Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Steroid Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksana Herba Kurmak Mbelin (Enydra fluctuans Lour.)
Lampiran 1. Identifikasi Sampel
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
Herba kurmak mbelin
disortir
dicuci
ditiriskan lalu ditimbang
dikeringkan
Simplisia
pemeriksaan makroskopik
dihaluskan
Serbuk simplisia
Skrining Fitokimia:
- Alkaloida
- Flavonoida
- Saponin
- Tanin
- Glikosida
- Antrakuinon
- Steroida/triterpenoi
Karakterisasi:
- Pemeriksaan makroskopik
- Penetapan kadar:
- air
- sari yang larut dalam
etanol
- sari yang larut dalam air
- abu total
- abu yang tidak larut dalam
asam
Pembuatan
ekstrak
ekstraksi dengan
etanol
Esktrak
etanol
dipartisi dengan nheksana
Ekstrak n-heksana
penentuan fase gerak secara KLT
diisolasi secara kromatografi
kolom dan preparatif dan hasilnya
dipantau dengan KLT
Isolat
dilakukan uji kemurnian dengan
KLT 2 arah
Isolat murni
dikarakterisasi secara
spektrofotometri UV dan IR
Spektrum
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak n-heksana herba kurmak mbelin
400 g serbuk simplisia
direndam selama 3 jam
dimasukkan ke dalam alat perkolator
dituangkan cairan penyari etanol secukupnya
sampai semua simplisia terendam
mulut perkolator ditutup dengan alumunium
foil
perkolator didiamkan selama 24 jam
keran perkolator dibuka dan perkolat diatur
menetes dengan kecepatan 20 tetes/menit
sampai pada saat beberapa tetes perkolat
tidak bereaksi ketika ditambahkan pereaksi
Liebermann-Burchard
Ampas
Perkolat
diuapkan dengan rotary evaporator
pada suhu 50o C
Ekstrak etanol
ditambahkan 40 ml etanol
ditambahkan 100 ml air panas,
dihomogenkan
dimasukkan ke dalam corong pisah
dipartisi dengan 100 ml n-heksana
sebanyak 3 kali
Fraksi n-heksana
Fraksi air
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar makroskopik dari tumbuhan kurmak mbelin (Enydra
fluctuans Lour.)
Gambar tumbuhan kurmak mbelin
Gambar herba kurmak mbelin segar
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Gambar simplisia herba kurmak mbelin
Gambar serbuk herba kurmak mbelin
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Gambar mikroskopik dari tumbuhan segar dan serbuk simplisia
herba kurmak mbelin (Enydra fluctuans Lour.)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penampang melintang daun segar kurmak mbelin (perbesaran 10 x 40)
Keterangan:
1. Kutikula
2. Rambut penutup
3. Epidermis atas
4. Jaringan pagar
5. Rongga udara
6. Stomata
7. Jaringan bunga karang
8. Floem
9. Xilem
10. Epidermis bawah
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (lanjutan)
1
2
3
4
5
6
7
Penampang melintang batang tumbuhan segar kurmak mbelin (perbesaran 10 x 40)
Keterangan:
1. Epidermis
2. Rongga udara
3. Floem
4. Korteks
5. Xilem
6. Parenkim
7. Kambium
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (lanjutan)
1
2
3
4
5
Mikroskopik serbuk simplisia herba kurmak mbelin (perbesaran 10 x 40)
Keterangan:
1. Fragmen mesofil
2. Stomata tipe anomositik
3. Jaringan pagar
4. Rambut penutup
5. Xilem dengan penebalan spiral
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Perhitungan hasil penetapan kadar
a. Perhitungan hasil penetapan kadar air
Kadar air =
volume air (ml)
berat sampel (g)
x 100%
1. Sampel 1
Berat sampel
= 5,078 g
Volume air
= 0,3 ml
Kadar air
=
2. Sampel 2
0,3
5,078
x 100%
= 5,9 % v�b
Berat sampel
= 5,103 g
Volume air
= 0,3 ml
Kadar air
=
3. Sampel 3
0,3
5,103
x 100%
= 5,8 % v�b
Berat sampel
= 5,121 g
Volume air
= 0,2 ml
Kadar air
=
Kadar air rata – rata
0,2
5,121
x 100%
= 3,9 % v�b
=
5,9% + 5,8% + 3,9%
3
= 5,2 % v�b
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (lanjutan)
b. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam air
Kadar sari yang larut dalam air =
berat sari
berat simplisia
x
100
20
x 100%
1. Kadar sari yang larut dalam air I
Berat cawan
= 45,184 g
Berat cawan + berat sari
= 45,382 g
Berat sampel
= 5,078 g
Berat sari
= 0,198 g
Kadar sari yang larut dalam air
=
0,198
5,078
x
100
20
x 100% = 19,49 %
2. Kadar sari yang larut dalam air II
Berat cawan
= 44,200 g
Berat cawan + berat sari
= 44,403 g
Berat sampel
= 5,074 g
Berat sari
= 0,203 g
Kadar sari yang larut dalam air
=
0,203
5,074
x
100
20
x 100% = 20,01 %
3. Kadar sari larut dalam air III
Berat cawan
= 44,214 g
Berat cawan + berat sari
= 44,441 g
Berat sampel
= 5,070 g
Berat sari
= 0,227 g
Kadar sari yang larut dalam air
=
0,227
5,070
x
100
20
x 100% = 20,63 %
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (lanjutan)
Kadar sari yang larut dalam air rata – rata
=
19,49% + 20,01% + 22,38%
3
= 20,63 %
c. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Kadar sari yang larut dalam etanol
berat sari
=
berat simplisia
x
100
20
x 100%
1. Kadar sari yang larut dalam etanol I
Berat Cawan
= 46,792 g
Berat Cawan + Berat Sari
= 46,977 g
Berat Sampel
= 5,051 g
Berat sari
= 0,185 g
Kadar sari yang larut dalam etanol
=
0,185
5,051
x
100
20
x 100%
= 18,31%
2. Kadar sari yang larut dalam etanol II
Berat Cawan
= 45,113g
Berat Cawan + Berat Sari
= 45,287g
Berat Sampel
= 5,046 g
Berat sari
= 0,174 g
Kadar sari yang larut dalam etanol
=
0.174
5,046
x
100
20
x 100%
= 17,24%
3. Kadar sari yang larut dalam etanol III
Berat Cawan
= 45,284g
Berat Cawan + Berat Sari
= 45,447g
Berat Sampel
= 5,040 g
Berat sari
= 0.163 g
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (lanjutan)
Kadar sari yang larut dalam etanol
=
0,163
5,040
100
x
20
x 100%
= 16,17%
Kadar sari yang larut dalam etanol rata-rata
=
18,31% + 17,24% + 16,17%
3
= 17,24 %
d. Perhitungan hasil penetapan kadar abu total
Kadar abu total
=
berat abu
berat simplisia
x 100%
1. Sampel I
Berat simplisia
= 2,028 g
Berat abu
= 0,311g
Kadar abu total
=
0,311
2,028
x 100%
= 15,33 %
2. Sampel II
Berat simplisia
= 2,022 g
Berat abu
= 0,268g
Kadar abu total
=
0,268
2,022
x 100%
= 13,25%
3.Sampel III
Berat simplisia
= 2,020 g
Berat abu
= 0,288g
Kadar abu total
=
0,288
2,020
x 100%
= 14,26 %
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (lanjutan)
Kadar abu total rata-rata
=
15,33%+13,25%+14,26%
3
= 14,28%
e. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam
Kadar abu tidak larut dalam asam
=
berat abu
berat simplisia
x 100%
1. Sampel I
Berat simplisia
= 2,028 g
Berat abu
= 0,013g
Kadar abu tidak larut asam =
0,013
2,028
x 100%
= 0,64%
2. Sampel II
Berat simplisia
= 2,022 g
Berat abu
= 0,009g
Kadar abu tidak larut asam =
0,009
2,022
x 100%
= 0,44%
3.Sampel III
Berat simplisia
= 2,020 g
Berat abu
= 0,011g
Kadar abu tidak larut asam
=
0,011
2,020
x 100%
= 0,54%
Kadar abu tidak larut asam rata-rata =
0,64% + 0.44% + 0,54%
3
= 0,54%
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Bagan kromatografi kolom
Fraksi n-heksana
dikromatografi kolom:
fase gerak: n-heksana:etilasetat (landaian)
fase diam: silika gel 60 H
Eluat (68 vial)
dikromatografi lapis tipis:
fase gerak: n-heksana:etilasetat (70:30)
fase diam: silika gel F254
Fraksi 1
(1 - 17)
Fraksi 2
(18 - 21)
Fraksi 3
(22 - 26)
Fraksi 4
(27 - 34)
Fraksi 5
(35 - 57)
Fraksi 6
(58 - 61)
Fraksi 7
(62 - 64)
Fraksi 8
(65 - 68)
di KLT Preparatif
Tiga noda
Noda 1
(biru hijau)
Noda 2
(kuning)
Noda 3
(hijau)
dikerok
Isolat
(Rf = 0,57)
dicuci dengan metanol dingin
Residu
Filtrat
diuapkan
Isolat
KLT 2 arah
Isolat murni
(satu noda)
spektrofotometri UV dan IR
Spektrum
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Kromatogram dan harga Rf dari fraksi n-heksana herba kurmak
belin
bp
tp
100:0
90:10
80:20
70:30
60:40
50:50
Keterangan: fase diam: silika gel F254, fase gerak: n-heksana-etilasetat,
penampak bercak: Liebermann-Burchard, tp:titik penotolan,
bp:batas pengembangan.
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (lanjutan)
No.
1.
Perbandingan fase gerak
100:0
2.
90:10
3.
80:20
4.
70:30
5.
60:30
6.
50:50
Rf
0,01
0,11
0,21
0,08
0,24
0,53
0,19
0,38
0,44
0,89
0,50
0,59
0,69
0,83
0,99
0,55
0,65
0,99
0,75
0,83
0,99
Warna noda
hijau
biru
merah ungu
hijau
biru
merah ungu
hijau
biru
merah ungu
merah ungu
hijau
hijau
biru
merah ungu
merah ungu
hijau
biru
merah ungu
hijau
biru
merah ungu
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Kromatogram KLT hasil kromatografi kolom dari ekstrak
n-heksana herba kurmak mbelin
1
2
18
19
3
4
5
20 21 22
6
23
7
8
9 10
24 25 26
11
12 13 14
27 28 29 30
15
31
16
32
17
33 34
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
35
36
37 38
39
52 53 54 55 56
40 41
57
58
42
43
44
45 46
59
60 61 62
63
47 48
64
49
65 66
50 51
67
68
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
No.
1.
2.
3.
Eluat
Fraksi 1 (vial 1 - 17)
Fraksi 2 (vial 18 - 21)
Fraksi 3 (vial 22 - 26)
4.
Fraksi 4 (vial 27 - 34)
5.
Fraksi 5 (vial 35 - 57)
6.
Fraksi 6 (vial 58 - 61)
7.
Fraksi 7 (vial 62 - 64)
8.
Fraksi 8 (vial 65 - 68)
Rf
0,90
0,80
0,69
0,80
0,56
0,69
0,80
0,41
0,53
0,78
0,28
0,41
0,53
0,78
0,28
0,41
0,53
0,28
0,41
Warna noda
merah pucat
hijau
merah muda
hijau
biru
merah muda
hijau
biru
hijau
biru
biru muda
biru
hijau
biru
biru muda
biru
hijau
biru muda
biru
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Kromatogram hasil KLT preparatif dari F4
bp
tp
Keterangan: F4 (vial 27 - 34), fase diam: silika gel F254, fase gerak: n-heksana
: etilasetat (70 : 30), penampak bercak: Liebermann-Burchard,
tp:titik penotolan, bp:batas pengembangan.
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Kromatogram hasil KLT dua arah dari isolat murni
A1
tp
A2
Keterangan: Fase diam: silika gel F254, penampak bercak: Liebermann–Burchard,
tp:titik pentotolan, A1:arah pengembangan pertama, A2:arah pengembangan
kedua.
Harga Rf KLT dua arah isolat
No.
1.
2.
Fase Gerak
n-heksana-etilasetat (70:30)
Toluen-etilasetat (90:10)
Harga Rf
0,57
0,30
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Spektrum UV isolat murni herba kurmak mbelin
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Spektrum IR isolat murni dari herba kurmak mbelin
Lampiran 23.Perhitunganhasilpenetapankadar
67
Universitas Sumatera Utara
45
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian
Herba kurmak mbelin
disortir
dicuci
ditiriskan lalu ditimbang
dikeringkan
Simplisia
pemeriksaan makroskopik
dihaluskan
Serbuk simplisia
Skrining Fitokimia:
- Alkaloida
- Flavonoida
- Saponin
- Tanin
- Glikosida
- Antrakuinon
- Steroida/triterpenoi
Karakterisasi:
- Pemeriksaan makroskopik
- Penetapan kadar:
- air
- sari yang larut dalam
etanol
- sari yang larut dalam air
- abu total
- abu yang tidak larut dalam
asam
Pembuatan
ekstrak
ekstraksi dengan
etanol
Esktrak
etanol
dipartisi dengan nheksana
Ekstrak n-heksana
penentuan fase gerak secara KLT
diisolasi secara kromatografi
kolom dan preparatif dan hasilnya
dipantau dengan KLT
Isolat
dilakukan uji kemurnian dengan
KLT 2 arah
Isolat murni
dikarakterisasi secara
spektrofotometri UV dan IR
Spektrum
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Bagan pembuatan ekstrak n-heksana herba kurmak mbelin
400 g serbuk simplisia
direndam selama 3 jam
dimasukkan ke dalam alat perkolator
dituangkan cairan penyari etanol secukupnya
sampai semua simplisia terendam
mulut perkolator ditutup dengan alumunium
foil
perkolator didiamkan selama 24 jam
keran perkolator dibuka dan perkolat diatur
menetes dengan kecepatan 20 tetes/menit
sampai pada saat beberapa tetes perkolat
tidak bereaksi ketika ditambahkan pereaksi
Liebermann-Burchard
Ampas
Perkolat
diuapkan dengan rotary evaporator
pada suhu 50o C
Ekstrak etanol
ditambahkan 40 ml etanol
ditambahkan 100 ml air panas,
dihomogenkan
dimasukkan ke dalam corong pisah
dipartisi dengan 100 ml n-heksana
sebanyak 3 kali
Fraksi n-heksana
Fraksi air
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar makroskopik dari tumbuhan kurmak mbelin (Enydra
fluctuans Lour.)
Gambar tumbuhan kurmak mbelin
Gambar herba kurmak mbelin segar
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Gambar simplisia herba kurmak mbelin
Gambar serbuk herba kurmak mbelin
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Gambar mikroskopik dari tumbuhan segar dan serbuk simplisia
herba kurmak mbelin (Enydra fluctuans Lour.)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Penampang melintang daun segar kurmak mbelin (perbesaran 10 x 40)
Keterangan:
1. Kutikula
2. Rambut penutup
3. Epidermis atas
4. Jaringan pagar
5. Rongga udara
6. Stomata
7. Jaringan bunga karang
8. Floem
9. Xilem
10. Epidermis bawah
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (lanjutan)
1
2
3
4
5
6
7
Penampang melintang batang tumbuhan segar kurmak mbelin (perbesaran 10 x 40)
Keterangan:
1. Epidermis
2. Rongga udara
3. Floem
4. Korteks
5. Xilem
6. Parenkim
7. Kambium
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. (lanjutan)
1
2
3
4
5
Mikroskopik serbuk simplisia herba kurmak mbelin (perbesaran 10 x 40)
Keterangan:
1. Fragmen mesofil
2. Stomata tipe anomositik
3. Jaringan pagar
4. Rambut penutup
5. Xilem dengan penebalan spiral
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Perhitungan hasil penetapan kadar
a. Perhitungan hasil penetapan kadar air
Kadar air =
volume air (ml)
berat sampel (g)
x 100%
1. Sampel 1
Berat sampel
= 5,078 g
Volume air
= 0,3 ml
Kadar air
=
2. Sampel 2
0,3
5,078
x 100%
= 5,9 % v�b
Berat sampel
= 5,103 g
Volume air
= 0,3 ml
Kadar air
=
3. Sampel 3
0,3
5,103
x 100%
= 5,8 % v�b
Berat sampel
= 5,121 g
Volume air
= 0,2 ml
Kadar air
=
Kadar air rata – rata
0,2
5,121
x 100%
= 3,9 % v�b
=
5,9% + 5,8% + 3,9%
3
= 5,2 % v�b
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (lanjutan)
b. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam air
Kadar sari yang larut dalam air =
berat sari
berat simplisia
x
100
20
x 100%
1. Kadar sari yang larut dalam air I
Berat cawan
= 45,184 g
Berat cawan + berat sari
= 45,382 g
Berat sampel
= 5,078 g
Berat sari
= 0,198 g
Kadar sari yang larut dalam air
=
0,198
5,078
x
100
20
x 100% = 19,49 %
2. Kadar sari yang larut dalam air II
Berat cawan
= 44,200 g
Berat cawan + berat sari
= 44,403 g
Berat sampel
= 5,074 g
Berat sari
= 0,203 g
Kadar sari yang larut dalam air
=
0,203
5,074
x
100
20
x 100% = 20,01 %
3. Kadar sari larut dalam air III
Berat cawan
= 44,214 g
Berat cawan + berat sari
= 44,441 g
Berat sampel
= 5,070 g
Berat sari
= 0,227 g
Kadar sari yang larut dalam air
=
0,227
5,070
x
100
20
x 100% = 20,63 %
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (lanjutan)
Kadar sari yang larut dalam air rata – rata
=
19,49% + 20,01% + 22,38%
3
= 20,63 %
c. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
Kadar sari yang larut dalam etanol
berat sari
=
berat simplisia
x
100
20
x 100%
1. Kadar sari yang larut dalam etanol I
Berat Cawan
= 46,792 g
Berat Cawan + Berat Sari
= 46,977 g
Berat Sampel
= 5,051 g
Berat sari
= 0,185 g
Kadar sari yang larut dalam etanol
=
0,185
5,051
x
100
20
x 100%
= 18,31%
2. Kadar sari yang larut dalam etanol II
Berat Cawan
= 45,113g
Berat Cawan + Berat Sari
= 45,287g
Berat Sampel
= 5,046 g
Berat sari
= 0,174 g
Kadar sari yang larut dalam etanol
=
0.174
5,046
x
100
20
x 100%
= 17,24%
3. Kadar sari yang larut dalam etanol III
Berat Cawan
= 45,284g
Berat Cawan + Berat Sari
= 45,447g
Berat Sampel
= 5,040 g
Berat sari
= 0.163 g
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (lanjutan)
Kadar sari yang larut dalam etanol
=
0,163
5,040
100
x
20
x 100%
= 16,17%
Kadar sari yang larut dalam etanol rata-rata
=
18,31% + 17,24% + 16,17%
3
= 17,24 %
d. Perhitungan hasil penetapan kadar abu total
Kadar abu total
=
berat abu
berat simplisia
x 100%
1. Sampel I
Berat simplisia
= 2,028 g
Berat abu
= 0,311g
Kadar abu total
=
0,311
2,028
x 100%
= 15,33 %
2. Sampel II
Berat simplisia
= 2,022 g
Berat abu
= 0,268g
Kadar abu total
=
0,268
2,022
x 100%
= 13,25%
3.Sampel III
Berat simplisia
= 2,020 g
Berat abu
= 0,288g
Kadar abu total
=
0,288
2,020
x 100%
= 14,26 %
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (lanjutan)
Kadar abu total rata-rata
=
15,33%+13,25%+14,26%
3
= 14,28%
e. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam
Kadar abu tidak larut dalam asam
=
berat abu
berat simplisia
x 100%
1. Sampel I
Berat simplisia
= 2,028 g
Berat abu
= 0,013g
Kadar abu tidak larut asam =
0,013
2,028
x 100%
= 0,64%
2. Sampel II
Berat simplisia
= 2,022 g
Berat abu
= 0,009g
Kadar abu tidak larut asam =
0,009
2,022
x 100%
= 0,44%
3.Sampel III
Berat simplisia
= 2,020 g
Berat abu
= 0,011g
Kadar abu tidak larut asam
=
0,011
2,020
x 100%
= 0,54%
Kadar abu tidak larut asam rata-rata =
0,64% + 0.44% + 0,54%
3
= 0,54%
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Bagan kromatografi kolom
Fraksi n-heksana
dikromatografi kolom:
fase gerak: n-heksana:etilasetat (landaian)
fase diam: silika gel 60 H
Eluat (68 vial)
dikromatografi lapis tipis:
fase gerak: n-heksana:etilasetat (70:30)
fase diam: silika gel F254
Fraksi 1
(1 - 17)
Fraksi 2
(18 - 21)
Fraksi 3
(22 - 26)
Fraksi 4
(27 - 34)
Fraksi 5
(35 - 57)
Fraksi 6
(58 - 61)
Fraksi 7
(62 - 64)
Fraksi 8
(65 - 68)
di KLT Preparatif
Tiga noda
Noda 1
(biru hijau)
Noda 2
(kuning)
Noda 3
(hijau)
dikerok
Isolat
(Rf = 0,57)
dicuci dengan metanol dingin
Residu
Filtrat
diuapkan
Isolat
KLT 2 arah
Isolat murni
(satu noda)
spektrofotometri UV dan IR
Spektrum
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Kromatogram dan harga Rf dari fraksi n-heksana herba kurmak
belin
bp
tp
100:0
90:10
80:20
70:30
60:40
50:50
Keterangan: fase diam: silika gel F254, fase gerak: n-heksana-etilasetat,
penampak bercak: Liebermann-Burchard, tp:titik penotolan,
bp:batas pengembangan.
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (lanjutan)
No.
1.
Perbandingan fase gerak
100:0
2.
90:10
3.
80:20
4.
70:30
5.
60:30
6.
50:50
Rf
0,01
0,11
0,21
0,08
0,24
0,53
0,19
0,38
0,44
0,89
0,50
0,59
0,69
0,83
0,99
0,55
0,65
0,99
0,75
0,83
0,99
Warna noda
hijau
biru
merah ungu
hijau
biru
merah ungu
hijau
biru
merah ungu
merah ungu
hijau
hijau
biru
merah ungu
merah ungu
hijau
biru
merah ungu
hijau
biru
merah ungu
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Kromatogram KLT hasil kromatografi kolom dari ekstrak
n-heksana herba kurmak mbelin
1
2
18
19
3
4
5
20 21 22
6
23
7
8
9 10
24 25 26
11
12 13 14
27 28 29 30
15
31
16
32
17
33 34
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
35
36
37 38
39
52 53 54 55 56
40 41
57
58
42
43
44
45 46
59
60 61 62
63
47 48
64
49
65 66
50 51
67
68
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
No.
1.
2.
3.
Eluat
Fraksi 1 (vial 1 - 17)
Fraksi 2 (vial 18 - 21)
Fraksi 3 (vial 22 - 26)
4.
Fraksi 4 (vial 27 - 34)
5.
Fraksi 5 (vial 35 - 57)
6.
Fraksi 6 (vial 58 - 61)
7.
Fraksi 7 (vial 62 - 64)
8.
Fraksi 8 (vial 65 - 68)
Rf
0,90
0,80
0,69
0,80
0,56
0,69
0,80
0,41
0,53
0,78
0,28
0,41
0,53
0,78
0,28
0,41
0,53
0,28
0,41
Warna noda
merah pucat
hijau
merah muda
hijau
biru
merah muda
hijau
biru
hijau
biru
biru muda
biru
hijau
biru
biru muda
biru
hijau
biru muda
biru
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Kromatogram hasil KLT preparatif dari F4
bp
tp
Keterangan: F4 (vial 27 - 34), fase diam: silika gel F254, fase gerak: n-heksana
: etilasetat (70 : 30), penampak bercak: Liebermann-Burchard,
tp:titik penotolan, bp:batas pengembangan.
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Kromatogram hasil KLT dua arah dari isolat murni
A1
tp
A2
Keterangan: Fase diam: silika gel F254, penampak bercak: Liebermann–Burchard,
tp:titik pentotolan, A1:arah pengembangan pertama, A2:arah pengembangan
kedua.
Harga Rf KLT dua arah isolat
No.
1.
2.
Fase Gerak
n-heksana-etilasetat (70:30)
Toluen-etilasetat (90:10)
Harga Rf
0,57
0,30
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Spektrum UV isolat murni herba kurmak mbelin
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Spektrum IR isolat murni dari herba kurmak mbelin
Lampiran 23.Perhitunganhasilpenetapankadar
67
Universitas Sumatera Utara