Kewenangan Proses Penyelidikan Dan Penyidikan Pihak Kepolisian Terhadap Notaris Setelah Terbitnya Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014

ABSTRAK

Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Notaris adalah sama-sama abdi
hukum atau pelaksana fungsi hukum yang harus melaksanakan amanat rakyat dan
memberikan perlindungan dan kepastian hukum yang berdasarkan keadilan dan
kebenaran berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945, dan Kepolisian
menjalankan tugasnya berdasarkan UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, begitu juga Notaris dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan
UUJN No 2 tahun 2014 akan tetapi sejauh mana para Notaris membuat suatu akta
yang sesuai dengan Undang-Undang Jabatan Notaris dan ketika ada suatu masalah
dan laporan dari para pihak yangmerasa dirugikan maka untuk pembuktian kebenaran
akta tersebut maka kewenangan kepolisian dituntut untuk mencari kesalahan dalam
akta tersebut , maka hal inilah yang mendorong penelitian ini dengan judul
“Kewenangan Proses penyelidikan Dan Penyidikan Pihak Kepolisian Terhadap
notaris Setelah terbitnya Undang-Undang Jabatan notaris nomor 2 Tahun 2014.
Metode Penelitian yuridis normatif dengan menggunakan PerundangUndangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (Conseptual approach )
dengan menggunakan teori tanggung jawab yang digunkan untuk menganalisis
tanggung jawab Notaris dan Pihak Kepolisian dalam permasalahan yang tersangkut
dan didukung dengan teori perlindungan hukum yaitu untuk menganalisis tanggung
jawab yang dimiliki para pihak tersebut digunakan semata-mayta untuk memberikan
perlindungan hukum pada pihak-pihak yang merasa dirugikan dan pihak Notaris yang

terkadang terjebak oleh perbuatan para penghadap yang akhirnya merugikan Notaris.
Sehinngga dari hasil penelitian ini dapat memahami kewenangannya masing-masing
yang sudah diatur oleh Undnag-Undang
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kewenangan Polisi dalam proses penyelidikan dan penyidikan terhadap Notaris
setelah terbitnya Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 adalah antara
Polisi dan Notaris harus sama-sama memahami tentang kewenangannya masingmasing yang sudah diatur oleh Undang-Undang yaitu apabila Notaris bermasalah
dengan akta yang dibuatnya maka Polri/Penyidik dapat memanggil langsung Notaris
sebagai saksi/tersangka akan tetapi sebaliknya pihak Notaris dalam memangku
jabatannya memiliki hak ingkar dalam kerahasiaan aktanya sesuai Pasal 4 Jo Pasal 16
Jo Pasal 54 UUJN no 2 Tahun 2014, maka berdasarkan Pasal 170 ayat 1 KUHAP dan
Pasal 1909 ayat 2 angka ke 3e KUHPerdata dalam hal ini Polisis juga harus
memahami azas praduga sah (Vermoedanvan Rechtmatigheid) atau Presumptio lustae
Causa, yaitu Akta Notaris harus dianggap sah sampai ada pihak yang menyatakan
Akta tersebut tidak sah, maka dalam hal ini pihak Polri harus tetap menyatkan akta
ini sah sampai ada pihak yang dapat membuktikan bahwa akta tersebut telah cacat
hukum.
i

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil penelitian manfaat yang dapat diambil secara teoritis dapat
dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para pihak Penyidik Polri dan para Notaris
untuk saling bekerjasama sesuai dengan kesepakatan bersama dalam MOU antara
pimpinan Polri dan Pimpinan Ikatan Notaris Indonesia, dan manfaat secara praktis
bagi pihak Penyidik Polri agar lebih mengetahui sejauh mana keotentikan Akta yang
dibuat oleh Notaris, dan sejauh mana kewenangan pihak Penyidik/Polri terhadap
pemeriksaan akta sehingga kedepannya tidak perlu merasa takut untuk dipanggil
Polisi, dan bagi pihak Notaris agar segera membentuk MKN.
Kata Kunci :

Penyelidikan dan Penyidikan, Kepolisian, Notaris, UUJN Nomor 2
Tahun 2014

ii

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT


The Republic of Indonesia State Police and Notaries are both servants of the
law or the executors of legal function who have to carry out people’s trust, provide
legal protection and certainly, based on justice and truth according to Pancasila and
the Indonesian 1945 constitution. The police do their duty based on Law No. 2/2002
on the Republic of Indonesia State Police, while a Notary does his duty according to
UUJN (Notarial Act) No. 2/2014. The problem of the research was how about a deed
drawn up by a Notary according to UUJN when someone complained about it; it is
duty of the Police to find out the truth about it. Therefore, the title of the research was
“the Authority of the Process of Inquiry and Investigation by the Police on a Notary
after the issuance of UUJN No. 2/2014.
The research used judicial normative with statute approach and conceptual
approach. The theory of responsibility was used to analyze the responsibility of a
Notary and the Police for the related problem. It is supported by the theory of legal
protection to analyze the responsibility of the parties concerned in order to provide
legal protection for those who feel harmed and for a Notary who is sometimes
trapped by the persons appearing that will eventually harm him. The result of the
research is expected to help Notaries and the Police understand their authority
according to Law.
The conclusion of the research was that the authority of the Police in the
process of inquiry and investigation on a Notary after the issuance of UUJN No.

2/2014 was that both parties should understand their own authority respectively
according to Law. When a Notary has the problem with the deed, the Police can
summon him as a witness/defendant. On the other hand, a Notary has the right of
objection in the secrecy of his deed according to Article 4 in conjunction with Article
16 in conjunction with Article 54 of UUJN No. 2/2014. Meanwhile, based on Article
170, paragraph 1 of KUHAP and Article 1909, paragraph 2, fiqure 3e of
KUHPerdata, the Police should understand the principle of presumed legality
(Vermoedanvan Rechtmatigheid) or Presumption lustae Causa; in this case, a
notarial deed should be considered legal until there is someone who claims that it is
illegal, Here, the Police should state that it is legal until someone claims that it is
legally defective.
Theoretically, the result of the research can be used for the next researches by
the Police and a Notary; an MOU can be made between the Police management and
the Indonesian Notarial Association. Practically, Police investigators will know how
far the authenticity of a deed drawn up by a Notary and how far their authority in
investigating deeds so that in the future a Notary will not worry about being
summoned by the Police. It is recommended that Notaries establish MKN.
Keywords : Inquiry and Investigation, Police Force, Notary, UUJN No. 2/2014
iii


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Atas Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris

6 96 116

Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

3 78 167

FUNGSI DAN KEDUDUKAN MAJELIS PENGAWAS DAERAH NOTARIS SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS NOMOR 30 TAHUN 2004.

0 1 12

Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Wilayah Dalam Penerapan Sanksi Atas Pelanggaran Administrasi Yang Dilakukan Notaris Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris

0 0 14

Kewenangan Proses Penyelidikan Dan Penyidikan Pihak Kepolisian Terhadap Notaris Setelah Terbitnya Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014

0 0 16

Kewenangan Proses Penyelidikan Dan Penyidikan Pihak Kepolisian Terhadap Notaris Setelah Terbitnya Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014

0 1 26

Kewenangan Proses Penyelidikan Dan Penyidikan Pihak Kepolisian Terhadap Notaris Setelah Terbitnya Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014

0 0 40

Kewenangan Proses Penyelidikan Dan Penyidikan Pihak Kepolisian Terhadap Notaris Setelah Terbitnya Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 Chapter III V

0 0 58

Kewenangan Proses Penyelidikan Dan Penyidikan Pihak Kepolisian Terhadap Notaris Setelah Terbitnya Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014

0 1 3

Analisis Yuridis Atas Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris

0 0 14