CR 3 Politik Indonesia bab

Pengajar : Dr. Isbodroni
Critical Review (CR) 3 – Politik Indonesia

Pascasarjana Ilmu Politik
Universitas Indonesia

Review : Buku “The Rise of Capital” Inside Indonesia. Richard Robinson. 1986.
Oleh : Armand Luthfan
NPM : 1606964401

Indonesia : The Rise of Capital adalah buku yang ditulis oleh Richard robinson pada
tahun 1986, buku ini merupakan hasil penelitiannya terhadap lahirnya kapitalime di Indonesia
pada masa orde baru. Terdapat tiga kunci utama dari pemikiran Robinson. Pertama adalah
pendapatnya tentang bagaimana kaum borjuis dan kaum kapitalis terbentuk di Indonesia pada
masa 1970-an. Kedua, bagaimana proses kaum kapitalis dan borjuis ini terbentuk. Ketiga,
bagaimana kehadiran kaum borjuis dan kapitalis ini memengaruhi

Negara Indonesia.

Komponen-komponen ini adalah konsentrasi Robinson dalam penelitiannya yang bertujuan
untuk melacak kebangkitan kaum borjuis pertama kali dan bagaimana mereka memengaruhi

keberlangsungan kehidupan politik di Indonesia. Dalam tulisannya Robinson berpendapat
bahwa pertama kali lahirnya kaum kapitalis di Indonesia pada masa 1970-an dipengaruhi oleh
instumen-instrumen institusional yang didalamnya meliputi terjadinya kesepakatankesepakatan kerja sama dengan Negara asing terutama kapitalis-kapitalis Tiongkok, dengan
berbagai unsur bisnis milter dan birokrat yang berkembang didalamnya setelah tahun 1965.
Kelas-kelas pengusaha yang tergolong mempunyai kekukasaan dalam elit Negara ini membuat
sebuah struktur yang menyebabkan golongan rakyat pribumi biasa yang tidak mempunyai
kekuasaan militer artau politik tidak dapat berkembang. Hal ini dibuat agar badan-badan usaha
milik Negara yang digerakan oleh kaum elit dapat dibangun dan mendominasi pasar di
Indonesia. Robinson berpendapat bahwa “state capital in the new order Indonesia for
confrontation or expropriaton of bourgeois capitalism but the central component of a stateled, corporatist form of capitalism constituting a frame work within which domestic private

capital accumulation nurtured” – “modal negara dalam orde baru Indonesia untuk konfrontasi
atau ekspropriasi kapitalisme borjuis adalah komponen utama dari bentuk kapitalisme
korporasi yang dipimpin oleh negara membentuk kerangka kerja di mana akumulasi modal
swasta domestik dipupuk.”(hlm 220). Mekanisme yang dihasilkan dari pemikiran dari lahirnya
kapitalisme di Indonesia pada tahun 1970-an itu membuat kebijakan-keibijakan yang
dihasilkan dari konstitusi-konstitusi Negara berpihak kepada kepetingan-kepentingan
golongan dan membuat kuat kaki kapitalisme di Indonesia bertambah kuat. Hal ini dapat dilihat
ketika rezim orde baru yang dikepalai oleh Soeharto yang pada akhirnya membuat kebijakan


publik dimana Negara berpihak kepada kaum borjuis pribumi dibandingkan kompetitor bangsa
Tiongkok dan pendatang. Hal ini dipicu oleh adanya peristiwa Malari pada tahun 1974 yang
aksinya merupakan penolakan terhadap penanaman modal asing yang dianggap terlalu
mengusai pasar ekonomi di Indonesia. Dalam bukunya Richard berpandangan bahwa
kebangkitan kapitalisme di Indonesia adalah suatu produk hasil suatu rezim yaitu rezim orde
baru.
Konteks Bahan Bacaan.
Dari tulisan Robinson dapat dilihat bahwa paham kapitalisme di Indoneisa sengaja
ditumbuhkan untuk kepentingan segelintir golongan dan akan mengakar kuat. Hal seperti ini
juga menjadi sebuah konsentrasi Soekarno yang merupakan tokoh yang nasionalis. Konsentrasi
Soekarrno atas ketakutannya dengan pandangan masa depan Indonesia dengan kapitalisme itu
tertuang dalam tulisannya yaitu “Kapitalisme Bangsa Sendiri” yang terapat dalam bukunya
yang berjudul Dibawah Bendera Revolusi(1964). Ketakutan Soekarno dengan paham
kapitlasime ini sangat menentang adanya paham kapitalisme yang dianggap hanya
menyengsarakan rakyat karena membuat suatu tatanan sosial yang memiliki klaster antara
kaum borjuis dan rakyat biasa yang sangat jauh, rakyat hanya merupakan alat untuk
memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal ini dianggap tidak sesuai dengan ideologi
bangsa Indonesia pada sila kelima dalam pancasila. Namun, dalam seiringnya berkembang
zaman dan


perubahan zaman, kapitalisme di Indonesia juga ikut bertumbuh mengikuti

pergerakan zaman. Dilihat dari tulisan Robinson terhadap kebangkitan kapitalisme yang
mampu menstruktur ulang tatanan kekuatan Negara. Berdasarkan kedua tulisan antara
Robinson dan Soekarno menimbulkan pertanyaan, yaitu bahwa kapitalisme disatu sisi sangat
ditentang oleh Soekarno yang merupakan bapak pendiri Negara Indonesia, hasil pikirannyapun tertuang dalam ideologi Negara pada sila ke lima pancasila, namun di satu sisi hal ini
dibutuhkan oleh Negara untuk pembangunan perekonomian bangsa, terlihat dari tulisan
Robinson yang mengamati kebangkitan dan perkembanganya. Dalam pengamatannya ini
terlihat bahwa bahwa kapitalisme walaupun di tentang dan menimbulkan banyak polemik, ia
memiliki banyak pengaruh besar untuk pertumbuhan ekonomi dan politik di Indonesia. Contoh
konkret adalah, tanpa perusahaan-perusahaan raksasa dan penanaman modal asing seperti
Amerika terhadap sumber daya alam milik Indonesia di Papua yang terwujud oleh perusahaan
Freeport yang dimulai pada orde baru, walaupun Negara hanya mendapat pembagian yang
dianggap kurang layak, tapi dari pembagian itu Indonesia dapat keuntungan yang mampu untuk
membantu pembangunan infrastruktur. seperti pernyataan Robinson yaitu “modal negara
dalam orde baru Indonesia untuk konfrontasi atau ekspropriasi kapitalisme borjuis adalah

komponen utama dari bentuk kapitalisme korporasi yang dipimpin oleh negara membentuk
kerangka kerja di mana akumulasi modal swasta domestik dipupuk.”(hlm 220) hal ini seperti
menerangkan bahwa sebenarnya kapitalisme bukan untuk memiskinkan Negara namun untuk

memperkaya nengara dengan modal-modal asing. Namun, terdapat kesalahan fatal yang terjadi
pada masa orde baru, kapitalisme dijadikan sarana untuk kepentingan bisnis segelintiur
golongan atau kapitalisme olgiarki. Hal yang berbeda sekarang dirasakan pada masa presiden
menjabat saat ini. Kapitalisme tetap berlangsung untuk pembangunan negara. Hal ini
diungkapkan oleh kordinator umum Indonesian Corruption Watch, Johanes Danang Widjoko
yang berjudul “Sisi lain Pilkada : Kembali Surutnya Kapitalisme Negara?” Widojoko
berargumen bahwa pemerintahan Jokowi di tingkat nasional serta Ahok pada level daerah telah
menunjukkan keberhasilannya dalam menggunakan instrumen negara menyingkirkan
korporasi swasta sebagai representasi dari kepentingan oligarki dalam mendorong
pembangunan ekonomi. Kecenderungan ini disebut juga oleh Widojoko sebagai kapitalisme
negara yang menjadi anti-tesis bagi kapitalisme oligarkis. Dari hal-hal yang dijabarkan diatas
dapat dilihat bahwa kapitalisme juga bisa berdampak baik bagi negara, kapitalisme dirasa dan
dianggap sangat menyengsarakan rakyat karena pengaplikasiannya yang sering sekali
diselewengkan untuk kepentingan oligarki., seperti yang Robinson berusaha jabarkan bahwa
pada era orde baru kapitalisme digunakan hanya untuk kepentingan oribadi para borjuis.
Namun, apabila pengaplikasian paham tersebut diarahkan secara tepat dapat menghasilkan
dampak yang baik karena kaptilasime secara harfiah berasal dari kata capital berarti “modal”
dan pada dasarnya segala pembangunan untuk kesejahteraan akan selalu dibtuhkan modal.
Dalam hal negara, modal yang dibutuhkan berasal dari asing dan disuntikkan kedalam
perusahan yang notabene dikuasi borjuis dan elit dalam perushaan negara. Dalam era Jokowi

saat ini penanaman modal asing kedalam berbagai bada usaha milik negara terdistribusi dan
teralokasi cukup baik tercermin dari segala pembangunan diberbagai macam segi contoh paling
konkret adalah pembangunan infrastruktur yang tidak terpusat pada pulau Jawa namun sudah
mulai merata seperti pada Kalimantan. Kapitalisme negara ini rupanya juga bergeser menjadi
nasionalisme ekonomi dan nasionalisme ini adalah paham yang dianut Soekarno. Pada intinya,
paham kapitalisme bukan lah sesuatu yang harus ditentang namun, diambil partisi-partisi
penting dan cara bermainnya (Rule of Game) untuk mencapai sebuah tujuan yang
menyejahterakan dan kembali kepada ideolgi dasar negara yaitu sosio-nasionalis yang
mengangkat dan mengedapankan hak-hak yang setara pada setiap lapisan masyarakat seperti
yang tertuang pada dalam sila kelima Pancasila, tujuan NKRI dalam alinea ke-4 Pembukaan
UUD 1945.

Daftar Pustaka

Robinson, Richard. The Rise of Capital Inside Indonesia (Allen and Unwin, Sidney). 1986

Soekarno. Dibawah Bendera Revolusi (Panitia Dibawah Bendera Revolusi, Jakarta) 1964

Johanes Danang Widjoko. Sisi lain Pilkada : Kembali Surutnya Kapitalisme Negara? (Indo
Progress,online, Jakarta) 2017


Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0