Analisis Tingkat Kebisingan, Tekanan Darah dan Frekuensi Denyut Nadi Pada Pekerja Pertenunan di Kecamatan Balige Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal adalah upaya kesehatan lingkungan yang
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat serta bebas dari unsur-unsur
yang menimbulkan gangguan kesehatan, salah satunya kebisingan yang melebihi
nilai ambang batas. Sasaran upaya kesehatan lingkungan tidak hanya pada
lingkungan masyarakat seperti pemukiman penduduk dan tempat-tempat umum
tetapi juga mencakup pada lingkungan kerja.
Lingkungan kerja dapat memberi beban tambahan bagi pekerja. Beban
tambahan tersebut berupa ketidaknyamanan dan keluhan kesehatan yang
dirasakan oleh pekerja seperti sakit kepala, stres, gangguan pendengaran, jantung
berdebar-debar, dll.
Suma’mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang
memengaruhi kesehatan pekerja di tempat kerja adalah faktor fisik, faktor
kimiawi, faktor biologi, faktor fisiologis/ergonomis dan faktor psikologis. Salah
satu faktor fisik yang mengakibatkan gangguan kesehatan pada pekerja adalah
suara yang bising.
Kebisingan adalah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang

dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan (Anizar, 2009). Kebisingan dapat
berasal dari aktivitas manusia seperti bicara, tertawa, suara musik dan lain-lain.

1

Universitas Sumatera Utara

2

Bising juga dapat berasal dari alat atau benda buatan manusia seperti bunyi mesin
kendaraan dan mesin-mesin yang ada di pabrik.
Kebisingan dengan intensitas yang tinggi tidak hanya menyebabkan
gangguan pada indera pendengaran, tetapi dapat juga menimbulkan masalah
kesehatan lainnya. Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan manusia berupa
peningkatan sensitifitas tubuh seperti peningkatan sistem kardiovaskuler dalam
bentuk kenaikan tekanan darah dan denyut jantung dan bila kondisi tersebut terus
berlangsung dalam waktu yang lama, akan muncul reaksi psikologis berupa
penurunan konsentrasi dan kelelahan (Chandra, 2007).
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia bahwa
tempat kerja yang mempunyai kebisingan dengan intensitas di atas 85 dB(A)

menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Suardy (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan
antara intensitas kebisingan di tempat kerja dengan peningkatan tekanan darah
sistolik dan diastolik pada karyawan PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) Makassar
dengan intensitas kebisingan 105 dB (A).
Penelitian Dinar (2011) terhadap karyawan unit compressor PT. Indo
Acidatama. Tbk. Kemiri Kebakkramat, Karanganyar yang menunjukkan adanya
hubungan yang sangat kuat antara kebisingan dengan tekanan darah pada
karyawan, hal ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi intensitas kebisingan,
maka semakin tinggi pula tekanan darah pada karyawan.
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Tomas (2007)
menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara tekanan darah rata-rata

Universitas Sumatera Utara

3

tenaga kerja sebelum dan sesudah bekerja pada proses kerja fabrikasi dibengkel
utama PT.Tambang Batu Bara Bukit Asam dengan intensitas kebisingan 110,3
dB(A).

Pertenunan yang berada di Kecamatan Balige merupakan industri tekstil
yang memproduksi kain ulos dan sarung. Berdasarkan survei awal, pertenunan ini
menggunakan alat tenun mesin (ATM) bertenaga listrik dalam proses produksi.
Pada saat proses produksi bagian dari alat tenun mesin tersebut bergerak dan
gerakan tersebut menghasilkan bunyi yang sangat bising. Jenis kebisingannya
termasuk kebisingan menetap berkelanjutan. Kondisi lingkungan kerja yang
sangat bising itu terlihat pada saat pekerja melakukan komunikasi harus dengan
berteriak agar bisa terdengar.
Jam kerja di pertenunan ini lebih dari 8 jam per harinya dengan masuk
pukul 07.00 dan selesai kerja pukul 18.00 WIB (istirahat 12.30-13.30WIB).
Pekerja selama bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yaitu alat
pelindung telinga.
Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
menganalisis tingkat kebisingan, tekanan darah dan frekuensi denyut nadi pada
pekerja pertenunan di Kecamatan Balige tahun 2016.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diketahui bahwa lokasi pertenunan
tersebut merupakan tempat yang berisiko terhadap terjadinya kebisingan. Kondisi
lingkungan kerja yang bising ini berasal dari mesin tenun. Keterpaparan terhadap
kebisingan yang melebihi nilai ambang batas pada kurun waktu yang cukup lama


Universitas Sumatera Utara

4

dapat memicu gangguan tekanan darah pada pekerja di pertenunan tersebut. Untuk
itu perlu diketahui tingkat kebisingan, frekuensi denyut nadi dan tekanan darah
pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige tahun 2016.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan tekanan

darah dan untuk mengetahui perbedaan frekuensi denyut nadi pada pekerja
sebelum dan sesudah bekerja dan pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige.
1.3.2

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tingkat kebisingan di lingkungan kerja pertenunan

Kecamatan Balige.
2. Untuk mengetahui tekanan darah pada pekerja pertenunan di
Kecamatan Balige.
3. Untuk mengetahui perbedaan frekuensi denyut nadi sebelum dan
sesudah bekerja pada pekerja di pertenunan di Kecamatan Balige.
4. Untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah
bekerja pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige.
5. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebisingan dengan tekanan
darah pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige.

1.4 Hipotesis Penelitian
Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan tekanan
darah pada pekerja pertenunan di Kecamatan Balige.

Universitas Sumatera Utara

5

Ada perbedaan frekuensi denyut nadi pada pekerja sebelum dan sesudah
bekerja di pertenunan di Kecamatan Balige.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada pemilik pertenunan dan para pekerja
tentang risiko kebisingan terhadap tekanan darah dan frekuensi denyut
nadi

sehingga

dapat

dilakukan

tindakan

pencegahan

dan

penanggulangan risiko kebisingan.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan
kegiatan penelitian.

3. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara