t pd 0908451 chapter3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah dan untuk menembus batas-batas ketidaktahuan manusia (Riduwan, 2008 : 1). Penelitian juga merupakan suatu proses pengumpulan dan analisis serta interpretasi temuan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah (|Sa’ud, 2007 : 2). Jadi metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, mengolah data dan menarik kesimpulan berkenaan deengan masalah-masalah penelitian tertentu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan desain “Nonequivalent group
pretest-posttest design”. Desain ini sangat umum dan berguna dalam pendidikan,
karena sering tidak mungkin untuk menetapkan subjek penelitian secara acak. Peneliti menggunakan secara utuh kelompok yang telah ditetapkan sebagai subjek, memberikan suatu pretest, mengelola kondisi perlakuan untuk satu kelompok, dan memberikan suatu postes. Desainnya direpresentasikan di bawah ini:
(2)
Group Pretest Tretment Posttest A O X O
B O O
Time (Schumacher, 2001 : 342).
Bagan 3.1
Desain Nonequivalent group pretest-posttest design
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok mendapat perlakuan (treatment) yang berbeda, kelompok eksperimen mendapat perlakua (treatment) berupa penerapan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik kancing gemeincing sedangkan kelompok kontrol mendapat perlakuan (treatment) berupa penerapan metode pembelajaran konvensional yaitu metode pembelajaran reguler yang sudah biasa dilakukan oleh guru. Dengan demikian desain penelitian dimodifikasi menjadi seperti terlihat dalam bagan 3.2 berikut:
Group Pretest Treatment Posttest
A O1 X1 O2
B O1 X2 O2
Bagan 3.2 Desain Penelitian Keterangan:
A : Kelompok Eksperimen B : Kelompok Kontrol
(3)
O1 : Tes awal sebelum perlakuan diberikan
O2 : Tes akhir setelah perlakuan diberikan
X1 : Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing
Gemerincing
X2 : Pembelajaran dengan metode konvensional
B. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak (TK) Bhakti Pertiwi Boros yang berdomisili di Dusun Pangkalan Desa Boros Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. TK ini didirikan tahun 1974 dengan nama TK Angsana Mekar. Pada tahun 2004 Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang Nomor: 421/338/KEP/DISDIK/2004 TK Angsana Mekar diubah namanya menjadi TK Bhakti Pertiwi Boros dengan Nomor Statistik Sekolah 002021001250.
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Akdon, 2008 : 96). Sedangkan Riduwan (2008 : 55) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006 ; 89). Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 90).
(4)
Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok B semester 2 tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah subjek penelitian sebanyak 36 orang anak yang terbagi dalam dua kelas, yaitu Kelas B1 dengan jumlah siswa 18 orang anak dan kelas B2 dengan jumlah siswa 18 orang anak. Dalam penelitian ini kelas B1 dijadikan kelas eksperimen dan kelas B2 dijadikan kelas kontrol. Dalam menentukan kelas eksperimen dan kelas control, peneliti tidak menggunakan teknik sampling tetapi semua anak kelompok B dijadikan sebagai subjek penelitian. Hal ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (1997:5) bahwa penentuan sampel berjumlah kurang dari 100 orang dapat digunakan total sampling artinya seluruh anak menjadi sampel, selain itu baik kelas B1 maupun kelas B2 sama-sama mempunyai struktur yang heterogen.
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kasalahan dalam menafsirkan judul penelitian ini, perlu penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut, sebagai berikut.
1. Efektivitas adalah keefektifan (KBBI, 2000 : 284). Keefektifan itu sendiri diartikan sebagai keberhasilan tentang suatu tindakan. Suatu metode pembelajaran dikatakan efektif apabila dapat memberikan hasil atau berhasil guna dalam meningkatkan prestasi. Seperti yang dikemukakan oleh Russel (1974: 92-95) bahwa suatu model perhitungan mengenai taraf keefektifan dan kelancaran suatu model atau system/pengajaran modul yang mempunyai
(5)
diagnostic dan remedial, yang mempergunakan data/informasi angka nilai (scores) prestasi belajar siswa dengan menggunakan formulasi sebagai berikut. Formula keberhasilan (keefektifan) ialah
Atau
2. Model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing adalah metode pembelajaran yang mendorong anak untuk aktif bertukar pikiran dengan sesamamnya dalam memahami suatu materi pelajaran, anak belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dengan struktur kemampuan yang heterogen.
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif ini peneliti menggunakan teknik kancing gemerincing yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Isjoni, 2010: 79) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing, b) Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap anak didik dalam masing-masing kelompok dua atau tiga buah kancing, c) guru membacakan suatu peristiwa untuk ditanggapi oleh anak, d) setiap kali seorang anak berbicara/mengeluarkan pendapat dia harus menyerahkan salah satu kancingnya, e) anak yang sudah menghabiskan kancingnya tidak
Keefektifan = Terminal behaviors – Entry behaviors
(6)
diperkenankan lagi berbicara dengan maksud memberi kesempatan kepada anak lain untuk berbicara
3. Berbicara didefinisikan secara konseptual oleh Elizabeth B. Hurlock (1978: 176) sebagai bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud.
Menurut Elizabeth Hurlock (1978: 185) belajar berbicara mencakup tiga proses terpisah tetapi saling berhubungan satu sama lain, yakni: belajar mengucapkan kata, membangun kosa kata, dan membentuk kalimat.
Pengembangan aspek-aspek keterampilan berbicara anak TK Bhakti Pertiwi Boros dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Elizabeth Hurlock di atas, yaitu: belajar mengucapkan kata, membangun kosa kata, dan membentuk kalimat.
Dalam penelitian ini secara operasional Keterampilan berbicara didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh anak TK dalam: 1) mengucapkan kata dengan lafal yang benar, 2) mengembangkan jumlah kosa kata, dan 3) menggabungkan kata ke dalam kalimat yang tata bahasanya betul dan dapat dipahami oleh orang lain..
4. Keterampilan sosial secara konseptual didefinisikan oleh Combs & Slaby (dalam Cartledge dan Milburn, 1992:7) sebagai berikut.
…social skill is the ability to interact with other in a given social context in specific ways that are socially acceptable or valued and at the same time personality beneficial, mutually beneficial, or beneficial primarily to other.
(7)
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara yang khusus dapat diterima atau dihargai secara sosial dan pada saat yang sama dapat menguntungkan individu, atau bersifat saling menguntungkan atau menguntungkan orang lain.
Aspek-aspek keterampilan sosial menurut pendapat Cartledge dan Milburn (1992 : 15) sebagaimana dalam daftar berikut:
Social skill list:
1) Self-related behaviors: (a) accepting consequences, (b) ethical
behavior, (c) expressing feelings,(d) positive attitude toward self, (e) responsible behavior, (f) self care.
2) Environmental behaviors: (a) care for the invironment, (b) dealing
with emergencies, (c) lunchroom behavior, (d) movement around environment.
3) Interpersonal behaviors: (a) accepting authority, (b) copipng with
conflict, (c) gaining attention, (d) greeting others, (e) helping others, (f) making conversation, (g) organized play, (h) positive attitude toward others, (i) palying informally, (j) property: own and other.
4) Task-related behaviors: (a) asking and answering question, (b)
attending behavior, (c) classroom discussion, (d) completing task, (e) following directions, (f) group activities, (g) independent work, (h) on-task behavior, (i) performing before others, (j) quality of work.
Pengembangan aspek-aspek keterampilan sosial anak TK Bhakti Pertiwi Boros dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Cartledge dan Milburn di atas, namun tidak seluruh poin dalam setiap aspek diteliti karena terbatasnya waktu dalam penelitian ini. Pengembangan aspek keterampilan sosial yang diteliti meliputi:
1) Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri (self-related behaviors) dengan indikator: merawat diri sendiri, berperilaku etis, misalnya mendengarkan guru ketika guru sedang menjelaskan, menyatakan
(8)
perasaan,dan sikap bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas sampai selesai
2) Perilaku terhadap lingkungan dengan indikator: peduli terhadap kebersihan lingkungan, perilaku saat makan bersama, tindakan terhadap lingkungan, dan gerak-gerik di sekitar lingkungan
3) Perilaku tehadap orang lain (interpersonal behaviors) dengan indikator: penerimaan terhadap orang lain, membantu orang lain, membuat percakapan, sambutan terhadap guru dan teman ketika tiba di sekolah, dan bersikap positif terhadap orang lain.
4) Perilaku yang berhubungan dengan tugas (task-related behaviors) dengan indikator: bertanya dan menjawab pertanyaan, partisipasi dalam diskusi kelas, partisipasi dalam kegiatan kelompok, mengikuti petunjuk guru dalam mengerjakan tugas, dan kualitas pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas secara operasional keterampilan sosial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan anak TK dalam melakukan interaksi dengan menunjukkan: 1) perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, 2) perilaku yang berhubungan dengan lingkungan, 3) perilaku terhadap orang lain, dan 4) perilaku yang berhubungan dengan tugas, sehingga dapat diterima secara sosial dan mempunyai keuntungan positif bagi anak itu sendiri, bagi orang lain, dan bahkan saling menguntungkan diantara keduanya.
(9)
D. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data, dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian. Salah satu ciri instrumen yang baik adalah instrumen tersebut valid dan reliabel. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (1999 : 160) yang menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas.
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas sebelum instrumen tersebut digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, instrumen tersebut diujikan terlebih dahulu di TK lain yaitu di kelompok B TK PGRI Mekarsari Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang dengan jumlah anak sebanyak 24 anak .
Sebelum instrumen penelitian diujicobakan instrumen tersebut disusun dalam dua bagian yaitu instrumen keterampilan berbicara dan instrumen keterampilan sosial. Instrumen keterampilan berbicara terdiri dari 30 item pertanyaan dan instrumen keterampilan sosial terdiri dari 41 item pertanyaan. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Keterampilan Berbicara
SUB VARIABEL INDIKATOR ITEM PERTANYAAN TPD
a.Mengucapkan kata dengan lafal yang benar
1. Mengucap ulang kata-kata benda alat-alat pertanian yang diucapkan guru dengan lafal yang benar
1) Anak mampu mengucap ulang kata-kata benda di bidang pertanian yang diucapkan guru dengan lafal yang benar
Observasi
2. Menyebutkan minimal dua kata dari suku kata awal yang disediakan guru
2) Anak mampu menyebutkan minimal dua kata dari suku kata awal yang disediakan guru
(10)
kata dari suku kata akhir yang disediakan guru
minimal dua kata dari suku kata akhir yang disediakan guru
4. Menyebutkan minimal dua kata yang hampir sama bunyinya dengan lafal yang benar
4) Anak mampu menyebutkan minimal dua kata yang hamper sama bunyinya dengan lafal yang benar 5) Anak mampu membedakan
arti dari dua kata yang hamper sama bunyinya b.Mengembangkan
jumlah kosa kata
5. Menggunakan kosa kata umum (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu, kata keterangan posisi) dalam percakapan
6) Anak mampu menggunakan kata-kata benda di bidang pertanian (cangkul, sabit, pupuk) dalam percakapan dengan benar
7) Anak mampu menggunakan kata kerja yang berhubungan dengan istilah pertanian (menanam, menyiram, memupuk, memanen) dalam suatu percakapan
8) Anak mampu menggunakan kata keterangan posisi (di atas, di bawah, di kiri, di kanan) dalam suatu percakapan
9) Anak dapat menggunakan kata keterangan waktu (pagi, siang, malam) dalam suatu percakapan
10) Anak mampu menggunakan kata sifat (malas, rajin, boros, hemat) dalam suatu percakapan
6. Menggunakan kosa kata khusus (kosa kata warna, kosa kata uang, kosa kata bilangan) dalam
percakapan
11) Anak mampu menggunakan kosa kata bilangan dalam suatu percakapan
12) Anak mampumenggunakan kosa kata warna (merah, kuning, biru, hijau) dalam suatu percakapan
13) Anak mampu menggunakan kosa kata uang (lima ratus rupiah, seribu rupiah, dua ribu rupiah) dalam suatu percakapan
c.Menggabungkan kata ke dalam kalimat yang tata bahasanya betul dan dapat dipahami oleh orang lain
7. Melengkapi kalimat-kalimat yang belum sempurna secara logis
14) Anak mampu melengkapi kalimat yang belum sempurna dengan kata-kata sendiri
15) Anak mampu melengkapi kalimat yang belum sempurna dengan
menghubungkan potongan-potongan gambar
(11)
8. Menyusun kalimat-kalimat tunggal yang berpola (predikat, predikat-objek, subjek-predikat-keterangan) berdasarkan gambar yang disediakan guru.
16) Anak mampu menyusun kalimat tunggal berpola subjek-predikat-objek berdasarkan gambar yang disediakan guru
17) Anak mampu menyusun kalimat tunggal berpola subjek-predikat berdasarkan gambar yang disediakan guru
18) Anak mampu menyusun kalimat tunggal berpola subjek-predikat-keterangan berdasarkan gambar yang disediakan guru
9. Menggunakan kalimat kalimat permintaan dengan baik
19) Anak mampu mampu menyampaikan permintaan maaf kepada temannya dengan kalimat yang benar 20) Anak mampu mampu
menyampaikan permintaan tolong kepada temannya dengan kalimat yang benar 10.Bertanya dengan
menggunakan variasi kata tanya: apa, kapan, berapa, bagaimana.
21) Anak mampu mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “berapa”
22) Anak mampu mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “kapan”
23) Anak mampu mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “apa”
24) Anak mampu mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “bagaimana”
11.menceritakan kembali cerita yang dibacakan oleh guru secara urut
25) Anak mampu menceritakan kembali cerita berjudul “Bahaya Bermain Api” yang telah dibacakan guru 12. Menyampaikan
pendapatnya dengan kalimat yang dapat dipahami orang lain tentang suatu peristiwa yang dibacakan guru.
26) Anak mampu mengungkapkan
pendapatnya tentang suatu peristiwa yang di bacakan guru
27) Anak mamppu
menyampaikan perasaannya tentang suatu peristiwa yang dibacakan guru
28) Anak mampu menceritakan isi gambar yang dibuatnya sendiri
(12)
29) Anak mampu mencertakan isi gambar yang diberikan guru secara sederhana 30) Anak mampu menceritakan
pengalmannya ketika berkunjung ke pedesaan, perkotaan, pesisir, dan pegunungan.
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
Keterampilan Sosial
SUB VARIABEL INDIKATOR ITEM PERTANYAAN TPD
a. Perilaku yng berhubungan dengan lingkungan
1. Peduli terhadap kebersihan lingkungan
1) Anak mampu membuang sampah pada tempatnya
Observasi 2) Anak mampu merapihkan
kembali mainan yang sudah digunakannya
3) Anak mampu menggunkan peralatan dan barang-barang di kelas dengan benar 2. Peduli terhadap keadaan
bahaya
4) Anak mampu
mengidentifikasi keadaan bahaya di sekolah yang harus dilaporkan kepada guru
3. Perilaku saat makan bersama 5) Anak mampu berdoa sebelum dan sesudah makan 6) Anak mampu membiasakan
diri mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan 7) Tidak mengeluarkan suara
saat makan 4. Gerak-gerik di sekitar
lingkungan
8) Anak mampu berbicara di depan kelas sendiri dengan suara ramah dan teratur 9) Anak mampu membiasakan
diri masuk kelas dan duduk tanpa menggangu teman b. Perilaku terhadap
orang lain
5. Penerimaan terhadap orang lain
10)Anak dapat menerima semua teman dalam kelompok belajarnya yang baru
11)Tersenyum ketika bertemu teman
12)Menyalami guru ketika datang dan pulang sekolah 6. Membantu teman yang
mendapat kesulitan
13)Anak mau membantu teman yang sedang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas
(13)
14)Anak mau meminjamkan alat tulisnya kepaa temn yang membutuhkan 7. Membuat percakapan dengan
teman saat istirahat
15)Anak mampu membuat percakapan dengan teman saat istirahat
16)Mau memberikan perhatian kepada teman yang sedang berbicara
17)Memperhatikan teman yang sedang berbicara
8. Mengorganisasikan permainan 18)Anak mampu mengikuti aturan ketika memainkan suatu permainan. 19)Menerima kekalahan dan
memberikann selamat kepada pemenang dalam permainan kompetisi 9. Bermain secara informal 20)Anak mampu bermain
bersama temannya saat istirahat
10.Menjaga milik orang lain 21)Meminta ijin jika mau meminjam alat tulis teman 22)Mengembalikan lagi alat
tulis teman yang dipinjamnya tanpa merusaknya c. Perilaku
berhubungan dengan diri
1. Berperilaku etis, 23)Anak mampu membedakan perilaku yang benar salah dalam suatu persoalan 2. Menyatakan perasaannya
terhadap peristiwa yang dibacakan guru
24)Anak mampu myatakan persaan yang sedang dialaminya kepada teman 25)Anak mampu menyatakan
perasaan atau suasana hati secara lisan
3. Bersikap positif terhadap diri sendiri
26)Anak mampu mengatakan terima kasih ketika mendapatkan pujian 27)Membuat pernyataan positif
ketika ditanya tentang diri sendiri
4. Sikap bertanggung jawabdalam mengerjakan tugas sampai selesai
28)Anak memiliki sikap bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas sampai selesai
29)Anak bertanggung jawab menyampaikan pesan dari orang tua kepada guru 5. Mampu merawat diri
sendiri
30)Anak mampu menjaga kebersihan pakaian seragam yang dipakainya
(14)
31)Anak mampu menjaga kebersihan dan kerapihan rambutnya
32)Anak mampu menjaga kebersihan kuku d. Perilaku yang
berhubungan dengan tugas
1. Bertanya dan menjawab pertanyaan
33)Anak mampu mengajukan pertanyaan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan 34)Anak mampu menjawab
pertanyaan guru dengan sukarela
2. Menunjukkan perilaku memperhatikan
35)Anak mampu
memperhatikan ketika guru memberikan penjelasan 36)Memperhatikan teman yang
sedang mengungkapkan pendapat
3. Partisipasi dalam kegiatan kelompok
37)Bekerja sama dengan teman saat mengerjakan tugas 4. Mengikuti petunjuk guru
dalam mengerjakan tugas
38)Anak mampu mengikuti petunjuk guru saat mengerjakan tugas 5. Berpartisipasi dalam
diskusi kelas
39)Anak mampu
mengemukakan pendapat saat diskusi kelas 6. Menunjukkan perilaku
aktif dalam mengerjakan tugas
40)Berpartisipasi aktif dalam mengerjakan tugas kelompok
7. Memperhatikan kualitas pekerjaan
41)Memeriksa kembali pekerjaan untuk menghindari kesalahan
Setelah diuji validitas dan reliabilitasnya maka diperoleh hasil untuk keterampilan berbicara 25 item pertanyaan dinyatakan valid dan 5 item pertanyaan dinyatakan tidak valid, untuk keterampilan sosial 35 item pertanyaan dinyatakan valid dan 6 item pertanyaan tidak valid.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Setelah instrumen disusun, tahap selanjutnya yaitu melakukan uji coba terhadap instrumen tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen
(15)
tersebut valid atau tepat terhadap aspek yang diukur (Arikunto, 2001 ; 144). Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. 1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Menurut Akdon (2008) Jika instrumen itu valid maka alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu dikatakan valid dan bisa digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Atas dasar tersebut, maka instrumen ini diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas. Validitas instrumen diuji cobakan pada anak Kelompok B yang secara umum mempunyai tingkat yang sama tentang keterampilan berbicara dan keterampilan sosial dengan kelompok anak yang akan dijadikan kelompok dalam penelitian ini. Uji coba validitas instrumen dilakukan pada anak-anak kelompok B sebanyak 24 orang anak di TK PGRI Mekarsari yang beralamat di Dusun Cimuncang Desa Mulyamekar Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.
Suatu pernyataan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,300 (Kaplan &Saccuzo, 1993).
Uji validitas yang digunakan untuk instrumen berupa skor dikotomi yaitu bernilai 0 dan 1 digunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
=
∑
− ∑
∑
∑
− ∑
∑
− ∑
(16)
Keterangan:
N = Jumlah peserta tes X = Skor item
Y = Skor total
r
xy = koefisien korelasi antara X dan YSelanjutnya interpretasi koefisien korelasi validitas yang diperoleh menggunakan klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990 : 147) seperti terlihat pada tabel 3.2.
Untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir (X) dan skor total (Y), dengan kriteria:
1. Bila Rhitung≥ Rkritis maka butir instrumen valid
2. Bila Rhitung≤ Rkritis maka butir instrumen tidak valid
(Sugiyono, 2009).
Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen penelitian untuk mengukur peningkatan keterampilan berbicara dan keterampilan sosial anak dapat kita lihat mana instrumen penelitian yang valid dan mana yang tidak valid (lihat lampiran E).
Persentase item pertanyaan keterampilan berbicara yang valid dan tidak valid berdasarkan hasil analisis validitas dapat dilihat dalam tabel 3.3 berikut.
(17)
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Persentase Instrumen Keterampilan Berbicara Tingkat
Validitas
Nomor Soal Total %
Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 1, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 29
25 83,33
Tidak Valid 5, 21, 25, 28, 30 5 16,67
Jumlah 30 100
Dari tabel 3.3 dapat diketahui bahwa dari 30 item pertanyaan yang diuji cobakan diperoleh soal yang valid sebanyak 25 soal atau sekitar 83,33 persen dari seluruh item pertanyaan yang diajukan. Sementara item pertanyaaan yang tidak valid sebanyak 5 soal atau 16,67 persen dari seluruh item pertanyaan.
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen keterampilan berbicara dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah item pertanyaan yang valid sebanyak 25 item pertnyaan.
Instrumen penelitian keterampilan berbicara hasil uji coba tersebut disusun dalam tabel kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat dalam table 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Berbicara
SUB VARIABEL INDIKATOR TEKNIK
PULTA
BUTIR SOAL a. Mengucapkan
kata dengan lafal yang benar
1. Mengucap ulang kata-kata benda alat-alat pertanian yang diucapkan guru dengan lafal yang benar
(18)
a. Mengembangkan jumlah kosa kata
2. Menyebutkan minimal dua kata dari suku kata awal yang disediakan guru
3. Menyebutkan minimal dua kata dari suku kata akhir yang disediakan guru
4. Menyebutkan minimal dua kata yang hampir sama bunyinya dengan lafal yang benar
1. Menggunakan kosa kata umum (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu, kata keterangan posisi) dalam percakapan
2. Menggunakan kosa kata khusus (kosa kata warna, kosa kata uang, kosa kata bilangan) dalam
percakapan
3
8
21
2, 4, 10, 14, 22
(19)
b. Menggabungkan kata ke dalam kalimat yang tata bahasanya betul dan dapat dipahami oleh orang lain
1. Melengkapi kalimat-kalimat yang belum sempurna secara logis 2. Menyusun kalimat-kalimat
tunggal yang berpola (predikat, predikat-objek, subjek-predikat-keterangan) berdasarkan gambar yang disediakan guru.
3. Menggunakan kalimat kalimat permintaan dengan baik 4. Bertanya dengan
menggunakan variasi kata tanya: apa, kapan, berapa. 5. menceritakan kembali
cerita yang dibacakan oleh guru secara urut
6. Menyampaikan pendapatnya dengan kalimat yang dapat dipahami orang lain
17, 18
5, 11, 24
20
6, 15, 19
16
(20)
tentang suatu peristiwa yang dibacakan guru.
Sedangkan persentase item pertanyaan keterampilan sosial yang valid dan tidak valid berdasarkan hasil analisis validitas dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Persentase Instrumen Keterampilan Sosial Tingkat
Validitas
Nomor Soal Total %
Valid 1, 2, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 1, 20, 21,22, 23, 25,26, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41.
35 85,37
Tidak Valid 3, 11, 14, 19, 24, 27. 6 14,63
Jumlah 41 100
Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa dari 41 item pertanyaan yang diuji cobakan diperoleh soal yang valid sebanyak 35 soal atau sekitar 85,37 persen dari seluruh item pertanyaan yang diajukan. Sementara item pertanyaaan yang tidak valid sebanyak 6 soal atau 14,63 persen dari seluruh item pertanyaan.
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen keterampilan sosial dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah item pertanyaan yang valid sebanyak 35 item pertnyaan.
Instrumen penelitian keterampilan sosial hasil uji coba tersebut disusun dalam tabel kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.6 berikut.
(21)
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Sosial
SUB VARIABEL INDIKATOR TEKNIK
PULTA
BUTIR SOAL a. Perilaku terhadap
lingkungan
a. Perilaku terhadap orang lain
1. Peduli terhadap
kebersihan lingkungan 2. Peduli terhadap
keadaan bahaya 3. Perilaku saat makan
bersama
4. Gerak-gerik di sekitar lingkungan
1. Penerimaan terhadap orang lain
2. Sambutan terhadap teman dan guru ketika tiba di sekolah
3. Membantu teman yang mendapat kesulitan 4. Membuat percakapan
dengan teman saat istirahat
5. Mengorganisasikan permainan
Obsevasi 4, 17
27
3,14,23
19, 28
1
25, 26
7
5, 9, 32
(22)
b. Perilaku berhubungan dengan diri
c. Perilaku yang berhubungan dengan tugas
6. Bermain secara informal
7. Menjaga milik orang lain
1. Berperilaku etis, 2. Menyatakan
perasaannya terhadap peristiwa yang dibacakan guru 3. Bersikap positif
terhadap diri sendiri 4. Sikap bertanggung
jawab dalam mengerjakan tugas sampai selesai 5. Mampu merawat diri
sendiri
1. Bertanya dan
menjawab pertanyaan 2. Menunjukkan perilaku
memperhatikan 3. Partisipasi dalam
kegiatan kelompok
16
29, 30
18 31
2
20
10, 15, 33
34, 35
12, 22
(23)
4. Mengikuti petunjuk guru dalam
mengerjakan tugas 5. Berpartisipasi dalam
diskusi kelas
6. Menunjukkan perilaku aktif dalam
mengerjakan tugas 7. Memperhatikan
kualitas pekerjaan
13
21
11
6
2. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris yaitu reliable yang artinya dapat dipercaya. Sebuah tes dikatakan reliabel jika hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan apabila diteskan berkali-kali. Singarimbun (1995) menyatakan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat dipercaya atau diandalkan dalam kegiatan pengumpulan data. Jika suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil pengukuran yang sama diperoleh relatif konsisten maka alat ukur atau instrumen tersebut reliabel.
Sekumpulan pernyataan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,700 (Kaplan, 1993).
(24)
Uji reliabilitas yamg digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half), rumusnya adalah sebagai berikut:
=
2
1 +
Keterangan:= reliabilitas seluruh instrumen
= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Selanjutnya dilakukan penginterpretasian nilai reliabilitas internal (
r
i) yang diperoleh, untuk mengetahui tinggi randahnya reliabilitas instrumen yang dibuat, menurut J.P Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990 : 117) adalah sebagai berikut:Tabel 3.7
Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas Nilai r11 Interpretasi
r11 ≤0,20
0,20 < r11 ≤0,40
0,40< r11 ≤0,60 0,60 < r11 ≤0,80 0,80 < r11 ≤1,00
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Hasil perhitungan uji coba instrumen keterampilan berbicara diperoleh koefisien reliabilitas ri = 0,97 berarti berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi.
(25)
Hasil perhitungan uji coba insrumen keterampilan sosial diperoleh koefisien korelasi r1= 0,83, berarti berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa keterampilan berbicara dan keterampilan sosial anak sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing maupun dengan menggunakan metode pembelajaran metode konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan studi dokumentasi dan kepustakaan.
1. Observasi
Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2007 : 203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang di amati tidak terlalu besar.
Aspek-aspek perkembangan anak yang diobservasi dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara anak dan keterampilan sosial anak usia dini. Aspek keterampilan berbicara yang diobservasi dalam penelitian ini meliputi tiga dimensi, yaitu: mengucapkan kata dengan lafal yang benar, mengembangkan jumlah kosa kata, dan menggabungkan kata ke dalam kalimat yang tata bahasanya benar. Sedangkan aspek keteampilan sosial meliputi empat dimensi, yaitu:
(26)
perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri, perilaku yang berhubungan dengan lingkungan, perilaku terhadap orang lain, dan perilaku yang berhubungan dengan tugas.
Pedoman observasi dalam penelitian ini sudah mempunyai kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Skor 1 dan 0 dijadikan acuan apakah keterampilan bicara dan keterampilan sosial anak sudah berkembang atau belum. Hal ini untuk melihat apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan keterampilan sosial anak usia dini di TK Bhakti Pertiwi Boros. Pedoman observasi keterampilan berbicara dapat dilihat pada Lampiran C. Sedangkan pedoman observasi keterampilan sosial dapat dilihat pada Lampiran D.
Pada saat proses observasi, peneliti dan guru menjadi pengamat (observer) dan memberikan nilai sesuai dengan kriteria penilaian yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Kriteria penilaian tersebut adalah nilai 1 dan 0 untuk pernyataan positif, 0 dan 1 untuk pernyataan negatif. Secara umum diberi nilai 1, apabila anak dapat melakukan apa yang diharapkan dan 0 apabila anak tidak dapat melakukan apa yang diharapkan atau sebaliknya untuk bentuk pernyataan negatif. Kriteria penilaian dalam pedoman observasi disajikan lebih rinci sesuai dengan perintah yang mewakili satu variabel, maka satu variabel memiliki kriteria tertentu.
(27)
2. Studi Dokumentasi dan Kepustakaan
Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang bersifat administratif dan data-data kegiatan yang terdokumentasikan sebagai bukti adanya kegiatan pembelajaran di TK Bhakti Pertiwi boros. Sedangkan studi kepustakaan dimaksudkan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca, menelaah, mengkaji dan mempelajari buku-buku, laporan, pendapat-pendapat dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Instrumen data secara lengkap disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.8 Instrumen Data
No. Sumber Data Jenis Data Teknik Pulta Instrumen
1. Anak Keterampilan
Berbicara dan Keterampilan Sosial Anak Observasi (Pretes) Pedoman observasi untuk melihat keterampilan berbicara dan keterampilan social
2. Anak Penerapan metode
Pembelajaran Kooperatif
Perlakuan Penerapan Metode Kooperatif 3. Anak Keterampilan berbicara
dan ketrampilan sosial
Observasi (Postes) Pedoman observasi untuk melihat keterampilan berbicara dan keterampilan social
4. Guru Data Perencanaan
Pembelajaran
Studi Dokumentasi
RKH dan RKM
(28)
G. Teknik analisis Data
Untuk menganalisis data yang berkaitan dengan hasil pretes, postes, dan indeks gain dari data keterampilan berbicara dan keterampilan sosial, yaitu dengan cara menguji normalitas, menguji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data merupakan syarat dalam melakukan uji kesamaan rata-rata. Cara melakukan uji normalitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 13,0 for windows, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Klik analyze>Descriptive >Explore
b. Klik variable eksperimen sebagai defendant list dan variable control sebagai
factor list
c. Pilih jendela Explore, klik Plots dan klik Normality plots with test > Klik
continue
d. Kemudian klik OK dan lihat bagian Test of Normality
Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya > 0,05. Jika sudah dipastikan kedua sampel berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas variansi. Apabila salah satu kelas atau keduanya tidak normal, dilakukan uji statistik nonparametrik.
2. Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui homogenitas kedua variansi data dari kelas eksperimen dan kelas control. Cara melakukan uji
(29)
homogenitas variansi yang akan dilakukan dalam peneleitian ini menggunakan SPSS 13,0 for windows, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Buka file yang telah dibuat b. Pilih menu analyze
c. Pilih Compare Mean
d. Pilih One-Way ANOVA> muncul kotak dialog One-Way ANOVA
e. Sorot variable nilai masukan ke kolom Defendant List
f. Sorot variable kode kemudian masukan ke kolom Factor List
g. Pilih Option kemudian pilih Homogenity of Variance
h. Klik Continue > Klik OK
Selanjutnya akan didapatkan hasil uji homogenitas variansi berdasarkan uji Lavene. Kedua sampel homogen kalau signifikansinya > 0,05 dan tidak homogen untuk signifikansi yang lain. Apabila kedua variansinya homogen, maka akan dilanjutkan dengan uji-t, jika tidak homogen akan menggunakan uji-t’. 3. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Cara melakukan uji homogenitas variansi yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 13,0 for windows, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Buka file
b. Pilih menu Analyze > Compare Means > Independent-Sample T Test
kemudian akan muncul kotak dialog Independent-Sample T Test
(30)
d. Sorot variable kode kemudian masukkanke kolom Grouping Variable. e. Klik Define group, isikan 1 untuk kolom Group dan 2 untuk Group 2. f. Klik continue
g. Klik Option> pada confidence interval isi dengan 95 %. h. Klik continue> klik OK
Pada output terdapat dua hasil uji kesamaan dua rata-rata. Hasil pertama merupakan hasil uji kesamaan dua rata-rata dengan asumsi variansi kedua kelas homogen, dan hasil yang kedua merupakan hasil uji kesamaan dua rata-rata dengan asumsi variansi kedua kelas tidak homogen (Uji-t’). Pilih hasil Uji-t sesuai dengan hasil uji homogenitas variansi. Ada-tidaknya perbedaan dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat perbedaan, selain itu berarti terdapat perbedaan.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian dengan penerapan model pembelajaran kooparatif dalam meningkatkan keterampilan berbicara dan keterampilan sosial anak usia dini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yaitu: persiapan, penjajagan, pelaksanaan, dan analisis.
Tahapan Persiapan, tahapan pertama diawali dengan: a) studi literatur terhadap program pembelajaran dan buku-buku pendidikan anak usia dini untuk menganalisis konsep-konsep penting yang akan diajarkan, b) menyusun skenario pembelajaran tentang penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kaning gemerincing yang dikembangkan dari definisi konsep, indikator keterampilan
(31)
berbicara dan keterampilan sosial yang dikembangkan, satuan kegiatan harian, satuan kegiatan mingguan, media, penilaian, dan alokasi waktu, c) studi pengembangan keterampilan berbicara dan keterampilan sosial untuk menentukan instrumen yang akan dikembangkan melalui lembaran observasi. Instrumen ini didiskusikan dengan pembimbing.
Tahap penjajagan, tahapan ini dimulai dengan diskusi antara peneliti dengan guru kelas B TK Bhakti Pertiwi Boros tentang rencana penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing sekaligus menetapkan jadwal penelitian dan kelas yang akan menjadi sampel penelitian.
Tahap pelaksanaan, pada tahap pelaksanaan ini dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing sesuai dengan rencana dan jadwal kegiatan yang telah dipersiapkan. Jadwal kegiatan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.9
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan
1.
2.
3.
Kamis, Jumat, Sabtu/ 26, 27, 28 Mei 2011
Selasa/ 7 Juni 2011
Senin, Selasa/13, 14 Juni 2011
Melatih guru menerapkan metode pembelajaran kooperatif
Pengujian Instrumen
Pretes
Guru TK Bhakti Pertiwi Boros Kelas B1
Kelas B TK PGRI Mekarsari
Kelas eksperimen (B1) dan Kelas Kontrol (B2) TK Bhakti Pertiwi Boros
(32)
4.
5.
Rabu s.d. Selasa/ 15 -18, 20,21 Juni 2011
Rabu, Kamis/ 22,23 Juni 2011
Pelaksanaan penerapan metode pembelajaran kooperatif
Metode koonvensional
Postes
Kelas eksperimen (B1)
Kelas kontrol (B2)
Kelas eksperimen dan kelas control
Tahap Analisis, setelah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif selesai, data yang telah dikumpulkan dianalisis dan diolah secara statistik untuk data kuantitatif dan deskriptif untuk data kualitatif.
(33)
Bagan 3.3 Alur Proses Penelitian
Identifikasi Masalah
Observasi Awal
Tes awal
Kelas kontrol Kelas eksperimen
Pembelajaran dengan metode
konvensional
Pembelajaran dengan metode
pembelajaran kooperatif
Tes Akhir
Analisis Data
(34)
I. Hasil Analisis Data
1. Keterampilan Berbicara untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil observasi keterampilan berbicara anak usia dini dianalisis dari data penguasaan awal (pretes), penguasaan akhir (postes), serta akan ditinjau dari peningkatannya dengan cara menghitung indeks gain ternormalisasi.
a. Penguasaan Awal
Untuk melihat kemampuan awal anak dalam keterampilan berbicara antara yang menggunakan metode pembelajaran koopertif teknik kancing gemerincing dengan yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, dilakukan analisis dari data hasil pretes sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data kemampuan awal anak, baik yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ataupun yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.10
Satistik Deskriptif Skor Pretes Keterampilan Berbicara Anak
eksperimen kontrol
N Valid 18 18
Missing 18 18
Mean 17.5556 17.5000
Median 18.0000 17.5000
Std. Deviation 1.38148 1.29479
Variance 1.908 1.676
Minimum 14.00 15.00
Maximum 20.00 20.00
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 17,56 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 17,50. Sehingga terdapat perbedaan
(35)
diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya >0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.11
Uji Normalitas Data Pretes Keterampilan Berbicara
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statisti
c df Sig. Statistic df Sig.
eksperimen .182 18 .120 .929 18 .185
kontrol .150 18 .200(*) .956 18 .528
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen sebesar 0,120 dan kelas kontrol sebesar 0.200 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sshingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya,
(36)
apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.12
Uji Homogenitas Varians Skor Pretes Keterampilan Berbicara Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.001 1 34 .981
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,981, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunakan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal anak dalam keterampilan berbicara.
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal anak. dalam keterampilan berbicara.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara keterampilan berbicara yang pembelajarannya
(37)
menerapkan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. >0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.13 berikut.
Tabel 3.13
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Pretes Keterampilan Berbicara
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,902 dan nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05. maka H0 diterima, artinya tidak
terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal anak dalam keterampilan berbicara kedua kelas sama.
b. Penguasaan Akhir
Untuk melihat kemampuan akhir anak dalam keterampilan berbicara antara yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dengan yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil postest setelah pembelajaran dilaksanakan.
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai kemampuan akhir anak setelah pembelajaran dilaksanakan, baik
t-test for Equality of Means T Df Sig. (2-tailed)
Pretes Equal variances assumed .124 34 .902
Equal variances not
(38)
yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing dengan yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.14
Statistik deskriftif Skor Postes Keterampilan Berbicara
eksperime
n kontrol
N Valid 18 18
Missing 18 18
Mean 22.2778 20.0000
Median 22.5000 20.0000
Std. Deviation 1.40610 1.18818
Variance 1.977 1.412
Minimum 20.00 18.00
Maximum 24.00 22.00
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 22,28 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 20,00. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya >0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel berikut.
(39)
Tabel 3.15
Uji Normalitas Data Postes keterampilan Berbicara
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. eksperime
n .196 18 .065 .890 18 .039
kontrol .167 18 .200(*) .932 18 .209
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas pada uji Kolmogorov-Smirnov bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen 0,065 dan untuk kelas kontrol sebesar 0.200 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.16
Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Berbicara Levene
Statistic df1 df2 Sig.
(40)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,271, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir anak dalam keterampilan berbicara
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir anak dalam keterampilan berbicara.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara penguasaan kosa kata yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerining dengan yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. >0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.17 berikut.
(41)
Tabel 3.17
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Berbicara
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed)
nilai Equal variances
assumed 5.250 34 .000
Equal variances
not assumed 5.250 33.079 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 22,28 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 20,00, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam keterampilan berbicara antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif lebih baik dari anak yang memperoleh metode pembelajaran konvensional.
c. Peningkatan Keterampilan Berbicara
Untuk melihat peningkatan kemampuan akhir siswa dalam keterampilan berbicara antara yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil perhitungan indeks gain ternormalisasi yang diperoleh dari hasil postest dan
pretest.
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai peningkatan keterampilan berbicara, baik yang pembelajarannya
(42)
menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ataupun yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.18
Statistik Deskriftif Skor Pretes Peningkatan Keterampilan berbicara
eksperime
n kontrol
N Valid 18 18
Missing 18 18
Mean .6322 .1428
Median .6350 .1200
Std. Deviation .19148 .06182
Variance .037 .004
Minimum .17 .06
Maximum .88 .28
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata peningkatan penguasaan keterampilan berbicara kelas eksperimen yaitu 0,63 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 0,14. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak, akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya > 0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel 3.20 berikut.
(43)
Tabel 3.19
Uji Normalitas Data Peningkatan Keterampilan Berbicara
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. eksperime
n .167 18 .199 .919 18 .127
kontrol .199 18 .057 .922 18 .140
a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen 0,199 dan untuk kelas kontrol sebesar 0.057 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.20
Hasil Uji Homogenitas Varians peningkatan Keterampilan Berbicara Levene
Statistic df1 df2 Sig.
(44)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,213, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara peningkatan keterampilan berbicara yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.22 berikut.
(45)
Tabel 3.21
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata
t-test for Equality of Means
T df Sig. (2-tailed)
nilai Equal variances
assumed 10.320 34 .000
Equal variances
not assumed 10.320 20.505 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. untuk Equal variance not
assumed (t-aksen) sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan
0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua
kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 0,63 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 0,14, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan berbicara antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.
2. Keterampilan Sosial untuk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Hasil observasi keterampilan sosial anak usia dini akan dianalisis dari data penguasaan awal (pretest), penguasaan akhir (postest), serta akan ditinjau dari peningkatannya dengan cara menghitung indeks gain ternormalisasi.
a. Penguasaan Awal
Untuk melihat kemampuan awal anak dalam keterampilan sosial antara yang menggunakan pembelajaran metode pembelajaran kooperatif dengan yang
(46)
menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil
pretes sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai kemampuan awal anak, baik yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif ataupun yang menggunakan pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.22
Statistik Descriptif Pretes Keterampilan Sosial
eksperimen Kontrol
N Valid 18 18
Missing 0 0
Mean 22.5556 24.1111
Std. Deviation 1.38148 1.18266
Minimum 19.00 22.00
Maximum 25.00 26.00
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 22,56 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 24,11. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya >0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel berikut.
(47)
Tabel 3.23
Hasil Uji Normalitas Skor Pretes Keterampilan sosial
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .182 18 .120 .929 18 .185
Kontrol .185 18 .106 .926 18 .167
a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen 0,120 dan kelas kontrol sebesar 0.106 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang akan menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.24
Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Pretes Keterampilan sosial
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.264 1 34 .611
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,611, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa
(48)
kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal anak dalam keterampilan soaial.
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal anak dalam keterampilan sosial.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara penguasaan kosa kata yang pembelajarannya akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang akan menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. >0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.25 berikut.
Tabel 3.25
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Pretes Keterampilan Sosial
t-test for Equality of Means T Df Sig. (2-tailed) Pretes Equal variances assumed
-1.440 34 .159
Equal variances not assumed
(49)
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,159 dan nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05. maka H0 diterima, artinya tidak
terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal anak dalam keterampilan sosial kedua kelas sama.
b. Penguasaan Akhir
Untuk melihat kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial antara yang menggunakan pembelajaran metode pembelajaran kooperatif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil
postest setelah pembelajaran dilaksanakan.
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai kemampuan akhir anak setelah pembelajaran dilaksanakan, baik yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif ataupun yang menggunakan pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.26
Statistik deskriptif Skor Postes Keterampilan Sosial
eksperimen Kontrol
N Valid 18 18
Missing 18 18
Mean 31.7222 26.8333
Std. Deviation 1.31978 1.33945
Minimum 29.00 24.00
Maximum 34.00 29.00
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 31,72 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 26,83. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan
(50)
rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya >0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.27
Hasil Uji Normalitas Skor Postes Keterampilan sosial
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .194 18 .070 .940 18 .295
Kontrol .127 18 .200(*) .946 18 .364
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas pada uji Kolmogorov-Smirnov bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen 0,070 dan kelas kontrol sebesar 0.200 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut
(51)
homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.28
Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.003 1 34 .324
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,324, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara keterampilan sosial yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. >0,05 maka tidak terdapat perbedaan
(52)
rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.30 berikut.
Tabel 3.29
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial
t-test for Equality of Means
T df Sig. (2-tailed)
Postes Equal variances
assumed 10.910 34 .000
Equal variances
not assumed 10.910 33.199 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 31,71 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 26,50, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam keterampilan sosial antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.
c. Peningkatan Keterampilan Sosial
Untuk melihat peningkatan kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial antara yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil perhitungan indeks gain ternormalisasi yang diperoleh dari hasil postest dan
(53)
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai peningkatan keterampilan sosial, baik yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ataupun yang menggunakan pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.310
Statistik Deskriptif Peningkatan Keterampilan Sosial
eksperimen Kontrol
N Valid 18 18
Missing 18 18
Mean .7356 .2128
Std. Deviation .10556 .14041
Minimum .54 .00
Maximum .92 .50
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata peningkatan keterampilan sosial kelas eksperimen yaitu 0,74 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 0,21. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak, akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya > 0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel 3.32 berikut.
(54)
Tabel 3.31
Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .101 18 .200(*) .962 18 .637
Kontrol .148 18 .200(*) .920 18 .129
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen ataupun kelas kontrol sebesar 0.200 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.32
Uji Homogenitas Varians Levene
Statistic df1 df2 Sig.
(55)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,275, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan sosial
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan sosial.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara peningkatan keterampilan sosial yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 4.34 berikut.
(56)
Tabel 3.33
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Keterampilan Sosial
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed)
N-GAIN Equal variances
assumed 12.626 34 .000
Equal variances
not assumed 12.626 31.565 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 0,74 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 0,21, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan sosial antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembalajaran kooperatif lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.
(1)
homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.28
Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.003 1 34 .324
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,324, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara keterampilan sosial yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. >0,05 maka tidak terdapat perbedaan
(2)
rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3.30 berikut.
Tabel 3.29
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial
t-test for Equality of Means
T df Sig. (2-tailed)
Postes Equal variances
assumed 10.910 34 .000
Equal variances
not assumed 10.910 33.199 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 31,71 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 26,50, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam keterampilan sosial antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.
c. Peningkatan Keterampilan Sosial
Untuk melihat peningkatan kemampuan akhir anak dalam keterampilan sosial antara yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, akan dilakukan analisis dari data hasil perhitungan indeks gain ternormalisasi yang diperoleh dari hasil postest dan pretest.
(3)
Namun sebelum melakukan pengolahan data, berikut disajikan deskripsi data mengenai peningkatan keterampilan sosial, baik yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ataupun yang menggunakan pembelajaran konvensional, yang diolah menggunakan SPSS.
Tabel 3.310
Statistik Deskriptif Peningkatan Keterampilan Sosial
eksperimen Kontrol
N Valid 18 18
Missing 18 18
Mean .7356 .2128
Std. Deviation .10556 .14041
Minimum .54 .00
Maximum .92 .50
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata peningkatan keterampilan sosial kelas eksperimen yaitu 0,74 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 0,21. Sehingga terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.
1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak, akan dilakukan uji normalitas dengan cara membandingkan nilai sig. dengan nilai α. Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya > 0,05. Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas tersebut disajikan dalam tabel 3.32 berikut.
(4)
Tabel 3.31
Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .101 18 .200(*) .962 18 .637
Kontrol .148 18 .200(*) .920 18 .129
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Seperti terlihat dari tabel di atas pada kolom Kolmogorov-Smirnov bahwa nilai sig. untuk kelas aksperimen ataupun kelas kontrol sebesar 0.200 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi normal. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji homogenitas variansi.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dilakukan dengan cara membandingkan nilai sig. dengan taraf signifikan α. Kriteria ujinya, apabila nilai sig. lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dikatakan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Adapun hasil uji homogenitas tersebut dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.32
Uji Homogenitas Varians
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
(5)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. yaitu 0,275, dan hasil tersebut lebih besar dari taraf signifikan 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa kedua variansi tersebut homogen. Sehingga langkah berikutnya akan dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, dengan menggunkan uji-t.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Hipotesis statistik yang digunakan dalam uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
Tidak terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan sosial
H1 : µ1 ≠ µ2
Terdapat perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan sosial.
Uji kesamaaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata antara peningkatan keterampilan sosial yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jika nilai sig. > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, selain itu berarti terdapat perbedaan. Adapun hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 4.34 berikut.
(6)
Tabel 3.33
Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Keterampilan Sosial
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed)
N-GAIN Equal variances
assumed 12.626 34 .000
Equal variances
not assumed 12.626 31.565 .000
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa nilai sig. sebesar 0,000 dan nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan rata-rata diantara kedua kelompok sampel tersebut. Apabila dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu sebesar 0,74 lebih besar dari kelas kontrol yaitu sebesar 0,21, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan sosial antara anak yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode pembalajaran kooperatif lebih baik dari anak yang memperoleh pembelajaran konvensional.