Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Tunai dengan Debt to Equity Ratio sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI DENGAN DEBT TO EQUITY RATIO SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

OLEH

ANGELA SURYA SIGALINGGING 107017063/ Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI DENGAN DEBT TO EQUITY RATIO SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

OLEH

ANGELA SURYA SIGALINGGING 107017063/ Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMP-ENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI DENGAN

DEBT TO EQUITY RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TER-DAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Angela Surya Sigalingging

Nomor Induk : 107017063 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui, Komisi Pembimbing :

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)

Ketua Anggota

(Drs. Rasdianto, MA, Ak)

Ketua Program Studi Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

PERNYATAAN Judul Tesis

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI DENGAN DEBT TO EQUITY RATIO SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA”

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

Medan, 11 Oktober 2012 Penulis,


(5)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI DENGAN DEBT TO EQUITY RATIO SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen kas yang diwakili ROA, current ratio,

debt to total asset, IOS, size, growth yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta menguji dan menganalisis apakah variabel current ratio, debt to total asset, dan

investment opportunity set sebagai hasil uji faktor berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kebijakan dividen tunai serta debt to equity ratio

sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan variabel current ratio, debt to total asset, dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak yaitu 131 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2011 Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 26 perusahaan. Data diolah menggunakan metode uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk hipotesis pertama, metode uji statistik regresi linier berganda untuk hipotesis kedua, dan uji residual untuk hipotesis ketiga dengan menggunakan

software SPSS. Hasil Penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama bahwa ROA, current ratio, debt to total asset, IOS, size, growth berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai, dan pada hipotesis kedua bahwa current ratio, debt to total asset, IOS secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai dan secara parsial seluruh variabel independen berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai. Ketika debt to equity ratio digunakan sebagai variabel moderating pada pengujian ketiga, variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai. Hal ini berarti tidak memperkuat hubungan variabel independen dengan kebijakan dividen tunai.

Kata kunci : Return on asset (ROA), current ratio, debt to total asset (DTA),

investment opportunity set (IOS), ukuran perusahaan (size),

(pertumbuhan perusahaan) growth, debt to equity ratio (DER) dan kebijakan dividen tunai


(6)

THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING CASH DIVIDEND POLICY WITH DEBT TO EQUITY RATIO AS MODERATING VARIABLE

AT MANUFACTURING COMPANY REGISTERED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this research was to examine and analyze the factors that affect the cash dividend policy, represented by ROA, current ratio, debt to total assets, IOS, size, growth which listed in the Indonesia Stock Exchange, and then to test and analyze variables of current ratio, debt to total asset, and investment opportunity set affect simultaneously and partially to the cash dividend policy and debt to equity ratio as a moderating variable affect correlation variable of current ratio, debt to total asset, and investment opportunity set to the cash dividend policy. Population of this research amount to 131 companies which were manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange the year 2008-2011. Sample selected by using method of purposive sampling amount to 26 companies. Data was processed using the method of test KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) for the first hypothesis, method of multiple linear regression statistical tests for the second hypothesis, and the residual test for the third hypothesis test with using SPSS software. The result of this research proves the first hypothesis that the ROA, current ratio, debt to total assets, IOS, size, growth affect to cash dividend policy, and the second hypothesis that the current ratio, debt to total assets, IOS simultaneously affect the cash dividend policy and partially all the independent variables affect the cash dividend policy. When the debt to equity ratio is used as a moderating variable in the third test, the debt to equity ratio no significant affect to cash dividends. It means not support the independent variable with cash dividend policy.

Keywords: Return on asset, current ratio, debt to total assets, investment opportunity set, size, growth, debt to equity ratio and cash dividend policy.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Tunai dengan Debt to Equity Ratio

sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada yang tersebut dibawah ini.

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing utama yang telah banyak memberikan motivasi dan pemikiran-pemikiran yang sangat kreatif sejak awal penulisan proposal hingga penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak , selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.


(8)

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti untuk kesempurnaan tesis.

6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si. Ak, selaku Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti untuk kesempurnaan tesis.

7. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti untuk kesempurnaan tesis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Pascasarjana yang telah membekali ilmu dan pengetahuan peneliti selama mengikuti perkuliahan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh staf dan pegawai Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah membantu proses penyelesaian administrasi.

10. Secara khusus dan teristimewa kepada orang tua yaitu, ayahanda Drs. H. Sigalingging, MPd., dan ibunda R. br. Napitupulu yang senantiasa memberikan doa dan dukungan.

11. Keluarga Mawar Napitupulu, SE, MBA / Toga Siborutorop, SE, MSi yang selalu memberikan doa dan dukungan.

12. Abang dan kakak, yaitu Richardo Sigalingging, S.Kom / Rina Hutagalung, A.Md, dr. Budianto Sigalingging, SpPD / dr. Joice Panjaitan, SpKK, Theresia Sigalingging, SE / Parlaungan G. Siahaan, SH, M.Hum, dan seluruh anggota


(9)

keluarga yang telah banyak membantu, memberi semangat dan dukungan selama pendidikan.

13. Sahabat-sahabatku Bayu Wulandari, S.E., Agustina, S.Kom., Choms Gary Sibarani, S.E., Rike Yolanda Panjaitan, S.E., Annisa Nauli, S.E., Mesrawati, S.E., Widy Sulaiman, S.E., Elen Turnip, S.E., dan Sondang Novalinda Situmeang, S.E., yang telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penulisan tesis ini.

14. Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebut namanya satu persatu yang memberikan dukungan hingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini

Semoga tesis ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

Medan, Juli 2012


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Angela Surya Sigalingging 2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 Januari 1989 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Katolik 5. Orangtua

a. Ayah : Drs. Haserepan Sigalingging, M.Pd. b. Ibu : Rohani Napitupulu

6. Anak Ke : 4 dari 4 bersaudara

7. Alamat : Jl. Prajurit No. 72 Medan 8. Pendidikan

a. Pada tahun 1994, Lulus dari TK St. Yoseph Medan b. Pada tahun 2000, Lulus dari SD St. Yoseph Medan c. Pada tahun 2003, Lulus dari SMP Budi Murni 3 Medan d. Pada tahun 2006, Lulus dari SMA St. Thomas 1 Medan


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Originalitas ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori Dividen ... 10

2.1.1 Dividen ... 10

2.1.2 Jenis-jenis Dividen ... 10

2.1.3 Langkah-langkah Pembayaran Dividen ... 11

2.2 Kebijakan Dividen ... 13

2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen ... 13

2.2.2 Teori Kebijakan Dividen ... 14

2.3 Dividen Kas ... 16

2.4 Return On Asset ... 17

2.5 Current Ratio ... 18

2.6 Debt to Total Asset ... 19


(12)

2.8 Size Perusahaan ... 21

2.9 Growth ... 21

2.10 Debt to Equity Ratio ... 22

2.11 Review Penelitian Terdahulu ... 24

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 30

3.1 Kerangka Konsep ... 30

3.2 Hipotesis ... 37

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 39

4.1 Jenis Penelitian ... 39

4.2 Lokasi Penelitian ... 39

4.3 Populasi dan Sampel ... 39

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 41

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 42

4.5.1 Variabel Penelitian ... 42

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 42

4.6 Metode Analisis Data ... 47

4.6.1 Statistik Deskriptif ... 47

4.6.2 Uji Analisis Faktor ... 47

4.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.6.4 Pengujian Hipótesis ... 50

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

5.1 Uji Faktor Hipotesis Pertama ... 55

5.2 Statistik Deskriptif ... 62

5.3 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua Sebelum Transformasi ... 64

5.3.1 Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... 64

5.3.2 Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi ... 66

5.3.3 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi ... 67


(13)

5.4 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua Setelah Transformasi ... 70

5.4.1 Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 71

5.4.2 Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi ... 73

5.4.3 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi ... 74

5.4.4 Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi ... 74

5.5 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Ketiga ... 76

5.5.1 Uji Normalitas Hipotesis Ketiga ... 76

5.5.2 Uji Multikolonieritas Hipotesis Ketiga ... 79

5.5.3 Uji Autokorelasi Hipotesis Ketiga ... 79

5.5.4 Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Ketiga ... 80

5.6 Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama ... 82

5.7 Hasil Analisis Data Hipotesis Kedua ... 83

5.7.1 Persamaan Regresi ... 83

5.7.2 Pengujian Hipotesis ... 84

5.8 Hasil Analisis Data Hipotesis Ketiga ... 88

5.9 Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

6.1 Kesimpulan ... 96

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 97

6.3 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1 Rata-rata ROA, Current Ratio, Debt to Total Asset, IOS, Size,

Growth Selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 ... 3

2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 27

4.1 Daftar Pemilihan Sampel ... 40

4.2 Daftar Nama Sampel ... 41

4.3 Definisi Operasional Variabel ... 46

5.1 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Pertama ... 55

5.2 Uji Anti-image Matrices Pertama... 56

5.3 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Kedua ... 57

5.4 Uji Anti-image Matrices Kedua ... 57

5.5 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Ketiga ... 58

5.6 Uji Anti-image Matrices Ketiga ... 59

5.7 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Keempat ... 61

5.8 Uji Anti-image Matrices Keempat ... 61

5.9 Statistik Deskriptif ... 62

5.10 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test sebelum Transformasi ... 66

5.11 Hasil Uji Multikolonieritas sebelum Transformasi ... 67

5.12 Hasil Uji Autokorelasi sebelum Transformasi ... 68

5.13 Uji Koefisien Korelasi Spearman sebelum Transformasi ... 69

5.14 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test setelah Transformasi ... 73

5.15 Hasil Uji Multikolonieritas setelah Transformasi ... 73

5.16 Hasil Uji Autokorelasi setelah Transformasi ... 74

5.17 Uji Koefisien Korelasi Spearman setelah Transformasi ... 75

5.18 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test Hipotesis Ketiga ... 78

5.19 Hasil Uji Multikolonieritas Hipotesis Ketiga ... 79

5.20 Hasil Uji Autokorelasi Hipotesis Ketiga ... 80


(15)

5.22 Anti –image Matrices Hipotesis Pertama ... 82

5.23 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Kedua ... 83

5.24 Hasil Regresi Uji F ... 85

5.25 Hasil Regresi Uji t ... 86

5.26 Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua ... 87

5.27 Hasil Pengujian Pengaruh Current Ratio, DTA, dan IOS terhadap Debt to Equity Ratio ... 89


(16)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep (Sebelum Uji Faktor) ... 30

3.2 Kerangka Konsep (Sesudah Uji Faktor) ... 36

5.1 Normal P-Plot sebelum Transformasi ... 64

5.2 Grafik Histogram sebelum Transformasi ... 65

5.3 Scatterplot Heteroskedastisitas sebelum Transformasi ... 69

5.4 Normal P-Plot setelah Transformasi ... 71

5.5 Grafik Histogram setelah Transformasi ... 72

5.6 Scatterplot Heteroskedastisitas setelah Transformasi ... 75

5.7 Normal P-Plot Hipotesis Ketiga ... 77

5.8 Grafik Histogram Hipotesis Ketiga ... 78


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur

tahun 2008-2010 ... 103

2 Data Return on Asset Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011 ... 107

3 Data Current Ratio Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011 ... 108

4 Data DTA Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011 ... 109

5 Data IOS Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011 ... 110

6 Data Size Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011 ... 111

7 Data Growth Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011 ... 112

8 Data DERPerusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011 ... 113


(18)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI DENGAN DEBT TO EQUITY RATIO SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen kas yang diwakili ROA, current ratio,

debt to total asset, IOS, size, growth yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta menguji dan menganalisis apakah variabel current ratio, debt to total asset, dan

investment opportunity set sebagai hasil uji faktor berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kebijakan dividen tunai serta debt to equity ratio

sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan variabel current ratio, debt to total asset, dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak yaitu 131 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2011 Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 26 perusahaan. Data diolah menggunakan metode uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk hipotesis pertama, metode uji statistik regresi linier berganda untuk hipotesis kedua, dan uji residual untuk hipotesis ketiga dengan menggunakan

software SPSS. Hasil Penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama bahwa ROA, current ratio, debt to total asset, IOS, size, growth berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai, dan pada hipotesis kedua bahwa current ratio, debt to total asset, IOS secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai dan secara parsial seluruh variabel independen berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai. Ketika debt to equity ratio digunakan sebagai variabel moderating pada pengujian ketiga, variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai. Hal ini berarti tidak memperkuat hubungan variabel independen dengan kebijakan dividen tunai.

Kata kunci : Return on asset (ROA), current ratio, debt to total asset (DTA),

investment opportunity set (IOS), ukuran perusahaan (size),

(pertumbuhan perusahaan) growth, debt to equity ratio (DER) dan kebijakan dividen tunai


(19)

THE ANALYSIS OF THE FACTORS INFLUENCING CASH DIVIDEND POLICY WITH DEBT TO EQUITY RATIO AS MODERATING VARIABLE

AT MANUFACTURING COMPANY REGISTERED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this research was to examine and analyze the factors that affect the cash dividend policy, represented by ROA, current ratio, debt to total assets, IOS, size, growth which listed in the Indonesia Stock Exchange, and then to test and analyze variables of current ratio, debt to total asset, and investment opportunity set affect simultaneously and partially to the cash dividend policy and debt to equity ratio as a moderating variable affect correlation variable of current ratio, debt to total asset, and investment opportunity set to the cash dividend policy. Population of this research amount to 131 companies which were manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange the year 2008-2011. Sample selected by using method of purposive sampling amount to 26 companies. Data was processed using the method of test KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) for the first hypothesis, method of multiple linear regression statistical tests for the second hypothesis, and the residual test for the third hypothesis test with using SPSS software. The result of this research proves the first hypothesis that the ROA, current ratio, debt to total assets, IOS, size, growth affect to cash dividend policy, and the second hypothesis that the current ratio, debt to total assets, IOS simultaneously affect the cash dividend policy and partially all the independent variables affect the cash dividend policy. When the debt to equity ratio is used as a moderating variable in the third test, the debt to equity ratio no significant affect to cash dividends. It means not support the independent variable with cash dividend policy.

Keywords: Return on asset, current ratio, debt to total assets, investment opportunity set, size, growth, debt to equity ratio and cash dividend policy.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini, para pelaku pasar dapat memasuki dunia investasi dengan sangat mudah karena didukung oleh keterbukaan informasi. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Bagi seorang investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu memastikan apakah investasi tersebut mampu memberikan rate of return yang diharapkan atau tidak. Para investor juga memerlukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai prospek suatu perusahaan. Dan pada dasarnya, tujuan utama dari para investor dalam menanamkan dananya untuk memperoleh return yang disebut dengan dividen atau peningkatan investasi di masa yang akan datang serta meningkatkan kesejahteraan di masa yang akan datang.

Kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak manajemen, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan disebut kebijakan dividen (Rosdini, 2009). Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi para investor maupun bagi perusahan yang akan membayarkan dividennya. Di lain pihak, perusahaan juga


(21)

mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus-menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Tentunya hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham agar mendatangkan keuntungan. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian investasinya semakin tinggi dari waktu ke waktu.

Mengingat akan arti penting laba, baik bagi perusahaan maupun bagi pihak investor, dimana perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan berkepentingan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, sementara di lain pihak investor, mereka mengharapkan adanya pembagian keuntungan atas laba yang diperoleh (dividen). Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa memenuhi kebutuhan dana, sedangkan pihak investor memperoleh apa yang diinginkan, sehingga investor tidak mengalihkan investasinya ke perusahaan lain.

Berikut adalah Tabel 1.1 merupakan perhitungan ROA, current ratio, debt to total asset, IOS, size, growth selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 untuk perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia


(22)

Tabel 1.1

Rata-rata ROA, Current ratio, Debt toTotal Asset,

IOS, Size, Growth, selama Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

Keterangan 2008 2009 2010 2011

Dividen tunai (milyar Rp) 279.97 281.72 485.44 646.21

ROA (%) 13.06 14.94 15.45 16.08

Current Ratio (%) 2.95 3.09 3.68 3.61

DTA (%) 37.29 37.22 34.54 34.85

IOS 1.60 1.82 1.92 2.65

Size 27.79 27.86 27.97 28.07

Growth 0.17 0.07 0.11 0.12

Sumbe

Return On Asset menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Return On Asset adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. dalam menjalankan operasionalnya. Dari tabel 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa setiap kenaikan persentase ROA pada perusahaan manufaktur yang di teliti tahun 2008-2011 akan diikuti dengan kenaikan pembagian dividen tunai. Demikian sebaliknya, jika terjadi penurunan persentase ROA, akan diikuti dengan penurunan pembagian dividen tunai. Hal ini sejalan dengan teori dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2007), Vianita dan Amperaningrum

(2012), Andriyani (2008) serta Yiadom dan Samuel Kwaku Agyei (2011) yang

menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara rasio ROA dengan pembagian dividen tunai.


(23)

Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa setiap kenaikan persentase current ratio diikuti dengan kenaikan pembagian dividen tunai. Hal ini sejalan dengan teori yang ada dan semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan manufaktur di tahun 2008-2011 semakin tinggi pula kemampuan perusahaan tersebut melakukan pembagian dividen tunai. Sebaliknya, semakin rendah likuiditas perusahaan semakin kecil kemampuan perusahaan untuk memberikan dividen tunai. Namun fenomena ini berbeda dengan penelitian Suharli (2007), Vianita dan Amperaningrum (2012) serta Susilowati (2005) yang

menjelaskan tidak adanya pengaruh signifikan antara current ratio perusahaan dengan pembagian dividen tunai. Akan tetapi, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009) yang menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio dengan pembagian dividen tunai.

Debt to Total Asset (DTA) merupakan rasio perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap jumlah seluruh aktiva yang diketahui.. Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa penurunan persentase dari Debt to Total Asset akan diikuti dengan kenaikan pembagian dividen tunai. Sebaliknya kenaikan persentase dari Debt to Total Asset akan diikuti dengan penurunan pembagian dividen tunai. Hal ini sejalan dengan teori yang ada namun berbeda dengan penelitian Susilowati (2005) dan Lubis (2009) yang menjelaskan tidak ada pengaruh antara Debt to Total Asset (DTA) dengan pembagian dividen tunai.


(24)

Investment Opportunity Set merupakan konsep baru dalam menilai suatu perusahaan dengan mengkombinasikan asset yang dimiliki dan opsi investasi di masa depan. Perbandingan antara nilai buku dan nilai pasar dapat digunakan sebagai pengukur perusahaan yang bertumbuh dan dapat memberikan kesempatan pilihan-pilihan investasi di masa datang bagi investor. Berdasarkan tabel 1.1. diatas, dapat dilihat perusahaan manufaktur yang di teliti tahun 2008-2011 pada saat IOS meningkat, maka terjadi peningkatan pembagian dividen tunai. Fenomena ini tidak sesuai dengan teori yang ada dan tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2007) yang menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan antara IOS dengan dividen tunai. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan tersebut juga berbeda dengan hasil temuan penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2008) yang menjelaskan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara IOS dengan pembagian dividen tunai.

Ukuran perusahaan berhubungan dengan fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana dan memperoleh laba dengan melihat pertumbuhan pendapatan perusahaan. Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa setiap kenaikan nilai size perusahaan manufaktur yang di teliti tahun 2008-2011 akan diikuti dengan kenaikan pembagian dividen tunai. Fenomena ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2011) yang menjelaskan tidak adanya pengaruh signifikan antara size perusahaan dengan pembagian dividen tunai, namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hashemi dan Fatemeh Zahra Kashani Zadeh (2012) yang menyatakan adanya pengaruh positif terhadap pembagian dividen tunai.


(25)

Pertumbuhan perusahaan yaitu menggunakan aktiva untuk aktivitas operasional suatu perusahaan. Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa nilai pertumbuhan perusahaan manufaktur yang di teliti tahun 2008-2011 tidak konstan terhadap pembagian dividen tunai. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada, karena menurut Riyanto (1980), semakin tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang dalam membiayai pertumbuhan perusahaan sehingga semakin kecil jumlah dividen yang dibayarkan kepada investor. Namun temuan penelitian Yiadom dan Samuel Kwaku Agyei (2011) menjelaskan tidak ada pengaruh antara pertumbuhan perusahaan dengan pembagian dividen tunai.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto, 1980). Fenomena ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Lubis (2009), yang menunjukkan adanya pengaruh antara debt to

equity ratio dengan dividen tunai.

Setelah pembahasan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh ROA, current ratio, DTA, IOS, size, growth terhadap kebijakan dividen tunai dengan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel moderating.


(26)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ROA, current ratio, debt to total asset, IOS, size, growth pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai?

2. Apakah current ratio, debt to total asset, dan IOS sebagai hasil uji faktor berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah debt to equity ratio sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan current ratio, debt to total asset, dan IOS terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis apakah ROA, current ratio, debt to total asset, IOS, size, growth berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menguji dan menganalisis apakah current ratio, debt to total asset, dan IOS sebagai hasil uji faktor berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(27)

3. Untuk menguji dan menganalisis apakah debt to equity ratio sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan variabel current ratio, debt to total asset, dan IOS terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen tunai.

2. Bagi manajemen diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan dan membantu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan pembagian dividen tunai yang optimal sehingga menciptakan kesinambungan antara pembayaran dividen tunai saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

3. Untuk peneliti selanjutnya adalah memberikan referensi penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan empiris berhubungan dengan kebijakan dividen tunai.

1.5 Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2007) yang berjudul ”Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set

Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu likuiditas dapat digunakan sebagai


(28)

variabel moderator karena mempunyai pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi profitabilitas dan IOS, tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan, sedangkan IOS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen tunai. Teknik pengambilan sampel purposive sampling.

Penelitian ini menggunakan proksi ROI sebagai ukuran profitabilitas perusahaan, menggunakan proksi fixed asset sebagai ukuran kesempatan investasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Suharli (2007) adalah terletak pada penambahan variabel independen yaitu current ratio, debt to total asset, size, growth yang kemudian dilakukannya uji faktor, serta pengubahan variabel moderating menjadi debt to equity ratio, periode waktu penelitian yang lebih lama yaitu tahun 2008 sampai tahun 2011 dan jenis perusahaan yang di teliti yaitu perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia. Dan menggunakan MBVA (Market Book Value Asset) dalam mengukur Investment Opportunity Set.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori Dividen 2.1.1 Dividen

Dividen adalah pembagian banyaknya (2003), “Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri, equity)”. Sedangkan menurut Stice (2004) dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan da dari laba perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam dividen, maka semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama. Dividen ditentukan berdasarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pemimpin.

2.1.2 Jenis-Jenis Dividen

Berdasarkan bentuk dividen, menurut Darmaji (2001), dividen dibagi menjadi yaitu:


(30)

Dividen jenis ini dibagikan dalam bentuk kas atau uang tunai. Dividen tunai paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. 2. Dividen saham (Stock Dividend)

Pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu berupa pemberian tambahan saham kepada para pemegang saham dalam jumlah saham yang sebanding dengan saham yang dimiliki.

3. Dividen properti (Property Dividend)

Dividen ini dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva tetap dan surat-surat berharga.

4. Dividen likuidasi (Liquidating Dividend)

Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan.

2.1.3 Langkah-langkah Pembayaran Dividen

Pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen (Ang, 1997). Adapun rincian tanggal yang diperhatikan dalam pembayaran dividen menurut Sinuraya (1999) adalah sebagai berikut:

a. Tanggal pengumuman (declaration date)

Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana secara resmi diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen


(31)

regular. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya dividen kas per lembar. b. Tanggal pencatatan (date of record)

Tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut diberikan hak, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen.

c. Tanggal cum-dividend

Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.

d. Tanggal ex-dividend

Tanggal perdagangan saham tesebut sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.

e. Tanggal pembayaran (payment date)

Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut, para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai, dividen saham).


(32)

2.2 Kebijakan Dividen

2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan atau untuk membagikannya kepada pemegang saham (investor). Menurut (Sadalia, 2010), pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham diputuskan oleh dewan komisaris. Komisaris umumnya mengadakan pertemuan untuk menentuan jumlah dividen yang akan dibayar, dalam menentukan jumlah dividen yang akan dibagikan perlu mengevaluasi posisi keuangan periode yang lalu dan posisi yang akan datang.

Menurut Martono dan Agus Harjito (2007), kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hal para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan didalam perusahaan.


(33)

Dalam teori investasi pada pasar uang dan pasar modal, investor akan melakukan pembelian saham atau menjual saham bergantung pada apakah return

saham lebih besar hasilnya dibandingkan dengan deposito atau bunga obligasi. Jadi penilaian layak tidaknya investor memegang saham akan dilihat apakah

return (perubahan harga saham) lebih menguntungkan. Faktor fundamental merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan (emiten) yang meliputi faktor manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan ditunjukkan dalam laporan posisi keuangan (seperti laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan).

2.2.2 Teori Kebijakan Dividen

Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam membuat kebijakan yang tepat bagi perusahaan. Brigham dan Houston (2001) menyebutkan beberapa teori kebijakan dividen yaitu:

a. Dividen Irrelevant Theory

Teori ini beranggapan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham (nilai perusahaan) maupun terhadap biaya modalnya. Kebijakan dividen yang satu sama baiknya dengan kebijakan dividen yang lain. Dijelaskan bahwa pendukung utama teori ketidakrelevan ini adalah Miller dan Modiglani. Mereka menggunakan asumsi, tentang ketiadaan pajak dan biaya pialang. Leverage keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap biaya modal, investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek


(34)

perusahaan, distribusi laba ke dalam bentuk dividen atau laba ditahan tidak mempunyai biaya ekuitas perusahaan dan kebijakan capital budgeting merupakan kebijakan yg independen terhadap kebijakan dividen.

b. Bird-in-The Hand Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001), teori ini dapat dijelaskan dengan menggunakan pemahaman bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan dengan pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil dividen risikonya lebih kecil dari komponen keuntungan modal (capital gain). Para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal yang akan dihasilkan dibandingkan dengan seandainya mereka menerima dividen, karena dividen merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan sedangkan capital gain merupakan faktor yang dikendalikan oleh pasar melalui mekanisme penentuan harga saham. c. Teori Preferensi Pajak

Menurut Litzenberger dan Ramaswamy (dalam Andriyani, 2008) ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu:

1) Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak lebih rendah daripada pendapatan dividen. Untuk itu, investor yang memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.


(35)

2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai sahamnya terjual, sehingga ada efek nilai waktu.

3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.

Karena adanya keuntungan-keuntungan ini, para investor mungkin lebih senang perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahan yang pembagian dividennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi.

2.3 Dividen Kas

Dividen kas adalah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Menurut Sandjaja dan Barlian (2002) dividen kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas memadai dan tindakan formil dari dewan komisaris.

Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartal atau setengah tahun dimana mereka mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi yang akan datang dalam pembagian. Menentukan jumlah dividen yang harus


(36)

dibayar, menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen. Biasanya investor lebih tertarik dengan dividen yang berupa tunai daripada dividen saham. Hal ini dikarenakan para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.

Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibandingkan harga belinya. Dividen tersebut didapat dari perusahaan sebagai kontribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.

2.4 Return On Asset

Return On Asset merupakan salah satu ukuran profitabilitas, yang juga merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Menurut Ang (1997) menyatakan bahwa Return on Asset adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Return on Asset diukur dari laba bersih setelah pajak terhadap total asetnya yang mencerminkan kemampuan perusahan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian investasi (return)


(37)

Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham (Hanafi, 2004).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula.

Karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Sudarsi, 2002).

2.5 Current Ratio

Salah satu cara untuk mengukur likuiditas adalah current ratio yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(current liability) melalui sejumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi current ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya (Brigham dan Houston,


(38)

2001). Dengan semakin meningkatnya current ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor, bahwa perusahaan dapat membayar dividen yang diharapkan oleh investor.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh kewajiban jangka pendek ataupun mendanai kegiatan operasional perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan tersebut melakukan pembagian dividen tunai. Sebaliknya, semakin rendah likuiditas perusahaan semakin kecil kemampuan perusahaan untuk memberikan dividen tunai.

2.6 Debt to Total Asset

Debt to total assets merupakan rasio antara total hutang (total debts) baik hutang jangka pendek (current liability) dan hutang jangka panjang (long term debt) terhadap total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya (other assets).

Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio DTA menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak kreditur dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio DTA maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka


(39)

profitabilitas semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar bunga), maka hak para pemegang saham (dividen) juga semakin berkurang (menurun). Menurut Parthington (dalam Sunarto dan Andi Kartika, 2003) yang menunjukkan bahwa tingkat hutang yang tinggi akan mempengaruhi pembayaran dividen yang semakin rendah.

2.7 Investment Opportunity Set

Dalam signalling theory dinyatakan bahwa peningkatan dividen merupakan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena meningkatnya dividen diartikan sebagai adanya keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil yang diperoleh dari keputusan investasi (Haruman, 2008). Oleh karena itu, adanya kesempatan investasi yang memberikan keuntungan tinggi bagi perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak dibayarkan, tetapi dapat diartikan adanya prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang untuk dapat membayar dividen yang lebih tinggi.

Investasi di masa depan mempengaruhi besarnya nilai perusahaan. Menurut Myers (dalam Hanafi, 2004) nilai perusahaan merupakan gabungan dari aktiva dengan investasi di masa depan. Kesempatan investasi yang tinggi di masa depan, bisa dihubungkan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Jika tingkat pertumbuhan perusahaan tinggi maka perusahaan akan membagikan dividen yang kecil. Hal ini dikarenakan laba yang didapatkan perusahaan akan digunakan sebagai dana internal untuk keperluan investasi.


(40)

2.8 Size Perusahaan

Menurut Zulkifli (dalam Purba, 2011) ukuran untuk menentukan firm size

adalah dengan log natural dari total aktiva. Ukuran perusahaan (firm size) mencerminkan bahwa perusahaan yang mapan dan besar akan memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, dibandingkan dengan perusahaan yang masih baru ataupun perusahaan yang kecil. Perusahaan yang masih baru ataupun perusahaan yang kecil karena keterbatasan aksesnya ke pasar modal sehingga kemampuannya untuk mendapatkan modal dan memperoleh pinjaman dari pasar modal juga terbatas. Oleh karena itu, maka mereka cenderung untuk menahan labanya guna membiayai operasinya dan ini berarti dividen yang akan diterima oleh pemegang saham akan semakin kecil. Semakin besar ukuran perusahaan (firm size) maka dividen yang dibagikan juga akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividen.

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.

2.9 Growth

Aset adalah aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar hasil operasional yang


(41)

dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Meningkatnya kepercayaan pihak kreditur terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin besar dari modal sendiri. Ini didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahan (Ang, 1997).

Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Oleh karenanya, potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen (Andriyani, 2008).

2.10 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.

Menurut Brigham (dalam Suherli&Harahap, 2004) semakin besar leverage

perusahan maka cenderung untuk membayar dividennya lebih rendah dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pendanaan secara eksternal. Sehingga semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu


(42)

perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya yang akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan.

Hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan dari pada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah.

Kebijakan debt dapat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik perusahaan yang akan mempengaruhi kurva permintaan dari debt yang ditawarkan kepada perusahaan atau permintaan perusahaan akan debt

(Ang,1997). Perusahaan-perusahaan yang profitable memiliki lebih banyak

earnings yang tersedia untuk investasi dan karenanya, akan cenderung membangun equitas mereka relatif terhadap debt. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya (Ang, 1997). Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya (Ang, 1997). Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai pengaruh negatif dengan dividen. Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang


(43)

digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio hutang menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan.

2.11 Review Penelitian Terdahulu

Peneliti melakukan review terhadap beberapa penelitian sebelumnya untuk dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian ini. Penelitian Suharli (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”, dengan kesimpulan likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat (variabel moderator) karena mempunyai pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi profitabilitas dan kesempatan investasi, tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan.

Penelitian oleh Vianita dan Izzati Amperaningrum (2012) dengan judul penelitian “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian diperoleh bahwa secara parsial, variabel independen yang berpengaruh signifikan ter-hadap dividen kas adalah ROA, EPS, DPR, sedangkan cash ratio, current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.


(44)

Penelitian oleh Andriyani (2008) dengan judul “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Investment Opportunity Set dan Profitability

terhadap Kebijakan-Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006)”, kesimpulan secara parsial variabel independen cash ratio, IOS, ROA berpengaruh signifikan positif terhadap variabel DPR, sedangkan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel DPR.

Penelitian oleh Purba (2011) dengan judul “Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan Dan Umur Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Infrastructure, Utility, and Transportation dan Real Estate and Property yang Terdaftar Di BEI”. Penelitian menunjukkan laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Sedangkan laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap dividen kas secara parsial, dan secara simultan laba akuntansi, laba tunai, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

Selanjutnya melakukan penelitian terhadap Yiadom dan Samuel Kwaku Agyei (2011) yang berjudul “Determinants of Dividend Policy of Banks in Ghana”. Hasil penelitian ROA, leverage, changes in dividend, collateral capacity

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan growth

dan age tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2005) yang berjudul ”Pengaruh Informasi Laporan Keuangan terhadap Pendapatan Dividen Tunai (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ periode 1999-2003)”.


(45)

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini secara parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan variabel ROE, CR, DTA dan DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai.

Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”, memiliki kesimpulan bahwa secara parsial hanya variabel Cash Ratio, Current Ratio dan DER yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan variabel ROI, DTA, EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai.

Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Hashemi dan Fatemeh Zahra Kashani Zadeh (2012) yang berjudul “The Impact of Financial Leverage Operating Cash Flow and Size of Comapany on the Dividend Policy (Case Study of Iran)”, Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini secara parsial hanya variabel operating cash flow, size of company yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividend policy dan variabel financialleverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend policy.


(46)

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)

No Nama

Peneliti & Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Michell Suharli (2007)

Pengaruh Prof-itability dan Inves-tment Opportunity Set terhadap Ke-bijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Per-usahaan yang ter-daftar di Bursa Efek Jakarta Per-iode 2002-2003)

Variabel independen: Profitability,

Investment Opport-unity Set, Likuiditas Variabel dependen: Kebijakan Dividen Tunai Likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat (variabel moderator) karena mempunyai pengaruh yang sig-nifikan dalam mem-pengaruhi profitabilitas dan kesempatan invest-tasi, tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan.

2 Engela Vianita dan Izzati Amperanin grum (2012) Analisis Faktor yang Mempenga-ruhi Dividen Kas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel independen: ROA, EPS, Cash Ratio, Current Ratio, DPR

Variabel dependen: Dividen Kas

Secara parsial, variabel independen yang ber-pengaruh signifikan terhadap dividen kas adalah ROA, EPS, DPR. Sedangkan cash ratio, current ratio tidak signifikan ter-hadap dividen kas. 3 Maria

Andriyani (2008)

Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Investment

Opportunity Set

dan Profitability terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada per-usahaan Auto-motive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006)

Variabel independen:

Cash Ratio, DER,

IOS, ROA.

Variabel dependen: Kebijkaan Dividen

Secara parsial variabel independen cash ratio, IOS, ROA berpengaruh signifikan positif ter-hadap variabel ke-bijakan dividen, se-dangkan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen


(47)

4 Fransiska Purba (2012) Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Per-usahaan Dan Umur Perusahaan Ter-hadap

Dividen Kas Pada Perusahaan

Infrastructure,

Utility, And Trans-portation

Dan Real Estate And Pro-perty

Yang Ter-daftar Di BEI

Variabel independen: Laba Akuntansi, Laba Tunai, Ukuran Perusahaan Dan Umur Perusahaan

Variabel dependen: Dividen kas

Penelitian menun-jukkan bahwa laba akuntansi berpeng-aruh signifikan ter-hadap dividen kas. Laba tunai, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan memiliki pengaruh tidak sig-nifikan terhadap dividen kas secara parsial, secara simul-tan laba akunsimul-tansi, laba tunai, ukuran usahaan dan umur per-usahaan berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

5 Edward Marfo-Yiadom dan Samuel Kwaku Agyei (2011) Determinants of Dividend Policy of Banks in Ghana

Variabel independen: ROA, leverage, changes in dividend, collateral capacity, growth, age. Variabel dependen: Kebijakan dividen

ROA, leverage,

changes in dividend, collateral capacity berpengaruh positif dan signifikan ter-hadap kebijakan dividen. Sedangkan growth dan age tidak berpengaruh sig-nifikan terhadap ke-bijakan dividen

6 Tri

Susilowati (2005)

Pengaruh Informasi Laporan Keuangan terhadap Pendapat-an Dividen Tunai (Studi Kasus Pada Perusahaan Manu-faktur yang Ter-daftar di BEJ periode 1999-2003)

Variabel independen: ROI, ROE, Current

Ratio, DTA, DER,

EPS

Variabel dependen: Dividen tunai

Kesimpulan yang didapat dari pe-nelitian ini secara

parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai, se-dangkan variabel ROE, CR, DTA dan DER tidak ber-pengaruh secara sig-nifikan terhadap dividen tunai.


(48)

7 Yeti Meliany Lubis (2009)

Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Dividen Kas pada Perusahaan

Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Go Public di Bursa Efek Jakarta

Variabel independen: ROI, Cash Ratio,

Current Ratio, DTA,

EPS, DER, DPR Variabel dependen: Dividen Tunai

Kesimpulan yang didapat dari pe-nelitian ini secara parsial hanya va-riabel Cash Ratio, Current Ratio dan DER yang ber-pengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai, se-dangkan variabel ROI, DTA, EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen tunai.

8 Seyed Abbas Hashemi dan Fatemeh Zahra Kashani Zadeh (2012)

The Impact of Financial

Leverage

Operating Cash Flow and Size of Comapany on the Dividend Policy (Case Study of Iran)

Variabel independen:

Financial Leverage,

Operating Cash Flow, Size of Company

Variabel dependen: Dividend Policy

Kesimpulan yang didapat dari pe-nelitian ini secara parsial hanya va-riabel operating cash flow, size of company yang ber-pengaruh secara sig-nifikan terhadap dividend policy dan variabel financial leverage tidak ber-pengaruh secara sig-nifikan terhadap dividend policy.


(49)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dibangun untuk menunjukkan pengaruh variabel ROA, current asset, debt to total asset, investment opportunity set, size perusahaan,

growth, sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen tunai Adapun kerangka konsep sebelum dilakukan uji faktor yang memperlihatkan pengaruh dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam skema di bawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep (Sebelum Uji Faktor) ROA (x1)

Current Ratio (x2)

Debt to Total Asset (x3)

Kebijakan Dividen Tunai (y) Investment Opportunity

Set (x4) Size (x5)


(50)

Penelitian ini dilakukan terhadap kebijakan dividen tunai karena dividen merupakan alasan investor melakukan investasi. Dimana masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya. Pada kerangka konsep ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan uraian berikut:

a. Pengaruh ROA terhadap Kebijakan Dividen Tunai

Profitability yang diukur dengan ROA, mampu mengukur perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut). Dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Jadi, keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

b. Pengaruh Current Ratio terhadap Kebijakan Dividen Tunai

Perusahaan yang memiliki likuiditas lebih baik maka akan mampu membayar dividen lebih banyak. Pada perusahaan yang membukukan keuntungan lebih tinggi ditambah likuiditas yang lebih baik, maka semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Pada perusahaan yang menginvestasikan dana lebih banyak akan menyebabkan jumlah dividen tunai yang dibayarkan berkurang, namun likuiditas yang baik mampu memperlemah hipotesis tersebut karena


(51)

perusahaan dapat menunda pembayaran hutang jangka pendeknya. Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajiban jangka pendeknya dan mendanai operasional usahanya (Suharli, 2004).

Hanya perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan mengutamakan potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek ataupun mendanai operasi perusahaannya (Suharli, 2007).

c. Pengaruh Debt to Total Asset Terhadap Kebijakan Dividen Tunai

Debt to total assets merupakan rasio antara total hutang (total debts) terhadap total aktiva (total assets). Rasio ini menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio DTA menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio DTA maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman.

Semakin meningkatnya rasio hutang maka hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang semakin besar, maka profitabilitas (earnings after tax) semakin berkurang (karena sebagian digunakan


(52)

untuk membayar bunga), maka hak para pemegang saham (dividen) juga semakin berkurang (menurun).

d. Pengaruh IOS terhadap Kebijakan Dividen Tunai

Laba perusahaan akan dipergunakan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya akan ditahan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi perusahaan guna pertumbuhan di masa yang akan datang. Sehingga, semakin tinggi dana perusahaan dipakai untuk investasi, maka akan semakin kecil pendapatan yang akan diterima para pemegang saham, begitupun sebaliknya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Smith dan Watts (dalam Gumanti dan Puspitasari, 2008) yang menyatakan hubungan kesempatan investasi dan kebijakan dividen dapat diidentifikasikan melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam suatu periode tertentu, semakin kecil dividen yang diberikan, karena perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang

free cash flownya rendah. Menurut Jensen (dalam Gumanti dan Puspitasari, 2008), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dividen yang dibayar lebih kecil karena akan diinvestasikan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

e. Pengaruh Size Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Tunai

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan


(53)

kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Chang dan Rhee, 1990 dalam Puspita, 2009).

Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham. Pembayaran dividen yang besar dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan di mata investor. Perusahaan besar cenderung melakukan hal tersebut, sedangkan untuk perusahaan kecil akan membagi dividen yang rendah. Hal ini dikarenakan profit dialokasikan pada laba ditahan yang digunakan untuk menambah asset.

f. Pengaruh Growth terhadap Kebijakan Dividen Tunai

Menurut Riyanto (1980) semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Perusahaan biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya.


(54)

Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan semakin besar pula hasil operasional yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditur) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar dari modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahan.

Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen.

Namun, dalam penelitian ini dilakukan uji faktor. Kerangka konsep yang memperlihatkan pengaruh dalam penelitian ini setelah dilakukan uji faktor, dapat dilihat dalam skema di bawah ini:


(55)

Variabel Independen Variabel Moderating Variabel Dependen

Gambar 3.2 Kerangka Konsep (Setelah Uji Faktor)

Setelah dilakukan uji faktor adapun variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai adalah current ratio, debt to total asset, investment opportunity set dengan debt to equity ratio sebagai variabel moderating. Konsep ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu, debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan

Current Ratio (x1)

Debt to Total Asset (x2)

Investment

Opportunity Set (x3)

Debt to Equity Ratio (z)

Kebijakan Dividen Tunai (y)


(56)

sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti hanya sebagian kecil saja pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto, 1980).

Perusahaan dengan tingkat DER yang rendah dalam hubungannya dengan

current ratio yang tinggi cenderung akan meningkatkan pembagian dividen tunai terhadap investor, tetapi perusahaan dengan nilai current ratio yang rendah akan cenderung mengalami penurunan pembagian dividen tunai. Perusahaan dengan tingkat DER yang tinggi, dan memiliki DTA yang tinggi maka perusahaan akan membayar dividen tunai lebih rendah karena perusahaan akan membayar kewajiban terlebih dahulu dalam melunasi utang kepada pihak lain, sedangkan bila DTA rendah dan DER yang rendah, perusahaan tersebut cenderung membayar dividen lebih besar kepada investor. Begitu juga dengan perusahaan yang memiliki DER yang rendah dan memiliki IOS yang tinggi, perusahaan cenderung memperbesar investasinya atau membuka investasi baru yang berdampak akan membayar dividen tunai lebih rendah.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang dianggap benar atas berbagai pertanyaan yang dihadapi, dan harus diuji lagi kebenarannya secara ilmiah.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konsep yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:


(57)

1. ROA, current ratio, debt to total asset, IOS, size, growth pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai.

2. Current ratio, debt to total asset, dan IOS sebagai hasil uji faktor memiliki pengaruh secara simultan dan parsial terhadap kebijakan dividen tunai pada pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Debt to equity ratio sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan

variabel current ratio, debt to total asset, dan IOS terhadap kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(1)

Lampiran 5:Data IOS

Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011

No Kode Perusahaan IOS

2008 2009 2010 2011 1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 0,24688 1,47098 0,47647 3,40006 2 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 1,08897 1,45371 0,84510 1,05902 3 CTBN Citra Turbindo Tbk 1,91468 14,3591 1,59739 1,31249 4 LION Lion Metal Works Tbk 0,63666 0,74996 0,50412 0,71461 5 LMSH Lionmesh Prima Tbk 0,71384 0,92911 0,69635 0,88652 6 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 1,32093 0,84009 1,03401 1,01003 7 BRNA Berlina Tbk 0,89673 0,73272 0,78480 0,60512 8 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 0,78233 0,5394 0,34005 0,80289 9 TRST Trias Sentosa Tbk 0,74579 0,6454 0,6944 0,73351 10 AUTO Astra Otoparts Tbk 0,97767 0,89026 1,10263 8,04533 11 BRAM Indo Kordsa (formerly Branta

Mulia) Tbk 0,40336 1,59943 0,71859 0,92667 12 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 1,23111 0,81345 0,63832 1,07468 13 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1,07833 1,4651 1,52513 1,76512 14 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,62257 0,64498 1,58588 0,45303 15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 1,8653 1,94392 3,86537 5,311 16 MYOR Mayora Indah Tbk 1,03298 0,78196 1,3315 1,88124 17 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 4,38599 2,41341 2,72319 6,84112 18 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 1,60871 0,97789 2,25627 1,62747 19 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 1,51616 0,63317 0,75341 5,2237 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 2,60842 0,38334 0,38023 4,20151 21 MERK Merck Tbk 3,26274 2,01623 4,28676 3,85326

22 SQBI

Bristol-Myers Squibb Indonesia

Tbk 0,60223 0,47909 0,46336 0,4328

23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 1,38398 0,8134 1,18968 2,0938 24 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,50007 0,31372 0,56399 0,8101 25 TCID Mandom Indonesia Tbk 1,95828 1,22628 1,64947 1,37782 26 UNVR Unilever Indonesia Tbk 8,44106 8,45641 10,2246 12,65907


(2)

Lampiran 6: Data

Size

Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011

No Kode Perusahaan SIZE

2008 2009 2010 2011 1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 30,05 30,21 30,36 30,52 2 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 27,32 27,43 27,49 27,44 3 CTBN Citra Turbindo Tbk 28,17 28,21 28,53 28,42 4 LION Lion Metal Works Tbk 26,25 26,32 26,43 26,62 5 LMSH Lionmesh Prima Tbk 24,85 25,01 25,08 25,30 6 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 28,16 28,10 28,30 28,38

7 BRNA Berlina Tbk 26,79 26,95 27,03 27,19

8 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 26,44 26,48 26,57 26,59 9 TRST Trias Sentosa Tbk 28,4 28,28 28,33 28,38 10 AUTO Astra Otoparts Tbk 29,01 29,16 29,35 29,57 11 BRAM Indo Kordsa (formerly Branta

Mulia) Tbk 28,14 27,93 28,03 28,13

12 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 27,65 27,75 27,77 27,79 13 SMSM Selamat Sempurna Tbk 27,55 27,57 27,69 27,75 14 DLTA Delta Djakarta Tbk 27,27 27,35 27,28 27,26 15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 27,57 27,62 27,75 27,83 16 MYOR Mayora Indah Tbk 28,7 28,8 29,11 29,51 17 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 30,41 30,5 30,65 30,59 18 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 27,18 27,38 27,47 27,55 19 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 27,99 28,07 28,13 28,21 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 29,37 29,5 29,58 29,74

21 MERK Merck Tbk 26,65 26,79 26,79 27,09

22 SQBI

Bristol-Myers Squibb Indonesia

Tbk 26,4 26,48 26,49 26,61

23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 28,71 28,81 28,9 29,07 24 MRAT Mustika Ratu Tbk 26,59 26,62 26,68 26,76 25 TCID Mandom Indonesia Tbk 27,53 27,62 27,67 27,75 26 UNVR Unilever Indonesia Tbk 29,5 29,64 29,79 29,98


(3)

Lampiran 7: Data

Growth

Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011

No Kode Perusahaan GROWTH

2008 2009 2010 2011

1 INTP

Indocement Tunggal Prakasa

Tbk 0,1244 0,02574 0,15588 0,18279

2 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 0,16731 0,11764 0,06134 -0,04769 3 CTBN Citra Turbindo Tbk 0,12225 0,03949 0,38013 -0,10031 4 LION Lion Metal Works Tbk 0,17125 0,07199 0,11988 0,20373 5 LMSH Lionmesh Prima Tbk -0,01312 0,17492 0,07372 0,25344 6 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 0,14343 -0,06412 0,23067 0,0791 7 BRNA Berlina Tbk 0,118 0,17361 0,08611 0,16891 8 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk -0,07281 0,03932 0,09334 0,02333 9 TRST Trias Sentosa Tbk 0,00929 -0,10987 0,05614 0,05069 10 AUTO Astra Otoparts Tbk 0,15258 0,16668 0,20256 0,24676 11 BRAM Indo Kordsa (formerly Branta

Mulia) Tbk 0,07582 -0,19317 0,10602 0,11213 12 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 0,76366 0,103 0,10226 0,02441 13 SMSM Selamat Sempurna Tbk 0,12011 0,01279 0,13322 0,06536

14 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,17883 0,08897 -0,06817 -0,01752 15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 0,51388 0,05531 0,14456 0,07363 16 MYOR Mayora Indah Tbk 0,54396 0,11067 0,35505 0,50024

17 HMSP

Hanjaya Mandala Sampoerna

Tbk 0,0289 0,09809 0,15853 -0,05596

18 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,13679 0,22888 0,08996 0,08685 19 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,00356 0,0809 0,05841 0,08263 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,11008 0,1365 0,08485 0,17661 21 MERK Merck Tbk 0,13291 0,15705 0,00183 0,34413

22 SQBI

Bristol-Myers Squibb Indonesia

Tbk 0,29593 0,08214 0,00341 0,1304

23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 0,06992 0,09977 0,10005 0,18408 24 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,12273 0,03059 0,05665 0,09354 25 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,25592 0,09204 0,0529 0,07985 26 UNVR Unilever Indonesia Tbk 0,21962 0,15069 0,16249 0,20468


(4)

Lampiran 8: Data DER

Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011

No Kode Perusahaan DER

2008 2009 2010 2011 1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 0,32528 0,24081 0,17171 0,15364 2 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 1,58256 1,38491 1,12081 0,72093 3 CTBN Citra Turbindo Tbk 1,05557 0,84977 1,4325 0,69482 4 LION Lion Metal Works Tbk 0,2581 0,19125 0,16916 0,21106 5 LMSH Lionmesh Prima Tbk 0,63563 0,83347 0,67146 0,71354 6 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 1,69679 1,09622 1,52756 1,618 7 BRNA Berlina Tbk 1,27219 1,7024 1,62373 1,53024 8 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 0,37999 0,29306 0,22583 0,22366 9 TRST Trias Sentosa Tbk 1,08106 0,6787 0,6394 0,60767 10 AUTO Astra Otoparts Tbk 0,44888 0,39338 0,38403 0,47456 11 BRAM Indo Kordsa (formerly Branta

Mulia) Tbk 0,48113 0,22899 0,26464 0,38144 12 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 2,44533 1,71486 1,7623 1,77266 13 SMSM Selamat Sempurna Tbk 0,62481 0,79827 0,96005 0,69525 14 DLTA Delta Djakarta Tbk 0,33537 0,27245 0,19946 0,21508 15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 1,73492 1,44134 1,41274 1,30225 16 MYOR Mayora Indah Tbk 1,32223 1,02605 1,1845 1,72195 17 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1,00443 0,69305 1,00932 0,8993 18 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,25561 0,41211 0,33329 0,47347 19 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,52534 0,56997 0,48765 0,43252 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 0,37516 0,39242 0,23453 0,26989 21 MERK Merck Tbk 0,14585 0,22526 0,19765 0,18253

22 SQBI

Bristol-Myers Squibb Indonesia

Tbk 0,37371 0,21061 0,18945 0,19588

23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 0,29339 0,34026 0,36283 0,39542 24 MRAT Mustika Ratu Tbk 0,16845 0,15552 0,14467 0,17873 25 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,11593 0,12922 0,10412 0,10824 26 UNVR Unilever Indonesia Tbk 1,09599 1,01987 1,15004 1,84772


(5)

Lampiran 9: Data Dividen Tunai

Perusahaan Manufaktur Tahun 2008-2011

No Kode Perusahaan Dividen Tunai

2008 2009 2010 2011

1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 147.249.267.960 552.184.754.850 828.277.132.275 968.163.000.000 2 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 4.588.394.360 4.588.394.360 12.847.504.208 27.836.566.160 3 CTBN Citra Turbindo Tbk 144.000.000.000 18.000.000.000 115.200.000.000 151.200.000.000 4 LION Lion Metal Works Tbk 6.502.000.000 7.022.160.000 6.502.000.000 10.403.200.000 5 LMSH Lionmesh Prima Tbk 480.000.000 576.000.000 288.000.000 480.000.000 6 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 33.505.000.000 22.186.000.000 35.950.000.000 48.762.000.000 7 BRNA Berlina Tbk 3.450.000.000 12.006.000.000 12.006.000.000 12.420.000.000 8 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 5.250.000.000 2.997.496.500 2.916.613.465 48.610.225.000 9 TRST Trias Sentosa Tbk 14.040.000.000 28.080.000.000 42.120.000.000 56.160.000.000 10 AUTO Astra Otoparts Tbk 246.770.000.000 230.576.000.000 490.456.000.000 572.200.000.000 11 BRAM Indo Kordsa (formerly Branta Mulia) Tbk 28.350.000.000 56.250.000.000 56.250.000.000 56.250.000.000 12 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 3.608.000.000 2.460.000.000 8.883.675.000 10.250.000.000 13 SMSM Selamat Sempurna Tbk 28.793.377.200 28.793.377.200 35.991.721.500 43.190.065.800 14 DLTA Delta Djakarta Tbk 22.418.453.000 56.046.134.000 152.125.219 168.138.401.000 15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 75.852.000.000 579.425.000.000 76.906.000.000 448.349.000.000 16 MYOR Mayora Indah Tbk 30.663.360.000 38.329.200.000 76.658.400.000 99.655.920.000


(6)

Lanjutan Lampiran 9...

No Kode Perusahaan Dividen Tunai

2008 2009 2010 2011

17 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 3.944.700.000.000 2.629.800.000.000 6.684.075.000.000 8.064.720.000.000 18 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 25.200.000.000 25.200.000.000 25.200.000.000 33.600.000.000 19 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 13.196.984.486 13.848.443.718 18.752.062.953 27.743.208.820 20 KLBF Kalbe Farma Tbk 101.560.144.220 126.950.180.275 253.900.360.551 710.921.009.540 21 MERK Merck Tbk 51.520.000.000 119.840.000.000 109.961.600 99.993.600.000 22 SQBI Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 25.600.000.000 81.920.000.000 87.040.000.000 87.040.000.000 23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 270.000.000.000 180.306.355.500 292.500.000.000 450.000.000.000 24 MRAT Mustika Ratu Tbk 2.225.805.240 5.572.560.000 4.202.960.000 4.883.480.000 25 TCID Mandom Indonesia Tbk 50.668.800.000 60.320.000.100 64.341.333.440 68.362.666.780 26 UNVR Unilever Indonesia Tbk 1.999.060.000.000 2.441.600.000.000 3.044.370.000.000 4.532.220.000.000


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 28

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia m.anas

0 0 109

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 7 18

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Chapter III VI

0 0 45

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 15