di kawasan penelitian menggambarkan Indeks keanekaragaman tertinggi ditemukan pada plot 4 dengan nilai 0,43, sedangkan yang terendah adalah plot 1 dengan nilai 0,199. Spesies yang memiliki nilai keanekaragaman paling tinggi dari pada spesies lainnya Melastoma

  malabrathicum dengan nilai 0,080.

  Sementara spesies dengan nilai keanekaragaman yang paling rendah yaitu

  Passiflora foetida dengan nilai 0,007.

  Berdasarkan kriteria indek keanekaragaman (H‘) maka keanekaragaman spesies tumbuhan invasif yang diteliti di THKKJ tergolong rendah, yaitu 0,263. Nilai (H‘) rendah tersebut menunjukkan bahwa komunitas tumbuhan invasif di THKKJ mencerminkan kondisi komunitas yang berkembang di habitat terbuka baik yang terbentuk secara alami maupun buatan. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman spesies dalam komunitas adalah kondisi habitat dan juga adanya gangguan baik secara alami ataupun karena kegiatan manusia.

  Gambar 1. Indeks Keanekaragaman spesies di kawasan Taman Hutan Kenali Kota Jambi

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Semirata 2013 FMIPA Unila Berdasarkan hasil penelitian di THKKJ disimpulkan bahwa diitemukan 6 spesies tumbuhan invasif terdiri dari 4 famili yaitu:

  (2008). Predicting Invasiveness in Exotic

  ISSG (Invasive Species Specialist Group). Hastwell, G.T., A.J. Daniel and Smith, G.V.

  Poorter M. (2000). 100 of the World‟s Invasive Alien Species. Published by

  Company Publishers, New York: ix + 165 hlm. Lowe S, Browne M, Boudjelas S, De

  general ecology. Wm. C. Brown

  Cox, G.W. (1967). Laboratory manual of

  ecology. John Wiley & Sons, Inc., New York: xx + 547 hlm.

  1974. Aims and methods of vegetation

  Biotrop. (2011). Invasive Alien Species. diakses 26 Agustus 2011. Mueller-Dombois, D. & H. Ellenberg.

  K.D. (2004). Ecological and evolutionary consequences biotic homogenezation. Tren in Ecol an Evol 19 (1): 18-24.

  Jakarta. Olden, J.D. Poff N.L. Douglas M.E. Faucsh

  Terj. A Primer of Conservation Biology. Oleh: Supriatna J, Indrawan M, Krama dibrata P. Yayasan Obor Indonesia.

  Phillips A, Losos E. (1998). Quantifying threats to imperiled species in United States. BioSciences 48(8): 607-615. Primack R.B. (1998). Biologi Konservasi.

  Invasive Alien Species. A Toolkit Best Prevention and Management Practices. Cambridge: CABI Publishing. Wilcove DS, Rothstein D, Dubow J,

  R. Wittenberg and M.J.W. Cock (2003).

  Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. (2011). Konsepsi Kebijakan Pengawasan Invasive Alien Species di Indonesia. Kantor Pusat Kementan. Jakarta.

  sosialisasi Hutan Kota . Kantor Kehutanan Kota Jambi, Jambi: 14 hlm.

  BioEkspo: Menjelajah Alam dengan Biologi. Wangsa Jatra Lestari. Solo.

  Pitriana, P & Rahmatia, D. (2008).

  Bappenas. (2003). Strategi dan Rencana Aksi keanekaragaman hayati Indonesia 2003 -- 2020. IBSAP Dokumen Regional. Bappenas. Jakarta: xi + 289 hlm.

  Ucapan terimakasih peneliti kepada Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan Kota Jambi sebagai pengelola Taman Hutan Kenali Kota Jambi yang telah memberi bantuan tenaga dan waktu selama pelaksanaan penelitian serta semua pihak yang telah banyak membantu terselesaikannya penelitian ini.

  juga dapat dianalogikan pada kawasan hutan di Indonesia, terutama kawasan konservasi agar tidak terjadi invasi spesies invasif di kawasan konservasi tersebut.

  Clidemia hirta di Kawasan THKKJ. Hal ini

  Meski Keanekaragaman tumbuhan invasif tergolong rendah namun tetap perlu dilakukan kegiatan pemantauan terhadap perkembangan spesies invasif terutama

  (Passifloraceae), namun dari 6 spesies tersebut hanya Clidemia hirta yang menunjukkan sifat dominansi paling tinggi. Indek keanekaragaman tumbuhan invasif tergolong rendah yaitu 0,263.

  ( Asteraceae), dan Passiflora foetida

  (Verbenaceae), Mikania micrantha (Asteraceae), Ageratum conyzoides

  Clidemia hirta (Melastomaceae) Melastoma malabathricum (Melastomaceae), Lantana camara

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

  

Try Susanti, dkk: Keanekaragaman Tumbuhan Invasif Di Kawasan Taman Hutan Kenali

Kota Jambi

  Invasive Exotic Aquatic Plant Differ in Ecology. 3rd edition. Saunders College Their Growth responses to Publishing, Georgia: xv + 697 hlm. Macronutrients. Biodiversity Research.

  Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta Australia.

  Bumi Aksara. Sastroutomo SS. (1990). Ekologi Gulma.

  Webber E. (2003). Invasive Plant Species of Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

  the World : A Refererence Guide to Environmental Weeds

  Faravani, M. & B. Bakar. (2007). Effects of . Cambridge: light on seed germination, growth CABI Publishing. pattern of straits Rhododendron

  Whitmore, T.C. (1986). Tropical rain (Melastoma malabathricum L.). Journal

  forests of the Far East . Oxford of Agricultural and Biological Science

  University Press, Oxford: xvi + 352 hlm. 2(3): 1 – 5.

  440| Semirata 2013 FMIPA Unila