Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Nafkah Anak Pasca Putusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Islam

ABSTRAK
TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP NAFKAH ANAK PASCA
PUTUSAN PERCERAIAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA YANG
BERAGAMA ISLAM
Tanggung jawab merupakan siap menerima kewajiban atau tugas. Artinya
tanggung jawab bersifat kodrati, sehingga sudah menjadi bagian kehidupan manusia,
bahwa setiap manusia pasti di bebani dengan tanggung jawab apabila setiap manusia
tidak mau bertangung jawab maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab
ini. Dengan demikian jelas bahwa dalam suatu perkawinan apabila terjadi perceraian,
orang tua (keluarga) bertanggung jawab atas semua perlindungan anaknya dari
berbagai persoalan, baik yang berhubungan dengan persoalan dunia maupun akhirat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang diatas,
maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan tesis ini adalah bagaimana
tanggung jawab orang tua yang telah bercerai terhadap nafkah anak bagi Warga
Negara Indonesia yang beragama Islam, dan mengapa ada penyimpangan terhadap
putusan Hakim yang mewajibkan orang tua laki-laki (ayah) terhadap nafkah anak
pasca putusan perceraian, serta apakah hukum in concrete yang terdapat dalam
putusan pengadilan agama sudah sesuai dengan norma hukum yang diatur dalam
Undang-Undang.
Penalitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan
spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis. Penelitian ini menitikberatkan pada

penelitian dokumen atau kepustakaan dengan mencari teori-teori pandangan yang
mempunyai korelasi dan relefan, dengan permasalahan yang akan diteliti dan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari penelitian dokumen dan kepustakaan maka
dilakukan penelitian lapangan, yaitu dari narasumber.
Dalam gugatan (cerai talak) suami terhadap istri, Hakim diberikan
kewenangan oleh Undang-Undang membebani suami untuk memberikan nafkah
iddah dan mut 'ah terhadap istri. Istri juga diberikan hak untuk mengajukan gugatan
balik untuk nafkah anak, jika cerai gugat dari istri disamping mengajukan perceraian
sekaligus mengajukan nafkah untuk istri (diri sendiri/penggugat) dan nafkah anak.
Pemohon istri atas nafkah, biaya pemeliharaan anak, dan harta perkawinan dapat juga
terjadi selama proses pemeriksaan berlangsung, pengadilan agama dapat menentukan
jumlahnya yang disesuaikan dengan kemampuan suami dan tidak memberatkannya.
Kata Kunci: Tanggung jawab, Perceraian, dan Pemeliharaan anak

ii
vi

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Nafkah Anak Pasca Putusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Islam

0 0 13

Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Nafkah Anak Pasca Putusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Islam

0 1 38

Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Nafkah Anak Pasca Putusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Islam

0 1 29

Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Nafkah Anak Pasca Putusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Islam Chapter III V

0 0 44

Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Nafkah Anak Pasca Putusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Islam

0 1 6

Tanggung Jawab Suami Terhadap Nafkah Istri dan Anak Pasca Keputusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Nonmuslim (Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 182 PDT.G 2014 PN.MDN)

0 0 16

Tanggung Jawab Suami Terhadap Nafkah Istri dan Anak Pasca Keputusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Nonmuslim (Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 182 PDT.G 2014 PN.MDN)

0 0 4

Tanggung Jawab Suami Terhadap Nafkah Istri dan Anak Pasca Keputusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Nonmuslim (Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 182 PDT.G 2014 PN.MDN)

0 3 21

Tanggung Jawab Suami Terhadap Nafkah Istri dan Anak Pasca Keputusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Nonmuslim (Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 182 PDT.G 2014 PN.MDN)

0 2 37

Tanggung Jawab Suami Terhadap Nafkah Istri dan Anak Pasca Keputusan Perceraian Bagi Warga Negara Indonesia yang Beragama Nonmuslim (Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 182 PDT.G 2014 PN.MDN) Chapter III V

0 0 48