Analisis Tindak Kekerasan Pada Perilaku Kolektif Dalam Gerakan Sosial Mahasiswa

ABSTRAK

Gerakan sosial yang kerap dilakukan mahasiswa secara kolektif adalah
demonstrasi. Demonstrasi sebenarnya merupakan bentuk ekspresi dan
penyampaian aspirasi. Hanya saja, dalam demonstrasi mahasiswa sering kali
terjadi berbagai macam tindak kekerasan. Demonstrasi mahasiswa dengan
kekerasan, otomatis merusak pandangan masyarakat terhadap mahasiswa yang
seharusnya bisa menahan emosi untuk tidak melakukan tindak kekerasan. Apalagi
kekerasan yang dilakukan adalah dengan perusakan sarana dan fasilitas umum.
Begitu pun pada demonstrasi mahasiswa yang menolak keijakan kenaikan harga
BBM pada tahun 2012-2013 di Kota Medan, juga diwarnai dengan kekerasan.
Berdasarkan alasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui penyebab terjadinya dan faktor-faktor apa yang mendorong kekerasan
dalam demonstrasi mahasiswa. Penelitian ini juga bertujuan mengetahui siapa
sajakah yang terlibat kekerasan dalam demonstrasi mahsiswa, selain mahasiswa
itu sendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian historis. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengandalkan wawancara
mendalam dengan informan dan penelusuran dokumen dan literasi seperti
sumber-sumber dari media massa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekerasan dalam demonstrasi
mahasiswa tidak selalu disebabkan oleh mahasiswa, namun juga terdapat faktorfaktor lain yaitu represifitas aparat, provokasi massa misterius, bahkan ambiguitas

Undang-Undang penyampaian pendapat di muka umum (UU nomor 9 tahun
1998). Namun ada kalanya juga kekerasan dalam demonstrasi mahasiswa
memang disengaja untuk menaikkan isu dan tuntutan aksi agar mendapat
perhatian publik dan didengar instansi terkait (biasanya pemerintah) dan
dipertimbangkan menjadi input pembuat kebijakan. Selain itu, kekerasan yang
terjadi dalam demonstrasi mahasiswa menolak kebijakan kenaikan harga BBM di
Kota Medan, juga dipengaruhi oleh proses dan tahap pengambilan keputusan
kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintah pembuat Undang-Undang. Mulai
dari pewacanaan naiknya harga BBM, pemutusan untuk menunda kenaikan harga,
sampai keputusan final unuk menaikkan harga BBM. Semua mempengaruhi kadar
kekerasan yang terjadi dalam demonstrasi mahasiswa. Seperti pada tahap
pewacanaan, demonstrasi mahasiswa masih berlangsung aman, damai dan resiko
kekerasan cukup rendah. Lalu ketika pemerintah dan pembuat UU mulai
mengambil keputusan, demonstrasi mahasiswa mulai berlangsung dengan panas
dan disitulah puncak-puncak demonstrasi yang sangat rentan dengan tindak
kekerasan.

(Kata kunci : mahasiswa, gerakan sosial, demonstrasi, kekerasan)

Universitas Sumatera Utara