this PDF file PENGARUH GLOBAL TERRORISM INDEX TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN MAKROEKONOMI | Sabattini | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

PENGARUH GLOBAL TERRORISM INDEX TERHADAP FOREIGN DIRECT
INVESTMENT DAN MAKROEKONOMI
(Studi pada Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan
Tahun 2007 – 2016)

Febrehane Sabattini
Suhadak
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: febrehane@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research was : 1) to know and explain the effect of global terrorism index on foreign
direct investment, 2) to know and explain the effect of global terrorism index on macroeconomic, 3) to know
and explain the effect of foreign direct investment on macroeconomic. This research was conducted on five
developing countries in Asia Continent which namely Indonesia, Philippines, Thailand, India, and
Afghanistan. The data used is from START and UCDP for data of terrorism, World Bank for data of
foreign direct investment, Bank Indonesia for data of macroeconomic in Indonesia and World Bank for data
of macroeconomic in Philippines, Thailand, India, and Afghanistan. The results showed that there were an

effect of global terrorism index on foreign direct investment in Thailand and Afghanistan; there is an effect
of global terrorism index on macroeconomic in Indonesia, Thailand, India, and Afghanistan; and there is no
effect of foreign direct investment on macroeconomic in Indonesia, Philippines, Thailand, India, and
Afghanistan.
Keyword : Global Terrorism Index, Terrorism, Foreign Direct Investment, Macroeconomic, Terrorism in
Asia

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari global terrorism
index terhadap foreign direct investment, 2) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari global
terrorism index terhadap makroekonomi, 3) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari foreign direct
investment terhadap makroekonomi. Penelitian ini dilakukan pada lima negara berkembang di Benua Asia,
yaitu Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Afganistan. Data yang digunakan berasal dari START
dan UCDP untuk data terorisme, World Bank untuk data foreign direct investment, Bank Indonesia untuk
data makroekonomi di Indonesia, dan World Bank untuk data makroekonomi di Negara Filipina, Thailand,
India, dan Afganistan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh global terrorism index terhadap
foreign direct investment di Negara Thailand dan Afganistan; terdapat pengaruh global terrorism index
terhadap makroekonomi di Negara Indonesia, Thailand, India, dan Afganistan; dan tidak terdapat pengaruh
foreign direct investment terhadap makroekonomi di Negara Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan
Afganistan.

Kata Kunci : Global Terrorism Index, Terorisme, Investasi Asing Langsung, Makroekonomi,
Terorisme di Asia

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

198

A. PENDAHULUAN
Keterbukaan dan tidak mengenalnya adanya
batasan merupakan ciri utama dari era globalisasi.
Akibat dari era globalisasi secara langsung
maupun tidak langsung telah terjadi perubahanperubahan di berbagai macam aspek seperti:
sosial,
budaya,
ekonomi,
politik,
ilmu
pengetahuan, dan juga teknologi. Aspek-aspek
tersebut tidak bisa dipisahkan dari komponen

perkembangan suatu negara.
Globalisasi memiliki tiga bentuk yang
memiliki permasalahan di bidangnya masingmasing, di antaranya: globalisasi ekonomi yang
mendorong terjadinya revolusi dari teknologi,
informasi perdagangan, investasi asing dan bisnis
internasional; globalisasi kultural yang terjadi
akibat revolusi teknologi dan globalisasi
ekonomis, sehingga keduanya menciptakan dan
membentuk arus perpindahan; yang terakhir
adalah globalisasi politik yang merupakan yang
bisa menyebabkan ketegangan internal maupun
ketegangan eksternal pada suatu negara.
Penjelasan Umum dari Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2003 yaitu, “terorisme
merupakan kejahatan yang bersifat internasional
yang menimbulkan bahaya terhadap keamanan,
perdamaian dunia, serta merugikan kesejahteraan
masyarakat,
sehingga
perlu

dilakukan
pemberantasan
secara
berencana
dan
berkesinambungan”
(Wiyono,
2014:
11).
Kesimpulannya kegiatan terorisme adalah
kegiatan yang memiliki karakteristik menyebar
luaskan rasa ketakutan, intimidasi, dan merupakan
pribadi ataupun golongan yang fanatik sehingga
menimbulkan bahaya bagi keamanan dan
kesejahteraan seluruh umat manusia. Benua Asia
rata-rata memiliki skor antara 6 – 10 yang artinya
memiliki aktivitas terorisme yang tinggi.
“Beberapa
kasus
terorisme

dapat
mempengaruhi industri tertentu seperti tragedi
9/11 terhadap maskapai dan pariwisata” (Drakos
dalam Kinyanjui, 2014: 148). Biaya ekonomi
yang terkait dengan terorisme bersifat langsung
dan tidak langsung. “Terorisme berdampak buruk
terhadap pertumbuhan ekonomi, pergerakan
kapital, dan arus perdagangan. Investor datang
untuk mengharapkan penggantian pengembalian
modal mereka. Hal ini menurunkan tingkat
investasi asing langsung” (Global Terrosim Index,
2016: 66).
Menurut
Sukirno
(2013:
379),
mengungkapkan bahwa “perusahaan-perusahaan
raksasa yang berada di negara-negara maju yang
biasa disebut dengan Multi-National Corporate


(MNC), ingin memperluas area perdagangan
mereka sebagai bentuk dari strategi bisnis mereka
dengan tujuan untuk menggabungkan kekuatan
sumber daya dari perusahaan negara lain”. “Aliran
dana FDI terdiri dari dua macam yaitu, aliran dana
keluar FDI (outflows of FDI) dan aliran dana
masuk FDI (inflows of FDI)” (Hill, et al., 2014:
268).
Para eksekutif MNE telah memiliki
pandangan tren jangka panjang sendiri seperti
meningkatnya urbanisasi dalam pengembangan
dan ekonomi digital. “Dalam survei para eksekutif
puncak yang dilakukan, situasi ekonomi di
negara-negara berkembang di Asia digolongkan
sebagai faktor makroekonomi teratas yang
mempengaruhi FDI. Mayoritas responden melihat
sumber-sumber risiko global dalam ketidakpastian
geopolitik, terorisme dan ketidakstabilan sosial”
(UNCTAD 2017: 5 – 6).
Calon investor memiliki beberapa daftar lain

mengenai faktor-faktor sebelum melakukan
investasi asing langsung, salah satunya adalah
melihat kondisi perekonomian di negara tujuan
investasinya tersebut. Kondisi perekonomian
suatu negara bisa dilihat dari kondisi
makroekonominya. Seiring begitu pentingnya
makroekonomi dan berkaitan satu sama lain bagi
suatu negara, maka pihak pemerintah sebagai
aparatur negara akan melakukan kebijakankebijakan yang akan meningkatkan kinerja
ekonomi di berbagai macam aspek yang
mendukung makroekonomi.
Penelitian ini akan melihat pengaruh dari
global terrorism index yang diwakilkan oleh
jumlah kematian berdasarkan weapon types, statebased violence, non-state based violence, serta
one-sided violence terhadap foreign direct
investment yang diwakilkan oleh inflows dan
outflows dan kondisi makroekonomi di negara
Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan
Afganistan pada tahun 2007 – 2016. Berdasarkan
penjelasan di atas, pada akhirnya penulis

mengambil judul “Pengaruh Global Terrorism
Index terhadap Foreign Direct Investment dan
Makroekonomi (Studi pada Negara Indonesia,
Filipina, Thailand, India, dan Afganistan Tahun
2007 – 2016).

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Global Terrorism Index
a. Pengertian Terorisme
Menurut Enders dan Sandler (dalam
Lizardo, 2008: 93) menyatakan bahwa,
“terorisme merupakan penggunaan yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

199

terencana atau ancaman penggunaan kekerasan
ekstranormal atau kebrutalan oleh suatu
kelompok atau individu untuk mendapatkan

tujuan politik, agama, atau ideologis melalui
intimidasi terhadap khalayak yang besar,
biasanya tidak terlibat langsung dengan
pembuatan kebijakan oleh para teroris yang
berusaha untuk mempengaruhi”. Kegiatan
terorisme biasanya rentan terhadap unsur
politisasi. Penting untuk memisahkan teror
sebagai keadaan psikologis (atau sebagai tujuan
organisasi pembuat kekerasan.
Seperti yang ditegaskan oleh Wilkinson
(dalam Sandler, 2014: 263), bahwa faktor
etnisitas secara random berinteraksi dengan
salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor yang
ada, di antaranya:
1. Diskriminasi ekonomi akibat pembentukan
suatu struktur yang menjamin terpenuhinya
kebutuhan dasar (basic human needs),
2. Penganiayaan agama dan fundamentalisme
agama,
3. Faktor struktural seperti motif nasionalis atau

separatis,
4. Faktor politik yang berkaitan dengan ideologi
politik
5. Alasan lain mungkin memunculkan aksi
terorisme oleh kelompok-kelompok yang
terpinggirkan.
Menurut Hoffman (dalam Lizardo, 2008:
111) menyatakan bahwa, organisasi teroris
mengubah urutan dan menyesuaikan model
organisasi yang ada baik dari organisasi profit
maupun organisasi non-profit
yang
memfasilitasi
kelangsungan
hidup
dan
kemampuan beradaptasi mereka.
b. Karakteristik Terorisme
Dari pengertian dan faktor-faktor terjadinya
aksi terorisme, menurut Ganor, et al. (2009: 25 –

26) terorisme memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Menanamkan rasa ketakutan dan kecemasan;
2. Memakai
tindak
kekerasan
ataupun
penghancuran sebagai sarana untuk suatu
tujuan tertentu;
3. Memakai serangan acak dan korban bukan
tujuan, melainkan untuk menciptakan
ketakutan dan kecemasan pada masyarakat
umum;
4. Target aksi teror dipilih, seperti kelompok
atau individu yang memiliki sifat yang sama;
5. Pesan aksi cukup jelas;

6. Serangan teroris bisa terjadi kapan saja, di
mana saja, sehingga menimbulkan kerentanan
terhadap situasi dan kondisi sekitar.
Tentunya penyebab terorisme dalam negeri
dan transnasional akan berbeda. Akar terorisme
dalam negeri secara alami akan spesifik hanya
untuk negara. Pandangan rata-rata seperti
terorisme transnasional di mana kelompok
teroris dapat didominasi oleh keluhan umum.
c. Tujuan Terorisme
Setiap dari aksi terorisme tentu memiliki
tujuan-tujuan untuk mencapai sasaran politik,
seperti yang diungkapkan oleh Abrahms (2008:
82), ada tujuh teka-teki empiris melemahkan
dugaan model strategis bahwa teroris adalah
orang-orang rasional yang termotivasi terutama
untuk mencapai tujuan politik organisasi
mereka, sebagai berikut:
1. Ketergantungan pada strategi perlawanan
pemerintah yang menjadi lebih keras.
2. Organisasi teroris tidak pernah menggunakan
terorisme sebagai upaya terakhir dan jarang
memanfaatkan peluang untuk menjadi partai
politik tanpa kekerasan yang produktif.
3. Organisasi teroris secara refleks menolak
proposal kerjasama yang menawarkan
konsesi kebijakan yang signifikan oleh
pemerintah yang mana merupakan sebagai
target mereka.
4. Organisasi teroris memiliki banyak tujuan
politik yang tidak pernah terpuaskan .
5. Organisasi teroris umumnya melakukan
serangan anonim, menghalangi negara-negara
sasaran untuk membuat konsesi kebijakan.
6. Organisasi teroris dengan platform politik
yang sama secara rutin saling menyerang satu
sama lain daripada musuh mereka.
7. Organisasi teroris menolak pembubaran
ketika mereka secara konsisten gagal
mencapai pernyataan politik mereka atau
ketika dorongan politik mereka dinyatakan
telah diselesaikan dan oleh karena itu
diperdebatkan.
d. Tipologi Terorisme
Menurut Zimmermann (2013: 8),” terorisme
politik terbagi menjadi terorisme sub-negara,
terorisme dan rezim yang didukung oleh negara
terorisme”. Terorisme sub-negara terbagi dalam
lima subkategori: terorisme sayap kanan sosialrevolusioner (kiri), terorisme sayap kanan,
terorisme separatis nasionalis, terorisme
ekstremis
religius
(membedakan
antara
terorisme fundamentalis agama dan terorisme
baru), dan single-issue terorisme.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

200

Menurut Melander (2015: 2) yang
menyatakan bahwa ada tiga kategori konflik
yang dilakukan oleh organisasi, yaitu:
1. State-based conflict
Konflik bersenjata yang dilakukan antara dua
pemerintah (konflik antar negara), atau antara
pemerintah dan organisasi pemberontak
(yaitu konflik antar daerah).
2. Non-state conflict
Konflik bersenjata yang mengacu antara dua
aktor terorganisir, yaitu keduanya bukan
negara.
3. One-sided conflict
Ketika seorang aktor terorganisir (sebuah
negara atau aktor terorganisir non-negara)
membunuh warga sipil tak bersenjata.
Menurut
Wibowo
(2012:
80)
mengungkapkan bahwa, “dari segi senjata yang
digunakan, terorisme dapat menggunakan
senjata yang beragam dan tidak terbatas,
misalnya pisau, pistol, dan bom”.
2. Foreign Direct Investment
a. Pengertian Investasi Asing Langsung
Ketika sebuah perusahaan melakukan FDI
maka perusahaan tersebut menjadi perusahaan
multinasional. Menurut Hill, et al. (2014: 268)
menyatakan bahwa FDI terdiri dari dua bentuk
utama, yaitu “pertama investasi lahan hijau
(greennfield investment) yang meliputi operasi
bisnis yang baru di negara asing, dan yang kedua
investasi yang hanya mengambil keuntungan
atau bergabung dengan bisnis yang sudah ada di
negara asing tersebut”.
b. Faktor faktor yang Mempengaruhi
Investor Internasional
Beberapa
faktor
yang
harus
jadi
pertimbangan bagi para investor internasional
untuk melakukan investasi di suatu negara. Ada
empat faktor yang harus dipertimbangkan bagi
investor internasional, yaitu:
1. Stabilitas politik
2. Konsistensi penegakkan hukum
3. Sistem dan prospek ekonomi
4. Keadilan sosial
c. Pola Investasi Langsung Luar Negeri
Ada dua teori yang akan menjelaskan pola
investasi langsung luar negeri, yaitu:
1. Perilaku Strategis
Teori Knickbocker dapat diperluas
cakupan konsep persyaratan multipoin.
Kompetisi multipoin (competition multipoint)
muncul ketika dua atau lebih perusahaan
bertemu satu sama lain di pasar wilayah yang

berbeda, pasar nasional, atau industri. Idenya
adalah untuk memastikan pesaing tidak
meraih posisi pemimpin di suatu pasar dan
menggunakan keuntungan yang terdapat di
sana untuk menyalurkan serangan keunggulan
di pasar yang lain.
2. Daur Hidup Produk
Teori daur hidup produk milik Raymond
Vernon yang digunakan untuk menjelaskan
FDI. Vernon juga berpendapat bahwa sebuah
perusahaan memutuskan berinvestasi di
negara maju lainnya ketika permintaan lokal
cukup besar untuk mendukung produksi lokal
dan mereka akan berinvestasi di lokasi yang
berbiaya rendah (negara berkembang) ketika
tekanan biaya menjadi sangat kuat (Hill, et
al., 2014: 278).
d. Investasi pada Negara Berkembang
Investasi yang dilakukan pada negaranegara berkembang tentu memiliki risiko yang
lebih
tinggi,
ini
diakibatkan
karena
ketidakstabilan kondisi ekonomi, politik, sosial,
keamanan, hukum yang dengan mudah rentan
akan guncangan. Banyak bagi para investor yang
tentunya lebih senang melakukan investasi pada
finansial atau keuangan saja ketimbang
melakukan investasi nyata.
3. Makroekonomi
a. Gross Domestic Product (GDP)
GDP mengukur sesuatu yang dipedulikan
banyak
orang
pendapatan
mereka.
Perekonomian dengan output barang dan jasa
secara lebih baik memenuhi permintaan rumah
tangga, perusahaan dan pemerintah (Mankiw
2011: 17).
b. Inflation, Consumer Prices
Theusen dan Fabrycky (dalam Fahmi, 2012:
69) menyatakan bahwa, “consumer price index
(CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK)
menyajikan perubahan harga eceran untuk
sejumlah kebutuhan yang telah dipilih, meliputi:
pakaian, makanan, perumahan, dan alat rumah
tangga.”
c. Interest Rate
Tingkat suku bunga erat kaitannya dengan
tingkat inflasi yang terjadi. Disebabkan inflasi
yang meningkat tentu akan meningkat juga
pinjaman (utang) dan akan dilunasi dengan uang
yang terkena inflasi dan lebih murah. Akhirnya,
terdapat kaitan antara tingkat inflasi dengan
tingkat suku bunga.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

201

d. Exchange Rate
“Konsep dampak Fisher internasional adalah
perbedaan suku bunga di antara dua mata uang
yang mencerminkan perubahan yang diharapkan
dalam nilai tukarnya” (Ball, et al., 2014: 368).
Kesimpulannya antara inflasi, suku bunga, dan
nilai tukar erat kaitannya antar satu sama lain.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
explanatory researh
dengan pendekatan
deskriptif kuantitatif.
2. Lokasi Penelitian
Peneliti mengakses dari situs resmi Institute
for Economic and Peace, Bank Indonesia, World
Bank, START dengan didukung data dari
UCDP.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah seluruh negara berkembang yang
berada di wilayah Benua Asia.
b. Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan purposive sampling,
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Berada di Benua Asia
b. Merupakan negara berkembang
c. Memiliki pendapatan nasional US $330 –
US $5.640
d. Masuk dalam negara dirangking oleh Global
Terrorism Index
e. Terdaftar dalam negara yang diteliti oleh
UCDP dan Global Terrorism Database
f. Memiliki data lengkap mengenai GDP
growth, inflation, exchange rate, interest
rate, dan FDI dari tahun 2007 – 2016.
Dari kriteria sampel tersebut, maka negaranegara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan
Afganistan.
4. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang berasal dari situs
resmi Institute for Economic and Peace, Bank
Indonesia, World Bank, START dan UCDP.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan
dokumentasi.
6. Analisis Data
a. Evaluasi Outer Model
Menggunakan indikator realibitas, jika outer
loading > 0,5 maka indikator dipertahankan.

b. Koefisien Determinasi (R2)
Mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
c. Predictive Relevance (Q2)
Memberikan informasi keragam data dari
model yang ada.
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ... (1 – Rp2)
d. Evaluasi Inner Model
Menggunakan Uji t, dengan t-hitung > 1,96
dan p-value < 0,05.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Analisis Negara Indonesia
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 1. Hasil Pengujian Outer Loading pada
Negara Indonesia
Indikator
Outer Loading
NOD_NSBV
0,053
NOD_OSV
-0,057
NOD_SBV
0,597
NOD_WET
0,944
FDI_INFLOWS
0,667
FDI_OUTFLOWS
0,956
MEK_EXR
-0,901
MEK_GDP
0,947
MEK_ICP
0,430
MEK_IRR
0,023
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

Indikator pada Tabel 1 yang memiliki
indikator
realibitas
>
0,5
perlu
dipertahankan dan masuk dalam model
perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2
sebesar 0,453 dan variabel endogen
makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar
0,652.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh
dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,453) (1 – 0,652) = 0,8096
Informasi yang terkandung dalam data
sebesar 80,96% dapat dijelaskan oleh model
tersebut. Sisanya sebesar 19,04% dijelaskan
oleh variabel lain yang belum terkandung
dalam model dan error .
d. Evaluasi Inner Model

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

202

Gambar 1. Path Model bootstrapping dan tstatistic Negara Indonesia

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017
Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis Inner
Model Negara Indonesia
Inner
PHubungan
t-statistic
Loading
Values
Global
Terrorism
Index -> FDI
Global
Terrorism
Index ->
Makroekonomi
FDI ->
Makroekonomi

0,655

1,847

0,065*

-1,047

1,982

0,048

0,825

1,282

0,201*

Indikator pada Tabel 3 yang memiliki
indikator
realibitas
>
0,5
perlu
dipertahankan dan masuk dalam model
perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2
sebesar 0,417 dan variabel endogen
makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar
0,811.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh
dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,417) (1 – 0,811) = 0,8898
Informasi yang terkandung dalam data
sebesar 88,98% dapat dijelaskan oleh model
tersebut. Sisanya sebesar 11,02% dijelaskan
oleh variabel lain yang belum terkandung
dalam model dan error .

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Keterangan: *nonsignifikan

Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 2
pengujian hasil hipotesis inner model,
menunjukkan
bahwa
tidak
terdapat
pengaruh antara global terrorism index
terhadap foreign direct investment, terdapat
pengaruh negatif antara global terrorism
index terhadap makroekonomi, dan tidak
terdapat pengaruh antara foreign diret
investment terhadap makroekonomi.
2. Hasil Analisis Negara Filipina
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 3. Hasil Pengujian Outer Loading pada
Negara Filipina
Indikator
Outer Loading
NOD_NSBV
0,840
NOD_OSV
0,913
NOD_SBV
0,773
NOD_WET
-0,559
FDI_INFLOWS
0,881
FDI_OUTFLOWS
0,964
MEK_EXR
-0,593
MEK_GDP
0,899
MEK_ICP
-0,232
MEK_IRR
0,749
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

d. Evaluasi Inner Model
Gambar 2. Path Model bootstrapping dan tstatistic Negara Filipina

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017
Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis Inner
Model Negara Filipina
Hubungan
Global
Terrorism
Index -> FDI
Global
Terrorism
Index ->
Makroekonomi
FDI ->
Makroekonomi

Inner
Loading

t-statistic

PValues

-0,547

1,482

0,139*

-0,957

1,082

0,280*

-0,066

0,148

0,882*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Keterangan: *nonsignifikan

Berdasarkan Gambar 2 dan Tabel 4
pengujian hasil hipotesis inner model,
menunjukkan
bahwa
tidak
terdapat
pengaruh antara global terrorism index
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

203

terhadap foreign direct investment, tidak
terdapat pengaruh antara global terrorism
index terhadap makroekonomi, dan tidak
terdapat pengaruh antara foreign diret
investment terhadap makroekonomi.
3. Hasil Analisis Negara Thailand
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 5. Hasil Pengujian Outer Loading pada
Negara Thailand
Indikator
NOD_NSBV
NOD_OSV
NOD_SBV
NOD_WET
FDI_INFLOWS
FDI_OUTFLOWS
MEK_EXR
MEK_GDP
MEK_ICP
MEK_IRR

Outer Loading

-0,700
0,934
0,820
0,387
0,074
0,997
-0,603
0,484
0,893
0,926

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

Indikator pada Tabel 5 yang memiliki
indikator
realibitas
>
0,5
perlu
dipertahankan dan masuk dalam model
perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2
sebesar 0,834 dan variabel endogen
makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar
0,449.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh
dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,834) (1 – 0,449) = 0,9085
Informasi yang terkandung dalam data
sebesar 90,85% dapat dijelaskan oleh model
tersebut. Sisanya sebesar 9,15% dijelaskan
oleh variabel lain yang belum terkandung
dalam model dan error .
d. Evaluasi Inner Model

Gambar 3. Path Model bootstrapping dan tstatistic Negara Thailand
Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017

Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis Inner
Model Negara Thailand
Hubungan
Global
Terrorism Index
-> FDI
Global
Terrorism Index
->
Makroekonomi
FDI ->
Makroekonomi

Inner
Loading

P-

t-statistic

Values

-0,807

9,003

0,000

1,079

2,445

0,019

0,515

0,886

0,374*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Keterangan: *nonsignifikan

Berdasarkan Gambar 3 dan Tabel 6
pengujian hasil hipotesis inner model,
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
negatif antara global terrorism index
terhadap foreign direct investment, terdapat
pengaruh antara global terrorism index
terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat
pengaruh antara foreign diret investment
terhadap makroekonomi.
4. Hasil Analisis Negara India
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 7. Hasil Pengujian Outer Loading pada
Negara India
Indikator
NOD_NSBV
NOD_OSV
NOD_SBV
NOD_WET
FDI_INFLOWS
FDI_OUTFLOWS
MEK_EXR
MEK_GDP
MEK_ICP
MEK_IRR

Outer Loading

0,107
0,952
0,938
0,893
0,999
0,999
0,847
-0,315
-0,756
0,399

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

Indikator pada Tabel 7 yang memiliki
indikator
realibitas
>
0,5
perlu
dipertahankan dan masuk dalam model
perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2
sebesar 0,101 dan variabel endogen
makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar
0,807.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh
dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,101) (1 – 0,807) = 0,8264
Informasi yang terkandung dalam data
sebesar 82,64% dapat dijelaskan oleh
model tersebut. Sisanya sebesar 17,36%
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

204

dijelaskan oleh variabel lain yang belum
terkandung dalam model dan error .
d. Evaluasi Inner Model

Gambar 4. Path Model bootstrapping dan tstatistic Negara India

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017

Indikator pada Tabel 9 yang memiliki
indikator
realibitas
>
0,5
perlu
dipertahankan dan masuk dalam model
perhitungan selanjutnya.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Variabel endogen FDI memiliki nilai R2
sebesar 0,567 dan variabel endogen
makroekonomi memiliki nilai R2 sebesar
0,962.
c. Nilai predictive-relevance (Q2) diperoleh
dengan perhitungan:
Q2 = 1 – (1 – 0,567) (1 – 0,962) = 0,9835
Informasi yang terkandung dalam data
sebesar 98,35% dapat dijelaskan oleh model
tersebut. Sisanya sebesar 1,65% dijelaskan
oleh variabel lain yang belum terkandung
dalam model dan error .
d. Evaluasi Inner Model

Tabel 8. Hasil Pengujian Hipotesis Inner
Model Negara India
Hubungan

Inner
Loading

t-statistic

P-Values

Global Terrorism
Index -> FDI

0,282

0,914

0,361*

Global Terrorism
Index ->
Makroekonomi

-0,702

2,064

0,040

FDI ->
Makroekonomi

-0,337

0,985

0,325*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Keterangan: *nonsignifikan

Berdasarkan Gambar 4 dan Tabel 8
pengujian hasil hipotesis inner model,
menunjukkan
bahwa
tidak
terdapat
pengaruh antara global terrorism index
terhadap foreign direct investment, terdapat
pengaruh negatif antara global terrorism
index terhadap makroekonomi, dan tidak
terdapat pengaruh antara foreign diret
investment terhadap makroekonomi.
5. Hasil Analisis Negara Afganistan
a. Evaluasi Outer Model
Tabel 9. Hasil Pengujian Outer Loading pada
Negara Afganistan
Indikator
Outer Loading
NOD_NSBV
NOD_OSV
NOD_SBV
NOD_WET
FDI_INFLOWS
FDI_OUTFLOWS
MEK_EXR

MEK_GDP

0,878
0,306
0,994
0.957
0,787
0,832
0,948

-0,632

MEK_ICP
MEK_IRR

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

-0,286
0,927

Gambar 5. Path Model bootstrapping dan tstatistic Negara Afganistan

Sumber: Hasil Olahan smartPLS, 2017
Tabel 10. Hasil Pengujian Hipotesis Inner
Model Negara Afganistan
Inner
PHubungan
t-statistic
Loading
Values
Global
Terrorism
Index -> FDI
Global
Terrorism
Index ->
Makroekonomi
FDI ->
Makroekonomi

-0,747

2,646

0,008

0,768

2,771

0,006

-0,255

0,892

0,373*

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Keterangan: *nonsignifikan

Berdasarkan Gambar 5 dan Tabel 10
pengujian hasil hipotesis inner model,
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
negatif antara global terrorism index
terhadap foreign direct investment, terdapat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

205

pengaruh antara global terrorism index
terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat
pengaruh antara foreign diret investment
terhadap makroekonomi.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Kesimpulan hasil analisis pada Negara
Indonesia adalah tidak terdapat pengaruh
antara global terrorism index terhadap
foreign direct investment, terdapat pengaruh
negatif antara global terrorism index
terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat
pengaruh antara foreign direct investment
dengan makroekonomi.
b. Kesimpulan hasil analisis pada Negara
Filipina adalah tidak terdapat pengaruh
antara global terrorism index terhadap
foreign direct investment, tidak terdapat
pengaruh antara global terrorism index
terhadap makroekonomi, dan tidak terdapat
pengaruh antara foreign direct investment
dengan makroekonomi.
c. Kesimpulan hasil analisis pada Negara
Thailand adalah terdapat pengaruh negatif
antara global terrorism index terhadap
foreign direct investment, terdapat pengaruh
antara global terrorism index terhadap
makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh
antara foreign direct investment dengan
makroekonomi.
d. Kesimpulan hasil analisis pada Negara India
adalah tidak terdapat pengaruh antara global
terrorism index terhadap foreign direct
investment, terdapat pengaruh negatif antara
global
terrorism
index
terhadap
makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh
antara foreign direct investment dengan
makroekonomi.
e. Kesimpulan hasil analisis pada Negara
Afganistan adalah terdapat pengaruh negatif
antara global terrorism index terhadap
foreign direct investment, terdapat pengaruh
antara global terrorism index terhadap
makroekonomi, dan tidak terdapat pengaruh
antara foreign direct investment dengan
makroekonomi.

2. Saran
Berdasarkan atas hasil penelitian, maka
penulis dapat memberikan beberapa rekomendasi
sebagai berikut:
a. Saran bagi pengembangan akademik untuk
peneliti selanjutnya agar melibatkan negaranegara berkembang yang berada di Asia Timur.
b. Saran bagi investor: hasil penelitian ini untuk
masing-masing negara berbeda begitu pula
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
setiap
negara
berbeda
juga,
serta
mempertimbangkan risiko-risiko yang ada bagi
perusahaan.
c. Saran bagi pemerintah yaitu sebaiknya
pemerintah memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi foreign direct investment
terutama aktivitas terorismenya di setiap
negara dan memberikan perhatian khusus
terhadap peningkatan makroekonomi di setiap
negara.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, Donald A., J. Michael Geringer, Michael S.
Minor, Jeanne M. Mcnett. 2013. Bisnis
Internasional. Jakarta: Salemba Empat
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi.
Jakarta: Salemba Empat
Hill, Charles W.L., Chow-Hou Wee, Krishna
Udayasankar. 2014. Bisnis Internasional.
Jakarta: Salemba Empat
Mankiw, N. Gregory. 2011. Makroekonomi.
Jakarta: Erlangga
Sukirno, Sadono. 2013. Teori Pengantar Makro
Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Wibowo, Ari. 2012. Hukum Pidana Terorisme.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Wiyono, R. 2014. Pembahasan Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Jakarta: Sinar Grafika
Publikasi Ilmiah
Abrahms, Max. 2008. What Terrorist Really
Want.
Harvard
College
and
the
Massachusetts Institute of Techonology:
International Security, Vol. 32, No. 4, pp. 78
– 105
Ganor, Boaz, D. Weisburd, Th. Feucht, I.
Hakimi, L. Mock, dan S. Perry. 2011.
Policing in an Age of Terrorism. Israel:
Lauder School of Government, International
Institute for Counter-Terrorism, pp 11 – 42
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

206

Kinyanjui, Solomon. 2014. The Impact of
Terrorism on Foreign Direct Investment in
Kenya. International Journal of Business
Administration, Vol. 5, No. 3 pp. 148 – 157
Lizardo, Omar. 2008. Defining and Theorizing
Terrorism:
A
Global
Actor-Centered
Approach. Journal of World-Systems
Research, Vol. 14 No. 2, pp 91 – 118
Melander, Erik. 2015. Organized Violence in the
World 2015. Uppsala Universitet: Uppsala
Conflict Data Program, pp 1 – 9
Sandler, Todd. 2014. The Analytical Study of
Terrorism: Taking Stock. University of Texas:
Journal of Peace Research, Vol. 51 No. 2, pp.
257 – 271
Zimmermann, Ekkart. 2013. Forms and Causes
of Political Terrorism: What Do We Know?.
Mommsenstr: Institute of Sociology, Dresden
University of Technology, pp. 1 – 40
Artikel
Global Terrorism Index. 2016. Measuring and
Understanding The Impact of Terrorism.
Sydney, New York, Mexico dan Oxford:
Institute for Economics and Peace
Website

Global Terrorism Database. 2015. “Terrorist
Attacks”, diakses pada 12 September 2017
dari http://www.start.umd.edu/baad/database
Institute for Economics and Peace.
2007.
“Global Terrorism Index”, diakses pada 12
September
2017
dari
http://economicsandpeace.org/
Uppsala Conflict Data Program. 2017.
“Department of Peace and Conflict
Research”, diakses pada 15 September 2017
dari http://ucdp.uu.se

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

207

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26