Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat, dan n-Heksana Kulit Buah Keben (Barringtonia asiatica L. Kurz)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Banyak tanaman yang tumbuh di sekitar halaman rumah sering membuat

kita tidak sadar bahwa sesesungguhnya tanaman tersebut adalah jenis tanaman
yang bermanfaat dan berfungsi sebagai obat. Tanaman-tanaman ini ada kalanya
hanya tumbuh liar tanpa dirawat ( Gendrowati, 2010).
Keben

(Barringtonia

asiatica

L.


Kurz)

Termasuk

dalam

Suku

Lecythidaceace. Tumbuhan ini banyak ditemukan disekitar pantai, sepanjang
sungai atau di hutan mangrove pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut.
Dibeberapa daerah, tumbuhan ini sering disebut sebagai

tumbuhan beracun

(Poisonous plant). Misalnya masyarakat papua menggunakan biji keben untuk
menangkap ikan (Bustanussalam dan Partomuan , 2009).
B.asiatica banyak digunakan sebagai obat-obatan tradisional. Salah satu
manfaat dari buah keben ini adalah sebagai obat sakit perut, obat rematik, dan
dapat pula menjadi obat luka dengan cara memarut biji buah keben yang

kemudian diletakkan pada daerah yang terluka. Masih banyak lagi manfaat yang
terkandung dari buah keben ini yang sangat membantu dalam bidang kesehatan
(Tan, 2002).
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah melakukan penelitian terhadap
tumbuhan Keben yaitu bahwa ekstrak biji B. asiatica dapat digunakan sebagai
insektisida nabati karena hampir seluruh bagian dari tanaman ini mengandung
saponin yang dapat menghambat aktivitas makan serangga. Adapun hama yang
dapat dikendalikan oleh B. asiatica adalah Crocidolomia pavonana F yang dapat
menyebabkan kehilangan hasil hampir 100% pada tanaman kubis (Danar dan
Rismanto, 2008 ).

Universitas Sumatera Utara

2

Ekstrak

biji

keben


mengandung

senyawa

saponin

yang

dapat

memingsankan ataupun mematikan ikan kerapu macan tergantung dari
konsentrasi yang digunakan (Irman et al, 2012).
Setiap bagian yang berbeda dari tumbuhan ini memiliki banyak kegunaan.
Biji dari tumbuhan keben digunakan sebagai pembius ikan dan sebagai sumber
pati. Biji dari tumbuhan keben mengandung 2,5% campuran minyak termasuk
oleat dan stearat (Rico et al, 2007). Dan juga telah dilakukan penelitian isolasi
senyawa flavonoida dari buah keben (Margaretha, 2014).
Di filipina, rebusan daun tumbuhan keben dapat digunakan sebagai obat
sakit perut dan rematik, sedangkan di pulau salomon rebusan kulit pohon keben

digunakan untuk obat sakit gigi. Tumbuhan keben dapat tumbuh dengan baik di
daerah pesisir pantai (Elvitch, 2006).
Penggunaan obat antibakteri untuk pengobatan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, sekarang sudah cukup banyak, namun masalah yang
dihadapi sekarang adalah terjadinya efek samping bagi penggunanya, seperti
diare, alergi, hingga bahaya toksik lainya, serta konsumsi yang tinggi. Banyaknya
kasus infeksi akibat bakteri, timbulnya efek samping penggunaan obat antibakteri,
serta konsumsi biaya perawatan yang tinggi menunjukkan perlu dilakukannya
penelitian untuk mengembangkan antibakteri baru, khususnya dari bahan alam.
(Sutrisno, 2014).
Dari penjelasan diatas dan beberapa literatur yang berkaitan dengan
tumbuhan B. asiatica serta belum adanya ditemukan peneliti yang telah
melakukan penelitian terhadap kulit buah keben, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap kulit buah Keben (B.asiatica), khususnya
mengenai uji aktivitas antibakteri pada kulit buah Keben.

Universitas Sumatera Utara

3


1.2.
1.

Permasalahan
Golongan senyawa metabolit sekunder apakah yang terdapat didalam
ekstrak metanol kulit buah keben berdasarkan uji skrining fitokimia.

2.

Bagaimana aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol, etil asetat, dan nheksana kulit buah keben terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli.

1.3.

Pembatasan Masalah
Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1.

Pengujian antibakteri ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana kulit buah

keben terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

2.

Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
metanol, etil asetat, dan n-heksana kulit buah keben adalah metode difusi
agar.

1.4.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.

Untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat
didalam ekstrak metanol kulit buah keben berdasarkan uji skrining
fitokimia

2.


Untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol, etil asetat, dan nheksana kulit buah keben.

1.5.

Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi

ilmiah pada bidang Kimia Bahan Alam Hayati khususnya mengenai aktivitas
antibakteri ekstrak kulit buah keben terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli.

Universitas Sumatera Utara

4

1.6.

Lokasi Penelitian
Untuk skrining fitokimia dan ekstraksi kulit buah keben dilakukan di


Laboratorium Pascasarjana FMIPA USU Medan, identifikasi taksonomi
tumbuhan dilakukan di Laboratorium Herbarium Medanense FMIPA USU
Medan, dan uji aktivitas antibakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
FMIPA USU Medan.

1.7.

Metodologi Penelitian
Tahap awalnya yaitu dilakukan uji skrining fitokimia. Kulit buah keben

diblender, kemudian serbuk kulit buah keben ditimbang sebanyak 350 g,
kemudian dimaserasi dengan metanol selama ± 24 jam, disaring dan kemudian
dipekatkan dengan cara diuapkan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak padat
metanol yang diperoleh kemudian ditambahkan dengan etil asetat dan dipekatkan
dengan rotary evaporator, kemudian dipartisi dengan n-Heksana menghasilkan
ekstrak padat etil asetat dan ekstrak padat n-Heksana lalu diuji aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Universitas Sumatera Utara