Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Chapter III VI

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori yang diuji secara
simultan dan parsial, dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini :

Keputusan Investasi (X1 )

Keputusan Pendanaan
(X2 )

Ukuran Perusahaan (X3 )

H1
Nilai Perusahaan (Y)

Likuiditas (X4 )

Profitabilitas (X5 )

Kepemilikan Institusional
(X6 )

H2

Kebijakan Dividen (Z)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Keputusan Investasi berhubungan tentang keputusan

perusahaan dalam

mengalokasikan dana baik sumber dana yang berasal dari dalam dan dari luar
perusahaan maupun penggunaan dana untuk jangka pendek dan jangka panjang

30
Universitas Sumatera Utara

31


perusahaan. Keputusan investasi yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja
perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Sehingga
manajer

dalam

mengambil

keputusan

investasi

harus

dilakukan

dengan

pertimbangan yang matang, karena salah dalam pengambilan keputusan investasi

akan berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang,
jika investasi perusahaan bagus maka akan berpengaruh pada kinerja perusahaan,
pihak investor akan memberikan sinyal positif dengan memberi kepercayaan
untuk berinvestasi diperusahaan. Hal ini akan tercermin dari kenaikan harga
saham, dimana harga saham yang meningkat berarti nilai perusahaan dimata
publik atau investor juga meningkat (Sinar, 2014).
Keputusan

pendanaan merupakan salah satu keputusan yang penting bagi

perusahaan karena berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam memperoleh
sumber dana untuk membiayai kegiatan investasi dan menentukan komposisi
sumber

pendanaan.

Perusahaan

dengan


proporsi

utang

yang

tinggi

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar kewajibankewajiban di masa yang akan datang sehingga akan mengurangi ketidakpastian
para investor terhadap perusahaan dalam memberikan pengambilan modal yang
telah diserahkan investor. Kepercayaan inilah yang ditunjukkan oleh para investor
melalui pembelian saham perusahaan tersebut yang nantinya akan meningkatkan
nilai perusahaan tersebut. (Wahyuni, et al., 2013).
Ukuran Perusahaan diukur melalui seberapa besar aset yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Besar kecilnya aset perusahaan akan mempengaruhi keyakinan

Universitas Sumatera Utara

32


para investor dalam berinvestasi. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan
meningkatkan

keyakinan

investor

akan

kemampuan

perusahaan

dalam

memberikan tingkat pengembalian yang besar. Perusahaan perusahaan yang besar
cenderung

memberikan


hasil operasi yang

lebih

besar sehingga memiliki

kemampuan yang lebih besar untuk memberikan timbal balik investasi yang lebih
menguntungkan dibanding dengan perusahaan yang berukuran kecil (Wahyuni, et
al., 2013).
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
financialnya yang harus segera dipenuhi. Likuiditas akan mempengaruhi besar
kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Tingkat
likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi
yang baik sehingga akan menambah permintaa akan saham, yang tentunya akan
menaikkan

harga

saham.


Harga

saham juga

akan

cenderung mengalami

penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya
terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, dan tidak
dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena
biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar (Mahendra,
2011).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
Semakin

tinggi

pengembalian


profitabilitas

terhadap

akan

investasi

menunjukkan

yang

dilakukan,

menghasilkan laba.

semakin
dan

tinggi


tingkat

semakin

rendah

profitabilitas maka tingkat pengembaliannya akan semakin rendah pula. Calon
investor tentu akan melihat profitabilitas suatu perusahaan sebelum melakukan

Universitas Sumatera Utara

33

investasi supaya dapat mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari
investasi tersebut.

Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka kemampuan

perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi dan harga saham

perusahaan semakin meningkat (Mahendra, 2011).
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku
oportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kepemilikan institusi yang tinggi maka
masalah keagenan yang timbil antara pemegang saham dengan mamajer dapat
diminimalkan. Penilaian investor akan semakin baik pada perusahaan yang
dimiliki oleh investor institusi, dan akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan
(Wahyuni, et al., 2011).
Dividen adalah proporsi laba yng dibagikan kepada para pemegang saham
dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya
(Sunariyah, 2004 dalam Mahendra, 2011). Besarnya dividen dapat mempengaruhi
harga saham dan menaikkan nilai perusahaan. apabila dividen yang dibayarkan
tinggi, maka harga saham cenderung tinggi, sehingga nilai perusahaan juga tinggi.
Jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham
perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah
perusahaan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan
memperoleh

laba.


Jika

perusahaan

memperoleh

laba

yang

tinggi,

maka

kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi (Mahendra,
2014).

Universitas Sumatera Utara

34

3.2. Hipotesis Penelitian
Menurut Sularso (2003) hipotesis adalah suatu pernyataan dugaan yang
logis mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang diwujudkan dalam
bentuk pernyataan yang dapat diuji. Variabel keputusan investasi, keputusan
pendanaan,

ukuran

perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas,

dan

kepemilikan

perusahaan dianalisis supaya dapat melihat nilai perusahaan suatu perusahaan.
Dari variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan,
likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan perusahaan dapat dilihat variabel yang
lebih dominan mengukur nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai
variabel moderating.
Dari uraian di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah :
1.

Keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas,
profitabilitas,

dan

kepemilikan

institusional berpengaruh

terhadap

nilai

perusahaan secara simultan dan parsial pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.

Kebijakan dividen mampu memoderasi keputusan investasi, keputusan
pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan
institusional dengan nilai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan melakukan
pengujian terhadap

hubungan asosiatif dari variabel-variabel penelitian yang

terukur (parametrik). Penelitian dalam merumuskan masalah dalam penelitian
asosiatif adalah menghubungkan dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan antara
variabel-variabel tersebut dapat dibedakan atas hubungan simetris dan hubungan
kausal (Erlina, 2008).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah pada seluruh perusahaan manufaktur yang
menerbitkan laporan tahunan yang telah diaudit yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia untuk periode tahun 2010-2014. Waktu penelitian dimulai dari bulan
Maret 2016 sampai Agustus 2016.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014,
yaitu sebanyak 136 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek

Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan yang diaudit secara

berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Adapun kriteria dalam
pengambilan sampel perusahaan ini adalah sebagai berikut :

35
Universitas Sumatera Utara

36

1.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2014.

2.

Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunannya dan
telah di audit dari tahun 2010-2014.

3.

Perusahaan yang membagikan dividen selama 5 (lima) tahun berturut-turut
periode 2010-2014.
Jumlah perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian sebanyak 22

perusahaan, sehingga sampel observasi penelitian ini berjumlah 22 x 5 tahun =
110 sampel observasi.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Pengambilan Sampel
Jumlah
No.

Karakteristik Sampel
Perusahaan

1

2

3

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014.

136

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan
pada periode 2010-2014.

(18)

Perusahaan yang tidak membagikan dividen selama 5
(lima) tahun berturut-turut selama periode 2010-2014

(96)

Perusahaan yang menjadi sampel

22

Jumlah observasi (22 x 5 tahun)

110

4.4. Metode Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

37

Data yang digunakan peneliti adalah data sekunder, yaitu laporan tahunan
perusahaan pada seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Sumber data
tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website setiap
perusahaan yang menjadi sampel. Data penelitian disajikan dalam time series
(antar waktu) dan cross section (antar perusahaan).

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (Y). Dan
variabel independen (X) yang digunakan adalah keputusan investasi (X1 ),
keputusan pendanaan (X2 ), ukuran perusahaan (X3 ), likuiditas (X4 ), profitabilitas
(X5 ), kepemilikan institusional (X6 ). Variabel moderating dalam penelitian ini
menggunakan kebijakan dividen (Z).
1.

Nilai Perusahaan (Y) merupakan gambaran dari kesejahteraan pemegang
saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin sejahtera pula
pemiliknya. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai
buku perusahaan dari ekuitasnya atau dapat dilihat dari harga saham
perusahaan. Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai
perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q
menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa yang akan
datang melalui kebijakan investasinya. Jika rasio Tobin’s Q di atas satu,
menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini
akan merangsang investasi baru namun jika rasio Tobin’s Q di bawah satu

Universitas Sumatera Utara

38

investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008). Menurut
Mahendra (2011), Tobin’s Q dihitung dengan rumus:

Keterangan:
Tobin’s Q =
Nilai Perusahaan
CP =
Closing Price
TL =
Total Lialibilities
I =
Inventory
CA =
Currnet Aset
TA =
Total Aset perusahaan
2.

Keputusan Investasi (X1 ) merupakan tentang keputusan perusahaan dalam
mengalokasikan dana baik sumber dana yang berasal dari dalam dan dari
luar perusahaan maupun penggunaan dana untuk jangka pendek dan
jangka

panjang

perusahaan.

Pengukuran

keputusan

investasi dalam

penelitian ini adalah Price Earning Ratio (PER) .

3.

Keputusan Pendanaan (X2 ) keputusan manajemen dalam menentukan
sumber-sumber

pendanaan yang dipilih oleh perusahaan.

Keputusan

pendanaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
(DER). Ratio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan
pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham
dan Houston, 2001). Adapun rumus perhitungan DER adalah sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

39

4.

Ukuran

Perusahaan

(X3 )

mencerminkan

besar kecilnya aset suatu

perusahaan. Ukuran perusahaan diproksikan dengan total aset. Total aset
di logaritma naturalkan (Wahyuni, et al., 2013). Rumus ukuran perusahaan
dalam penelitian ini adalah :

5.

Likuiditas (X4 ) menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financial yang harus segera dipenuhi. Likuiditas
dalam penelitian diprosikan dengan Cash Ratio (CR) yaitu mengukur
kemampuan

perusahaan

untuk

membayar hutang jangka pendeknya

dengan kas yang tersedia dalam perusahaan (Mahendra, 2012). Adapaun
rumus perhitungan CR adalah sebagai berikut :

6.

Profitabilitas

(X5 )

menggambarkan

kemampuan

mengahasilkan laba selama satu peride.

perusahan

untuk

Profitabilitas dalam penelitian

ini diproksikan dengan menggunakan Return on Equity (ROE) yaitu
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri
(Wahyuni, et al., 2013). Adapun rumus perhitungan ROE adalah sebagai
berikut :

7.

Kepemilikan Institusional (X6 ) merupakan proporsi kepemilikan saham
perusahaan

yang

dimiliki

oleh

institusi

berbadan

hukum,

institusi

keuangan, dan institusi lainnya. Dalam penelitian ini kepemilikan institusi

Universitas Sumatera Utara

40

dihitung dengan berdasarkan jumlah persentase saham yang dimiliki
institusi dengan banyaknya saham yang beredar dalam perusahaan.
Menurut Bodroastuti (2009) kepemilikan institusional yang baik apabila
memiliki kepemilikan yang lebih besar dari 5% dari jumlah saham yang
beredar, karena dapat mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor
manajemen.

8. Keputusan kebijakan dividen (Z) adalah keputusan tentang seberapa
banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada
ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham dan
Houston, 2001). Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan
dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Adapun rumus perhitungan DPR
adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel

Definisi Operasional

Nilai
Perusahaan (Y)

Nilai perusahaan yang
merupakan tujuan
utama perusahaan.

Keputusan
Investasi (X1 )

Keputusan
perusahaan dalam
mengalokasikan dana
baik sumber dana

Indikator

Skala
Ukur
Rasio

Rasio

Universitas Sumatera Utara

41

yang berasal dari
dalam dan dari luar
perusahaan maupun
penggunaan dana
untuk jangka pendek
dan jangka panjang
perusahaan.
Lanjutan Tabel 4.5
Variabel

Definisi Operasional

Keputusan
Pendanaan (X2 )

Keputusan manajemen
dalam menentukan
sumber-sumber
pendanaan yang
dipilih oleh
perusahaan.

Ukuran
Perusahaan (X3 )

Likuiditas (X4 )

Profitabilitas
(X5 )

Mencerminkan besar
kecilnya aset suatu
perusahaan.

Kemampuan suatu
perusahaan untuk
memenuhi kewajiban
financial yang harus
segera dipenuhi.

Kemampuan
perusahan untuk
mengahasilkan laba
selama satu peride.

Indikator

Skala
Ukur

Rasio

Rasio

Rasio

Rasio

Universitas Sumatera Utara

42

Kepemilikan
Institusional
(X6 )

Proporsi kepemilikan
saham perusahaan
yang dimiliki oleh
institusi berbadan
hukum, institusi
keuangan, dan
institusi lainnya.

Kebijakan
Dividen (Z)

4.6.

Rasio

Keputusan tentang
seberapa banyak laba
saat ini yang akan
dibayarkan sebagai
dividen daripada
ditahan untuk
diinvestasikan
kembali dalam
perusahaan.

Rasio

Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif,

analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dan uji residual untuk
moderating variabel. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program
Statistical Package for Social Science (SPSS) 21. Analisis regresi berganda
bermaksud

untuk

meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila

dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Untuk menguji variabel
moderating dipilih menggunakan uji residual. Dengan persamaan regresi berganda
pada model I dan uji residual pada model II.
Model I : Y

= b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e

(1)

Universitas Sumatera Utara

43

Model II : Z

= b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e

(2)

| e | = b 0 + b1 Y
Keterangan :
Y
a
b1 -b6
X1
X2
X3
X4
X5
X6
Z
e

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

Nilai Perusahaan {Tobin’s Q)
Konstanta
Koefisien Regresi
Keputusan Investasi
Keputusan Pendanaan
Ukuran Perusahaan
Likuiditas
Profitabilitas
Kepemilikan Institusional
Kebijakan Dividen
standart error

4.6.1. Uji Asumsi Klasik
Analisis regresi berganda perlu dilakukan pengujian asumsi klasik sebagai
persyaratan dalam analisis agar data dapat bermakna dan bermanfaat. Pengujian
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
1.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel residual memiliki distribusi normal.

Pada penelitian digunakan uji

statistik untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Uji
statistik dapat digunakan adalah uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov
(K-S), analisis grafik, dan uji statistik. Data dikatakan normal apabila nilai
Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 (Ghazali, 2012). Analisis grafik dengan melihat
grafik histogram dan normal P-P Plot. Untuk grafik histogram berbentuk lonceng
sempurna dan grafik normal P-P Plot tersebar sepanjang garis diagonal. Uji

Universitas Sumatera Utara

44

statistik untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Uji
statistik dapat digunakan adalah uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov
(K-S) (Ghazali, 2012).

2.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji korelasi antara variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel

independen

(Ghozali,

2012).

Pengujian

multikolinearitas

dilakukan

dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai tolerance
≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

3.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu

pada

periode

t-1

(sebelumnya).

Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah
ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu obsevasi
ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time
series) (Ghozali, 2012). Dalam penaksiran model regresi linear mengandung
asumsi bahwa tidak terdapat autokorelasi antara kesalahan penganggu. Pengujian
autokorelasi dapat dilakukan dengan Run Test. Run Test sebagai bagian dari
statistik non-parametrik, dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar

Universitas Sumatera Utara

45

residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis) (Ghazali, 2012).

4.

Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2012). Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastis pada
suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Adapun
dasar analisisnya adalah sebagai berikut :
a.

Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu
yang

teratur

(bergelombang,

melebar

kemudian

menyempit),

maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b.

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi atau
nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi (hipotesis) peneliti (Erlina, 2008).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan, uji F, uji t koefisien
Determinasi (R2 ), dan uji residual (moderating).

1.

Uji F

Universitas Sumatera Utara

46

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan
terdahap

variabel

dependen.

Adapun

langkah-langkah

dalam

pengambilan

keputusan untuk uji F adalah :
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 , artinya keputusan investasi, keputusan
pendanaan,

ukuran

perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas,

dan

kepemilikan institusional secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap

nilai

perusahaan

secara

simultan

pada

perusahaan

investasi,

keputusan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0, artinya
pendanaan,

ukuran

kepemilikan

institusional

keputusan

perusahaan,
secara

likuiditas,
simultan

profitabilitas,

berpengaruh

dan

signifikan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria pengujian :
P Value (Sig) < 0,05 = Ha dapat diterima
P Value (Sig) > 0,05 = Ha tidak dapat diterima
2.

Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel

independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel
terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah:
H0 : bi = 0 , artinya keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran
perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas,

dan

kepemilikan

institusional

Universitas Sumatera Utara

47

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Ha : bi ≠ 0, artinya

keputusan

perusahaan,

investasi,

likuiditas,

keputusan

profitabilitas,

dan

pendanaan,
kepemilikan

ukuran

institusional

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria pengujian :
P Value (Sig) < 0,05 = Ha dapat diterima.
P Value (Sig) > 0,05 = Ha tidak dapat diterima.

3.

Koefisien Determinasi (R 2 )
Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel

independen

memberikan

hampir

semua

informasi

yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali, 2012).

4.

Uji Residual
Pengujian

variabel

moderating

dengan

uji residual digunakan

untuk

mengatasi kecenderungan akan terjadi. Uji residual menguji pengaruh deviasi dari
suatu model regresi dengan melihat Lack of Fit (ketidakcocokan) yang

Universitas Sumatera Utara

48

ditunjukkan oleh nilai residual. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan untuk uji residual adalah :
H0 : bi = 0 , Kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan keputusan
investasi,

keputusan

pendanaan,

ukuran

perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha : bi ≠ 0, Kebijakan
investasi,

dividen
keputusan

mampu

memoderasi

pendanaan,

ukuran

hubungan

keputusan

perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria uji residual adalah P Value (Sig) < 0,05 dan nilai Koefisien
parameternya negatif , maka dapat memoderasi. Tetapi, apabila P Value (Sig) >
0,05 dan nilai koefisien parameternya positif, maka tidak dapat memoderasi.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan investasi,
keputusan

pendanaan,

ukuran

perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas,

dan

kepemilikan institusional. Penelitian ini juga menguji pengaruh kebijakan dividen
mampu memdorasi hubungan kebijakan investasi, keputusan pendanaan, ukuran
perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai
perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI selama periode 2010-2014, yaitu ada 136 perusahaan. Jumlah
sampel yang diperoleh adalah 22 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak
110 (22 perusahaan x 5 tahun).

5.1.1 Deskripsi Data Penelitian
Data deskriptif memberikan gambaran tentang data seperti nilai tertinggi
(maksimum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean), dan standar deviasi dari
varians data yang diteliti baik itu variabel dependen, variabel independen maupun
variabel moderating. Pada Tabel 5.1 menunjukkan statistik deskriptif dari sampel
sebanyak 22 unit analisis sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

50

Tabel 5.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N
FV_Y
KI_X1
KP_X2
UP_X3
Liq_X4
Pro_X5
KIns_X6
KD_Z
Valid N
(listwise)

Minimum
110
110
110
110
110
110
110
110
110

1.25
.04
.01
25.87
.02
.01
.29
.00

Maximum

Mean

4.57
3.90
4.01
31.70
2.98
3.37
.96
1.97

2.7274
1.3042
1.0509
28.5207
1.1341
1.3276
.5800
.3135

Std. Deviation
.77818
.93904
.81621
1.49960
.84468
.93543
.20019
.28281

Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Berdasarkan Tabel 5.1 deskripsi statistik variabel penelitian menunjukkan
bahwa jumlah data penelitian (N) adalah 110 unit analisis. Masing-masing
variabel memiliki nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai
standar deviasi yang bervariasi.
1.

Nilai perusahaan (Y) yang ukur dengan nilai Tobin’s Q pada sampel
perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 memiliki nilai minimum
sebesar 1,25 dan nilai maksimum sebesar 4,57. Rata-rata sampel perusahaan
manufaktur selama periode 2010-2014 memiliki nilai perusahaan sebesar
2,7274 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,77818.

2.

Keputusan investasi (X1 ) yang ukur dengan Price Earning Ratio (PER) pada
sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 memiliki nilai
minimum sebesar 0,04 dan nilai maksimum sebesar 3,90. Rata-rata sampel
perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 keputusan investasi yang
dimiliki perusahaan manufaktur sebesar 1,3042 dengan nilai standar deviasi
sebesar 0,93904.

Universitas Sumatera Utara

51

3.

Keputusan pendanaan (X2 ) yang ukur dengan Debt to Equity Ratio (DER)
pada sampel sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014
memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 4,01.
Rata-rata sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 yang
dimiliki perusahaan manufaktur sebesar 1,0509 dengan nilai standar deviasi
sebesar 0,81621.

4.

Ukuran perusahaan (X3 ) yang ukur dengan total asset yang dilogaritma
naturalkan pada sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014
memiliki nilai minimum sebesar 25,87 dan nilai maksimum sebesar 31,70.
Rata-rata sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 ukuran
perusahaan yang dimiliki perusahaan manufaktur sebesar 28,5207 dengan
nilai standar deviasi sebesar 1,49960.

5.

Likuiditas (X4 ) yang ukur dengan Current Ratio (CR) pada sampel
perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014 nilai minimum sebesar
0,02 dan nilai maksimum sebesar 2,98. Rata-rata sampel perusahaan
manufaktur selama periode 2010-2014 memiliki likuiditas sebesar 1,1341
dengan nilai standar deviasi sebesar 0,84468.

6.

Profitabilitas (X5 ) yang ukur dengan Return on Asset (ROA) pada
perusahaan sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014
memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 3,37.
Rata-rata

sampel perusahaan

manufaktur

selama periode 2010-2014

profitabilitas sebesar 1,3276 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,93543.
7.

Kepemilikan institusional (X6 ) perusahaan sampel perusahaan manufaktur
selama periode 2010-2014 memiliki nilai minimum sebesar 0,29 dan nilai

Universitas Sumatera Utara

52

maksimum sebesar 0,96. Rata-rata sampel perusahaan manufaktur selama
periode

2010-2014

kepemilikan institusional yang dimiliki perusahaan

sebesar 0,5800 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,20019.
8.

Kebijakan Dividen (Z) yang ukur dengan Deivdend Payot Ratio (DPR) pada
perusahaan sampel perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014
memiliki nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 1,97.
Rata-rata

sampel perusahaan

manufaktur

selama periode 2010-2014

kebijakan dividen sebesar 0,3135 dengan nilai standar deviasi sebesar
0,28281.

5.1.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas .
1.1.2.1. Hasil Uji Normalitas
Pada penelitian ini uji normalitas residual dapat dilakukan dengan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), Histogram dan Normal P-P
Plot. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual terdistribusi normal
H1 : Data residual tidak terdistribusi normal
Untuk menentukannya maka kriterianya adalah :
H0 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05
H1 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05

Universitas Sumatera Utara

53

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters

110
.0000000
.41444448

Mean
Std.
Deviation
Absolute
Positive
Negative

a,b

Most Extreme
Differences

.055
.035
-.055
.581
.889

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016
Berdasarkan Tabel 5.2 nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,581 dan
signifikansinya pada 0,889 nilainya lebih besar α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,889 >
0,05) sehingga hipotesis H0 diterima, yang berarti data residual terdistribusi
normal.

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

Gambar 5.1 Histogaram

Universitas Sumatera Utara

54

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

Gambar 5.2 Normal P-P Plot
Berdasarkan Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 dapat disimpulkan bahwa grafik
histogram berbentuk lonceng sempurna dan grafik normal P-P Plot tersebar
sepanjang garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal.

1.1.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian

multikolinearitas

dilakukan

dengan

menggunakan

Variance

Inflation Factor (VIF). Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila
nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat
pada Tabel 5.3.

Universitas Sumatera Utara

55

Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Model

Collinearity Statistics
Tolerance

VIF

(Constant)

1

KI_X1

.942

1.062

KP_X2

.751

1.331

UP_X3

.784

1.275

Liq_X4

.898

1.113

Pro_X5

.824

1.213

KIns_X6

.830

1.205

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa seluruh variabel independen
memiliki Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 sehingga data penelitian ini tidak
mengalami multikolinearitas.

1.1.2.3. Hasil Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi linier berganda ada terjadi korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya).

Uji

autokorelasi

pada

penelitian

ini

dilakukan

dengan

menggunakan uji Run Test. Uji Run Test dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Data tidak mengalami autokorelasi
H1 : Data mengalami autokorelasi
Untuk menentukannya maka kriterianya adalah :
H0 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05
H1 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05
Berikut ini Tabel 5.4 yang akan memaparkan hasil uji Run Test.

Universitas Sumatera Utara

56

Tabel 5.4 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Value a
Cases < Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

.02619
55
55
110
48
1.533
.125

a. Median

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansinya sebesar
0,125 dimana nilainya lebih besar α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,125 > 0,05).
Sehingga data pada penelitian ini tidak mengalami autokorelasi.

1.1.2.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang homoskodesitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.

Uji

ini

dilakukan

dengan

menggunakan

analisis

grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya
SPRESID. Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, (Ghozali, 2012).
Gambar scatterplot ini dapat ditunjukkan pada Gambar 5.3 berikut:

Universitas Sumatera Utara

57

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016

Gambar 5.3 Scatterplot

5.1.3 Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan,

uji F, uji t,

koefisien determinasi ( R2 ), dan uji residual (moderating).

5.1.3.1. Hasil Uji F
Uji Statistik

F

pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan
terhahap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Hasil Uji F
ANOVAa
Model

1

Sum of
Squares

df

Mean Square

Regression

47.284

6

7.881

Residual

18.722

103

.182

Total

66.006

109

F
43.355

Sig.
.000b

a. Dependent Variable: FV_Y
b. Predictors: (Constant), KIns_X6, UP_X3, KI_X1, Pro_X5, Liq_X4, KP_X2

Sumber : Hasil penelitian (data diolah), 2016

Universitas Sumatera Utara

58

Berdasarkan Tabel 5.6 diketahui bahwa nilai signifikan 0,000 lebih kecil
dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa secara simultan variabel keputusan
investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan
kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

5.1.3.2. Hasil Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil
uji t dapat dilihat pada Tabel 5.7
Tabel 5.7 Hasil Uji t
Coefficients a
Model

Unstandardized
Coefficients
B
(Constant)

1

Standardized
Coefficients

Std. Error

-6.904

.862

KI_X1

.081

.045

KP_X2

-.353

UP_X3

t

Sig.

Beta
-8.006

.000

-.098

-1.808

.047

.058

-.371

-6.121

.000

.342

.031

.660

11.138

.000

Liq_X4

-.041

.051

-.045

-.806

.422

Pro_X5

.264

.048

.317

5.486

.000

KIns_X6

.064

.224

.017

.287

.774

a. Dependent Variable: FV_Y

Sumber : Hasil penelitian (data diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel
keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas
lebih kecil dari 0,05 sehingga secara parsial keputusan investasi, keputusan
pendanaan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Sedangkan variabel likuiditas, dan kepemilikan institusional
lebih besar dari 0,05 sehingga secara parsial variabel likuiditas, dan kepemilikan

Universitas Sumatera Utara

59

institusional

berpengaruh

Keputusan

investasi,

dan

ukuran

tidak

signifikan

perusahaan,

terhadap

profitabilitas,

nilai

perusahaan.

dan

kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap variabel nilai perusahaan. Keputusan
pendanaan, dan likuditas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Jadi
dapat diambil kesimpulan keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap

nilai perusahaan,

keputusan

pendanaan

berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, likuiditas berpengaruh negatif dan tidak
signifikan

terhadap

nilai perusahaan,

profitabilitas

berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan, dan kepemilikan institusional berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari nilai-nilai koefisien
tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -6,904 + 0,081 X1 – 0,353 X2 + 0,342 X3 – 0,041 X4 + 0,264 X5 + 0,064 X6
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.

Konstanta

bernilai positif pada

variabel keputusan investasi,

ukuran

perusahaan, profitabilitas, dan kepemilikan institusional hal ini menandakan
bahwa persamaan regresi berganda tersebut memiliki hubungan yang
searah,

artinya

nilai

perusahaan

akan

meningkat

seiring

dengan

meningkatnya keputusan investasi, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
kepemilikan

institusional

terhadap

nilai perusahaan

suatu

perusahaan.

Sedangkan pada keputusan pendanaan, dan likuiditas bernilai negatif hal ini
menandakan

bahwa

persamaan

regresi

berganda

tersebut

memiliki

hubungan yang tidak searah, artinya nilai perusahaan akan menurun seiring

Universitas Sumatera Utara

60

dengan peningkatan keputusan pendanaan, dan likuiditas terhadap nilai
perusahaan.
b.

Konstanta sebesar -6,904 artinya bahwa perusahaan tetap dapat mengalami
penurunan

nilai

perusahaan

sebesar

konstanta

meskipun

variabel

independen bernilai nol.
c.

Keputusan investasi (X1 )
Berdasarkan nilai signifikan dengan alpha 0,05 variabel keputusan investasi
memiliki nilai signifikan 0,047 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga secara
parsial variabel keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap

nilai

perusahaan.

Berpengaruh

positif

menunjukkan

bahwa

semakin meningkatnya keputusan investasi sebesar 1% maka akan semakin
meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,081. Demikian juga sebaliknya
semakin menurunnya keputusan investasi sebesar 1%

maka akan semakin

menurunnya nilai perusahaan sebesar 0,081.
d.

Keputusan pendanaan (X2 )
Berdasarkan nilai signifikan dengan

alpha 0,05 variabel keputusan

pendanaan memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05
sehingga secara parsial variabel keputusan pendanaan berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berpengaruh negatif menunjukkan
bahwa semakin meningkatnya keputusan pendanaan sebesar 1% maka akan
semakin menurunnya

nilai perusahaan sebesar 0,353.

Demikian juga

sebaliknya semakin menurunnya keputusan pendanaan sebesar 1% maka
akan semakin meningkat nilai perusahaan sebesar 0,353.

Universitas Sumatera Utara

61

e.

Ukuran perusahaan (X3 )
Berdasarkan nilai signifikan dengan

alpha 0,05 variabel ukuran perusahaan

memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga secara
parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap

nilai

perusahaan.

Berpengaruh

positif

menunjukkan

bahwa

semakin meningkatnya ukuran perusahaan sebesar 1% maka akan semakin
meningkatnya nilai perusahaan sebesar 0,342. Demikian juga sebaliknya
semakin menurunnya ukuran perusahaan sebesar 1% maka akan semakin
menurunnya nilai perusahaan sebesar 0,342.
f.

Likuiditas (X4 )
Berdasarkan nilai signifikan dengan

alpha 0,05 variabel likuiditas memiliki

nilai signifikan 0,422 lebih besar dari alpha 0,05 sehingga secara parsial
variabel likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.

Berpengaruh

negatif

menunjukkan

bahwa

semakin

meningkatnya likuiditas sebesar 1% maka akan semakin menurunnya nilai
perusahaan sebesar 0,041. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya
likuiditas sebesar 1% maka akan semakin meningkat nilai perusahaan
sebesar 0,041
g.

Profitabilitas (X5 )
Berdasarkan nilai signifikan dengan

alpha 0,05 variabel profitabilitas

memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga secara
parsial variabel profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai

perusahaan.

Berpengaruh

positif

menunjukkan

bahwa

semakin

meningkatnya profitabilitas sebesar 1% maka akan semakin meningkatnya

Universitas Sumatera Utara

62

nilai

perusahaan

sebesar

0,264.

Demikian

juga

sebaliknya

semakin

menurunnya profitabilitas sebesar 1% maka akan semakin menurunnya nilai
perusahaan sebesar 0,264.
h.

Kepemilikan Institusional (X6 )
Berdasarkan nilai signifikan dengan

alpha 0,05 variabel kepemilikan

institusional memiliki nilai signifikan 0,774 lebih besar dari alpha 0,05
sehingga

secara

parsial variabel kepemilikan institusional berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berpengaruh positif
menunjukkan

bahwa

semakin

meningkatnya

kepemilikan

institusional

sebesar 1% maka akan semakin meningkatnya nilai perusahaan sebesar
0,064.

Demikian

juga

sebaliknya

semakin

menurunnya

kepemilikan

institusional sebesar 1% maka akan semakin menurunnya nilai perusahaan
sebesar 0,064.

5.1.3.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Hasil uji koefisien
determinasi (R2 ) dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
Model Summaryb
Model
1

R

R Square
a

.846

Adjusted R Square

.716

Std. Error of the Estimate

.700

.42634

a. Predictors: (Constant), KIns_X6, UP_X3, KI_X1, Pro_X5, Liq_X4, KP_X2
b. Dependent Variable: FV_Y

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah), 2016
Berdasarkan Tabel 5.5 nilai Koefisien (R) sebesar 0,846 yang menunjukkan
besarnya hubungan antara variabel, dengan koefisien determinasi (Adjusted R

Universitas Sumatera Utara

63

square) sebesar 0,7000 atau 70%. Hal ini berarti variabel keputusan investasi,
keputusan

pendanaan,

ukuran

perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas,

dan

kepemilikan institusional dapat menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar
70%. Sedangkan sisanya 30% dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi
ini.

5.1.3.4. Hasil Uji Residual
Uji Residual dilakukan untuk melihat apakah variabel moderating dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Hasil uji residual dapat dilihat pada Tabel 5.8 dan Tabel 5.9.
Tabel 5.8 Hasil Uji Residual (Moderating)
Coefficients a
Model

Unstandardized
Coefficients
B
(Constant)

1

Standardized
Coefficients

Std. Error

-1.134

.532

KI_X1

-.043

.028

KP_X2

.003

UP_X3

t

Sig.

Beta
-2.133

.035

-.144

-1.572

.119

.036

.008

.080

.936

.043

.019

.230

2.290

.024

Liq_X4

.065

.031

.195

2.080

.040

Pro_X5

-.072

.030

-.239

-2.437

.017

KIns_X6

.491

.138

.348

3.558

.001

a. Dependent Variable: KD_Z

Sumber : Hasil penelitian (data diolah), 2016
Tabel 5.9 Hasil Uji Residual (Moderating)
Coefficients a
Model

Unstandardized
Coefficients
B

1

(Constant)
FV_Y

Standardized
Coefficients

Std. Error
.192

.067

-.009

.024

t

Sig.

Beta
-.035

2.869

.005

-.364

.717

a. Dependent Variable: Moderating

Sumber : Hasil penelitian (data diolah), 2016

Universitas Sumatera Utara

64

Berdasarkan Tabel 5.8 dan Tabel 5.9 dapat dilihat persamaan Hasil Uji Residual :
Z

= -1,134 – 0,043 X1 + 0,03 X2 + 0,043 X3 + 0,065 X4 – 0,072 X5 + 0,91 X6

| e | = 0,192 – 0,009 Y
Tabel 5.9 menggambarkan nilai signifikan 0,717 lebih besar dari alpha 0,05
dengan nilai koefisien parameter negatif yaitu - 0,009, maka variabel kebijakan
dividen tidak dapat memoderasi hubungan antara keputusan investasi, keputusan
pendanaan,

ukuran

perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas,

dan

kepemilikan

institusional dengan variabel nilai perusahaan.

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan
investasi, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel nilai perusahaan, dan keputusan pendanaan berpengaruh negatif
dan

signifikan

terhadap

variabel

nilai

perusahaan.

Variabel

kepemilikan

institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel nilai
perusahaan.

Sedangkan

variabel

likuiditas

berpengaruh

negatif

dan

tidak

signifikan terhadap variabel nilai perusahaan. Dan variabel kebijakan dividen
tidak

terbukti sebagai variabel moderating sebab tidak dapat memoderasi

hubungan

keputusan

likuiditas,

profitabilitas,

investasi,
dan

keputusan

kepemilikan

pendanaan,

ukuran

institusional dengan

perusahaan,
variabel nilai

perusahaan.

5.2.1. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Hasil pengujian variabel keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada
penelitian ini menunjukkan keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan

Universitas Sumatera Utara

65

terhadap nilai perusahaan. Positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,081 dan
nilai signifikan 0,047 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh positif menunjukkan
bahwa keputusan investasi sejalan dengan nilai perusahaan. Dimana semakin
meningkatnya variabel keputusan investasi akan meningkatkan nilai perusahaan,
demikian juga sebaliknya semakin menurunnya variabel keputusan investasi maka
akan semakin menurunkan nilai perusahaan. Pengaruh signifikan menunjukkan
bahwa

keputusan

investasi

mempunyai

pengaruh

penting

terhadap

nilai

perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al (2013),
Prapaska dan Mutmainah (2012), Wijaya dan Wibaya (2006) yang menyatakan
bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
nilai perusahaan. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini keputusan
investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
karena semakin positif PER (keputusan investasi) menandakan semakin bagus
investasi yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki PER positif akan
direspon positf oleh para investor dengan membeli saham tersebut sehingga akan
menaikkan nilai perusahaan (Wahyuni et al., 2013). Menurut Prapaska dan
Mutmainah

(2012)

efek

langsung

dari keputusan investasi terhadap

nilai

perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri
melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya, seperti menciptakan produk
baru

maupun

penggantian

mesin

yang

lebih

efisien.

Pengeluaran

modal

perusahaan sangat penting untuk meningkatkan nilai perusahaan, karena jenis
investasi

tersebut

memberikan

sinyal

tentang

pertumbuhan

pendapatan

perusahaan yang diharapkan pada masa yang akan datang mampu meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

66

nilai pasar yang diproksikan dengan return pasar. Menurut signalling theory,
pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan dimasa
yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan
sebagai indikator nilai perusahaan. Keputusan investasi meliputi pengalokasian
dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan
pada

berbagai

bentuk

investasi.

Perusahaan

yang

dapat

meningkatkan

investasinya akan direspon positif oleh investor, sebagai suatu kemajuan atau
perkembangan perusahaan yang diharapkan pada masa yang akan datang
keputusan investasi tersebut akan menghasilkan pendapatan atau laba untuk
kemakmuran investor.

5.2.2. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan
Hasil pengujian variabel keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
pada penelitian ini menunjukkan keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Negatif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,353 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh negatif
menunjukkan bahwa keputusan pendanaan tidak sejalan dengan nilai perusahaan.
Dimana semakin meningkatnya variabel keputusan pendanaan akan menurunkan
nilai

perusahaan,

demikian

keputusan

pendanaan

Pengaruh

signifikan

juga

sebaliknya

semakin

menurunnya

variabel

maka akan semakin meningkatkan nilai perusahaan.
menunjukkan

bahwa

keputusan

pendanaan

mempunyai

pengaruh penting terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al. (2013) yang
menyatakan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wijaya

Universitas Sumatera Utara

67

dan Wibaya (2006) yang menyatakan keputusan pendanaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan tidak sejalan juga dengan penelitian
yang dilakukan oleh Prapaska dan Mutmainah (2012) yang menyatakan bahwa
keputusan pendanaan berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa
keputusan

pendanaan

berpengaruh

negative

dan

signifikan

terhadap

nilai

perusahaan. Hal ini menurut Wahyuni et al. (2013) mendukung teori struktur
modal

optimal

(optimal

capital

structure).

Menurutnya

jika

pemenuhan

kebutuhan dana perusahaan melalui modal internal masih kurang maka perlu
dipertimbangkan untuk

melakukan pendanaan dari luar. Dalam pemenuhan

kebutuhan dana perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang
paling efisien utang yang optimal terjadi ketika manfaat penghematan pajak
mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya modal. Perusahaan akan terus
berutang sampai dengan tingkat tertentu dimana manfaat penghematan pajaknya
lebih besar daripada biaya modalnya.

Namun,

jika utang tersebut terus

ditingkatkan maka akan mengalami keadaan dimana biaya modalnya lebih besar
dari tingkat penghematan pajak karena semakin banyak uang yang dipinjamkan
oleh kreditur terhadap perusahaan maka kreditur akan menaikkan beban bunganya
sehingga biaya modalnya jadi lebih besar dibandingkan dengan penghematan
pajak.

5.2.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhaap Nilai Perusahaan
Hasil pengujian variabel ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,342 dan nilai

Universitas Sumatera Utara

68

signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa
ukuran

perusahaan

sejalan

dengan

nilai

perusahaan.

Dimana

semakin

meningkatnya variabel ukuran perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan,
demikian juga sebaliknya semakin meningkatnya variabel ukuran perusahaan
maka

akan

semakin

meningkatkan