Pengaruh Konsentrasi Karbon Aktif Dalam Formulasi Sediaan Maskara terhadap Karakteristik Maskara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19
pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian. Perkembangan ilmu kosmetik
serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono
dan Latifah, 2007).
Definisi

kosmetik

dalam

peraturan

Menteri

Kesehatan

RI


No.

445/Menkes/1998 adalah sediaan atau panduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar), gigi, dan rongga mulut, untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.
Tujuan kosmetik dekoratif (riasan) adalah semata-mata untuk mengubah
penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan kulit
tertutupi (Tranggono dan Latifah, 2007). Sediaan rias mata adalah sediaan
kosmetika yang digunakan untuk periasan dengan daerah pelekatan pada kulit
sekitar mata dalam rangkaian riasan mata, dimaksudkan untuk meningkatkan
penampilan yang terpusatkan pada penampakan mata (Ditjen POM., 1985).
Sediaan maskara adalah sediaan rias mata yang dimaksudkan untuk
memperindah penampilan bentuk mata dengan cara mengoleskannya pada bulu
mata (Ditjen POM., 1985). Maskara menebalkan dan memanjangkan bulu mata

1

Universitas Sumatera Utara

untuk mendapatkan tampilan yang menarik (Barel, dkk., 2009).
Maskara liquid merupakan salah satu jenis maskara. Menurut Barel, dkk.,
(2009) maskara liquid adalah formula modern yang paling popular. Maskara
liquid akan lebih cepat kering dan lebih mudah lengket. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan alkohol dan gum larut air dalam formulasinya. Gum larut air
digunakan sebagai pembentuk film, mensuspensikan dan menyebarkan pigmen
serta membantu menempelkan pigmen di bulu mata, sedangkan alkohol yang
bersifat lebih cepat menguap membuat waktu pengeringan produk pada bulu mata
menjadi singkat.
Pada penelitian ini maskara liquid yang dibuat menggunakan karbon aktif
sebagai pewarna. Karbon aktif adalah karbon yang mempunyai rumus kimia C
dan berbentuk amorf, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung
karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan
permukaan yang lebih luas (Salamah, 2008). Warnanya yang hitam pekat dan
halus membuat karbon aktif cocok menjadi bahan formula maskara (Khan, 2014).
Pada penelitian Loyen dan kawan-kawan (2010), ada dampak dari jumlah
bahan yang digunakan pada efek dari maskara. Bahan yang digunakan pada
penelitian Loyen dapat mempengaruhi pelekatan yang signifikan tanpa gumpalan,

mempertahankan efek ikal dan juga menghasilkan waktu pengeringan singkat,
sehingga meningkatkan kenyamanan penggunaan.
Sangat sedikit publikasi pada analisis maskara, hal tersebut menunjukkan
bahwa produsen kosmetik memiliki metode pengujian mereka sendiri (Tamburic,
dkk., 2009). Di Indonesia pun tidak ada penelitian atau literatur yang menuliskan
tentang tata cara yang sesuai untuk pengujian berbagai karakteristik maskara

2
Universitas Sumatera Utara

seperti pelekatan dan waktu pengeringan produk, kelentikan dan efek panjang
pada bulu mata setelah pemakaian maskara.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh konsentrasi karbon aktif dalam formulasi sediaan
maskara terhadap karakteristik pemakaian maskara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Apakah ada pengaruh perbedaan konsentrasi karbon aktif terhadap
karakteristik maskara yaitu pelekatan, waktu pengeringan produk,

kelentikan, efek panjang dan efek tebal pada bulu mata setelah pemakaian
maskara ?
b. Apakah sediaan maskara dari karbon aktif stabil dalam penyimpanan ?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan konsentrasi karbon aktif dapat mempengaruhi karakteristik
maskara yaitu pelekatan, waktu pengeringan produk, kelentikan, efek
panjang dan efek tebal pada bulu mata setelah pemakaian maskara.
b. Sediaan maskara dari karbon aktif stabil dalam penyimpanan.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui ada pengaruh perbedaan konsentrasi karbon aktif

3
Universitas Sumatera Utara

terhadap karakteristik maskara yaitu pelekatan, waktu pengeringan produk,
kelentikan, efek panjang dan efek tebal pada bulu mata setelah pemakaian

maskara.
b. Untuk mengetahui stabilitas sediaan maskara dari karbon aktif dalam
penyimpanan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat menambah informasi bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam
bidang kefarmasian mengenai tata cara yang sesuai untuk pengujian
berbagai karakteristik maskara seperti pelekatan dan waktu pengeringan
produk, kelentikan dan efek panjang pada bulu mata setelah pemakaian
maskara.
b. Untuk menambah manfaat karbon aktif, yaitu sebagai sediaan maskara.

4
Universitas Sumatera Utara