Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan

industri

dan

teknologi

dimanfaatkan

manusia

untuk

meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi
yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan
industri dan teknologi berdampak positif terhadap lingkungan hidup karena
meningkatnya kualitas hidup manusia.

Namun pada sisi lain manusia yang mulai juga ketakutan akan adanya
pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kemajuan industri dan teknologi
tersebut. Hal ini mudah di pahami karena apabila lingkungan telah tercemar maka
daya dukung alam bagi kehidupan manusia akan terganggu. Kalau hal ini sampai
terjadi maka usaha untuk meningkatkan kualitas hidup atau kenyamanan hidup
manusia akan gagal (Wardhana, 2004)
Usaha pertambangan oleh sebagian masyarakat sering dianggap sebagai
penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan.sebagai contoh, pada kegiatan
usaha pertambangan emas skala kecil, pengolahan bijih dilakukan dengan proses
amalgamasi dimana merkuri (Hg) di gunakan sebagai pengikat emas, mengingat
sifat merkuri yang berbahaya, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar
penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah (Setia Budi,
2005).
Air merupakan sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi hajat
hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar tetap bisa bermanfaat bagi
hidup dan kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya, oleh karena itu,
perlindungan terhadap kualitas air sangat penting dan berpengaruh besar terhadap

1
Universitas Sumatera Utara


2

kesehatan mahluk hidup dan peningkatan lingkungan yang sehat, untuk menjaga
atau mencapai kualitas tersebut, yaitu kualitas air yang dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan sesuai dengan mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya
pelestarian untuk memelihara fungsi air sehingga kualitasnya tetap memenuhi
baku mutu yang ditetapkan (Susanto, 2005).
Air adalah unsur kehidupan yang sangat mendasar mencakup semua
aktivitas manusia, tidak semua air bisa di dunia bisa dimanfaatkan langsung oleh
manusia, karena keadaan dan kondisi tertentu air baku harus terlebih dahulu di
olah atau di proses menjadi air bersih yang sesuai dengan standar kesehatan. Air
bawah permukaan merupakan sumber air terbesar yang di eksploitasi manusia
sehingga untuk mencukupi kebutuhan akan air yang selalu meningkat, manusia
selalu mencari sumber-sumber air tanah yang baru (Hendrayana, 2004)
Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia tidak akan bisa
bertahan hidup lebih lama apa bila kekurangan air bila dibandingkan dengan
kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari
air. Jumlah air di muka bumi ini cukup banyak. Sekitar 71% dari luas permukaan
bumi ini terdiri atas air. 60% tubuh manusia pun terdiri atas air (Wardana, 2004).

Air yang kita pergunakan setiap hari tidak lepas dari pengaruh pencemaran
yang diakibatkan oleh ulah manusia. Beberapa bahan pencemar seperti bahan
mikrobiologi (bakteri, virus, parasit), bahan organik (pestisida, deterjen), dan
beberapa bahan anorganik (garam, asam, logam), serta beberapa bahan kimia
lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita pergunakan. Air yang sudah
tercemar tersebut, disamping terasa tidak enak kalau diminum juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan terhadap orang yang meminumnya. Air sering

Universitas Sumatera Utara

3

tercemar oleh bahan anorganik antara lain logam berat yang berbahaya. Beberapa
jenis logam berat seperti merkuri (Hg), cadmium (Cd), timbal (Pb), arsen (As) dan
beberapa lainnya merupakan logam yang dapat terakumulasi di dalam tubuh,
sehingga dapat menyebabkan keracunan akut maupun kronis pada makhluk hidup
(Darmono, 2001).
Pencemaran oleh logam berat yang paling terkenal yaitu keracunan
merkuri yang menyebabkan cacat bawaan pada bayi yang dikenal sebagai
penyakit Minamata. Keracunan ini menyebabkan 111 orang menjadi cacat dan 43

orang diantaranya meninggal. Penderita adalah masyarakat nelayan yang tinggal
di kota pesisir Minamata di pulau Kyushu. Keracunan itu berlangsung selama
tujuh tahun, yaitu dari tahun 1953-1960, disebabkan pabrik plastik yang
membuang air raksa ke dalam perairan. Ikan di Minamata mengandung merkuri
antara 27-102 ppm berat kering. Selain penderita keracunan tersebut, terdapat 19
bayi yang lahir cacat (Soemirat, 2009).
Di Indonesia, pencemaran merkuri akibat adanya penambangan emas
tanpa ijin (PETI) ditemukan diberbagai tempat, namun tidak pernah ada
investigasi atau laporan adanya penderita keracunan merkuri. Misalnya di
Pongkor, Jawa Barat dilaporkan bahwa konsentrasi merkuri disedimen sungai
berkisar antara 0-2,688 ppm, sedangkan ditanah didapat konsentrasi sebanyak 11300 ppm (Soemirat, 2003 mengutip dari Gunradi, 2001).
Logam berat merkuri (Hg) sangat berbahaya bagi ekosistem perairan.
Logam berat yang masuk kedalam lingkungan perairan akan mengalami
pengendapan, pengenceran, dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang
hidup diperairan tersebut. Merkuri yang terdapat diperairan akan diubah menjadi

Universitas Sumatera Utara

4


metil merkuri oleh bakteri tertentu, proses ini disebut biometilasi (Wardana,
2004).
Salah satu penyebab pencemaran lingkungan oleh merkuri adalah
pembuangan sisa hasil pengolahan (tailing) pengolahan emas yang diolah secara
amalgamasi. Pada proses amalgamasi emas, merkuri dapat terlepas ke lingkungan
dalam tahap pencucian dan penggarangan/pendulangan. Pada proses pencucian,
limbah yang umumnya masih mengandung merkuri dibuang langsung kebadan
air. Hal ini disebabkan merkuri tersebut tercampur/terpecah menjadi butiranbutiran halus yang sifatnya sukar dipisahkan pada proses penggilingan yang
dilakukan bersamaan dengan proses amalgamasi, sehingga pada proses pencucian
merkuri dalam ampas terbawa masuk ke sungai (Widowati, 2008).
Penambangan emas tradisional belakangan ini sangat banyak dilakukan di
Kabupaten Mandailing Natal. Beberapa tempat dijadikan tempat berdirinya
penambangan emas tradisional. Proses pengolahan emas dilakukan dengan
mengikuti tahapan antara lain penggalian batuan, pengolahan, dan pembuangan
limbah. Dalam pengolahannya, penambangan emas ini menggunakan merkuri
(Hg). Menurut penelitian sebelumnya Rusli. M (2005), bahwa ditemukan sampel
air sungai di Desa Muara Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing
Natal positif mengandung merkuri mencapai 0,1176 mg/L, padahal menurut
standar baku mutu sesuai dengan Permenkes Republik Indonesia No: 82 Tahun
2001 tentang Pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, standar

kandungan merkuri di dalam air yang aman adalah 0,001 mg/L.
Penambangan emas tradisional juga sedang banyak berdiri di Kecamatan
Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal, salah satunya di Desa Saba Padang

Universitas Sumatera Utara

5

Penambangan emas tradisional di Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot ini
mulai berkembang sejak pertengahan tahun 2008. Penambangan emass ini juga
menggunakan merkuri (Hg) dalam proses untuk mengikat batuan yang
mengandung emas. Merkuri (Hg) tersebut berfungsi dalam penambangan
berbentuk cair dan dicampur dengan batu-batuan didalam suatu wadah tabung
yang diameternya 50 cm dan panjang 1 meter dan pengolahannya menggunakan
mesin dengan kekuatan arus listrik untuk menghaluskan batu-batuan tersebut dan
memisahkan emas dari pecahan batu tersebut.
Merkuri (Hg) memikili dampak negatif terhadap kesehatan apabila
dikonsumsi. Dampak yang ditimbulkan merkuri (Hg) terhadap kesehatan ditandai
dengan perasaan mual pada lambung dan rasa ingin muntah, terasa gemetaran
pada anggota badan seperti lengan dan kaki, dan terasa peka pada kulit yang tidak

ditutupi. Dan dalam jangka waktu yang lama, merkuri (Hg) dapat mengakibatkan
radang gusi (gingivitis), gangguan terhadap sistem saraf, tremor (gemetaran)
ringan dan parkinsonisme yang juga disertai dengan tremor pada fungsi otot sadar
(Palar, 2008).
Adanya penambangan emas tradisional di Desa Saba Padang ini memberi
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian
masyarakat setempat. Namun disamping memberi dampak positif berupa
meningkatnya perekonomian, penambangan emas tradisional juga memberi
dampak negatif, yaitu diperkirakan tercemarnya sumber air minum dan air bersih
di Desa Saba Padang karena penambangan emas tradisional tersebut terletak di
sekitar pemukiman masyarakat setempat.

Universitas Sumatera Utara

6

Berdasarkan hasil analisis pendahuluan terhadap sampel air sumur yang
dilakukan peneliti pada tanggal 15-03-2015 di Desa Saba padang Kecamatan
Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal dengan kadar merkuri 0,0010 ppm.
Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian kadar merkuri (Hg),

serta menganalisa tingkat pencemaran merkuri (Hg) pada air sumur masyarakat di
Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah belum diketahuinya kadar merkuri (Hg) pada
air sumur gali masyarakat di daerah sekitar penambangan emas tradisional di Desa
Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Kadar merkuri (Hg) pada air sumur gali masyarakat
akibat penambangan emas tradisional di Desa Saba Padang Kecamatan Huta
Bargot Kabupaten Mandailing Natal.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.

Untuk mengetahui proses pengolahan pertambangan emas tradisional di Desa
Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal.

2.

Untuk mengetahui kadar merkuri (Hg) pada pembuangan air limbah

pengolahan pertambangan emas tradisional di Desa Saba Padang Kecamatan
Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal.

3.

Untuk mengetahui kadar merkuri pada air sumur gali masyarakat
berdasarkan jarak 10-99 meter dari sumber pengolahan tambang emas
tradisional.

Universitas Sumatera Utara

7

4.

Untuk mengetahui keluhan kesehatan pada masyarakat Desa Saba Padang
Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal yang menggunakan air
sumur sebagai keperluan hidup sehari-hari.

1.4. Manfaat Penelitian

1.

Sebagai informasi pencemaran merkuri (Hg) pada air sumur masyarakat Desa
Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal.

2.

Sebagai informasi kepada masyarakat yang tinggal di Desa Saba Padang
Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal dalam pemanfaatan air
sumur gali sebagai keperluan sehari-hari.

3.

Sebagai informasi kepada pengusaha penambang emas tradisional dalam
penanggulangan limbah cair hasil penambangan emas tradisional tersebut.

4.

Dapat memberikan masukan bagi pihak Pemerintah Kabupaten Mandailing
Natal dalam hal meminimalisir dampak dari pengoperasian mesin galundung

penambangan emas tradisional, agar air sumur gali masyarakat Desa Saba
Padang tidak tercemar akibat kegiatan penambangan emas tradisional
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

3 11 100

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sawah Masyarakat Di Lokasi Pertambangan Emas Tradisional Di Desa Saba Padang Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017

2 41 136

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 14

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 2

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 1 30

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Penambangan Emas Tradisional Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015

0 0 19

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sawah Masyarakat Di Lokasi Pertambangan Emas Tradisional Di Desa Saba Padang Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017

0 0 16

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sawah Masyarakat Di Lokasi Pertambangan Emas Tradisional Di Desa Saba Padang Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017

0 0 2

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sawah Masyarakat Di Lokasi Pertambangan Emas Tradisional Di Desa Saba Padang Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017

0 0 5

Analisis Kandungan Merkuri (Hg) Pada Air Sawah Masyarakat Di Lokasi Pertambangan Emas Tradisional Di Desa Saba Padang Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2017

0 0 30