Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Terhadap Ketidakikutseraan Dalam Program Keluarga Berencana Di Desa Salaon Dolok Kabupaten Samosir Tahun 2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Memiliki keturunan adalah bagian tidak terpisahkan dari eksistensi
manusia. Namun, memiliki keturunan dalam jangka tidak terkendali, dapat
menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan eksistensi itu sendiri. Perspektif
seperti itu relevan untuk situasi dan kelangsungan eksistensi manusia
Indonesia, yang lebih makmur, lebih sejahtera. Terutama berkaitan dengan
tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin lama semakin meningkat.
Seperti yang disebutkan dalam UU No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan

dan

Pembangunan

Keluarga

bahwa


perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana untuk
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas
penduduk pada seluruh dimensi penduduk.
Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah
mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000.
Artinya, setiap tahun selamaperiode 1999-2000, jumlahpenduduk bertambah
3,25 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat cepat dan
terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk harus segera ditangani dan
mendapat perhatian serius dari pemerintah juga masyarakat karena jumlah
penduduk

Indonesia

merupakan

urutan

ke-empat


dunia.

(www.majalahforum.com: 19 Oktober 2013 diakses jam 09.00 WIB)
Upaya pemerintah untuk menahan ledakan penduduk ini, yaitu dengan
suatu program yang dikenal dengan istilah Keluarga Berencana (KB).

Universitas Sumatera Utara

Keluarga berencana merupakan program yang digalakkan pemerintah untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Hal ini disebabkan jumlah
penduduk Indonesia menduduki posisi nomor empat terbanyak di dunia. Jika
tidak dikendalikan maka ledakan penduduk ini akan menjadi masalah sosial
yang bisa menggangu pembangunan bangsa.
Menurut World Health Organization Keluarga Berencana adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang memang diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Hartanto, 2004;26).

Dalam UU No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga menjelaskan Keluarga Berencana adalah Upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Program KB ini mempunyai visi NKKBS dan telah dirubah menjadi
keluarga berkualitas tahun 2015. Sehingga melalui program KB ini dapat
dilakukan penilaian pelayanan KB yang berkualitas dengan mengikut sertakan
menitikberatkan pada strategi agar pelayanan lebih mudah diperoleh dan
peserta diterima oleh berbagai pasangan usia subur sehingga pasangan usia
subur tertarik menjadi akseptor KB (Sarwono, 2005).
Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun
dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan-hambatan

Universitas Sumatera Utara

yang dirasakan antara lain adalah masih banyak pasangan usia subur yang
masih belum menjadi peserta KB. Disinyalir ada beberapa faktor penyebab
mengapa wanita pasangan usia subur tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Faktor-faktor tersebut dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu segi pelayanan

KB, segi kesediaan alat kontrasepsi, segi penyampaian konseling.
Berdasarkan hasil presurvey BKKBN pada tahun 2010 di Sumatera
Utara, jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 2.120.692 peserta, pasangan
yang menjadi peserta KB aktif pada Agustus 2010 sebanyak 1.424.630 yakni
peserta KB IUD sebanyak 1.529 peserta, metode operasi pria 171 peserta,
kondom 4.360 peserta dan pil sebanyak 10.273 peserta. Sementara pasangan
usia subur yang bukan peserta KB ada sebanyak 716.739 yakni 73.863 jumlah
pasangan usia subur yang sedang hamil, 10.299 jumlah pasangan usia subur
yang ingin mempunyai anak segera (IAS), 52.606 jumlah pasangan usia subur
tidak ingin mewujudkan anak lagi (TIAL), 13.688 jumlah pasangan usia subur
yang ingin anak ditunda(BKKBN, 2010).
Dari hasil penelitian yang diketahui banyak alasan dikemukakan oleh
wanita yang tidak ber KB,antaralain karena mereka menginginkan anak.
Alasan yang cukup menonjol adalah karena efek samping dan masalah
kesehatan, dengan pasangan yang menolak 10%, alasan karena masalah agama
0,5 persen dan alasan yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yaitu
biaya yang mahal 0,8 persen (BKKBN, 2010; 3).
Sehubungan dengan hal di atas, Hartanto (2004) mengemukakan
semua jajaran pembangunan diajak untuk ikut menangani program KB dengan
sebaik-baiknya. Juga sekaligus mengajak semua pasangan usia subur yang


Universitas Sumatera Utara

potensial untuk menjadi akseptor KB yang lestari.
Hasil penelitian Sakhnan (2001) melaporkan faktor usia, jumlah anak,
nilai anak bagi keluarga, pengetahuan, jarak lokasi ke pelayanan KB, perilaku
petugas merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu
PUS dalam program KB. Syamsiah (2002) mengatakan bahwa faktor-faktor
sosial budaya adalah semua faktor yang ada di masyarakat yang memengaruhi
peneriamaan suatu jenis alat kontrasepsi antara lain: sosio-ekonomi,
demografi, psiko-sosial, agama, dan pengetahuan.
Sedangkan

menurut

BKKBN

dan

UNFPA,


(2005)

dalam

pelaksanaannya, program KB masih mengalami beberapa hambatan, menurut
SDKI 2002-2003, masih sekitar 40% pasangan usia subur yang belum menjadi
peserta KB. Keberhasilan program KB biasanya diukur dengan beberapa
indikator diantaranya proporsi peserta KB baru menurut metode kontrasepsi
persentase KB aktif terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan
persentase baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Samosir merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di provinsi
Sumatera Utara dengan luas wilayah mencapai 2.069,05 km², terdiri dari luas
daratan 1.444,25 km² dan luas danau 624,80 km² dengan jumlah penduduk
sebanyak 131.549 jiwa. Sampai tahun 2011, jumlah peserta KB Aktif di
Kabupaten Samosir sebesar 85,51% ada sedikit peningkatan dengan tahun
2010 (79,40%). Sedangkan cakupan peserta KB Baru tahun 2011 sebesar
29,68%.
Kecamatan Ronggur Nihuta sendiri merupakan salah satu wilayah di
Kabupaten Samosir memiliki luas wilayah sebesar 94,87 km² dengan jumlah


Universitas Sumatera Utara

penduduk sebanyak 9967 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 105,06
jiwa/km². Jumlah PUS pada tahun 2011 berjumlah 1025, dari jumlah PUS
tersebut yang menjadi peserta KB Aktif sebanyak 788 (76,88%) dan yang
menjadi peserta KB Baru sebanyak 283 (27,61%) (Profil Kesehatan
Kabupaten Samosir tahun 2011).
Dari data Kependudukan Ronggur Nihuta Tahun 2013 diketahui bahwa
Kecamatan Ronggur Nihuta terdiri dari 8 desa yaitu: Ronggur Nihuta.
Sijambur, Lintong Nihuta, Paraduan, Sabungan Nihuta, Salaon Toba, Salaon
Tonga-tonga, Salaon Dolok.
Dari keterangan Petugas Lapangan KB (PLKB) Kecamatan Ronggur
Nihuta, ada beberapa hambatan yang dihadapai dalam pelaksanaan program
KB di Kecamatan Ronggur Nihuta, antara lain
1.

Jumlah Petugas Lapangan KB (PLKB) di Kabupaten Samosir yang berstatus
PNS hanya 12 orang ditambahkan 5 orang PLKB kontrak. Sehingga Untuk
wilayah kecamatan Ronggur Nihuta yang dibagi menjadi 8 desa hanya dibina

oleh seorang PLKB, idealnya seorang PLKB membina 2 desa.

2.

Sarana dan prasarana penyuluhan dan Pelayanan KB sangat terbatas, seperti
a. Masih terbatasnya KIE-KIT
b. Bill Board KB terbatas dan yang ada rata-rata sudah berkarat
c. Dokter Laparascopi pelayanan KB Kontap tidak ada
d. Gudang alat/obat Kontrasepsi tidak ada

3.

Tidak adanya UPTD KB di kecamatan karena organisasi berbentuk Kantor di
tingkat kabupaten sehingga petugas lapangan KB mengalami hambatan
koordinasi pada level kecamatan.

Universitas Sumatera Utara

4.


Alat dan obat kontrasepsi (Alokon) sangat terbatas karena hanya tersedia
untuk keluarga pra sejahtera dan KS-I sehingga sebagian PUS kesulitan
memperoleh alat/obat kontrasepsi dalam pelestarian peserta KB.
Desa Salaon Dolok adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan

Ronggur Nihuta memiliki jumlah penduduk sebanyak 984 jiwa, dengan jumlah
pasangan usia subur sebanyak 101 PUS. Dari keseluruhan PUS yang ikut
berKB sebanyak 54 PUS, sedangakan 47 PUS lainnya (46,5%) tidak
mengikuti progam KB (Data kependudukan Ronggur Nihuta Tahun 2013)
Berdasarkan hal di atas, diduga ada beberapa aspek yang menjadi
faktor PUS tidak mengikuti program KB adalah kurangnya informasi tentang
KB, kurangnya dukungan petugas kesehaan, biaya untuk membeli dan
memasang

kontrasepsi yang tidak terjangkau, serta alat kontrasepsi yang

kurang tersedia di sarana kesehatan
Menurut Green dan Kreuter (2005), kesehatan seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni perilaku (behavior causes)
dan faktor dari luar perilaku (non behavior causes). Perilaku itu sendiri

ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni faktor predisposisi (predisposing
factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors), dan faktor-faktor
yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengambil
judul fakor - faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur terhadap
ketidakikutsertaan dalam program KB di Desa Dolok Kabupaten Samosir.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan masalah
Apakah faktor-faktor yang memengaruhi pasangan usia subur terhadap
ketidakikutsertaan dalam program KB di Desa Salaon Dolok Kabupaten

Samosir.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pasangan usia
subur terhadap ketidakikutsertaan dalam program KB di Desa Salaon Dolok
Kabupaten Samosir.
1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengindentifikasi karakakteristik yang memengaruhi pasangan
usia subur tidak mengikuti progaram KB di Desa Salaon Dolok
Kabupaten Samosir.
b. Untuk mengidentifikasi Faktor Predisposisi (predisposing factors)
yang memengaruhi pasangan usia subur (PUS) tidak mengikuti
program KB di Desa Salaon Dolok Kabupaten Samosir.
c. Untuk mengindentifikasi Faktor yang mendukung (enabling factors)
pasangan usia subur (PUS) tidak mengikuti program KB di Desa
Salaon Kabupaten Samosir.
d. Untuk mengindentifikasi Faktor Penguat atau Mendorong (reinforcing
factors) pasangan usia subur (PUS) tidak mengikuti program KB di
Desa Salaon Dolok Kabupaten Samosir.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan
pelayanan KB pada pasangan usia subur.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan
bagi peneliti selanjutnya.
3. Bagi Responden
Menambah pengetahuan ibu, terutama bagi ibu yang pasangan usia
subur tentang KB.
4. Bagi Bidang Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan
perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pemenuhan Hak-Hak Reproduksi dalam ber-Keluarga Berencana pada Wanita Pasangan Usia Subur yang Bekerja di Rumah Sakit Umum Materna Tahun 2013

0 60 118

Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana Gratis Di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

1 30 90

Faktor- Faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan KB IUD di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010

5 48 83

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

0 4 96

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Terhadap Ketidakikutseraan Dalam Program Keluarga Berencana Di Desa Salaon Dolok Kabupaten Samosir Tahun 2013

12 600 121

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Terhadap Ketidakikutseraan Dalam Program Keluarga Berencana Di Desa Salaon Dolok Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 15

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Terhadap Ketidakikutseraan Dalam Program Keluarga Berencana Di Desa Salaon Dolok Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Terhadap Ketidakikutseraan Dalam Program Keluarga Berencana Di Desa Salaon Dolok Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 26

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur Terhadap Ketidakikutseraan Dalam Program Keluarga Berencana Di Desa Salaon Dolok Kabupaten Samosir Tahun 2013

0 0 28