PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO UNTU
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Bayuda Luqman Al-Farisi1 & Nengsih Juanengsih, M.Pd2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Jakarta
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Jakarta
e-mail: [email protected]
2014
Abstrak
Penelitian ini meruapakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 SMAN 6 Tangerang Selatan tahun ajaran
2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 36. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan media video pembelajaran pada konsep
sistem reproduksi manusia. Hasil belajar yang diukur khusus di ranah kognitif saja dan
aktivitas siswa yang dinilai berdasarkan visual activities yaitu siwa memperhatikan
penjelasan guru, oral activities yaitu siswa mengajukan pendapat, berdiskusi, dan
bertanya, writing activities yaitu siswa menyelesaikan tugas LKS yang berkaitan dengan
video pembelajaran, mental activities yaitu siswa mengingat materi dan mampu
menyelesaikan soal, dan emotional activities yaitu siswa terlihat senang dan antusias.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar (kognitif) pada
konsep sistem reproduksi manusia dengan penggunaan media video pembelajaran. Hal
ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada siklus I sebesar 75,69 dan 88,88 pada
siklus II. Pencapaian ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu
63,88% pada siklus I bahkan mencapai 100% pada siklus II. Data observasi aktivitas
siswa pun menunjukkan peningkatan dengan penggunaan media video pembelajaran,
rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 52,5% dan 70% pada siklus II.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar, Media Video Pembelajaran.
A. Pendahuluan
Peran guru dalam kegiatan
belajar mengajar masih dirasa paling
menentukan untuk suskses tidaknya
pembelajaran. Tugas guru tidak hanya
sekedar untuk menyampaikan materi,
perencanaan yang matang serta
penyajian materi dengan cara yang
menarik untuk membantu siswa lebih
mudah memahami fakta, prinsip dan
teori merupakan tanggung jawab yang
tidak bisa terlepas dari peran serta guru
dalam kegiatan belajar mengajar yang
terjadi di sekolah.
1
Proses pembelajaran merupakan
sebuah proses komunikasi antara guru
dengan siswa melalui bahasa verbalis
sebagai
media
primer
dalam
penyampaian materi pelajaran (Wina
Sanjaya, 2011:2). Namun demikian,
tidak berarti proses komunikasi tersebut
terjadi selalu melalui bahasa verbal,
dibutuhkan juga media lain untuk
menyampaikan materi pelajaran agar
siswa mudah memahami materi.
Kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas sangat bergantung dengan
bagaimana
guru
menyajikan
pembelajaran tersebut kepada siswa.
Jika seorang guru hanya berdiri di
depan kelas dengan menyampaikan
materi secara verbal tanpa dibantu
dengan media pembelajaran yang
mampu memvisualisasikan apa yang
sebenarnya ingin disampaikan, maka
sangat dimungkinkan siswa akan
merasa bosan dan sulit untuk
memahami materi dengan baik.
Ditambah dengan materi-materi
biologi yang cukup abstrak jika
berkaitan dengan sistem-sistem fisiologi
yang terdapat dalam tubuh manusia. Hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap
minat belajar siswa dalam mempelajari
biologi yang nantinya juga akan
berdampak pada hasil belajar siswa.
Maka dari itu dibutuhkan media yang
tepat untuk membantu menyampaikan
informasi-informasi yang tidak dapat
terwakilkan dengan bahasa verbal saja.
Menurut Rudi Susilana dan Cepi
Riyana (2009:4), Media merupakan
bagian dari proses komunikasi. Baik
buruknya sebuah komunikasi ditunjang
oleh penggunaan saluran dalam
komunikasi tersebut. Saluran yang
dimaksud adalah media karena pada
dasarnya pembelajaran merupakan
proses komunikasi.
Media sebagai alat bantu belajar
mengajar berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi. Variasi dan jenis
media pun cukup melimpah, sehingga
bisa dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan, antara lain melihat situasi
dan kondisi, waktu, keuangan, serta
materi yang akan diajarkan (Cecep &
Bambang, 2011). Salah satu media yang
dinilai dapat membantu dalam proses
belajar
mengajar
yaitu
dengan
menggunakan video. Jenis media ini
memiliki unsur gambar dan unsur suara.
Dengan media video, siswa akan
terbantu dalam memahami konsepkonsep yang tidak dapat terwakilkan
dengan melalui verbal saja.
Hasil
belajar
merupakan
kemampuan atau keterampilan siswa
setelah mengalami pengalaman belajar.
Secara garis besar hasil belajar
terklasifikasi menjadi tiga ranah, yakni:
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik (Masnur, 2011:38).
Menurut Ahmad Sofyan, dkk.
(2006:15) kemampuan yang termasuk
dalam ranah kognitif oleh Bloom
dikategorikan ke dalam enam jenjang,
yaitu: C1, C2, C3, C4, C5 dan C6.
Peningkatan dari jenjang yang lebih
tinggi sifatnya lebih rumit dibandingkan
dengan jenjang lebih rendah.
2
Kegiatan
belajar
mengajar
biologi di kelas XI IPA SMAN 6
Tangerang Selatan masih cenderung
monoton, penjelasan materi lebih
didominasi dengan penjelasan secara
verbal dan kurang mengoptimalkan
media pembelajaran untuk membantu
peserta didik dalam memahami materimateri biologi. Dampaknya adalah
kurang optimalnya hasil belajar biologi
siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil
Ujian Tengah Semester (UTS), terdapat
beberapa siswa yang mendapatkan nilai
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum
yang telah ditetapkan yaitu 74. Pada
Ujian Tengah Semester tahun ajaran
2013/2014, nilai biologi siswa kelas XI
IPA 1 hanya sekitar 70,5% siswa yang
telah dinyatakan telah memenuhi KKM
yang telah ditentukan.
Media video dirasa cocok
digunakan
untuk
membantu
menggambarkan konsep ataupun materi
dalam pembelajaran biologi yang sulit
dipahami tanpa dibantu dengan media
pembelajaran untuk memahaminya.
Misalnya pada materi sistem reproduksi
manusia yang dipelajari pada kelas XI
IPA semeter genap.
Salah satu karakteristik atau
kelebihan dari penggunaan media video
menurut Yudhi Munadi (2011:127),
video mampu memperjelas hal-hal
abstrak dan memberikan gambaran yang
realistik. Selain itu video juga sangat
baik menjelaskan suatu proses.
Konsep
sistem
reproduksi
manusia ini penting mereka pelajari.
Pada konsep sistem reproduksi manusia,
siswa tidak hanya mempelajari organ-
organ reproduksi saja tetapi mengenai
proses
pembentukan
sel
telur
(oogenesis),
proses
pembentukan
sperma
(spermatogenesis),
siklus
menstruasi, proses fertilisasi, ASI,
pengaturan kelahiran dan teknologi
yang
berkaitan
dengan
sistem
reproduksi seperti In-Vitro Fertilization
(IVF), bayi tabung, dan lainnya serta
penyakit yang dapat terjadi pada sistem
reproduksi.
Terlebih
mengenai
proses
pembentukan sel telur dan sperma atau
proses fertilisasi yang selama ini selalu
dijelaskan secara verbal saja oleh guru
mengakibatkan siswa sulit untuk benarbenar memahami materi tersebut
dengan baik. Dengan bantuan media
video siswa akan terbantu memahami
proses oogenesis dan spermatogenesis
maupun proses fertilisasi sampai proses
kehamilan. Melalui bantuan media
video ini, diharapkan siswa mampu
menguasai konsep dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajarnya menjadi
lebih baik, sehingga dapat mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yang telah ditetapkan sekolah
yaitu 74 dengan presentase pencapaian
KKM sebesar 75%.
B. Metode Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar biologi siswa pada konsep
sistem reproduksi setelah menggunakan
media pembelajaran berupa video di
kelas XI IPA.
3
Penelitian ini dilaksanakan di
SMAN 6 Kota Tangerang Selatan yang
beralamatkan di Jl. Pamulang Permai
Barat 1, Komplek Pamulang Permai 1
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan Provinsi Banten.
Waktu pelaksanaan penelitian
mengikuti kalender akademik pada
semester II tahun ajaran 2013/2014,
dengan melibatkan siswa kelas XI IPA1
berjumlah 36 siswa yang memiliki
karakteristik heterogen dengan tingkat
kemampuan bervariasi. Materi yang
disampaikan yaitu sistem reproduksi
pada manusia.
Hasil belajar yang diukur pada
penelitian ini dibatasi pada aspek
kognitif khususnya C1 (pengetahuan),
C2 (pemahaman) sampai dengan C3
(penerapan).
Peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran biologi ditandai
dengan ketercapaian indikator yang
telah ditetapkan. Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang telah ditetapkan
dalam mata pelajaran biologi yaitu 74
dengan presentase kriteria pencapaian
nilai KKM sebesar 75%.
Penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Dalam penelitian ini
melibatkan
peneliti,
pengamat
(observer) dan siswa sebagai objek yang
diteliti. Proses kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan media
pembelajaran
berupa
video
pembelajaran yang didapatkan dari
sumber http://www.youtube.com dan
http://vimeo.com.
Terdapat
empat
prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yaitu : 1. Perencanaan
(Planning), 2. Pelaksanaan (Action), 3.
Pengamatan
(Observation),dan
4.
Refleksi (Reflection).
Selanjutnya untuk mengetahui
gambaran dari Pelaksanaan Tindakan
Kelas dapat dijabarkan sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan peneliti
mengidentifikasi permasalahan yang
terdapat di sekolah. Dari penelitian
pendahuluan didapatkan bahwa pada
sekolah
yang
diteliti
terdapat
permasalahan yaitu rendahnya minat
belajar biologi dan hasil belajar siswa
yang cukup rendah. Berangkat dari
permasalahan
tersebut,
peneliti
merancang pembelajaran untuk dapat
meningkatkan minat siswa dalam proses
belajar mengajar dan menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan.
Kegiatan yang dilakukan pada
tahap
ini
adalah
merencanakan
pembelajaran
yang
menerapkan
penggunaan media belajar berupa video,
membuat
format
observasi
pembelajaran (pedoman observasi untuk
siswa dan menyusun soal tes
kemampuan siswa), catatan lapangan,
instrumen tes soal pilihan ganda untuk
setiap akhir siklus serta membentuk
kelompok belajar siswa. Pembelajaran
pada masing-masing siklus dilakukan
dalam dua kali pertemuan, setiap
pertemuan berlangsung selama 2 x 40
menit.
4
Pengamatan (Observation )
a. Pada tahap ini dilaksanakan
observasi terhadap pelaksanaan
tindakan, efek, dan hasil tindakan
dengan
menggunakan
lembar
observasi yang dibuat dalam setiap
tindakan.
b. Didapat hasil observasi serta hasil
belajar.
c. Hasil ini kemudian dievaluasi dan
dijadikan
landasan
untuk
melakukan refleksi.
Refleksi (Reflection )
Refleksi merupakan kegiatan
untuk melihat kembali dan menganalisis
aktivitas yang telah dilakukan kemudian
mencari solusi untuk kekurangankekurangan
berdasarkan
hasil
pengamatan (observasi). Hasil yang
didapat dalam tahap ini akan menjadi
acuan untuk pelaksanaan siklus
berikutnya. Jumlah siklus tergantung
terselesaikan masalah yang diteliti dan
tujuan penelitian.
C. Temuan Penelitian
Dari data kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan, diperoleh
rekapitulasi data nilai rata-rata siswa
sebagai berikut.
88.88
Nilai rata-rata
hasil belajar
90
75.69
80
70
60
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 1. Nilai Rata-Rata Siswa
Seperti yang terlihat pada
gambar di atas, nilai rata-rata hasil
belajar siswa mengalami peningkatan.
Pada siklus pertama, nilai rata-rata
didapatkan sebesar 75,69. Sedangkan
pada siklus kedua, nilai rata-rata
didapatkan sebesar 88,88.
Presentase
pencapaian
ketuntasan belajar juga mengalami
peningkatan. Dari 63,88% pada siklus
pertama, meningkat sampai 100% pada
siklus kedua.
150
Presentase
Ketuntasan %
Pelaksanaan (Action )
Pada
tahapan
ini,
guru
menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
bantuan
media
pembelajaran berupa video yang telah
disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) kemudian diakhiri
dengan kegiatan evaluasi pembelajaran.
100
50
100
63.88
0
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 2. Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
Sedangkan untuk hasil observasi
aktivitas
siswa
meliputi;
visual
activities, oral activities, writing
activities,
mental
activities
dan
emotional activities dapat diketahui
seperti yang digambarkan pada grafik di
bawah ini.
5
Presentase
Aktivitas Siswa %
100
60
45
75
65
Pert. 1
50
Pert. 2
0
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 3. Presentase Aktivitas Siswa Saat
Kegiatan Pembelajaran Berlangsung
D. Pembahasan
Pencapaian hasil belajar biologi
dengan
menggunakan
video
pembelajaran pada konsep sistem
reproduksi
manusia
mengalami
peningkatan dari siklus pertama ke
siklus kedua. Hal ini seperti yang
terlihat pada grafik 1.
Presentase ketuntasan belajar
siswa pun mengalami peningkatan dari
63,88% pada siklus pertama, meningkat
sampai 100% pada siklus kedua.
Penghitungan
ketuntasan
belajar
dilakukan dengan menggunkan analisis
deskriptif
kualitatif
yaitu
membandingkan hasil belajar siswa
dengan kriteria pencapaian ketuntasan
belajar
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya, yaitu siswa dinyatakan
tuntas dalam bab ini jika siswa
mendapatkan nilai ≥ 74.
Adanya
peningkatan
hasil
belajar dan pencapaian ketuntasan
belajar dalam pembelajaran dengan
bantuan media video pada bab sistem
reproduksi
manusia
diindikasikan
karena peran media yang digunakan
mampu meningkatkan semangat dan
minat belajar siswa. Seperti yang
dikemukakan oleh Kemp dan Dayton
dalam Cecep dan Bambang (2011:2)
bahwa salah satu fungsi utama media
pembelajaran yaitu memotivasi dan
membangkitkan minat belajar siswa.
Penggunaan
media
dalam
pembelajaran
juga
membantu
menjembatani antara sumber dan
penerima (Arsyad, 2010:4). Siswa
sebagai penerima menjadi lebih mudah
menangkap informasi-informasi yang
disampaikan guru melalui media. Video
pembelajaran sebagai salah satu media,
membantu siswa untuk lebih memahami
proses-proses dalam sistem reproduksi
manusia seperti proses pembentukan sel
telur (oogenesis), proses pembentukan
sperma
(spermatogenesis),
siklus
menstruasi dan proses fertilisasi.
Dengan penggunaan video dalam
pembelajaran
sistem
reproduksi
manusia ini turut berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar dan ketuntasan
belajar siswa.
Selama
berlangsungnya
tindakan,
peneliti
dan
observer
melakukan
pengamatan
terhadap
aktivitas siswa. Aktivitas yang dinilai
berdasarkan visual activities yaitu siwa
memperhatikan penjelasan guru, oral
activities
yaitu siswa mengajukan
pendapat, berdiskusi, dan bertanya,
writing
activities
yaitu
siswa
menyelesaikan tugas LKS yang
berkaitan dengan video pembelajaran,
mental activities yaitu siswa mengingat
materi dan mampu menyelesaikan soal,
dan emotional activities yaitu siswa
terlihat senang dan antusias.
6
Dari hasil observasi yang
dilakukan selama tindakan dengan
menggunakan media pembelajaran
berupa video, diperoleh presentase
siswa yang aktif selama proses
pembelajaran pada siklus pertama untuk
pertemuan pertama 45% dan pertemuan
kedua 60%. Sedangkan pada siklus
kedua pertemuan pertama didapatkan
presentase sebesar 65% dan pertemuan
kedua
sebesar
75%.
Terdapat
peningkatan aktivitas siswa pada tiap
pertemuan di masing-masing siklus.
E. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan
data-data yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pembelajaran video dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
konsep sistem reproduksi manusia.
Muslich, Masnur. Authentic Assesment:
Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: Refika
Aditama, Cet. I, 2011.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana, 2011.
Sofyan, Ahmad., dkk. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Lemlit
UIN Jakarta Press, 2006.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media
Pembelajaran
Hakikat,
Pengembangan,
Pemanfaatan
dan Penilaian. Bandung: CV
Wacana Prima, 2009.
F. Dafar Putsaka
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran.
Jakarta : Rajawali Press, Cet.
XII, 2010.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto.
Media Pembelajaran: Manual
and Digital. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran
(Sebuah Pendekatan Baru).
Jakarta: Gaung Persada Press,
2001.
7
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Bayuda Luqman Al-Farisi1 & Nengsih Juanengsih, M.Pd2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Jakarta
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Jakarta
e-mail: [email protected]
2014
Abstrak
Penelitian ini meruapakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 SMAN 6 Tangerang Selatan tahun ajaran
2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 36. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan media video pembelajaran pada konsep
sistem reproduksi manusia. Hasil belajar yang diukur khusus di ranah kognitif saja dan
aktivitas siswa yang dinilai berdasarkan visual activities yaitu siwa memperhatikan
penjelasan guru, oral activities yaitu siswa mengajukan pendapat, berdiskusi, dan
bertanya, writing activities yaitu siswa menyelesaikan tugas LKS yang berkaitan dengan
video pembelajaran, mental activities yaitu siswa mengingat materi dan mampu
menyelesaikan soal, dan emotional activities yaitu siswa terlihat senang dan antusias.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar (kognitif) pada
konsep sistem reproduksi manusia dengan penggunaan media video pembelajaran. Hal
ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa pada siklus I sebesar 75,69 dan 88,88 pada
siklus II. Pencapaian ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu
63,88% pada siklus I bahkan mencapai 100% pada siklus II. Data observasi aktivitas
siswa pun menunjukkan peningkatan dengan penggunaan media video pembelajaran,
rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 52,5% dan 70% pada siklus II.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar, Media Video Pembelajaran.
A. Pendahuluan
Peran guru dalam kegiatan
belajar mengajar masih dirasa paling
menentukan untuk suskses tidaknya
pembelajaran. Tugas guru tidak hanya
sekedar untuk menyampaikan materi,
perencanaan yang matang serta
penyajian materi dengan cara yang
menarik untuk membantu siswa lebih
mudah memahami fakta, prinsip dan
teori merupakan tanggung jawab yang
tidak bisa terlepas dari peran serta guru
dalam kegiatan belajar mengajar yang
terjadi di sekolah.
1
Proses pembelajaran merupakan
sebuah proses komunikasi antara guru
dengan siswa melalui bahasa verbalis
sebagai
media
primer
dalam
penyampaian materi pelajaran (Wina
Sanjaya, 2011:2). Namun demikian,
tidak berarti proses komunikasi tersebut
terjadi selalu melalui bahasa verbal,
dibutuhkan juga media lain untuk
menyampaikan materi pelajaran agar
siswa mudah memahami materi.
Kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas sangat bergantung dengan
bagaimana
guru
menyajikan
pembelajaran tersebut kepada siswa.
Jika seorang guru hanya berdiri di
depan kelas dengan menyampaikan
materi secara verbal tanpa dibantu
dengan media pembelajaran yang
mampu memvisualisasikan apa yang
sebenarnya ingin disampaikan, maka
sangat dimungkinkan siswa akan
merasa bosan dan sulit untuk
memahami materi dengan baik.
Ditambah dengan materi-materi
biologi yang cukup abstrak jika
berkaitan dengan sistem-sistem fisiologi
yang terdapat dalam tubuh manusia. Hal
ini akan sangat berpengaruh terhadap
minat belajar siswa dalam mempelajari
biologi yang nantinya juga akan
berdampak pada hasil belajar siswa.
Maka dari itu dibutuhkan media yang
tepat untuk membantu menyampaikan
informasi-informasi yang tidak dapat
terwakilkan dengan bahasa verbal saja.
Menurut Rudi Susilana dan Cepi
Riyana (2009:4), Media merupakan
bagian dari proses komunikasi. Baik
buruknya sebuah komunikasi ditunjang
oleh penggunaan saluran dalam
komunikasi tersebut. Saluran yang
dimaksud adalah media karena pada
dasarnya pembelajaran merupakan
proses komunikasi.
Media sebagai alat bantu belajar
mengajar berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi. Variasi dan jenis
media pun cukup melimpah, sehingga
bisa dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan, antara lain melihat situasi
dan kondisi, waktu, keuangan, serta
materi yang akan diajarkan (Cecep &
Bambang, 2011). Salah satu media yang
dinilai dapat membantu dalam proses
belajar
mengajar
yaitu
dengan
menggunakan video. Jenis media ini
memiliki unsur gambar dan unsur suara.
Dengan media video, siswa akan
terbantu dalam memahami konsepkonsep yang tidak dapat terwakilkan
dengan melalui verbal saja.
Hasil
belajar
merupakan
kemampuan atau keterampilan siswa
setelah mengalami pengalaman belajar.
Secara garis besar hasil belajar
terklasifikasi menjadi tiga ranah, yakni:
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik (Masnur, 2011:38).
Menurut Ahmad Sofyan, dkk.
(2006:15) kemampuan yang termasuk
dalam ranah kognitif oleh Bloom
dikategorikan ke dalam enam jenjang,
yaitu: C1, C2, C3, C4, C5 dan C6.
Peningkatan dari jenjang yang lebih
tinggi sifatnya lebih rumit dibandingkan
dengan jenjang lebih rendah.
2
Kegiatan
belajar
mengajar
biologi di kelas XI IPA SMAN 6
Tangerang Selatan masih cenderung
monoton, penjelasan materi lebih
didominasi dengan penjelasan secara
verbal dan kurang mengoptimalkan
media pembelajaran untuk membantu
peserta didik dalam memahami materimateri biologi. Dampaknya adalah
kurang optimalnya hasil belajar biologi
siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil
Ujian Tengah Semester (UTS), terdapat
beberapa siswa yang mendapatkan nilai
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum
yang telah ditetapkan yaitu 74. Pada
Ujian Tengah Semester tahun ajaran
2013/2014, nilai biologi siswa kelas XI
IPA 1 hanya sekitar 70,5% siswa yang
telah dinyatakan telah memenuhi KKM
yang telah ditentukan.
Media video dirasa cocok
digunakan
untuk
membantu
menggambarkan konsep ataupun materi
dalam pembelajaran biologi yang sulit
dipahami tanpa dibantu dengan media
pembelajaran untuk memahaminya.
Misalnya pada materi sistem reproduksi
manusia yang dipelajari pada kelas XI
IPA semeter genap.
Salah satu karakteristik atau
kelebihan dari penggunaan media video
menurut Yudhi Munadi (2011:127),
video mampu memperjelas hal-hal
abstrak dan memberikan gambaran yang
realistik. Selain itu video juga sangat
baik menjelaskan suatu proses.
Konsep
sistem
reproduksi
manusia ini penting mereka pelajari.
Pada konsep sistem reproduksi manusia,
siswa tidak hanya mempelajari organ-
organ reproduksi saja tetapi mengenai
proses
pembentukan
sel
telur
(oogenesis),
proses
pembentukan
sperma
(spermatogenesis),
siklus
menstruasi, proses fertilisasi, ASI,
pengaturan kelahiran dan teknologi
yang
berkaitan
dengan
sistem
reproduksi seperti In-Vitro Fertilization
(IVF), bayi tabung, dan lainnya serta
penyakit yang dapat terjadi pada sistem
reproduksi.
Terlebih
mengenai
proses
pembentukan sel telur dan sperma atau
proses fertilisasi yang selama ini selalu
dijelaskan secara verbal saja oleh guru
mengakibatkan siswa sulit untuk benarbenar memahami materi tersebut
dengan baik. Dengan bantuan media
video siswa akan terbantu memahami
proses oogenesis dan spermatogenesis
maupun proses fertilisasi sampai proses
kehamilan. Melalui bantuan media
video ini, diharapkan siswa mampu
menguasai konsep dan diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajarnya menjadi
lebih baik, sehingga dapat mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yang telah ditetapkan sekolah
yaitu 74 dengan presentase pencapaian
KKM sebesar 75%.
B. Metode Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar biologi siswa pada konsep
sistem reproduksi setelah menggunakan
media pembelajaran berupa video di
kelas XI IPA.
3
Penelitian ini dilaksanakan di
SMAN 6 Kota Tangerang Selatan yang
beralamatkan di Jl. Pamulang Permai
Barat 1, Komplek Pamulang Permai 1
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan Provinsi Banten.
Waktu pelaksanaan penelitian
mengikuti kalender akademik pada
semester II tahun ajaran 2013/2014,
dengan melibatkan siswa kelas XI IPA1
berjumlah 36 siswa yang memiliki
karakteristik heterogen dengan tingkat
kemampuan bervariasi. Materi yang
disampaikan yaitu sistem reproduksi
pada manusia.
Hasil belajar yang diukur pada
penelitian ini dibatasi pada aspek
kognitif khususnya C1 (pengetahuan),
C2 (pemahaman) sampai dengan C3
(penerapan).
Peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran biologi ditandai
dengan ketercapaian indikator yang
telah ditetapkan. Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang telah ditetapkan
dalam mata pelajaran biologi yaitu 74
dengan presentase kriteria pencapaian
nilai KKM sebesar 75%.
Penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research). Dalam penelitian ini
melibatkan
peneliti,
pengamat
(observer) dan siswa sebagai objek yang
diteliti. Proses kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan media
pembelajaran
berupa
video
pembelajaran yang didapatkan dari
sumber http://www.youtube.com dan
http://vimeo.com.
Terdapat
empat
prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yaitu : 1. Perencanaan
(Planning), 2. Pelaksanaan (Action), 3.
Pengamatan
(Observation),dan
4.
Refleksi (Reflection).
Selanjutnya untuk mengetahui
gambaran dari Pelaksanaan Tindakan
Kelas dapat dijabarkan sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan peneliti
mengidentifikasi permasalahan yang
terdapat di sekolah. Dari penelitian
pendahuluan didapatkan bahwa pada
sekolah
yang
diteliti
terdapat
permasalahan yaitu rendahnya minat
belajar biologi dan hasil belajar siswa
yang cukup rendah. Berangkat dari
permasalahan
tersebut,
peneliti
merancang pembelajaran untuk dapat
meningkatkan minat siswa dalam proses
belajar mengajar dan menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan.
Kegiatan yang dilakukan pada
tahap
ini
adalah
merencanakan
pembelajaran
yang
menerapkan
penggunaan media belajar berupa video,
membuat
format
observasi
pembelajaran (pedoman observasi untuk
siswa dan menyusun soal tes
kemampuan siswa), catatan lapangan,
instrumen tes soal pilihan ganda untuk
setiap akhir siklus serta membentuk
kelompok belajar siswa. Pembelajaran
pada masing-masing siklus dilakukan
dalam dua kali pertemuan, setiap
pertemuan berlangsung selama 2 x 40
menit.
4
Pengamatan (Observation )
a. Pada tahap ini dilaksanakan
observasi terhadap pelaksanaan
tindakan, efek, dan hasil tindakan
dengan
menggunakan
lembar
observasi yang dibuat dalam setiap
tindakan.
b. Didapat hasil observasi serta hasil
belajar.
c. Hasil ini kemudian dievaluasi dan
dijadikan
landasan
untuk
melakukan refleksi.
Refleksi (Reflection )
Refleksi merupakan kegiatan
untuk melihat kembali dan menganalisis
aktivitas yang telah dilakukan kemudian
mencari solusi untuk kekurangankekurangan
berdasarkan
hasil
pengamatan (observasi). Hasil yang
didapat dalam tahap ini akan menjadi
acuan untuk pelaksanaan siklus
berikutnya. Jumlah siklus tergantung
terselesaikan masalah yang diteliti dan
tujuan penelitian.
C. Temuan Penelitian
Dari data kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan, diperoleh
rekapitulasi data nilai rata-rata siswa
sebagai berikut.
88.88
Nilai rata-rata
hasil belajar
90
75.69
80
70
60
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 1. Nilai Rata-Rata Siswa
Seperti yang terlihat pada
gambar di atas, nilai rata-rata hasil
belajar siswa mengalami peningkatan.
Pada siklus pertama, nilai rata-rata
didapatkan sebesar 75,69. Sedangkan
pada siklus kedua, nilai rata-rata
didapatkan sebesar 88,88.
Presentase
pencapaian
ketuntasan belajar juga mengalami
peningkatan. Dari 63,88% pada siklus
pertama, meningkat sampai 100% pada
siklus kedua.
150
Presentase
Ketuntasan %
Pelaksanaan (Action )
Pada
tahapan
ini,
guru
menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
bantuan
media
pembelajaran berupa video yang telah
disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) kemudian diakhiri
dengan kegiatan evaluasi pembelajaran.
100
50
100
63.88
0
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 2. Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
Sedangkan untuk hasil observasi
aktivitas
siswa
meliputi;
visual
activities, oral activities, writing
activities,
mental
activities
dan
emotional activities dapat diketahui
seperti yang digambarkan pada grafik di
bawah ini.
5
Presentase
Aktivitas Siswa %
100
60
45
75
65
Pert. 1
50
Pert. 2
0
Siklus 1
Siklus 2
Grafik 3. Presentase Aktivitas Siswa Saat
Kegiatan Pembelajaran Berlangsung
D. Pembahasan
Pencapaian hasil belajar biologi
dengan
menggunakan
video
pembelajaran pada konsep sistem
reproduksi
manusia
mengalami
peningkatan dari siklus pertama ke
siklus kedua. Hal ini seperti yang
terlihat pada grafik 1.
Presentase ketuntasan belajar
siswa pun mengalami peningkatan dari
63,88% pada siklus pertama, meningkat
sampai 100% pada siklus kedua.
Penghitungan
ketuntasan
belajar
dilakukan dengan menggunkan analisis
deskriptif
kualitatif
yaitu
membandingkan hasil belajar siswa
dengan kriteria pencapaian ketuntasan
belajar
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya, yaitu siswa dinyatakan
tuntas dalam bab ini jika siswa
mendapatkan nilai ≥ 74.
Adanya
peningkatan
hasil
belajar dan pencapaian ketuntasan
belajar dalam pembelajaran dengan
bantuan media video pada bab sistem
reproduksi
manusia
diindikasikan
karena peran media yang digunakan
mampu meningkatkan semangat dan
minat belajar siswa. Seperti yang
dikemukakan oleh Kemp dan Dayton
dalam Cecep dan Bambang (2011:2)
bahwa salah satu fungsi utama media
pembelajaran yaitu memotivasi dan
membangkitkan minat belajar siswa.
Penggunaan
media
dalam
pembelajaran
juga
membantu
menjembatani antara sumber dan
penerima (Arsyad, 2010:4). Siswa
sebagai penerima menjadi lebih mudah
menangkap informasi-informasi yang
disampaikan guru melalui media. Video
pembelajaran sebagai salah satu media,
membantu siswa untuk lebih memahami
proses-proses dalam sistem reproduksi
manusia seperti proses pembentukan sel
telur (oogenesis), proses pembentukan
sperma
(spermatogenesis),
siklus
menstruasi dan proses fertilisasi.
Dengan penggunaan video dalam
pembelajaran
sistem
reproduksi
manusia ini turut berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar dan ketuntasan
belajar siswa.
Selama
berlangsungnya
tindakan,
peneliti
dan
observer
melakukan
pengamatan
terhadap
aktivitas siswa. Aktivitas yang dinilai
berdasarkan visual activities yaitu siwa
memperhatikan penjelasan guru, oral
activities
yaitu siswa mengajukan
pendapat, berdiskusi, dan bertanya,
writing
activities
yaitu
siswa
menyelesaikan tugas LKS yang
berkaitan dengan video pembelajaran,
mental activities yaitu siswa mengingat
materi dan mampu menyelesaikan soal,
dan emotional activities yaitu siswa
terlihat senang dan antusias.
6
Dari hasil observasi yang
dilakukan selama tindakan dengan
menggunakan media pembelajaran
berupa video, diperoleh presentase
siswa yang aktif selama proses
pembelajaran pada siklus pertama untuk
pertemuan pertama 45% dan pertemuan
kedua 60%. Sedangkan pada siklus
kedua pertemuan pertama didapatkan
presentase sebesar 65% dan pertemuan
kedua
sebesar
75%.
Terdapat
peningkatan aktivitas siswa pada tiap
pertemuan di masing-masing siklus.
E. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan
data-data yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pembelajaran video dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
konsep sistem reproduksi manusia.
Muslich, Masnur. Authentic Assesment:
Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: Refika
Aditama, Cet. I, 2011.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana, 2011.
Sofyan, Ahmad., dkk. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Lemlit
UIN Jakarta Press, 2006.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media
Pembelajaran
Hakikat,
Pengembangan,
Pemanfaatan
dan Penilaian. Bandung: CV
Wacana Prima, 2009.
F. Dafar Putsaka
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran.
Jakarta : Rajawali Press, Cet.
XII, 2010.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto.
Media Pembelajaran: Manual
and Digital. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran
(Sebuah Pendekatan Baru).
Jakarta: Gaung Persada Press,
2001.
7