Teknik Orang Ketiga Dengan Eksplorasi Perasaan Anak Usia Sekolah Se Dirawat Di RSUD Dr.Pirngadi Medan
TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI
PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA
DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN
Eliza Hafni*, Nur Asnah Sitohang**
*Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU
** Dosen Departemen Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Anak
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Phone/Fax: 085210799803
E-mail: zha:[email protected]
Abstrak
Eksplorasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh lebih banyak informasi
tentang suatu keadaan. Teknik orang ketiga merupakan mengungkapkan ekspresi perasaan orang
ketiga seperti”dia atau mereka”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh teknik
orang ketiga terhadap eksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan dengan desain penelitian Quasi Eksperimen dengan menggunakan pre post test design yang
dilakukan pada 30 orang responden pada bulan Maret sampai Mei 2012. Teknik pengambilan sampel
adalah purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan Uji Wilcoxon. Berdasarkan uji statistik
diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa teknik orang ketiga mempunyai pengaruh
yang signifikan dalam mengeksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada perawat anak agar dapat menerapkan komunikasi
teknik orang ketiga dalam mengeksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di rumah sakit.
Kata kunci : Teknik Orang Ketiga, Eksplorasi perasaan, Usia Sekolah
PENDAHULUAN
Anak adalah indvidu yang unik bukan
miniatur orang dewasa. Untuk melakukan
pendekatan perlu teknik khusus agar
hubungan
yang
dijalankan
dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan
tumbuh kembang anak (Mundakir, 2006).
Komunikasi pada anak merupakan proses
pertukaran informasi yang disampaikan
oleh anak kepada orang lain dengan
harapan
orang yang diajak dalam
pertukaran informasi tersebut mampu
memenuhi kebutuhannya (Hidayat, 2005).
Berdasarkan penelitian Redhian,I.P.
(2011),dengan tujuan untuk memahami
dan menjelaskan bagaimana teknik yang
digunakan perawat dalam melakukan
komunikasi terapeutik dengan pasien anak
dan juga orang tua, diperoleh hasil yaitu
pasien anak, jika pasien sudah bisa diajak
berkomunikasi dengan baik, perawat
menanyakan langsung pada anak tapi jika
tidak langsung ke orangtuanya. Seringkali
perawat melakukan komunikasi pada
orangtua pasien anak. Teknik komunikasi
yang digunakan perawat adalah teknik
bermain karena dianggap paling efektif.
Cara komunikasi terapeutik yang sering
diterapkan perawat seperti posisi badan,
jarak interaksi, nada bicara, melakukan
sentuhan dan mengalihkan aktivitas.
Menurut penelitian Ekawati, L.
(2010) menunjukkan bahwa komunikasi
yang dilakukan perawat sangat penting
untuk mengurangi kecemasan pada anak
yang dirawat di rumah sakit, jadi dengan
melakukan teknik komunikasi yang baik
maka kecemasan pada anak dapat
berkurang
dan
anak
dapat
mengungkapkan perasaan yang dirasakan
selama dirawat di rumah sakit.
Teknik orang ketiga
merupakan
mengungkapkan ekspresi perasaan orang
ketiga seperti”dia atau mereka”. Teknik
tersebut mengurangi perasaan terancam
dari pada langsung bertanya pada anak
bagaimana perasaannya.. Maka dari itu
peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “Teknik orang ketiga dengan
eksplorasi perasaan anak usia sekolah
selama dirawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan” untuk mengidentifikasi pengaruh
teknik orang ketiga terhadap eksplorasi
perasaan anak usia sekolah selama
dirawat di RSUD dr.Pirngadi Medan.
METODE
Desain penelitian Quasi eksperimen
dengan menggunakan pre post test design
pada satu kelompok penelitian. Kelompok
tersebut diobservasi sebelum dilakukan
intervensi
kemudian diobservasi lagi
sesudah intervensi.
Jumlah sampel 30 orang dengan
teknik pengambilan sampel adalah
purposive sampling. Kriteria inklusi
adalah anak bersedia menjadi responden,
umur 6- 12 tahun, anak tidak iritabel,
tingkat kesadaran anak compos mentis,
dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan.
Analisa data yang digunakan adalah
analisa univariat yaitu statistik deskriptif
(frekuensi dan persentase) dan analisa
bivariat yaitu statistik nonparametrik (Uji
Wilcoxon).
Prosedur penelitian yang dilakukan
adalah
peneliti
mulai
melakukan
komunikasi pada anak mengidentifikasi
perasaan yang dirasakan anak selama
dirawat di rumah sakit sebelum dengan
menggunakan teknik
orang
ketiga selama ±10 menit. Sesudah anak
mengungkapkan
perasaannya
maka
peneliti mengisi pada lembar observasi
kemampuan anak dalam mengungkapkan
perasaan sesuai skor yang telah ditetapkan
dimana tahap ini merupakan tahap Pre
Test.
Sesudah itu peneliti mengakhiri
komunikasi
untuk
sementara
dan
membuat perjanjian kepada anak untuk
melakukan
komunikasi
dengan
menggunakan teknik orang ketiga.
Sesudah 30 menit peneliti mulai
melakukan
komunikasi
dengan
menggunakan teknik orang ketiga selama
±15 menit. Peneliti menanyakan tentang
perasaan yang dirasakan anak selama
dirawat di rumah sakit dengan
menggunakan teknik orang ketiga.
Seperti: ,” Dek, teman kamu yang
disebelah sana kemarin bercerita tentang
perasaannya selama dirawat di rumah
sakit, dia menyatakan bahwa dia merasa
senang selama dirawat di rumah sakit
karena dia mendapatkan banyak teman.
Kalau kamu bagaimana?Coba ceritakan”,
Sesudah
anak
mengungkapkan
perasaannya maka peneliti mengisi pada
lembar observasi kemampuan anak dalam
mengungkapkan perasaan sesuai skor
yang telah ditetapkan dimana tahap ini
adalah tahap Post Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Distribusi responden
berdasarkan karakteristik
responden
Karakteristik responden
1. Jenis Kelamin
Perempuan
Laki- laki
2. Usia
6 tahun
8 tahun
9 tahun
10 tahun
11 tahun
12 tahun
3. Pengalaman Masuk
Rumah Sakit
Pernah
Belum Pernah
4.
Suku Bangsa
Jawa
Batak
Melayu
Minang
f
%
12
18
40
60
2
2
5
5
7
9
6,7
6,7
16,7
16,7
23,3
30,0
17
13
56,7
43,3
9
18
1
2
30,0
60.0
3,3
6,7
Berdasarkan karakteristik responden
diperoleh mayoritas laki- laki, usia 12
tahun, pernah masuk rumah sakit dan
bersuku Batak. Tabel 1 dipaparkan untuk
mengidentifikasi karakteristik responden
yang dirawat di rumah sakit.
55
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
pertanyaan pendahuluan untuk
mengidentifikasi perilaku anak
sebelum masuk ke rumah sakit
(n=30)
Variabel
Pertanyaan 1
a. Pendiam
b. Periang
c. Mudah
bergaul
d. Banyak
bicara
Pertanyaan 2
a. Menangis
b. Diam saja
c. Memberitah
ukan kepada
orangtua
Pertanyaan 3
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan 4
a. Bertanya
tentang
penyakit
nya
b. Menolak diri
Pertanyaan 5
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan 6
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan 7
a. Mudah
berinteraksi
f
%
5
4
18
16,7
13,3
60.0
3
10,0
6
7
17
20,0
23,3
56,7
17
13
56,7
43,3
28
93,3
2
6,7
24
6
80.0
20,0
26
4
86,7
13,3
30
100,0
Berdasarkan pertanyaan pendahuluan
diperoleh mayoritas anak mudah bergaul,
anak memberitahukan kepada orangtua
jika mengalami cedera, mengeluh tentang
sakitnya, merespon terhadap penyakitnya
dengan bertanya tentang penyakitnya,
selalu meminta ibunya selalu berada
didekatnya jika anak sedang sakit,
mengalami kesulitan untuk tidur, dan
mudah berinteraksi. Tabel 2 dipaparkan
untuk mengetahui perilaku anak sebelum
masuk ke rumah sakit.
Tabel 3.
Distribusi Responden
Berdasarkan Kemampuan Anak
Usia Sekolah Mengungkapkan
Perasaan Sebelum dan Setelah
Dilakukan Teknik Orang Ketiga
di RSUD dr. Pirngadi Medan (n
= 30).
Kemampuan anak
dalam
mengungkapkan
perasaan
Anak diam
Anak terbata-bata
Anak
mengungkapkan
satu kalimat
Anak
mengungkapkan
lebih dari 1
kalimat
Sebelum
Intervensi
f
%
Setelah
Intervensi
f
%
1
6
20
3,3
20,0
66,7
0
0
0
0
0
0
3
10.0
30
100
Berdasarkan
kemampuan
anak
mengungkapkan
perasaan
diperoleh
mayoritas anak hanya mengungkapkan
satu kalimat sebelum dilakukan intervensi
dan
setelah
dilakukan
intervensi
mayoritas anak mampu mengungkapkan
lebih dari satu kalimat tentang
perasaannya. Tabel 3 dipaparkan untuk
mengidentifikasi
kemampuan
anak
mengungkapkan perasaan sebelum dan
setelah dilakukan intervensi.
Tabel 4.Distribusi Responden
Berdasarkan Perasaan yang
diungkapkan Anak Selama
Dirawat Di RSUD dr. Pirngadi
Medan pada saat dilakukan
teknik orang ketiga (n=30)
Perasaan anak
selama dirawat
di RSUD dr.
Pirngadi Medan
Takut terhadap
tindakan medis
Kehilangan
kendali
Cemas tidak
masuk sekolah
Bosan
Sedih
f
%
16
53,3
1
3,3
26
86,7
27
13
90,0
43,3
Berdasarkan
perasaan
yang
diungkapkan anak pada saat dilakukan
teknik orang ketiga diperoleh mayoritas
anak bosan selama di rumah sakit. Tabel 4
56
dipaparkan
untuk
mengidentifikasi
perasaan yang diungkapkan anak saat
dilakukan teknik orang ketiga.
bertambahnya usia maka intelegensia
semakin meningkat sehingga komunikasi
dapat lebih baik.
Tabel 5. Perbedaan Kemampuan Anak
Mengungkapkan Perasaan
Sebelum dan Setelah Dilakukan
Teknik Orang Ketiga selama
dirawat di RSUD dr. Pirngadi
Medan (n=30)
Usia sekolah dasar merupakan masa
berkembang
pesatnya
kemampuan
mengenal dan menguasai perbendaharaan
kata. Pada masa awal sekolah dasar (usia
6 tahun) anak sudah menguasai sekitar
2500 kata, usia 8 tahun 20000 kata dan
pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah
menguasai sekitar 50000 kata. Selain itu
hal ini sesuai dengan pendapat Supartini
(2004) yaitu reaksi anak terhadap sakit
dan rawat inap di rumah sakit berbedabeda pada masing-masing individu. Hal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Perkembangan usia anak merupakan salah
satu
faktor
utama
yang
dapat
mempengaruhi reaksi anak terhadap sakit
dan proses perawatan (Ernawulan, 2003).
Variabel
Kemampuan anak dalam
mengungkapkan perasaan
sebelum dan setelah
teknik orang ketiga
z
-4,782
Nilai p
0,000
*p< 0,05
Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil
bahwa ada pengaruh teknik orang ketiga
terhadap eksplorasi perasaan anak usia
sekolah selama dirawat dirawat di rumah
sakit.
Pembahasan
Berdasarkan jenis kelamin terlihat
perbedaan kemampuan mengungkapkan
perasaan. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Karnadi (2009) yaitu
terdapat perbedaan kemampuan dalam
mengemukakan pendapat antara anak
laki- laki dengan anak perempuan yang
sangat signifikan, yaitu kemampuan
mengemukakan pendapat pada anak lakilaki lebih tinggi dibandingkan anak
perempuan.
Hal ini dapat disebabkan karena anak
laki- laki
cenderung lebih berani
dibandingkan anak perempuan. Anak
perempuan
walaupun
memilki
kemampuan lebih dalam kosakata bahasa,
namun kadang- kadang mereka masih
sering merasa takut atau malu untuk
menyampaikan kemampuan bahasa di
depan yang lain.
Berdasarkan usia terlihat perbedaan
kemampuan mengungkapkan perasaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Wong
(2009)
yaitu
menurut
Piaget
perkembangan kognitif pada tingkatan
usia berbeda satu sama lain, semakin
Berdasarkan pengalaman masuk
rumah
sakit
terlihat
perbedaan
kemampuan mengungkapkan perasaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Supartini
(2004) yaitu salah satu faktor yang
mempengaruhi reaksi anak terhadap
hospitalisasi
adalah
pengalaman
sebelumnya dirawat di rumah sakit yaitu
apabila
anak
pernah
mengalami
pengalaman yang tidak menyenangkan
dirawat di rumah sakit sebelumnya akan
menyebabkan anak takut atau trauma.
Sebaliknya apabila anak dirawat dirumah
sakit mendapatkan perawatan yang baik
dan menyenangkan anak lebih kooperatif
pada perawat ataupun dokter.
Berdasarkan pertanyaan pendahuluan
yang ditujukan pada orangtua untuk
mengidentifikasi keadaan anak sebelum
masuk rumah sakit diperoleh yaitu
mayoritas anak mudah bergaul dan mudah
berinteraksi terhadap orang baru. Tetapi
selama dilakukan komunikasi pada anak
selama dirawat dirumah sakit anak kurang
mampu untuk berkomunikasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wong (2009)
yaitu penyakit dan hospitalisasi sering kali
menjdi krisis pertama yang harus dihadapi
anak. Anak memiliki jumlah mekanisme
koping
yang
terbatas
untuk
57
menyelesaikan stressor sehingga hal
tersebut berpengaruh terhadap komunikasi
yang dilakukan oleh anak.
Berdasarkan kemampuan anak usia
sekolah dalam mengungkapkan perasaan
sebelum dilakukan teknik orang ketiga
terlihat
perbedaan
kemampuan
mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Juliana,R. (2010) yaitu
pada anak -anak yang dirawat dirumah
sakit karena banyaknya permasalahan
yang dialaminya baik yang berhubungan
dengan sakitnya maupun karena ketakutan
dan kecemasannya terhadap situasi
maupun prosedur tindakan sering
komunikasi menjadi terganggu. Anak
menjadi lebih pendiam ataupun tidak mau
berkomunikasi.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Engel (1999) yaitu anak usia sekolah (6
sampai 12 tahun) berpikir secara konkrit.
Umumnya mereka telah mempunyai
hubungan yang cukup dengan petugas
perawatan kesehatan dimana mereka
dapat
mengandalkan
pengalamanpengalaman masa lalu untuk menuntun
mereka. Tergantung pada
kualitas
pengalaman masa lalu, mereka mungkin
tampak malu atau ragu-ragu selama
pengkajian kesehatan. Seringkali mereka
mungkin takut terluka atau merasa malu.
Berdasarkan kemampuan anak usia
sekolah dalam mengungkapkan perasaan
setelah dilakukan teknik orang ketiga
terlihat
perbedaan
kemampuan
mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mundakir (2006) yaitu
untuk melakukan pendekatan pada anak
perlu teknik khusus agar hubungan yang
dijalankan dapat berlangsung dengan baik
sesuai dengan tumbuh kembang anak.
Teknik komunikasi yang terapeutik
dengan anak yang harus dipahami oleh
perawat antara lain teknik orang ketiga.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian
Redhian I.P. (2011) yaitu diperlukan juga
untuk perawat menerapkan teknik
komunikasi terapeutik secara verbal
seperti teknik orang ketiga yang berguna
untuk mengurangi perasaan terancam
pada pasien anak selama dirawat dirumah
sakit. Dengan semakin sering perawat
melakukan teknik komunikasi terapeutik
dengan cara verbal maupun nonverbal,
secara tidak langsung akan dapat
menciptakan hubungan yang lebih baik
antara perawat dengan pasien anak
sehingga dapat mengeksplorasi perasan
anak selama dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan
perasaan
yang
diungkapkan pada saat melakukan teknik
orang ketiga yaitu mayoritas responden
menyatakan takut terhadap tindakan
medis, merasa cemas tidak masuk sekolah
dan bosan. Ada tiga faktor utama yang
merupakan ketakutan anak usia sekolah
saat dihospitalisasi yaitu takut berpisah
dengan keluarga, tinggal dirumah sakit
dalam waktu yang lama, dan ada sesuatu
yang salah yang sedang terjadi dalam
tubuhnya (Wanda, D., Hayati, H. 2007).
Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Wong (2009) yaitu salah satu masalah
yang paling signifikan dari anak usia
sekolah yang dirawat di rumah sakit
berpusat pada kebosanan. Selain itu anak
usia
sekolah
mulai
menunjukkan
kekhwatiran terhadap suatu prosedur
tindakan yang dilakukan dirumah sakit.
Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh hasil bahwa ada pengaruh
teknik orang ketiga terhadap eksplorasi
perasaan yang signifikan sebelum dan
setelah intervensi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Wong (2009) yaitu teknik orang
ketiga
merupakan mengungkapkan
ekspresi perasaan orang ketiga seperti”dia
atau mereka”. Teknik ini mengurangi
perasaan terancam dari pada langsung
bertanya
pada
anak
bagaimana
perasaannya. Cara seperti ini memberikan
kesempatan untuk setuju atau tidak setuju
tanpa ingin bertahan dan diam tidak
mampu
mengungkapkan
perasaan
sehingga dengan menggunakan teknik
orang ketiga ini anak sudah mampu
mengungkapkan perasaan yang dirasakan
selama dirawat di rumah sakit.
58
Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Tamsuri (2006) yaitu salah satu teknik
komunikasi yang harus dipahami perawat
adalah teknik orang ketiga yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi pada
anak.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini membuktikan bahwa
teknik
orang
ketiga
merupakan
komunikasi yang efektif yang digunakan
untuk mengeksplorasi perasaan anak usia
sekolah selama dirawat di rumah sakit.
Oleh sebab itu teknik ini tepat digunakan
oleh perawat anak dalam mengeksplorasi
perasaan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ekawati, L. (2010).Hubungan sikap dan
teknik
komunikasi
terapeutik
perawat dengan kecemasan anak
prasekolah diruang perawatan RS
Elisabeth Bekasi. Diambil pada
tanggal
5
Juli
2012
dari
http://www.library.upnvj.ac.id
Mundakir.
(2006).
Komunikasi
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Redhian, I.P. (2011). Komunikasi
Teraupetik Perawat dengan Pasien
Anak dan Orangtua. diambil pada
tanggal 5 Oktober 2011 dari
http://eprints.undip.ac.id
Tamsuri, A. (2006). Komunikasi dalam
Keperawatan. Jakarta:EGC
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep
Dasar Keperwatan Anak. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wanda, D., Hayati, H. (2007) Studi
Kualitatif
Pengalaman
Anak
Pascarawat Inap. Diambil pada
tanggal 5 Juni 2012 dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id.
Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Engel, J. (2008). Pengkajian Pediatrik.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ernawulan (2003). Perkembangan pada
anak usia dini. Diambil pada
tanggal 20 Juni 2012 dari
http://file.upi.edu
Hidayat,A.A.A. (2005).Pengantar ilmu
keperawatan anak 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Juliana, R. (2010). Komunikasi Terapeutik
Pada Anak Usia Sekolah. Diambil
pada tanggal 2 Juli 2012 dari
http://rikajulyners.com/2010/12/ko
munikasi-terapeutik-pada-anakusia.html.
Karnadi. (2009). Pengaruh Jenis Kelamin
dan
Kreativitas
Terhadap
Kemampuan
Mengemukakan
Pendapat Anak Kelas Rendah di
Sekolah Dasar. Diambil pada
tanggal 15 Juni 2012 dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id
59
PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA
DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN
Eliza Hafni*, Nur Asnah Sitohang**
*Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU
** Dosen Departemen Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Anak
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara
Phone/Fax: 085210799803
E-mail: zha:[email protected]
Abstrak
Eksplorasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh lebih banyak informasi
tentang suatu keadaan. Teknik orang ketiga merupakan mengungkapkan ekspresi perasaan orang
ketiga seperti”dia atau mereka”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh teknik
orang ketiga terhadap eksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan dengan desain penelitian Quasi Eksperimen dengan menggunakan pre post test design yang
dilakukan pada 30 orang responden pada bulan Maret sampai Mei 2012. Teknik pengambilan sampel
adalah purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan Uji Wilcoxon. Berdasarkan uji statistik
diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa teknik orang ketiga mempunyai pengaruh
yang signifikan dalam mengeksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada perawat anak agar dapat menerapkan komunikasi
teknik orang ketiga dalam mengeksplorasi perasaan anak usia sekolah selama dirawat di rumah sakit.
Kata kunci : Teknik Orang Ketiga, Eksplorasi perasaan, Usia Sekolah
PENDAHULUAN
Anak adalah indvidu yang unik bukan
miniatur orang dewasa. Untuk melakukan
pendekatan perlu teknik khusus agar
hubungan
yang
dijalankan
dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan
tumbuh kembang anak (Mundakir, 2006).
Komunikasi pada anak merupakan proses
pertukaran informasi yang disampaikan
oleh anak kepada orang lain dengan
harapan
orang yang diajak dalam
pertukaran informasi tersebut mampu
memenuhi kebutuhannya (Hidayat, 2005).
Berdasarkan penelitian Redhian,I.P.
(2011),dengan tujuan untuk memahami
dan menjelaskan bagaimana teknik yang
digunakan perawat dalam melakukan
komunikasi terapeutik dengan pasien anak
dan juga orang tua, diperoleh hasil yaitu
pasien anak, jika pasien sudah bisa diajak
berkomunikasi dengan baik, perawat
menanyakan langsung pada anak tapi jika
tidak langsung ke orangtuanya. Seringkali
perawat melakukan komunikasi pada
orangtua pasien anak. Teknik komunikasi
yang digunakan perawat adalah teknik
bermain karena dianggap paling efektif.
Cara komunikasi terapeutik yang sering
diterapkan perawat seperti posisi badan,
jarak interaksi, nada bicara, melakukan
sentuhan dan mengalihkan aktivitas.
Menurut penelitian Ekawati, L.
(2010) menunjukkan bahwa komunikasi
yang dilakukan perawat sangat penting
untuk mengurangi kecemasan pada anak
yang dirawat di rumah sakit, jadi dengan
melakukan teknik komunikasi yang baik
maka kecemasan pada anak dapat
berkurang
dan
anak
dapat
mengungkapkan perasaan yang dirasakan
selama dirawat di rumah sakit.
Teknik orang ketiga
merupakan
mengungkapkan ekspresi perasaan orang
ketiga seperti”dia atau mereka”. Teknik
tersebut mengurangi perasaan terancam
dari pada langsung bertanya pada anak
bagaimana perasaannya.. Maka dari itu
peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “Teknik orang ketiga dengan
eksplorasi perasaan anak usia sekolah
selama dirawat di RSUD dr.Pirngadi
Medan” untuk mengidentifikasi pengaruh
teknik orang ketiga terhadap eksplorasi
perasaan anak usia sekolah selama
dirawat di RSUD dr.Pirngadi Medan.
METODE
Desain penelitian Quasi eksperimen
dengan menggunakan pre post test design
pada satu kelompok penelitian. Kelompok
tersebut diobservasi sebelum dilakukan
intervensi
kemudian diobservasi lagi
sesudah intervensi.
Jumlah sampel 30 orang dengan
teknik pengambilan sampel adalah
purposive sampling. Kriteria inklusi
adalah anak bersedia menjadi responden,
umur 6- 12 tahun, anak tidak iritabel,
tingkat kesadaran anak compos mentis,
dirawat di RSUD dr. Pirngadi Medan.
Analisa data yang digunakan adalah
analisa univariat yaitu statistik deskriptif
(frekuensi dan persentase) dan analisa
bivariat yaitu statistik nonparametrik (Uji
Wilcoxon).
Prosedur penelitian yang dilakukan
adalah
peneliti
mulai
melakukan
komunikasi pada anak mengidentifikasi
perasaan yang dirasakan anak selama
dirawat di rumah sakit sebelum dengan
menggunakan teknik
orang
ketiga selama ±10 menit. Sesudah anak
mengungkapkan
perasaannya
maka
peneliti mengisi pada lembar observasi
kemampuan anak dalam mengungkapkan
perasaan sesuai skor yang telah ditetapkan
dimana tahap ini merupakan tahap Pre
Test.
Sesudah itu peneliti mengakhiri
komunikasi
untuk
sementara
dan
membuat perjanjian kepada anak untuk
melakukan
komunikasi
dengan
menggunakan teknik orang ketiga.
Sesudah 30 menit peneliti mulai
melakukan
komunikasi
dengan
menggunakan teknik orang ketiga selama
±15 menit. Peneliti menanyakan tentang
perasaan yang dirasakan anak selama
dirawat di rumah sakit dengan
menggunakan teknik orang ketiga.
Seperti: ,” Dek, teman kamu yang
disebelah sana kemarin bercerita tentang
perasaannya selama dirawat di rumah
sakit, dia menyatakan bahwa dia merasa
senang selama dirawat di rumah sakit
karena dia mendapatkan banyak teman.
Kalau kamu bagaimana?Coba ceritakan”,
Sesudah
anak
mengungkapkan
perasaannya maka peneliti mengisi pada
lembar observasi kemampuan anak dalam
mengungkapkan perasaan sesuai skor
yang telah ditetapkan dimana tahap ini
adalah tahap Post Test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Distribusi responden
berdasarkan karakteristik
responden
Karakteristik responden
1. Jenis Kelamin
Perempuan
Laki- laki
2. Usia
6 tahun
8 tahun
9 tahun
10 tahun
11 tahun
12 tahun
3. Pengalaman Masuk
Rumah Sakit
Pernah
Belum Pernah
4.
Suku Bangsa
Jawa
Batak
Melayu
Minang
f
%
12
18
40
60
2
2
5
5
7
9
6,7
6,7
16,7
16,7
23,3
30,0
17
13
56,7
43,3
9
18
1
2
30,0
60.0
3,3
6,7
Berdasarkan karakteristik responden
diperoleh mayoritas laki- laki, usia 12
tahun, pernah masuk rumah sakit dan
bersuku Batak. Tabel 1 dipaparkan untuk
mengidentifikasi karakteristik responden
yang dirawat di rumah sakit.
55
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
pertanyaan pendahuluan untuk
mengidentifikasi perilaku anak
sebelum masuk ke rumah sakit
(n=30)
Variabel
Pertanyaan 1
a. Pendiam
b. Periang
c. Mudah
bergaul
d. Banyak
bicara
Pertanyaan 2
a. Menangis
b. Diam saja
c. Memberitah
ukan kepada
orangtua
Pertanyaan 3
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan 4
a. Bertanya
tentang
penyakit
nya
b. Menolak diri
Pertanyaan 5
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan 6
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan 7
a. Mudah
berinteraksi
f
%
5
4
18
16,7
13,3
60.0
3
10,0
6
7
17
20,0
23,3
56,7
17
13
56,7
43,3
28
93,3
2
6,7
24
6
80.0
20,0
26
4
86,7
13,3
30
100,0
Berdasarkan pertanyaan pendahuluan
diperoleh mayoritas anak mudah bergaul,
anak memberitahukan kepada orangtua
jika mengalami cedera, mengeluh tentang
sakitnya, merespon terhadap penyakitnya
dengan bertanya tentang penyakitnya,
selalu meminta ibunya selalu berada
didekatnya jika anak sedang sakit,
mengalami kesulitan untuk tidur, dan
mudah berinteraksi. Tabel 2 dipaparkan
untuk mengetahui perilaku anak sebelum
masuk ke rumah sakit.
Tabel 3.
Distribusi Responden
Berdasarkan Kemampuan Anak
Usia Sekolah Mengungkapkan
Perasaan Sebelum dan Setelah
Dilakukan Teknik Orang Ketiga
di RSUD dr. Pirngadi Medan (n
= 30).
Kemampuan anak
dalam
mengungkapkan
perasaan
Anak diam
Anak terbata-bata
Anak
mengungkapkan
satu kalimat
Anak
mengungkapkan
lebih dari 1
kalimat
Sebelum
Intervensi
f
%
Setelah
Intervensi
f
%
1
6
20
3,3
20,0
66,7
0
0
0
0
0
0
3
10.0
30
100
Berdasarkan
kemampuan
anak
mengungkapkan
perasaan
diperoleh
mayoritas anak hanya mengungkapkan
satu kalimat sebelum dilakukan intervensi
dan
setelah
dilakukan
intervensi
mayoritas anak mampu mengungkapkan
lebih dari satu kalimat tentang
perasaannya. Tabel 3 dipaparkan untuk
mengidentifikasi
kemampuan
anak
mengungkapkan perasaan sebelum dan
setelah dilakukan intervensi.
Tabel 4.Distribusi Responden
Berdasarkan Perasaan yang
diungkapkan Anak Selama
Dirawat Di RSUD dr. Pirngadi
Medan pada saat dilakukan
teknik orang ketiga (n=30)
Perasaan anak
selama dirawat
di RSUD dr.
Pirngadi Medan
Takut terhadap
tindakan medis
Kehilangan
kendali
Cemas tidak
masuk sekolah
Bosan
Sedih
f
%
16
53,3
1
3,3
26
86,7
27
13
90,0
43,3
Berdasarkan
perasaan
yang
diungkapkan anak pada saat dilakukan
teknik orang ketiga diperoleh mayoritas
anak bosan selama di rumah sakit. Tabel 4
56
dipaparkan
untuk
mengidentifikasi
perasaan yang diungkapkan anak saat
dilakukan teknik orang ketiga.
bertambahnya usia maka intelegensia
semakin meningkat sehingga komunikasi
dapat lebih baik.
Tabel 5. Perbedaan Kemampuan Anak
Mengungkapkan Perasaan
Sebelum dan Setelah Dilakukan
Teknik Orang Ketiga selama
dirawat di RSUD dr. Pirngadi
Medan (n=30)
Usia sekolah dasar merupakan masa
berkembang
pesatnya
kemampuan
mengenal dan menguasai perbendaharaan
kata. Pada masa awal sekolah dasar (usia
6 tahun) anak sudah menguasai sekitar
2500 kata, usia 8 tahun 20000 kata dan
pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah
menguasai sekitar 50000 kata. Selain itu
hal ini sesuai dengan pendapat Supartini
(2004) yaitu reaksi anak terhadap sakit
dan rawat inap di rumah sakit berbedabeda pada masing-masing individu. Hal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Perkembangan usia anak merupakan salah
satu
faktor
utama
yang
dapat
mempengaruhi reaksi anak terhadap sakit
dan proses perawatan (Ernawulan, 2003).
Variabel
Kemampuan anak dalam
mengungkapkan perasaan
sebelum dan setelah
teknik orang ketiga
z
-4,782
Nilai p
0,000
*p< 0,05
Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil
bahwa ada pengaruh teknik orang ketiga
terhadap eksplorasi perasaan anak usia
sekolah selama dirawat dirawat di rumah
sakit.
Pembahasan
Berdasarkan jenis kelamin terlihat
perbedaan kemampuan mengungkapkan
perasaan. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Karnadi (2009) yaitu
terdapat perbedaan kemampuan dalam
mengemukakan pendapat antara anak
laki- laki dengan anak perempuan yang
sangat signifikan, yaitu kemampuan
mengemukakan pendapat pada anak lakilaki lebih tinggi dibandingkan anak
perempuan.
Hal ini dapat disebabkan karena anak
laki- laki
cenderung lebih berani
dibandingkan anak perempuan. Anak
perempuan
walaupun
memilki
kemampuan lebih dalam kosakata bahasa,
namun kadang- kadang mereka masih
sering merasa takut atau malu untuk
menyampaikan kemampuan bahasa di
depan yang lain.
Berdasarkan usia terlihat perbedaan
kemampuan mengungkapkan perasaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Wong
(2009)
yaitu
menurut
Piaget
perkembangan kognitif pada tingkatan
usia berbeda satu sama lain, semakin
Berdasarkan pengalaman masuk
rumah
sakit
terlihat
perbedaan
kemampuan mengungkapkan perasaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Supartini
(2004) yaitu salah satu faktor yang
mempengaruhi reaksi anak terhadap
hospitalisasi
adalah
pengalaman
sebelumnya dirawat di rumah sakit yaitu
apabila
anak
pernah
mengalami
pengalaman yang tidak menyenangkan
dirawat di rumah sakit sebelumnya akan
menyebabkan anak takut atau trauma.
Sebaliknya apabila anak dirawat dirumah
sakit mendapatkan perawatan yang baik
dan menyenangkan anak lebih kooperatif
pada perawat ataupun dokter.
Berdasarkan pertanyaan pendahuluan
yang ditujukan pada orangtua untuk
mengidentifikasi keadaan anak sebelum
masuk rumah sakit diperoleh yaitu
mayoritas anak mudah bergaul dan mudah
berinteraksi terhadap orang baru. Tetapi
selama dilakukan komunikasi pada anak
selama dirawat dirumah sakit anak kurang
mampu untuk berkomunikasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wong (2009)
yaitu penyakit dan hospitalisasi sering kali
menjdi krisis pertama yang harus dihadapi
anak. Anak memiliki jumlah mekanisme
koping
yang
terbatas
untuk
57
menyelesaikan stressor sehingga hal
tersebut berpengaruh terhadap komunikasi
yang dilakukan oleh anak.
Berdasarkan kemampuan anak usia
sekolah dalam mengungkapkan perasaan
sebelum dilakukan teknik orang ketiga
terlihat
perbedaan
kemampuan
mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Juliana,R. (2010) yaitu
pada anak -anak yang dirawat dirumah
sakit karena banyaknya permasalahan
yang dialaminya baik yang berhubungan
dengan sakitnya maupun karena ketakutan
dan kecemasannya terhadap situasi
maupun prosedur tindakan sering
komunikasi menjadi terganggu. Anak
menjadi lebih pendiam ataupun tidak mau
berkomunikasi.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Engel (1999) yaitu anak usia sekolah (6
sampai 12 tahun) berpikir secara konkrit.
Umumnya mereka telah mempunyai
hubungan yang cukup dengan petugas
perawatan kesehatan dimana mereka
dapat
mengandalkan
pengalamanpengalaman masa lalu untuk menuntun
mereka. Tergantung pada
kualitas
pengalaman masa lalu, mereka mungkin
tampak malu atau ragu-ragu selama
pengkajian kesehatan. Seringkali mereka
mungkin takut terluka atau merasa malu.
Berdasarkan kemampuan anak usia
sekolah dalam mengungkapkan perasaan
setelah dilakukan teknik orang ketiga
terlihat
perbedaan
kemampuan
mengungkapkan perasaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mundakir (2006) yaitu
untuk melakukan pendekatan pada anak
perlu teknik khusus agar hubungan yang
dijalankan dapat berlangsung dengan baik
sesuai dengan tumbuh kembang anak.
Teknik komunikasi yang terapeutik
dengan anak yang harus dipahami oleh
perawat antara lain teknik orang ketiga.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian
Redhian I.P. (2011) yaitu diperlukan juga
untuk perawat menerapkan teknik
komunikasi terapeutik secara verbal
seperti teknik orang ketiga yang berguna
untuk mengurangi perasaan terancam
pada pasien anak selama dirawat dirumah
sakit. Dengan semakin sering perawat
melakukan teknik komunikasi terapeutik
dengan cara verbal maupun nonverbal,
secara tidak langsung akan dapat
menciptakan hubungan yang lebih baik
antara perawat dengan pasien anak
sehingga dapat mengeksplorasi perasan
anak selama dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan
perasaan
yang
diungkapkan pada saat melakukan teknik
orang ketiga yaitu mayoritas responden
menyatakan takut terhadap tindakan
medis, merasa cemas tidak masuk sekolah
dan bosan. Ada tiga faktor utama yang
merupakan ketakutan anak usia sekolah
saat dihospitalisasi yaitu takut berpisah
dengan keluarga, tinggal dirumah sakit
dalam waktu yang lama, dan ada sesuatu
yang salah yang sedang terjadi dalam
tubuhnya (Wanda, D., Hayati, H. 2007).
Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Wong (2009) yaitu salah satu masalah
yang paling signifikan dari anak usia
sekolah yang dirawat di rumah sakit
berpusat pada kebosanan. Selain itu anak
usia
sekolah
mulai
menunjukkan
kekhwatiran terhadap suatu prosedur
tindakan yang dilakukan dirumah sakit.
Berdasarkan hasil uji statistik
diperoleh hasil bahwa ada pengaruh
teknik orang ketiga terhadap eksplorasi
perasaan yang signifikan sebelum dan
setelah intervensi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Wong (2009) yaitu teknik orang
ketiga
merupakan mengungkapkan
ekspresi perasaan orang ketiga seperti”dia
atau mereka”. Teknik ini mengurangi
perasaan terancam dari pada langsung
bertanya
pada
anak
bagaimana
perasaannya. Cara seperti ini memberikan
kesempatan untuk setuju atau tidak setuju
tanpa ingin bertahan dan diam tidak
mampu
mengungkapkan
perasaan
sehingga dengan menggunakan teknik
orang ketiga ini anak sudah mampu
mengungkapkan perasaan yang dirasakan
selama dirawat di rumah sakit.
58
Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Tamsuri (2006) yaitu salah satu teknik
komunikasi yang harus dipahami perawat
adalah teknik orang ketiga yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi pada
anak.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini membuktikan bahwa
teknik
orang
ketiga
merupakan
komunikasi yang efektif yang digunakan
untuk mengeksplorasi perasaan anak usia
sekolah selama dirawat di rumah sakit.
Oleh sebab itu teknik ini tepat digunakan
oleh perawat anak dalam mengeksplorasi
perasaan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ekawati, L. (2010).Hubungan sikap dan
teknik
komunikasi
terapeutik
perawat dengan kecemasan anak
prasekolah diruang perawatan RS
Elisabeth Bekasi. Diambil pada
tanggal
5
Juli
2012
dari
http://www.library.upnvj.ac.id
Mundakir.
(2006).
Komunikasi
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Redhian, I.P. (2011). Komunikasi
Teraupetik Perawat dengan Pasien
Anak dan Orangtua. diambil pada
tanggal 5 Oktober 2011 dari
http://eprints.undip.ac.id
Tamsuri, A. (2006). Komunikasi dalam
Keperawatan. Jakarta:EGC
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep
Dasar Keperwatan Anak. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wanda, D., Hayati, H. (2007) Studi
Kualitatif
Pengalaman
Anak
Pascarawat Inap. Diambil pada
tanggal 5 Juni 2012 dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id.
Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Engel, J. (2008). Pengkajian Pediatrik.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ernawulan (2003). Perkembangan pada
anak usia dini. Diambil pada
tanggal 20 Juni 2012 dari
http://file.upi.edu
Hidayat,A.A.A. (2005).Pengantar ilmu
keperawatan anak 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Juliana, R. (2010). Komunikasi Terapeutik
Pada Anak Usia Sekolah. Diambil
pada tanggal 2 Juli 2012 dari
http://rikajulyners.com/2010/12/ko
munikasi-terapeutik-pada-anakusia.html.
Karnadi. (2009). Pengaruh Jenis Kelamin
dan
Kreativitas
Terhadap
Kemampuan
Mengemukakan
Pendapat Anak Kelas Rendah di
Sekolah Dasar. Diambil pada
tanggal 15 Juni 2012 dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id
59