T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata Pelajaran IPS dengan Metode AIR (Auditory, , Repetition) dan SAVI menggunakan Video Pembelajaran T1 Full text

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata
Pelajaran IPS dengan Metode AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition) dan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually) menggunakan Video Pembelajaran
(Studi Kasus : SMP Negeri 1 Pringapus)

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :
Rocky Indhah Haryati
Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS.
Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2014

ii

iii

iv

v

vi

vii

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata
Pelajaran IPS dengan Metode AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition) dan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization,
Intellectually) menggunakan Video Pembelajaran
1)


Rocky Indhah Haryati, 2) Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS.,
3)

Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
1)
Email: 702010067@student.uksw.edu, 2) elizabeth@staff.uksw.edu,
3)
angela.setiyanti@staff.uksw.edu
Abstract

The application of conventional method which does not use the media in a
delivery of material on subjects IPS make students feel bored and less interested in
participating the teaching and learning process. It also results the ability of the students
in memorizing the materials less than maximum. The research intends to apply of AIR
and SAVI learning method using video media to attract the attention of students in
parcipating the learning process. The research was conducted by using the experimental

method. The results showed that the use of AIR and SAVI method by utilizing video
learning to make students are not bored and interested in participating the learning
process. Therefore students are easier to catch the material, so that the ability of the
students in memorizing the materials more increase.
Keywords: AIR and SAVI Method of Learning, Adobe Flash Application, Ability
Memorize

Abstrak
Penerapan metode konvensional yang tidak menggunakan media dalam
penyampaian materi pada mata pelajaran IPS membuat siswa merasa bosan dan kurang
tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan kemampuan
siswa dalam menghafal materi menjadi kurang maksimal. Penelitian bermaksud untuk
menerapkan metode AIR dan SAVI menggunakan media video agar dapat menarik
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
metode AIR dan SAVI dengan memanfaatkan video pembelajaran membuat siswa menjadi
tidak bosan dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu siswa lebih
mudah menangkap materi, sehingga kemampuan siswa dalam menghafal materi semakin
meningkat.
Kata Kunci : Metode pembelajaran AIR dan SAVI, Aplikasi Adobe Flash, Kemampuan

Menghafal
1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
3)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

1

1. Pendahuluan
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
pendidikan di Indonesia sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang
dalam Renstra Depdiknas Tahun 2005-2009, dengan visi pendidikan terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah. Oleh karena itu dibutuhkan kemajuan serta inovasi-inovasi baru

dalam proses belajar mengajar karena pada hakikatnya sistem pembelajaran
dituntut untuk lebih modern lagi agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Pada kenyataannya banyak dijumpai cara penyampaian materi
pembelajaran dari guru yang kurang tepat, sehingga proses belajar mengajar
berlangsung monoton. Hal tersebut berpengaruh pada daya ingat siswa untuk
menghafal materi pelajaran, yang selanjutnya berpengaruh juga terhadap hasil
belajar siswa. Seringkali dijumpai bahwa pada saat pelajaran dimulai, siswa tidak
tertarik dengan pembelajaran karena tidak adanya media yang bervariatif dalam
penyampaian materi, sehingga mereka tidak memperhatikan ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Di samping itu kebanyakan siswa menganggap bahwa
materi pelajaran sejarah tidak penting dan tidak bermanfaat karena kajian
materinya menyangkut masa lampau [1].
Di SMP Negeri 1 Pringapus terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
masih rendahnya kemampuan siswa dalam menghafal pada mata pelajaran IPS,
seperti jenis materi, metode pembelajaran dan media pembelajaran. Faktor utama
yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Pringapus
karena media pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar kurang
menarik.
Menjawab permasalahan yang ada, salah satu cara untuk menciptakan
pembelajaran yang menarik adalah dengan menggunakan media yang variatif.

Penggunaan media dalam pembelajaran adalah cara yang tepat untuk
meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar karena dengan media dapat
membantu guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran [2], sehingga
kemampuan siswa dalam menghafal juga meningkat. Pentingnya penggunaan
media pembelajaran karena dapat membangkitkan antusiasme siswa serta
membantu memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
Penggabungan metode AIR dan SAVI menggunakan media pembelajaran
berupa video yang diproyeksikan dapat mengarahkan perhatian siswa kepada mata
pelajaran yang akan diterima. Penerapan metode AIR (Auditory, Intellectually,
Repetition) dan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually) dengan
media yang menarik seperti video pembelajaran. Aplikasi yang digunakan adalah
aplikasi Adobe Flash sebagai pembuatan video pembelajaran, dikarenakan mudah
didapat, softwere bersifat free, dapat digunakan secara offline dan mudah
dipelajari.
Penggunaan media dalam pembelajaran IPS pada materi sejarah ini
diharapkan mampu menarik antusias siswa dalam belajar sehingga menjadikan
2

siswa lebih mudah dalam menghafalkan teori-teori pada materi sejarah. Target
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah apakah ada peningkatan kemampuan

siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pringapus dalam menghafal materi sejarah
menggunakan media pembelajaran video pembelajaran dengan metode AIR dan
SAVI yang diukur dengan diadakannya Pre-test, Post-test dan tes uraian.
Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dengan
judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata Pelajaran IPS
dengan Metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran”.
2. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Mustaqimah, menunjukan bahwa
penelitian menggunakan metode (Auditory, Intelletualy, and Repetition) dengan
Setting Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament)
mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VIII yang ditunjukan dari
hasil belajar siswa pada rata-rata Post-Test yang mengalami peningkatan [3].
Penelitian lain yang dilakukan oleh Risna Isnaeni Wardani, menunjukan
bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep gaya pada kelas V MI Nurul
Islam Kawedusan menggunakan model pembelajaran SAVI, hal ini dibuktikan
dengan ketuntasan nilai pemahaman konsep gaya pada pratindakan sebanyak 5
siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 29.4%, siklus I sebanyak 12 siswa
dengan presentase ketuntasan sebesar 70.6%, dan pada siklus II meningkat
menjadi 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 94.1% [4].
Penelitian lain dilakukan oleh Hasrul pada Mahasiswa Program Studi S1

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
sebanyak 40 orang yang memprogramkan mata kuliah Instalasi Listrik 2 pada
semester genap tahun ajaran 2010-2011. Hasil analisis deskriptif menunjukkan
pandangan mahasiswa JPTE FT UNM terhadap Animasi Adobe Flash CS3 dalam
pembelajaran Instalasi Listrik 2 berada diatas rata-rata dengan kategori baik atau
sebesar 75% [5].
Model pembelajaran AIR berasal dari kata Auditory, Intellectual dan
Repetition [9]. Sedangkan model pembelajaran SAVI berasal dari Somatic,
Auditory, Visualization dan Intellectually. Dari kedua metode tersebut memiliki
beberapa konsep yang sama, yaitu konsep Auditory dan Intellectually. Berikut
adalah penjelasan dari konsep AIR dan SAVI :
- Somatic, merangsang anak bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain,
dan praktik (doing) secara langsung. Untuk merangsang hubungan pikiran dan
tubuh harus diciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan
berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik [4].
- Auditory adalah belajar dengan berbicara dan mendengar yang merangsang
keaktifan indra pendengar saat pembelajaran. Indra pendengaran harus
dimaksimalkan fungsinya karena pikiran Auditori seseorang lebih kuat
daripada yang disadarinya. Telinga akan terus-menerus menangkap dan
menyimpan informasi Auditory, bahkan tanpa disadari. Ketika seseorang


3

membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak
menjadi aktif [3].
- Visualization adalah belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Salah
satu teknik pembelajaran yang mengacu pada kecerdasan adalah membuat
catatan yang lebih visual yang memungkinkan siswa melihat dan menuangkan
ide sehingga diperoleh gambaraan singkat dari suatu informasi yang dapat
dihubungkan [4].
- Intellectually adalah belajar menggunakan kemampuan berpikir (mind-on),
haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui
bernalar, menyelidiki, memecahkan masalah dan menerapkan [3].
- Repetition adalah pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan,
pemantapan. Dapat membantu daya ingat siswa dalam mengingat atau
mengahafalkan materi [3].
Ada satu konsep dari metode AIR dan SAVI yang tidak diterapkan pada
penelitian ini, yaitu konsep Somatic. Model pembelajaran dari Somatic
menghendaki kegembiraan dalam belajar serta keterlibatan aktif siswa melalui
keaktifan tubuh, indra, intelektual, dan emosional dalam pembelajaran sehingga

siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman konsepnya [4]. Konsep tersebut
tidak cocok diterapkan pada pembelajaran IPS karena mengharuskan siswa belajar
secara praktik langsung dengan gerakan tubuh. Jadi yang digunakan pada
penelitian ini adalah konsep Auditory, Intellectually, Repetition, dan Visualization.
Aplikasi Adobe Flash dilengkapi dengan graphics, audio dan visual yang
masing-masingnya mempunyai kelebihan tersendiri sehingga semakin cocok
digunakan sebagai media pembelajaran. Fungsi media Adobe Flash dalam
pembelajaran berhubungan dengan hasil belajar siswa yaitu : 1) Sebagai alat
untuk menumbuhkan motivasi siswa; 2) Sebagai alat untuk menjelaskan materi
secara visual, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan
guru; 3) Sebagai media interaksi siswa dengan guru menjadi lebih baik; 4)
Menjadikan pelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan [7].
Hafalan adalah aktivitas yang menitikberatkan pada daya ingatan
(memory type of learning) seseorang tentang sesuatu. Jadi arti dari menghafal
adalah suatu cara belajar dengan menggunakan daya ingatan yang tajam untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Seseorang dikatakan sudah
mengahafalkan sesuatu bila : 1) Hafalan telah masuk diingatan; 2) Dapat
mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain) [8].
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus dengan mengambil

kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa adalah sama yaitu 30 siswa. Pengambilan sampel dilakukan
dengan purpossive sampling atau dengan memperhatikan usulan dari ahli, yaitu
berdasarkan rekomendasi dari guru pengampu mata pelajaran IPS di SMP Negeri
1 Pringapus dan juga berdasarkan kemampuan siswa yang dilihat dari daftar nilai.

4

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian yang menuntut peneliti untuk
memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati
variabel terikat, untuk melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi variabel bebas
(Independent) tersebut atau penelitian yang melihat hubungan sebab akibat kepada
dua atau lebih variabel dengan memberi perlakuan lebih [10]. Penelitian terdiri
dari beberapa tahapan :
Pra Penelitian

Mendesain Pembelajaran

Penerapan Desain Pembelajaran

Analisis Hasil Penelitian
Gambar 1 Tahapan Penelitian

Gambar 1 menunjukan tahapan penelitian yang dilakukan. Tahap penelitian
yang pertama adalah pra penelitian. Pada tahap ini dilakukan observasi dan
wawancara. Observasi bertujuan untuk mengamati bagaimana proses
pembelajaran yang selama ini terjadi serta perilaku siswa maupun guru selama
proses pembelajaran berlangsung, media pembelajaran yang digunakan selama ini
dan mengetahui sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
penelitian. Wawancara ditujukan kepada guru yang dilakukan pada 2 tahap, yaitu
tahap awal dan akhir. Pada tahap awal, wawancara dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pembelajaran yang selama ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus,
kelebihan dan kekurangan dari penerapan metode tersebut dan kendala apa saja
yang dihadapi guru dalam menerapkannya. Wawancara pada tahap akhir untuk
mengetahui tanggapan guru terhadap penerapan metode AIR dan SAVI
menggunakan video pembelajaran, kelebihan dan kekurangan dari penerapan
metode tersebut dan kendala apa saja yang dihadapi.
Tahap penelitian yang kedua adalah mendesain strategi pembelajaran.
Desain strategi pembelajaran yang dibuat adalah dengan mendesain alur
pembelajaran dan membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain
alur pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.

5

Gambar 2 Alur Pembelajaran

Gambar 2 menunjukan alur pembelajaran pada kelas eksperimen dan
kontrol, pertemuan pertama diberikan Pre-test untuk mengukur pengetahuan awal
siswa pada kedua kelas, selanjutnya pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan
dengan metode konvensional dan ceramah, sedangkan pada kelas eksperimen
menggunakan metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran. Pertemuan
kedua dilakukan Post-test untuk mengukur pengetahuan siswa setelah diberi
perlakuan. Pada pertemuan ketiga diberikan tes uraian untuk mengukur
kemampuan menghafal siswa.
Tahap penelitian yang ketiga adalah penerapan desain pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pringapus pada kelas VIII A dan
VIII B sebagai subjek penelitian. Pelaksanaan dilakukan hanya pada kelas
eksperimen. Pembelajaran berlangsung dengan metode AIR dan SAVI
menggunakan video pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
menghafal siswa pada mata pelajaran IPS.
Tahap penelitian yang terakhir adalah analisis hasil pembelajaran. Tahap
ini dilakukan untuk mengetahui hasil dari penerapan desain pembelajaran. Hasil
penelitian diukur dengan menggunakan soal Pre-test, Post-test dan tes uraian
yang hasilnya akan langsung dievaluasi untuk dapat mengetahui bagaimana hasil
pembelajaran siswa di SMP Negeri 1 Pringapus pada mata pelajaran IPS.
Pengolahan data dan analisa hasil penelitian dengan membadingkan hasil Posttest, Pre-test dan tes uraian dengan menggunakan perhitungan rata-rata dari kelas
kontrol dan eksperimen.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi,
observasi dan wawancara. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dan informasi seperti Silabus, RPP mata pelajaran IPS di

6

SMP Negeri 1 Pringapus, buku paket IPS kelas VIII semester 1 dan Daftar Nama
Siswa. Pengumpulan data seperti silabus dan RPP digunakan sebagai acuan untuk
penyampaian materi dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Selanjutnya mendesain Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
pembelajaran menggunakan metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran.
Observasi dilakukan pada awal penelitian untuk mengetahui bagaimana
keadaan dan tingkah laku siswa maupun guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Untuk melihat cara mengajar dan media yang digunakan guru dalam
mengajar, perhatian siswa, serta respon siswa pada saat pelajaran.
Wawancara dilakukan pada guru dan siswa. Wawancara pada guru
dilakukan pada tahap awal penelitian dan pada akhir penerapan metode AIR dan
SAVI menggunakan video pembelajaran. Wawancara pada siswa dilakukan dalam
bentuk pertanyaan refleksi, untuk mengetahui tanggapan siswa setelah penerapan
metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran.
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus,
proses pembelajaran yang selama ini diterapkan masih kurang efisien karena
pembelajaran hanya berpusat pada guru (Teacher Centered) yang menerangkan
materi dan siswa sebagai pendengar. Beberapa faktor yang menyebabkan masih
rendahnya daya hafal siswa terhadap materi yang diajarkan seperti media yang
digunakan guru untuk pembelajaran masih kurang menarik karena hanya buku
sebagai bahan belajar.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru ditahap awal,
diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang selama ini diterapkan menggunakan
metode konvensional dan ceramah. Guru hanya menggunakan buku dalam
menyampaikan materi. Menurut guru pembelajaran menggunakan metode
konvensional memiliki kekurangan yaitu pada pemahaman siswa yang hanya
verbalistik, siswa pasif karena pembelajaran hanya berpusat pada guru. Dalam
penerapan metode tersebut guru menghadapi kendala seperti siswa yang masih
pasif dan tidak tertarik dalam menikuti pembelajaran.
Media yang diterapkan pada pembelajaran IPS materi sejarah pada sub
tema “Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia”
ini menggunakan video pembelajaran. Sehingga dalam penerapan serta
penggunaannya media ini sangat memudahkan dalam menyampaikan materi
pembelajaran, karena lebih menarik dan variatif. Berikut adalah tampilan dari
video pembelajaran.

7

Gambar 3 Tampilan Video Pembelajaran

Gambar 3 menunjukan tampilan media pembelajaran, media dibuat
menggunakan aplikasi Adobe Flash dengan menggunakan sekumpulan gambar
dan tulisan yang digerakan sehingga membentuk sebuah animasi. Animasi yang
dihasilkan berupa file movie yang dihasilkan berupa grafik atau teks. Penggunaan
gambar yang bergerak dalam bentuk animasi membuat perhatian siswa terhadap
pembelajaran tetap fokus, siswa tertarik dan tidak bosan. Selain itu flash juga
memiliki kemampuan untuk mengimpor file suara, video maupun file gambar dari
animasi lain [7].
Sebelum media diterapkan dalam pembelajaran, media dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan pakar ahli. Dalam penelitian ini adalah guru, media
dikonsultasikan kepada guru apakah sudah sesuai dengan materi dan silabus
pembelajaran IPS. Selain itu diberikan pengarahan serta pelatihan kepada guru
tentang cara menerapkan metode AIR dan SAVI dalam pembelajaran dan cara
mengaplikasikan media pembelajaran tersebut. Proses ini dilakukan dalam dua
kali pelatihan, penjelasan tentang pelatihan dan pengarahan kepada guru dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Pengenalan Metode dan Media
Tahap
Pertama

Kedua






Kegiatan
Menunjukan media kepada guru sebelum diterapkan pada pembelajaran.
Mengkonsultasikan kepada guru apakah media sudah sesuai dengan
materi dan silabus.
Guru diberi penjelaskan tentang konsep-konsep dalam metode AIR dan
SAVI, serta tahapan-tahapan metode yang diterapkan dalam pembelajaran
yang sudah dirancang dalam RPP kelas eksperimen.
Guru diberi penjelasan tentang alur pembelajaran dengan metode AIR dan
SAVI menggunakan video pembelajaran.

8

Tabel 1 menunjukan kegiatan sebelum penerapan metode AIR dan SAVI
menggunakan video animasi, yaitu tentang tahapan pelatihan dan pemahaman
guru tentang metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus, yang
hanya dilakukan pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII A. Pembelajaran
berlangsung dengan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran
yang dilakukan selama tiga kali Treatment. Pokok bahasan materi yang diberikan
pada penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kolonialisme
Barat di Indonesia”. Kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Perbandingan Desain RPP
Kelas Eksperimen
Apersepsi
Guru mempersiapkan ruang kelas,
absensi, jurnal, kebersihan dan
ketenangan.

Kelas Kontrol
Apersepsi
Guru mempersiapkan ruang kelas,
absensi, jurnal, kebersihan dan
ketenangan.

Memotivasi
Guru memberi penjelasan tentang
pokok bahasan, pengertian, contoh,
pemahaman materi yang akan
dipelajari.

Memotivasi
 Guru memberi penjelasan tentang
pokok bahasan, pengertian, contoh,
pemahaman materi yang akan
dipelajari.
 Guru memberi penjelasan bahwa
pembelajaran akan menggunakan
metode AIR dan SAVI dengan video
pembelajaran.
 Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru

Rambu-rambu belajar
Rambu-rambu belajar
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang tujuan akhir dari pembelajaran
tentang tujuan akhir dari pembelajaran
materi pada hari itu.
materi pada hari itu.
Eksplorasi
Eksplorasi
Guru menjelaskan materi dengan metode  Guru menyampaikan materi dengan
ceramah.
menayangkan video animasi.
 Siswa melakukan konsep Visualization
yaitu dengan memperhatikan dan
menyimak video pembelajaran.
 Guru memperjelas materi yang sudah
diberikan dengan metode Repetition
yaitu dengan mengulang kembali
video pembelajaran sampai siswa
paham dan hafal tentang materi yang
diajarkan.
Elaborasi
Guru meminta siswa mempelajari buku
paket.

Elaborasi
 Guru meminta siswa untuk

9

membentuk kelompok dengan diberi
tugas meringkas tentang materi yang
telah disampaikan dengan video
pembelajaran.
 Siswa membentuk kelompok sesuai
dengan arahan dari guru
 Siswa melakukan konsep Intellectually
yaitu dengan diskusi kelompok
tentang materi yang telah diajarkan
melalui video pembelajaran
Konfirmasi
Guru melakukan kesimpulan akhir dari
pembelajaran pada hari itu.

Kegiatan Akhir
Guru mempersiapkan siswa untuk
meninggalkan ruang kelas.

Konfirmasi
 Siswa melakukan konsep Auditory
yaitu dengan presentasi secara
kelompok
 Guru dan siswa melakukan
pembahasan serta kesimpulan akhir
dari materi yang telah
dipresentasikan.
Kegiatan Akhir
Guru mempersiapkan siswa untuk
meninggalkan ruang kelas.

Tabel 2 menunjukan perbedaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen pertemuan pertama
proses pembelajaran dimulai dengan guru bersama siswa menyampaikan salam
dan berdoa. Guru mengecek kebersihan kelas, kehadiran siswa, kesiapan siswa
dalam menerima pelajaran, menyiapkan media, alat dan bahan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru memberi penjelasan mengenai prosedur
pelaksanaan pembelajaran menggunakan video pembelajaran. Guru memberikan
penjelasan tentang pokok bahasan, sub pengertian, contoh, pemahaman materi
yang akan dipelajari. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang proses
pembelajaran yang akan berlangsung. Setelah siswa paham dengan penjelasan
dari guru, diberikan Pre-test untuk mengukur pengetahuan awal siswa sebelum
perlakuan menggunakan video pembelajaran. Soal Pre-test terdiri dari 20 butir
soal dengan indikator yang sudah disesuaikan pada silabus dan RPP.
Selanjutnya penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video
pembelajaran IPS tentang sub tema “Pengaruh Keunggulan Lokasi terhadap
Kolonialisme Barat di Indonesia”. Berikut adalah penerapan konsep-konsep
dalam metode AIR dan SAVI dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 3 Penerapan Metode AIR dan SAVI
Konsep
Visualization

Kegiatan belajar
Guru
Siswa
Memutar video pembelajaran Memperhatikan dan menyimak
dan menerangkan materi secara materi
pelajaran
yang
garis besar, berdasarkan subtopik disampaikan
dengan
video
materi.
pembelajaran.

10

Intellectually

Auditory

Repetition

Meminta
siswa
untuk Melakukan diskusi kelompok
membentuk kelompok diskusi tentang tugas yang diberikan guru,
dan memberi tugas.
yaitu tugas untuk meringkas
materi yang telah disampaiakan
dengan video pembelajaran.
Meminta siswa untuk
Melakukan presentasi tentang
mempresentasikan hasil diskusi
materi yang telah diajarkan
kelompok.
menggunakan video pembelajaran
dengan kelompok diskusi masingmasing.
Melakukan pengulangan video Memperhatikan dan menyimak
pembelajaran.
pengulangan video pembelajaran.

Tabel 3 menunjukan penerapan konsep-konsep metode AIR dan SAVI
dalam pembelajaran. Guru menerapkan konsep Visualization yaitu memutarkan
video pembelajaran dan menerangkan materi secara garis besar, berdasarkan
subtopik materi, siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan dari guru.
Kemudian dilanjutkan dengan konsep Repetition yaitu pengulangan, pada
kegiatan ini pengulangan diterapkan pada pemutaran video secara berulang-ulang
dengan tujuan untuk membantu siswa dalam mengingat materi sehingga mudah
untuk dihafalkan, serta untuk memerdalam pemahaman materi yang diajarkan
dalam video animasi tersebut. Pada kegiatan ini siswa menyimak dan
memperhtikan video pembelajaran, guru mengamati aktivitas siswa.
Setelah menyimak video, guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok diskusi dengan tugas masing-masing kelompok meringkas materi dari
video pembelajaran yang telah disampaikan, kemudian masing-masing kelompok
melakukan presentasi ke depan kelas tentang hasil diskusinya dan ditanggapi oleh
kelompok lain. Pada kegiatan ini konsep Auditory diterapkan, yaitu dengan siswa
berbicara langsung pada saat diskusi kelompok, mendengarkan dan
mengemukakan pendapat pada saat kelompok lain sedang presentasi, dan
berargumentasi untuk menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang
berpresentasi.
Pertemuan kedua dilanjutkan pemutaran video pada materi selanjutnya
yaitu “Melawan Keserakan Penjajahan”. Proses pembelajaran dengan video
pembelajaran ini dilakukan dengan kosep Repetition atau berulang-ulang seperti
pada pertemuan pertama, agar siswa benar-benar menguasai materi dan hafal
tentang isi materi dalam video. Sehingga ketika diadakan tes untuk selanjutnya
dapat meningkatkan hasil tes dan kemampuan siswa dalam menghafal.
Setelah pemutaran video pembelajaran, siswa kembali membentuk
kelompok sesuai dengan pengarahan guru untuk melakukan diskusi tentang materi
yang sebelumnya sudah diberikan melalui media pembelajaran video
pembelajaran. Setiap kelompok diberikan tugas untuk merangkum materi apa
yang telah mereka dapat dengan melihat video pembelajaran, pada kegiatan ini
konsep Intellectually diterapkan yaitu dengan siswa belajar memecahkan masalah,
berlatih menggunakan nalar, menyelidiki, mengkonstruksi, dan konsentrasi
pikiran dari soal yang diberikan guru. Kemudian sebagai perwakilan kelompok

11

maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, sedangkan
kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang ada di depan.
Pada pertemuan ketiga dilakukan pemutaran video secara keseluruhan,
untuk mengulas kembali tentang materi pelajaran IPS yang diajarkan. Kemudian
dilakukan Post-test untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan
menggunakan video pembelajaran.
Pada pertemuan keempat guru memberikan tes akhir berupa soal uraian.
Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghafal, karena
isian berupa materi hafalan yang sebelumnya sudah diajarakan melalui video
pembelajaran animasi. Meningkat atau tidaknya kemampuan siswa dalam
menghafal materi dapat di ukur dari hasil soal uraian yang di berikan. Tes ini juga
digunakan sebagai pengukuran apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa
pada Treatment Class dan Control Class.
Kemudian pada akhir pembelajaran dilakukan pertanyaan refleksi kepada
siswa. Pertanyaan tersebut berisi tentang pendapat siswa setelah mengikuti
pembelajaran IPS dengan video pembelajaran dan bagaimana tanggapan siswa
tentang pembelajaran tersebut. Berdasarkan jawaban keseluruhan dari siswa dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan video pembelajaran pada
pelajaran IPS lebih menarik antusias siswa dalam belajar, siswa tidak merasa
jenuh atau bosan. Menurut mereka pembelajaran menjadi menyenangkan dan
menarik, sehingga siswa menjadi mudah memahami materi dengan video
pembelajaran yang disajikan berupa gambar gerak dan suara. Meskipun video
pembelajaran diterapkan berulang-ulang namun tidak membuat siswa merasa
bosan seperti pada pembelajaran konvensional. Materi yang diberikan lebih dapat
diserap sehingga mudah untuk dihafal dengan video dibandingkan harus membaca
buku atau mendengarkan penjelasan dari guru seperti pada pembelajaran yang
sebelumnya.
Dilakukan juga wawancara ditahap akhir mengenai tanggapan guru
tentang penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran,
diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan metode AIR dan SAVI menggunakan
video pembelajaran dapat menarik antusiasme siswa dalam belajar dan mampu
memperdalam pemahaman siswa dalam menangkap materi. Menurut guru
pembelajaran dengan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran
sangat menarik, namun kelemahannya guru hanya sebagai fasilitator saja. Adapun
kendala yang dihadapi guru seperti, perlunya persiapan dalam pembuatan media
dan tidak semua guru dapat memebuat media tersebut.
Pengolahan dan analisis terhadap nilai Pre-test dan Post-test untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukannya perlakuan, baik
itu kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk mengetahui peningkatan
kemampuan menghafal siswa setelah penerapan metode AIR dan SAVI
menggunakan video pembelajaran, maka dilakukan juga soal uraian di akhir
pembelajaran. Berikut adalah tabel perbandingan nilai Pre-test, Post-test dan tes
uraian.

12

Tabel 5 Hasil belajar

Kelas
Eksperimen

Nilai rata-rata
Pre-test
64.5

Nilai rata-rata
Post-test
85.5

Nilai rata-rata
Tes Uraian
74.5

64

71

62.5

Kontrol

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Pre-test pada
kelas eksperimen sebesar 64.5 dan kelas kontrol 64, yang berarti kedua kelas
memiliki kemampuan awal yang hampir sama. Setelah diberikan treatment
dengan memberikan Post-test kemampuan siswa mempunyai perbedaan yang
singnifikan yaitu kelas eksperimen sebesar 85.5 sedangkan kelas kontrol sebesar
71. Untuk lebih meyakinkan kemampuan menghafal siswa diberikan tes akhir
dengan soal uraian yang terdiri dari 10 soal, diperoleh nilai rata-rata pada kelas
eksperimen sebesar 74.5 sedangkan pada kelas kontrol 62.5, yang berarti hasil
belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol walaupun kedua kelas mengalami peningkatan.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah grafik perbandingan nilai
rata-rata Pretest, Postest dan soal uraian dari kelas eksperimen dan kontrol.
100
80
60
Eksperimen

40

Kontrol
20
0
1

2

3

Gambar 4 Grafik Hasil belajar

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan metode
AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran dan pada kelas kontrol
menggunakan metode konvensional, terlihat bahwa hasil belajar mata pelajaran
IPS dari kedua kelas mengalami peningkatan yang berbeda. Hasil Pre-test
menunjukan bahwa hasil belajar dari kelas eksperimen dan kontrol hampir sama
dengan selisih 0,5. Hasil Post-test menunjukan adanya peningkatan dari kedua
kelas dengan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dengan
selisih 14,5. Sedangkan selisih hasil belajar dari kelas eksperimen dan kontrol
adalah 12, pada tes uraian tidak ada peningkatan hasil belajar dari kedua kelas
karena tingkat kesulitan dari soal tes yang diberikan berbeda yaitu pilihan ganda
pada Post-test dan uraian pada tes uraian.

13

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol, maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video
pembelajaran berhasil meningkatkan hasil belajar dan kemampuan menghafal
siswa dari pada pembelajaran dengan menggunakan media konvensional dan
ceramah.
Hasil belajar dari penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video
pembelajaran dalam pembelajaran IPS pada subtema “Pengaruh Keunggulan
Lokasi Terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia” lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan oleh guru.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam
memahami materi pembelajaran [2]. Selain itu juga mampu menumbuhkan
antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, pemahaman siswa terhadap materi
lebih dalam, proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, daya ingat siswa
meningkat dengan adanya kombinasi gambar bergerak dan suara, sehingga
meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun dengan adanya media pembelajaran
menggunakan video pembelajaran peran guru menjadi berkurang, hal ini justru
akan menuntut siswa lebih aktif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran.
5. Simpulan dan Saran
Berdasarkan pengujian dan analisis, penerapan metode AIR dan SAVI
menggunakan video pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menghafal
siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pringapus pada mata pelajaran IPS. Setelah
diterapkannya metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran ini
mampu menarik perhatian siswa untuk memperhatikan ketika materi disampaikan,
tidak ada lagi siswa yang berbicara dengan teman sebangku maupun teman
lainnya, siswa cenderung memperhatikan materi yang disajikan dengan video
pembelajaran. Dengan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
menjadikan siswa tidak bosan lagi dengan pembelajaran IPS. Hal tersebut
membuat siswa mampu memahami materi dengan baik, sehingga dalam
menghafalkannyapun lebih mudah dari sekedar membaca buku seperti biasanya.
Peningkatan kemampuan menghafal siswa dapat dilihat dari hasil nilai tes soal
uraian yang menunjukan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai kelas
konvensional.
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya
tentang penggunaan media pembelajaran pada materi lain dan dapat
mengembangkan dengan media interaktif misalnya, agar media pembelajaran
lebih bervariatif. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan tentang
metode AIR dan SAVI dengan pembelajaran menggunakan media video
pembelajaran untuk materi pengaruh keunggulan lokasi terhadap kolonialisme
bangsa barat di Indonesia, sehingga dapat diketahui bahwa dengan penggunaan
media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Kepada guru sebaiknya
dapat mengembangkan lagi penggunaan media pembelajaran berupa video
pembelajaran untuk materi pengaruh keunggulan lokasi terhadap kolonialisme
bangsa barat di Indonesia.

14

6. Daftar Pustaka
[1]

Aman. (2011). Model Evaluasi Pembelajaran sejarah, Yogyakarta :
Ombak.
[2] Musfiqin, H. M. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran,
Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya.
[3] Mustaqimah.
(2012).
Efektivitas
Model
Pembelajaran
AIR
(Auditory,Intellectually, Repetition) dengan Setting Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT (Teams Games-Tournament) Terhadap Pemahaman
Kosep dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15
Yogyakarta.UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
[4] Risna, I. W. (2012). Penggunaan Model Pembelajaran Somatic, Auditory,
Visualization, Intellectually (SAVI) untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsepm Gaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
[5] Hasrul. (2010, April). Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran
Multimedia Interaktif. Volume 2, Nomor 1.
[6] Soekartawi. (2003). Prinsip Dasar E-learning : Teori Dan Aplikasinya Di
Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
[7] Izham, Dedy. Pengenalan Adobe Flash.
[8] Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang:
CV. Widya Karya, 2009)
[9] Sudjana, H. D. (2010). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif,
Bandung : Falah Production.
[10] Sulaiman, W. (2003). Statistik Non-Parametik : Contoh Kasus dan
Pemecahannya dengan SPSS, Yogyakarta : Andi Offset.

15

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24