ANCAMAN TERHADAP STABILITAS DAN doc
ANCAMAN TERHADAP STABILITAS DAN
KEDAULATAN NKRI
A. Dari Dalam Negeri
1. Demonstrasi Disertai Tindakan Anarkis (Fisik)
Di era reformasi, aksi demonstrasi sudah biasa dilakukan
oleh masyarakat untuk menyikapi kebijakan pemerintah.
Pesertanya sebagaian besar dari kalangan mahasiswa dan
buruh. Aksi demonstrasi seharusnya tetap dilakukan dengan
memperhatikan norma sosial dan kedamaian karena tujuannya
adalah untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Namun
sangat disayangkan, aksi demonstrasi saat ini sering dilakukan
secara anarkis, dengan merusak fasilitas umum, penjarahan,
hingga menimbulkan korban jiwa.
Tidak jarang aksi demonstrasi ditunggangi oleh
kepentingan kelompok-kelompok tertentu yang orientasinya
bukan kepentingan masyarakat. Hal ini sudah menjadi rahasia
umum karena jika dilihat dari aksi anarkis yang dilakukan,
tidaklah mencerminkan sikap rakyat Indonesia yang berjiwa
Pancasila. Dalam hal ini, masyarakat luas dapat menilai bahwa
aksi demostrasi yang terjadi selama ini telah mengganggu
stabilitas umum dan hanya mengatasnamakan rakyat dalam
melakukan aksinya.
Tidak dapat dipungkiri aksi demonstrasi anarkis kini telah
menjadi ‘budaya’ di Indonesia. Di sisi lain, media justru
mempertontonkan keanarkisan tersebut tanpa disaring terlebih
dahulu. Ini akan memberi contoh yang buruk bagi generasi
muda. Tidak heran jika tindakan anarkis ini menjadi budaya di
Indonesia. Aksi demonstrasi seharusnya cukup dengan
mengumpulkan
massa,
membawa
spanduk/poster,
dan
menyuarakan aspirasi dengan cara-cara yang santun, karena
cara ini justru akan membawa hasil yang maksimal.
2. Bentrokan Antar Suku, Ras, Agama (Fisik)
BEKASI - Saat ini kondisi jalan Kalimalang KM 37,
Jatimulya,
Tambun
Selatan,
Kabupaten
Bekasi
masih
mencekam usai bentrokan dua kubu antara kelompok
Ambon dan warga pribumi.
Saipul (29), warga sekitar mengatakan, keributan
didaearahnya ini sudah sering terjadi sejak lama antara
warga pendatang dan pribumi asli.
"Masalah lama ini mas keributan. Tapi yang terbaru
Ambon mukulin bocah parkiran dibawah umur kurang lebih
umur 13 tahun," kata Saipul, Minggu (30/6/2013).
Dia menjelaskan, akibat perlakuan orang ambon itu
warga Tambun khususnya yang ada di RW 07 Kelurahan
Jatimulya, Tambun Selatan tidak terima akhirnya warga
melakukan penyerangan. "Tapi tadi pas warga serbu
tempat Ambon rumah-rumah mereka kosong. Ada 20
rumah
dirusak
warga,"
terangnya.
3. Korupsi (Non Fisik/Ekonomi)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, Selasa (16/10)
kembali melakukan pemanggilan terhadap mantan Bendahara Umum
Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin terkait kasus dugaan korupsi
proyek pembangunan pusat sarana pendidikan dan olahraga Hambalang
di kawasan Bukit Sentul, Jawa Barat.
Nazaruddin yang telah divonis selama 4,5 tahun penjara ini akan
diperiksa sebagai saksi pada kasus Korupsi proyek Hambalang senilai Rp
2,5 triliun. "Yang bersangkutan akan diperiksa saksi," kata Kepala Bagian
Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, di kantornya, Selasa
(16/10).
Pada kasus dugaan korupsi proyek Hambalang ini, KPK telah
menetapkan mantan Kepala Biro Rumah Tangga dan Keuangan
Kemenpora Dedi Kusdinar sebagai tersangka lantaran telah
menyalahgunakan kewenangannya selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK). Liputan6.com, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari
ini, Selasa (16/10) kembali melakukan pemanggilan terhadap mantan
Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin terkait kasus
dugaan korupsi proyek pembangunan pusat sarana pendidikan dan
olahraga Hambalang di kawasan Bukit Sentul, Jawa Barat.
Nazaruddin yang telah divonis selama 4,5 tahun penjara ini akan
diperiksa sebagai saksi pada kasus Korupsi proyek Hambalang senilai Rp
2,5 triliun. "Yang bersangkutan akan diperiksa saksi," kata Kepala Bagian
Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, di kantornya, Selasa
(16/10).
4. Tindakan Makar / Separatis (Non Fisik/Ideologi)
Gerakan Aceh Merdeka, atau GAM adalah sebuah
organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan
supaya Aceh, yang merupakan daerah yang sempat
berganti nama menjadi Nanggroe Aceh Darussalam lepas
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik antara
pemerintah RI dan GAM yang diakibatkan perbedaan
keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan
menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa.
Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra
National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh
Hasan di Tiro selama hampir tiga dekade bermukim di
Swedia dan berkewarganegaraan Swedia. Pada tanggal 2
Juni 2010, ia memperoleh status kewarganegaraan
Indonesia, tepat sehari sebelum ia meninggal dunia di
Banda Aceh.
Pada 4 Desember 1976 inisiator Gerakan Aceh
Merdeka Hasan di Tiro dan beberapa pengikutnya
mengeluarkan
pernyataan
perlawanan
terhadap
pemerintah RI yang dilangsungkan di perbukitan Halimon
di kawasan Kabupaten Pidie. Diawal masa berdirinya GAM
nama resmi yang digunakan adalah AM, Aceh Merdeka.
Oleh pemerintah RI pada periode 1980-1990 nama gerakan
tersebut dikatakan dengan GPK-AM. Perlawanan represif
bersenjata gerakan tersebut mendapat sambutan keras
dari pemerintah pusat RI yang akhirnya menggelar sebuah
operasi militer di Provinsi Daerah Istimewa Aceh yang
dikenal dengan DOM (Daerah Operasi Militer) pada paruh
akhir 80-an sampai dengan penghujung 90-an, operasi
tersebut telah membuat para aktivis AM terpaksa
melanjutkan perjuangannya dari daerah pengasingan.
Disaat rezim Orde Baru berakhir dan reformasi
dilangsungkan di Indonesia, seiring dengan itu pula
Gerakan Aceh Merdeka kembali eksis dan menggunakan
nama GAM sebagai identitas organisasinya.
5. Terorisme (Non Fisik / Ideologi)
Jemaah Islamiyah, kadangkala dieja Jamaah
Islamiah adalah sebuah organisasi militan Islam di Asia
Tenggara yang berupaya mendirikan sebuah negara Islam
raksasa di wilayah negara-negara Indonesia, Singapura,
Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina. Pemerintah Amerika
Serikat menganggap organisasi ini sebagai organisasi
teroris, sementara di Indonesia organisasi ini telah
dinyatakan sebagai "korporasi terlarang".
Keberadaan organisasi ini disangkal oleh pemukapemuka agama dan para politisi seperti Hamzah Haz dan
Amien Rais mengingat sulitnya memahami antara aksi dan
tujuan yang hendak dicapai dari setiap aksi.
Menurut informasi intelijen, Jemaah Islamiyah
mendapat bantuan keuangan dari kelompok teroris lain
seperti Abu Sayyaf dan al-Qaeda. Jemaah Islamiyah berarti
"Kelompok Islam" atau "Masyarakat Islam" dan
dipemberitaan suratkabar disebut JI.
Jemaah
Islamiyah
dicurigai
melakukan
aksi
pengeboman Bali 2002 pada tanggal 12 Oktober 2002.
Dalam serangan ini, pelaku bom bunuh diri dari Jemaah
Islamiyah disebut-sebut menewaskan 202 orang melukai
beberapa lainya di sebuah nightclub. Setelah serangan ini,
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan
Jemaah Islamiyah sebagai pelakunya dan menyatakannya
sebagai Organisasi Teroris Asing. Jemaah Islamiyah juga
dicurigai melakukan pengeboman Zamboanga, pemboman
Metro Manila, dan pemboman kedutaan Australia 2004 di
Jakarta.
B. Dari Luar Negeri
1. Sengketa Perbatasan Negara (Fisik & Non Fisik)
Surabaya (ANTARA News) - KRI Kerapu-812
digerakkan TNI AL menjaga perairan Alur Laut Kepulauan
Indonesia III di perbatasan Indonesia-Filipina; tugasnya
mengamankan jalur pelayaran internasional itu dari
penyelundupan senjata api, narkoba, dan gangguan
keamanan.
Kapal perang jenis patroli cepat itu dilepas Komandan
Satuan Kapal Patroli Komando Armada Indonesia Kawasan
Timur, Kolonel Pelaut Suhartono, di dermaga komando itu,
Ujung, Surabaya, Jumat.
Dalam operasi laut dengan sandi "Arung Hiu 2013"
itu, KRI Kerapu-812 yang dikomandani Mayor Pelaut
Kusumo Atmojo, dijadwalkan bertugas sekitar tiga bulan di
wilayah perbatasan Indonesia-Filipina.
Suhartono, mengatakan, misi dan penugasan khusus
yang diemban KRI Kerapu-812, antara lain mencegah
upaya-upaya tindakan kriminal laut yang sering terjadi di
wilayah perairan tersebut.
"Beberapa
tindak
kriminal
laut
yang
perlu
diwaspadai, antara lain penyelundupan barang-barang
ilegal berupa narkoba, senjata api dan perompakan,"
tuturnya.
Selain itu, kapal perang buatan PT PAL Indonesia itu
juga bertugas menindak berbagai aksi kejahatan dan
pelanggaran di laut lainnya, semisal penangkapan ikan
ilegal dan penyelundupan hasil hutan.
2. Pengaruh Teknologi Yang Dapat Merusak Nilai Moral
dan Kebudayaan (Non Fisik)
Hal yang mengkhawatirkan dari dampak negatif
internet bagi pelajar adalah ketagihan melihat film dan
video yang berbau pornografi dan pornoaksi. Beragam
upaya untuk memblokir situs-situs seperti itu memang
telah dilakukan namun pada kenyataannya, masih banyak
celah bagi mereka untuk mengaksesnya. Lebih parahnya,
pada tahapan selanjutnya, pelajar sering berusaha dan
mencoba mempraktekkannya sendiri.
Pesatnya
pertumbuhan
pengguna
internet
di
Indonesia tersebut menimbulkan banyak persoalan baru.
Salah satunya adalah tentang kebijakan pengendalian
konten internet yang dilarang. Pemblokiran konten internet
atau
secara
global
lebih
dikenal
dengan
internet
censorship di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir
menjadi sorotan banyak pihak. Sensor terhadap internet
merupakan isu sensitif di negara manapun di dunia karena
berkaitan dengan pembatasan hak atas informasi warga
negara.
3. Perdagangan Bebas (Non Fisik / Ekonomi)
Krisis pangan yang dihadapi bangsa Indonesia
selama ini selalu diatasi dengan melaksanakan kebijakan
impor. Kebijakan impor sebagai suatu kebijakan jangka
pendek tentunya memiliki dampak terhadap bangsa
Indonesia secara ekonomi maupun sosial.
Dampak yang diterima bangsa Indonesia adalah
pengeluaran devisa negara yang cukup besar untuk
melaksanakan impor. Hal ini berarti bangsa Indonesia telah
memberikan penghidupan bagi petani negara lain,
sedangkan bagi petani dalam negeri tidak. Suatu hal yang
ironis bagi sebuah negara agraris yang luas dan kaya
seperti Indonesia.
Dengan melaksanakan kebijakan impor produk
pertanian dalam negeri tidak mampu bersaing dengan
produk pertanian luar negeri. Sebagai contoh dalam
komoditas kedelai, gandum, dan beras. Saat ini apabila ada
kesenjangan antara ketersediaan pangan dan kebutuhan
akan pangan, maka sudah dapat dipastikan pemerintah
akan mengutamakan melaksanakan kebijakan impor.
Misalnya, pada kebutuhan akan kedelai. Kebutuhan akan
kedelai selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Diperkirakan tiap tahunnya kebutuhan akan biji kedelai
adalah kurang lebih 1,8 juta ton dan bungkil kedelai
sebesar 1,1 juta ton. Guna memenuhi kebutuhan maka
pemerintah melaksanakan kebijakan impor. Impor kedelai
ini menyebabkan petani dalam negeri sulit untuk bersaing
karena murahnya harga kedelai impor. Perlu diketahui
dalam rangka pemenuhan akan kedelai , kita harus
mengimpor kurang lebih 60% dari luar negeri.
4. Intervensi / Campur Tangan Negara Asing terhadap
Ekonomi,
Politik,
Sosial
Budaya
Indonesia
(Non
Fisik / Politik)
Indonesia terjajah bangsa asing! Disadari atau tidak,
kita telah menjadi bangsa yang miskin akibat penjajahan
model baru ini. Negeri tercinta ini memang sudah merdeka
dari penjajahan fisik yang dilakukan oleh negara-negara
kolonialis. Namun penjajahan non-fisik (yakni penjajahan
pemikiran/ideologi, politik, ekonomi, sistem sosial dan
budaya) yang berakar pada Kapitalisme global sering tidak
disadari sebagai bentuk penjajahan. Padahal penjajahan
non-fisik—dalam wujud dominasi Kapitalisme global ini jauh
lebih berbahaya daripada penjajahan fisik.
Lihat saja, di bidang ekonomi, beban utang Indonesia
lebih dari Rp 1.400 triliun. Bahkan para pejabat Indonesia
terus menyerahkan leher Indonesia dijerat utang luar
negeri. Di bidang hukum, yang berlaku di Indonesia 80%
masih hukum Belanda. Penjajah Belanda diusir, namun
hukumnya tetap dipakai dan dilestarikan. Adapun di bidang
perundang-undangan,
pembuatan
perundang-undangan
tidak lepas dari campur tangan asing. Tengoklah nuansa
campur tangan asing dalam UU Sumberdaya Air, UU Migas,
UU Penanaman Modal hingga bahkan RUU Anti Pornografi
dan Pornoaksi.
5. Spionase / Mata-mata Asing (Non Fisik / Politik)
Aksi main singgah di negeri orang tanpa izin yang
diperlihatkan pesawat militer Amerika Serikat (AS)
pertengahan bulan ini di Aceh berbuntut panjang.
Sentimentil pada kecurigaan adanya upaya pihak asing
mengamati tanah air meninggi.
Diyakini, intelejen asing banyak menaruh mata dan
telinganya di Indonesia. Permintaan pengetatan akan
bahaya gerak-gerik mata-mata asing pun deras bergulir.
Pemerintah merespons. Kementerian Pertahanan
(Kemenhan) berujar sudah berhasil menjaring beberapa
nama yang terindikasi bekerja kepada asing untuk
membobol informasi soal negara.
Tindakan selanjutnya kemudian layak ditunggu.
Pertanyaan akankah pemerintah mengikuti jejak Rusia
yang pekan lalu tegas menangkap mata-mata AS pun serta
merta timbul.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Kemenko Polhukam) Republik Indonesia angkat
suara. Menko Polhukam, Djoko Suyanto mengatakan
jajaranya belum mencapai informasi terkait adanya
langkah Kemenhan yang mengaku telah mengetahui
jaringan agen asing di Indonesia.
KEDAULATAN NKRI
A. Dari Dalam Negeri
1. Demonstrasi Disertai Tindakan Anarkis (Fisik)
Di era reformasi, aksi demonstrasi sudah biasa dilakukan
oleh masyarakat untuk menyikapi kebijakan pemerintah.
Pesertanya sebagaian besar dari kalangan mahasiswa dan
buruh. Aksi demonstrasi seharusnya tetap dilakukan dengan
memperhatikan norma sosial dan kedamaian karena tujuannya
adalah untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Namun
sangat disayangkan, aksi demonstrasi saat ini sering dilakukan
secara anarkis, dengan merusak fasilitas umum, penjarahan,
hingga menimbulkan korban jiwa.
Tidak jarang aksi demonstrasi ditunggangi oleh
kepentingan kelompok-kelompok tertentu yang orientasinya
bukan kepentingan masyarakat. Hal ini sudah menjadi rahasia
umum karena jika dilihat dari aksi anarkis yang dilakukan,
tidaklah mencerminkan sikap rakyat Indonesia yang berjiwa
Pancasila. Dalam hal ini, masyarakat luas dapat menilai bahwa
aksi demostrasi yang terjadi selama ini telah mengganggu
stabilitas umum dan hanya mengatasnamakan rakyat dalam
melakukan aksinya.
Tidak dapat dipungkiri aksi demonstrasi anarkis kini telah
menjadi ‘budaya’ di Indonesia. Di sisi lain, media justru
mempertontonkan keanarkisan tersebut tanpa disaring terlebih
dahulu. Ini akan memberi contoh yang buruk bagi generasi
muda. Tidak heran jika tindakan anarkis ini menjadi budaya di
Indonesia. Aksi demonstrasi seharusnya cukup dengan
mengumpulkan
massa,
membawa
spanduk/poster,
dan
menyuarakan aspirasi dengan cara-cara yang santun, karena
cara ini justru akan membawa hasil yang maksimal.
2. Bentrokan Antar Suku, Ras, Agama (Fisik)
BEKASI - Saat ini kondisi jalan Kalimalang KM 37,
Jatimulya,
Tambun
Selatan,
Kabupaten
Bekasi
masih
mencekam usai bentrokan dua kubu antara kelompok
Ambon dan warga pribumi.
Saipul (29), warga sekitar mengatakan, keributan
didaearahnya ini sudah sering terjadi sejak lama antara
warga pendatang dan pribumi asli.
"Masalah lama ini mas keributan. Tapi yang terbaru
Ambon mukulin bocah parkiran dibawah umur kurang lebih
umur 13 tahun," kata Saipul, Minggu (30/6/2013).
Dia menjelaskan, akibat perlakuan orang ambon itu
warga Tambun khususnya yang ada di RW 07 Kelurahan
Jatimulya, Tambun Selatan tidak terima akhirnya warga
melakukan penyerangan. "Tapi tadi pas warga serbu
tempat Ambon rumah-rumah mereka kosong. Ada 20
rumah
dirusak
warga,"
terangnya.
3. Korupsi (Non Fisik/Ekonomi)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, Selasa (16/10)
kembali melakukan pemanggilan terhadap mantan Bendahara Umum
Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin terkait kasus dugaan korupsi
proyek pembangunan pusat sarana pendidikan dan olahraga Hambalang
di kawasan Bukit Sentul, Jawa Barat.
Nazaruddin yang telah divonis selama 4,5 tahun penjara ini akan
diperiksa sebagai saksi pada kasus Korupsi proyek Hambalang senilai Rp
2,5 triliun. "Yang bersangkutan akan diperiksa saksi," kata Kepala Bagian
Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, di kantornya, Selasa
(16/10).
Pada kasus dugaan korupsi proyek Hambalang ini, KPK telah
menetapkan mantan Kepala Biro Rumah Tangga dan Keuangan
Kemenpora Dedi Kusdinar sebagai tersangka lantaran telah
menyalahgunakan kewenangannya selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK). Liputan6.com, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari
ini, Selasa (16/10) kembali melakukan pemanggilan terhadap mantan
Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin terkait kasus
dugaan korupsi proyek pembangunan pusat sarana pendidikan dan
olahraga Hambalang di kawasan Bukit Sentul, Jawa Barat.
Nazaruddin yang telah divonis selama 4,5 tahun penjara ini akan
diperiksa sebagai saksi pada kasus Korupsi proyek Hambalang senilai Rp
2,5 triliun. "Yang bersangkutan akan diperiksa saksi," kata Kepala Bagian
Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, di kantornya, Selasa
(16/10).
4. Tindakan Makar / Separatis (Non Fisik/Ideologi)
Gerakan Aceh Merdeka, atau GAM adalah sebuah
organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan
supaya Aceh, yang merupakan daerah yang sempat
berganti nama menjadi Nanggroe Aceh Darussalam lepas
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik antara
pemerintah RI dan GAM yang diakibatkan perbedaan
keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan
menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa.
Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra
National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh
Hasan di Tiro selama hampir tiga dekade bermukim di
Swedia dan berkewarganegaraan Swedia. Pada tanggal 2
Juni 2010, ia memperoleh status kewarganegaraan
Indonesia, tepat sehari sebelum ia meninggal dunia di
Banda Aceh.
Pada 4 Desember 1976 inisiator Gerakan Aceh
Merdeka Hasan di Tiro dan beberapa pengikutnya
mengeluarkan
pernyataan
perlawanan
terhadap
pemerintah RI yang dilangsungkan di perbukitan Halimon
di kawasan Kabupaten Pidie. Diawal masa berdirinya GAM
nama resmi yang digunakan adalah AM, Aceh Merdeka.
Oleh pemerintah RI pada periode 1980-1990 nama gerakan
tersebut dikatakan dengan GPK-AM. Perlawanan represif
bersenjata gerakan tersebut mendapat sambutan keras
dari pemerintah pusat RI yang akhirnya menggelar sebuah
operasi militer di Provinsi Daerah Istimewa Aceh yang
dikenal dengan DOM (Daerah Operasi Militer) pada paruh
akhir 80-an sampai dengan penghujung 90-an, operasi
tersebut telah membuat para aktivis AM terpaksa
melanjutkan perjuangannya dari daerah pengasingan.
Disaat rezim Orde Baru berakhir dan reformasi
dilangsungkan di Indonesia, seiring dengan itu pula
Gerakan Aceh Merdeka kembali eksis dan menggunakan
nama GAM sebagai identitas organisasinya.
5. Terorisme (Non Fisik / Ideologi)
Jemaah Islamiyah, kadangkala dieja Jamaah
Islamiah adalah sebuah organisasi militan Islam di Asia
Tenggara yang berupaya mendirikan sebuah negara Islam
raksasa di wilayah negara-negara Indonesia, Singapura,
Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina. Pemerintah Amerika
Serikat menganggap organisasi ini sebagai organisasi
teroris, sementara di Indonesia organisasi ini telah
dinyatakan sebagai "korporasi terlarang".
Keberadaan organisasi ini disangkal oleh pemukapemuka agama dan para politisi seperti Hamzah Haz dan
Amien Rais mengingat sulitnya memahami antara aksi dan
tujuan yang hendak dicapai dari setiap aksi.
Menurut informasi intelijen, Jemaah Islamiyah
mendapat bantuan keuangan dari kelompok teroris lain
seperti Abu Sayyaf dan al-Qaeda. Jemaah Islamiyah berarti
"Kelompok Islam" atau "Masyarakat Islam" dan
dipemberitaan suratkabar disebut JI.
Jemaah
Islamiyah
dicurigai
melakukan
aksi
pengeboman Bali 2002 pada tanggal 12 Oktober 2002.
Dalam serangan ini, pelaku bom bunuh diri dari Jemaah
Islamiyah disebut-sebut menewaskan 202 orang melukai
beberapa lainya di sebuah nightclub. Setelah serangan ini,
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan
Jemaah Islamiyah sebagai pelakunya dan menyatakannya
sebagai Organisasi Teroris Asing. Jemaah Islamiyah juga
dicurigai melakukan pengeboman Zamboanga, pemboman
Metro Manila, dan pemboman kedutaan Australia 2004 di
Jakarta.
B. Dari Luar Negeri
1. Sengketa Perbatasan Negara (Fisik & Non Fisik)
Surabaya (ANTARA News) - KRI Kerapu-812
digerakkan TNI AL menjaga perairan Alur Laut Kepulauan
Indonesia III di perbatasan Indonesia-Filipina; tugasnya
mengamankan jalur pelayaran internasional itu dari
penyelundupan senjata api, narkoba, dan gangguan
keamanan.
Kapal perang jenis patroli cepat itu dilepas Komandan
Satuan Kapal Patroli Komando Armada Indonesia Kawasan
Timur, Kolonel Pelaut Suhartono, di dermaga komando itu,
Ujung, Surabaya, Jumat.
Dalam operasi laut dengan sandi "Arung Hiu 2013"
itu, KRI Kerapu-812 yang dikomandani Mayor Pelaut
Kusumo Atmojo, dijadwalkan bertugas sekitar tiga bulan di
wilayah perbatasan Indonesia-Filipina.
Suhartono, mengatakan, misi dan penugasan khusus
yang diemban KRI Kerapu-812, antara lain mencegah
upaya-upaya tindakan kriminal laut yang sering terjadi di
wilayah perairan tersebut.
"Beberapa
tindak
kriminal
laut
yang
perlu
diwaspadai, antara lain penyelundupan barang-barang
ilegal berupa narkoba, senjata api dan perompakan,"
tuturnya.
Selain itu, kapal perang buatan PT PAL Indonesia itu
juga bertugas menindak berbagai aksi kejahatan dan
pelanggaran di laut lainnya, semisal penangkapan ikan
ilegal dan penyelundupan hasil hutan.
2. Pengaruh Teknologi Yang Dapat Merusak Nilai Moral
dan Kebudayaan (Non Fisik)
Hal yang mengkhawatirkan dari dampak negatif
internet bagi pelajar adalah ketagihan melihat film dan
video yang berbau pornografi dan pornoaksi. Beragam
upaya untuk memblokir situs-situs seperti itu memang
telah dilakukan namun pada kenyataannya, masih banyak
celah bagi mereka untuk mengaksesnya. Lebih parahnya,
pada tahapan selanjutnya, pelajar sering berusaha dan
mencoba mempraktekkannya sendiri.
Pesatnya
pertumbuhan
pengguna
internet
di
Indonesia tersebut menimbulkan banyak persoalan baru.
Salah satunya adalah tentang kebijakan pengendalian
konten internet yang dilarang. Pemblokiran konten internet
atau
secara
global
lebih
dikenal
dengan
internet
censorship di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir
menjadi sorotan banyak pihak. Sensor terhadap internet
merupakan isu sensitif di negara manapun di dunia karena
berkaitan dengan pembatasan hak atas informasi warga
negara.
3. Perdagangan Bebas (Non Fisik / Ekonomi)
Krisis pangan yang dihadapi bangsa Indonesia
selama ini selalu diatasi dengan melaksanakan kebijakan
impor. Kebijakan impor sebagai suatu kebijakan jangka
pendek tentunya memiliki dampak terhadap bangsa
Indonesia secara ekonomi maupun sosial.
Dampak yang diterima bangsa Indonesia adalah
pengeluaran devisa negara yang cukup besar untuk
melaksanakan impor. Hal ini berarti bangsa Indonesia telah
memberikan penghidupan bagi petani negara lain,
sedangkan bagi petani dalam negeri tidak. Suatu hal yang
ironis bagi sebuah negara agraris yang luas dan kaya
seperti Indonesia.
Dengan melaksanakan kebijakan impor produk
pertanian dalam negeri tidak mampu bersaing dengan
produk pertanian luar negeri. Sebagai contoh dalam
komoditas kedelai, gandum, dan beras. Saat ini apabila ada
kesenjangan antara ketersediaan pangan dan kebutuhan
akan pangan, maka sudah dapat dipastikan pemerintah
akan mengutamakan melaksanakan kebijakan impor.
Misalnya, pada kebutuhan akan kedelai. Kebutuhan akan
kedelai selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Diperkirakan tiap tahunnya kebutuhan akan biji kedelai
adalah kurang lebih 1,8 juta ton dan bungkil kedelai
sebesar 1,1 juta ton. Guna memenuhi kebutuhan maka
pemerintah melaksanakan kebijakan impor. Impor kedelai
ini menyebabkan petani dalam negeri sulit untuk bersaing
karena murahnya harga kedelai impor. Perlu diketahui
dalam rangka pemenuhan akan kedelai , kita harus
mengimpor kurang lebih 60% dari luar negeri.
4. Intervensi / Campur Tangan Negara Asing terhadap
Ekonomi,
Politik,
Sosial
Budaya
Indonesia
(Non
Fisik / Politik)
Indonesia terjajah bangsa asing! Disadari atau tidak,
kita telah menjadi bangsa yang miskin akibat penjajahan
model baru ini. Negeri tercinta ini memang sudah merdeka
dari penjajahan fisik yang dilakukan oleh negara-negara
kolonialis. Namun penjajahan non-fisik (yakni penjajahan
pemikiran/ideologi, politik, ekonomi, sistem sosial dan
budaya) yang berakar pada Kapitalisme global sering tidak
disadari sebagai bentuk penjajahan. Padahal penjajahan
non-fisik—dalam wujud dominasi Kapitalisme global ini jauh
lebih berbahaya daripada penjajahan fisik.
Lihat saja, di bidang ekonomi, beban utang Indonesia
lebih dari Rp 1.400 triliun. Bahkan para pejabat Indonesia
terus menyerahkan leher Indonesia dijerat utang luar
negeri. Di bidang hukum, yang berlaku di Indonesia 80%
masih hukum Belanda. Penjajah Belanda diusir, namun
hukumnya tetap dipakai dan dilestarikan. Adapun di bidang
perundang-undangan,
pembuatan
perundang-undangan
tidak lepas dari campur tangan asing. Tengoklah nuansa
campur tangan asing dalam UU Sumberdaya Air, UU Migas,
UU Penanaman Modal hingga bahkan RUU Anti Pornografi
dan Pornoaksi.
5. Spionase / Mata-mata Asing (Non Fisik / Politik)
Aksi main singgah di negeri orang tanpa izin yang
diperlihatkan pesawat militer Amerika Serikat (AS)
pertengahan bulan ini di Aceh berbuntut panjang.
Sentimentil pada kecurigaan adanya upaya pihak asing
mengamati tanah air meninggi.
Diyakini, intelejen asing banyak menaruh mata dan
telinganya di Indonesia. Permintaan pengetatan akan
bahaya gerak-gerik mata-mata asing pun deras bergulir.
Pemerintah merespons. Kementerian Pertahanan
(Kemenhan) berujar sudah berhasil menjaring beberapa
nama yang terindikasi bekerja kepada asing untuk
membobol informasi soal negara.
Tindakan selanjutnya kemudian layak ditunggu.
Pertanyaan akankah pemerintah mengikuti jejak Rusia
yang pekan lalu tegas menangkap mata-mata AS pun serta
merta timbul.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Kemenko Polhukam) Republik Indonesia angkat
suara. Menko Polhukam, Djoko Suyanto mengatakan
jajaranya belum mencapai informasi terkait adanya
langkah Kemenhan yang mengaku telah mengetahui
jaringan agen asing di Indonesia.