Drs Rusdiyantoro ST MT Program Studi Tek
Drs,Rusdiyantoro ST, MT
Program Studi Teknik Industri FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
` Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan
dan tools di bidang industri. ` Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik, fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan persoalan industri.
Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki, mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain.
` Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi,
memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau eksperimental.
Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab profesi, etika, dan sosial.
` TUJUAN
Memberikan pengetahuan dasar tentang ruang ruang lingkup bidang garap teknik Industri
` POKOK MATERI
Pengertian Teknlk Industri dan manajemen Industri; Sejarah singkat; Perkembangan serta profesi Teknik Industri; Analisis dan permodelan sistem; Teknik-teknik Produksi; Analisisp
Pemilihan lokasi
industri pabrik; perencanaan tata letak dan fasilitas produksi, Perancangan dan pengukuran kerja; Ergonomi dan keselamatan kerja; perencanaan produksi dan pengendalian persedaan; pengendalian kwalitas; analisa tekno ekonomi; penyelidikan operasional; Riset operasi dan analisa sistem skala besar terhadap perkembangan dislplin Teknik Industri ( aliran Modern );
` Pokok Bahasan
1. Pengantar 2. Perancangan sistem Produksi 3. Perancangan dan Pengawasan Operasi 4. Perencanaan dan Perancangan fasilitas 5. Optimasi 6. Analisis Ekonomi Teknik 7. Pengendalian Kualitas Statistik
NO PERTEMUAN
MATERI 1. I Penjelasan tentang GBPP dan kontrak
Belajar Sejarah perkembangan disiplin teknik Industri
2. II III
Perancangan Sistem Industri
3. IV V
Perancangan dan Pengawasan Operasi
4. VI VII
Perencanaan Perancangan Fasilitas 5. VIII UTS
Analisa Ekonomi Teknik
8. XIII XIV
Pengendalian Kualitas Statistik 9. XV UAS
1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial
Engineering
And Management Science ,
Mc Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri ,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik , Guna
Widya, Jakarta
4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional ,
Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik
Industri ,
Guna Widya, Jakarta.
6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial
And Systems Engineering , Prentice-Hall, Inc, New Jersey.
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami permasalahan dalam ruang
lingkup teknik industri yang melibatkan manusia, mesin, energi dan informasi secara efisien dan efektif.
Sub Pokok bahasan :
1. Definisi
2. Perkembangan teknik industri
3. Peranan disiplin teknik industri
4. Ilmu dasar disiplin teknik industri
Definisi Teknik Industri
Menurut Engineering Council for Professional Development (ECPD) :
Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil Industri (menurut American Institute of Industrial Engineering = AIIE ) adalah :
1. Perencanaan dan pemilihan metode kerja dalam proses produksi 2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja serta peralatan yang
dibutuhkan dalam proses
produksi
3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan
tata letak asilitas
produksi, peralatan
pemindahan material.
4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian untuk
distribusi barangjasa, pengendalian persediaan, pengendalian kualitas
5. Pengembangan system pengendalian
ongkos produksi (pengendalian
budget, analisa biaya standar produksi, dll). 6. Perancangan dan pengembangan produk. 7. Desain dan pengembangan system pengukuran
performans serta
standar kerja. 8. Pengembangan dan penerapan system pengupahan dan
pemberian
insentif 9. Perencanaan dan pengembangan organisasi, prosedur kerja Analisa lokasi dengan mempertimbangkan pemasaran, bahan baku, suplai TK
10. Aktivitas penyelidikan operasional dengan analisa matematik, analisa
numerik, simulasi, program linier, teori pengambilan keputusan dll
Perkembangan dan Organisasi yang mendukung
berdirinya disiplin Teknik Industri :
a. American Society of Mechanical Engineering (ASME).
Organisasi ini pertama kali mendiskusikan konsep-konsep teknik industri dan merupakan persemaian
dari
timbulnya
konsep teknik industri. b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The Efficiency
Society dan The Society to Promote the Science
of
Management yang kemudian pada tahun 1915 keduanya bergabung menjadi The Taylor Society. Org
ini
bertujuan
mengembangkan konsep- konsep manajemen umum yang yang
diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor.
c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.
d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE)
yang
mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum
yang
telah
dikembangkan oleh Taylor. e. Tahun 1932 berdiri The Society of Manufacturing Engineer (SME)
untuk mengembangkan pengetahuan di bidang manufaktur.
f. Tahun 1936 The taylor Society dan The Society of Industrial
Engineering bergabung menjadi The Society for Advancement
Management(SAM).
g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka pada tahun
1908 di Pennsylvania State University
h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial Engineering
dengan didukung sekitar 70 negara AIIE berkembang menjadi organisasi internasional dengan nama Institute of Industrial
Engineering (IIE).
i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia diperkenalkan oleh Bapak
Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah menyelesaikan studi di Cornell University.
j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi di Jurusan
Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Industri. k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri yang terpisah dengan
Teknik Mesin yang kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia.
l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri baik di
PTN maupu PTS. M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri (Persati),
kemudian pada tahun 1987 berdiri Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI) sampai saat ini.
Ilmu-ilmu operasional yang meliputi : • Analisis dan perancangan kerja.
• Pengawasan operasi. • Manajemen operasi
Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI dapat berhasil yaitu :
• Kualitas. • Waktu.
• Biaya
Ergonomi (Human factor)
Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang dengan lingkungan kerjanya.
Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu melakukan pengukuran kerja,
prosedur pengukuran kerja dengan beberapa metode pengukuran kerja (Stop Watch dan sampling Kerja).
Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan
metode kerja. Mampu melaksanakan perancangan fasilitas
dan alat kerja.
ANALISIS PERANCANGAN KERJA
(METHOD ENGINEERING)
Lima langkah penyederhanaan kerja :
1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau
kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki. 2. Pengumpulan dan pencatatan data fakta Yang berkaitan dengan
metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien
dicari sebab-sebabnya. 4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg
dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu di uji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk menggantikan metode yang lama, evaluasi.
MACAM PETA KERJA
Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi Diagram Aliran Peta Pekerja dan Mesin Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta Proses Operasi Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses 1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas berakhir. 2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses berlangsung. 3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja 4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.
Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi.
1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-
aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta proses operasi.
3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan digunakan untuk menganalisa salah satu komponen dari produk yang dirakit.
1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata- rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study), yaitu waktu standar atau waktu baku.
1. Pengukuran waktu secara langsung :
Pengukuran dengan stop watch
Sampling kerja
2. Pengukuran waktu secara tidak langsung
Data waktu baku
Data waktu gerakan, dll.
Pengujian Kecukupan
Waktu Siklus
Waktu
Waktu Standar
Normal
Siklus
Rata-rata
(Baku)
Pengujian
Faktor
keseragaman
Kelonggaran
data
Uji kecukupan data.
Untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkantelah cukup secara obyektif. Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan tingkat keyakinan kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi).
• Derajat ketelitian ( degree of accuracy )
Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.
• Tingkat keyakinan ( convidence level )
Menunjukkan
besarnya
keyakinan
pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :
⎡ 2 ⎤
− ( )
k s N
N’ =
∑
Dengan : k
= Tingkat keyakinan
= Derajat ketelitian
N
= Jumlah data pengamatan
N’
= Jumlah data teoritis
Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.
Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95 dan derajat ketelitian 10, apakah jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke
Data Pengamt.
( ΣX)2 = 11449 ΣX2
− ()
⎡ 2 0 , 1 15 x 791 − 11449 ⎤
k s N
⎢
⎥ = 14 , 53
N’ =
X ∑
⎣
⎦
⎢
⎣
⎦ ⎥
∑ 2 (
X )
N − 1
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch, jika batas kontrol ± 3. Tentukan apakah data seragam atau tidak.
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke
Data Pengamt.
X = 7,13
Σ (X – X)2 = 27,73 σ
Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data dikatakan seragam
Penyesuaian ( Rating Factor )
• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.
• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).
• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p
nya
lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = 1).
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk mengilangkan rasa fatigue tersebut.
¾ Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas. ¾ Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
mengganti alat potong (komponen) yang patah, memasang kembali komponen yang lepas dll.
¾ Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
dari gudang. ¾ Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.
100 − ALL
Kotak Kardus 2 Memasukkan
= 0 , 61 menit unit
Kotak Kardus 4 Meletakan
0 , 61 menit unit
Hasil
100 − 15
Waktu Normal = 0,52 menitunit Waktu Baku = 0,52 x
` Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah
tk dalam kondisi kerja atau menganggur. ` Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus
melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acakrandom.
Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu.
Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk dalam kondisi kerjasibuk, maka prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90100 = 0,9. Tk dalam kondisi idlemenganggur adalah 10100 =0,1
Kecukupan Data
SP
= k
( 1 − p N’ ) =
k
Dengan : S = Derajat ketelitian p = Prosentase sibukproduktif k = Tingkat keyakinan N’ = Ukuran sampledata
S
p
• Keseragaman Data
Batas kontrol untuk p
Dengan pengertian sbb: BKA
n
= Batas kontrol atas
BKB
= Batas kontrol bawah
p = Prosentase sibukproduktif k = Tingkat keyakinan
Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10 hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari, tingkat keyakinan 99 dan derajat ketelitian 5. Tentukan kecukupan dan keseragaman data.
Tgl Pengamatan
Kondisi idle
Kondisi kerja
Prosentase idle
Prosentase kerja
Prosentase idle = 0,116, prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884 k
Karena N’ < N, maka data dianggap cukup
0 , 884 ( 1 − 0 , 664 BKA = )
0 , 884 ( 1 − 0 , 664 BKB = )
Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung dengan menggunakan rumus :
Waktu Normal =
Total waktu x Pr osentase sibuk x Rating Factor ( RF )
Jumlah produk yang dihasilkan
Waktu Baku = Waktu Normal x
100 − Kelonggara n ( All )
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata 85 pekerja tersebut dalam kondisi bekerja dan 15 dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115 dan kelonggaran 20.
480 menit
0 , 85 x 1 , 15 =
0 , 2 menit surat 2345
0 , 2 x
= 0 , 25 menit
surat
100 − 20
4 surat
menit
Wb
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu melakukan peramalan produksi dengan beberapa metode peramalan.
Mampu melakukan perencanaan produksi
berdasarkan hasil peramalan.
Mampu melakukan pengawasan dan
perencanaan persediaan dengan beberapa metode.
Aktivitas utama dalam system produksi adalah perencanaan dan pengawasan operasi.
Sistem produksi adalah suatu aktivitas untuk mengatur penggunaan sumber daya ( resources ) yang ada dalam proses pembuatan produkbarang atau jasa yang bermanfaat dengan melakukan optimasi terhadap tujuan perusahaan.
Bahan - TK
Proses transformasi
Produk
- Mesin
atau perubahan
Jasa
- Fasilitas - Dll.
Informasi umpan balik hasil untuk pengawasan proses
Kegiatan Perencanaan Pengawasan
Operasi al :
1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu produk untuk periode yang akan datang berdasarkan data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu .
2 . Perencanaan Operasiproduksi
• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil peramalan dan persediaan yang ada.
• Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system distribusi atau kegiatan konsumsi pada system rumah tangga .
Persediaan digunakan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya opersi perusahaan yang
memproduksi barang untuk dipasarkan pada konsumen.
4. Material Requirement Planning
Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah
prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan terkomputerisasi
menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk semua item komponen
produk .
5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)
Upaya untuk meminimumkan
ketidakseimbangan
diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan produksi yang diinginkan.
6. Konsep Just In Time.
Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu
dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada setiap tahap proses dalam system produksi. Dengan cara yang paling ekonomis dan efisien.
Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli yang berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada
bidang yang berhubungan dengan
pemasaran. (teknik survei konsumen : kuisioner).
2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan- aturan matematis dan statistik.
Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor
mempengaruhi besarnya permintaan.
◦ Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret
waktu (Time Series)
Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan dimasa datang.
◦ Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan
hubungan sebab-akibat
(disebut metode kausal),
Metode Regresi.
Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Dengan : Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Penjualan (Y)
Periode (X)
X 2 XY
Σ 455
Σ 55 Σ 385
Σ 2680
⎝ 2680 ⎜ ⎞ ⎛ 10 ⎞ ⎠ ⎝ 455 ⎟ ⎜ ⎟ ⎠ ⎝ 55 ⎠
⎜ ⎛
⎟ ⎞
⎜ ⎛
10 385 − ⎟ ⎞ ⎛ ⎜ ⎟ ⎝ ⎞ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ 55 ⎠
− 55
∑ t
∑ t
∑ t
X t
i = 3
Rata-rata bergerak
Rata-rata bergerak
Tiga bulanan
Lima bulanan
PERENCANAAN OPERASI PRODUKSI
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat dilakukan dengan beberapa strategi :
Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan digunakan pada saat diatas kapasitas produksi)
Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.
Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
Mempengaruhi permintaan (potongan harga, pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).
Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua metode yaitu :
Bulan
Peramalan
Komulatif
1 103
2 117
220
3 115
335
4 121
456
5 123
579
6 109
688 7 89 777
8 74 851 9 71 922 10 73 995
11 81 1.076
12 98 1.174
Bln
Perama lan
Komu latif
Rencana Produksi 1
Rencana Produksi 2
Persedia an
Produksi Persediaan
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan sebagai rencana produksi.
PENGAWASAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN
Fungsi utama persediaan yaitu :
- Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi
dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. - Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.
Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan masalah kualitatif.
2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg
system pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahanbarang apa yang masih ada - Dimana barang tersebut ditempatkan
- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan - Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.
Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan
1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c
- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.
- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli
dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
- Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan
barang dari luar. - Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan,
pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.
Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi : - Biaya modal
- Biaya gudang - Biaya asuransi - Biaya administrasi - Biaya kadaluarsa - Biaya kerusakan dan penyusutan
` Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil
dari jumlah yang diperlukan. ` Metode Pengendalian Persediaan
◦ Metode Tradisional ◦ Metode perencanaan kebutuhan material (MRP) ◦ Metode Kanban
Metode Pengendalian Persediaan TradisionalEOQ
Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal
dalam menentukan :
- Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) - Titik pemesanan kembali (RO) - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS) - Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) - Titik pemesanan kembali (RO) - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)
Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya persediaan minimal.
Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost.
Parameter yang dipakai adalah :
D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode
k : ordering cost sekali pesan
h : holding cost persatuan nilai persediaan
persatuan waktu
c : purchasing cost persatuan nilai persediaan
t
: waktu antara satu pesanan ke pesanan
berikutnya
Model Persediaan EOQ
Titik saat pemesanan diterima (order point )
Rata-rata persediaan = Q2
Waktu ( t )
t = QD
Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost +
Purchasing cost.
a). Biaya pesan = ⎡ D ⎤ k ⎢ ⎥
⎣ Q ⎦
k : biaya pesan setiap kali pesan
D : permintaan per periode Q : jumlah pemesanan optimal
b). Biaya simpan =
h : biaya simpan per unit per periode ⎣ Q ⎦
Q : jumlah pemesanan optimal c). Biaya pembelian = c
Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :
Q (EOQ) =
2 Dk h
EOQ
D
Dk
2 x 100
= 1000 unit
h 0 , 02
EOQ
= 1000 = 10 hari
D 100
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan penetapan lokasi fasilitaspabrik
Memahami teknik dan mampu melakukan perancangan tata letak fasilitas produksi
Memahami permasalahan yang berkaitan dengan pemindahan bahan ( material handling ).
Memahami macamtype tata letak fasilitas produksi.
Perencenaan Perancangan Tata Letak Fasilitas
Penentuan Lokasi PabrikFasilitas :
Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal.
Soal Latihan :
Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai berikut :
Alternatif lokasi P (-10, 7)
`
Alternatif lokasi Q (5, -30)
`
Alternatif lokasi R (10, 0)
`
Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya terletak di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :
Aplikasi metode transportasi digunakan untuk menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi yang memberikan total biaya terkecil.
Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada beberapa carametode yang dapat digunakan yaitu : carametode heuristics, vogel dan north west corner.
Lokasi
Daerah Pemasaran
Kapasitas (tonmgg)
Jogja
Solo
P Kerto
55 50 60 55 tak terbatas
Malang
58 55 62 60 tak terbatas
Demand
(tonmgg)
Lokasi
Daerah Pemasaran
Kapasitas (tonmgg)
Jogja
Solo
P Kerto
Mg-lang
Semarang
Bandung
Surabaya
Demand
(tonmgg )
Lokasi
Daerah Pemasaran
P Kerto
Demand (tonmgg)
Oport. Cost
P Kerto
P Kerto
P Kerto
Minimized OBJ = 51.850
Lokasi
Daerah Pemasaran
Kapasitas (tonmgg)
50 40 60 18 55 30 45 40 18 45 Jogja
Solo
P Kerto
Demand (tonmgg)
Oport. Cost
P Kerto
P Kerto
P Kerto
Minimized OBJ = 51.550
Lokasi
Daerah Pemasaran
Kapasitas (tonmgg)
Jogja
Solo
P Kerto
Demand (tonmgg)
Daerah Pemasaran
P Kerto
Demand (tonmgg)
Oport. Cost
P Kerto
P Kerto
P Kerto
Minimized OBJ = 53.850
Daerah Pemasaran
P Kerto
Demand (tonmgg)
Oport. Cost
P Kerto
P Kerto
P Kerto
Minimized OBJ = 53.550
Macam Tipe Tata Letak Fasilitas
Tata Letak Produk
( Product Lay Out = Aliran produk).
Tata Letak Proses
( Process Lay Out = Aliran proses).
Tata Letak Posisi Tetap
( Fixed Position Lay Out ).
Tata Letak Kelompok Produk
( Product FamiliGroup Teknologi )
Semua fasilitas produksi diaturditempatkan dalam satu departemen khusus.
Diaplikasikan untuk industri skala besar dan proses produksinya berlangsung secara kontinyu.
Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil, elektronik).
Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk :
1. Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa produk standar.
2. Produk dibuat dalam jumlahvolume besar untuk jangka waktu relatif lama.
3. Keseimbangan lintasan produksi lebih baik.
4. Satu mesin hanya digunakan unt satu macam proses kerja.
5. Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif sedikit.
6. Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat dilaksanakan secara mekanis.
Bahan
Gudang
Gudang Produk
Baku
Bahan
SK-1 SK-2 SK-3 SK-4
Produk Jadi
Press Bubut
Penge- Gerinda Frais Bubut
pakan
Tata Letak Aliran Produk
Keuntungan :
1. MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun berdasarkan urutan operasi, shg jarak
perpindahan bahan minimum.
2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat.
3. Work In Procces jarang terjadi karena lintasan produksi sudah seimbang. Output satu proses
langsung dipergunakan sebagai input proses berikutnya.
4. Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area yang minimal karena tidak diperlukan WIP
Storege.
Kerugian :
1. Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya seluruh aliran produksi. 2. Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka akan merubah aliran produk dan lay out. 3. Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses mesin yang paling lambat. 4. Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose Machine).
Tata Letak Proses :
Denaturant dan penempatan mesinfasilitas produksi yang semacam dalam satu departemen.
Semua fasilitas produksi yang memiliki cirifungsi kerja yang sama diletakan dalam satu departemen.
Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.
1. Produk yang dibuat berbagai macam modeltype dan tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta
jangka waktu yang relatif singkat.
2. Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan gerak untuk menentukan metode dan waktu
standar sulit dilakukan.
3. Sulit mengatur line balanchng antar operator dan mesin.
4. Memerlukan pengawasan yang ekstra selama proses operasi.
5. Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai macam produk (General Purpose).
6. Banyak menggunakan peralatan berat untuk kegiatan MH.
Bahan
Gudang Bahan
Gudang Produk
Produk Jadi Jadi
coran Pengepakan
Tata Letak Aliran Proses
1. Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena mesin yang digunakan mesin-mesin type umum (General
Purpose). 2. Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu dengan memindahkan ke mesin lain. 3. Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih baik dan efisien.
Kerugian :
1. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih mahal. 2. Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak dijumpai karena waktu operasi sulit diseimbangkan. 3. Karena diversifikasi produk adalah job order, maka diperlukan operator skill tinggi.
x Material dan komponen dari produk utama akan
ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama.
x Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan
produk-produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal dll.
Mesin-2
Produk
Mesin-2 Mesin-2
Utama
Tata Letak Fixed Position
1. Karena posisi material dan komponen produk utama tetap, maka MH dapat dikurangi.
2. Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi
perubahan dalam rancangan produk.
Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan kerja dan WIP.
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat.
Product Family (Group Tecnology) :
Didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang akan dibuat. Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay
out dan procces lay out. Produk-produk yang tidak identik dikelompokan
berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan.
Keuntungan : ` Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses
pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan diperoleh secara maksimal.
` Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga
lintasan aliran lebih lancar. ` Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay
out dan proses lay out. ` Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose
sehingga investasinya juga lebih rendah.
A Bubut
B Press
Tata Letak Group Teknologi
Kerugian :
1. Diperlukan TK dengan skill tinggi.
2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan pengendalian produksi terutama aliran kerja.
3. Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka diperlukan WIP Storage.
4. Beberapa kerugian dari product dan procces lay out juga akan dijumpai.
5. Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas produksi tipe special purpose sulit dilakukan.
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu melakukan penilaianevaluasi, membandingkan dan menjaring berbagai pilihan
jawaban,
sehingga
dapat
mengambil keputusan yang terbaik.
Mampu
menyelesaikan
persoalan-
persoalan dengan pertimbangan criteria- criteria dan pembatas-pembatas tertentu dengan tujuan mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai.
Program Dinamis
Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan masalah
pengambilan keputusan yang saling berhubungan, dengan tujuan agar secara keseluruhan mencapai keefektifan.
Prinsip Optimasi Bellman :
Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh yang optimal harus dibentuk oleh sub-sub kebijakan yang optimal pula.
Dalam program dinamis keputusan mendatang ditentukan berdasarkan keputusan saat ini, keputusan saat ini ditentukan berdasarkan keputusan kemarin dan keduanya saling mempengaruhi.
Keputusan mendatang
Keputuam saat ini
dipengaruhi
Keputusan saat ini
Keputusan kemarin
Penggunaan Program Dinamis :
1. Pemilihan routejalur terpendek. - Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan.
- Pembuatan jaringan pipalistrik dll.
2. Permasalah Produksi.
- Pemesanan persediaan. - Perencanaan produksi. - Penjadwalan perbaikan mesin dll.
C Stage 3
Stage 2
Stage 1
State
Keputusan
Waktu tercepat
Optimum
ke I (menit)
I
H 10 I 10 D 11 I 11
Tahap 3 :
Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari state G, E, C. Route manakah yang tercepat apabila tujuannya ke I.
` Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu
melewati D atau H. Berarti hanya tersedia dua keputusan. Jika keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang ditempuh adalah 18 menit (tercepat).
` Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu
yang dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit ditambah jarak dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang ditempuh adalah 17 menit.
Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang ditempuh 7 menit ditambah 11 menit, sehingga total 18 menit.
Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total waktu yang ditempu adalah 20 menit.
State
Keputusan
Waktu tercepat
Optimum
ke I (menit)
Waktu tercepat
Optimum
ke I (menit)
G E C
F 21 26 -
G 21
B -
22 32 E 22
State
Keputusan
Waktu tercepat
Optimum
ke I (menit)
F B A 31 30 B 30
Dari tabel tahap 1, dapat disimpulkan bahwa apabila kita mengambil route A-F, maka waktu yang harus ditempuh menuju ke I adalah 31 menit. Apabila kita mengambil route A-B, maka waktu yang harus ditempuh untuk menuju ke I adalah 30 menit. Jadi route yang memiliki waktu tempuh tercepat dari A ke I adalah route A – B – E - H – I, dengan total waktu tempuh
30 menit.
G
H
I
7 D
F
E
A
C
B
Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir. ` Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan
pembayaran uang kuliah.
Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan loket penjualan karcis.
Para pengendara kendaraan menunggu untuk men- dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.
Beberapa peralatan menunggu untuk disservice. dll.
Struktur Sistem Antrian
Model antrian memiliki dua komponen utama yaitu :
◦ Garis tunggu atau antrian (queue). ◦ Fasilitas pelayanan (service facility)
Pelanggan atau konsumen menunggu untuk mendapat-kan pelayanan : menunggu giliran memasuki fasilitas pelayanan, menerima pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem pelayanan.
Pelanggan masuk
Garis tunggu
Pelanggan keluar
ke dalam sistem
atau antrian
dari sistem
antrian
S
Fasilitas pelayanan
Langkah-langkah dalam analisa antrian
1. Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.
2. Tentukan model antrian yg cocok dlm menggambakan sistem.
3. Gunakan formulasi matematik atau metode simulasi untuk menganalisa model antrian.
Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:
Populasi masukan (input population) ~ banyaknya pelanggan potensial yang dapat memasuki system antrian.
Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~ Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan memasuki system.
` Para pelanggan datang setiap lima menit (constan
arrival distribution) atau datang secara acak (arrival patern random).
Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan yang mana yang akan dilayani lebih dulu.
FCFS (first come, first served) atau LCFS (last come, first served).
` Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas
pelayanan menurut jumlah yang tersedia.
Sistem single channel = satu saluran untuk memasuki sistem pelayanan dengan satu fasilitas pelayanan.
Kedatangan
Fasilitas pelayanan
Keberangkatan
Antrian
Multiple channel = mempunyai beberapa saluran.
Pelanggan keluar
masuk dalam
dari sistem
sistem antrian
Konsumen antri dalam garis tunggu
Fasilitas pelayanan
• Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan
yang dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa lama setiap pelanggan dapat dilayani.
` Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan
jumlah pelanggan yang diperbolehkan masuk dalam sistem.
Notasi dalam Sistem Antrian
N = Jumlah pelanggan dalam sistem. Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam
sistem.
= Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per satuan waktu.
µ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per
satuan waktu.
Po = Probabilitas tdk ada pelanggan dalam system.
P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan. L = Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan
dalam sistem.
Lq = Jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian.
W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem.
Wq
= Waktu yang diharapkan oleh pelanggan
selama menunggu dalam antrian.
1µ
= Waktu rata-rata pelayanan.
1 = Waktu rata-rata antar kedatangan. S = Jumlah fasilitas pelayanan.
Salah satu model antrian yang paling sederhana adalah model saluran tunggal (single channel model) yang ditulis dengan notasi “sistem MM1 “ Komponen dari sistem ini adalah sbb :
Populasi input tak terbatas yaitu jumlah kedatangan pelanggan tak terbatas.
Distribusi pelanggan potensial mengikuti distribusi poison. Rata-rata jumlah kedatangan pelanggan per satuan waktu adalah variable random. Dalam notasi “ MM1” M pertama menunjukkan rata-rata kedatangan yang mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang kedua menunjukkan tingkat pelayanan yang mengikuti distribusi probabilitas poison. Angka 1 (satu) menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem atau saluran (one channel).
Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS.
Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.
Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per satuan waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani per satuan waktu (< µ).
Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.
Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.
Persamaan yang digunakan dalam system (MM1) :
Pn n = ( 1 − P 2 ) .
λ
L =
3. 1 − P μ − λ λ 2
4. L q =
( μ − λ ) 1 − P
W 5. =
μ −
λ 6. W q =
( μ − λ )
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami konsep nilai uang terhadap perubahan waktu
Memahami konsep bunga dan mampu menghitung bunga dengan metode- metode perhitungan bunga.
Memahami berbagai teknik ekivalensi untuk berbagai pola cash flow.
Memahami dan mampu mengitung depresiasi.
Difinisi Ekonomi Teknik : Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi
untuk pekerjaan teknik dengan kriteria efisiensi ekonomi agar diperoleh suatu keputusan yang baik secara ekonomi.
` Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis besar
adalah untuk memberikan dasar-dasar pemikiran tentang
pengambilan keputusan dalam investasi yang
dilakukan
dengan kriteria efisiensi ekonomi.
` Dua investasi : investasi finansial dan investasi nyata.
Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu factor
waktu dan resiko.
` Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik
terjadi karena (1) setiap investasiproyek bias dikerjakan lebih dari satu cara, shg harus ada proses pemilihan, (2) karena sd yang tersedia untuk melakukan investasi selalu terbatas, shg tidak semua alternatif bias dikerjakan, namun harus dipilih yang paling menguntungkan.
` Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya
pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu sudut pandang seorang akuntan dan sudut pandang seorang ahli ekonomi teknik serta manajer teknik.
Konsep Nilai Uang dari Waktu
Kesempatan untuk mendapatkan bunga
1 + bunga
0 N-1
n
Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun dengan berjalannya waktu) “Inflasi”
lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn yang lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.
Kesamaan nilai finansial “Ekivalensi” Bunga (interest) dapat didifinisikan sebagai :
Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari menanam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai keuntungan (profit).
Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban karena meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai biaya (cost).
Tingkat suku bunga (interest rate)
Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari penanaman modal dengan modal yang ditanam dalam periode waktu tertentu
Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus dibayarkan untuk penggunaan modal dengan modal yang digunakan tersebut. Bunga 20 , berarti tingkat suku bunga 20 per tahun.
Cara Pembayaran Hutang
Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara, sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang dan yang berpiutang.
`
Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat dipengaruhi oleh waktu, dengan demikian jumlah bunga yang harus dibayar dalam berhutang juga sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu peminjaman. Oleh karena itu perlu dipahami pengertian bunga sederhana (simple interest) dan bunga majemuk (compound interest).
`
Bunga Sederhana
Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah hutang yang besarnya sebanding dengan jangka waktu peminjaman uang tersebut.
Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang umum dilakukan :
Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20
Cara I : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal
hutang pokok dibayar pada periode terakhir.
Cara II : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar
bunga hutang pokok diangsur secara sistematis dengan jumlah yang sama.
Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya
angsuran dibuat seragam. Pembayaran bunga ditambah angsuran hutang pokok pada setiap periode besarnya sama.
Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak
pada periode yang paling akhir.
Cara
Thn.
Bunga pada
Jumlah hutang se-
Pembayaran
Jumlah hutang se-
awal tahun.
belum pembayaran
akhir tahun.
telah pembayaran
akhir tahun.
(Rp)
akhir tahun.
(Rp)
(Rp)
(Rp)
I 0 -
II 0 -
III
IV 0 -
Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan apabila periode pembungaan kurang dari satu tahun.
Misal suku bunga 24 per tahun, jika dibayarkan setiap bulan menjadi 24 : 12 = 2 per bulan. Suku bunga yang bernilai 2 per bulan disebut “suku bunga nominal “.
“Suku bunga efektif” yaitu suku bunga yang diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar dari suku bunga per tahun.
Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank dengan tingkat suku bunga 12 per tahun. Berapa uang yang diterima satu tahun kemudian?
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )1 = Rp 112.000,- Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan
sekali, maka suku bunga menjadi 12 : 2 = 6 per bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan) kemudian menjadi :
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )2 = Rp 112.360,-
Jadi suku bunga efektif = 12,360 - Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan
antara tingkat suku bunga nominal dan efektif sebagai berikut :
Dimana : i
= suku bunga efektif
r= suku bunga nominal t
= jumlah periode pembungaan
F
P
• 0 1 2 3 n-2 n-1 n
• 0 1 2 3 n-2 n-1
n
A
• 0 1 2 3 n-2 n-1 n
• 0 1 2 3 n-2 n-1 n
P : Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).
A : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun
ke-1 sampai tahun ke-n, dengan besar yang
sama.
F : Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau
(titik n).
Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus bunga majemuk dapat dikelompokkan menjadi :
A. Pembayaran Tunggal ( Single Payment )
1. Compoun Amount Factor (Mencari F bila
diketahui P)
2. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui F)
B. Deret Seragam ( Uniform Series )
1. Sinking Fund Factor (Mencari A bila diketahui F)
2. Compound Amount Factor (Mencari F bila
diketahui A)
3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P)
4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)
A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal atau akhir dari suatu periode.
1. Mencari F bila diketahui P
Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang (t = 0) dengan tingkat bunga i , dibayar per periode selama n periode, berapa jumlah uang yang akan diperoleh pada peroide terakhir ?
Cash flow diagram
F
O
1 2 3 .... n-2 n-1
n
P
Rumus : F = P ( 1 + i ) n atau F = P ( FP, i, n )
Contoh : Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6 per tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan selama 5 tahun ?.
Contoh : Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi, untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 , maka berapa ia harus menabungkan uangnya sekarang ?
Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5 ; n = 15 P = (Rp 35.000.000,00) (PF, 5 , 15)
= (Rp 35.000.000,00) (0,4810) = Rp 16.835.000,00
B. Deret Seragam (Uniform Series )
1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui F)
Agar pada akhir periode n dapat diperoleh uang sejumlah F rupiah, maka berapa A rupiah yg harus dibayarkan pada setiap
akhir periode dengan tingkat bunga i ?
Rumus : n A=F i(1+i) -1 Rumus : n A=F i(1+i) -1
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap tahunnya ?
Penyelesaian :
F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12 ; n = 10
A = (Rp 225.000.000,00)(AF, 12 , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570) = Rp 12.825.000,00.
Rumus: n F = A { (1 + i) - 1} i
atau F = A ( FA, i , n )
Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00 selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6. Berapa besar uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.
n Rumus : P=A{(1+i) – 1} { i ( 1 + i ) }
n
atau
P = A ( PA, i , n )
A+(n-1)G
A1+(n-2)G A1+2G
A1+G A1
• 0 1 2 3 n-1 n
Rumus : A = A1 + A2
A2 = G [ 1i - n(1 + i) n – 1]
= G (AG, i , n)
Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan jumlah
yang sama
Keterangan : A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = “gradient”, perubahan per periode n = jumlah periode
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 jt
10.2
10.4
10.6 10.8 11
11.2 11.4
11.6 11.8
Rp 10.000 Rp 12.000
Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai sekarangawal (pada titiktahun 0), sehingga :
4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?
5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal tahun 2004. Mulai tahun 2000 sd 2005 setiap akhir tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama masing-masing Rp 10 juta tahun.
7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40
juta pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002 sd 2006 dia meminjam uang dari Bank yang sama yang besarnya adalah sebagai berikut :
Akhir tahun
Pinjaman
10 juta
10 juta
30 juta
20 juta
20 juta
Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut pada akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10 tahun.
Karena depresiasi merupakan penurunan nilai, maka perrlu didefinisikan arti nilai yang sebenarnya. Nilai merupakan suatu pengertian komersial dari semua pendapatan yang diterima sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau dari waktu sekarang.
Jenis depresiasi :
1. Depresiasi Fisis :
Sebagai akibat dari penggunaanoperasi yang
mengakibatkan menurunnya kemampuan secara fisis yang berarti kemampuan operasional dari suatu barangperalatan menurun. Salah satu cara untuk mengurangi kecepatan menurunnya kemampuan fisis suatu barangperalatan adalah dengan melakukan perawatan yang baik.
2 . Depresiasi Fungsional :
Permintaan suatu produk yang meningkat dan tidak simbang dengan kapasitas produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan atas permintaan.
3 . Depresiasi Teknologi :
Adanya penemuan baru mengakibatkan peralatan yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang disebabkan oleh kemajuan teknologi.
Metode-metode Depresiasi Banyak metode yang bisa digunakan untuk
menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu aset. Diantara metode tersebut yang sering digunakan adalah :
1. Metode garis lurus (straight line = SL).
2. Metode jumlah anka tahun (sum of year
digit = SOYD).
3. Metode keseimbangan menurun
(declining balance = DB).
4. Metode dana sinking (sinking found = SF).
5. Metode unit produksi (production unit =
UP).
1. Metode garis lurus (SL)
Metode ini merupakan metode yang paling sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam metode ini ongkos depresiasi merupakan harga yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book value) besarnya berkurang secara linier akibat adanya depresiasi . Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan rumus :
P - SV
Dt =
n BVt = P - t Dt
d = 1n
Keterangan : Dt = nilai depresiasi tahunan
t
= tahun (t = 1,2,3 ........,n)
P
= investasi awalfirst cost
n = periode pendapatan (umur depresiasi
yg diharapkan)
Bvt = book value
d = tingkat depresiasi
Akhir tahun ke-t
Besarnya penyusutan pada
Nilai buku pada akhir tahun ke-t
tahun ke-t
10.000 (salveVa lue)
t (n - t2 + 0.5)
Bvt = P -
(P - SV)
S
n-t+1
dt =
S
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami
definisi
kualitas
serta
peranannya sebagai salah satu strategi manajemen.
Memahami konsep pengendalian kualitas statistik.
Memahami pengendalian proses statistik
(aplikasi peta kendali variabel dan atribut)
Kualitas Mutu :
Ukuran tingkat kesesuaian barang jasa dg standarspesifikasi yang telah ditentukan ditetapkan.
Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) :
Ilmu yang mempelajari tentang teknik metode pengendalian kualitas berda-sarkan prinsip konsep statistik.
Cara menggambarkan ukuran kualitas