T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Persamaan pada Pokoknya dalam Perlindungan Merek di Indonesia: Putusan Mahkamah Agung Nomor NHaKI2003 dan Putusan Pengadilan NiagaNomor 56Merek2002PN.Niaga.Jkt. pst T1 BAB II

BAB III
PEMAKNAAN PERSAMAAN PADA POKOKNYA

A. Kriteria Persamaan Pada Pokoknya
Istilah persamaan pada pokoknya adalah ketika dua buah merek yang
memiliki kemiripan disandingkan. Dalam praktek, hal ini sering menjadi
persoalan ketika merek yang satu dianggap melanggar merek lain. Suatu merek
dapat dikatakan mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek lain, harus
memenuhi kriteria sebagai berikut1 ;
1. Terdapat persamaan elemen secara keseluruhan
Bahwa dalam merek produk barang maupun jasa yang sejenis maupun
tidak sejenis terdapat kesamaan dalam unsur-unsur atau elemen-elemen
yang terdapat dalam merek secara keseluruhan baik dari bentuk, bunyi,
penempatan atau tata letak,

huruf, angka dan gabungan dari

semua elemen-elemen tersebut.
Contoh : AKIRA vs AKIRA2. Dalam kasus elektronik AKIRA (Aki
Habara Elektrik Corporation PTE LTD) vs AKIRA (Njiauw Nie Tjzie)
dimana merek yang pertama di daftar kan di direktorat Jendral HKI yaitu

produk yang di produksi oleh Aki Habara Elektrik Corporation PTE LTD
dengan menggunakan merek AKIRA yang merupakan singkatan dari AKI

1

M. Yahya Harahap. 1996. Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di
Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 Bandung: Citra Aditya Bakti. Hal.
416
2

Putusan Mahkamah Agung nomor 08 K/N/HaKI/2003 AKIRA vs AKIRA

HABARA. Walaupun AKIRA yang di produksi oleh AKI HABARA
belum terdaftar di Direktorat Jendral HKI namun AKIRA yang di produksi
oleh Aki habara merupakan merek terkenal, karena sudah terdaftar di
hampir 15 negara. Sehingga hakim menyatakan bahwa AKIRA produksi
Njiaw Nie Tjzie merupakan jiplakan dari merek AKIRA buatan AKI
HABARA.
2. Persamaan wilayah jenis atau produksi kelas barang atau jasa
Bahwa barang yang diproduksi memiliki kesamaan jenis dan cara

memproduksi.
Contoh :Jenis kesamaan merek jenis produk rokok DEVIDOFF (Devidoff
& Cie S.A) vs DEVIDOFF Ltda ( NV. Sumatra Tobacco Trading
Company ).3 Dimana merek Devidoff Ltda yang di produksi oleh NV

Suatra Tobacco Trading Company meniru dan menjiplak merek
Rokok/Cerutu dari Devidoff buatan keluarga Davidoff/Devidoff & Cie
S.A. Devidoff Ltda memproduksi kotak/kemasan yang sama dan
menggunakan cerutu kualitas yang rendah, dan di jual sama dengan harga
dari merek Devidoff yang produksi oleh Devidoff & Cie S.A
3. Persamaan wilayah dan segmen pasar
Bahwa merek barang atau jasa yang dihasilkan memiliki persamaan dalam
wilayah atau letak geografis yang sama dengan segmen merek barang
yang dihasilkan ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah atau
menengah keatas.

3

Ltda


Putusan Mahkamah Agung nomor 13tda K/N/HaKI/2003., DEVIDOFF vs DEVIDOFF

Contohmya: Kopi Arabika Gayo dari ACEH. 4 Kopi Arabika Gayo yang
diproduksi di Dataran Tinggi Gayo (Aceh) oleh masyarakat setempat.
4. Persamaan cara dan perilaku pemakaian
Bahwa adanya kesamaan cara dalam produksi merek barang maupun jasa.5
5. Persamaan pada pemeliharaan.
Adanya kesamaan dalam menjaga kualitas dan kuantitas sebuah merek
produk barang atau jasa.
Persamaan kelas dan jenis barang seperti terlihat dalam kasus yang penulis
angkat saat ini antara AQUA dan AQUALIVA. 6 Dimana terdapat persamaan pada
kata “aqua”.
Menurut Prof. Sudargo Gautama, kriteria yang berlaku untuk dipandang
sebagai persamaan pada pokonya ialah7 “apabila sesuatu merek bersangkutan
akan menimbulkan kekeliruan pada khalayak ramai, jika dipakai bagi barangbarang sejenis”
Unsur yang menentukan apakah suatu merek mempunyai persamaan pada
pokoknya dengan merek lain adalah :
1. Kesan dari merek yang bersangkutan pada khalayak ramai
Dalam hal ini penetuan tergantung pada hakim. Hakim harus dapat
memperhatikan secara jeli bagaimna masyarakat secara umum dapat


4

http://www.kompasiana.com/imamhariyanto/indikasi-geografis-pelindung-kekayaanindonesia_54f6885aa33311c1078b4ebb.,Tanggal 18 mei 2017., Pukul 01.30 wib
5

Putusan Mahkamah Agung nomor 06 K/N/HaKI/2002. EXTRAJOSS vs ENERJOSS

6

Putusan Mahkamah Agung nomor 14 K/N/ HaKI/2003 AQUA vs AQUALIVA

7

Sudargo Gautama, komentar atas Undang-Undang merek dan pelakasanan hal 20.

membedakan antar produk yang berperkara, apakah masyarat secara
umum dapat membedakan secara jelas atau tidak. Kesan yang timbul
dalam masyarakat terhadap suatu merek adalah sama dengan merek lain
adalah;

a. Bunyi pengucapan atau suara
Dapat

dikatakan

bahwa

masarakat

lebih

menganggap

bunyi

pengucapan aatau suara lebih penting dari pada sifat-sifat lahiriah
suatu merek.
Contoh : Sunsweet & Device vs Sunday & Device8. Sunsweet &
Device (Sun Sweet growers INC ) vs Sunday & Device (Ng. Sing
Choeng).

b. Terjemahan atau arti dari suatu merek
Terjemahan tersebut dapat dikatakan terdapat persamaan pada
pokoknya
Contoh ; kasus antara “SWALLOW GLOBE brand dan bola dunia”.
dalam bahasa inggris “GLOBE” berarti Bola dunia. 9
c. Penambahan kata dari suatu merek
Hal ini dapat dikatakan mempunyai persamaan pada pokoknya sebab
hal ini bertujuan untuk mengacau mengenai asal usul barang.
Contoh : New Fujita Vs Fujita10. Kasus antara New Fujita dengan
fujita adalah memiliki produk yang sama yaitu Map gantung. Sehingga
8

Putusan Mahkamah Agung Nomor 027 K/N/HaKI/2003., SUNSWEET & Device vs
SUNDAY & Device.
9

Putusan Mahkamah Agung Nomor 08 K/N/HaKI/2003., SWALLOW GLOBE vs
BOLA DUNIA

konsumen berasumsi Map gantung yang diproduksi Fujita merupakan

produksi dari New Fujita.
2. Terhadap barang sejenis
Terhadap barang sejenis Undang-Undang telah mengatur untuk
mencegah kemungkinan timbulnya kekeliruan padakhalayak ramai tentang
penggunaan merek. Prof sudargo Gautama mengatakan, “Apabila sesuatu
merek bersangkutan akan menimbulkan kekeliruan pada khalayak ramai,
jika dipakai bagi barang-barang yang sejenis, maka dianggap ada
persamaan pada pokoknya”. Sedangkan untuk menentukan bahwa terdapat
kesamaan pada

pokoknya

suatu merek, haruslah dilihat

secara

keseluruhan. Masyarakat sekarang sudah lebih cerdas dalam memilih
produk merek yang kualitas baik dan buruk yang saat ini beredar di
pasaran saat, walaupun terdapat persamaan pada pokoknya.
Kriteria-kriteria memiliki persamaan pada pokoknya juga sudah dinyatakan

dalam putusan MA No. 279 PK/Pdt/1992 yaitu merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya apabila: a) sama bentuk. b) Sama
komposisi. c) Sama kombinasi. d) sama unsur elemen. e) sama bunyi. f) sama
ucapan. g) sama penampilan. Persamaan merek yang memiliki persamaan pada
pokoknya karena mempunyai persamaan pada bunyi pengucapan, pengertian
(konotasi), kelas barang dan jenis barang karena bunyi pengucapan yang sama.11

10

SERATUS

Putusan Mahkamah Agung Nomor 019 K/N/HaKI/2005., New Fujita vs FUJITA.
11
Putusan Mahkamah Agung Nomor 01 PK/N/HaKI 2003. 100/SERATUS vs

B. Anotasi Putusan Perkara AQUA vs AQUALIVA
1. Putusan Pengadilan Negeri Niaga dan Putusan Mahkamah Agung
a. Ringkasan Kasus
Penggunaan merek dagang yang mirip pengucapan / kata yang sudah
terdaftar dalam sebuah merek air mineral dalam kemasan. Antara merek

AQUA (PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI. Tbk.) Dan AQUALIVA
(Nasution Aries S.B).
b. Sejarah Kasus
Pada awalnya dalam Pengadilan Niaga PT. AQUA GOLDEN
MISSISSIPI perusahaan Air dalam kemasan yang memproduksi air
kemasaan bermerek AQUA, menggugat merek AQUALIVA milik
seorang pengusaha bernama Nasution Aries. S.B di Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat. Persoalannya PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI
menganggap

merek

AQUALIVA

memiliki

“persamaan

pada


pokoknya” dengan produk AQUA GOLDEN MISSISIPI yang
menggunakan kata “AQUA”.
Kuasa Hukum PT. Aqua Golden Mississipi Udeng Mulyar, SH.,
mengklaim kliennya mempunyai hak eksklusif atas merek-merek yang
mengandung kata “AQUA”. Produk itu pun sudah mereka daftarkan ke
Direktorat Jendral Hak kekayaan Intelektual sejak tahun 1983,
sedangkan AQUALIVA terdaftar sejak 07 November 1997. Merek
yang didaftar menggunakan kata “AQUA”. Merek ini menurut Udeng
dan Rizawanto, sudah akrab di telinga masyarakat.

Bukan berdasarkan kata AQUA sudah akrab di telinga masyarakat
sehingga hakim mengabulkan gugatan dari AQUA, hakim menganggap
tidak ada persamaan pada pokoknya dalam merek AQUA dan
AQUALIVA. Hakim mengatakan PT. Aqua golden mississipi harus
membuktikan terlebih dahulu apakah merek AQUA merupakan merek
terkenal dan sudah dikenal oleh masyarakat, namun PT. AQUA
GOLDEN MISSISSIPI dan kuasa Hukumnya dalam persidangan tidak
dapat membuktikan merek AQUA miliknya adalah merek terkenal
secara


internasional

dan

atau

secara

nasional.

Hakim

juga

mempertimbangkan apa yang termasuk dalam Pasal 6 ayat 1 huruf b
UU No. 15 tahun 2001 jo Pasal 21 ayat 1 UU No. 20 tahun 2016
dengan istilah persamaan pada pokoknya atau keseluruhan; dalam Pasal
tersebut diatas maupun Pasal lain Dalam Undang-Undang tentang
merek tidak memberikan rumusan tentang persamaan pada pokoknya
atau keseluruhanya. Penjelasan Pasal 21 ayat 1 menyatakan “kemiripan
yang di sebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek
yang satu dan merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya
persamaan baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau
kombinasi antara unsur-unsur atau persamaan bunyi ucapan yang
terdapat dalam merek-merek tersebut.” dari penjelasan Pasal 21 diatas
maka hakim mempertimbangkan merek AQUALIVA milik tergugat I
tidak mempunyai persamaan pada pokoknya dengan merek AQUA
milik penggugat.

AQUA merasa keberatan dengan putusan hakim Pengadilan Negeri
Niaga

sehingga

AQUA

mengajukan

kasasi

dan

hakim

mempertimbangan lagi putusan hakim Pengadilan Negeri Niaga. Hakim
Mahkamah Agung menimbang keberatan yang diajukan oleh
permohonan kasasi dimana AQUA merupakan merek terkenal. Dalam
merek AQUA dan merek AQUALIVA ada unsur yang menonjol antara
merek yang satu dan merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan
antara lain adanya persamaan bunyi ucapan. Hakim juga menimbang
AQUA merupakan unsur dominan dalam merek pemohon kasasi, maka
pemakaian merek dengan menggunakan kata aqua dikwalifisir beritikat
tidak baik.
c. Isu putusan
Kasus diatas adalah merek yang memiliki persamaan kata. Dimana
kedua

merek

tersebut

memiliki

kata

AQUA,

namun

dalam

kenyataannya merek tersebut dinyatakan oleh hakim tidak memiliki
persamaan kata atau persamaan pada pokoknya. Karena dalam salah
satu merek (AQUALIVA) menggunakan dua kata yaitu AQUA-LIVA,
sedangkan yang satu (AQUA) hanya memiliki satu kata saja
yaitu“AQUA” sedangkan hakim Mahkamah Agung berbeda pendapat
dengan hakim PN karna hakim MA menyatakan bahwa memang
memiliki persamaan pada pokoknya.
d. Alasan hakim memutuskan itu
Hakim PN berpendapat sekalipun ada kemiripan antara Merek
AQUALIVA milik tergugat I dengan merek AQUA milik AQUA milik

penggugat, akan tetapi tidak menimbulkan kesan adanya persamaan
mengenai bunyi ucapan. Kemiripan belum saja belum memenuhi syarat
untuk mengatakan ada persamaan pada pokoknya karena kemiripan
yang di maksud adalah kemiripan yang dapat menimbulkan kesan
adanya persamaan mengenai kombinasi antara unsur-unsur, atau
kemiripan yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan mengenai
bunyi ucapan yang terdapat dalam kedua merek tersebut. Majelis hakim
berpendapat bahwa dengan adanya daya pembeda (distinctive power )
yang cukup menonjol sebagaimana telah dikemukakan dalam
pertimbangan diatas cukup beralasan untuk mengatakan bahwa
kemiripan antara merek AQUALIVA milik tergugat I dengan merek
AQUA milik penggugat tidak akan menimbulkan kebingungan pada
masyarakat atau masyarat tidak akan mengalami kesulitan untuk
mengetahui mana diantara kedua merek itu. Dan menurut fakta notoir
terbukti masyarakat pada umumnya tidak terlalu memperhatikan merek
pada saat membeli atau minum air mineral, apakah air mineral yang
mereka beli atau yang mereka minum itu mereknya AQUA atau merek
lain selain AQUA tapi mereka selalu menyebutnya dengan AQUA.
Hakim MA mengabulkan permohonan kasasi karna didalam putusan
menyatakan bahwa merek AQUA milik penggugat adalah merek
terkenal untuk jenis barang 32. Hakim juga menyatakan bahwa merek
“AQUALIVA” milik tergugat I mempunyai persamaan pada pokoknya
dengan merek terkenal “AQUA” milik penggugat. Karena adanya
persamaan cara penulisan dan persamaan bunyi ucapan AQUA sebagai

unsur yang dominan. Sedangkan hakim Mahkamah Agung menganggap
Putusan

Pengadilan

Negeri

Niaga

nomor

56/Merek/2002/PN.Niaga.Jkt.Pst yang menyatakan tidak memiliki
persamaan pada pokonya antara merek penggugat (AQUA) dan
tergugat (AQUALIVA) dinyatakan hakim salah karena adanya unsurunsur yang menonjol antara merek yang satu dan merek yang lain, dan
memiliki persamaan bunyi ucapan seperti dalam putusan Mahkamah
Agung nomor 757 k/pdt/1989, nomor 980 K/Pdt/1990 dan nomor 1371
K/pdt/1993 yang dengan sangat tegas mengatakan kata AQUA
merupakan unsur dominan dalam permohonan kasasi terhadap
pemakain merek AQUARIA, CLUB AQUA, dan QUA QUA sehingga
dikwalifisir beritikad tidak baik karena membonceng nama AQUA.
e. Amar Putusan
Hakim dalam Pengadilan Niaga yaitu ;
- Karna telah terbukti merek AQUALIVA milik tergugat I tidak
memiliki persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
merek AQUA milik penggugat maka gugatan penggugat di tolak
- Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian
- Menyatakan pengguggat sebagai pemelik merek terkenal Aqua di
Indonesia untuk jenis barang 32
- Menghukum penggugat untuk mmbayar ongkos perkara sebesar Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah)
- Menolak gugatan penggugat yang lainnya dan yang selebihnya.

Putusan Mahkamah Agung ;
- Hakim memutuskan mengabulkan gugatan penggugat untuk
sebagian dimana menyatakan penggugat merupakan merek terkenal
di Indonesia “AQUA” untuk kelas 32.
- Merek AQUALIVA atas nama tergugat I mempunyai persamaan
pada pokoknya dengan merek AQUA milik penggugat
- Membatalkan pendaftaran merek AQUALIVA untuk jenis barang air
mineral dan minuman aqu dari daftar umum merek.
- Hakim juga memerintahkan panitra pengadilan Negeri niaga Jakarta
pusat untuk segera menyampaikan putusan kepada tergugat II yang
akan melaksanakan pembatalan pendaftaran merek tergugat I dari
daftar umum merek dan mengumumkan dalam berita resmi merek
- Menghukum termohon kasasi untuk membayar biaya perkara dalam
semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan
sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
Dalam dunia usaha yang berkembang sangat cepat. Setiap perusahaan
berlomba-lomba untuk meningkatkan dirinya, salah satunya adalah melakukan
pemasaran. Suatu barang dengan kualitas setingii apa pun masih kalah dengan
sebuah merek terkenal karena sudah mempunyai nama baik ( goodwill). Salah satu
contohnya adalah sengketa merek antara AQUA dengan AQUALIVA.
Hakim Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung dalam kasus diatas tidak
mempertimbangkan pasal 21 Undang-Undang Merek dan Imdikasi Geografis
tahun 2016. Dalam pasal 21 Undang-Undang tentang merek Penjelasan Pasal 21
ayat 1 menyatakan “kemiripan yang di sebabkan oleh adanya unsur-unsur yang

menonjol antara merek yang satu dan merek yang lain, yang dapat menimbulkan
kesan adanya persamaan baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan
atau kombinasi antara unsur-unsur atau persamaan bunyi ucapan yang terdapat
dalam merek-merek tersebut.” dari penjelasan Pasal 21 diatas maka hakim
seharusnya mempertimbangkan merek lain yang tidak mempunyai persamaan
pada pokoknya dengan merek yang sudah ada.
Hakim memiliki tanggung jawab sangat strategis dalam menyatakan bahwa
konsumen akan mengalami kebingungan dari keberadaan dua merek.12 Untuk
membantu hakim dalam memutuskan, hakim dapat mepertimbangkan bukti-bukti
yang diajukan oleh para pihak.13
Dalam kasus diatas PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPI. Tbk. Hakim
meminta bukti bahwa merek AQUA merupakan merek terkenal. Namun PT.
AQUA GOLDEN MISSISSSIPI tidak memberikan bukti tersebut kepada hakim.
Kriteria keterkenalan suatu merek berdasarkan adanya pendaftaran di
berbagai negara juga telah ditetapkan oleh World Intellectual Property
Organization (WIPO) di Jenewa yang merupakan suatu badan internasional yang
mengurus masalah Hak Kekayaan Intelektual. Adapun dalam laporan hasil
pertemuan The Committee of Expert on Well Known Mark atau Komisi Ahli
Mengenai Merek Terkenal pada bulan 1997, telah dirumuskan kriteria-kriteria

12

Electrolux limited vs electrix limited (1954) sebagaimna dikutip oleh lionel bently dan
brad sherman hal. 826., Indirani Wauran dan Titon Slamet Kurnia, confusion dan pembatan merek
oleh pengadilan., MIMBAR HUKUM volume 27, nomor 2, juli 2015.,hal 275
13

Indirani Wauran dan Titon Slamet Kurnia, confusion dan pembatan merek oleh
pengadilan., MIMBAR HUKUM volume 27, nomor 2, juli 2015., op.cit., hal 275

yang menjadi pedoman penilaian untuk menentukan suatu merek sebagai Merek
Terkenal, antara lain sebagai berikut:14
a. Pemakaian merek yang begitu lama;
b. Penampilan merek yang mempunyai ciri khas tersendiri yang
melekat pada ingatan masyarakat banyak;
c. Pendaftaran merek di beberapa negara;
d. Reputasi merek yang bagus karena produk-produk atau jasa yang
dihasilkan mempunyai mutu yang prima dan nilai estetis serta
nilai komersial yang tinggi;
e. pemasaran dan peredaran produk dengan jangkauan yang luas di
hampir seluruh dunia;
Kasus yang sudah diputuskan tidak dapat diubah lagi, kecuali Negara kita
bukan Negara hukum lagi. Di dalam putusan terdapat suatu formulasi putusan.15
Formulasi putusan adalah susunan atau sistematka yang harus dirumuskan dalam
putusan agar memenuhi syarat perUndang-Undangan.
Apabila putusan yang dijatuhkan tidak mengikuti susunan perumusan yang
digariskan. Putusan tidak sah dan harus dibatalkan. Makna Persamaan pada
pokoknya dalam hukum merek. Hakim Menyatakan bahwa merek yang memiliki
persamaan pada pokoknya identik baik dengan arti, bunyi, maupun dari kata. 16

14

https://media.neliti.com/media/publications/35445-ID-perbedaan-penerapan-syarat
pembatalan-merek-terkenal-antara-pengadilan-niaga-dan.pdf. 30 Mei 2017., pukul 12.22.

15

16

M. Yahya Harahap., Hukum Acara Perdata., sinar grafik., Jakarta., 2004, hal. 809

Putusan Mahkamah Agung nomor 01 PK/N/HaKI/2003., kasus 100/SERATUS vs
SERATUS, Putusan Mahkamah Agung nomor 13tda K/N/HaKI/2003., DEVIDOFF vs
DEVIDOFF Ltda