KLPJ PERTAHANAN 2014 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

4.1.9

URUSAN WAJIB PERTANAHAN

4.1.9.1

KONDISI UMUM

Peraturan yang mendasari penyelenggaraan urusan pertanahan di tingkat kota
antara lain Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
pasal 13 dan 14, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
Selanjutnya Permendagri Nomor 26 Tahun 2006 Pasal 32 menegaskan bahwa
pertanahan merupakan urusan wajib yang mempunyai klasifikasi fungsi dan kode
rekening tersendiri. Sehingga Pelayanan pertanahan merupakan salah satu urusan
wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota.
Urusan pertanahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota secara umum
terbagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai regulator dan fasilitator. Pertama, Fungsi

mengatur terlihat dari kewenangan Pemberian Ijin Lokasi, Izin Membuka Tanah, dan
Perencanaan Penggunaan Tanah Wilayah Kota. Kedua, Fungsi fasilitator yang terlihat
dari kewenangan dalam hal Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan, Penyelesaian
Masalah Ganti Kerugian dan Santunan Tanah Untuk Pembangunan, Penetapan
Subyek dan Obyek Redistribusi Tanah, serta Ganti Kerugian Tanah Kelebihan
Maksimum dan Tanah Absentee, Penetapan Tanah Ulayat, Pemanfaatan dan
Penyelesaian Masalah Tanah Kosong.
Selain fungsi tersebut, Pemerintah Kota Semarang juga melaksanakan kegiatan
yang berkaitan dengan pengadaan tanah untuk pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan Umum. Peraturan perundangan yang menjadi landasan dasar untuk
melaksanakan kegiatan tersebut adalah:
1.

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

2.

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum;

3.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi

hal | 212

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
4.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.2/2013 tentang Biaya Operasional
dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan

untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;

5.

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah;

6.

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2013 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 18 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

4.1.9.2

KEBIJAKAN PROGRAM


Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib
administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-masalah atau konflik pertanahan.
Pada tahun 2014, program yang dilaksanakan pada Urusan Wajib Pertanahan
adalahProgram penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan Basis Data Pertanahan
sesuai dengani bidang tanah/persil/kapling di tingkat Kelurahan, pengoperasian
Program Data Pertanahan serta pemberian pelatihan kepada staf kelurahan.
Adapun kegiatan Fasilitasi Penanganan Konflik-Konflik Pertanahan dalam
rangka fasilitasi pemecahan masalah / konflik pertanahan dianggarkan pada anggaran
Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

4.1.9.3

REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

4.1.9.3.1

PENDANAAN


Alokasi dana yang disediakan untuk pelaksanaan program/kegiatan dalam
Urusan Pertanahan pada tahun 2014 cukup besar, yaitu sebesar Rp. 550.000.000,pada anggaran murni. Selanjutnya pada perubahan anggaran 2014 memperoleh
tambahan anggaran sebesar Rp. 965.122.500,- sehingga keseluruhannya menjadi
Rp. 1.515.122.500,-.

hal | 213

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

Sedangkan untuk kegiatan Fasilitasi Penanganan Konflik-Konflik Pertanahan
pada tahun 2014 masuk dalam Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
dengan nama Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah dengan anggaran sebesar Rp. 90.000.000,-.
Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Pertanahan adalah
sebagai berikut:
Program Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
Kegiatan yang dilaksanakan dalam Program ini adalah sebagai berikut :
NO


1

KEGIATAN
SKPD : SETDA (Bag. Tata Pemerintahan)
Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah
JUMLAH PROGRAM

4.1.9.3.2

ANGGARAN
(Rp.)

REALISASI
(Rp.)

PERSEN
TASE
(%)


1.515.122.500

1.481.363.500

97,77

1.515.122.500

1.481.363.500

97,77

HASIL YANG DICAPAI

Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan urusan
pertanahan tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1.

Pelaksanaan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah (P5T) sampai dengan tahun 2013 sebanyak 50 Kelurahan.
Selanjutnya pada tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 41 Kelurahan yang terdiri
dari 12 Kelurahan (anggaran murni) serta 29 Kelurahan (anggaran perubahan)
sehingga sampai dengan tahun 2014 terdapat 91 Kelurahan yang sudah
melaksanakan. Kegiatan P5T bertujuan untuk menyediakan informasi Data
Pertanahan bidang tanah / persil / kapling di tingkat Kelurahan.

2.

Kewenangan Pemerintah Kota dalam urusan Pertanahan lebih banyak berperan
sebagai fasilitator. Hal ini terlihat dari beberapa kewenangan seperti
Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan, Penyelesaian Masalah Ganti Kerugian
dan Santunan Tanah Untuk Pembangunan, Penyelesaian Masalah Ganti
Kerugian dan Santunan Tanah Untuk Pembangunan, Penetapan Subyek dan
Obyek Redistribusi Tanah, serta Ganti Kerugian Tanah Kelebihan Maksimum
dan Tanah Absentee, Penetapan Tanah Ulayat, Pemanfaatan dan Penyelesaian
Masalah Tanah Kosong.
Jumlah kasus yang masuk di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014
sejumlah 20 kasus dan seluruhnya telah dapat difasilitasi dalam upaya


hal | 214

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

penyelesaiannya. Jumlah ini menurun dibandingkan Tahun 2013 sejumlah 25
kasus.
3.

Dalam rangka pengadaan tanah untuk pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang antara
lain adalah :
a.

Pembangunan Waduk Jatibarang;

b.

Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api (Double Track) Lintas Pekalongan –
Semarang


c.

Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api (Double Track) Lintas Semarang –
Bojonegoro

d.

Pembangunan dan Pelebaran Jalan Kartini – Jolotundo – Gajah;

e.

Normalisasi Kali Beringin;

f.

Pembangunan Embung Hulu Kali Beringin;

g.

Pembangunan underpass jatingaleh.


4.1.9.4

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Permasalahan urusan pertanahan yang dihadapi khususnya terkait dengan

Kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
(P5T) ini belum optimal dikarenakan tidak semua pemilik bidang tanah
mengembalikan formulir yang telah dibagikan oleh petugas Kelurahan.

4.1.9.5

RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut,
antara lain dengan mengintensifkan pelaksanaan sosialisasi lebih lanjut terkait dengan
manfaat dari inventarisasi data pertanahan di Kelurahan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengoptimalkan peran petugas kelurahan pada saat pengambilan data bidang
tanah guna penyusunan database pertanahan di tingkat kelurahan.

hal | 215