Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Penelitian
Berkembangnya Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan oleh

peran investor yang telah menginvestasikan modal sahamnya ke pasar modal.
Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan nilai
perusahaannya. Perusahaan yang telah memiliki nilai perusahaan yang baik, juga
telah

meningkatkan

kesejahteraan

pemilikan

atau


pemegang

saham.

Nilai

perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan tersebut.
Seorang investor yang akan memutuskan dan menginvestasikan dananyaperlu
melakukan penilaian dengan cermat terhadap emiten. Investor harus percaya
bahwa informasi yang diterimanya adalah benar (Mahendra, 2011).
Perkembangan

bisnis

terus mengalami kemajuan yang begitu pesat.

Persaingan yang ketat membuat banyak perusahaan menempuh langkah-langkah
untuk mengoptimalkan nilai perusahaannya agar tetap survive di dunia bisnis.
Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi
keuangan dan juga menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan.

Perusahaan manufaktur terus mengalami kenaikan harga saham. Kenaikan
harga saham tersebut tentu saja meningkatkan nilai perusahaan. Harga saham ratarata perusahaan manufaktur yang diakses pada tanggal 14 September 2015 adalah
mengalami kenaikan Rp 13,6460 dengan persentase kenaikan saham 1,22%.
Harga saham perusahaan manufaktur periode sebelumnya Rp 1.116,51 penutupan
harga saham Rp 1.130,15 (www.duniainvestasi.com).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Mahendra, et al. (2012) menyatakan nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat,
semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan maka semakin tinggi tingkat
kemakmuran pemegang saham. Nurlela dan Islahuddin (2008) mengenalkan
konsep Enterprise Value (EV) atau dikenal juga sebagai Firm Value (nilai
perusahaan). Konsep ini sangat penting bagi investor, karena merupakan indikator
bagi pasar dalam menilai perusahaan secara keseluruhan, dan juga menyebutkan
bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli jika perusahaan dijual.

Mengoptimalkan nilai perusahaan merupakan salah satu cara untuk
menarik minat investor agar berinvestasi kembali di perusahaan yang akan terlihat
dari

kenaikan harga saham. Pemaksimalan nilai perusahaan secara umum

menunjukkan

pemaksimalan

harga

saham.

Suatu

perusahaan

dikatakan


mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Kinerja manajemen
perusahaan dapat dirinci ke dalam 3 (tiga) bentuk kebijakan perusahaan yaitu
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen kombinasi
ketiga kebijakan keuangan tersebut secara optimal akan meningkatkan nilai
kekayaan bagi para pemegang saham (Harmono, 2011 dalam Sinar, 2014). Dalam
penelitian ini kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel moderating. Ini karena
nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen.
Teori yang mendasari keputusan investasi adalah signaling theory. Teori
ini menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan signal yang positif
terhadap

pertumbuhan

perusahaan

di masa

yang

akan


datang,

sehingga

Universitas Sumatera Utara

3

meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan
Pawestri, 2006). Teori ini menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang
dilakukan oleh perusahaan memberikan signal, khususnya kepada para investor
maupun kreditur yang menyatakan perusahaan tersebut tumbuh di masa yang akan
datang. Dalam penelitian Wahyuni et al. (2013), Prapaska dan Mutmainah (2012)
Wijaya dan Wibawa (2006) keputusan investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut
komposisi pendanaan yang dipilih perusahaan (Wijaya dan Wibawa, 2010).
Menurut Prapaska dan Mutmainah (2012) keputusan yang menyangkut investasi
akan menentukan sumber dan bentuk dana untuk pembiayaannya. Sumber

pembiayaan yang berasal dari utang dapat berasal dari utang jangka pendek
(current liabilities) maupun utang jangka panjang (long term debt) dan modal
saham perusahaan yang terdiri dari saham preferen (preferred stock) dan saham
biasa (common stock). Dalam penelitian Wijaya dan Wibawa (2006) keputusan
pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam
penelitian Wahyuni et al. (2013) keputusan pendanaan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan Prapaska dan Mutmainah (2012)
keputusan pendanaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Menurut

Hermuningsih

(2012)

ukuran

perusahaan

merupakan suatu


indikator yang menunjukkan kekuatan financial perusahaan. Ukuran perusahaan
dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan, karena semakin besar ukuran

Universitas Sumatera Utara

4

perusahaan maka semakin mudah perusahaan memperoleh sumber pendanaan
baik

yang bersifat internal maupun eksternal. Perusahaan-perusahaan besar

cenderung

memberikan

hasil operasi yang

lebih


besar sehingga memiliki

kemampuan yang lebih besar sehingga memiliki kemampuan yang lebih besar
untuk memberikan imbal balik investasi yang lebih menguntungkan dibandingkan
dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil (Wahyuni et al., 2013). Dalam
penelitian Wahyuni et al. (2013), Hermuningsih (2012), Wihardjo (2014), Siahaan
(2013) ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan dalam penelitian Dewi dan Wirajaya (2013) ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Likuiditas

menggambarkan

kemampuan

suatu

perusahaan


untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan
mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham (Mahendra, 2011). Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi
cenderung menggunakan sumber pendanaan internal untuk mendanai kegiatan
operasionalnya sehingga perusahaan tersebut memiliki hutang yang rendah.
Ketika penggunaan modal sendiri lebih tinggi daripada penggunaan hutang maka
perusahaan dapat memenuhi kewajibannya. Hal ini dapat menimbulkan tingkat
kepercayaan para kreditur terhadap perusahaan. Sehingga semakin perusahaan
tersebut dapat memenuhi kewajibannya maka semakin memudahkan perusahaan
untuk mendapatkan kepercayaan dari para kreditur (Wigati, 2014). Dalam
penelitian Mahendra (2012) likuiditas berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

5

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan,

total aset terhadap modal sendiri. Dalam

penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan Return on Equity (ROE). ROE
merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas terhadap pemegang
saham (Dewi dan Wirajaya, 2013). Menurut Mahendra (2012) seorang calon
investor perlu melihat ROE suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan
investasi supaya dapat mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari
investasi yang dilakukannya. Karena semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh,
maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi
dan harga saham perusahaan akan semakin meningkat. Dalam penelitian Wahyuni
et al. (2013), Hermuningsih (2012), Mahendra (2012), Prapaska (2012),
Tjandrakirana dan Monika (2014), Dewi dan Wirajaya (2013) profitabilitas yang
diukur dengan menggunakan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Mahendra (2012) menggunakan kebijakan dividen yang diukur dengan
Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel moderating. Dividen adalah
proporsi laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang

sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliknya. Besarnya dividen dapat
mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga
saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen
dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang
membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah perusahaan membayar

Universitas Sumatera Utara

6

dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika
perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan
membayarkan dividen juga tinggi. Dengan dividen yang besar akan meningkatkan
nilai perusahaan (Hartijo dan Martono, 2005 dalam Mahendra 2012).
Penambahan variabel likuiditas dalam penelitian ini karena peneliti ingin
menguji semua variabel independen yang digunakan peneliti terdahulu dalam
penelitian ini. Pengukuran vairabel likuiditas dalam penelitian ini menggunakan
cash ratio. Pengujian variabel kebijakan dividen sebagai variabel moderating
karena besar Kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham
tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan dilakukan
berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Kebijakan dividen sebagai variabel
pemoderasi pengaruhnya terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan kebijakan
dividen menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor,
maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang
dikeluarkan perusahaan. Dividen memiliki atau mengandung informasi sebagai
syarat prospek perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan dianggap semakin baik, dan pada
akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang tercermin melalui harga saham akan
semakin baik pula (Mahendra, 2011).

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

7

1.

Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan,
likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional secara simultan dan
parsial

berpengaruh

terhadap

nilai

perusahaan

pada

perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2.

Apakah
investasi,

kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan keputusan
keputusan

pendanaan,

ukuran

perusahaan,

likuiditas,

profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1.

Untuk

mengetahui

dan

menganalisis

keputusan

investasi,

keputusan

pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan
institusional

secara

simultan

dan

parsial

berpengaruh

terhadap

nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2.

Untuk mengetahui dan menganalisis kebijakan dividen mampu memoderasi
hubungan keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan,
likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan institusional dengan nilai pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

8

1.

Bagi Emiten, sebagai bahan informasi dan masukan bagi emiten perusahaan
manufaktur yang terdatar di Bursa Efek Indonesia untuk rnemperbaiki serta
meningkatkan nilai perusahaannya.

2.

Bagi Investor, pengambilan keputusan dalam berinvestasi tentang nilai
perusahaan.

3.

Bagi peneliti, sebagai pelatihan intelektual bagi peneliti serta menambah
wawasan

dan

pengetahuan

peneliti

khususnya

mengenai

pengaruh

keputusan investasi, keputusan pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas,
profitabilitas,

dan

kepemilikan

institusional berpengaruh

terhadap

nilai

perusahaan secara simultan dan parsial pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.

Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya
serta bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut lagi
mengenai permasalahan atau subjek permasalahan yang sama.

1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini mengadopsi penelitian Wahyuni et al. (2013) yang meneliti
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan di Sektor Real Estate &
Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20082012. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wahyuni el al. (2013) adalah :
1.

Penelitian ini menjadikan perusahahaan manufaktur periode 2010-2014
sebagai objek penelitian. Penelitian Wahyuni et al. (2013) menggunakan

Universitas Sumatera Utara

9

Sektor Property, Real Estate dan Building Contruction periode 2008-2013
sebagai objek penelitiannya.
2.

Penelitian ini menambahkan atau menggambil variabel independen yang
digunakan oleh penelitian terdahulu, seperti keputusan investasi, keputusan
pendanaan, ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas, dan kepemilikan
institusional,

karena ingin melihat faktor-faktor yang mendukung nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur periode 2010-2014. Penelitian
Wahyuni et al. (2013) hanya menggunakan variabel independen keputusan
investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan kepemilihan institusional.
3.

Penelitian menambahkan variabel moderating (kebijakan dividen) hal ini
karena kebijakan dividen memiliki atau mengandung informasi sebagai
syarat prospek perusahaan (Mahendra 2011). Jadi semakin besar dividen
dibagikan kepeda pemegang saham, nilai perusahaan akan baik. Wahyuni et
al. (2013) tidak menggunakan variabel moderating dalam penelitiannya.

Universitas Sumatera Utara